Jawaban Uas Etika Bisnis-Argo Victoria [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) Rabu, 17 Maret 2021 NAMA MATA KULIAH DOSEN KELAS



: ARGO VICTORIA (Ong) : ETIKA BISNIS : IIK SURYATI AZIZAH,M.A : S1 TRANSPORTASI LAUT (EKSTENSI)



1. Etika pada dasarnya adalah sesuatu moral yang menyangkut benar atau salah, baik atau buruk dalam berperilaku. Dalam konsep etika bisnis terdapat pengertiannya yaitu perilaku etis atau tidak etisnya yang dilakukan oleh pemimpin, manajer, dan karyawan dalam hal yang menyangkut hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika Bisnis menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen untuk menjadikannya sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan yang dilandasi moral. Sama halnya dengan etika profesi tidak jauh berbeda keduanya diperlukan dalam sebuah peusahaan, etika profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat ataupun konsumen. Etika profesi adalah aturan-aturan yang dijadikan pedoman bagi seorang profesional dalam melaksanakan pekerjaannya. 2. Etika secara umum dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 1. Etika Umum Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mangambil keputusan etis, teoriteori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori. 2. Etika khusus Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Penerapannya dapat berupa bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Selain itu penerapannya juga dapat berupa bagaimana menilai prilaku diri dan orang lain dalam



bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan. Etika khusus dibagi menjadi dua bagian : a. Etika Individu Etika individu ini adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri, misalnya: 1) Memelihara kesehatan dan kesucian lahiriah dan batiniah. 2) Memelihara kerapian diri, kamar, tempat tingggal, dan lainnya. 3) Berlaku tenang 4) Meningkatkan ilmu pengetahuan. 5) Membina kedisiplinan , dan lainnya. b. Etika sosial Etika social adalah etika yang membahas tentang kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai anggota masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara individu maupun dalam kelembagaan (organisasi, profesi, keluarga, negara, dan lainnya).Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu disebut kode etika atau kode etik.



3. Edgar Schein merumuskan model budaya organisasi, dimana asumsi dasar membentuk nilai-nilai dan nilai-nilai membentuk praktik dan perilaku, yang merupakan bagian dari wujud budaya. Organisasi tidak mengadopsi budaya dalam satu hari dan pada kenyataannya belajar dari pengalaman masa lalu dan mulai mempraktikan-nya setiap hari sehingga membentuk budaya tempat kerja. Schein beranggapan bahwa ada tiga tingkatan atau level yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Artefak Schein mengatakan bahwa artefak merupakan penanda permukaan budaya di setiap organisasi. Bagian budaya yang terlihat dan dapat dilihat oleh pengunjung atau "orang luar" bisa bentuk dalam aspek-aspek berikut ini: 



Artefak fisik yang dapat ditemukan melalui arsitektur dan pengaturan interior, ruang fisik, penempatan, dan desain kantor, dekorasi, cara berpakaian dan bahkan kenang-kenangan atau penghargaan yang pernha diperoleh.







Bahasa memberikan budaya melalui cara berbicara, tutur kata, level dan jenis suara, slogan dan ekspresi khusus.







Cerita dan mitos yang beredar di antara anggota organisasi menunjukkan jenis orang atau tindakan apa yang dianggap heroik, bagaimana jenis situasi tertentu harus ditangani, apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang terjadi dalam organisasi ini jika seseorang bertindak dengan cara tertentu dan seterusnya. Yang sangat menarik adalah kisah yang menceritakan apa yang terjadi di organisasi 'kami' jika orang berstatus tinggi melanggar aturan, apa yang terjadi jika organisasi harus memilih antara keuntungan dan orang, apa yang terjadi jika Anda membuat kesalahan di sini / di sana. Kisah-kisah ini bisa tentang hari lain di tempat kerja-di sini, atau tentang peristiwa-peristiwa penting serta tentang kejayaan masa lalu organisasi.







Teknologi juga merupakan bagian dari budaya, karena mencerminkan dan membentuk nilai-nilai dan asumsi melalui operasi, bahan, dan pengetahuan.







Tradisi yang terlihat ditampilkan pada upacara dan ritual, praktik sosial, praktik kepemimpinan, dan tradisi kerja yang menunjukkan 'cara kami melakukan sesuatu'.



Artefak terlihat, tetapi itu tidak berarti bahwa mereka dapat dipahami dengan mudah dan oleh semua orang. Bahkan, artefak dapat membingungkan bagi pengamat yang tergoda untuk menggunakan label dan stereotip yang tersedia saat melihatnya. Dengan demikian, pembentuk budaya serta pengamat harus menghindari terlalu banyak ke detail artefak, serta terlalu bersifat generalisasi dan pelabelan. 2. Nilai-nilai Nilai-nilai berada pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan nilai-nilai tersebut mencerminkan pendapat bersama para anggota tentang 'bagaimana hal-hal seharusnya terjadi'. Ketika kami mengatakan 'pendapat', itu berarti bahwa ketika datang ke akting, anggota ini mungkin atau mungkin tidak bertindak sesuai nilai-nilai mereka. Nilai-nilai membantu anggota organisasi mengelompokan situasi dan tindakan mana yang tidak diinginkan atau yang diinginkan. Nilai-nilai jarang mengarah langsung ke asumsi dasar bahkan setelah nilai-nilai telah diartikulasikan, didaftar dan diatur sesuai dengan prioritas mereka. Pengamat hanya dapat menemukan bahwa nilai-nilai tidak membentuk suatu pola, atau bahwa mereka bertentangan, atau tidak sesuai dengan perilaku yang diamati. 3. Asumsi dasar



Asumsi adalah semacam kepercayaan yang diterima begitu saja sebagai fakta sehingga tidak pernah ditentang. Pola asumsi dasar berkembang di antara anggota kelompok sosial dan menjadikan inti budaya dalam organisasi apa pun. Ketika asumsi dasar dipahami, artefak dan nilai yang nampak terisolasi dan membingungkan menjadi koheren. Schein (1985) memberikan enam jenis asumsi yang membentuk paradigma untuk setiap organisasi: 



Asumsi tentang apa itu "kebenaran" dalam masalah fisik dan sosial, bagaimana realitas dan kebenaran ditentukan, dan apakah kebenaran akan diungkapkan atau ditemukan.







Asumsi tentang pentingnya waktu dalam suatu kelompok, bagaimana waktu harus didefinisikan dan diukur.







Asumsi tentang bagaimana ruang harus dimiliki dan dialokasikan, makna simbolis ruang di sekitar orang, peran yang dimainkan ruang dalam membentuk hubungan antara individu dan batas antara keintiman dan privasi.







Asumsi dasar tentang aspek intrinsik atau hakiki dari sifat manusia, apakah sifat manusia pada dasarnya baik atau buruk dan apakah itu dapat disempurnakan.







Asumsi tentang hubungan organisasi dengan lingkungannya, pemahaman tentang pekerjaan dan permainan, dan seberapa banyak kegiatan serta waktu senggang yang pantas.







Asumsi tentang cara yang tepat bagi orang untuk berhubungan satu sama lain, cara yang tepat untuk mendistribusikan kekuasaan dan tanggung jawab, manfaat relatif dari kerja sama dibanding kompetisi, individualisme atau kolaborasi kelompok, dasar-dasar kepemimpinan - apakah itu harus menjadi otoritas tradisional, hukum atau karisma. Cara yang tepat untuk menyelesaikan konflik dan membuat keputusan.



4. Etika yang diterapkan di perusahaan kadangkala bertentangan dengan normanorma atau nilai yang berlaku di masyarakat, dikarenakan, penjelasan sebagai berikut: Etika bisnis merupakan cara atau sikap dalam bisnis ataupun organisasi, yang mencakup aspek yang sangat luas berkaitan dengan masyarakat luas, pribadi ataupun dengan perusahaan. Etika yang berkaitan erat dengan norma dan peraturan yang ada dalam masyarakat namun lebih condong pada aturan pengusaha atau bos dalam perusahan.



Didalam suatu perusahaan haruslah ada etika dalam bekerja dan menjalankan tugas dengan baik, etika bisnis dalam perusahaann menjadi standard dan pedoman bagi semua karyawan yang terlibat dalam manajemen perusahaan. Pedoman untuk mejalankan pekerjaan atau tugas yang sudah menjadi kewajiban karyawan untuk melaksanakannya dilandasi dengan sikap yang jujur dan professional dalam bekerja. Tidak boleh mengenal belas kasihan tertama masalah harga entah pada keluarga maupun kerabat. Asalkan sudah ada ketetapan harga dasar maka ia tidak boleh menjualnya di bawah harga yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Dalam perusahaan etika bisnis guna untuk membentuk peraturan atau norma dan perilaku karyawan dalam menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan, atasan, rekan kerja, ataupun pemegang saham dan pihak luar lainnya terutama koleg kerja / bisnis, bukan masyarakat umum sebebasnya. Etika bisnis juga salah satu unsur untuk melihat apakah perusahaan itu maju atau mundur dalam menjalankan bisnisnya. Dengan melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar dalam suatu bisnis ataupun pekerjaan. Etika bisnis sangat penting didalam semua aspek untuk mempertahankan suatu bisnis. Didalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai harus mempunyai pedoman ataupun standar untuk mecegah timbulnya permasalahan dalam etika bekerja. Didalam etika bisnis harus mempunyai prinsip untuk menjalankannya, dengan prinsip otonomi, kejujuran, keadilan, loyalitas, dan integritas moral. Dengan adanya prinsip -- prinsip tersebut menjadi dasar dalam karyawan beretika dalam suatu perusahaan.  Dalam bermitra bisnis betermu dengan pihak eksternal, etika sangat diperlukan dalam pertemuan pertama. Karena kesan pertama itu adalah kesan yang menetukan pandangan orang tersebut terhadap pribadi kita dan dimana tempat kita bekerja. Dengan mengucapkan salam dan terima kasih, itu salah satu contoh dari sikap kita yang sopan terhadap orang lain. Contoh mudahnya seperti ini; pada umumnya penjaga gerai pakaian supermarket berpenampilan seksi dan menor agar menarik pelanggan, meskipun di masyarakat ada norma dan nilai berpakaian sopan, namun untuk ranah bisnis hal ini bisa dikesampingkan.