Kanjurhan Malang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TRAGEDI AREMA FC VS PERSEBAYA DI STADIUN KANJURUHAN



BAHASA INDONESIA



Dosen Pengampu: Milatuz Zakiyah, S.pd.,M.A



Disusun oleh : Kelompok 5 Videlis Prabinuel Abi (225120600111029) Syaharani Wibowo (225120600111013) Regitha Ameydia Putri (225120607111031) Maya Mulya Lusiana (225120600111020)



KELAS B-1 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2022



TRAGEDI AREMA FC VS PERSEBAYA SURABAYA DI STADION KANJURUHAN



Abstrak



Pada hari Sabtu, 1 November 2022 telah diadakan pertandingan liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Dalam pertandingan yang di lakukan pada malam hari, di tutup dengan kemenangan Persebaya yang unggul 1 angka dari Arema FC dengan skor 2-3. Namun, pertandingan pada malam itu berakhir tragis dan merupakan pertandingan paling menakutkan dalam sejarah persebak bolaan indonesia yang memakan ratusan korban jiwa dari suporter Arema FC dan 2 orang dari pihak kepolisian. Tidak hanya orang dewasa saja yang ikut menyaksikan pertandingan pada malam itu, anak-anak di bawah umur dan para perempuan juga ikut menjadi korban keganasan dari tragedi tersebut. Pertandingan yang tidak akan pernah terlupakan khususnya bagi Aremania yang kehilangan teman, keluarga, dan orang-oang terdekat mereka. Perlu adanya pertanggung jawaban dari berbagai pihak, sehingga perlu untuk mengusut tuntas tragedi kanjuruhan. Adanya bantuan dari netizen dan para jurnalis serta tokoh-tokoh penting yang terus mengawal akan kejelasan dari tragedi kanjuruhan, banyak media sosial yang mengangkat berita tentang tragedi ini mulai dari twitter, instagram, youtube, tiktok, facebook, dan sejenisnya. Hal ini merupakan upaya agar kasus ini segera di selesaikan dengan sejelasjelasnya sehingga tidak timbul tanya tanya besar dan penyelesaian tragedi kanjuruhan. Kata kunci : Tragedi Kanjuruhan, Arema FC, Aremania.



Kerangka Teori



Landasan teori Dalam menganalisis tragedi Kanjuruhan ini, ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk membantu dan mempermudah. Pertama yaitu teori konflik dari Lewis A. Coser. Teori konflik menurut Lewis A. Coser digolongkan menjadi dua yaitu realitas dan tidak realistis. Konflik realistis merupakan suatu konflik yang bersumber dari adanya kekecewaan oleh individu maupun kelompok tertentu yang ada di masyarakat terhadap suatu sistem dan tuntutan-tuntutan tertentu. Mengaitkan teori ini dengan tragedi yang terjadi bahwasannya adanya kelompok masyarakat dalam bentuk suporter terhadap tim yang didukung agar dapat meraih kemenangan di kandang sendiri. Hal ini karena rivalitas yang terjadi antara tim tuan rumah dan tim tamu sangat besar dan berpengaruh terhadap klasemen di liga. Menurut teori konflik ini juga tidak selamanya teori memiliki dampak yang negatif atau buruk tetapi ada juga dampak positifnya. Hal ini bisa dilihat dari tragedi Kanjuruhan yang akibat konflik tersebut semakin memperkuat ikatan hubungan antar anggota atau individu dalam kelompok tersebut itu sendiri. Hal ini tercermin dari banyaknya tulisan-tulisan yang berisi mengenai usut tuntas tragedi tersebut. Tulisan tersebut disebarkan oleh individu-individu dalam kelompok tersebut yang merasa semakin kuat ikatannya seusai tragedi ini. Tidak jarang juga, orang atau pihak yang tadinya tidak termasuk ke dalam kelompok tersebut peduli dengan caranya masingmasing. Seperti suporter dari liga Jerman yang membentangkan poster secara besarbesaran dalam sebuah pertandingan. Hal ini mungkin saja bentuk dari solidaritas sesama suporter sepak bola sekalipun berbeda daerah



Pendahuluan Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya menyukai sepak bola. Itu semua dapat dilihat dari antusiasme masyarakat Indonesia pada saat Tim Nasional Indonesia sedang bertanding. Seperti halnya bangga dengan Tim Nasional Indonesia masyarakat juga bangga dengan klub klub bola daerahnya. Terbukti dari stadion yang tak pernah sepi penonton pada setiap laga atau pertandingan berlangsung. Supporter Indonesia dikenal memiliki totalitas yang tinggi dalam mendukung tim kebanggaannya. Mereka rela datang jauh-jauh dan mengeluarkan uang yang tak sedikit demi menyaksikan tim kebanggannya bertanding. Namun, sangat disayangkan sering terjadi kerusuhan supporter sepak bola yang ada di Indonesia. Hal ini menandakan buruknya tata kelola sepak bola di Indonesia. Kerusuhan-kerusuhan yang terjadi merupakan dampak kurangnya pemahaman masyarakat terhadap arti sesungguhnya kompetisi sepak bola adalah sebagai hiburan dan alat pemersatu bangsa. Fanatisme supporter yang terlalu tinggi terhadap tim kebanggaanya itulah yang menjadi pemicu kerusuhan. Sering kali supporter menuntut tim kebanggaannya selalu menang, tak peduli bagaimanapun caranya. Kondisi yang terbaru ini terjadi kerusuhan supporter Arema di stadion Kanjuruhan Malang, yang mana akibat kerusuhan itu menimbulkan banyak korban jiwa. Nampaknya nyawa sangat murah di sepak bola Indonesia. Tragedi ini menggemparkan sepak bola dunia, banyak negara lain ikut menyoroti kasus ini. Banyak pihak yang terlibat dalam kasus ini tetapi semua seakan tak ingin disalahkan dan malah menyalahkan pihak lain. Seluruh pertandingan sepak bola di Indonesia terancam dibekukan dan tentu citra sepak bola Indonesia ikut buruk karena hal ini. PSSI seharusnya bertanggung jawab atas kejadian ini namun pada kenyataannya PSSI pun menolak disalahkan. Sepak bola Indonesia sepertinya hanya sebagai alat segelintir oknum kotor untuk mendapatkan keuntungan. Seharusnya hal ini menjadi perhatian khusus agar tidak terjadi lagi. Ratusan nyawa melayang karena tragedi ini dan sepertinya tragedi ini menimbulkan trauma dan ketakutan masyarakat untuk menyaksikan pertandingan sepak bola. Tragedi ini tentu menyebabkan kesedihan yang mendalam untuk dunia sepak bola Indonesia. Semua masyarakat berharap pemerintah dapat mengusut tuntas tragedi ini, tak ada lagi yang ditutup tutupi dan semua berharap keadilan dari tragedi memilukan ini. Karena tak ada yang lebih berharga dari nyawa.



Rumusan masalah: 1. Bagaimana kronologi dari tragedi kanjuruhan menurut sudut pandang berbagai pihak? 2. Penyebab apa saja yang mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia dalam tragedi ini? 3. Apa Peran Polri dan TGIPF dalam mengusut tuntas tragedi kanjuruhan?



1. Kronologi Tragedi Stadion Kanjuruhan Menurut Sudut Pandang Beberapa Pihak.



a.



Kronologi menurut suporter Setelah babak pertama selesai dan pemain Arema FC melakukan istirahat, terjadi kericuhan kecil di tribun 12 dan 13. Namun, kericuhan tersebut dapat ditangani dan pelakunya segera diamankan oleh pihak berwajib. Hingga tibalah peluit akhir dibunyikan, pemain Arema FC tidak bisa mencetak golnya. Ini merupakan kali pertama Arema FC kalah di kandang sendiri setelah 23 tahun berturut-turut menang atas Persebaya Surabaya. Para pemain menunduk dan sangat terlihat menahan kecewa. Seluruh tim Arema FC termasuk pelatih dan manager mendekat ke tribun timur dan meminta maaf kepada suporter atas kekalahan Arema FC. Tak lama kemudian, munculah satu orang suporter dari tribun sebelah selatan yang masuk dan menghampiri dua pemain Arema FC. Suporter tersebut tampaknya kecewa, tetapi ia juga terlihat memberikan motivasi untuk bangkit kepada pemain Arema FC. Setelah kejadian tersebut, suporter yang lain mulai memasuki lapangan untuk meluapkan kekecewaan mereka, terlihat juga salah satu pemain Arema FC, John Alfarizi mencoba menertibkan keadaan dan memberi pengertian kepada para suporter. Namun, suporter yang lain mulai memasuki lapangan dari segala penjuru, semakin ricuh lah suasana didalam stadion. Semakin malam, suasana semakin tidak kondusif, suporter mulai melempari pemain Arema FC dengan berbagai barang yang mereka bawa. Akhirnya, pemain digiring masuk kedalam uang ganti dengan kawalan dari pihak berwajib. Setelah pemain masuk, suporter semakin tidak terkendali, bersikap sangat agresif, dan jumlah mereka pun semakin banyak yang masuk ke lapangan. Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter. Bahkan aparat pun berani untuk menendang, mementung suporter dengan tongkat panjang, mengeroyok suporter, menghantam suporter dengan tameng, dan masih banyak tindakan lain yang dilakukan aparat. Saat aparat mengatasi suporter di sisi selatan, suporter dari arah utara mulai menyerang aparat. Suporter tidak terima dan akhirnya menyerang aparat dari arah selatan dan utara. Sekitar pukul 22.45, insiden tersebut masih terus berlanjut. Banyak suporter yang melempar batu ke arah alutsista Polisi dan terjadi pengeroyokan suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung suporter di dalam stadion. Selain itu, penembakan gas air mata yang kedua kalinya terjadi di luar stadion, tepatnya di sekitar tribun 2. Kondisi di luar stadion sudah sangat mengerikan. Banyak suporter yang berjatuhan, teriakan dan isak tangis menjadi satu, mobil dan alutsista polisi yang hancur, makian dan amarah terucap dari bibir para suporter, batu yang berterbangan menambah kengerian pada malam tragedi Stadion Kanjuruhan.



b. Kronologi menurut polisi Menurut apa yang diungkapkan oleh Jendral Listyo Sigit Prabowo selaku Kapolri, beberapa minggu sebelum pertandingan, panitia pelaksana Liga 1 telah mengirimkan surat kepada pihak Polres Malang mengenai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya yang akan diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober 2022. Akhirnya, Kapolres Malang membalas surat dari panitia pelaksana Liga 1, di mana pihak Polri menyarankan panitia pelaksana untuk mengubah waktu pelaksanaan, yang semula pukul



20.00 WIB menjadi pukul 15.30 WIB. Dikarenakan pihak Polri telah memperhatikan faktor keamanan. Namun rekomendasi dari pihak Polri tidak disetujui oleh panitia pelaksana (PT LIB) dengan alasan masalah siaran langsung dan lain-lain yang berdampak ganti rugi. Sehubungan dengan ketidaksetujuan dari PT LIB, pengamanan polisi pun ditingkatkan, yang semula berjumlah 1.073 personil bertambah menjadi 2.034 personil. Pertandingan berjalan aman tanpa ada kericuhan, tetapi setelah mengetahui bahwa Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya, munculah satu orang suporter dari tribun sebelah selatan yang masuk dan menghampiri dua pemain Arema FC. Adanya kejadian tersebut tim Polri segera melakukan pengamanan khusus terhadap pemain, khususnya Persebaya Surabaya yang di amankan menggunakan 4 alutsista milik Polri. Proses evakuasi pemain Persebaya Surabaya berjalan cukup lama, karena sempat terjadi penghadangan yang dilakukan oleh suporter Arema FC. Setelah itu, evakuasi pemain dapat berjalan lancar. Saat itu, suporter Arema FC yang turun ke lapangan bertambah dua kali lipat, sehingga anggota Polri mulai menggunakan kekuatannya. Diketahui di Stadion Kanjuruhan terdapat 14 pintu. Namun, pada saat pertandingan selesai, beberapa penjaga pintu tidak ada di tempat. Pihak Polri menjelaskan berdasarkan pasal 21 regulasi keselamatan PSSI menerangkan bahwa penjaga pintu stadion harus berada di tempatnya selama suporter belum meninggalkan stadion. Pihak Polri menyelidiki bahwa kebanyakan korban mengalami fraktur laserasi atau luka robek di badan, luka di kepala, dan sebagian besar korban yang meninggal mengalami asfiksia atau kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh berkurang karena paparan bahan kimia. 2. Penyebab tewasnya ratusan korban dalam tragedi kajuruhan Dikutip dari berita republika.co.id tanggal 13 Oktober 2022, akibat tragedi ini terdapat 132 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oskigen dalam tubuh berkurang. Terdapat 35 anak dari 132 korban yang meninggal akibat kejadian tersebut. Selain itu terdapat pula sebanyak 596 mengalami luka ringan dan luka berat 26 orang, jadi total korban dalam tragedi ini sebanyak 754 korban. Dikutip dari Narasi.tv menurut keterangan dari saksi mata, dan bersumber dari video dan foto yang beredar di media sosial. korban berdesakan keluar dan ada yang terhimpit di dalam kerumunan akibat tembakan gas air mata yang dilontarkan kearah tribun penonton. Hal ini dilakukan oleh pihak polisi yang bertujuan untuk meminimalisir keributan. awal mula dari keributan yang terjadi di stadion kanjuruhan disebabkan oleh segerombol supporter yang turun ke lapangan untuk melampiaskan emosi dan ada beberapa suporter yang mencoba menyerang pemain Arema, namun sempat di halangi oleh polisi. Hal ini diakibatkan tim kesayangannya kalah dari Persebaya yang merupakan rivalitas tinggi Arema, di sinilah awal terjadinya bentrok fisik antara suporter dan beberapa polisi yang terpancing menyerang aremania tapi sudah di tenangkan oleh rekanya. Tentara juga ikut proaktif membubarkan massa yang bertambah banyak turun kelapangan, polisi dengan bantuan anjing huru hara bisa mendorong massa untuk mundur berhamburan dan kondisi saat itu relatif terkendali sesaat. Namun terjadi lagi bentrok fisik antara aparat suporter yang turun kembali kelapangan dengan bersikap arogan sehingga munculah tembakan gas air mata pertama di dalam stadion dan menurut sumber ada 80 proyektil lebih yang di lepaskan di stadion kanjuruhan dan ada beberapa polisi



yang sengaja menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton yang tidak ada kaitannya dengan para suporter yang turun kelapangan tetapi menurut aturan dari FIFA pasaal 19b penggunaan gas air mata di dalam stadion dilarang. Polisi sudah tidak ada cara lain untuk mengatasi keributan massa yang sudah tidak bisa terkontrol, dengan jumlah personel yang terbatas dari aparat dan jumlah penonton yang melebihi batas kapasitas stadion kajuruhan. Penggunaan gas air mata yang mengandung zat kimia padat atau cair sehingga bisa menyebabkan mata perih dan sesak nafas, serta iritasi di bagian hidung dan mulut, serta mual dan muntah, untuk efek berkepanjangan bisa menyebabkan kematian akibat sulit bernafas dan tabung gas air mata bisa mengakibatkan luka bakar bagi orang yang terkena efek dari gas tersebut. karena tembakan yang mengarah ketribun banyak penonton panik sehingga berdesakan ingin keluar karena sudah merasa kesulitan dalam bernafas dan mata yang sudah perih sehingga pandangan menjadi terbatas. Banyak anak kecil dan juga Wanita di dalam stadion pada saat kejadian yang ikut berdesakan keluar. penggunaan gas air mata yang digunakan oleh Shabara Polres Malang jenis single amunisi dengan asap lebih banyak dan pekat sedangkan Brimob menggunakan multismoke projectile dengan sekali tembak mengeluarkan sub-munisi lebih kecil dan menyebar yang memiliki efek 3 kali lebih panas dan perih. Mabes polri juga mengakui ada beberapa penggunaan gas air mata yang kadaluarsa karena itu ketika 55 gas air mata di tembakkan ke tribun efeknya jauh lebih terasa. di kutip dari Narasi.tv Banyaknya korban jiwa di stadion kanjuruhan malang ini juga bisa di sebabkan karena panitia menjual tiket yang melebihi kapasitas stadion yang awalnya berjumlah 38.000 tetapi panitia penyelenggara mencetak tiket berjumlah 42.000 untuk mencari keuntungan dari antusiasme suporter Arema FC yang membeludak karena tim kesayangannya bisa bertanding dengan tim rival di kandang sendiri dan ini termasuk liga besar. Dengan jumlah penonton yang melebihi kapasitas dan kerusuhan yang terjadi didalam stadion akibat gas air mata suporter Arema berdesakan ingin keluar dari stadion namun sngat di sayangkan ada beberapa pintu dari stadion masih terkunci dan terlalu kecil sehingga menyebabkan kepadatan pada pintu keluar dan saling berdesakan untuk melepaskan diri dan dorongan dari dalam yang berujung suporter terjepit dan terjatuh dari tangga tribun. 3. Peran Polri dan TGIPF dalam mengusut tuntas tragedi kanjuruhan Kapolri dan TGIPF adalah dua aktor yang memiliki peranan penting dalam tragedi kanjuruhan yang terjadi di Malang beberapa waktu lalu. Sebelum membahas peranan kapolri dan TGIPF dalam tragedi Kanjuruhan yang akan dibahas, alangkah lebih baiknya mengenal terlebih dahulu kedua aktor ini secara umum. Merujuk pada Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2018 Pasal 1 Ayat 2 yang menjelaskan tentang Kepala dari Polisi Republik Indonesia atau Polri disebut dengan Kapolri. Dengan memiliki tugas untuk memimpin institusi Polri dan mempunyai tanggungan beban sebagai penanggung jawab dari penyelenggaraan fungsi kepolisian itu sendiri (SITASI). Selain aktor dari Kapolri, ada juga aktor lain yaitu TGIPF. Secara garis besar TGIPF adalah sebuah tim yang dibentuk secara independen oleh Presiden Negara Republik Indonesia itu sendiri yaitu bapak Joko Widodo guna mencari fakta-fakta apa saja yang ada dalam suatu tragedi. Hal ini tertuang ke dalam keputusan Keputusan Presiden



Republik Indonesia atau Keppres Nomor 19 Tahun 2022. Secara khusus, Presiden memohon dan meminta kepada seluruh orang yang tergabung dalam tim tersebut untuk dapat menguak secara terang-terangan dan tuntas mengenai tragedi Kanjuruhan yang terjadi dalam beberapa waktu lalu. Sebagai tambahan, jangka waktu sebulan merupakan waktu yang diminta oleh presiden dalam menguak fakta-fakta yang ada di tragedi tersebut. Berdasarkan sumber dari Tribunnews.com, ada beberapa kewenangan yang dimiliki oleh TGIPF di antaranya : 1. Mengoordinasikan pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengetahui tentang hal-hal dalam tragedi tersebut; 2. Mendatangi tempat-tempat seperti kantor maupun bangunan yang berhubungan dengan tragedi; 3. Berhak meminta keterangan ataupun informasi, benda, dokumen, ataupun bentuk lainnya yang berhubungan dengan tragedi; 4. Kegiatan atau aktivitas lainnya yang bisa mendukung jalannya pengungkapan fakta sesuai peraturan perundang-undangan atau ketentuan yang berlaku. Melihat kewenangan yang dimiliki oleh TGIPF, jelas sudah tim ini memang memiliki tupoksi yang berkenaan dengan pengungkapan fakta-fakta mengenai suatu kejadian ataupun tragedi dan dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. TGIPF memiliki kewajiban untuk bekerja dengan mengedepankan asas-asas profesionalitas, transparan, akuntabel, proporsional, dan paling penting yaitu bisa menjaga kerahasian baik itu dalam bentuk keterangan, data, maupun narasumber. Perlu diingat dalam menjalankan tugasnya, TGIPF berhubungan dengan pihak luar atau eksternal. Sehingga, kerahasian identitas dari informan perlu dijamin agar informan tidak takut memberikan informasi secara jelas, jujur, dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu saja guna pengungkapan kasus tragedi Kanjuruhan Malang ini dapat berjalan dengan lancar dan tidak berlarut-larut. Kedudukan TGIPF juga di bawah presiden dan memiliki tanggung jawab secara langsung kepada presiden bukan kepada pihak lain seperti Polri ataupun kementrian dan lembaga. Kapolri dan TGIPF merupakan kedua pihak yang memiliki peranan besar dalam mengungkap atau menguak kasus atau tragedi ini. Dari sisi TGIPF sendiri melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD dalam kompas.com menyebutkan bahwa tugas dari TGIPF sendiri sudah selesai karena sesuai Keppres sudah selesai sampai tahapan pembuatan laporan saja. Laporan tersebut sudah diserahterimakan dari tim kepada presiden. Menelusuri laporan dari TGIPF menjelaskan bahwa semua stakeholder atau pihak terkait seperti saling tidak mau disalahkan dan cenderung melepas tanggung jawab dengan alasan bahwa tindakan yang mereka lakukan sudah sesuai prosedur aturan formal yang sah. Ada yang menarik dalam laporan ini yaitu TGIPF mencatat bahwa pengurus dari organisasi sepak bola Indonesia yaitu PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi ini. Tanggung jawab yang dimaksud ialah tanggung jawab secara dua jenis yaitu dalam sektor tanggung jawab hukum dan tanggung jawab moral. Perlu diingat adanya asas yang berbunyi Solus populi suprama lex yang berarti keselamatan rakyat itu sendiri adalah hukum yang tertinggi dari segala jenis hukum yang ada. Melihat konteks kasus atau tragedi Kanjuruhan maka keselamatan rakyat atau publik terinjak-injak. Maka diperlukan adanya penerapan asas ini secara lurus-lurusnya dan selanjutnya diikuti oleh tanggung jawab secara moral.



Selanjutnya masih ke ranah Kapolri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Kapolri adalah pemimpin sekaligus penanggung jawab dari penyelanggaraan institusi Polri itu sendiri maka Kapolri harus bisa memimpin anggotanya dalam mendukung terungkapnya kasus tragedi ini. Meneruskan laporan dari TGIPF, Presiden Joko Widodo juga meminta kepada institusi Polri untuk menindaklanjuti penyelidikan tindak pidana terhadap pihak-pihak yang terindikasi kuat terlibat dalam tragedi Kanjuruhan ini dan harus bertanggung jawab secara pidana terhadap perilaku maupun tindakan yang mereka perbuat. TGIPF sudah bekerja dengan baik dengan menemukan temuan-temuan barang bukti yang bisa untuk didalami secara mendalam dan tajam. Polri dapat masuk ke dalam langkah selanjutnya yaitu untuk menindaklanjuti temuan tersebut dan meminta semua pihak yang terlibat untuk bertanggung jawab.



Daftar Pustaka



1. https://twitter.com/rezqiwahyu_05/status/1576292343992397824?s=46&t=xr FRzgpZodk6UW0Z5mUffQ 2. https://youtu.be/JWWpxKMhUUM 3. https://video.tribunnews.com/view/467545/tugas-dan-wewenang-tgipf-dalammengusut-tragedi-di-stadion-kanjuruhan-malang 4. https://pusiknas.polri.go.id/web_pusiknas/uploads/produk_hukum/ 5. https://nasional.kompas.com/read/2022/10/14/16545911/mahfud-md-tugastgipf-tragedi-kanjuruhan-sudah-selesai 6. https://narasi.tv/video/buka-mata/momen-momen-brutal-menjelangkematian-massal?utm_source=socmed-ig&utm_medium=akun-mata-najwaswipeup&utm_campaign=buka-mata&utm_content=momen-momen-brutalmenjelang-kematian-massal 7. https://www.harianterbit.com/olahraga/pr-2744996525/kandungan-gas-airmata-dan-bahayanya-penyebab-tewasnya-suporter-usai-laga-arema-vspersebaya 8. https://radarsolo.jawapos.com/nasional/10/10/2022/polri-sebut-penyebabkematian-suporter-arema-di-kanjuruhan-bukan-gas-air-mata/ 9. https://www.republika.co.id/berita/rjoyib436/jumlah-korban-tragedikanjuruhan-754-orang