Jurnal KB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) Terhadap Tingkat Kesejahteraan Keluarga Slamet Makmur (08130052) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini : 1) Bagaimana pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) terhadap tingkat kesejahteraan keluaraga di Kelurahan Kradenan Kecamatan Pekalongan Selatan?, 2) Seberapa besar pengaruh KB terhadap kesejahteraan keluarga di Kelurahan Kradenan Kecamatan Pekalongan Selatan?. Tujuan adalah : 1) Untuk mengetahui pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) di Kelurahan Kradenan Kecamatan Pekalongan Selatan, 2) Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga di Kelurahan Kradenan Kecamatan Pekalongan Selatan, 3) Untuk mengetahui pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) terhadap tingkat kesejahteraan keluarga di Kelurahan Kradenan Kecamatan Pekalongan Selatan. Manfaat penelitian : 1) bagi penulis : dapat menambah informasi dan wawasan baru mengenai pentingnya Keluarga Berencana dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, 2) Bagi masyarakat : dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya Keluarga Berencana dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, 3) Bagi pemerintah : sebagai masukan bagi pemerintah akan keberhasilan pelaksanaan Program Keluarga Berencana dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan Program Keluarga Berencana dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu : 1) Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan KB dan tingkat kesejahteraan keluarga di Kelurahan Kradenan. 2) Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan KB dan tingkat kesejahteraan keluarga. 3) Dokumentasi, digunakan untuk mengetahui jumlah anggota keluarga dari responden. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) di Kelurahan Kradenan antara lain dapat dilihat dari indikator : lama menjadi peserta KB, jumlah anak, tempat pemeriksaan/pelayanan KB, alat kontrasepsi yang digunakan, alat kontrasepsi yang pernah dipakai, jangka waktu KB, keluhan selama ikut KB, kegagalan pemakaian kontrasepsi, pengaruh fisik alat kontrasepsi, pengaruh psikis alat kontrasepsi, pengaruh terhadap anak, usia pada saat menikah, usia pasangan saat menikah, jarak pada waktu nikah dengan memiliki anak, perencanaan kelahiran anak. 2) Tingkat kesejahteraan keluarga di Kelurahan Kradenan Kecamatan Pekalongan Selatan antara lain : lama menjadi peserta KB, jumlah anak, tempat pemeriksaan/pelayanan KB, alat kontrasepsi yang digunakan, alat kontrasepsi yang pernah dipakai, jangka waktu KB, keluhan selama ikut KB, kegagalan pemakaian kontrasepsi, pengaruh fisik alat kontrasepsi, pengaruh psikis alat kontrasepsi, pengaruh terhadap anak, usia pada saat menikah, usia pasangan saat menikah, jarak pada waktu nikah dengan memiliki anak, perencanaan kelahiran anak. Saran kami tujukan kepada : 1) Kepada Masyarakat Akseptor KB, Kepada para peserta KB diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui program ini, 2) Kepada Masyarakat untuk lebih meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan pilihlah alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi. 3) Pemerintah : Pemerintah hendaknya selalu mengingatkan kepada masyarakat agar merencakana kelahiran sehingga keluarga dapat merawat dan mengasuh anak dengan baik. Kata Kunci : keluarga berencana, kesejahteraan, keluarga PENDAHULUAN Salah satu tujuan nasional yang telah ditetapkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Maka dilaksanakan pembangunan nasional yang merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu kepada JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



54



kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera dan kukuh kekuatan moral etikanya.(GBHN, 1999: 1). Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi dengan tidak diimbangi dengan kehidupaan politik, sosial, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan. Serta fundamental pembangunan ekonomi yang rapuh, penyelenggaraan negara yang sangat birokratis dan cenderung korup, sehingga menimbulkan krisis ekonomi daan moneter serta krisis moral yang memprihatinkan. Dengan krisis ekonomi dan moneter yang melanda bangsa menimbulkan dmpak yang cukup memprihatinkan antara lain dengan meningkatnya



jumlah



pengangguran,



karena



banyaknya pemutusan hubungan kerja dari perusahaan-perusahaan swasta ditambah dengan jumlah tenaga kerja muda dari anak putus sekolah. Selain itu semakin meningkatnya jumlah kemiskinan di negara kita. Selain itu masalah yang terjadi lainnya adalah mengenai peledakan penduduk dan meningkatnya penduduk usia muda. Kepadatan penduduk yang tidak merata, menyebabkan terjadinya ketimpangan dan kesenjangan sosial dan tingkat kesejahteraan. Di satu daerah banyak kekurangan tenaga kerja, di daerah lain berlebihan tenaga kerja. Hal ini menjadi problem bagi bangsa Indonesia yang pemecahannya tak kunjung selesai. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk maka cicanangkannya Keluarga Berencana (KB). Dalam Keluarga Berencana diidealkan sebuah keluarga hanya terdiri dari orang tua dan dua anak. Dengan hanya memiliki dua anak saja, diharapkan beban keluarga berkurang, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang tua dapat menyekolahkan anak-anaknya, dapat memenuhi semua kebutuhan anak-anak dan sebagianya. Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Tujuan utama dari Keluarga Berencana adalah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Dengan mengatur kelahiran, Isteri banyak mendapat kesempatan untuk memperhatikan dan mendidik anak-anak disamping memiliki waktu yang cukup untuk melakukan tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga. Di pihak lain suami tidak perlu direpotkan oleh tuntutan-tuntutan biaya hidup serta biaya pendidikan anak-anak. Lebih dari itu anak-anak akan mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua yang kelak dapat memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang kepribadian anak, sehingga menjadi manusia yang sehat secara fisik, mental dan sosial sesuai dengan apa yang dikehendaki dan diperintah oleh agama menjadi anak yang sholeh. Permasalahan yang sering terjadi di masyarakat adalah pasangan suami istri yang kurang memiliki program atau perencanaan dalam berkeluarga, kapan memiliki anak, berapa jumlah anak yang diinginkan tentunya yang sesuai dengan kemampuan. Karena kurangnya perencanaan ini sehingga banyak keluarga yang akhirnya memiliki anak banyak, padahal jika dilihat dari kondisi ekonomi mereka kekurangan. Akibat dari permasalahan ini adalah anak menjadi terlantar dan tidak terurus, kurang mendapat perhatian dari orang tua, pendidikan anak tidak diperhatikan. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



55



Dampak yang lebih luas dengan adanya permasalahan di atas adalah kasus yang sering terjadi adalah mempekerjakan anak dibawah umur. Hal ini disebabkan orang tua terdesak dengan kebutuhan ekonomi. Kasus lain yang terjadi seperti perdagangan anak, dan sebaginya. Fenomena ini tidak akan terjadi jika orang tua merencanakan kehidupan keluarga dengan baik, sehingga tidak merasa kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Dan diperkirakan masih banyak keluarga yang belum mengikuti program pemerintah Keluarga Berencana, sehingga angka kelahiran tetap tinggi. Perlu adanya kesadaran dari masyarakat agar dapat mengatasi permasalahan tersebut. Serta kerja sama antara pemerintah, pemuka masyarakat dan masyarakat pada umumnya dalam mensukseskan program Keluarga Berencana. Pencanangan Keluarga Berencana ini telah berlangsung lama dan menyebar di seluruh pelosok desa di seluruh wilayah Indonesia. Begitu halnya yang terjadi di Kelurahan Kradenan Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan terdapat 1.225 keluarga namun hanya 572 keluarga yang menjadi peserta KB dari semua jenis alat kontrasepsi. Atau hanya 49% penduduk Kelurahan Kradenan yang ikut program Keluarga Berencana. Sehingga masih tergolong rendah tingkat kesadaran masyarakatnya dalam merencanakan keluarga sejahtera.



TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Berencana Keluarga Berencana ialah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (UU No. 10 tahun 1992). Program Keluarga Berencana tersebut untuk mewujudkan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) antara lain diperlukan berbagai cara : 1. Mengatur jarak kehamilan 2. Mendewasakan usia perkawinan 3. Penyuluhan tentang pentingnya KB 4. Penyediaan sarana dan prasarana KB dan Posyandu Pengertian Keluarga Sejahtera Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual, dan mental yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.



JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



56



METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dan jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana dalam penelitian ini akan memberikan gambaran yang detail mengenai pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) terhadap kesejahteraan keluarga di Kelurahan. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan individu kepada siapa kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian akan dilaksanakan kepadanya. Jadi yang dimaksud dengan populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian atau keseluruhan individu yang menjadi objek penelitian, baik berupa manusia, gejala-gejala, peristiwa-peristiwa maupun benda. Populasi dari penelitian ini adalah penduduk Kelurahan berjumlah 5.197 dengan perincian penduduk laki-laki berjumlah 2.636 dan penduduk perempuan berjumlah 2.561 orang. Dari 5.197 penduduk yang telah menikah sebanyak 1.225 orang dengan perincian penduduk yang telah menikah ditiap wilayah adalah RW I sebanyak 105 orang, RW II berjumlah 149 orang, RW III berjumlah 148 orang, RW IV berjumlah 144 orang, RW V berjumlah 219 orang, RW VI berjumlah 251 orang, dan RW VII berjumlah 109 orang. Sedangkan keluarga yang mengikuti program KB secara keseluruha berjumlah 572 orang dari berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya IUD berjumlah 29 orang, PIL berjumlah 95 orang, kondom berjumlah 12 orang, MOP berjumlah 6 orang, MOW berjumlah 19 orang, suntik berjumlah 391 orang dan implant berjumlah 20 orang. Teknik Sampling Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 572 orang. Karena jumlah populasinya sangat besar maka dalam penelitian diambil sampel yang sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu mengenai Keluarga Berencana. Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan dalam penelitian yang dijadikan sebagai objek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan teori Harry King yaitu pengambilan sampel dengan tingkat kesalhan 7%. Berdasarkan nomogram Harry King (terdapat pada lampiran 1) ditentukan pada jumlah populasi 572 dengan tingkat kesalahan 7% diperoleh pengambilan sampel sebesar 20%. Maka pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut : Tabel 1. Besarnya Sampel Penelitian Tingkat Besarnya Kesalahan 5% sampel 1 IUD 29 20% x 29 5,80 2 PIL 95 20% x 95 19,0 3 KONDOM 12 20% x 12 2,40 4 MOP 6 20% x 6 1,20 5 MOW 19 20% x 19 5,80 6 SUNTIK 391 20% x 391 78,20 7 IMPLANT 20 20% x 20 4,0 Jumlah 572 20% x 572 114,4 Dari hasil perhitungan tersebut, maka sampel yang digunakan adalah sebesar 114 orang. No



Jenis Akseptor



Jumlah Populasi



JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



57



Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan hal-hal yang menjadi pusat atau obyek penelitian. Variabel dalam penelitian ini. (Suharsimi Arikunto, 2004:119). Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. (Sutrisno Hadi, 1989 : 112). Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas (C)



dan variabel terikat (Y).



Variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas : Keluarga Berencana b. Variabel terikat : Kesejahteraan Keluarga Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: 1. Observasi 2. Angket 3. Dokumentasi



HASIL PENELITIAN Dari hasil analisis data maka dapat diketahui pelaksanaan Keluarga Berencana terhadap tingkat kesejahteraan keluarga di Kradenan Kecamatan adalah sebagai berikut: 1. Membiayai sekolah anak Indikator pertanyaan mengenai kemampuan untuk membiayai sekolah anak sebanyak 114 responden diperoleh skor 456 atau sebesar 100%, semuanya menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase termasuk dalam kriteria baik. Hal ini berarti bahwa kemampuan orang tua untuk membiayai sekolah anak di Kradenan Kecamatan termasuk baik dan semua masyarakat mampu untuk membayarnya. 2. Perbaikan rumah yang rusak Indikator pertanyaan mengenai perbaikan rumah yang rusak dari 114 responden diperoleh jawaban 98 responden diperoleh skor 392 atau sebesar 85,9%, menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah



dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam



kategori baik. Hal ini berarti bahwa keluarga di Kradenan Kecamatan memiliki kemampuan untuk memperbaiki rumah mereka yang rusak. Dilihat dari kenyataannya rumah di Kradenan Kecamatan sudh terlihat bagus dan memenuhi syarat sebagai rumah yang layak huni dan rumah sehat. 3. Pengobatan ke Puskesmas / dokter Indikator pertanyaan pengobatan ke puskesmas/dokter dari 114 responden diperoleh jaawaban 114 responden diperoleh skor 456 atau sebesar 100% menjawab option A dengan jawaban “selaalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa keluarga di Kradenan Kecamatan telah memiliki kesadaran untuk memeriksakan anaknya ke Puskesmas/dokter jika da anggota keluarga yang sakit. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



58



4. Perawatan kesehatan Indikator pertanyaan perawatan kesehatan keluarga dari 114 responden diperoleh jaawaban 114 responden diperoleh skor 456 atau sebesar 100% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa keluarga di Kradenan Kecamatan telah memiliki kesadaran dalam merawat anggota keluarga yang sakit sehingga dapat cepat sembuh. 5. Pemenuhan mainan anak Indikator pertanyaan pemenuhan mainan anak dari 114 responden diperoleh jawaban 86 responden diperoleh skor 344 atau sebesar 75,4% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikaan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa keluarga di Kelurahan Kradenan mampu memenuhi kebutuhan mainan untuk anakanaknya, sehingga anak memiliki kreatifitas dalam permainan yang dapat menunjang emosional dan psikomotor anak. 6. Rekreasi Keluarga Indikator pertanyaan rekreasi keluarga dari 114 responden diperoleh jawaban 75 responden diperoleh skor 300 atau sebesar 65,8% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kaategori cukup baik. Hal ini berarti bahwa kesadaran keluarga di Kelurahan Kradenan untuk melakukan



rekreasi dengan



seluruh anggota keluarga cukup baik. Hal ini dapat dilihat jika hari libur banyak keluarga yang melakukan rekreasi ke tempat-tempat hiburan baik did lam kota maupun di luar kota. 7. Makanan 4 sehat 5 sempurna Indikator pertanyaaan makanan 4 sehat 5 sempurna dari 114 responden dieproleh jawaban 102 responden diperoleh skor 408 atau sebesar 89,5% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kaategori baik. Hal ini berarti bahwa keluarga di Kelurahan Kradenan telah memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mencukupi gizi keluarga dengan mengkonsumsi maakanan 4 sehat 5 sempurna setiap haarinya. 8. Keharmonisan keluarga Indikator pertanyaan keharmonisan keluarga dari 114 responden diperoleh jawaban 114 responden diperoleh skor 456 atau sebesar 100% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa semua responden memiliki keluarga yang harmonis, tidak ada perselisihaan. Kalaupun ada dapat diselesikaan secara damai dan kekeluargaan daalam keluarga. Sehingga antar sesama anggota selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan dengan menanamkan sikap saling menyayangi.



JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



59



9. Pemenuhan peralatan rumah tangga Indikator pertanyaan pemenuhan peralatan rumah tangga dari 114 responden diperoleh jawaban 114 responden diperoleh skor 456 atau sebesar 100% menjawab option A dengan jawaban “sellu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maaka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa semuaa responden telah mampu memenuhi kebutuhan pemenuhan perabotan rumah tangga dengan lengkap. Hal ini dapat dilihat dari setiap rumah yang penulis kunjungi terdapat perabotan rumah tangga yang lengkap seperti terdapat meja dan kursi di ruang tamu, TV, radio, tape, magic jar, kulkas daan mesin cuci di sebagian rumah. 10. Pelaksanaan sholat berjamaah Indikator pertanyaan pelaksanaan sholatn berjamaah dari 114 responden diperoleh jawaban 65 responden diperoleh skor 260 atau sebesar 57% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini berarti belum semua keluarga di Kelurahan Kradenan melaksanakan ibadah sholat berjamaah di rumah. Menurut keterangan sebagian responden mengatakan bahwa mereka tidak dapat sholat beerjamaah karena kesibukan dalam bekerja, selain itu di rumah tidak terdapat tempat untuk sholat. 11. Hubungan antar keluarga Indikator pertanyaan hubungan antar keluarga dari 114 responden diperoleh jawaban 114 rresponden diperoleh skor 456 atau sebesar 100% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan ddengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti



bahwa keluarga di Kelurahan Kradenan memilikihubungan keluarga yang baik, karena



mereka pada umumnya menanamkan sikapsaling menyayangi dan saling menghargai. Masingmasing anggota keluarga melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai anggota keluarga dengan penuh kesadaran. 12. Hubungan dengan tetangga Indikator pertanyaan hubungan antar tetangga dari 114 responden diperoleh jawaban 114 rresponden diperoleh skor 456 atau sebesar 100% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa masing-masing keluarga telah memiliki hubungan social yang baik, sehingga antar tetangga tercipta keharmonisan dan ketenteraman dalam kehidupan ssosialnya. 12. Pendidikan agama pada anak Indikator pertanyaan pendidikaan agama pada anak dari 114 responden diperoleh jawaban 114 rresponden diperoleh skor 456 atau sebesar 100% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan ddengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti



bahwa keluarga telah memiliki kesadaran untuk memberikan pendidikan agama



kepada anak-anak mereka. Dengan demikian keluarga mereka telah memenuhi syarat sebagai JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



60



keluarga sejahtera. Pendidikan agama sangat penting bagi anak, dan merupakan kewajiban bagi keluarga (orng tua) untuk memberikan pendidikan agama sebagai pedoman hidup anaknya kelak. 14. Pendidikan formal bagi anak Indikator pertanyaan pendidikan formal bagi anak dari 114 responden diperoleh jawaban 114 rresponden diperoleh skor 456 atau sebesar 100% menjawab option A dengan jawaban “selalu”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti



bahwa keluarga telah memiliki kesadaran bahwa pendidikan formal sangatlah



penting untuk bekal di masa depan anak. Dan kewajiban bagi orang tua untuk memberikan pendidikan formal kepada anak-anaknya, dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi sesuai dengan kemampuan orang tua. 15. Menabung Indikator pertanyaan menabung dari 114 responden diperoleh jawaban 50 rresponden diperoleh skor 200 atau sebesar 43,8% menjawab option B dengan jawaban “sering”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini disebabkan, penghaasilan merekayang tidak terlalu tinggi dengan kebutuhan yang sangat besar, sehingga menabung tidak dapat dilakukan. Keinginan menabung bagi mereka ada, namun mereka belum mampu melakukannya. 16. Lama menajadi peserta KB Indikator pertanyaan lama menajdi peserta KB dari 114 responden diperoleh jawaban 53 responden diperoleh skor 212 atau sebesar 46,5% menjawab option A dengan jawaban “0-2 tahun”. Setelah dikonsultasikan ddengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini berarti



bahwa kesaadaran meereka untuk mengikuti KB belum lama antara 0-2



tahun. Hal ini dikarenakan masih adanya anggapan bagi sebagian keluarga dengan adanya falsafah “Banyak anak banyak rejeki” sehingga mereka berusaha memilikisejumlah anak baaru mengikuti program KB. 17. Jumlah anak Indikator pertanyaan jumlah anak dari 114 responden diperoleh jawaban 102 rresponden diperoleh skor 408 atau sebesar 89,5% menjawab option A dengan jawaban “1-3”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan program KB di Kelurahan Kradenan berhasil karena rata-rata dari keluarga memiliki anak berjumlah 1-3 orang. Sehingga salah satu unsur dari Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) telah tercapai yaitu keluarga kecil dengan memiliki dua anak. 18. Tempat pemeriksaan/pelayanan KB Indikator pertanyaan tempat pemeriksaan/pelayanan KB dari 114 responden diperoleh jawaban 99 rresponden diperoleh skor 396 atau sebesar 86,7% menjawab option A dengan jawaban “Puskesmas”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti



bahwa keluarga di Kelurahan Kradenan lebih menyukai JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



61



memeriksakan diri kePuskesmas, selain haargaa terjangkau, pelayanannya memuaskaan juga obat yang diberikan cukup bagus. Sehingga bagikeluarga yang memiliki penghasilan cukup, mampu membayar biaya pemeriksaan. Bahkan bagi keluarga miskin mendapatkan fasilitas pemeriksaan gratis. 19. Alat Kontrasepsi yang digunakan Indikator pertanyaan alat kontrasepsi yang digunakan dari 114 responden diperoleh jawaban 60 rresponden diperoleh skor 240 atau sebesar 52,6% menjawab option C dengan jawaban “kondom”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori kurang baik baik. Hal ini berarti



bahwa keluarga di Kelurahan Kradenan tidak memiliki



kesadaran untuk menjadi peserta KB, namun karena banyaknya alat kontrasepsi yang ditaawarkan sehingga maasyarakat bisa memilih sesuiai dengan kondisi masing-masing. Dari hasil angket diketahui bahwa terbanyak dari responden, menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom. Selain mudah penggunaannya, harganya juga murah dna tidak memiliki efek samping, sehingga banyak yang menggunakannya. 20. Alat kontrasepsi yang pernah dipakai Indikator pertanyaan alat kontrasepsi yang pernah digunakan dari 114 responden diperoleh jawaban 60 responden diperoleh skor 240 atau sebesar 52,6% menjawab option C dengan jawaban “kondom”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Dari jawaban responden tersebut berarti bahwa alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah kondom. 21. Jangka waktu KB Indikator pertanyaan jangka waktu KB dari 114 responden diperoleh jawaban 54 responden diperoleh skor 216 atau sebesar 47,4% menjawab option C dengan jawaban “2 tahun”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori kurang baik. Dari hasil angket tersebut diketahui bahwa sebagian dari keluarga di Kelurahan Kradenan mengikuti program KB dengan jangka waktu 2 tahun. Hal ini dianggapwaktu strategis untuk memiliki anak kembali, karena anak sudah cukup besar dan sudah tidak menyusu lagi. 22. Keluhan selama ikut KB Indikator pertanyaan keluhan selama ikut KB dari 114 responden diperoleh jawaban 100 responden diperoleh skor 400 atau sebesar 87,7% menjawab option D dengan jawaban “biasabiasa saja”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Jawaban dari responden baisa-baisa saja dimaksudnya adalah tidak memiliki keluhan yang berarti, memang terkadang tidak mengalami menstruasi atau menstruasi terus menerus. Namun hal itu dapat diatasi dengan diberi hormon oleh bidan/dokter yang menangani. 23. Kegagalan pemakaian kontrasepsi Indikator pertanyaan kegagalan pemakaian kontrasepsi dari 114 responden diperoleh jawaban 50 rresponden diperoleh skor 200 atau sebesar 43,8% menjawab option D dengan JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



62



jawaban “tidak pernah”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori kurang baik. Seringnya kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi disebabkan oleh ketidakcocokan alat kontrasepsi dengan kondisi si pemakai. Dan kegagalan ini sering terjadi, namun biasanya dianjurkan oleh bidan atau dokter yang menangani. 24. Pengaruh fisik alat kontrasepsi Indikator pertanyaan pengaruh fisik alat kontrasepsi dari 114 responden diperoleh jawaban 76 responden diperoleh skor 304 atau sebesar 66,7% menjawab option B dengan jawaban “Badan menajdi gemuk”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Pengaruh pemakaian alat kontrasepsi terhadap fisik sebagian besar badan menjadi gemuk.Kegemukaan ini disebabkan penimbunan lemak karena hormone progeteron untuk menstruasi tidak berfungsi. 25. Pengaruh psikis alat kontrasepsi Indikator pertanyaan pengaruh psikisalat kontraasepsi dari 114 responden diperoleh jawaban 94 responden diperoleh skor 376 atau sebesar 82,4% menjawab option A dengan jawaban “sering marah-marah”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Psikis ibu biasanya terpengaruh karena adanya kerja hormone yang tidak seimbang. Dari responden yang paling banyak menggali pengaruh psikis yaitu sering marah-marah. 26. Pengaruh terhadap anak Indikator pertanyaan pengaruh terhadap anak dari 114 responden diperoleh jawaban 97 responden diperoleh skor 388 atau sebesar 95% menjawab option A dengan jawaban “Anak mendapatkan perhatian yang cukup”. Setelah dikonsultasikan ddengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori baik. Dengan sedikit anak, maka anak akan mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua. Perhatian orang tua terhadap anak sangat penting untuk perkembangan anak terutama perkembangan emosional anak.. 27. Usia pada saat menikah Indikator pertanyaan usia pada saat menikah dari 114 responden diperoleh jawaban 79 rresponden diperoleh skor 316 atau sebesar 69,3% menjawab option B dengan jawaban “20-24 tahun”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori cukup baik. Usaha menikah perlu diperhatikan, menikah usia muda akan membawa resiko pada perkawinan, terutama pada saat melahirkan bisa mengakibatkan kematian bayi atau ibu yang mengandung. Untuk itu pemerintah berupaya untuk mengurnagi kematian bayi dan ibu melahirkan dengan meminimalkan usia pernikahan yaitu 17 tahun. Pada usia 17 tahun sebenarnya masih terlalu muda untuk menikah, namun pada wanita tertentu sudah cukup dewasa untuk melakukan pernikahan. Usia strategis untuk melahirkan antara 24-30 tahun, dimana masa ini sangat produktif bagi ibu.



JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



63



28. Usia pasangan saat menikah Indikator pertanyaan usia pasangan saat menikah, dari 114 responden diperoleh jawaban 79 responden diperoleh skor 316 atau sebesar 69,3% menjawab option B dengan jawaban “20-24 tahun”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori cukup baik. Usia pasangan juga perlu diperhatikan sebelum menikah. Pasangan (laki-laki) biasanya memiliki usia yang lebih tua dibandingkan perempuan. Karena perempuan memiliki tingkat kedewasaan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. 29. Jarak pada waktu nikah dengaan memiliki anak Indikator pertanyaan jarak paada waktu nikah dengan memiliki anak dari 114 responden diperoleh jawaban 62 responden diperoleh skor 248 atau sebesar 54,5% menjawab option A dengan jawaban “kurang dari 1 tahun”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori kurang baik. Responden paling banyak menjawab bahwa mereka memiliki anak kurang dari 1 tahun setelah peernikahan. Hal ini terjadi karena usia mereka pada saat menikah masih produktif. Namun hal ini tidak semua dialami responden, ada beberapa dari responden memiliki anak setelah usia peernikahan lebih dari 2 tahun. 30. Perencanaan kelahiran anak Indikator pertanyaan perencanaan kelahiran anak dari 114 responden diperoleh jawaban 99 responden diperoleh skor 396 atau sebesar 86,8% menjawab option A dengan jawaban “Ya”. Agar dapat mengasuh anak dengan baik”. Setelah dikonsultasikan dengan kriteria prosentase maka termasuk dalam kategori cukup baik. Merencanakan jarak melahirkan memang sangatlah penting agar orang tua dapat mengasuh anak sebaik-baiknya. Jarak yang strategis adalah antara 3-4 tahun, dimana anak sudaah mampu melakukan sesuatu sen diri. Jika jarak teerlalu dekat, maka anak tidak terurus dengan optimal, juga ibu akan sangat repot mengurus anak. Maka sebaiknya jarak melahirkan dijaga agar tidak terlalu dekat.



KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) di Kelurahan Kradenan antara lain dapat dilihat dari indicator : Lama menjadi peserta KB, jumlah anak, tempat pemeriksaan/pelayanan KB, alat kontrasepsi yang digunakan, alat kontrasepsi yang pernah dipakai, jangka waktu KB, keluhan selama ikut KB, kegagalan pemakaian kontrasepsi, pengaruh fisikalat kontrasepsi, pengaruh psikis alat kontrasepsi, pengaruh, pengaruh terhadap anak, usia pada saat menikah, usia pasangan saat menikah, jarak paada waktu nikah dengan memiliki anak, perencanaan kelahiran anak. 2. Tingkat kesejahteraan keluarga di Kelurahan Kradenan Kecamatan Pekalongan Barat antara lain : Lama menjadi peserta KB, jumlah anak, tempat pemeriksaan /pelayanan KB, alat kontrasepsi yang digunakan, alat kontrasepsi yang pernah dipakai, jangka waktu KB, keluhan selama ikut KB, JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



64



kegagalan pemakaian kontrasepsi, pengaruh fisik alat kontrasepsi. Pengaruh psikisalat kontrasepsi, pengaruh terhadapanak, usia pada saat menikah, usia pasangan saat menikah, jaarak pada waktu nikah dengan memiliki anak, perencanaan kelahiran anak.,



DAFTAR PUSTAKA



Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, 2000, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pustaka Setiap. Kartini kartono, 1990, Teori Kepribadian, Bandung : Alumni Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989, Metode Penelitian survai, Jakarta: LP3ES Ngalim Purwanto, 1987, ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remja Karya Poerwadarminta, 1986, kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:Nalai Pustaka Saifuddin Azwar, 1998, Sikap Manusia Teori dan Pengukurnanya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono, 2001, Statistik Nanparametris untuk Penelitian, Bandung :Alfabeta Suharsimi Arikunto, 2009, Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara Sukirin, 1986, Psikoloi Pendidikan, Yogyakarta IKIP. Sumadi Suryabrata,1997, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Depdikbud. Sudardja Adiwikarta, 1988, Sosiologi Pendidikan : Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendudukan dengan Masyarakat, Jakarta: P2LPTK Switft, DF. 1989, Sosiologi Pendidikan. Diterjemahkan Panuti Sudjiman, dan Geta Libarty Jakarta, Pusat. Sayekti Puji Suwarno, 1984, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Yogyakarta : Menerima Maass Offset.



JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |



65