Karya Ilmiah Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat kondisi para siswa di zaman sekarang yang sudah malas untuk belajar, terutama bagi para siswa yang akan menghadapi ujian nasional, maka dari itu diperlukan solusi agar siswa mempunyai keinginan dan niat yang kuat untuk belajar. Salah satu cara yang dapat membuat siswa berkeinginan untuk belajar adalah jika ia memiliki motivasi. Motivasi dipengaruhi oleh berbagai macam unsur, salah satu yang terpenting ialah lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh yang baik bagi seorang siswa yang masih dalam tahap labil begitu pula sebaliknya, lingkungan yang buruk akan memberikan pengaruh buruk pula bagi siswa tersebut. Terkadang motivasi belajar siswa dapat berubah – ubah menjadi lebih baik atau lebih buruk. Berbagai macam motivasi yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa, akan dibahas dalam karya ilmiah ini. B. Rumusan Masalah Poin – poin masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah : 1. Apa klasifikasi seorang siswa sulit belajar ? 2. Apa unsur – unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa ? 3. Apa penyebab menurunnya motivasi belajar siswa ? 4. Apa saja faktor – faktor perbedaan motivasi belajar seorang siswa dengan yang lainnya ? 5. Bagaimana cara atau solusi meningkatkan motivasi belajar siswa ? C. Tujuan Berdasarkan permasalahan di atas, maka karya ilmiah ini disusun dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui penyebab menurunnya motivasi belajar siswa. 2. Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar siswa. 1



3. Untuk mengetahui klasifikasi kesulitan belajar seorang siswa. 4. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perbedaan motivasi belajar seseorang. 5. Mengetahui peran orang tua , guru dan lingkungan sekitar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. D. Metode Penelitian karya ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan metode studi pustaka, khususnya yang berasal dari situs – situs internet. E. Manfaat Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penulisan, diharapkan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi para siswa, orang tua dan para guru dalam mengambil tindakan untuk meningkatkan motivasi atau minat belajar siswa.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Klasifikasi seorang siswa sulit belajar Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Lalu, seperti apa pengertian motivasi yang sebenarnya? Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Secara garis besar kesulitan belajar menurut Mulyono Abdurrahman (1995:16-17) dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu; (1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities). Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis dan matematika. Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik. Sedangkan kesulitan belajar yang bersifat perkembangan umumnya sukar diketahui baik oleh orang tua maupun oleh guru karena tidak ada pengukuran-pengukuran yang sistematik seperti halnya dalam bidang akademik. Meskipun beberapa kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan sering berkaitan dengan kegagalan dalam pencapaian prestasi akademik, hubungan antara keduanya tidak selalu jelas. Di Indonesia terdapat beberapa penelitian terhadap keberadaan anak berkesulitan belajar antara 3



lain penelitian yang dilakukan terhadap 3.215 murid kelas satu hingga kelas enam SD di DKI Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat 16,52% yang oleh gurunya diperkirakan sebagai murid yang termasuk berkesulitan belajar (Mulyono Abdurrahman & Nafsiah Ibrahim, 1994). Sejak tahun 1986, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bekerjasama dengan USAID melaporkan bahwa di Indonesia diperkirakan terdapat 300.000 anak-anak yang membutuhkan layanan pendidikan khusus (Anak Berkebutuhan Khusus). Jika angka statistik 30% di Amerika Serikat digunakan, maka di Indonesia pada tahun 1986 diperkirakan terdapat 90.000 anak-anak berkesulitan belajar. Berdasarkan data yang ada di Dinas Pendidikan Kota Bandung bahwa jumlah siswa SD/MI pada tahun 2000/2001 sebanyak 228.366 orang. Jika diestimasikan bahwa sekitar 5% – 10% (berdasarkan penelitian Stanford Institute), maka diperkirakan anak yang mengalami kesulitan belajar berkisar antara 11.418 sampai 22.837 orang. Jumlah anak berkesulitan belajar akan semakin meningkat terutama setelah kriteria adaptabilitas sosial digunakan dalam menentukan anak tunagrahita selain taraf intelegensi, sehingga anak-anak yang semula dianggap sebagai tunagrahita ternyata termasuk anak berkesulitan belajar. B. Unsur – Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar sebenarnya ada pada diri siswa sendiri. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar juga ada dalam jaringan rekayasa pendagogis guru yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan belajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada seorang siswa, diantaranya : a. Cita – cita atau aspirasi dari siswa Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, 4



dan nilai-nilai kehidupan.Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi citacita. Oleh sebab itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri. b. Kemampuan Siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c. Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi jasmani dan rohani juga mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah menguatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa. d. Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencan alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Oleh sebab itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.



5



Seperti yang dijelaskan di atas, lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan pergaulan ( teman ). a) Lingkungan Keluarga b) Keluarga adalah lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh seorang siswa. Suasana keluarga yang kondusif bagi siswa untuk belajar, tentu bisa meningkatkan prestasi siswa itu sendiri. Sebaliknya, bila dalam keluarga itu sendiri tercipta suasana yang tidak mendukung siswa untuk belajar, tentu saja prestasi siswa di sekolah tidak akan bagus. Berikut adalah beberapa tips agar siswa semangat belajar dari segi lingkungan keluarga : 



Sebaiknya orang tua atau saudara, selalu memberi semangat dan motivasi dalam bentuk apapun agar siswa menjadi giat belajar.







Kehidupan rumah tangga yang harmonis juga berpengaruh untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Keadaan keluarga dimana ayah dan ibu yang selalu bertengkar, akan membuat siswa menjadi malas untuk belajar di rumah dan lebih memilih untuk keluar jalan-jalan untuk mengusir rasa kesal







Orang tua juga harus menerapkan kedisiplinan pada siswa, karena dengan orang tua menerapkan disiplin pada siswa, itu pasti akan sangat bermanfaat. Siswa akan tumbuh menjadi anak yang disiplin dan tentu saja motivasi serta prestasi belajarnya akan meningkat. Pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar siswa dari segi keluarga adalah yang paling besar. Jadi, hendaknya keharmonisan antar anggota keluarga bisa terjaga. Ini sangat berpengaruh pada mental seorang siswa.



c) Lingkungan Sekolah Pengaruh lingkungan ini terhadap prestasi belajar siswa cukup besar, karena sekolah adalah lingkungan sosial kedua setelah keluarga yang akan dikenal oleh siswa. Berikut



6



ini adalah hal-hal yang akan mempengaruhi motivasi serta prestasi belajar siswa dari segi lingkungan sekolah : 



Fasilitas sekolah yang lengkap akan membuat siswa termotivasi untuk belajar. Fasilitas yang dimaksud misalnya perpustakaan dengan buku yang lengkap, laboratorium dengan peralatan yang memadai, atau fasilitas komputer bila perlu.







Teman-teman siswa di sekolah yang punya sifat rajin atau telah memiliki prestasi bagus, tentu akan menjadi motivasi siswa untuk meningkatkan prestasinya dengan tujuan bisa setara atau bahkan melebihi teman-temannya.







Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki guru-guru yang berkualitas. Mulai dari cara mengajarnya, cara memberi motivasi, atau cara mereka memberi perhatian pada siswa-siswanya. Hal ini tentu memberi pengaruh besar terhadap motivasi serta prestasi siswa.



d) Lingkungan Pergaulan (Teman) Pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar memang sangat besar, apalagi bila menyangkut lingkungan pergaulan siswa itu sendiri. Jika siswa bisa memilih pergaulan yang tepat, tentu tidak masalah, tapi kadang siswa banyak yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik, yang akhirnya berujung pada penurunan prestasi sekolah. Contohnya bergaul dengan teman yang suka malas belajar, suka bermain game, teman dengan gaya hidup mewah yang melupakan pendidikan, dan masih banyak lagi. Hal-hal negatif seperti itu hanya akan membuat siswa menjadi lupa akan kepentingan belajar. Untuk menghindari hal-hal seperti ini, kontrol orang tua sebagai orang terdekat dengan siswa sangatlah diperlukan. Perhatikan putra-putri anda setiap saat, kontrol bagaimana perkembangan mereka di sekolah, perhatikan juga siapa saja teman-temannya, apakah mereka membawa dampak baik atau buruk. Secara garis besarnya, motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut : 1) Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar anak.



7



2) Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, serta minat yang ada pada diri anak. 3) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar siswa. 4) Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas. 5) Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran Selain itu, motivasi dalam belajar mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. C. Penyebab Menurunnya Motivasi Belajar Siswa Terkadang motivasi belajar siswa dapat berubah – ubah, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Motivasi belajar dapat pula terpengaruh oleh beberapa sebab, berikut dijabarkan beberapa sebab/faktor yang dapat menurunkan motivasi belajar peserta didik : 



Kehilangan harga diri







Pengaruh dari hilangnya harga diri bagi seorang siswa / orang dewasa sangat besar. Tanpa harga diri, peserta didik akan berlaku sangat emosional dan pasti menurunkan motivasi belajarnya. Penting bagi guru untuk menyadari hal ini. Berhati-hati dengan latar belakang dan tidak menyinggung perasaan orang lain merupakan hal yang harus diperhatikan guru untuk peserta didik. Contohnya; jika seorang peserta didik dihukum dengan cara maju kedepan dan menjewer kupingnya sendiri dan kakinya diangkat satu, niscaya ia tidak akan



8



respek lagi terhadap gurunya dan mungkin materi serta keseluruhan proses belajarnya. Bahkan ia dapat seketika keluar kelas tanpa kembali lagi selamanya. 



Ketidaknyamanan fisik Fisik merupakan aspek fisiologis / penampakan yang penting untuk meningkatkan motivasi belajar. Seorang peserta didik biasanya selalu memperhatikan penampilan fisiknya. Jika fisiknya tidak membuat ia nyaman, motivasi belajarnya pun akan menurun. Contoh; seseorang yang mempunyai badan yang besar akan mengalami penurunan motivasi jika ia diminta untuk belajar lari sprint di lapangan.







Frustasi Kendala dan masalah hidup yang dihadapi oleh peserta didik merupakan hal yang harus dijalani. Terkadang dapat diatasi, terkadang tidak. Mereka yang mengalami masalah yang tidak tertanggulangi biasanya akan cepat frustasi. Peserta didik seperti ini tentu fokus utamanya menghadapi problem hidupnya yang sedang carut-marut itu. Motivasi untuk terus belajar akan menurun sejalan dengan rasa frustasinya. Guru seharusnya dapat memahami apa yang dihadapi peserta didiknya. Guru harus dapat menyampingkan rasa frustasi peserta didiknya dengan menjadikan proses pembelajaran sebagai sesuatu yang menyenangkan dan refreshing.







Teguran yang tidak dimengerti Peserta didik tidak hanya manusia yang mempunyai pemikiran dan pengalaman luas tetapi juga prasangka yang besar pula. Jika guru menegur dengan tanpa ia mengerti, peserta didik itu pun akan merasa bingung dan berprasangka macam-macam yang pada akhirnya menjadi faktor penurun motivasi belajarnya.







Menguji yang belum dibicarakan/diajarkan Guru yang tidak memahami peserta didiknya dan mempunyai jam terbang rendah, nampaknya kesulitan dan dapat saja ia lupa atau sengaja untuk menampilkan soal-soal ujian yang sulit atau belum diajarkanya karena berbagai sebab. Peserta didik yang mengikuti 9



pembelajarannya akan tidak dapat menjawab atau menjawab dengan kurang tepat sehingga mereka merasa kesal atau merasa dipermainkan gurunya. Hal ini menjadi kontra produktif terhadap proses pembelajaran tersebut. 



Materi terlalu sulit/mudah Materi pembelajaran dapat diukur dengan menerapkan pratest dan pengidentifikasian sasaran peserta didik. Terkadang hal ini tidak diperhatikan guru sehingga materi yang diajarkan terlalu sulit/mudah. Bagi peserta didik, mereka tentu sangat bosan dengan materi yang terlampau mudah dan sangat frustasi dengan materi yang terlampau sulit. Keduanya mempengaruhi motivasi belajar peserta didik ketingkat terendah.







Persaingan yang tidak sehat Setiap peserta didik mempunyai perbedaan satu sama lainya. Terkadang dalam ujian ada saja yang berbuat curang. Peserta didik yang berbuat jujur merasa tidak adil kepada mereka yang mencontek dan mendapat nilai bagus sementara dirinya bersungguh-sungguh dalam belajar tetapi nilainya standar saja. Hal ini menyebabkan motivasi belajarnya menurun bahkan menjadikan proses belajar tidak lagi kondusif.







Presentasi yang membosankan Pembelajaran tidak terlepas dari proses penyajian materi. Guru harus dapat menyajikan materi yang baik, menarik, jelas dan melingkupi seluruh materi menjadikan suatu presentasi yang dapat diterima dengan baik. Jika hal itu bertolak belakang, peserta didik akan cepat bosan dan menurunkan motivasinya untuk belajar. Contohnya, presentasi disajikan dengan huruf yang terlampau kecil sehinga sulit untuk dibaca, warna yang ditampilkan tidak menunjukan gradasi yang jelas, atau penyaji hanya menggunakan metode ceramah saja, dll.







Pelatih/fasilitator tidak menaruh minat Guru dalam perannya sebagai fasilitator di kelas sangat penting untuk memperlihatkan minatnya pada materi yang diajarkan. Jika tidak, peserta didik akan berfikir bahwa materi



10



tersebut tidak penting dan membosankan. Hal itu akan sangat berdampak pada penurunan motivsi belajar mereka. 



Tidak mendapatkan umpan balik Pembelajaran yang efektif harus menyertakan umpan balik pada komponen komunikasi antar individu. Peserta didik dan guru selayaknya mendapatkan umpan balik satu dan lainnya. Jika hal ini tidak terjadi, peserta dan guru akan mengarah pada komunikasi searah saja. Hal ini berkebalikan dengan proses pembelajaran yang seharusnya. Peserta didik tidak mendapatkan apa yang ia butuhkan dan begitu juga guru tidak mendapatkan respon dari siswa. Penurunan motivasi belajar tentu terjadi karena hal tersebut. Contohnya, guru yang mengajar dengan hanya metode ceramah tanpa melakukan diskusi dan melontarkan pertanyaan, juga tidak memperhatikan peserta didiknya (mengacuhkan) akan tidak mendapat umpan balik yang diperlukan untuk melihat sejauh mana peserta didik menguasai materi. Begitu juga peserta didik yang melihat tidak adanya kesempatan bertanya dan berpendapat dan mengkritisi materi, akan merasa bosan dan menganggap umpan balik dari guru tidak ada. Mereka dapat segera keluar dari kelas tanpa dipedulikan gurunya.







Harus belajar dengan kecepatan yang sama Pembelajaran merupakan suatu proses dimana peserta didiknya memiliki perbedaan, baik dalam hal kecepatan daya serap atau pengalaman dan kemampuan lainnya. Jika guru memberikan pola pengajaran yang kecepatannya sama tiap-tiap peserta didik, dikhawatirkan akan terjadi kebosanan pada peserta didik yang lebih cepat penyerapannya dan terjadi rasa frusrtasi yang sangat tinggi bagi peserta didik yang proses penyerapannya lambat. Kedua hal ni dapat menurunkan motivsi belajar peserta didik.







Berkelompok dengan peserta yang sama sama kurang Metode pembelajaran kelompok merupakan suatu metode strategis untuk guru agar peserta didik dapat saling mengisi dan menanggulangi masalah yang disampaikan guru. Jika dalam satu kelompok anggotanya berkemampuan rendah semua, kegiatan kelompok tidak akan berjalan baik. Proses yang diharapkan guru agar saling mengisi dan bertukar pendapat akan 11



tidak berjalan dikarenakan seluruh anggotanya berkemampuan rendah. Peserta didik pun akan merasa tidak mencapai progres yang baik dan tidak mencapai target. Keadaan tersebut akan menurunkan motivasi belajarnya. 



Harus bertingkah yang tidak sesuai dengan pembimbingnya Tingkah laku siswa dipengaruhi oleh pemahamannya. Peserta didik mempunyai karakter yang khas satu sama lainnya. Pembimbing/guru tidak dapat memaksakan kehendaknya kepada peserta didiknya agar sesuai dengannya. Jika hal ini terjadi, peserta didik akan bertindak tidak sesuai denga pribadinya dan hal ini menimbulkan gejolak di dalam hatinya dan mungkin mereka akan keluar kelas untuk selamanya. Contohnya, seorang peserta didik yang cerdas dan biasa mengutarakan pendapatnya dengan gamblang dan selalu kritis, dalam suatu pembelajaran kelas, guru mengharapakan tidak ada satupun peserta didik yang bicara, berpendapat atau bertanya dan mengkritisinya di kelas. Peserta didik ini berfikir dan berprasangka bahwa guru orang yang otoriter dan kemampuan argumentatifnya rendah juga kemampuan pemahaman materinya rendah pula. Peserta didik ini pun dengan sukarela akan dapat meninggalkan kelas secepatnya dan tidak kembali lagi.



D. Faktor – Faktor Perbedaan Motivasi Belajar Seorang Siswa dengan yang lainnya. Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya: 



Perbedaan fisiologis ( physiological needs ), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual.







Perbedaan rasa aman ( safety needs ), baik secara mental, fisik, dan intelektual.







Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya.







Perbedaan harga diri ( self esteem needs ). Contohnya yang memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.







Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.



12



E. Cara atau Solusi Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Orang tua dalam menigkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan memberikan dukungan / motivasi belajar kepada anaknya dengan kalimat-kalimat yang semangat contohnya “Jika kamu rajin belajar, nilaimu pasti akan bagus nak”. Dengan kalimat itu, maka dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak kemudian membawa perubahanperubahan yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Sehingga anak akan termotivasi untuk selalu rajin belajar. 



Berikut ini adalah beberapa cara praktis yang dapat dilakukan orangtua untuk meningkatkan motivasi anak di sekolah (Schunk, Pintrich, & Meece, 208) : 1) Menciptakan



iklim



rumah



yang



mendukung



anak



untuk



belajar.



Orang tua dapat menyediakan berbagai perlengkapan maupun permainan yang dapat mendukung anak untuk belajar, misalnya: komputer, buku-buku, puzzle, dan sebagainya. Dengan demikian, orangtua secara tidak langsung memotivasi anak dengan cara menstimulasi rasa ingin tahunya, serta mendorong anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar. 2) Menyediakan



waktu



cukup



untuk



terlibat



dalam



kegiatan



belajar



anak.



Selain menciptakan iklim rumah yang dapat mendukung anak untuk belajar, interaksi orang tua dengan anak ternyata juga dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menemani anak belajar, menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak, memberikan bantuan ketika anak menghadapi kesulitan, dan sebagainya. Sebagai partner anak dalam belajar, orangtua sebaiknya menunjukkan sikap yang hangat dan positif terhadap anak, misalnya dengan tidak memarahi anak ketika anak tidak dapat mengerjakan PR-nya dengan baik. 3) Memberikan



penghargaan/respon



positif



terhadap



setiap



prestasi



anak.



Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya : dengan memberikan hadiah atau pujian. Dengan demikian, anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu. 4) Mengajari



anak



atau



Mendidik



anak



dengan



cara



demokratis.



Kontrol yang terlalu ketat terhadap anak akan ‘mematikan’ motivasi anak. Secara 13



umum, motivasi anak cenderung meningkat ketika orangtua mengizinkan anak untuk membuat keputusan sendiri, memperhatikan kebutuhan dan perasaan anak, serta menyediakan pilihan dan alternatif kepada anak. Mengkomunikasikan harapan dan keinginan orangtua kepada anak dalam bentuk saran, dan bukan dalam bentuk perintah. Tetapi tidak semua tugas memberikan motivasi belajar dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Di sekolah, guru akan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak serta motivasi-motivasi agar anak atau siswa semangat dalam belajar. Guru dapat memberikannya dengan cara yang berbeda-beda. Cara yang berbeda-beda ini yaitu dengan memberikan nasihat, dukungan, memberikan contoh yang baik, memberikan hadiah, dan lain-lain. Belajar bagi sebagian anak adalah suatu beban atau suatu pekerjaan yang membosankan. Tidak sedikit anak harus dimarahi dulu baru mau belajar. Hal itu terjadi karena anak kurang memiliki motivasi, khususnya yang berasal dari diri sendiri. Tugas seorang guru dirasakan berat jika menghadapi siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar, karena siswa akan sulit mengerti bila dijelaskan dan sering tidak selesai mengerjakan tugas baik di sekolah maupun pekerjaan rumah (PR). Siswa akan banyak mempunyai alasan untuk tidak belajar. 



Berikut ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa : 1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. 2) Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka



14



untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. 3) Saingan/kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4) Pujian Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Ini dapat membuat siswa yang belum berprestasi termotivasi belajar lebih giat lagi. 5) Hukuman Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. 6) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. 7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik. Biasakan siswa berdoa dulu sebelum belajar dan dibiasakan duduk yang baik pada saat belajar. Melarang siswa jalan-jalan apabila tugas belum selesai. 8) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. Siswa dalam kelas sangat beragam kemampuan akademiknya. Guru harus dapat memahami karekteristik masing-masing individu. 9) Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, sebelum orang tua dan guru memberikan motivasi belajar bagi siswa, harus memperhatikan pada prinsip-prinsip motivasi yaitu : 



Motivasi Sebagai Pendorong Perbuatan



15



Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari maka akan muncul minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya diambil dalam rangka belajar. 



Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktifitas belajar dengan segenap raga dan jiwa. Akal pikiran berproses dengan sikap yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandung.







Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.



16



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Motivasi itu juga merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Halhal yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan sekitar siswa dan upaya orang tua serta guru dalam memmotivasi belajar siswa. Upaya meningkatkan motivasi belajar meliputi diri siswa sendiri, peran orang tua serta para guru.



Bagi



para



guru



upaya-upaya



yang



dapat



dilakukan



beberapa



diantaranya,



mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa serta pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar. Bagi para orang tua dapat dilakukan dengan memberikan waktu cukup, memberikan respon positif, mendidik secara demokratis dan mengajari sikap kedisiplinan. Sedangkan bagi peserta didik, upaya-upaya yang dapat dilakukan terdiri dari segi belajar, seperti mengulang materi pelajaran, belajar apapun, belajar dari internet dan selalu mengembangkan tujuan belajar. B. Saran Motivasi adalah salah satu cara seorang anak menjadi orang sukses. Motivasi itu juga datang dari orang tua dan guru pembimbing. Oleh karena itu melalui karya ilmiah ini, penulis menyarankan agar para orang tua dan guru lebih fokus dalam membantu meningkatkan motivasi belajar siswa, karena hanya siswa – siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggilah yang dapat menjadi orang sukses dan memimpin bangsa ini ke depannya.



17



DAFTAR PUSTAKA https://dinindra.wordpress.com/2012/11/15/contoh-karya-ilmiah/



18