K - 3 (Satu) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Selintas Tentang Terjadinya



KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI



LANDASAN HUKUM



Peraturan Perundangan K3 Bidang Konstruksi Bangunan PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. PER. 01/MEN/1980 TENTANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN



• SKB MENAKER DAN MEN. P U No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986 TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUSKSI







Latar belakang : Belum ditanganinya pengawasan secara menyeluruh pada pekerjaan konstruksi bangunan



@ MEMAHAMI PELAKSANAAN K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI @ MAMPU MENGIDENTIFIKASI BAHAYA



4



SEKILAS TENTANG MANAJEMEN RISIKO KONSTRUKSI Pekerja Buruh



Konsultasi



Health and Safety representative



Identifikasi bahaya



Penilaian risiko Pengendalian risiko Eliminasi Substitusi Pengendalian Rekayasa Pengendalian Administr APD asi



Implementasi



Inspeksi



Review Koreksi Audit Evaluasi



Identifikasi Bahaya



Apakah Hazards atau Bahaya itu? Bahaya adalah suatu keadaan/sistem/objek yang bersama kondisi lainnya dalam suatu lingkungan sistem/objeknya, akan mengarah ke suatu kecelakaan / kerugian yang sulit dihindari. Bahaya mempunya 2 sifat penting: (1) Keparahan (severity, atau kerusakan), dan (2) Kemungkinan atau kekerapan terjadinya.



Identifikasi bahaya adalah menandai, mencatat dan membuat daftar sistematis setiap jenis bahaya pekerjaan konstruksi sejak dari saat perencanaan s/d



Keparahan Bahaya adalah kecelakaan dalam kemungkinan terburuk yang dapat berasal dari bahaya yang ada dalam lingkungannya dalam keadaannya yang paling tidak nyaman. Kombinasi dari keparahan (severity) dan kemungkinan (likelihood) dari



Pengendalian Risiko Alternatif Tindakan Pengendalian • Eliminasi : Peniadaan kondisi dan tindakan berbahaya







Substitusi



: Penggantian suatu kondisi, bahan dan



tindakan yang berbahaya, dengan yang lebih aman dan sehat







Rekayasa



: Penggunaan teknologi dan metode



kerja paling tepat untuk meminimalisir risiko







Administratif : Penggunaan sistem dan prosedur ijin kerja yang ketat dan terkoordinasi







Perlindungan: Penggunaan Alat Pelindung Diri yang tepat, agar pekerja terlindung dari paparan bahaya dan risiko cedera/sakit akibat kerja



PENDAHULUAN







Tahapan kegiatan konstruksi :  tahap perencanaan  tahap pelaksanaan  tahap pengawasan







Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi harus memenuhi :  keteknikan,  keamanan,  keselamatan dan kesehatan kerja,



Masyarakat Jasa Konstruksi ( MJK )  Masyarakat yg mempunyai kepentingan yg berhubungan dengan usaha & pekerjaan konstruksi, yaitu :   



Pengguna jasa Penyedia jasa Pekerja



Pekerjaan jasa konstruksi mencakup :



   



layanan jasa konsultasi perencanaan layanan jasa pelaksanaan layanan jasa konsultasi pengawasan.



Angka Kecelakaan Kerja Di Beberapa Negara 3 Key Industries that contribute to Fatal Industrial Accidents 2002 - 2005 General Factories



33% 54% 13%



Comparison of Occupational Death Rates, 2002 Country / Region



Occupational Fatality Rate #



Sweden



1.2



United Kingdom



1.3



Australia



2.0



USA (2000)



2.2



EU15 Average



2.5



Japan



2.6



Singapore (2004)



4.9



Taiwan (2001)



6.9



Hong Kong SAR



8.6



Malaysia



10.8



Construction Ship building and Ship Repai ring



# Occupational Death per 100,000 workers Sumber: MOM, sg



Indonesia



?



3 JENIS KECELAKAAN FATAL YANG UTAMA PADA INDUSTRI KONSTRUKSI DI SINGAPURA PERIODE 2002 - 2005



Construction



JATUH DARI KETIN GGIA N TERBENTUR OLEH BENDA JATUH TERTIMPA, MENABRAK/ TERBENTUR BENDA



Sumber: MOM, sg



K3 PEKERJAAN TANAH



K3 PEKERJAAN TANAH 1.umum 



Tanah / lahan merupakan pondasi alami dari konstruksi yang berdiri diatasnya. Pengetahuan mengenai sifat-2 phisik tanah, sangat berguna dalam menentukan metoda pencegahan terhadap bahaya yang mungkin akan terjadi







Pada dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari : pekerjaan galian , pekerjaan timbunan & pemadatan , dan pekerjaan bawah tanah .



K3 PEKERJAAN TANAH 2.



Potensi Sumber Bahaya



a.



Pekerja tertimbun longsoran 







 b.



Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah, lereng galian Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping dll Alat berat / kendaraan yang digunakan : beban, getaran Pekerja tenggelam / terkena air banjir



K3 PEKERJAAN TANAH



c. d. e. f. g.



Pekerja terkena sengatan aliran listrik Pekerja menghirup gas beracun Pekerja menghirup debu / kotoran Pekerja tertimpa alat kerja /material Pekerja terjatuh kedalam galian



K3 PEKERJAAN TANAH



Kecelakaan pada pemerataan tanah. Operator sedang membelakangi korban. Korban terlindas



1. DILARANG MENGOPERASIKAN DIBAWAH TANAH YANG MENGGANTUNG 2. POSISI UNIT DILARANG BERADA PADA SISI LUBANG GALIAN



K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH Jenis tanah umumnya dibedakan seperti :



     



1.umum



tanah lempung basah, tanah lempung kering tanah cadas tanah pasir basah , tanah pasir kering tanah krikil tanah lumpur



Sedangkan jenis tanah diberbagai daerah di Indonesia diantaranya dengan komposisi yang mempunyai kedalaman umumnya :







     



lempung lembek, abu abu muda : 0 – 2 meter lempung lembek, abu abu kuning : 2 – 3 meter lempung agak keras, coklat kemerahan : 3 – 7 meter lempung keras, abu abu tua : 7 – 10 meter pasir batu : 10 – 11 meter pasir sedang padat : 11 – 12 meter



K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH Persyaratan Umum Pekerjaan Galian Tanah a. Untuk tempat kerja dibawah tanah Setiap pergantian shift kerja, lakukan pemeriksaan. b. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk - mesin-mesin - peralatan - penyangga - jalan keluar dll c. Daerah kerja dibawah tanah yang berbahaya hrs dipagari d. Buat sistem komunikasi ( sambungan telpon ) • Gunakan APD ( pakaian water proof, sepatu boot ) b. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi • Buat ventilasi udara



K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH Alat kerja :



  



1.umum



alat ringan seperti : cangkul, blencong, sekop, ganco dll alat berat seperti : doser, loader, alat bor / drill, dump truk dll



Tingkat potensi bahaya yang berbeda.-beda Untuk hal ini dibutuhkan tenaga operator yang terdidik dan terlatih dalam bidang K3 Pengaman dalam pekerjaan galian:



       



dinding penahan , perancah dan tangga kerja pagar pengaman sirkulasi udara yang cukup penerangan yang cukup , sarana komunikasi ,



K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH Persyaratan Rencana Penggalian a. lakukan penelitian terhadap : - keadaan tanah - air tanah - jaringan utilitas dibawah tanah ( listrik, air, gas ) b. Tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya tertimbun tanah c. Lampu & rambu – rambu dipasang untuk mencegah orang terjatuh



K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH 2. Potensi sumber bahaya







Saat melakukan pekerjaan yang menggunaka n tenaga listrik lingkungan pekerjaan harus kering dan bersih



K3 PEKERJAAN TANAH GALIAN Dinding penahan roboh, pekerja terkubur TANAH BERP ASIR ?



BILA TANAH LUNAK ?



K3 PEKERJAAN TANAH SUMURAN Ventilasi Udara Perhatikan ventilasi udara pekerja yang bekerja diruang bawah tanah



K3 PEKERJAAN TANAH - SUMURAN



Alat Komunikasi Perhatikan alat komunikasi pekerja didalam ruang bawah tanah



K3 PEKERJAAN TANAH - SUMURAN Fasilitas Keselamatan Kerja Perhatikan fasilitas keselamatan kerja dan alat pelindung diri untuk bekerja di ruang bawah tanah



HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA PEKERJAAN SUMURAN



     



VENTILASI UDARA KEBUTUHAN O2 ALAT KOMUNIKASI IDENTIFIKASI GAS BERACUN PEMADAM KEBAKARAN ANTISIPASI KEADAAN DARURAT



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 1) 2) 3) 4) 5)



Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan



Bekisting Pembesian Beton Shotcrete ditempat Tinggi



K3 PEKERJAAN STRUKTUR



ALAT PENTING PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI



PASSENGER HOIST



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 



1. Pekerjaan Bekisting



a.



Rute aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan Bagian bentuk perancah dari pendukung rangkanya bekisting yang menyebabkan tergelincir harus ditutup rapat dengan papan Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus direncanakan mampu menerima beban eksternal dan factor keselamatan harus diperhitungkan, Titik-titik penjangkaran perancah gantung yang mendukung bekisting harus terpancang dan mempunyai daya tahan yg kuat Perancah gantung yang digunakan pada bagian luar bangunan yang berbentuk cerobong harus dijangkarkan untuk menahan kekuatan angin



b. c. d. e.



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 2.



Pekerjaan Pembesian-1



a.



Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerja yang cukup jumlahnya, terutama pada tempat yang tinggi, untuk mencegah besi beton tersebut meliuk / melengkung dan jatuh Pada waktu memasang besi beton yang vertical, pekerja harus ber-hati hati agar besi beton tidak melengkung misalnya dengan cara mengikatkan bambu atau kayu sementara Memasang besi beton ditempat tinggi harus memakai perancah, dilarang keras naik / turun melalui besi beton yang sudah terpasang Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup dengan potongan bambu atau lainnya, baik setiap besi beton masing-2 atau secara kelompok batang besi, untuk mencegah kecelakaan fatal



b.



c. d.



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 2.



Pekerjaan Pembesian-2



e.



Bila menggunakan pesawat angkat ( kran / crane ) untuk mengangkat atau menurunkan sejumlah besi beton, harus menggunakan alat Bantu angkat yang terbuat dari tali kabel baja ( sling ) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan pada saat pengangkatan atau penurunan harus dipandu oleh petugas ( missal dengan memakai peluit )



f.



Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti prosedur operasi pesawat angkat ( crane )



g.



Semua pekerja yang bekerja ditempat tinggi harus dilengkapi dan menggunakan sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan , helm dan alat pelindung diri lain yang diperlukan



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 3. Pekerjaan Beton-1 a.



  



Secara umum, sebelum melakukan pekerjaan pembetonan , ada beberapa hal yang harus dilakukan / diperhatikan oleh pekerja antara lain : Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan digunakan Pemeriksaan semua perancah / steiger , stoot-2, ikatan penyangga dll Apabila menggunakan peralatan concrete pump, antara lain :  memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa yang sedang digunakan sudah cukup kuat / mampu dan hubungan satu pipa dengan pipa lainnya cukup kuat dan aman  mencegah kemungkinan pergerakan pipa arah horizontal dan beberapa tempat harus diikat dengan kuat. Ikatan tidak boleh dengan bekisting atau besi beton yang pengecorannya sedang dilakukan



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 3. Pekerjaan Beton-2 



Pada proses pelaksanaan penuangan beton sebagai berikut :  komando atau perintah yang jelas harus diberikan pada saat pompa bekerja : kapan harus mulai, berhenti sementara dan kapan mulai lagi. Alat komunikasi yang komunikatif, kalau perlu gunakan handytalky  pekerja yang tidak berkepentingan dilarang berada tepat diujung pipa pada saat pompa sedang bekerja  pekerja dan siapapun berdiri didekat boom concrete pump pada saat pompa bekerja  peralatan seperti : vibrator, pipa-pipa, penerangan dll, harus selalu dirawat oleh petugas yang berpengalaman sebelum dan sesudah penuangan beton



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 3. Pekerjaan Beton-3 b.



c.



d.



Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan beton ( concrete bucket towers ) harus dibangun dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan selama pekerjaan persiapan dan pembangunan konstruksi beton, antara lain :  kejatuhan benda-benda atau bahan yang diangkut dengan ember,  singgungan langsung kulit terhadap semen, adukan atau kapur Sewaktu beton dipompa atau dicor, pipa-pipa termasuk penghubung atau sambungan dan penguat harus kuat



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 3. Pekerjaan Beton-4 e. f.



g. h.



Sewaktu proses pembekuan beton ( setting concrete ) harus terhindar dari goncangan dan bahan kimia yang dapat mengurangi kekuatan Sewaktu lempengan ( panel ) atau lembaran beton ( slab ) dipasang pada dudukannya, harus digerakkan dengan hati-hati terhadap :  melecutnya ujung besi beton yang mencuat sewaktu ditekan atau direnggang  getaran sewaktu menjalankan vibrator Setiap ujung-ujung ( besi, kayu, bambu dll ) yang mencuat, harus dilengkungkan atau ditutup Proses pengecoran harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjamin bekisting dan perancah dapat memikul / menahan seluruh beban sampai beton mengeras



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 3. Pekerjaan Beton-5 i. j.



k.



 



Untuk melindungi tenaga kerja sewaktu melakukan pekerjaan konstruksi, harus dibuatkan lantai kerja sementara yang kuat Tenaga kerja harus dilindungi terhadap bahaya paparan / singgungan langsung anatar kulit dengan semen atau adukan beton, bahan pengawet kayu dan bahan kimia lainnya Apabila bahan-bahan yang mudah terbakar digunakan untuk keperluan lantai, permukaan dinding dan pekerjaan lainnya, harus dilakukan tindakan pencegahan terhadap : kemungkinan adanya api yang terbuka, timbulnya bunga api pada pekerjaan pengelasan sumber api lainnya yang dapat menyulut uap yang mudah terbakar yang timbul ditempat kerja dan daerah sekitarnya



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 4. Pekerjaan Shotcrete a.



b.



c. 



Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD yang cukup antara lain : masker pelindung pernafasan, kaca mata pelindung debu, sarung tangan dan sepatu karet Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Iritasi dan alergi dapat disebabkan oleh adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila paparan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kulit terbakar. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pekerja antara lain : sedapat mungkin harus dihindari bernafas dalam keadaan berdebu tanpa menggunakan masker pelindung pernafasan



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 5. Pekerjaan ditempat Tinggi-1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m) beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain : a. b.



c. d.



e.



Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi permanen Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety belt ) untuk menjamin agar tidak terjatuh. Tali sabuk pengaman harus cukup pendek agar tinggi jatuh bebas tidak melebihi 1,5 meter Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan dudukannya terpasang rapat untuk mencegah orang tersandung dengan barang-barang yang jatuh Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari reruntuhan dan barang-2 lain yang tidak diperlukan



K3 PEKERJAAN STRUKTUR 5. Pekerjaan ditempat Tinggi-2    







Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya benda-2 yang dapat menimpa orang dibawahnya Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian atasnya untuk mencegah pergerakan Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai kekuatan dan keamanannya Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada petugas K-3 Pasang pagar pembatas pada sekitar kerja agar jangan ada orang yang tidak berkepentingan masuk / berada pada area kerja



POTENSI BAHAYA PEKERJAAN STRUKTUR



PERLINDUNGAN DARI



BAHAYA JATUH



MENGENALI BAHAYA JATUH Contoh faktor-faktor yang ikut menyebabkan bahaya jatuh: – – – –



Perancah Tangga Atap Permukaan kerja berketinggian



Menganalisis Area Kerja  Menganalisis



area kerja atas bahaya jatuh: – Mereview gambar kerja sebelum mulai kerja – Mengantisipasi datangnya bahaya jatuh selagi pekerjaan berjalan – Meninjau ulang bahaya-bahaya yang ada di site – Merencanakan lebih dulu bagi perlindungan terhadap bahaya jatuh – Berjalan keliling mengawasi segala potensi bahaya



Apakah paparan bahaya yang berlangsung ini dapat dicegah?



Hirarki Pengendalian Bahaya Jatuh   



Rekayasa metode kerja dan struktur terpadu Pelarangan terjadinya pemaparan bahaya Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), berupa – Pencegahan jatuh (sistem menahan diri) – Penggunaan Personal Fall Arrest (Safety harness, tali pengikat, atau safety belt) – Positioning Device Systems (mengikat diri)



Personal Fall Arrest System



Positioning Device System s



8 Langkah menuju Perlindungan jatuh 1.



Pastikan struktur permukaan lantai kerja kuat



2.



Lakukan asesemen kondisi & tindakan berbahaya jatuh



3.



Hilangkan kebutuhan perlindungan jatuh, jika mungkin



4.



Pilih jenis sistem perlindungan jatuh



5.



Kembangkan prosedur penyelamatan / pemulihan



6.



Lakukan inspeksi, pemeliharaan dan penyimpanan APD



7.



Berikan pelatihan perlindungan jatuh



8.



Lakukan monitoring program perlindungan jatuh.



Langkah 1



: Pastikan struktur permukaan lantai kerja kuat



Langkah 2: Lakukan asesemen kondisi & tindakan berbahaya jatuh



Langkah 3 



:



Hilangkan kebutuhan perlindungan jatuh, jika memungkinkan



Langkah 4: 



Pilih jenis sistem perlindungan jatuh



:



Langkah 5 Kembangkan prosedur penyelamatan / pemulihan



Langkah 6: Lakukan inspeksi, program pemeliharaan dan penyimpanan peralatan pelindung diri



:



Langkah 7 Berikan pelatihan perlindungan jatuh



Langkah 8:  



Lakukan monitoring program perlindungan jatuh Selidikilah kecelakaan atau insiden (nearmiss) yang terjadi untuk menentukan program yang harus direvisi



Harness Safety belt



JARING PENGAMAN



PAGAR PEMBATAS



TERIM A KASI H