Kel 1 Ak Internasional Pendidikan Akuntansi Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Makalah ( CBR DAN CJR ) : Akuntansi Internasional BISNIS INTERNASIONAL DAN STRATEGI PERUSAHAAN MULTINASIONAL



Disusun Oleh



Kelompok 1 Sri Wahyuni



(7162142006)



Friska Suriani Tambunan



(7163142014)



Friska Tryana Rajagukguk



(7163142015)



Kelas: VI C Pendidikan Akuntansi



Dosen Pengampu: Dr. Jufri Darma, SE., M.Si., Ak., CA



JURUSAN AKUNTANSI / PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019



KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Internasional dalam bentuk tugas “Makalah ( CBR DAN CJR )” dengan tepat waktu. Dalam penyelesaian tugas Makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, kami juga menyadari bahwa kelancaran penyusunan tugas Makalah ini tidak lain berkat dukungan semua teman-teman sehingga kendala dan hambatan dapat kami hadapi. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.



Bapak Dr. Jufri Darma, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pengampu



2.



Orang tua kami masing-masing, yang selalu memberi kami semangat untuk mengerjakan Tugas perkuliahan.



3.



Teman-teman serta Mahasiswa-Mahasiswi FE UNIMED



Kami menyadari bahwa tugas Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan pembuatan tugas Makalah selanjutnya. Kami juga berharap semoga tugas Makalah ini dapat diterima oleh Bapak dosen dan teman-teman semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan mampu menambah pengetahuan bagi pembaca.



Medan , 14 Februari 2019



Tim Penuliis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 1.1.Latar Belakang ................................................................................................................. 1 1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1 1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 2 BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 2 2.1.Bisnis Internasional .......................................................................................................... 3 2.2 Tujuan Bisnis Internasional.............................................................................................. 5 2.3 Tipe Bisnis Internasional .................................................................................................. 5 2.4 Alasan Melakukan Bisnis Internasional .......................................................................... 8 2.5 Tahap-Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional ...................................................... 9 2.6 Hambatan Bisnis Internasional ...................................................................................... 11 2.7 Multinasional Enterprise ............................................................................................... 17 2.8 Strategi Perusahaan Multinasonal .................................................................................. 19 BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 22 3.1.Kesimpulan..................................................................................................................... 22 3.2 Saran ............................................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara tidak dapat hidup sendiri. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, suatu negara akan membutuhkan negara lain. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan, setiap negara melakukan hubungan bisnis. Hubungan bisnis antar negara ini disebut juga bisnis internasional. Globalisasi telah menyebabkan berkembangnya kegiatan bisnis internasional. Menurut Griffin (2010) bisnis internasional adalah transaksi bisnis antara beberapa pihak dalam lebih dari satu Negara Globalisasi merupakan proses yang mana perekonomian dunia menjadi sebuah sistem tunggal yang saling bergantung. Dewasa ini volume perdagangan total di seluruh dunia sangat besar. Sejalan dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan yang terjun ke dalam bisnis internasional, perekonomian dunia dengan cepat menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan beraneka ragam produk yang dapat kita beli sebagai hasil dari perdagangan internasional. Masalah bisnis internasional sering diperbincangkan di setiap negara. Perekonomian suatu negara erat kaitannya dengan sistem dan pengelolaan aktivitas bisnis, baik bersifat nasional, maupun internasional. Bisnis internasional yang digerakkan suatu Negara memiliki macam aktivitas di dalamnya dan memiliki tahapan memasuki kegiatan bisnis. Selain itu diadakannya bisnis internasional memiliki spesialisasi keunggulan atau kekuatan beserta kelemahannya maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan yang strategis. Pertimbangan pengembangan bisnis yang



mendorong mengapa suatu perusahaan terjun ke bisnis



internasional. Serta hambatan – hambatan dalam memasuki bisnis internasional. Dalam bisnis internasional usaha di jalankan oleh perusahaan multinasional. Berkembangnya Perusahaan Multi Nasional disuatu Negara sangatlah berpengaruh terhadap Ekonomi Negara itu sendiri dimana pengangguran akan berkurang sehingga pendapatan Negara itu sendiri otomatis akan bertambah. Dalam rangka membantu perubahan terhadap Negara khususnya Indonesia perkembangan perusahaan multi Nasional merupakan prioritas utama dalam pembangunan Negara. Maka pembangunan ini memerlukan konsep yang sangat bagus agar tujuan-tujuan tercapai semua. Berdasarkan latar belakang di atas dan pentingnya bisnis internasional untuk kemajuan suatu Negara maka kami akan membahas lebih mendalam tentang Bisnis Internasional Dan Strategi Perusahaan Multinasional.



1



1.2.Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari bisnis internasional ? 2. Apa tujuan bisnis internasional ? 3. Apa saja tipe bisnis internasional ? 4. Apa alasan melakukan bisnis internasional ? 5. Bagaimana tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional ? 6. Apa hambatan bisnis internasional ? 7. Bagaimana multinasional enterprise ? 8. Apa strategi perusahaan multinasonal ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari bisnis internasional 2. Untuk mengetahui tujuan bisnis internasional 3. Untuk mengetahui tipe bisnis internasional 4. Untuk mengetahui alasan melakukan bisnis internasional 5. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional 6. Untuk mengetahui hambatan bisnis internasional 7. Untuk mengetahui multinasional enterprise 8. Untuk mengetahui strategi perusahaan multinasonal



2



BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bisnis Internasional Dalam buku Bisnis Internasional karya Budi Rustandi Kartawinata dkk (2014 :1 ), menjelaskan pengertian bisnis internasional menurut para ahli ; Menurut Griffin (2010) bisnis internasional adalah transaksi bisnis antara beberapa pihak dalam lebih dari satu negara. Sedangkan menurut Hadi (2010) bisnis internasional adalah suatu studi tentang transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan internasional (ekspor dan impor) dan foreign investment (direct maupun indirect) yang dilakukan oleh individu dan perusahaan atau organisasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan dan manfaat tertentu. Begitu pula menurut Cavusgil (2008) bisnis internasional adalah aktivitas perdagangan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan melintas batas satu negara dengan negara lainnya. Dalam arti singkat, bisnis internasional dapat diartikan sebagai aktivitas, yaitu berupa transaksi bisnis diantara lebih dari dua negara, yang melibatkan pihak-pihak individu, individu perusahaan, kelompok perusahaan dan atau agen-agen internasional. Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade). Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam sutu Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Jadi kita dapat membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu : a. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan transaksi antar negara yang biasanya di lakukan dengan ekspor dan impor. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan pendapatan suatu negara. Perdagangan internasional juga sangat berperan dalam suatu negara untuk mendorong industrialisasi, kemajuan internasional, dan kehadiran perusahaan multinasional. Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perdagangan Intenasional :  Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri  Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negera 3



 Adanya kelebihan dan kekurangan kualitas produk dalam negeri  Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengelola sumber daya ekonommi.  Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya dan penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan hasil produksi.  Adanya selera yang sama terhadap suatu barang  Keinginan membuat kerja sama,hubungan politik dan dukungan dari negara lain. Dampak Positif Perdagangan Internasional :  Saling membantu memenuhi kebutuhan antar negara  Meningkatkan produktivitas usaha  Mengurangi jumlah pengangguran  Menambah pendapatan dan devisa negara Dampak Negatif Perdagangan Internasional :  Adanya ketergantungan terhadapa barang-barang impor  Mematikan usaha-usaha kecil  Masyarakat menjadi komsumtif b. Pemasaran Internasional Pemasaran internasional merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain atau masyarakat umum di luar negeri. Pemasaran internasional merupakan penerapan konsep, prinsip, aktivitas dan proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di berbagai negara. Transaksi bisnis Internasional pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi ke luar negeri. Dalam hal semacam ini maka para pengusaha terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor dan impor. Pengertian perdagangan internasional dengan pemasaran internasional sering di anggap sama, namun pada kenyataannya ada perbedaan utama yang terletak pada perlakuan di mana perdagangan internasional dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Di samping itu pemasaran internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif daripada perdagangan internasional.



4



2.2 Tujuan Bisnis Internasional Tujuan Diadakannya bisnis internasional (T. May Rudy, 2001:2) adalah sebagai berikut: a. Perluasan Penjualan (Sales Expansion). Perluasan penjualan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk barang-barang yang tidak mudah rusak perlu perluasan penjualan (market area). Contohnya seperti barang-barang kerajinan tangan. b. Mendekati Sumber (Resource Acquisition). Sumber yang dimaksud disini meliputi 6M, antara lain adalah Man, Money, Machine, Materials, dan Market, yang mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya kapital. c. Penanekaragaman (Diversifikasi). Penjualan produk disesuaikan dengan segmen pasar yang meliputi selera masyarakat, daya beli ataupun fungsi barang. Misalnya, mobil Kijang dijual di Indonesia. d. Alih Tekhnologi. Alih tekhnologi disini hanya dikhususkan untuk negara yang berkembang (developing country). 2.3 Tipe Bisnis Internasional Dari artikel ‘Entry Modes’ dalam buku International Business : The Challenges of Globalization yang ditulis bersama oleh John J. Wild, Kenneth Wild dan Jerry Han dijelaskan bahwa macam-macam variasi bisnis internasional secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yakni yang berbasiskan Equity dan Non-Equity. Untuk yang berbasiskan equity ada tujuh jenis yaitu: a. Export, terdiri dari dua jenis yaitu Indirect Export yang mengekspor barang dan jasa melalui beberapa macam tipe pangkalan induk ekportir. Dan Direct Export yang bidangnya adalah mengekspor barang atau jasa yang mereka produksi sendiri. Direct Export disini jika ia sudah berkembang pesat dan banyak melayani pelanggan diluar negeri, maka kemudian perusahan (yang memproduksi) tersebut akan membuat sebuah sales company di negara tujuan ekspor, yang tugasnya adalah bertujuan untuk memasarkan barang dan jasa tersebut. b. Turnkey Project adalah sebuah mekanisme ekspor teknologi, keahlian manajerial, dan sebagian berbentuk perlengkapan modal. Disini yang terlibat adalah pihak kontraktor dimana ia setuju untuk mendesain dan mendirikan sebuah pabrik, menyediakan teknologi pemrosesan, menyuplai bahan mentah yang dibutuhkan dan lain sebagainya serta melatih personel untuk mengoperasikan alat-alat dan teknologi tersebut, sedangkan instansi yang menyewanya hanya tinggal meneruskan dan mengembangkan bisnis tersebut. Contoh, bisnis penyulingan minyak dan produksi baja. 5



c. Countertrade adalah sebuah konsep yang membahas mengenai kegiatan ekspor dan impor suatu Negara yang mana dari kegiatan ekspor dan impor tersebut disertakan sebuah



perjanjian



yang



didalamnya



berisikan



mengenai



perjanjian



untuk



mengembalikan barang, transfer teknologi dan lain-lain.Contoh, ekspor minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa d. Licencing adalah pengaturan kontrak yang mana satu perusahaan (the licencor) memberikan akses hak paten, keahlian, prosesur pemasaran, trademarks, rahasia penjualan atau teknologi kepada perusahaan lain (the licencee) untuk mendapatkan bayaran. Besarnya ongkos tergantung bargaining power masing-masing perusahaan dan pihak licencee harus memberikan royalti sebesar 2 sampai 5 persen dari penjualannya sebagai ganti pertolongan (assistance) yang diberikan oleh licencor selama kontrak tersebut masih berlaku. Contoh majalah Cosmopolitan yang terbit di lebih dari 100 negara. e. Franchising adalah bentuk dari lisensi dimana satu perusahaan (franchisee) melakukan kontrak dengan perusahaan lain untuk mengoperasikan tipe bisnis tertentu dibawah nama perusahaan yang sudah terkenal menurut peraturan yang spesifik. Contohnya adalah McDonald di Indonesia dimana walaupun gerainya milik orang lokal, namun untuk manajemen, produksi dan pengembangan pasarnya masih tetap dikontrol pihak yang memiliki brand tersebut. f. Contract Manufacturing adalah sejenis pengaturan kontrak dimana satu perusahaan bersedia untuk memproduksi barang bagi perusahaan lain, yang produk tersebut sesuai dengan spesifikasi permintaan perusahaan kedua yang nantinya akan mereka pasarkan sendiri. Contoh, perusahaan air kemasan jawa timur ‘flow’ yang bersedia untuk menyediakan air kemasan bagi Universitas Airlangga Surabaya dengan memakai label Universitas Airlangga sebagai merek air kemasan tersebut. g. Management Contract adalah pengaturan dimana satu perusahaan menyediakan mekanisme manajemen dalam satu atau semua area kepada perusahaan lain. Contoh jaringan hotel Hilton di dunia yang kepemilikannya kepunyaan orang-orang tertentu yang berlainan namun untuk manajemen hotelnya langsung disediakan oleh jaringan Hilton. (Wild, Wild, & Han, 2008 : 427-430) Sedangkan untuk bisnis internasional yang berbasiskan Non-Equity terdiri dari tiga jenis yaitu : a. Wholly Owned Subsidiary atau dalam bahasa sederhananya adalah cabang perusahaan di luar negeri dimana kepemilikannya bersifat menyeluruh bagi 6



perusahaan tersebut. Wholly Owned Subsidiary ini dapat dicapai dengan cara perusahaan membangun cabang pabrik dari awal, atau mengambil alih kepemilikan perusahaan (akuisisi) lokal dengan begitu ia tidak perlu mulai dari awal dan hanya tinggal mengembangkannya. Akuisisi dan merger (penggabungan perusahaan) ini ternyata seringkali dilakukan oleh perusahaan karena dengan begitu akan lebih menghemat biaya pengembangan dan distribusi produk (Wild, Wild, & Han, 2008 : 431). b. Joint Venture adalah usaha kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang berbagi kepentingan yang sama dalam sebuah perusahaan bisnis atau pelaksanaannya. Secara garis besar menurut Wild, ada empat bentuk joint venture; 1) suatu entitas perusahaan yang dibentuk oleh perusahaan internasional (skala besar) dan pemilik lokal, 2) sebuah entitas perusahaan yang dibentuk oleh dua perusahaan internasional, 3) entitas perusahaan yang dibentuk oleh agen pemerintah dan perusahaan internasional, dan 4) kerjasama antara dua atau lebih perusahaan untuk melaksanakan suatu proyek yang terbatas seperti proyek pembangunan jalan tol dan bandara udara. Ada banyak keuntungan dalam menjalankan join venture ini diantaranya ialah, ia menawarkan komitmen finansial dan sumber pengaturan yang lebih ringan dan mudah karena ditanggung bersama (walaupun porsinya beda) diantara partner, serta resiko yang dibawa oleh joint venture lebih kecil. Namun kerugian dari melakukan joint venture ini adalah pertama keuntungannnya harus dibagi, kedua apalagi jika ada peraturan pemerintah setempat yang mengharuskan partisipasi perusahaan luar tidak lebih dari 49% dan jika ditambah dengan sempitnya atau ketiadaan pasar modal di negara tersebut para pemegang saham tentunya akan kesulitan untuk mengembangkan dan menjual saham mereka. Pada intinya semua kelemahan ini bermuara pada satu masalah yakni para pemegang saham atau perusahaan asing ingin mendapatkan kontrol yang lebih besar atas aset yang mereka miliki (Wild, Wild, & Han, 2008, p. 434). c. Strategic Alliances adalah bentuk pertnership atau persekutuan antara kompetitor, pelanggan, atau suppliers yang melibatkan satu atau bermacam-macam bentuk baik equity atau non equity. Tujuan dari strategi aliansi ini adalah untuk mempercepat proses masuk pada pasar internasional dan memantapkan posisi awal perusahaan, untuk mendapatkan akses produk terbaru, teknologi, pasar, dan pembagian biaya produksi, sumber daya dan resiko (Wild, Wild, & Han, 2008 : 435).



7



2.4 Alasan Melakukan Bisnis Internasional Suatu negara atau suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis internasional baik dalam bentuk



perdagangan



internasional



yang umumnya



memiliki



pertimbangan



/alasan.



Pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan ekonomis, politis ataupun sosial budaya. Bisnis internasional memang tidak dapat dihindari karena tidak ada satu negara pun yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh negara itu sendiri. Ketidakmeratanya sumber daya mengakibatkan adanya keunggulan tertentu baik suatu Negara tertentu yang memiliki sumber daya tertentu. Contohnya Australia yang memiliki daratan yang sangat luas yang memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit, sebaliknya Negara Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat sempit tapi jumlah penduduknya sangat padat. Ada beberapa alasan sebuah perusahaan ikut serta dalam kegiatan bisnis internasional, diantaranya adalah : a. Untuk memperbesar penjualan. Bisnis internasional memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan ekspansi dalam hal penjualan produknya, hal ini dikarenakan bisnis internasional memiliki pasar yang sangat luas, tidak terbatas pada negara dimana perusahaan tersebut berada akan tetapi juga perusahaan dapat mengembangkan pasarnya ke luar negeri.dengan pasar yang luas, besar kemungkinan perusahaan dapat meningkatkan jumlah penjualan barang yang diproduksinya, contoh: Perusahaan provider telekomunikasi terbesar di Indonesia, yaitu PT. Telkomsel mendirikan anak perusahaan Telkomcel yang beroperasi di negara yang baru berdiri yaitu Timor Leste. Hal ini dilakukan PT. Telkomsel dalam rangka memperluas pasarnya, tidak hanya di dalam negeri Indonesia, akan tetapi juga merambah ke luar negeri. b. Untuk mengakuisisi sumber daya Saat ini, sebuaha perusahaan yang memiliki akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan atau perusahaan yang memiliki akses lebih baik terhadap faktor-faktor produksi (man, money, material, method) maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan memenangkan persaingan. Hal ini terjadi karena sumber daya produksi yang jumlah terbatas, sedangkan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebagai produsen semakin tak terbatas. Kegiatan bisnis internasional, memungkinkan sebuah perusahaan berada di sebuah negara memiliki akses terhadap sumber daya yang ada di negara lainnya. Perusahaan tersebut dapat memiliki akses dengan cara melakukan 8



investasi baik langsung maupun tidak langsung di negara yang memiliki keunggulan dalam hal sumber daya. Sebagai contoh: Saat ini banyak sekali perusahaan-perusahaan multinasional melakukan investasi besar-besaran di negara Vietnam dengan cara membuka pabrik di Vietnam. Hal ini terjadi karena Vietnam dianggap sebagai negara yang dapat menyediakan sumber daya manusia yang banyak, terampil dan berharga murah. c. Untuk mendiversifikasikan sumber-sumber penjualan dan penawaran. Bisnis internasional dapat membuat perusahaan menjadi lebih kreatif dan inovatif untuk menambah sumber penjualan dan penawaran yang dilakukannya. Dengan pangsa pasar yang semakin luas dan jumlah konsumen yang semakin meningkat, maka perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi harapan konsumen akan produk yang dijual. Karena keinginan konsumen yang tidak terbatas, maka perusahaan harus mampu berinovasi sesering mungkin, dengan tujuan memenangkan persaingan dengan para pesaingnya. 2.5 Tahap-Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional Tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional (Afwan Hariri, 2009:189) yaitu sebagai berikut : a. Ekspor Insidentil (Incident At Export) Untuk masuk ke bisnis internasional pada umumnya perusahaan melakukan ekspor insidentil terlebih dahulu. Tahap ini terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita untuk membeli barang-barang, kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri orang asing tersebut. b. Ekspor Aktif (Aktiv Export) Tahap diatas berkembang menjadi bisnis dan transaksinya semakin aktif. Ditandai dengan berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Tahap aktif yaitu perusahaan dalam negeri mulai aktif untuk melakukan manajemen atas transaksi itu. Pada tahap awal pengusaha bertindak pasif. Maka, dalam tahap ini disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap diatas disebut tahap pembelian atau “Purchasing”. c. Penjualan Lisensi (Licensing) Suatu perusahaan menjual lisensi atau merek dari produknya ke negara penerima, yang dijual hanya merek sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang 9



luas. Negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut. d. Franchising Suatu perusahaan asing memberikan hak kepada suatu perusahaan di negara lain untuk untuk menggunakan merek, logo dan teknik operasi. Contoh KFC (Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken dan sebagainya. Franchise saat ini berkembang tidak saja antarnegara akan tetapi banyak terjadi di dalam suatu negara itu sendiri. Contoh untuk Indonesia adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, Hero Supermarket dan lain sebagainya. e. Pemasaran di Luar Negeri Pemasaran di Luar negeri adalah bentuk yang akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan program yang efektif. f. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri (Total International Business) Tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri” atau “Total International Business”. Tahap inilah yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut. 2.6 Hambatan Bisnis Internasional 1. Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional Pelaksanakan bisnis internasional memiliki hambatan yang jauh lebih besar ketimbang di pasar domestik. Negara lain pasti punya kepentingan tersendiri untuk menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional. Selain itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu, ada beberapa hambatan dalam memasuki bisnis internasional yaitu: 10







Batasan Kuota Dan Tarif Bea Masuk: Batasan kuota dalam bisnis internasional adalah apabila ada suatu negara yang tidak



memperbolehkan transfer barang dalam jumlah yang besar. Sementara tarif bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor. 



Perbedaan bahasa, sosial budaya/cultural: Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis



Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun tulis. Pengaruh sosial budaya dalam bisnis internasional contohnya: Indonesia sebagai Negara berpenduduk mayoritas Islam, pasti menolak kehadiran Perusahaan Internasional yang menjual makanan haram, semisal babi. Selain itu dalam hal busana, Perusahaan fashion tidak akan memasarkan produk bikini dan pakaian terbuka lainnya karena tidak cocok dengan kultur masyarakat Indonesia yang berpakaian sopan dengan cirri khas busana yang tertutup. 



Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan: Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga



akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis antar kedua Negara tersebut. Ketentuan hukum ataupun perundang-undangan yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Contoh: Saat demokrasi terpimpin, Indonesia cenderung berpihak pada blok timur, sehingga kedekatan Indonesia dengan Cina dan Rusia menyebabkan renggangnya hubungan Indonesia dengan negara blok barat dalam berbagai hal termasuk perdagangan barang ke dan dari negara blok barat. 



Hambatan operasional: Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah



operasional, antara lain:  Transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. Keadaan ombak besar yang mengganggu perjalanan kapal laut ataupun kondisi cuaca yang mempengaruhi lalu lintas pengiriman barang melalui udara adalah salah satu contoh masalah transportasi penghambat kegiatan pengiriman barang sementara waktu. Keadaan dapat lebih gawat apabila barang yang dikirim adalah barang yang cepat berada dalam kondisi tidak layak semisal ikan. Waktu pengiriman barang yang tidak sesuai terkadang membuat Negara yang dituju langsung meng-cancel pembelian tersebut. 11



 Peraturan atau kebijakan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi industri-industri di dalam negeri agar tidak disaingi oleh industri-industri dari luar negeri yang masuk ke dalam negara tersebut. Contohnya: ada proteksi atas barangbarang Cina yang berupa industri alat-alat tulis untuk tidak masuk ke dalam pasar Indonesia, sehingga Perusahaan alat-alat tulis buatan Indonesia dapat lebih laris di pasar lokal, selain itu pemerintah biasanya memberi pinjaman untuk pengembangan usaha kepada perusahaan tersebut sehingga suatu saat dapat bersaing di pasar internasional.  Perbedaan tingkat upah. Dapat dicontohkan apabila ada perusahaan multinasional yang dalam perluasan usahanya ke suatu Negara, memberikan upah kepada karyawannya terlalu kecil dikarenakan berbagai hal semisal kurs mata uang. 2. Hambatan Perdagangan Internasional Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat berjalan dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negaranegara yang melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional. 



Perbedaan Mata Uang Antarnegara Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat



menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional. 



Kualitas Sumber Daya yang Rendah Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional.



Mengapa? Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini



12



tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional. 



Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan



mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila membayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C. 



Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya



sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan. 



Terjadinya Perang Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu,



kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat. 



Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan



organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan Negaranegara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan. 3. Peluang Bisnis Internasional di Indonesia  Di bidang perdagangan barang, Indonesia memiliki peluang ekspor yang lebih baik mengingat kekayaan sumber daya alam dan berlimpahnya tenaga kerja yang dimiliki.



13



 Konsumen Indonesia yang memiliki banyak keanekaragaman dari segi culture dapat dijadikan peluang bisnis yang bagus.  Indonesia belum terlalu banyak mempunyai produk yang mampu bersaing di pasar Internasional Contoh Bisnis Internasional yang masuk ke Indonesia 1. DUNKIN’ DONUTS Dunkin’Donuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman Modal Asing Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta. Dunkin’ Donuts sebelumnya juga telah membuka cabang-cabangnya (franchise) di berbagai negara, seperti negara-negara di Eropa. Dunkin’Donuts pada mulanya tumbuh dan berkembang di kota Boston, Amerika Serikat pada tahun 1940 (dengan nama awal Open Kettle). Kemudian perusahaan ini terus tumbuh dan berkembang hingga akhirnya pada tahun 1970, Dunkin’Donuts telah berhasil menjadi perusahaan dengan merek internasional. Kemudian pada tahun 1983 perusahaan Dunkin’Donuts dibeli oleh Domecq Sekutu (Allied Domecq) yang juga membawahi Togo’s dan Baskin Robins. Di bawah Allied Domecq, perluasan pasar Dunkin’Donuts secara internasional semakin diintensifkan. Hingga akhirnya gerai Dunkin’Donuts tersebar tidak hanya di benua Amerika saja, tetapi juga meluas ke benuabenua seperti Eropa dan Asia. Di Indonesia sendiri, Dunkin’ Donuts mulai merambah pasarnya pada tahun 1985 dengan gerai pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Khusus wilayah Indonesia, master franchise Dunkin’Donuts dipegang oleh Dunkin’ Donuts Indonesia. Saat pertama kali Dunkin’Donuts membuka gerai pertamanya di Indonesia (pada tahun 1980-an), tidak ada reaksi keras dari masyarakat untuk menentang perusahaan tersebut masuk. Masyarakat cenderung menyambut positif upaya perusahaan tersebut dalam memperluas jaringan pasarnya. Mereka merasa senang atas hadirnya Dunkin’Donuts di Indonesia. 2. LEVI’S JEAN Sebuah kisah menggambarkan sejarah celana jeans yang telah diciptakan oleh Levi Strauss tahun 1880 ini, delapan tahun setelah jeans masuk ke Amerika Serikat (AS) tahun 1872. Jeans Levis pertama kali dibuat di Genoa, Italia tahun 1560-an. Kain celana ini biasa dipakai oleh angkatan laut. Orang Prancis menyebut celana ini dengan sebutan “bleu de Génes”, yang berarti biru Genoa. Meski tekstil ini pertama kali diproduksi dan dipakai di Eropa, tetapi sebagai fashion, jeans dipopulerkan di AS oleh Levi Strauss, seorang pemuda berusia dua puluh tahunan yang mengadu peruntungannya ke San Francisco sebagai 14



pedagang pakaian. Ketika itu, AS sedang dilanda demam emas. Levi Strauss & Co. adalah produsen pakaian di Amerika Serikat yang berdiri pada tahun 1853 oleh Levi Strauss. Perusahaan ini bersifat internasional dengan 3 divisi geografis yaitu: 1. Levi Strauss North Americas, bermarkas di San Francisco, 2. Levi Strauss Europe, dengan markas di Kota Brusel, 3. Levi Strauss Asia Pacific, markas di Singapura. Jumlah karyawan perusahaan Levi Strauss & Co. sampai saat ini telah mencapai sekitar 8.850 di seluruh dunia. 3. KFC KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu merek dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc yang bermarkas di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket. Col. Sanders mulai menjual ayam gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939 di Corbin, Kentucky yang selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia menutup usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan bertemu dengan Pete Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama mendirikan restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia (restoran pertamanya tidak menggunakan nama tersebut). Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 juta USD, yang sejak itu telah dijual kembali sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir adalah PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum! Brands, Inc. Pada tahun 1997, Tricon terpisah dari PepsiCo. Di Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk (IDX: FAST) yang didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Restoran KFC pertama di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta. 4. LG Didirikan pada 1947, Lucky Chemical Industrial Co. (sekarang disebut LG Chemical), adalah merupakan perusahaan kimia pertama di Korea. Perusahaan ini merupakan sebuah kerja sama antara keluarga Koo dan Heo, yang memiliki bisnis yang telah saling bersaing satu sama lain untuk beberapa generasi. Grup ini memperluas ke peralatan rumah tangga pada tahun 1958 di bawah nama Goldstar Electronics Co. GeumSung being Planet Venus (sekarang disebut LG Electronics), yang merupakan perusahaan elektronik pertama di 15



negara tersebut. LG Indonesia didirikan pada 15 Desember 1990 yang berpusat di Gedung Garuda Indonesia. 5. BLACKBERRY Berawal dari perusahaan kecil dengan modal hasil pinjaman, RIM berkembang menjadi perusahaan yang paling di kagumi dan di hormati di Kanada. Kisah sukses perusahaan dengan nama lengkap Research In Motion Ltd ini, berawal dari keinginan seorang pemuda yang di drop out dari kampusnya untuk membuktikan diri. Adalah seorang berkebangsaan Yunani bernama Mike Lazardis yang berimigrasi dari Turki ke Kanada pada tahun 1967. Pada usianya yang ke 23, Lazardis mendapat kenyataan pahit karena di keluarkan dari Universitas Waterloo, dimana dia mendalami teknik elektro. Lazardis mendapat pinjaman modal usaha dari teman dan keluarganya. Dengan modal tersebut, Lazarsis dan dua temannya mendirikan RIM di Waterloo,Ontario Kanada pada tahun 1984. BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. 4. Tantangan Bisnis Internasional yang masuk ke Indonesia Tantangan yang dihadapi Indonesia sangatlah besar yang meliputi :  Kurangnya kapasitas nasional  Lemahnya infrastruktur fisik  Kurang kondusifnya kondisi social-politik-hukum  Rendahnya investasi asing.  Biaya ekonomi tinggi  Tenaga kerja yang kurang kompetitif yang kesemuanya menjadikan produk-produk Indonesia kurang kompetitif di pasar internasional 5. Hambatan Yang Dibuat Oleh Indonesia Kebijakan yang diberlakukan pada perdagangan internasional, bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri. Kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri dari persaingan barang-barang impor disebut proteksi. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping. 1. Tarif. Tarif adalah hambatan perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-barang impor. Apabila suatu barang impor dikenakan tarif, maka harga jual barang tersebut di dalam negeri menjadi mahal. Hal ini menyebabkan masyarakat enggan untuk membeli



16



barang tersebut, sehingga barang-barang hasil produksi dalam negeri lebih banyak dinikmati oleh masyarakat. 2. Kuota. Kuota adalah bentuk hambatan perdagangan yang menentukan jumlah maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu periode tertentu. Sama halnya tarif, pengaruh diberlakukannya kuota mengakibatkan harga-harga barang impor menjadi tinggi karena jumlah barangnya terbatas. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pembatasan jumlah barang impor sehingga menyebabkan biaya rata-rata untuk masing-masing barang meningkat. Dengan demikian, diberlakukannya kuota dapat melindungi barang-barang dalam negeri dari persaingan barang luar negeri. 3. Larangan Impor. Larangan impor adalah kebijakan pemerintah yang melarang masuknya barang-barang tertentu ke dalam negeri. Kebijakan larangan impor dilakukan untuk menghindari barang-barang yang dapat merugikan masyarakat. Misalnya melarang impor daging sapi yang mengandung penyakit Anthrax. 4. Subsidi. Subsidi adalah kebijakan pemerintah dengan memberikan bantuan kepada produk dalam negeri. Subsidi yang dilakukan pemerintah dapat berupa keringanan pajak, pemberian fasilitas, pemberian kredit bank yang murah ataupun pemberian hadiah atau insentif dari pemerintah. Adanya subsidi, harga barang dalam negeri menjadi murah, sehingga barang-barang hasil produksi dalam negeri mampu bersaing dengan barang-barang impor. 5. Dumping. Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri. 2.7 Multinasional Enterprise Menurut kamus ekonomi,perusahaan multinasional adalah sebuah perusahaan yang wilayah oprasinya meliputi sejumlah Negara dan memiliki fasilitas produksi dan pelayanan diluar negaranya sendiri (rusmadi,2001:2). Menurut Budi Rustandi artawinata dkk (2014:8 ) perusahaan multinsional adalah “sekelompok perusahaan yang mempunyai kendali oprasi langsung dari berbagai Negara yang berbedayang mempunyai kecendrungan dan mengarah kepada pandangan global akan penguasaan perusahaan secara geosentris. Dalam literature lain mengenai ekonomi internasional, Ball et al. (2004:22) , Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara, dan biasanya sangat besar. Perusahaan multinasional biasanya kantor-kantor, cabang atau pabrik dibanyak Negara, dan biasanya memiliki satu kantor pusat dimana mereka dapat mengkoordinasi manajemen pemasaran



17



secara global. Pengaruh dari perusahaan multinasional pun biasanya cukup besar bagi ekonmi dan politik internasional. Prof. John Dunning, memberikan beberapa kriteria membedakan Perusahaan Multinasional atas empat bentuk, yaitu: 1. Multinational Producting Enterprise (MPE), yakni perusahaan yang memiliki dan mengontrol berbagai fasilitas produksi lebih dari satu negara. 2. Multinational Trade Enterprise (MTE), yaitu semata-mata bergerak dalam bidang perdagangan dengan menjual barang yang diproduksi di dalam negeri, langsung kepada badan usaha atau orang di negeri lain. 3. Multinational Internationally Owned Enterprise (MOE). 4. Mutinational (Financial) Controlled Enterprise (MCE); sebagaimana MOE, MCE yang diawasi oleh lebih dari satu negara. Kaitannya perusahaan multinasional dengan perekonomian dunia, menurut kaum kapitalis neoliberal ialah mengenai pemenuhan kebutuhan modal yang besar, sehingga dikatakan bahwa Negara berkembang harus melakukan liberalisasi pasar modal agar akses terhadap modal dan sumber daya lainnya menjadi lebih terbuka dan bebas. Ciri – Ciri Perusahaan Multinasional 1. Membentuk cabang – cabang di luar negeri. Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang bersifat global (mendunia), jadi perusaan tersebut membuat atau menghasilkan barang yang dapat digunakan di semua negara. 2. Lebih



cenderung



memilih



kegiatan



bisnis



tertentu,



umumnya



manufaktur..



Menempatkan cabang pada negara – negara maju. Kehadiran anak perusahaan bagi negara cabang banyak memberikan keuntungan untuk negara tersebut diantaranya pemberian pajak untuk perusahaan tersebut yang cukup besar. Tidak hanya itu, dengan adanya suatu anak perusahaan dinegara lain, berarti sedikit membantu membuka peluang kerja bagi penduduk yang belum kerja dinegara tersebut. 3. Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan) perusahaan multinasional melampau batas- batas Negara. 4. Perdagangan dalam perusahaan multinasional kebanyakan terjadi di dalam lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antarnegara. 5. Control terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat diutamakan mengingat kedua factor tersebut merupakan keuntungan kompetitif perusahaan multinasional. Peranan Perusahaan Multinasional 18



Peranan Perusahaan Multinasional dalam Alih Teknologi Perusahaan multinasional dengan kemampuan dan kapasitas permodalan, teknologi dan keahlian manajerial yang tinggi merupakan salah satu sumber dalam rangka mengisi kelangkaan modal, teknologi dan keahlian manajemen dalam negeri. Keunggulan besar perusahaan multinasional ialah kemampuannya untuk siap mengalihkan suatu kesatuan pengetahuan yang tidak dikuasai dalam pemikiran setiap pribadi. Perusahaan multinasional juga memiliki tingkat kematangan industry serta kemampuan mengaplikasikan teknologi yang berguna untuk membuka pasar internasional. Peranan Perusahaan Multinasional dalam Industrilisasi Perusahaan multinasional dapat membawa alam modernisasi yang lebih efektif dan matang dalam bidang teknologi industri maupun manajemen usaha. Perananan perusahaan multinasional dalam industrilisasi dapat terlihat dari bagaimana sebuah perusahaan multinasional menjadi penghubung ekonomi dunia dan perkembangan ekonomi industry dan perdagangan di Negara asalnya kepada Negara penerima model. 2.8 Strategi Perusahaan Multinasonal Ada 4 strategi dasar dapat diikuti perusahaan multinasional dalam menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan induk dan anak perusahaannya, yaitu: 1. Strategi multinasional Perusahaan



induk



memberikan



kebebasan



kepada



anak



perusahaan



untuk



mengembangkan produk dan praktek mereka sendiri serta senantiasa memberikan pelaporan keuangan (desentralisasi). Strategi ini menimbulkan lemah nya pengendalian oleh perusahaan induk (kantor pusat), dan sistem informasi memudahkan desentralisasi dalam pengambilan keputusan strategis serta terdiri dari proses dan data base yang beridiri sendiri (oleh anak perusahaan). 2. Strategi global Pengendalian ada diperusahaan induk ( sentralisasi proses dan data base). Perusahaanberusaha memenuhi kebutuhan pelanggan diseluruh dunia dengan produkproduk standar. Produk untuk seluruh pasar dunia diproduksi secara sentral dan dikirimkan keanak-anak perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan sebagaian besar kapasitas sistem informasinya berlokasi di perusahaan induk dan terdapat sentralisasi proses dan data base. Pengendalian sangat ketat dan strategi diatur oleh pusat. 3. Strategi internasional 19



Perpaduan strategi global (sentralisasi) dan strategi multinasional (desentralisasi). Strategi ini memerlukan suatu tim manajemen diperusahaan induk yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan menembus pasar global. Keahlian ini disediakan anak perusahaan yang digunakan untuk mengadaptasi produk, proses dan strategi perusahaan bagi pasar mereka sendiri. Dengan strategi ini akan menggunakan sistem interorganisasi yang menghubungkan proses dan database perusahaan induk dengan anak perusahaan. 4. Strategi transnasional Perusahaan induk dan semua anak perusahaan bekerja sama memformulasikan strategi dan kebijakan operasi, mengkoordinasikan logistik agar produk mencapai pasar yang tepat. Tercapainya efisiensi dan integrasiglobal serta fleksibilitas di tingkat lokal Strategi Memajukan Perusahaan Multinasional Salah satu cara untuk menciptakan model bisnis yang efektif adalah menciptakan sebuah Sistem Segitiga Bisnis Strategis (Strategic Business Triangle System) yang tepat. Sistem Segitiga Bisnis Strategis terdiri dari Strategi Korporasi, Taktik Korporasi, dan Value korporasi yang akan bertindak sebagai platform bagi aktivitas-aktivitas perusahaan. Para ahli mengusulkan agar perusahaan multinasinal mengadopsi value global yang konsisten (Consistent Global Value), mengkoordinasi strategi regional (Coordinated Regional Strategy), dan meng-customize taktik lokal (Customized Local Tactic). Model ini dinamakan : 3C Formula. Dengan melakukan hal ini, sebuah perusahaan dapat membakukan beberapa elemen inti dan melokalisasi elemen-elemen yang lain. Di dalam lingkaran strategi, taktik, dan value pemasaran sendiri, terdapat masingmasing 3 elemen yang saling berinteraksi dan mempengaruhi sebagai berikut : Lingkaran Strategi Pemasaran (CGV) 1.



Segmentation :



Cara membagi pasar berdasarkan variabel-variabel tertentu.



2.



Targeting :



Memilih satu atau lebih segmen pasar yagn dijadikan target market.



3.



Potitioning :



Posisi yang diinginkan ada di benak konsumen.



20



Lingkaran Taktik Pemasaran (CLT) 1.



Differentiation :



merealisasikan suatu straegi pemasaran dengan memperhatikan seluruh aspek terkaidi



perusahaan



yang



membedakannya dari perusahaan lain. 2.



Marketing Mix :



menentukan kombinasi produk, harga, tempat/distribusi,



serta



promosi



dsesuaidengansraegi pemasaran. 3.



Selling :



usaha



untuk



membeli



membuat



konsumen



yang



ditawarkan



apa



perusahaan



sesuai



dengan



strategi



pemasaran. Lingkaran Value Pemasaran (CGV) 1.



Brand :



mencakup prinsip-prinsip perusahaan dalam meningkakan ekuitas merek (brand equity).



2.



Service :



prinsip-prinsip



perusahaan



dalam



meningkatkan kualitas servis yang diberikan pada pelanggan. 3.



Process :



prinsip-prinsip



perusahaan



untuk



melibatkan setiap karyawan dalam proses



pemuasan



pelanggan,



secara lagsung atau tidak langsung.



21



baik



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bisnis internasional adalah sebuah kegiatan yang menyangkut segala macam transakasi bisnis di antara dua negara atau lebih, dengan mencakup baik kegiatan antar pemerintah maupun perusahaan swasta. Bisnis internasional terjadi karena tidak semua negara dapat atau mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan pengadaan kebutuhan negara terbatas. Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations (MNC). Setiap Negara akan terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini terjadi karena dengan cara yang sangat cepat kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di dunia ini seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi. Timbulah kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama. Salah satu cara untuk menciptakan model bisnis yang efektif adalah menciptakan sebuah Sistem Segitiga Bisnis Strategis (Strategic Business Triangle System) yang tepat. Sistem Segitiga Bisnis Strategis terdiri dari Strategi Korporasi, Taktik Korporasi, dan Value korporasi yang akan bertindak sebagai platform bagi aktivitas-aktivitas perusahaan 3.2 Saran Sebaiknya bisinis internasional diterapkan di seluruh negara maju maupun berkembang. Dengan memperhatikan syarat dan tahap-tahap memasuki pasar internasional, pereusahaan akan mampu mengenalkan barang yang mereka produksi dan mampu bersaing di kalangan internasional. Perkembangan bisnis internasional disuatu negara seharusnya di tingkatkan melalui dukungan dari pemerintah dengan cara membentuk suatu peraturan tentang bagaimana cara pembayaran antar negara agar tercipta negara yang damai.



22



DAFTAR PUSTAKA Artikel Strategi Gorecalization Pada Perusahaan-Perusahaan Multinasional (Kasus Pada Mcdonald’s, Citibank, New Carrefour, Mtv Asia, Dan Coca Cola ) Oleh. Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos,S.Pd.,MM. Dosen Universitas Pendidikan Indonesia. Aulia, A. (2008). perdagangan Internasional dan Restrukturisasi Industri TPT di Indonesia . Jurnal Administrasi Bisnis , 46-54. Ball DA, McCulloc WH, Frantz PL, Geringer JM, Miner MS. (2004). Bisnis Internasional tantangan persaingan global. Jakarta((ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: The Challenge of global competition, 9th Ed Lia Kamelia Aisya, S. K. (2005). Analisis Hambatan Perdagangan Internasional Ekspor Udang Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia , 1-14. Pandji, Anoraga. (2001) Pengantar Bisnis, (Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi). Jakarta : Rineka Cipta. h.334 Patrick H. Gaughan a, R. (. (2018). A Framework For Analyzing International Business And Legal Ethical Standards. Business Horizons , 1-10. Rusdin, (2002). Bisnis Internasional: dalam Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabe Rustandi, Budi dkk. (2014). Bisnis Internasional. Bandung: PT. Karya Manunggal Lithomas. Wild, J. J., Wild, K. L., & Han, J. C. (2008). Entry Modes. In International Business : The Challenges of Globalization (pp. 424-443). New Jersey: Pearson Prentice Hall.



23



Sesi Tanya Jawab : 1. Indah putri : Bagaimana membedakan strategi global dan strategi multinasional dan berikan contohnya ? Jawab ( Friska Tryana) : Perbedaan paling mecolok dari dua stategi ini terlihat dari fokus perusahaannya. Dalam strategi multinasional, suatu perusahaan memiliki cabang-cabang perusahaan di negara lain. Ini dimaksud untuk mempermudah pemasaran, dimana perusahaan menyebarkan barang produksi melalui perusahaan cabang.Sedangkan untuk strategi global umumnya perusahaan hanya memiliki satu perusahaan induk disuatu negara, jadi perusahaan hanya memasarkan produknya langsung dari perusahaan induk. Contoh perusahaan untuk strategi multinasional adalah PT. Coca Cola Company, dimana barang produksi perusahaan langsung dibuat oleh perusahaan cabang (misal: Indonesia), maka dari situlah barang akan dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Untuk perusahaan global, contohnya adalah The Boeing Company. Perusahaan ini merupakan induk perusahaan boeing tanpa adanya cabang di negara lain. Perusahaan memproduksi pesawat hanya melalui perusahaan induk, yang kemudian dipasarkan ke negara pemesan pesawat. 2. Ade Tika Maulidya : Jelaskan dasar dari pembagian tipe bisnis internasional antara tipe bisnis equity dan bisnis non equity dan berikan contoh perusahaan dari tiap tipe bisnis ? Jawab ( Sri Wahyuni ) : Bisnis equity dan bisnis non equity di dasarkan pada modal milik perusahaan, pada bisnis equity jenis perusahaan nya merupakan perusahaan yang sudah baik dengan modal yang cukup besar, sehingga modal cenderung milik pribadi dan modal tambahan dari investor memiliki batasan. Contoh Perusahaan nya yaitu adidas, Freeport, coca-cola, Mc Donald’s, Thosiba, Toyota dan lain-lain. Bisnis non equity jenis perusahaan nya merupakan perusahaan yang masih awal sehingga membutuhkan bantuan dana yang cukup besar dari investor untuk mengembangkan usaha nya. Contoh perusahaan nya yaitu Sony, Levis, Chevron Corp, IBM dan lain-lain 3. Candra Martian Simanjuntak : Apakah bisnis internasional dapat menambah pertumbuhan ekonomi dan bagaimana cara agar pelaku bisnis internasional banyak dilakukan oleh penduduk Indonesia ? 24