13 0 266 KB
FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH SEMANGKA (Citrullus vulgaris L.) Sebagai Emollient FORMULATION SOLID SOAP ETHANOL EXTRACT WATERMELON RIND (Citrullus vulgaris L.) as Emollient Rini Daud Supu1, Arizanty2, Moh. Saud3 1
STIKES Bina Mandiri Gorontalo
E-mail : [email protected] 2
POLTEKES Baji Gau, Makassar
3
University of Indonesia Timur, Makassar ABSTRAC
A study concerning the formulation of the ethanol extract watermelon rind (Citrullus vulgaris L.) as Emollient. This study aims to formulate rind of watermelon (Citrullus vulgaris L.) into preparation of solid soap. The method use in the manufacture of solid soap is made in the method of saponification four formula is a negative control, 5%, 10%, adan 15%. Test on the quality of preparation of solid soap watermelon rind extracts which include organoleptic test for color, smell, shape, and pH test. Keyword : Formulation, solid soap, watermelon rind, emollient
LATAR BELAKANG
kondisioner (losion dan krim masage), dan kosmetik
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani)
pelindung (krim dan losion pelembab). Make up
yang berarti berhias. Bahan yang digunakan dalam
cosmetics terdiri dari kosmetik dasar (foundation dan
kosmetika dapat menggunakan bahan alam maupun
bedak), make up (lipstik, eyeshadow, dan eyeliner), dan
bahan sintetik selama di gunakan secara aman.
perawatan kuku (cat kuku, dan pembersih). Body
Dahulu tujuan penggunaan kosmetika adalah
cosmetics terdiri dari beberapa jenis antara lain sabun
untuk melindungi tubuh dari alam (panas, sinar matahari,
mandi padat/cair, sun oil, deodoran, dan lain-lain
dingin, kekeringan, iritasi, dan gigitan nyamuk). Namun,
(Partogi, 2008).
dewasa ini, pengertian kosmetik telah mengalami
Untuk menjaga kesehatan kulit terutama kulit
pergeseran dengan berkembangnya produk kosmetika
tubuh yang dapat mempengaruhi penampilan seseorang,
yang mengandung bahan obat. Saat ini kosmetika sangat
maka dewasa ini, telah banyak beredar berbagai macam
berkembang dimana penggunaannya digunakan untuk
produk kosmetik salah satunya dalam bentuk sedian
meningkatkan daya tarik, dan meningkatkan kepercayaan
sabun untuk pemakaian topical. Ada 2 jenis sabun yang
diri, melindungi kulit dan rambut dari sinar UV yang
dikenal yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair
merusak, polutan dan faktor lingkungan lain, serta
(Hambali et al. 2005).
menghindari penuaan dini (Gunawan, 2011). Klasifikasi
kosmetik
berdasarkan
Sabun padat dibedakan atas 3 jenis, yaitu sabun tujuan
opaque, translucent, dan transparant. Fungsi sabun adalah
pemberiannya pada kulit digolongkan menjadi 3 jenis
untuk membersihkan tubuh dari keringat dan debu yang
kosmetik yaitu, skin care cosmetics, make up cosmetics,
menempel di kulit. Minyak-minyak alami kulit akan ikut
dan body cosmetics. Skin care cosmetics terdiri dari
terangkat yang membuat kulit kita jadi kering dan mudah
kosmetik pembersih (krim dan busa pembersih), kosmetik
teriritasi.
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan
Sitrullin adalah asam α-amino. Namanya berasal
sebagai kosmetik yaitu kulit buah semangka (Citrullus
dari Citrullus, bahasa Latin untuk semangka, dari yang
vulgaris. L). diantaranya digunakan untuk menghaluskan
pertama kali diisolasi pada tahun 1930, sehingga jelas
kulit, melembabkan, dan membantu menghilangkan noda
bahwa sitrullin juga ada dalam buah semangka. Akan
hitam di kulit serta mempercepat penyembuhan jaringan
tetapi hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan
kulit yang rusak (Fabrie, 2011).
sitrullin pada kulit semangka lebih banyak dari pada dalam buahnya.
TEORI
Berikut
adalah
hasil
penelitian
Agnes
M.
Klasifikasi semangka
Rimandoa dan Penelope M. Perkins-Veazie : kandungan
Kingdom
: Plantae
sitrullin berkisar 3,9-28,5 mg berat kering dan adalah
Divisi
: Spermatophyta
serupa di antara jenis berbiji dan jenis tanpa biji (16,6 dan
Kelas
: Magnoliopsida
20,3 mg, masing-masing). Daging semangka Merah
Ordo
: Violales
citrulline sedikit lebih rendah dari daging semangka
Family
: Cucurbitaceae
kuning atau orange (7,4, 28,5 dan 14,2 mg, masing-
Genus
: Citrulus
masing) (Fabrie, 2010).
Spesies
: Citrullus vulgaris L.
Kulit buah mengandung citrulline lebih dari daging atas dasar berat kering (24,7 dan 16,7 mg, masing-
Nama Daerah (Dalimartha, 2007)
masing), tetapi sedikit kurang pada berat segar dasar (1,3
Gorontalo
: Habu-habu
dan 1,9 mg, masing-masing) (Dalimartha, 2012).
Makassar
: Mandike
Sunda
: Samangka
secara tradisional karena memiliki banyak khasiat,
Jawa
: Semongko
adapun khasiat buah semangka diantaranya :
Daging
dan
a. Daging buah semangka digunakan untuk pengobatan
0,5%,
susah buang air besar (sembelit), sakit tenggorokan,
karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, dan abu 0,5%,
sariawan, hepatitis, diuretik, tekanan darah tinggi
selain itu, dalam buah semangka mengandung berbagai
(hipertensi), menurunkan kadar kolesterol, disfungsi
vitamin A, viatamin B6, vitamin C, asam aminositrullin,
ereksi (impoten), dan asam urat tinggi.
mengandung
buah
Semangka sering digunakan dalam pengobatan
air
semangka
sebanyak
redah
93,4%,
kalori
protein
asam aminoasetat, asam malat, asam fosfat, betain, karoten,
bromine,
natrium,
silvit,
lisin,
fruktosa,
dekstrosa, arginin, sukrosa dan licopen.
b. Biji semangka digunakan untuk radang hati, radang selaput lendir usus, infeksi kandung kemih, kurang darah (anemia), dan membasmi cacing usus.
Biji semangka kaya akan zat gizi dengan
c. Kulit buah semangka digunakan untuk kencing manis
kandungan minyak berwarna kuning 20-45%, protein 30-
(diabetes melitus), gatal karena tanaman beracun,
40%, sitrullin, vitamin B12, dan enzim urease. Senyawa
migren, mencegah kerontokan rambut, menghaluskan
aktif kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu
kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah, kulit
kerja ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap normal
kasar, luka bakar, dan terbakar matahari.
(Bambang, 2007).
Kriteria
mutu
nilai
pH
menurut
ASTM
Ilmuan dari Amerika Serikat (USA) yaitu Agnes
(Association Standard Testing Material) tahun 2001
M. Rimandoa dan Penelope M. Perkins-Veazie pada
berkisar antara 9-14. Sabun dapat dibuat melalui dua
tahun 2005 telah menelaah kandungan kulit semangka.
proses,
Dari hasil penelitiannya membuktikan bahwa kulit
saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida
semangka kaya akan sitrullin.
dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena
yaitu
saponifikasi
dan
netralisasi.
Proses
reaksi asam lemak bebas dengan alkali. Pada proses
saponifikasi akan diperoleh produk samping yaitu
Secara umum metode ekstraksi dapat dibedakan
gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak menghasilkan
menjadi infudasi, maserasi, perkolasi, soxlethasi, refluks
gliserol.
dan destilasi uap air. 0
Proses saponifikasi terjadi pada suhu 80-100 c.
Refluks
merupakan Bahan
cara yang
ekstraksi akan
yang
Reaksi kimia pada proses saponifikasi adalah sebagai
berkesinambungan.
diekstraksi
berikut.
direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, kemudian dipanasi sampai mendidih, cairan penyari akan menguap kemudian terkondensasi oleh pendingin tegak dan akan turun kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut, hingga tersari dengan sempurna.
Reaksi kimia proses netralisasi asam lemak adalah sebagai berikut.
Etanol dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena selektif, tidak beracun, netral, absorpsinya baik, tidak mudah ditumbuhi mikroba, dapat dicampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol dapat melarutkan
Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat
polar
maupun
non
polar,
karena
sabun
mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul
sabun
mempunyai
alkaloida,
minyak
menguap,
glikosida,
kurkumin
antarakinin, flavanoid, steroid, damar dan klorofil. Emolien penting dalam pengelolaan gatal, kondisi kulit kering, mengurangi gejala simptomatis, dan dapat mengurangi kebutuhan untuk kortikosteroid topikal.
rantai
hidrogen
Emollien (pelembut/pelembab) adalah campuran
CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat
kompleks bahan kimia yang dirancang khusus untuk
hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik
membuat lapisan eksternal dari kulit (epidermis) lebih
sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat
lembut dan lebih lentur. Mereka meningkatkan hidrasi
hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Non polar :
kulit (water content) dengan mengurangi penguapan
CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga
Istilah emollien biasa digunakan dalam beragam
memisahkan kotoran non polar). Polar : COONa+ (larut
produk, termasuk sabun, krim, salep dan bahkan produk
dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar).
aerosol semprot. Emollien berfungsi sebagai oklusif dan
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair
membentuk lapisan yang memiliki kemampuan untuk
yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari
mengganti lapisan hidrofilik alamiah. Emollien dapat
simplisia
dengan
bekerja pada kulit normal maupun kulit yang mengalami
menggunakan pelarut yang sesuai, diluar pengaruh
kelainan. Efek emollien adalah melembutkan dan
cahaya matahari langsung.
melembabkan, antimitotik, dan antipruritus.
nabati
Untuk
atau
simplisia
memeperoleh
hewani
ekstrak,
maka
perlu
dilakukan proses ekstraksi. Ekstraksi (penyarian) adalah
METODE PENELITIAN
suatu cara yang dilakukan untuk mengeluarkan atau menarik zat aktif yang terdapat di dalam sel bahan alam
Prosedur Pengolahan Bahan
dengan menggunakan metode ekstraksi dan pelarut
1. Pengambilan dan pengolahan bahan
pengekstraksi yang sesuai.
a. Pengambilan bahan Bahan
yang
digunakan
adalah
semangka (Citrullus vulgaris)
kulit
buah
b. Pengelolahan bahan Bahan berupa buah semangka (Citrullus vulgaris)
yang
diambil,
dicuci
bersih
kemudian diangin-anginkan lalu di kupas
Rancangan
kulitnya dan di pisahkan antara kulit dan
Semangka
Formula
Sabun
Kulit
Buah
daging buah kemudian kulit yang di peroleh dirajang dan di keringkan, setelah kulit buah semangka
kering,
selanjutnya
diolah
menjadi bentuk ekstrak kulit buah semangka. c. Ekstraksi kulit buah semangka secara refluks
3. Cara Kerja Pembuatan sabun menggunakan metode cognis. a. Disiapkan alat
dan
bahan
yang
akan
digunakan. b. Proses pembuatan sabun diawali dengan mereaksikan asam stearat dengan fase asam
Kulit buah semangka yang telah diolah
lemak (oleum cocos sebanyak 20 ml) dengan
menjadi simplisia ditimbang sebanyak 500
NaOH. Asam stearat sebanyak 7 gram
gram, kemudian direfluks dengan etanol
dilelehkan dengan pemanasan (70ºC) sampai
70%, pengerjaan ini dilakukan sebanyak 3-4
mencair. Setelah asam stearat dan minyak
kali selama 4 jam hingga tidak memberikan
homogen, kemudian ditambahkan larutan
filtrate yang berwarna. Filtrate dikumpulkan
NaOH 30% sebanyak 20,3 gram pada suhu
kemudian diuapkan dengan menggunakan
60-700C
rotavapor hingga diperoleh ekstrak kental.
sambil
terus
diaduk
sampai
homogen. (Pada saat penambahan NaOH ini, adonan akan menjadi keras dan lengket yang
2. Rancangan Formula
menunjukan terbentuknya stok sabun). c. Ditambahkan gliserin sebanyak 10 gram, dan
Formula Bahan
Kontrol Negatif
etanol (70%) sebanyak 15 ml, kemudian II
III
IV
(I)
Ekstrak kulit buah semangka Asam stearat Oleum Cocos Oleum Ricini NaOH 30% Gliserin Etanol (70%) Dietanolamid NaCl Air
7 20 6 20,3 10 15 1 0.2 5.5
5% 7 20 6 20,3 10 15 1 0.2 5.5
10 % 7 20 6 20.3 10 15 1 0.2 5.5
diaduk sampai mencair. d. Ditambahkan 1 gram Dietanolamid, 0,2 gram
15%
NaCl, dan ekstrak kulit buah semangka yang
7 20 6 20.3 10 15 1 0.2 5.5
dibagi dalam 3 formula yaitu 5%, 10%, dan 15%, oleum ricini sebanyak 6 ml dan air sebanyak 5,5 ml, kemudian diaduk sampai homogen
Selanjutnya
sabun
dituangkan
dalam cetakan dan didiamkan selama kurang lebih selama 24 jam pada suhu ruangan (Keterangan : Pembuatan sabun di bagi menjadi dalam tiga formula, yaitu 5%, 10%, dan 15%. Untuk zat tambahan yang digunakan disamakan dalam ketiga formula tersebut). Pengujian a. Pengamatan Organoleptis Pengamatan
organoleptis
mengamati sediaan secara
dilakukan
dengan
visual meliputi warna,
aroma, dan bentuk sediaan sabun
b. Pengukuran pH Dalam evaluasi pH dilihat peruban nilai pH sediaan setelah penambahan bahan aktif dan bahan tambahan sabun padat. Pengkuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter (Tranggono, 2007).
HASIL
PEMBAHASAN Dalam formulasi sabun padat ekstrak etanol kulit
A
B
C
buah semangka (Citrullus vulgaris) sebagai pelembut ini,
D
dibuat dalam empat rancangan formula yaitu control negative (tanpa zat aktif), formula 2, formula 3 dan formula 4 dengan komposisi bahan diantaranya ekstrak kulit buah semangka sebagai bahan aktif di formulasi dalam tiga konsentrasi yaitu (5%, 10%, dan 15%), dan bahan-bahan tambahan diantaranya asam stearat 7%,
Gambar 1.
Hasil formulasi sabun padat ekstrak etanol
oleum cocos 20%, oleum ricini 6%, NaOH 30% 20,3%,
kulit buah semangka (Citrullus vulgaris L.)
gliserin 10%, etanol (70%) 15%, dietanolamin 1%, Nacl
sebagai pelembut kulit
0,2%, dan air 5,5%
Keterangan :
Ekstrak
etanol
kulit
buah
semangka
A. Kontrol negative
diformulasikan sebagai bahan aktif dalam sediaan sabun
B. Formula I (5%)
padat
C. Formula II (10%)
membentuk masa sabun, dimana asam stearat digunakan
D. Formula III (15%)
untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa, oleum
dengan penambahan zat-zat tambahan untuk
Adapun hasil penelitian dari Formulasi dan Uji
cocos digunakan untuk membentuk sabun (menambah
Kesukaan Responden Terhadap Sediaan Sabun Padat
kekerasan pada sabun), oleum ricini digunakan sebagai
Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka (Citrulus vulgaris
surfaktan, NaOH 30% digunakan untuk mengubah
L.) Sebagai Pelembut Kulit adalah sebagai berikut :
minyak/lemak menjadi sabun dan mampu menetralisir asam (karena NaOH bersifat basa), gliserin digunakan
1. Hasil Uji Organoleptik Tabel 2.
sebagai humektan, etanol digunakan sebagai pelarut
Hasil pengamatan organoleptik sediaan
sabun padat dari ekstrak etanol kulit buah semangka
karena sifatnya yang mudah larut air dan lemak, sehingga dapat menghasilkan sabun dengan kelarutan yang tinggi.
(Citrulus vulgaris L.) sebagai pelembut kulit.
Dietanolamin digunakan sebagai surfaktan dan penstabil busa, Nacl digunakan untuk pembusaan sabun
Pengamatan Warna Bau Bentuk
Kontrol negative Putih gading Tidak berbau Padat
Formula I II (5%) (10%) Hijau Hijau kekuningan Khas khas
III (15%) Hijau tua
Padat
Padat
Padat
khas
2. Hasil Uji pH
dan
sebagai
elektrolit,
(meningkatkan
konsentrasi
elektrolit agar sesuai dengan penurunan jumlah alkali pada akhir reaksi sehingga bahan-bahan pembuat sabun tetap seimbang selama proses pemanasan, sedangkan air digunakan sebagai pelarut. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa pengujian terhadap sediaan sabun padat ekstrak etanol kulit buah semangka (Citrullus vulgaris) diantara Uji Organoleptik,
Tabel 3. Hasil uji pH sediaan sabun padat ekstrak
Uji pH, dan Uji penerimaan responden terhadap sediaan
etanol dari kulit buah semangka (Citrulus vulgaris L.)
sabun padat ekstrak etanol kulit buah semangka
sebagai pelembut Kulit.
(Citrullus vulgaris) ini.
Pengamatan pH
Kontrol negative 10,3
Formula I II (5%) (10%) 11,2 12,7
Uji organoleptis meliputi warna bentuk dan bau III (15%) 13,1
untuk masing konsentrasi sediaan sabun padat ekstrak kulit
buah
semangka.
Dari
pemeriksaan
tersebut
diperoleh formula 1 sebagai kontrol berwarna putih
gading. Untuk formula 2 dengan konsentrasi zat aktif 5% diperoleh warna hijau, formula 3 dengan konsentrasi zat
Fabrie.
aktif 10% diperoleh warna hujau kekuningan, dan formula 4 konsentrasi 15% diperoleh warna hijau tua.
2010. Kandungan dan Khasiat Buah Semangka. Blog online. http://fabrie.blogspot.com/2011/10/kandungandan-khasiat-buah-semangka dikses Senin 8 Oktober 2012
Perubahan warna sabun pada formula 2,3 dan 4 ini karena sediaan telah ditambahkan ekstrak sampel, sehingga warna sabun akan mengikuti warna ekstrak sesuai dengan konsentrasi estrak yang ditambahkan. Pada pemeriksaan pH Sabun padat ekstak etanol kulit buah semangka untuk formula 1 sebagai kontrol
Gennaro,R,Alfonso.,et al.,1985. Remington’s Pharmaceutical Science Seventeenth Edition. Mack publishing company, Easton, pensylvania. Gunawan, Malik Muhammad. 2011. Penigkatan Nilai Tambah Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn) Pembuatan Sabun Transparan. IPB. Bogor Agricultur University
tanpa kandungan zat aktif didapatkan pH 10,3, formula 2 dibuat dengan konsentrasi zat aktif 5% dengan pH 11,2, formula 3 dibuat dengan konsentrasi zat aktif 10% didapatkan pH 12,7, dan formula 4 konsentrasi 15% didapatkan pH 13,1, (tabel 3). Dari hasil pemeriksaan pH ini dapat disimpulkan bahwa pH sabun padat ekstrak etanol kulit buah semangka memenuhi kriteria mutu nilai pH menurut ASTM (2001) yang berkisar antara 9-14. KESIMPULAN
Lachman L., Lieberman H.A.,kaning J.l.,1986, The Theory And Practice Of Industrial Pharmacy, 2 edition, leaang febiger phaladelphia. Martin L., 1971, Dispensing Of Medication, Mack publishing company, Easton, pensylvania. Parrot
E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutical, Burgess Publishing Company Minneapois.
Partogi, Donna. 2008. Kulit Kering. Departemen kesehatan kulit dan kelamin. Universitas Sumatera
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah semangka (Citrullus vulgaris L.) dapat diformulasikan
Petrucci, R. H. 1987. diterjemahkan oleh Achmadi Suminar. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi ke-4 jilid ke-2. Erlangga, Jakarta.
sebagai sabun padat dan formulasi sabun padat ekstrak etanol kulit buah semangka (Citrullus vulgaris L.) semangka memenuhi kriteria mutu setelah dilakukan
Stone, H and J. L. Sidel. 1993. Sensory Evaluation Practice. Second edition. Academic Press. Sandiego.
pengujian organoleptik, dan pengujian pH. SNI 06-3532. 1994. Standar Mutu Sabun Mandi. Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta. REFERENSI Anief, M., 1999. Sistem Dispersi, Formulasi Suspensi dan Emulsi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Tan, T.H Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Edisi kelima. Jakarta. Penerbit PT Press Media Komputindo Gramedia.
Balsam,M.,S.,Sagarin,E.,1975. Cosmetics Science and Technology. Volume I, second, Wiley Interscience, New York, London-SydneyToronto.
Tranggono Retno. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Bambang,S,2007. Tanaman Obat Popular Penggempur Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta
Wasitaatmadja, S.M.,1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, UI-Press, Jakarta. Willliams, D. F dan W. H Schmitt. 1998. Chemistry And Technology of the cosmetics and Toilets Industry. Second edition. Blackie Academic & professional. London.
41