Kajian Kitab Waroqot [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬ “KAJIAN PENGANTAR USHUL FIQIH KITAB WAROQOT” ( Pengajian Malam Minggu Alumni Pon-Pes Daarussa’adah)



Mencakup 4 Materi :    



10 Dasar ilmu Ushul Fiqh. Macam-macam metode penulisan kitab ilmu Ushul Fiqh. Perbedaan antara ilmu Ushul Fiqh dengan Ilmu Fiqh Skema Pembahasan Dalam Kitab Waroqot



MATERI : 1 MABADY ASROH ILMU USHUL FIQH 1. Nama : ilmu ushul fiqh 2. Pengertian : menurut jumhur ulama (hanafiah, malikiah dan hanabilah) :



ُ ََ‫كيَةََالَتََيَسَتَطَيعََالَمَجَتَهَدََبَوَسَاطَتَهَاَأَنََيَعَرَف‬ َ َ‫اَلَعَلَمََبَالَقَوَاعَدََوَالضَوَابَطََال‬



ََ‫الَحَكَمَ َالّشَعَيَةَ َوَيَسَتَخَرَجَهَا َمَنَ َالَيَاتَ َوَالَحَادَيَثَ َوَغَيَهَا َمَنَ َمَصَادَر‬ َ .َ‫التَّشَيَع‬



ilmu mengenai kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang bersifat kuliiyah yang mana dengan perentara kaidah dan ketentuan tersebut seorang mujtahid mampu mengetahui hukum syariat dan mengeluarkan isi kandungan dari ayat-ayat qur’an, hadis, dan sumbersumber pensyariatan lainnya. 1 menurut ulama syafi’iah :



ً َ‫اَلَوَكيفيةََاَلستفادةََمنهاَوحالََالمستفيد‬ َ ‫معرفةََدَلئلََالفقهََإْج‬ pengetahuan terhadap dalil-dalil fiqih secara ijmali, terhadap tata cara pengambilan faidah dari dalil-dalil tersebut dan terhadap keadaan orang yang mengambil faidah. 2 pengertian ushul fiqh dalam kitab Matan waroqot :



‫وَأَصَوَلََالَفَقَهََطَرَقَهَََعََسَبَيَلََالَْجَالََوََكَيَفَيَةََالَسَتَدََلَلََبَهَا‬ ushul fiqh adalah jalannya ilmu fiqih secara ijmali dan tata cara pengambilan dalil ijmali (mencakup sifat-sifat orang yang berhak untu beristidlal atau mengambil dalil yakni mujtahid) 3 Berdasarkan definisi kitab waroqot maka ilmu ushul fiqh adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas tentang 3 perkara : (1) dalil-dalil fiqih yang ijmal (2) tata cara istidlal yang didalam nya mencakup : (3) kriteria-kriteria mujtahid yakni orang yang berhak untuk beristidlal Adapun pembahasan ilmu fiqih lebih luas lagi akan di sebutkan pada “maudhu” / “objek kajian” ilmu ushul fiqh yang akan datang penjelasannya. 1



Al-Wajiz Fi Ushul Fiqh Islami, Muhammad Mustofa Dzuhaili, hlm 27 Al-Wajiz Fi Ushul Fiqh Islami, Muhammad Mustofa Dzuhaili, hlm 23 3 Nafahat Ala As-Syarh Al-Waroqot, Syekh Ahmad bin Abdul Lathif al-Khotib, hlm 33-34 2



3. Tujuan / Fa’idah:



َ‫ َتطبيق َقواعدَهَ َو َنظَرياته ََع‬:َ َ‫وَ َأما َالَغَايَةَ َمَنَ َعَلَمَ َأَصَوَلَ َالَفَقَهَ َفَه‬ ُّ َ ‫الدلةَاتلفصيليةَللتوصلَالَالحكمَالّشعيةَالتَتدلَعليها‬ adapun tujuan yang dimaksudkan dari ilmu ushul fiqih adalah penerapan kaidah-kaidah dan pemikiran-pemikiran ushul fiqh atas dalil-dalil yang terperinci agar sampai kepada hukum-hukum syariat yang menunjukannya.4 4. Hukum Mempelajari :



ُ َ‫ َالفرض َالكفائ ُّي َاذاَفعله َاْلعض َِف َك َناحي ٍة َسقط َاْلرج َعن‬:َ ‫حَكَمه‬



َ َ‫اْلاقي‬



hukum mempelajarinya adalah fardhu kifayah, jika sebagian orang telah mempelajarinya didalam suatu daerah maka gugurlah dosa orang-orang sesisanya.5 5. Objek Kajian : objek ushul fiqh secara umum :



ََ‫مَوَضَوعَهَ َالَدَلَةَ َالسمعية َمن َحيث َاثبات َاَلحكم َالّشعية َبها ََو َالَحَكَم‬ َ َ‫الّشعيةَمنَحيثَاثباتَاَلحكمََبَاَلَدَلَةََالسمعية‬ objek ilmu ushul fiqh adalah dalil-dalil sam’iah (al-qur’an dan sunnah) dari sisi penetapan hukum hukum syariat dengan dalil-dalil sam’iah tersebut,, dan hukum-hukum syariat dari sisi penetapan hukum-hukum tersebut dengan dalil-dalil sam’iah.6 objek ushul fiqh secara terperinci dengan pembahasan-pembahasannya :



ََ‫وَيَظَهَرََمَنََاتلَعَرَيَفَاتََالسَابَقَةََلَصَوَلََالَفَقَهََأَنََمَوَضَوَعَهََيَتَكَوَنََمَنََخَسَة‬ ََ‫) مَبَاحَثَ َالَدَلَةَ َالَتَ َتَوَصَلَ َإَلَ َالَحَكَمَ َالّشَعَيَةَ َوَه‬1( َ‫ َوَه‬،‫أَجَزَا ٍَء‬



ََ‫مَصَادَرََالتَّشَيَعََالَسَلَمََاّلَيَيَسَتَقََمَنَهَاَالَمَسَلَمََحَكَمََاّللََتَعَالََوَهَذَه‬ ََ‫السنَةَ َوَالَمَاعَةَ َوَقَسَمَ َمَتَلَف‬ َُّ َ َ‫ َقَسَمَ َمَتَفَقَ َعَلَيَهَ َبَيَ َأَهَل‬:َ‫الَدَلَةَ َقَسَمَان‬ 4



Ilmu Ushul Fiqh, Abdul Wahab Kholaf, hlm 14 Nafahat Ala As-Syarh Al-Waroqot, Syekh Ahmad bin Abdul Lathif al-Khotib, hlm 9 6 Nafahat Ala As-Syarh Al-Waroqot, Syekh Ahmad bin Abdul Lathif al-Khotib, hlm 9 5



ََ‫) مَبَاحَثَ َاتلَعَارَض‬2( .‫ض‬ َ ٍ َ‫فَيَهَ َيَعَتَمَدَ َعَلَيَهَ َبَعَضَ َالَئَمَةَ َدَوَنَ َبَع‬



ََ‫) مَبَاحَث‬4( .َ‫) مَبَاحَثَ َاَلَجَتَهَادَ َوَشَوَطَ َالَمَجَتَهَدَ َوَصَفَاتَه‬3( .َ‫وَالّتَجَيَح‬ ََ‫) كَيَفَ َُية‬5( .‫يا َأَمَ َوَضَ ًعا‬ ًَ َ‫اء َأَمَ َتَي‬ ًَ َ‫ع َسَوَاءَ َأَكَانَ َاَقَتَض‬ َُ َ‫اْلَكَمَ َالّش‬



ََ‫الصيَغَةَ َوَالَظَمَ َأَو‬ َ ُ َ‫اَقَتَبَاسَ َالَحَكَمَ َمَنَ َالَدَلَةَ َأَيَ َوَجَوَهَ َدََلَلَةَ َالَدَلَةَ َب‬



ََ‫بَالَفَحَوَى َوَالَمَفَهَوَمَ َأَوَ َبَاَلَقَتَضَاءَ َوَالّضَوَرَةَ َ َأَوَ َبَالَمَعَقَوَلَ َوَغَيَ َذَلَكَ َمَن‬ َ‫السنَة‬ َُّ َ‫مَبَاحَثََالَكَتَابََو‬ dari pengertian ilmu ushul fiqh yang lalu, jelas bahwa sesungguhnya objek kajian ilmu ushul fiqh itu ada 5 bagian : (1) pembahasan tentang dalil dalil yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat, yaitu : dasar-dasar syariat islam yang mana darinya lah seorang muslim mengambil hukum yang dibuat oleh allah swt, dalil-dalil tersebut (mashodir tasyri) ada 2 bagian : sebagian yang disepakati oleh ahli sunnah wal jama’ah, dan sebagian lain yang diperselisihkan tentang kehujahannya , sebagian dari para imam muslim memakainya sedangkan sebagian lain tidak. (2) pembahasan tentang ta’arud wa tarjih (pertentangan antara dalil dan pengunggulannya). (3) pembahasan tentang ijtihad, syarat-syarat mujtahid dan sifat-sifatnya. (4) pembahasan tentang hukum syariat, baik berupa tuntutan (hukum wajib, sunnah, makruh dan haram), atau kebolehan memilih (mubah), ataupun berupa hukum wadhi’i (sabab, syarat, mani’, sah, batal, fasad). (5) tata cara mengadopsi / menyesuaikan hukum dari dalil-dalil dari sisi sighot, susunan, maksud pengertian, mafhum, tuntutan, dan dhorurot, atau menyesuaikan dalil dari sisi penalarannya dan lain sebagainya dari pembahasan al-Qur’an dan Sunnah7 6. Sumber Dasar Pengambilan :



ُّ ‫اَسَتَمَدَادَهََمَنََالكتابَو‬ َ‫َالسنة‬ sumber ilmu ushul fiqh adalah kitab suci al-qur’an dan sunnah nabi. 8 7. Masalah Ilmu Ushul Fiqh :



َ َ‫َقضاياهََكلمرَيقتِضَالوجوبَوَالهَيقتِضَاتلحريم‬:َ‫مسائله‬ masalah-masalah ilmu ushul fiqih aadalah ketetapan-ketetapan didalamnya, contohnya seperti “amr” (kata perintah) itu menetapkan hukum wajib, dan “nahi” (kata larangan) menetapkan hukum tahrim/haram. 9



7



Al-Wajiz Fi Ushul Fiqh Islami, Muhammad Mustofa Dzuhaili, hlm 29 Nafahat Ala As-Syarh Al-Waroqot, Syekh Ahmad bin Abdul Lathif al-Khotib, hlm 9 9 Nafahat Ala As-Syarh Al-Waroqot, Syekh Ahmad bin Abdul Lathif al-Khotib, hlm 9 8



8. Nisbat (Hubungan Ilmu Ushul Dengan Ilmu Lain) :



َ‫ الَمَبَايَنَة‬:ََ‫َوََلَغَيَه‬،َ‫َالَصَل‬:َ‫نَسَبَتَهََلَعَلَمََالَفَقَه‬ hubungan ilmu ushul fiqih dengan ilmu fiqih adalah sebagai dasar, sedangkan hubungan ilmu fiqih dengan ilmu selainnya adalah sebagai pembeda 10 9. Keutamaan :



َ ‫وأكَثهاَنف ًعا‬،‫وأعظمهاَقد ًرا‬،َ‫إنََعلمََأصولََالفقهََمنََأشفََالعلوم‬ sesungguhnya ilmu ushul fiqh adalah salah satu dari ilmu yang paling mulia, salah satu dari ilmu yang paling agung derajatnya dan paling banyak manfaatnya.11 10. Pendiri Ilmu Ushul Fiqh :



َ‫ الَمَامََالشَافَع‬:ََ‫وَاضَعَه‬ pendiri ilmu ushul fiqh adalah imam syafi’i.12



MATERI : 2 MACAM-MACAM METODE PENULISAN KITAB ILMU USHUL FIQH Metode penulisan kitab ushul fiqih terbagi 3 macam, metode syafi’iah, metode hanafiah dan metode gabungan. berikut ini adalah rinciannya :13 



Metode Syafi’iah (Thoriqoh Syafi’iah / Thoriqoh Mutakalimin) Kitab Ar-Risalah karya Imam Syafi’i adalah kitab pertama yang menggunakan metode ini dalam penulisannya. Di antara ciri-ciri metode ini adalah: Pertama: Metode ini memusatkan diri pada kajian teoritis murni untuk menghasilkan kaidah-kaidah ushul yang kuat, walaupun kaidah itu mungkin tidak mendukung mazhab fiqh penulisnya. Kedua: Dalam mengkaji dan menelurkan kaidah ushul, metode ini sangat mengandalkan kajian bahasa Arab yang mendalam, menggunakan dalalah (indikator) yang ditunjukkan oleh lafazh kata atau kalimat, logika akal, dan pembuktian dalil-dalilnya.



10



Nafahat Ala As-Syarh Al-Waroqot, Syekh Ahmad bin Abdul Lathif al-Khotib, hlm 9 Al-Wajiz Fi Ushul Fiqh Islami, Muhammad Mustofa Dzuhaili, hlm 33 12 Nafahat Ala As-Syarh Al-Waroqot, Syekh Ahmad bin Abdul Lathif al-Khotib, hlm 9 13 Al-Wajiz Fi Ushul Fiqh Islami, Muhammad Mustofa Dzuhaili, hlm 64-66 / Ilmu Ushul Fiqh, Abdul Wahab Kholaf, hlm. 18-20 / Ilmu Ushul Fiqh, Wafa Sayyid Ahmad, hlm 18-22. 11



Ketiga: Metode ini benar-benar terlepas dari pembahasan cabang-cabang fiqh dan fanatisme mazhab, jika masalah fiqh disebutkan ia hanya sebagai contoh penerapan saja. Metode ini juga menggunakan gaya perdebatan ilmiah dengan ungkapan:



‫فَإَنََقَلَتَمَ…َقَلَنَا‬ “Jika Anda mengatakan…, maka jawaban kami adalah…” Kitab-kitab yang menggunakan Metode Syafi’iyyah          







Ar-Risalah karya Imam Syafi’i (150-204 H). At-Taqhrib karya Al-Qadhi Abu Bakr Al-Baqillani Al-Maliki (wafat th 403 H). Al-Mu’tamad karya Abul-Husain Muhammad bin Ali Al-Bashri Al-mu’taziliy Asy-syafi’i (wafat th 436 H). Al-Burhan karya Abul-Ma’ali Abdul Malik bin Abdullah Al-Juwaini AsySyafi’i/Imamul-haramain (410-478 H). Al-Mustashfa karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali AsySyafi’i (wafat 505 H). Al-‘Uddah Fi Ushul Al-Fiqh karya Al-Qadhi Abu Ya’la Muhammad bin AlHusain bin Muhammad Al-Hambali (380-458 H). At-Tamhid Fi Ushul Al-Fiqh karya Mahfuzh bin Ahmad bin Husain Abul Khattab Al-Kalwadzani Al-Hambali – murid Abu Ya’la (432-510 H). Raudhatun-Nazhir Wa Junnatul-Munazhir karya Muwaffaquddin Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah Al-Maqdisi Al-Hambali (541-620 H). Al-Mahshul karya Fakhruddin Muhammad bin Umar Ar-Razy Asy-Syafi’i (wafat 606 H). Al-Ihkam fi Ushulil-Ahkam karya Saifuddin Ali bin Abi Ali Al-Amidi AsySyafi’i (wafat 631 H).



Metode Hanafiah (Thoriqoh Hanafiah) Metode ini memiliki karakter sebagai berikut: Pertama: Keterkaitan erat antara Ushul Fiqh dengan masalah cabang-cabang Fiqh dimana ia dijadikan dalil dan sumber utama kaidah-kaidah ushul yang mereka buat. Apabila ada kaidah ushul yang bertentangan dengan ijtihad fiqh para imam dan ulama mazhab Hanafi, mereka menggantinya dengan kaidah yang sesuai. Kedua: Tujuan utama dari metode ini adalah mengumpulkan hukum-hukum Fiqh hasil ijtihad para ulama mazhab Hanafi dalam kaidah-kaidah ushul. Ketiga: Metode ini terlepas dari kajian teoritis dan lebih bersifat praktis. Metode ini muncul karena para imam mazhab Hanafi tidak meninggalkan kaidah ushul yang terkumpul dan tertulis bagi murid-murid mereka seperti yang ditinggalkan Imam Syafi’i untuk murid-muridnya. Dalam buku para imam mazhab Hanafi, mereka hanya menemukan masalah-masalah Fiqh dan beberapa kaidah yang tersebar di sela-sela



pembahasan Fiqh tersebut. Akhirnya mereka mengumpulkan masalah-masalah Fiqh yang sejenis dan mengkajinya untuk ditelurkan darinya kaidah-kaidah ushul. Kitab yang ditulis dengan metode Hanafiyah       







Al-Ushul karya Ubaidullah bin Al-Husain bin Dallal Al-Karkhi Al-Hanafi (260340 H). Al-Ushul karya Ahmad bin Ali Al-Jash-shash Al-Hanafi (wafat th 370 H). Al-Ushul karya Muhammad bin Ahmad bin Abi Sahl Abu Bakr As-Sarakhsi AlHanafi (wafat th 490 H). Kanz Al-Wushul Ila ma’rifat Al-Ushul karya Ali bin Muhammad bin Al-Husain Al-Bazdawi Al-Hanafi (wafat th. 482 H). Ta’sis An-Nazhar karya Ubaidullah bin Umar bin Isa Abu Zaid Ad-Dabbusi AlHanafi (wafat th 430 H). Al-Manar karya Hafizhuddin Abdullah bin Ahmad An-Nasafi Al-Hanafi (wafat th 701 H). At-Tamhid Fi Takhrij Al-Furu’ ‘alal-Ushul karya Jamaluddin Abdur Rahim bin Al-Hasan bin ‘Ali Al-Isnawi Asy-Syafi’i (704-772 H).



Metode Ulama Kontemporer (Thoriqoh Muta’akhirin) Metode ini muncul pertama kali pada permulaan abad ke-7 Hijriyah melalui seorang alim Irak bernama Ahmad bin Ali bin Taghlib yang dikenal dengan Muzhaffaruddin Ibnus Sa’ati (wafat th 694 H) dengan bukunya Badi’un-Nizham Al-Jami’ baina Ushul Al-Bazdawi Wal-Ihkam. Di antara keistimewaan terpenting dari metode ini adalah penggabungan antara kekuatan teori dan praktek yaitu dengan mengokohkan kaidahkaidah ushul dengan argumentasi ilmiah disertai aplikasi kaidah ushul tersebut dalam kasus-kasus fiqh. Buku-buku penting yang ditulis dengan metode gabungan adalah sebagai berikut :  



   



Badi’un-Nizham Al-Jami’ baina Ushul Al-Bazdawi Wal-Ihkam karya Ibnus-Sa’ati. Tanqih Al-Ushul karya Taj Asy-Syari’ah Ubaidullah bin Mas’ud Al-Bukhari (wafat th 747 H), buku ini adalah ringkasan dari Ushul Bazdawi, Al-Mahshul karya Ar-Razi, dan Mukhtashar Ibnul-Hajib. At-Tahrir Fi Ushul Al-Fiqh karya Kamaluddin Muhammad bin Abdul Wahid yang dikenal dengan nama Ibnul-Hammam Al-Hanafi (790-861 H). Buku ini lebih dekat ke metode Syafi’iyyah, meskipun penulisnya menyebutkan dalam muqaddimah bahwa ia menulisnya dengan metode gabungan. Jam’ul-Jawami’ karya Tajuddin Abdul Wahab bin Ali As-Subki Asy-Syafi’i (wafat th 771 H). Al-Qawa’id wal-Fawaid Al-Ushuliyyah karya Ali bin Muhammad bin Abbas alHambali yang terkenal dengan sebutan Ibnul-Lahham (752-803 H). Musallam Ats-Tsubut karya Muhibbuddin bin Abdus-Syakur Al-Hanafi (wafat th 1119 H). Irsyad Al-Fuhul Ila Tahqiq ‘Ilm Al-Ushul karya Muhammad bin Ali bin Abdullah Asy-Syaukani Asy-Syafi’i (wafat th 1250 H).



Buku Ushul Fiqh kontemporer juga menggunakan metode gabungan, berikut ini adalah salah satunya :         



Tas-hil Al-Wushul Ila Ilmil-Ushul karya Muhammad Abdur Rahman Al-Mahlawi AlHanafi (wafat 1920 M). Ushul Al-Fiqh karya Muhammad Al-Khudhari (wafat 1927 M). Ushul Al-Fiqh karya Abdul Wahab Khalaf (wafat 1955 M). Ushul Al-Fiqh karya Muhammad Abu Zahrah (wafat 1974 M). Ushul Al-Fiqh karya Muhammad Zuhair Abun-Nur. Ushul Al-Fiqh Al-Islami karya Syaikh Syakir Al Hambali. Ushul Al-Fiqh Al-Islami karya Wahbah Zuhaili. Ushul Al-Fiqh Al-Islami karya Zakiuddin Sya’ban. Ushul At-Tasyri’ Al-Islami karya Ali Hasbullah dan lain-lain.



MATERI : 3 PERBEDAAN ANTARA USHUL FIQH DAN FIQH Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari kitab syarah waroqot al-mahally dan kitab ushul fiqh abdul wahab kholaf, sekiranya ada 3 perbedaan yang secara nyata terlihat antara ilmu ushul fiqh dan ilmu fiqh, yakni perbedaan tujuan, objek kajian dan perbedaan masa kemunculan 1.



Perbedaan Tujuan :  Tujuan mempelajari ilmu Ushul Fiqh adalah penerapan kaidah-kaidah fiqih dan teori-teori nya atas dalil yang tafsili supaya tersampaikan kepada hukum syariat yang menunjukannnya.  Tujuan mempelajari ilmu Fiqh adalah enerapan hukum-hukum syariat atas perbuatan dan ucapan manusia



2.



Perbedaan Objek Kajian dan pembahasan :  Objek kajian ilmu Ushul Fiqh adalah dalil syar’i yang bersifat kulliy (global) seperti amr, nahi, amm, muthlak, ijma shorih, ijma, qiyas dan lain sebagainya.  Objek kajian ilmu Fiqh perbuatan mukallaf dari sisi apa-apa yang tetap dari hukum syari’at. Perbedaan Masa Kemunculan :  Masa kemunculan ilmu Ushul fiqh dimulai pada kurun kedua dari tahun hijriah, karena pada kurun pertama yakni masa rosullulah masih hidup tidak ada kebutuhan terhadap ilmu ushul fiqh, sebab saaat itu rosul sendiri yang berfatwa dan memutuskan hukum. Ilmu ushul fiqh pertama kali disusun menjadi sebuah fan oleh imam syafi’i.  Masa kemunculan ilmu fiqh dimulai pada berbarengan dengan masa munculnya agama islam



3.



MATERI : 4 BIOGRAFI PENGARANG DAN SKEMA PEMBAHASAN DALAM KITAB WAROQOT Biografi Imam Haromain Al-Juwaini Penulis Matan Waroqot14



1.







Nama dan Nasab Nama asli beliau adalah Abdul Malik, sedangkan ‘alam kunyah (nama dengan tambahan abu) beliau adalah “Abul Ma’ali”, dan ‘alam laqob (nama julukan/gelar) beliau adalah “Imamul Haromain” yang artinya Imam 2 tanah harom, maksudnya tanah harom Mekah dan tanah harom Madinah, selain itu beliau juga diberi gelar “Dhiya’uddin” (Cahaya Agama) dan juga “Fakhrul Islam” (kebanggaan Islam). Beliau diberi gelar “Imamul Haromain” karena beliau sempat bermukim di kota Mekah selama 4 tahun, begitu juga beliau pernah bermukim di kota Madinah selama 4 tahun, dikedua tempat tersebut beliau mengajar dan berfatwa. Nasab beliau adalah Abdul Malik bin Abdulloh bin Yusuf bin Muhammad bin Hayyuyah Al-Juwaini As-Sanbasi, At-Tho’I An-Naisaburi Asy-Syafi’i. Juwain adalah salah satu daerah dikawasan Naisabur, sedangkang Sanbas adalah salah satu kabilah/suku yang terkenal di daerah Thoyy.







Kelahiran dan perkembangan Mayoritas Ahli Sejarah Berpendapat Bahwa Imam Haromain Dilahirkan Pada Tanggal 18 Muharrom Tahun 419 H. Di Naisabur, Salah Satu Kota Bagian Khurosan, Yang Kini Termasuk Wilayah Negara Iran. Naisabur Adalah Satu Kota Yang Saat Itu Menjadi Salah Satu Pusat Kebudayaan Di Khurosan. Beliau Dibesarkan Ditengah – Tengah Keluarga Yang Shaleh Dan Bertakwa. Ayah Beliau, Abdulloh Bin Yusuf Abu Muhammad Al-Juwaini Adalah Seorang Ulama’ Yang Terkenal Dalam Bidang Ilmu Tafsir, Fiqih, Bahasa Arab Dan Sastra, Dan Mengajar Ilmu Fiqih Disalah Satu Madrasah Yang Ada Dikota Naisabur. Sedangkan Ibu Beliau Adalah Seorang Budak Wanita Yang Shalehah Yang Dibeli Oleh Ayahnya Dengan Uang Yang Tak Tercampur Sedikitpun Dengan Harta Syubhat, Ayah Imam Haromain Juga Hanya Memberikan Nafkah Dari Harta Yang Murni Halal Kepada Ibunya Sampai Ibunya Mengandung Beliau. Ayah Beliau Memang Memegang Kuat Prinsip Untuk Tidak Memberikan Makanan Bagi Keluarga Dan Anknya Kecuali Dengan Harta Yang Halal, Dengan Keyakinan Yang Teguh Bahwa Harta Yang Tidak Halal Akan Merusak Agama Dan Dunia, Dan Member Pengaruh Buruk Pada Orang Yang Memakannya.



14



Muhammad Az-Zuhaili, Al-Imam Al-Juwaini, (Damaskus: Darul Qalam, 2002), hal. 15-44, 48-60, 79-81, 83-92. Abu 'Amr 'Utsman bin Shalah, Thabaqatul Fuqaha'usy Syafi'iyah, ed. Muhyiddin 'Ali Najib (Beirut: Darul Basya'irul Islamiyah, cet. I, 1992), I, hal. 520-521. / Khairuddin bin Mahmud Az-Zarkali, AlA'lam (ttp: Darul 'ilm lil Malayin, cet. V, 2002), IV, hal. 146, 160. / Abul Hasan 'Ali ibnul Atsir, Al-Kamil fit Tarikh, ed. Umar 'Abdussalam Tadmiri (Libanon-Beirut: Darul Kitab Al-'Arabi, 1417 H./1997 M.), VIII, hal. 190, 301.







Masa – Masa Menuntut Ilmu Tempat pertama bagi beliau untuk belajar adalah rumahnya sendiri, dibawah bimbingan ayahnya beliau menghafalkan al-qur’an dan juga belajar ilmu tafsir, hadits, fiqih, ushul dan sastra, beliau juga mempelajari semua kitab – kitab karya ayahnya dengan dibawah bimbingan ayahnya langsung. Selain itu beliau juga belajar hadits kepada beberapa guru, seperti Syaikh Abu Manshur dan lainnya. Di masa mudanya beliau tak mau hanya mengikuti pendapat – pendapat ayah beliau dan teman – temannya sebelum masalah itu benar benar dikaji secara mendalam, beliau mengkaji setiap masalah secara sungguh – sungguh dengan memperhatikan pendapat – pendapat dalam madzhab Imam Syafi’I dan juga dari madzhab lainnya saat berdiskusi, hal tersebut yang membuat beliau sangat menonjol diantara teman – teman diskusinya, sehingga pada saat usia beliau belum menginjak umur 20 tahun beliau sudah dijadikan ketua dalam diskusi yang diadakan dimajlis ayahnya. Namun itu semua tak membuat minat belajar beliau berkurang, pada pagi buta beliau sudah pergi ke masjid ustadz Abu Abdulloh Al-Khobazi, beliau membaca al-qur’an dan mempelajari beberapa ilmu pada gurunya tersebut, setelah selesai beliau kembali ke madrasah ayahnya dan mengajar disana, setelah selesai mengajar beliau pergi ke madrasah Al-Baihaqi, disana beliau belajar ilmu kalam (ilmu tauhid/ushuluddin) pada Al-Ustadz Abul Qosim Al-isfaroyini. Begitulah keseharian beliau, menuntut ilmu mulai dari kecil sampai dimasa tua, bahkan saat sudah menjadi guru di madrasah.







Guru – Guru Imam Haromain Imam Haromain Mempelajari Berbagai Cabang Ilmu Dari Beberapa Guru Dan Para Masyayikh Yang Hidup Dimasa Itu. Guru – Guru Utama Beliau Adalah Sebagai Berikut : 1. Ayah Beliau Sendiri, Syaikh Abu Muhammad, Abdulloh Bin Yusuf Al-Juwaini, Seorang Ulama’ Ahli Dalam Bidang Ilmu Fiqih, Ushul Dan Tafsir. Diantara Kitab – Kitab Karyanya Yang Terpenting Adalah; Syarah Kitab Ar-Risalah Karya Imam Syafi’I, Tafsir Al-Kabir, At-Tabshiroh Wat-Tadzkiroh, Al-Furuq, As-Silsilah, Mauqiful Imam Wal Ma’mum Dan Mukhtashorul Muhtashor. Syaikh Abdulloh AlJuwaini Wafat Pada Tahun 438 H. 2. Syaikh Abul Qosim Al-Isfaroyini Al-Iskaf, Abdul Jabbar Bin Ali Bin Muhammad Bin Haskan, Ulama’ Ahli Ilmu Fiqih, Ushul Dan Ilmu Kalam, Beliau Belajar Pada Syaikh Abu Ishaq Al-Isfaroyini Dan Syaikh Abdulloh Bin Yusuf Al-Ashfihani, Beliau Wafat Pada Tahun 452 H. Syaikh Abul Qosim Al-Isfaroyini Merupakan Guru Utama Imam Haromain Dalam Ilmu Kalam, 3. Syaikh Abu Abdulloh Al-Khobbazi, Muhammad Bin Ali Bin Muhammad Bin Hasan, Seorang Ulama’ Utama Yang Ahli Dalam Ilmu Qiro’ah (Bacaan) Al-Qur’an Di Kota Naisabur, Beliau Dilahirkan Pada Tahun 372 H. Dan Wafat Pada Tahun 449 H. Imam Haromain Belajar Al-Qur’an Pada Beliau Diwaktu Pagi Hari Sebelum Mengajar. 4. Al-Imam Az-Zahid Asy-Syaikh Fadhlulloh Bin Ahmad Bin Muhammad Al-Maihani, Beliau Wafat Pada Tahun 440 H.



5. Al-Qodhi Asy-Syaikh Abu Ali, Husain Bin Muhammad Bin Ahmad Al-Marudzi, Ulama’ Yang Menjadi Guru Utama Dalam Fiqih Madzhab Imam Syafi’i. Dalam Kitab – Kitab Fiqih Madzhab Syafi’i Nama Beliau Bisa Disebut Dengan “Qodhi Husain”, Beliau Mendapat Julukan “Habrul Ummat” (Ahli/Pakarnya Umat Islam), Diantara Kitab Karya Beliau Adalah ‘At-Ta’liqoh Al-Kubro’ Dan ‘Al-Fatawi’. Beliau Wafat Pada Tahun 462 H. 6. Al-Hafidh Abu Na’im Al-Ashfihani, Ahmad Bin Abdulloh Bin Ahmad Bin Ishaq, Penulis Kitab Yang Terkenal; “Hilyatul Ulama’. Salah Seorang Pembesar Ulama’ – Ulama’ Ahli Hadits, Beliau Wafat Pada Tahun 430 H. 7. Abul Qosim Al-Furoni Al-Maruzi Asy-Syafi’i, Abdurrohman Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Furon, Ulama’ Ahli Ilmu Fiqih Madzhab Syafi’i Yang Menjadi Pemimpin Ulama’ – Ulama’ Ahli Fiqih Didaerah Marwa, Beliau Banyak Menulis Kitab Tentang Ushul, Fiqih Dan Khilaf Ulama’, Diantara Karya Beliau Adalah Kitab “Al-Ibanah”, Beliau Wafat Pada Tahun 463 H. 8. Imam Baihaqi, Abu Bakar, Ahmad Bin Al-Husain Al-Baihaqi An-Naisaburi, Salah Seorang Ulama’ Pembesar Ilmu Hadits Dan Fiqih Madzhab Syafi’i. Setelah Belajar Pada Beliau, Imam Haromain Juga Ikut Mengajar Dimadrasah Imam Baihaqi> Imam Haromain Sangat Mengagumi Gurunya Ini, Sampai – Sampai Beliau Mengatakan; “Semua Orang Yang Mengikuti Madzhab Syafi’i Memiliki Hutang Budi Kepada Imam Syafi’I, Kecuali Imam Baihaqi, Sebaliknya Imam Syafi’I Mempunyai Hutang Budi Pada Beliau Karena Kitab – Kitab Karya Beliau Yang Ditulis Untuk Membela Pendapat –Pendapat Imam Syafi’I Dan Madzhabnya”. Diantara Kitab Karya Beliau Adalah “As-Sunan Al-Kubro”, “Ma’rifatus Sunan Wal Atsar” Dan Al-Mabsuth”. Beliau Wafat Pada Tahun 458 H. 



Murid – Murid Imam Haromain Imam Haromain banyak menelurkan ulama’ – ulama’ yang sangat terkenal di zamannya, Syaikh Ibnul Jauzi bercerita; “setiap hari tak kurang dari 300 orang yang menghadiri majlis beliau untuk belajar, dan banyak dari mereka yang menjadi ulama’ – ulama’ besar, bahkan sebagian dari mereka sudah mengajar disaat beliau masih hidup”. Diantara murid – murid beliau yang terkenal adalah : 1. Imam Ghozali, Syaikh Abu Hamid, Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad At-Thusi Al-Ghozali, penulis kitab – kitab terkenal seperti “Ihya’ ulumiddin”, “Al-Mankhul”, “Al-Mustashfa” dan lainnya, beliau wafat pada tahun 505 H. 2. Imam Ilkiya Al-Harrosi, Syaikh Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Ali Aththobari, seorang ahli fiqih madzhab syafi’i, ushul dan hadits yang mendapat gelar “Imaduddin” (Tiang agama). Diantara kitab karya utama beliau adalah ‘Syifa’ul Mustarsyidin” dan “Ahkamul Qur’an”. Beliau wafat pada tahun 504 H. 3. Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Al-Mudhoffar An-Naisaburi, ulama’ ahli fiqih madzhab syafi’i yang menjadi salah satu murid andalan Imam Haromain, beliau wafat pada tahun 500 H. 4. Al-Ustadz Abu Nashr, Abdurrohim bin Abdul Karim bin Hawazin, putra dari Imam Abul Qosim Al-Qusyairi, penggemar kitab tafsir, fiqih dan ilmu kalam,



diantara kitab karya beliau adalah “Al-Maqomat” dan “Al-Adab”, beliau wafat pada tahun 154 H. 



Mazhab Firqoh imam jalaludin al-mahally adalah Sunni atau Ahli Sunnah Wal Jama’ah yakni Asy’ariah. Beliau bermazhab Syafi’i







Kitab – Kitab karya Imam Haromain 1. Nihayatul Mathlab Fi Diroyatil Madzhab 2. Ghiyatsul umam Fit-Tiyatsidh Dhulam 3. Al-Aqidah An-Nidhomiyah 4. Asy-Syamil Fi Ushuliddin 5. Mughitsul Kholqi Fi atba’il Haqqi 6. Madarikul Uqul 7. Al-Burhan Fi Ushulil Fiqhi 8. Al-Irsyad Fi ushulil Fiqhi 9. At-Talkhish Fi Ushulil fiqhi 10. Al-Waroqot Fi Ushulil Fiqhi







Wafat Imam Haromain Imam Haromain wafat didesa Busytaniqon, pada malam rabu setelah sholat isya’, tanggal 25 bulan Robi’ul Akhir tahun 478 H. dalam usia 59 tahun.



Biografi Imam Jalaludin Al-Mahali Penulis Syarah Waroqot15



2.







Nama dan Nasab Nama asli beliau adalah Muhammad, sedangkan alam kunyah nya adalah abu abdillah, dana lam laqob (gelar) nya adalah al-imam jalaludin al-mahally, Al-Mahalli dinisbatkan dengan daerah Al-Mahallah Al-Kubra yang sekarang ini masuk kedalam Kegubernuran Al Gharbiyah, Mesir. Sedangkan untuk Nasab beliau adalah Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Kamaluddin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim



15



Husnul Muhadharah fi Tarikh Mishr wa Al-Qahirah, Husnul Muhadharah fi Tarikh Mishr wa AlQahirah, Jilid 1, Halaman 252, Jalaluddin As-Suyuthi, 1967. / Syadzarat adz-Dzahab fi Akhbar Man Dzahab, Syadzarat adz-Dzahab fi Akhbar Man Dzahab, Jilid 9, Halaman 447-448, Abu Al-Falah Abdul Hayy bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Imad Al-`Akari Al-Hanbali, 1987. Al-Khuthath At-Taufiqiyyah AlJadidah, Al-Khuthath At-Taufiqiyyah Al-Jadidah, Jilid 15, Halaman 21-22, Ali Mubarak, 1889. / Adh-Dhau' Al-Lami` Li Ahli Al-Qarni At-Tasi`, Adh-Dhau' Al-Lami` Li Ahli Al-Qarni At-Tasi`, Jilid 7, Halaman 39-41, Syamsuddin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad As-Sakhawi, 1992. / Al-A`lam Qamus Tarajim, AlA`lam Qamus Tarajim, Jilid 5, Halaman 333, Khairuddin Az-Zirikli, 2002. / Mu`jam Al-Mu'allifin, Mu'jam AlMu'allifin, Jilid 8, Halaman 311-312, Umar Ridha Kahalah, 1993.







Kelahiran dan Masa Menuntut Ilmu Imam Jalaludin Al-Mahally Lahir di Kairo, Mesir pada awal bulan Syawwal 791 H/September 1389 Riwayat hidup Al-Mahalli tak terdokumentasi secara rinci. Hal ini disebabkan ia hidup pada masa kemunduran dunia IslamWalau begitu, Al-Mahalli dikenal sebagai orang yang berkepribadian mulia dan hidup sangat pas-pasan, untuk tidak dikatakan miskin. Guna memnuhi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja sebagai pedagang. Meski demikian kondisi tersebut tidak mengendurkan tekadnya untuk terus mengais ilmu. Tak mengherankan jika ia mempunyai banyak karangan yang salah satunya adalah Tafsir Al-Qur’an Al-’Adzim yang lebih dikenal dengan nama Tafsir Jalalain tetapi belum sempurna. Sejak kecil tanda-tanda kecerdasan sudah menonjol pada diri Mahalli. Ia ulet menyerap berbagai ilmu, mulai dari Tafsir, Ushul Fikih, Teologi, Fikih, Nahwu dan Logika. Mayoritas ilmu tersebut dipelajarinya secara otodidak, hanya sebagian kecil yang diserap dari ulama-ulama salaf pada masanya, seperti Al-Badri Muhammad bin AlAqsari, Burhan Al-Baijuri, A’la Al-Bukhari dan Syamsuddin bin Al-Bisati. Dalam kitab Mu’jam Al-Mufassirin, As-Sakhawi menuturkan bahwa Al-Mahalli adalah "sosok imam yang sangat pandai dan berfikiran jernih. Kecerdasannya di atas ratarata".







Guru Imam Jalaluddin al-Mahalli memiliki banyak guru diantaranya: 1. Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhazmad bin Abdu ad-Da'im An-Nu`aimi Al-`Asqalani Al-Barmawi Al-Qahiri Asy-Syafi`i yang lebih dikenal dengan Syamsu al-Barmawi (763 - 831 H), dalam ilmu fikih, ushul fikih dan bahasa Arab, ia tinggal di Madrasah Al-Baibarsiyyah tempat Jalaluddin al-Mahalli belajar 2. Al-Imam Al-Faqih Burhanuddin Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad Al-Baijuri, lebih dikenal dengan Burhan Al-Baijuri (825 - 750 H) dalam ilmu fikih 3. Al-Imam Al-Muhaddits Jalaluddin Abu al-Fadhl Abdurrahman bin Umar bin Ruslan Al-Kanani Al-`Asqalani Al-Bulqini Al-Mishri, lebih dikenal dengan Jalal Al-Bulqini (763 - 824 H) dalam bidang hadits 4. Al-Imam Al-Muhaddits Waliyuddin Abu Zur`ah Ahmad bin Al-Muhaddits Abdurrahim Al-`Iraqi (762 - 826 H) dalam bidang ilmu hadits 5. Al-Imam Al-Hafidz Qadhi al-Qudhat `Izuddin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Jama`ah Al-Kanani (694 - 767 H), dalam bidang hadits dan ushul fiqih 6. Asy-Syaikh Syihabuddin Al-`Ajimi, cucu Ibnu Hisyam, dalam bidang nahwu 7. Asy-Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Shalih bin Muhammad bin Abdullah bin Makki Asy-Syanuthi (Wafat 873 H) dalam bidang nahwu dan bahasa Arab 8. Al-Imam Nashiruddin Abu Abdillah Muhammad bin Anas bin Abu Bakr bin Yusuf Ath-Thanatada'i Al-Mishri Al-Hanafi (Wafat 809 H), dalam bidang ilmu waris dan ilmu hitung



9. Al-Imam Badruddin Mahmud bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad AlAqshara'i (Wafat 825 H), dalam bidang ilmu logika, ilmu debat, ilmu ma`ani, ilmu bayan, ilmu `arudh dan ushul fikih 10. Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman AthTha'i Al-Basathi Al-Maliki (670 - 842 H), dalam bidang tafsir, ushuluddin, dan lain-lain 11. Al-Imam `Ala'uddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Bukhari AlHanafi (799 - 841 H) 12. Asy-Syaikh Al-`Allamah Nizhamuddin Yahya bin Yusuf bin Muhammad bin Isa Ash-Shairami Al-Hanafi (777 - 833 H, dalam bidang fikih 13. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakr bin Khudhar bin Musa, lebih dikenal dengan Ibnu Ad-Dairi (788 - 862 H 14. Asy-Syaikh Majduddin Al-Barmawi Asy-Syafi`i 15. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Khalil AlGharaqi Asy-Syafi`i (Wafat 816 H) dalam bidang fikih 16. Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Abi Ahmad Muhammad bin Abdullah AlMaghrawi Al-Maliki (Wafat 820 H) 17. Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Baqa' Muhammad bin Musa bin Isa bin Ali AdDamiri (742 - 808 H), hadir dalam sebagian kajiannya 18. Asy-Syaikh Syihabuddin Abu al-`Abbas Ahmad bin `Imad bin yusuf bin Abdu anNabi al-Aqfahasi Al-Qahiri, lebih dikenal dengan Ibnu al-`Imad (750 - 808 H) 19. Asy-Syaikh Badruddin Muhammad bin Ali bin Umar bin Ali bin Ahmad AthThanabadi 20. Syaikh al-Islam Al-Imam Syihabuddin Ibnu Hajar Al 'Asqalani (773 - 852 H) dalam bidang hadits dan ilmu hadits 21. Asy-Syaikh Jamaluddin Abdullah bin Fadhlullah, dalam bidang hadits 22. Al-Imam Al-Muhaddits Syarafuddin Abu Thahir Muhammad bin Muhammad bin Abdul Lathif Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan Ibnu Al-Kuwaik (737 - 821 H) 23. Al-Imam Al-`Allamah Syamsuddin Abu Al-Khair Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Jazari Asy-Syafi`i (752 - 833 H) 24. Asy-Syaikh Nashiruddin Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Nashiruddin Al-`Ajami As-Samnudi Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan Ibnu Mahmud (Wafat 855 H), Jalaluddin al-Mahalli menghafal al-Qur'an kepadanya ketika masih kecil 



Mazhab Firqoh imam jalaludin al-mahally adalah Sunni atau Ahli Sunnah Wal Jama’ah yakni Asy’ariah. Beliau bermazhab Syafi’i dan termasuk kepada salah satu pembesar fuqoha syafi’iah, salah satu kitab fiqih karangan beliau adalah Kanzu Roghibhin, syarah atau penjelas bagi kitab Minhaj Tholibhin karangan imam nawawi.







Murid Berikut ini adalah daftar nama murid-murid imam jalaludin al-mahally : 1. Al-Imam Nuruddin Abu Al-Hasan Ali bin Al-Qadhi Afifuddin Abdullah bin Aham, lebih dikenal dengan nama As-Samhudi, Ulama, Mufti, Pengajar dan Sejarawan di Madinah (Lahir pada bulan Shafar 844 H, wafat di Madinah pada tahun 911 H), ia mempelajari Syarh al-Minhaj, Jam`ul Jamami`, dan lain-lain.



2.



3.



4.



5.



6.



7.



8.



9. 10.



11. 12.



13.



14. 15.



16.



17.



Asy-Syaikh Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abu Bakr bin Ali bin Mas`ud bin Ridhwan Al-Mari Al-Maqdisi lebih dikenal dengan nama Ibnu Abi Syarif (836 - 923 H) lahir di Yerusalem kemudian pergi ke Kairo dan mempelajari Syarh Jam`ul Jawami` Asy-Syaikh Syihabuddin Abu Al-Fattah Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Musa Al-Absyaihi Al-Mahalli, ia mempelajari Syarh al-Minhaj dan Syarh Jam`ul Jamami` Asy-Syaikh Khairuddin Abu Al-Khair Muhammad bin Muhammad bin Daud ArRumi Al-Qahiri Al-Hanafi, lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Farra' (814 897 H), ia mempelajari bidang fikih dan ushul fikih Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Fadhl Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Bahadir Al-Maumani Ath-Tharablusi Al-Qahiri Asy-Syafi`i (Wafat 877 H, ia mempelajari Syarh al-Minhaj, Syarh Jam`ul Jamami`, Syarh Alfiyah Al-`Iraqi, dan lain-lain Asy-Syaikh Shalahuddin Muhammad bin Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Khalaf bin Kamil Al-Manshuri Ad-Dimyathi, Qadhi di Dimyath, lebih dikenal dengan nama Ibnu Kamil (Wafat 887 H) Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Al-Barakay Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Baz Al-Asyhab Manshur bin Syibl AlGhiraqi (795 - 858 H) Asy-Syaikh Najmuddin Muhammad bin Syarafuddin Muhammad bin Najmuddin Muhammad bin Sirajuddin Umar bin Ali bin Ahmad Al-Qurasyi Ath-Thanabadi Al-Qahiri Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan nama Ibnu `Arab, (Lahir pada bulan Rajab tahun 831 H Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Musa Asy-Syihab AlBairawati Al-Khanaki Asy-Syafi`i Asy-Syaikh `Imaduddin Abu al-Fida' Ismail bin Ibrahim bin Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibrahim bin Sa`dulah bin Jama`ah (825 - 861 H, ia mempelajari Syaikh Jam`ul Jawami` dan lain-lain Asy-Syaikh Hisamuddin Husain bin Muhammad bin Hasan Al-Ghazi Asy-Syafi`i atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Harasy Asy-Syaikh Syarafuddin Abdul Haq bin Syamsuddin Muhammad bin Abdul Haq bin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Abdul `Al AsSanbathi, ia mempelajari beberapa kitab (Wafat 842 H Asy-Syaikh Zainuddin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Syaraf bin Al-Lu'lu'i Ad-Dimasyqi bin Qadhi `Ajlun, (Lahir 839 H Asy-Syaikh Zainuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Haji bin Fadhl AsSantawi, ia mempelajari fikih dan ushul fikih Asy-Syaikh Abdullah bin Ahmad bin Abi Al-Hasan Ali bin Isa bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Isa Al-Jamal Al-Hasani As-Samhudi (Lahir 804 H) ia mempelajari bahasa Arab, Syarh Ibnu Aqil, fikih, ushul fikih, dan lain-lain Asy-Syaikh Ali bin Daud bin Sulaiman bin Khalad bin `Audh bin Abdullah bin Muhammad bin Nuruddin Al-Jaujari, Khatib Masjid Raya Toulon, ia hadir di beberapa kajian Jalaluddin Al-Mahalli Asy-Syaikh Nuruddin Ali bin Muhammad bin Isa bin Umar bin `Athif Al-`Adani Al-Yamani Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan nama Ibnu `Athif (Lahir 812 H



18. Asy-Syaikh Sirajuddin Umar bin Hasan bin Umar bin Abdul Aziz bin Umar An-



Nawawi, ia mempelajari Syarh Al-Minhaj 19. Asy-Syaikh Najmuddin Muhammad bin Burhanuddin Ibrahim bin Jamaluddin



20.



21. 22.



23.







Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman, lahir 833 H di Yerusalem, ia mempelajari Syarh Jam`ul Jawami` Asy-Syaikh Syarafuddin Yahya bin Muhammad bin Sa`id bin Falah bin Umar Al`Abasi Al-Qahiri Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan nama Al-Baqani, lahir pada tahun 827 H dan wafat pada tahun 900 H, ia mempelajari tafsir Asy-Syaikh Abu Bakr bin Quraisy bin Ismail bin Muhammad Quraisy AzhZhahiri, lahir pada tahun 850 H Asy-Syaikh Al-Imam Ali bin Muhammad bin Isa bin Yusuf bin Muhammad AlAsymuni, lahir pada bulan Sya`ban 838 Hdan wafat pada hari Sabtu, 17 Dzulhijjah 918 H Asy-Syaikh Burhanuddin Abu Al-Hasan Ibrahim bin Umar bin Hasan bin Ali bin Abu Bakr Al-Buqa`i (809 - 885 H



Kitab Beliau adalah ulama yang sangat produktif dalam menuliskan ilmu agama, hal tersebut terbukti dari banyaknya kitab karangan beliau yang bahkan masih dijadikan kajian, salah satu dari kitab-kitab karangan beliau adalah sebagai berikut : 1. Al-Badru ath-Thali` fi Halli Jam`i al-Jawami`, merupakan Syarh dari Jam`u alJawami` yang ditulis oleh Tajuddin As-Subuki, kitab dalam ilmu ushul fiqih. 2. Syarh Al-Waraqat yang ditulis Imam Al-Haramain Al-Juwaini, Syarh ini memiliki beberapa Hasyiyah antara lain:  Hasyiyah Asy-Syaikh Ahmad Ad-Dimyathi, dicetak bersama Syarh oleh Percetakan Al-Maimuniyyah pada tahun 1315 H dan Percetakan Daar alKutub Al-`Arabiyyah pada tahun 1338 H  Hasyiyah Asy-Syaikh Muhammad As-Sanbathi(Manuskrip terdapat di Perpustakaan Al-Azhar)  Hasyiyah Asy-Syaikh Muhammad Ash-Shafati (Manuskrip terdapat di Perpustakaan Al-Azhar)  Hasyiyah Asy-Syaikh Muhammad bin `Ibadah Al-`Adawi (Manuskrip terdapat di Perpustakaan Al-Azhar)  Hasyiyah Asy-Syaikh Syihabuddin Al-Qalyubi (Manuskrip terdapat di Perpustakaan Al-Azhar 3. Kanzu ar-Raghibin fi Syarhi Minhaji ath-Thalibin Imam An-Nawawi 4. Syarh Mukhtashar Burdah 5. Al-Anwar Al-Madhiyah 6. Al-Qaul Al-Mufid fi An-Nail As-Sa`id 7. Ath-Thib An-Nabawi 8. Kitab fi Al-Manasik 9. Kitab fi Al-Jihad 10. Syarh Al-Qawa`id Ibnu Hisyam, belum melengkapinya 11. Syarh At-Tashil Ibnu Malik 12. Hasyiyah `ala Jaami`i Al-Mukhtasharat, belum melengkapinya



13. Hasyiyah Jawahir Al-Isnawi, belum melengkapinya 14. Syarh Asy-Syamsiyyah fi Al-Manthiq, belum melengkapinya 



Wafat Imam Jalaluddin al-Mahalli wafat pada Sabtu pagi, pertengahan Ramadhan 864 H, bertepatan dengan tahun 1459 M.‎



3.



SKEMA PEMBAHASAN KITAB WAROQOT Pembahasan kitab waroqot secara umum dapat terbagi menjadi 4 judul besar yakni sebagai berikut : 1. Muqoddimah :  pengertian ashl, furu, fiqh,nadzor, istidlal, dalil, dzon, syak, dan macammacam ilmu.  Pembagian Hukum menjadi : wajib, sunnah, mubah, haram, makruh, sah, batal.  Pengertian ilmu ushul fiqh dan pembagian bab ushul fiqh. 2. Turuq Fiqhi :  Amr-Nahi  Amm-Khos  Muthlak-Muqoyyad  Mujmal-Mubayin  Dzohir-Mu’awal  Perbuatan Nabi  Ijma’  khobar / sunnah nabi  Qiyas  Hadzr-Ibahah  Istishab 3. Kaifiyah Istidlal  Ta’arudh Baida Adillah a. Taqdim Khos Ala Amm b. Taqdim Muqoyyad Ala Muthlak c. Taqdim Mubayin Ala Mujmal d. Taqdim Nasikh Ala Mansukh 4. Sifat Mujtahid :  Syarat-Syarat Mufti / Mujtahid  Syarat-Syarat Mustafti  Taqlid-Ijtihad



CATATAN : jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam konten isi pembahasan mohon untuk diganti dengan yang benar atau yang lebih tepat setelah dikaji terlebih dahulu. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penulisan mohon untuk diganti dengan yang benar atau yang lebih tepat. Waulohu A’lam Bi Showab