5 0 3 MB
Pembimbing: dr. Sophia Pujiastuti, SpM Presentan: Syukran 109103000044 14 Mei 2013
PENDAHULUAN Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa Katarak merupakan gangguan visual tersering yang ditemukan di dunia. Diperkirakan 30-45 juta orang di dunia mengalami kebutaan, 45%-nya disebabkan oleh katarak Penyebab utama kebutaan di Indonesia
2
Penyebab Kebutaan di Indonesia Katarak Glaukoma Kelainan Refraksi Penyakit usia lanjut
0,78% 0,2% 0,14% 0,38%
Berdasarkan lokasinya di lensa ada tiga jenis katarak yaitu
mengenai korteks, nukleus dan subkapsul posterior
A
KATARAK setiap keadaan KEKERUHAN pada LENSA yang dapat terjadi akibat HIDRASI (penambahan cairan) lensa, DENATURASI PROTEIN lensa atau terjadi akibat keduaduanya.
Katarak proses penuaan dan bertambahnya umur, yaitu diatas 50 tahun KATARAK SENILIS (90% kasus).
Etiologi dan Patofisiologi
Kekeruhan pada lensa dapat disebabkan : kelainan
kongenital mata (kelainan genetik, infeksi
virus,dll) trauma penyakit mata (glaukoma, uveitis, dll) proses usia atau degenerasi lensa kelainan sistemik seperti diabetes mellitus riwayat penggunaan obat-obatan steroid kerusakan oksidatif oleh paparan sinar ultraviolet, rokok, alkohol
KLASIFIKASI (MORFOLOGI) Katarak Nuklear • Sklerotik inti lensa • Katarak brunesen atau nigra
Katarak Kortikal • Terjadi penyerapan air oleh korteks lensa cembung
Katarak Subkapsular Posterior • Kekeruhannya terletak di lapis korteks posterior
KLASIFIKASI (STADIUM) 1
KLASIFIKASI (STADIUM)
Katarak subkapsularis posterior merupakan salah satu tipe dari katarak senilis, namun dapat muncul lebih dini akibat trauma, penggunaan kortikosteroid sistemik, topikal maupun intraokular, inflamasi, paparan radiasi “ionizing” dan juga alkohol.
Gambaran Klinis Seperti terhalang asap Silau saat melihat sumber cahaya
Monocular diplopia
Penglihatan turun perlahan
Gejala subjektif
Lebih jelas membaca di tempat dengan penerangan kurang
Pada permulaan katarak penggantian kacamata yang sering
Gambaran Klinis Shadow Test +
Leukokoria
Gejala Objektif Visus tidak 5/5
Refleks Fundus (+), (-) atau + menurun
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS (Keluhan Utama dan Usia Pasien)
Identitas Pasien
DIAGNOSIS KATARAK
PENATALAKSANAAN1,4 Obat untuk memperlambat progresivitas katarak
Operasi
INDIKASI KOSMETIK
INDIKASI OPTIK
INDIKASI MEDIS
• Pengangkatan lensa Pembedahan • Menggantinya dengan lensa buatan katarak
• Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler (ECCE) • Ekstraksi Katarak Intrakapsuler (ICCE) Pengangkatan • Phacoemulsification lensa
KOMPLIKASI • Stadium imatur: glaukoma sekunder • stadium hipermatur : glaukoma sekunder, uveitis • pasca operasi katarak : ablasio retina, astigmatisma, uveitis, endoftalmitis, glaukoma, perdarahan, dan lainnya
16
Nama Jenis kelamin Umur Bangsa Alamat Pekerjaan Masuk poli mata
: : : : : : :
Tn. E Laki-laki 37 tahun Indonesia/Betawi Serpong Buruh Pabrik 08 Mei 2013
KELUHAN UTAMA Penglihatan buram pada mata kanan sejak 2.5 bulan yang lalu KELUHAN TAMBAHAN Silau saat melihat cahaya terang, terutama saat berkendara di malam hari
Penglihatan yang buram pada mata kanan sejak 2.5 bulan terakhir seperti berbayang dan berkabut. Penglihatan buram ini dirasakan perlahan semakin buram dan mulai mengganggu aktivitas pasien. Pasien juga mengeluhkan matanya sering silau pada saat melihat cahaya terang dan lebih nyaman di ruangan teduh. Pasien lebih nyaman membaca dalam jarak dekat. Pasien sulit berkendara di malam hari terutama saat melihat cahaya kendaraan lain yang datang dari depan. Pandangan berbayang ganda diakui pasien dan terutama saat pasien menutup mata kiri. Gangguan lapang pandang disangkal.
Mata merah berulang sebelumnya (+) yang timbul hanya setelah mengendarai motor dan menghilang segera setelah beberapa saat istirahat. Nyeri pada mata (-), melihat lingkaran pelangi jika melihat sinar lampu (-), sakit kepala (-), mual dan muntah (-). Mata kanan pasien pernah terbentur dengan kelelawar saat berkendara dengan motor sekitar 6 bulan lalu namum saat itu tidak ada gangguan penglihatan yang dirasakan dan menurut pasien benturannya juga tidak terlalu kuat. Pasien bekerja di pabrik pengolahan tembaga dan menyangkal adanya sinar terang yang masuk ke mata saat bekerja.
Pasien mengakui pernah meminum jamujamuan 1-2 bulan sekali selama 6 tahun terakhir. Merokok dan pemakaian obat-obatan dalam jangka waktu lama disangkal. Pasien sudah mencoba berobat ke klinik dokter umum dan pengobatan alternatif namun tidak ada perbaikan. Di pengobatan alternatif pasien diberikan minuman seperti jamu-jamuan yang pasien tidak tahu kandungannya, dan tidak ada perbaikan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien tidak meggunakan kacamata untuk aktivitas sehari-hari. Riw. penglihatan kabur sebelumnya (-). Pasien belum pernah operasi mata sebelumnya. Riwayat darah tinggi disangkal. Riwayat diabetes melitus disangkal. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Riwayat darah tinggi, kencing manis dan jantung dalam keluarga tidak diketahui
Keadaan umum: sakit ringan Kesadaran: compos mentis Tanda Vital Tekanan darah: 120/80 mmHg Nadi: 78 x / menit Suhu: afebris Pernapasan: 16 x/min Kepala: normocephali, tidak ada alopesia THT: dalam batas normal Mulut: dalam batas normal
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening Jantung: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Paru: suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-) Abdomen: datar, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal Ekstremitas: akral hangat, deformitas (-)
AVOD:
s.c: 5/20f1 c.c: S-200 5/7.5f2, PH (-)
AVOS:
s.c: 5/5 c.c: -
24
Kedudukan bola mata Posisi
ortoposisi
Ortoposisi
Eksoftalmus
-
-
Endoftalmus
-
-
Pergerakan bola mata Atas
Baik
Baik
Bawah
Baik
Baik
Temporal Atas Bawah
Baik Baik
Baik Baik
Nasal Atas Bawah
Baik Baik
Baik Baik
Nistagmus
-
25
Supersilia Alopesia
-
-
Sikatriks
-
-
Palpebra Superior Edema
-
-
Spasme
-
-
Hiperemis
-
-
Benjolan
-
-
Ulkus
-
-
Fistel
-
-
Hordeolum
-
-
Kalazion
-
-
Ptosis
-
-
26
Palpebra inferior Edema
-
-
Hiperemis
-
-
Benjolan
-
-
Ulkus
-
-
Fistel
-
-
Hordeolum
-
-
Kalazion
-
-
Margo palpebrae superior Edema
-
-
Hiperemis
-
-
Ektropion
-
-
Entropion
-
-
Sekret
-
-
Benjolan
-
-
Trikiasis
-
-
Madarosis
-
-
Ulkus
-
-
Fistel
-
-
27
Margo palpebra inferior Edema
-
-
Hiperemis
-
-
Ektropion
-
-
Entropion
-
-
Sekret
-
-
Benjolan
-
-
Trikiasis
-
-
Madarosis
-
-
Ulkus
-
-
Fistel
-
-
Area kelenjar lakrimal Edema
-
-
Hiperemis
-
-
Benjolan
-
-
Fistel
-
28
Punctum lakrimalis Edema
-
-
Hiperemis
-
-
Sekret
-
-
Epikantus
-
-
Konjuntiva tarsal superior Kemosis
-
-
Hiperemis
-
-
Anemis
-
-
Folikel
-
-
Papil
-
-
Litiasis
-
-
Simblefaron
-
-
Konjungtiva tarsal inferior Kemosis
-
-
Hiperemis
-
-
Anemis
-
-
Folikel
+
-
Papil
-
-
Litiasis
-
-
Simblefaron
-
-
29
Konjungtiva fornix superior et inferior Kemosis
-
-
Hiperemis
-
-
Simblefaron
-
-
Konjungtiva bulbi Kemosis
-
-
Pterigium
-
-
Pinguekula
+
-
Flikten
-
-
Simblefaron
-
-
Injeksi konjungtiva
-
-
Injeksi silier
-
-
Injeksi episklera
-
-
Perdarahan subkonjungtiva
-
30
Kornea Kejernihan
Jernih
Jernih
Edema
-
-
Ulkus
-
-
Flikten
-
-
Macula
-
-
Leukoma
-
-
Leukoma adheren
-
-
Stafiloma
-
-
Neovaskularisasi
-
-
Pigmen iris
-
-
Bekas jahitan
-
-
Tes fluoresein
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes sensibilitas
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes placido
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Limbus kornea Arkus senilis
-
-
Bekas jahitan
-
31
Sklera Sklera biru
-
-
Episkleritis
-
-
Skleritis
-
-
Tekanan intraokular Palpasi
Normal
Normal
Tonometri schiotz
10/7.5 = 10.9
10/7.5 = 10.9
32
Kornea Kejernihan
Jernih
Jernih
Nebula
-
-
Keratik presipitat
-
-
Imbibisio
-
-
Infiltrat
-
-
Ruptur terepitelisasi
-
-
Kamera okuli anterior Kedalaman
Dalam
Dalam
Kejernihan
Jernih
Jernih
Flare
-
-
Sel
-
-
Hipopion
-
-
Hifema
-
33
Iris Warna
Coklat tua
Coklat tua
Gambaran radier
Baik
Baik
Eksudat
-
-
Atrofi
-
-
Sinekia anterior
-
-
Sinekia posterior
-
-
Sinekia anterior perifer
-
-
Iris bombe
-
-
Iris tremulans
-
-
Pupil Bentuk
Bulat
Bulat
Besar
3 mm
3 mm
Regularitas
Regular
Regular
Isokoria
Isokor
Isokor
Letak
Sentral
Sentral
Refleks cahaya langsung
+
+
Refleks cahaya tak langsung
+
+
Seklusi
-
-
Oklusi
-
-
Leukokoria
-
-
34
Lensa Kejernihan
Keruh sedang
Keruh ringan
Shadow tes
+
-
Refleks kaca
-
-
Pigmen iris
-
-
Luksasi
-
-
Lensa intraokuler
-
-
Badan kaca Kejernihan
Jernih
Jernih
Flare
-
-
Funduskopi Reflek fundus
(+) menurun ↓↓
(+) menurun ↓
Papil
Bulat, batas tegas, oranye
Bulat, batas tegas, oranye
CDR Warna Aa/vv Bentuk Retina
0,3 Tidak dapat dinilai 2/3
0,3 Tidak dapat dinilai 2/3
Perdarahan (-), eksudat (-)
Perdarahan (-), eksudat (-)
Refleks Batas fovea
(+)
(+)
C/D ratio
35
SHADOW TES
(+)
(-)
REFLEKS FUNDUS
(+) Menurun ↓↓
(+) Menurun
↓
36
Pasien laki-laki, 37 tahun, datang dengan keluhan penglihatan perlahan semakin buram pada mata kanan sejak 2.5 bulan yang lalu. Penglihatan buram dirasakan seperti berbayang dan berkabut. Keluhan disertai silau ketika melihat cahaya terang terutama saat berkendara di malam hari. Pasien lebih nyaman membaca di ruangan yang redup dan jarak yang dekat. Penglihatan ganda diakui pasien terutama apabila mata kiri ditutup. Riwayat trauma pada mata kanan (+) sekitar 6 bulan yang lalu tertabrak kelelawar saat berkendara motor. Pasien suka minum jamu-jamuan setiap 1-2 bulan sekali dalam 6 tahun terakhir. Pasien sudah mencoba berobat ke klinik dokter umum dan pengobatan alternatif namun tidak ada perbaikan. Riwayat diabetes dan hipertensi disangkal oleh pasien. Ini pertama kalinya pasien mengalami keluhan mata buram. Di keluarga tidak ada riwayat penyakit mata buram seperti keluhan pasien. DM dan HT dalam keluarga juga disangkal.
OD
Pemeriksaan
s.c 5/20
Visus
c.c S-200 5/7.5, pinhole (-) ortoposisi
s.c: 5/5 c.c. -
Posisi bola mata
Baik ke segala arah
OS
Pergerakan bola mata
Ortoposisi Baik ke segala arah
Tenang
Palpebra
Tenang
Tenang
Konjungtiva tarsal
Tenang
Tenang
Konjungtiva fornix
Tenang
Tenang
Konjungtiva bulbi
Tenang
Tenang
Kornea
Tenang
Dalam, jernih
Kamera Okuli
Dalam, jernih
Anterior Sinekia (-), iris bombe (-), iris
Iris
tremulens (-) Bulat,
leukokoria
Sinekia (-), iris bombe (-), iris tremulens (-)
(+),
Pupil
Bulat,
leukokoria
(+),
diameter 3 mm, RCL +,
diameter 3 mm, RCL +,
RCTL +
RCTL +
Keruh sedang, shadow test (+)
Lensa
Keruh ringan, shadow test (-)
38 Jernih
Cairan vitreus
Jernih
DIAGNOSIS KERJA OD: Katarak subcapsularis posterior e.c. drug induce susp. steroid OS : Katarak insipien DIAGNOSIS BANDING OD: Katarak traumatik ▪ Katarak diabetik
OS: Drug induce cataract e.c. Kortikosteroid ▪ Katarak diabetik
PEMERIKSAAN PENUNJANG: Pemeriksaan slit-lamp Pemeriksaan laboratorium GDS, GD2PP, GDP dan HbA1c untuk eliminasi diabetes melitus Konsul Spesialis Mata
PENATALAKSANAAN Operasi katarak OD (jika memungkinkan untuk dilakukan): Phacoemulsification + IOL, atau setidaknya ECCE + IOL.
OD Ad visam Ad vitam
: Dubia at bonam : bonam
OS Ad visam Ad vitam
: Bonam : Bonam
Pasien mengeluhkan penglihatan yang semakin buram tanpa disertai adanya mata merah sejak 2.5 bulan yang lalu pada mata kanan mata tenang, visus turun perlahan ditemukannya kekeruhan pada lensa kedua mata terutama mata kanan pasien katarak Umur pasien yang masih 37 tahun merupakan hal yang perlu dipertanyakan penyebab untuk terjadinya kekeruhan pada lensa
Kekeruhan lensa penglihatan berkabut Penglihatan berbayang ganda saat mata kiri ditutup monocular diplopia bayangan tidak jatuh tepat di satu titik retina saat pasien melihat akibat gangguan refraksi astigmatism keluhan ini sering muncul pada pasien dengan katarak subkapsular posterior.
Pasien mengeluhkan sulit berkendara di malam hari karena cahaya dari kendaraan lain dari arah depan pupil menjadi miosis gangguan penglihatan. Silau pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh (terjadi efek Tyndall).
Pasien pernah meminum jamu-jamuan setiap 1-2 bulan sekali selama 6 tahun terakhir faktor resiko jamu-jamuan yang mengandung steroid penggunaan steroid jangka lama yang sistemik, topikal maupun intraokular dapat menimbulkan katarak yang di subkapsular posterior. katarak stadium imatur, lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung, terjadi pembengkakan lensa Shadow test (+) AVOD c.c. S-200 maju
Untuk mata kiri pasien masih katarak insipien karena lensa terlihat keruh ringan, shadow test (-) dan visus masih 5/5. dari anamnesa pasien mengakui adanya trauma pada mata, meskipun gambaran yang terlihat tidak khas untuk katarak traumatik terlihat seperti gambaran bintang pada lensa. Tempat pasien bekerja belum dapat dibuktikan sebagai faktor resiko
Berdasarkan kepustakaan bahwa tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi katarak selain dengan pembedahan. Indikasi pembedahan adalah bahwa penglihatan buram telah mengganggu kehidupan sehari-hari pasien. Teknik pembedahan yang dipilih adalah fekoemulsifikasi + Lensa intraocular (LIO) stadium katarak pasien masih imatur, luka operasi kecil, dan tajam penglihatan masih baik.
Prognosis ad vitam kedua mata pasien adalah bonam, ad visam mata kanan pasien ini adalah dubia ad bonam karena gangguan visus pada katarak itu reversibel. Sedangkan ad visam mata kiri pasien bonam karena belum ada gangguan visus.
KESIMPULAN Pada pasien ini dapat disimpulkan diagnosa kerja pasien adalah katarak subkapsular posterior OD e.c. drug induce susp. kortikosteroid dan katarak insipien OS. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang dialami
pasien, dan pemeriksaan oftalmologi. Tatalaksana yang akan dilakukan pada pasien ini adalah pembedahan dengan teknik fakoemulsifikasi dan pemasangan lensa IOL. Prognosis pada pasien ini adalah baik serta dapat digunakannya teknik fakoemulsifikasi untuk mengangkat lensa katarak pasien.
DAFTAR PUSTAKA • Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007. Hlm 172-3, 199, 200-13. • Ilyas, Sidarta. Katarak (Lensa Mata Keruh) cetakan ketiga. Jakarta: Balai penerbit FKUI,2003. • Johns J.K Lens and Cataract. Basic and Clinical Science Section 11. American Academy of Ophthalmology. 2011. • Husain R, Tong L, Fong A, Cheng JF, How A, Chua WH, Lee L, Gazzard G, Tan DT, Koh D, Saw SM. Prevalence of Cataract in Rural Indonesia. Ophthalmology, Jul 2005; 112(7): 1255-62 • Vaughan, Daniel G., Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva. Oftalmologi Umum, edisi 17. Jakarta: EGC, 2007, p169-176. • Berson, Frank G. Basic Ophtalmology for medical students and Primary Care Residents. Sixth Edition. American Academy of Ophtalmology. 1993 • Gerhard, Lang. Ophtalmology A Short Textbook. New York :Thieme stutrgart, 2000.