Kel 1 Makalah Nifas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI "KONSEP DASAR KEBIDANAN PADA MASA NIFAS DAN MENYUSUI"



Dosen Pengampu



:



RANNY SEPTIANI SST, M.Keb DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1



ANISA PERTIWI NADIANA



( 2015301004)



SRI FANNI



( 2015301031)



ANNISA PUTRI NATASYA



(2015301042)



ANNISA SALSABILATUN MARDIYYAH



( 2015301043)



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN KEBIDANAN PRODI D4 KEBIDANAN TANJUNG KARANG T.A 2020/2021



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul " konsep dasar kebidanan pada masa nifas dan nenyusui" " Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga makalah ini dapat terselaisaikan tepat pada waktunya. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.



Bandar Lampung, 23 juli 2021



Kelompok 1



2



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................................... Rumusan Masalah .......................................................................................................... Tujuan ............................................................................................................................ BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Nifas dan Menyusui................................................................................. B. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas............................................... C. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas ................................................................. D. Peran awal bidan dalam mendukung pemberianASI................................................. E. Asuhan Post Natal Berdasarkan Evidence Based....................................................... BAB III PENUTUP Kesimpulan .................................................................................................................... Saran .............................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................



BAB 1



3



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organisation) melalui pemantauan ibu meninggal di berbagai belahan dunia memperkirakan bahwa setiap tahun jumlah 500.000 ibu meninggal disebabkan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes, 2002). Salah satu Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal. Kematian Maternal dijadikan ukuran keberhasilan terhadap pencapaian target MDG-5, adalah penurunan 75 % rasio kematian maternal (Adriaansz. G. 2006). Di negara-negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3% - 0,7 %, sedangkan di negara – negara maju angka tersebut lebih kecil yaitu 0,05 % - 0,1 % (informasi wadah organisasi islamiah, 2008). Dalam periode sekarang ini asuhan masa nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2005).



B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Nifas Dan Menyusui 2. Peran Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas 3. Program Pemerintah Dalam Masa Nifas 4. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI 5. Evidance Based Dalam Asuhan Nifas C. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian Nifas Dan Menyusui 2. Mengetahui Apa Saja Peran Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas 3. Mengetahui Apa Saja Program Pemerintah Dalam Masa Nifas 4. Mengetahui Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI 5. Serta Mencari Tahu Dan Mengetahui Evidence Based Dalam Asuhan Nifas



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Nifas dan Menyusui Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran plasentadan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama masanifas ini yaitu 6– 8 minggu. Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak adabatas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas (puerperium) adalah masasetelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secaranormal masa nifas berlangsung selama 6 minggu 40 hari. 1. Masa nifasadalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasentasampai 6 minggusetelah melahirkan(Pusdiknakes, 2003:003). 2. Masa nifasdimulai setelah kelahiran plasentadan berakhir ketika alat-alat kandungank embali seperti keadaan sebelum hamilyang berlangsung kira-kira 6minggu. (Abdul Bari,2000:122). 3. Masa nifasmerupakan masa selama persalinandan segera setelah kelahiranyang meliputiminggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksikembali ke keadaantidak hamilyangnormal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281). 4. Masa nifasadalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayiyang dipergunakan untukmemulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. (Ibrahim C, 1998). Nifas dibagi dalam 3 periode : 1. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.Dalam agama Islam +dianggap telah bersih dan boleh bekerjasetelah 40 hari. 2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama 6-8minggu.



5



3. Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurnaterutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuksehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau tahunan.Menyusui adalah memberikan makanan kepada bayi yang secara langsung dari payudaraibu sendiri. Menyusui adalah proses alamiah, dimana berjuta-juta ibu melahirkan diseluruh Asuhan nifas bertujuan untuk : a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya. b. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat. d. Memberikan pelayanan KB. e. Mempercepat involusi alat kandung. f. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium. g. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan. h. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. (Mochtar, 1998). Perubahan–Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Nifas Involusi Traktus Genetalis Pada masa nifas, alat genetalia external dan internal akan berangsur– angsur pulih seperti keadaan sebelum hamil. a. Corpus uterus



6



Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil. b. Endometrium Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis di tempat inplantasi plasenta. Hari I : Endometrium setebal 2 – 5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami degenerasi. c. Involusi tempat plasenta.



7



Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter ± 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm. d. Perubahan pada pembuluh darah uterus. Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot – otot berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir. e. Perubahan servix Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri. f. Vagina dan pintu keluar panggul Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis. g. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil.



8



Adaptasi Psikologi Masa Nifas a. Masa Taking In 1. Dimulai sejak dilahirkan sampai 2 – 3 hari. 2. Ibu bersifat pasif dan berorientasi pada diri sendiri. 3. Tingkat ketergantungan tinggi. 4. Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi. b. Masa Taking Hold 1. Berlangsung sampai 2 minggu. 2. Klien mulai tertarik pada bayi. 3. Ibu berupaya melakukan perawatan mandiri. c. Masa taking Go 1. Berlangsung pada minggu ke III – IV. 2. Perhatian pada bayi sebagai individu terpisah. (Mochtar, 1998) Perawatan Masa Nifas Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut : a. Rawat gabung Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama, sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin. 1. Pemeriksaan umum; kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan. 2. Pemeriksaan khusus; fisik, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus. 3. Payudara; puting susu atau stuwing ASI, pengeluaran ASI. Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oxitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri akan lebih sempurna.



9



4. Lochea; lochea rubra, lochea sanguinolenta. 5. Luka jahitan; apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi (kotor, dolor/fungsi laesa dan pus ). 6. Mobilisasi; karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan pulang. 7. Diet; makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan. 8. Miksi; hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling tidak 4 jam setelah kelahiran. Bila sakit, kencing dikaterisasi. 9. Defekasi; buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma. 10. Kebersihan diri; anjurkan kebersihan seluruh tubuh, membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun. Dari vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang kemudian anus. Mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan kelamin. 11. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40 hari (16 minggu post partum). 12. Nasehat untuk ibu post partum; sebaiknya bayi disusui. Psikoterapi post natal sangat baik bila diberikan. Kerjakan gimnastik sehabis bersalin. Sebaiknya ikut KB. b. Imunisasi; bawalah bayi ke RS, PKM, posyandu atau dokter praktek untuk memperoleh imunisasi c. Cuti hamil dan Bersalin Menurut undang–undang bayi, wanita, pekerja berhak mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan sesudah bersalin(Manuaba, 1998).



10



Program dan Kebijakan Teknis Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah – masalah yang terjadi. a. Kunjungan masa nifas terdiri dari : 1). Kunjungan I : 6 – 8 jam setalah persalinan Tujuannya : a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut. c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. d. Pemberian ASI awal. e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi. f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. 2). Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan Tujuannya : a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal. c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat. d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit. e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari. 3). Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.



11



Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan ) 4). Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya : a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami. b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998). Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif membuat saluran cerna bayi dihuni oleh bakteri baik. ASI juga mengandung protein yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi kuman sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit seperti radang paru-paru serta mempercepat proses penyembuhan. Menurut Dr. Stephanie Canale, Co-Founder of Lactation Lab, ada lima nutrisi penting yang harus dipenuhi ibu baru selama menyusui: 1. Zat besi Zat besi sangat penting untuk fungsi sel darah merah bayi, dukungan kekebalan tubuh dan pengembangan sistem saraf. Seorang ibu yang kekurangan zat besi mungkin akan merasa lelah, rambut rontok, dan kurang energi secara keseluruhan. Beberapa penelitian telah menunjukkan, bahwa zat besi yang rendah bahkan dapat merusak kognisi dan memori. Wanita mungkin tidak menyadari bahwa mereka anemia dan cadangan zat besi bisa rendah walaupun jumlah darah normal. Selain itu, ada jenis anemia yang dapat berkembang selama kehamilan yang bisa memburuk setelah melahirkan. Banyak wanita berpikir bahwa terus mengonsumsi vitamin prenatal harian dengan sekitar 10-18 mg zat besi sudah cukup. Masalahnya adalah, kita tidak menyerap semua zat besi yang kita konsumsi. Mengonsumsi zat besi bersama dengan Vitamin C akan membantu penyerapan.



12



Dokter Stephanie merekomendasikan agar wanita mengonsumsi suplemen yang mengandung 18 mg zat besi setiap hari selain mengonsumsi 1-2 porsi sayuran hijau gelap sehari. Mengisi kembali kadar zat besi akan membantu mengatasi kelelahan pasca melahirkan dan menghasilkan ASI yang lebih bergizi. 2. Vitamin C Peran vitamin C itu kompleks, vitamin ini juga diperlukan untuk mengatur asam lemak, menyerap cukup zat besi dan mineral lain yang diperlukan seperti seng, dan memainkan peran penting sebagai antioksidan dan untuk mengurangi peradangan. Vitamin C dapat membantu mengobati gejala flu biasa, yang mana sangat penting selama musim flu dengan bayi baru lahir, karena kadar vitamin C ibu akan berkorelasi langsung dengan jumlah dalam ASI-nya. Seorang ibu menyusui harus mengonsumsi minimal 120 mg setiap hari dan kami merekomendasikan 500 mg setiap hari untuk ibu menyusui sebagai dosis optimal. Konsumsilah makanan yang kaya akan vitamin C termasuk buah jeruk, stroberi, kol, dan bayam. 3. Vitamin B12 Vitamin B12 penting untuk perkembangan saraf dan fungsi sistem saraf yang tepat dan ada juga banyak kasus B12 rendah yang dilaporkan berkontribusi terhadap kecemasan dan kegugupan. Tingkat B12 yang memadai diperlukan untuk fungsi sel yang tepat, dapat membantu melawan kelelahan dan diperlukan untuk pertumbuhan rambut yang tepat. Banyak wanita memiliki kadar B12 yang rendah karena berbagai alasan seperti, vegan, vegetarian atau mereka yang tidak makan banyak daging sering tidak mengonsumsi B12 yang cukup. Penyerapan B12 dipengaruhi oleh keasaman lambung dan dipengaruhi oleh makanan lain.



13



Seorang ibu yang menderita refluks dan mengonsumsi obat yang dijual bebas seperti inhibitor pompa proton, atau yang telah menjalani operasi bypass lambung, atau yang menderita penyakit radang usus, juga mungkin mengalami kesulitan menyerap B12. Biasanya disarankan untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung 1000 mcg Vitamin B12 setiap hari. 4. Vitamin A Vitamin A adalah antioksidan yang tidak hanya penting untuk mata tetapi juga memainkan peran penting dalam kekebalan dan membantu kita melawan infeksi. Seorang ibu dengan riwayat masalah usus yang dapat memengaruhi absorpsi mungkin mengalami defisiensi yang mengarah ke tingkat yang lebih rendah dalam ASInya. Misalnya, ibu dengan riwayat penyakit Crohn, yang pernah menjalani operasi bypass lambung, atau sindrom iritasi usus mungkin tidak cukup menyerap vitamin A. Semua produk susu diperkaya dengan Vitamin A. Selain itu, suplemen vitamin pra atau pasca melahirkan umumnya mengandung antara 50-1000 IU (unit internasional) setiap hari. Ibu yang makan sedikit atau tidak sama sekali susu beresiko memiliki tingkat vitamin A yang lebih rendah. AKG Vitamin A untuk ibu menyusui adalah 2300 IU setiap hari dan di samping mengonsumsi vitamin sebelum / sesudah melahirkan, dianjurkan juga makan makanan yang kaya akan vitamin A, seperti ubi, blewah, bayam dan kangkung. 5. Protein Protein penting untuk fungsi kekebalan dan neurologis dan merupakan bahan pembangun jaringan, otot, dan tulang. Penting bahwa ketika kita berbicara tentang asupan protein yang direkomendasikan seorang ibu, kita memperhitungkan kebutuhan ibu menyusui akan protein untuk pulih dari tekanan fisiologis kehamilan dan persalinan.



14



Intinya adalah, bahwa wanita usia subur harus memiliki simpanan protein, melestarikan mereka dan mengisinya kembali. Bayi prematur membutuhkan diet yang tinggi protein dan jumlah protein dalam ASI terus menurun seiring pertumbuhan anak. Sebagai contoh, seorang ibu menyusui bayi prematur berusia 28 minggu dapat memiliki hampir empat kali lebih banyak protein dalam ASInya daripada seorang ibu menyusui bayi berusia 2 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan sekitar 17 gram protein ekstra per hari, selama enam bulan pertama menyusui. Kami merekomendasikan lebih banyak protein, terutama karena protein tambahan tidak memiliki konsekuensi kesehatan negatif dan mungkin memiliki beberapa efek menguntungkan pada volume dan kualitas susu. Ibu harus mengusahakan diet yang mencakup berbagai sumber protein, seperti daging tanpa lemak, makanan laut, telur, yogurt, tahu, quinoa, kacangkacangan, dan kacang-kacangan. Ibu menyusui juga harus menghindari makanan laut dan membatasi konsumsi ikan seperti tuna dan mackerel, karena mereka dapat mengandung merkuri dalam jumlah yang berlebihan dan racun lainnya. Pasalnya, bayi yang disusui lebih rentan terhadap efek logam berat yang dapat masuk ke dalam ASI. Peran Ibu Menyusui terhadap Bayi ASI merupakan asupan nutrisi utama bagi bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI bisa memberikan banyak manfaat bagi bayi, di antaranya: 1. Mencegah infeksi dan berbagai penyakit Selama menyusui, Bunda akan memberikan berbagai nutrisi kepada bayi melalui ASI, termasuk zat antibodi yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Zat antibodi yang bersumber dari ASI ini tidak dapat digantikan dengan pemberian susu formula. Antibodi utama dalam ASI disebut imunoglobulin A (IgA). Zat ini paling banyak terkandung di dalam kolostrum dan dapat melindungi tubuh bayi dari infeksi. Selain itu, IgA juga dapat mengurangi risiko bayi terkena berbagai penyakit, seperti diare, asma, alergi, obesitas, dan diabetes. 2. Melancarkan pencernaan



15



ASI sering disebut sebagai perfect food karena mengandung nutrisi yang mudah dicerna oleh bayi, seperti protein, laktosa, dan lemak. Selain baik untuk mendukung fungsi sistem pencernaannya yang masih berkembang, pemberian ASI juga baik untuk mencegah gangguan pencernaan pada bayi seperti konstipasi dan diare, terutama pada bayi yang terlahir prematur. 3. Mencukupi kebutuhan nutrisi bayi ASI mengandung beragam zat dan nutrisi lengkap, termasuk vitamin dan mineral, yang tidak dimiliki susu formula atau makanan lainnya. ASI dihasilkan melalui proses alami di dalam tubuh ibu dan mengandung komponen yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi. 4. Mengenalkan bayi dengan banyak rasa Setiap makanan yang Bunda konsumsi selama menyusui akan memengaruhi cita rasa ASI. Secara tidak langsung, hal ini bisa mengenalkan bayi dengan berbagai rasa makanan melalui ASI. Pengenalan rasa ini diharapkan dapat membantu bayi saat mulai mencoba makanan pendamping ASI (MPASI) nantinya 5. Meningkatkan kecerdasan otak Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI dan perkembangan kognitif anak. Anak-anak yang diberi ASI eksklusif ketika bayi terlihat memiliki tingkat kecerdasan atau IQ yang lebih tinggi daripada anak yang tidak disusui. Meski demikian, tingkat kecerdasan seorang anak juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pola asuh dan lingkungan keluarga. 6. Mencegah bayi meninggal mendadak Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI berisiko lebih rendah meninggal karena sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), jika dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI. Manfaat ini bahkan sudah bisa diperoleh bayi walau ia baru disusui selama 2 bulan. Tak hanya berbagai manfaat di atas, pemberian ASI juga berpengaruh pada bayi saat imunisasi. Bayi yang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah mengalami demam setelah imunisasi daripada bayi yang tidak diberi ASI.



16



Manfaat Menyusui bagi Ibu Tidak hanya bayi, menyusui juga bermanfaat bagi para ibu. Berikut ini adalah beberapa manfaat menjadi seorang ibu menyusui: 1. Menciptakan ikatan emosional antara ibu dan bayi Proses menyusui melibatkan kontak kulit langsung antara ibu dan bayi. Kontak fisik ini dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Selain itu, menyusui juga dapat memberikan rasa tenang dan nyaman pada bayi sehingga ia bisa lebih tenang dan tidak rewel. 2. Menurunkan berat badan Selain membuat rahim kembali ke ukuran semula, menyusui juga dapat membakar kalori. Hal ini tentunya memudahkan ibu untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan dan mencegah obesitas. Tak hanya itu, menyusui bahkan bisa digunakan sebagai salah satu KB alami. 3. Menurunkan risiko berbagai penyakit Banyak riset mengungkapkan bahwa proses menyusui dapat membuat ibu menyusui berisiko lebih rendah untuk terkena berbagai penyakit, seperti kanker payudara, kanker rahim, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, osteoporosis, hingga penyakit jantung. 4. Mengurangi stres Menyusui dapat membuat Bunda merasa lebih rileks dan tenang karena adanya pelepasan hormon oksitosin dalam tubuh. Dengan demikian, stres yang kerap dialami setelah persalinan akan jauh berkurang dan Bunda pun lebih menikmati masa menyusui si buah hati Tips Menyusui yang Baik dan Benar Agar proses menyusui lebih lancar, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Bunda coba lakukan saat menyusui Si Kecil: 



Makan dan minum yang cukup agar tetap bertenaga dan terhindar dari dehidrasi, karena bayi perlu diberi ASI setidaknya 2–3 jam sekali.







Bersabarlah selama menyusui karena umumnya bayi membutuhkan waktu sekitar 20–30 menit untuk menyusu pada setiap payudara.



17







Buatlah posisi senyaman mungkin saat menyusui agar ASI bisa keluar dengan lancar, misalnya dengan menambah bantal penyangga.







Hindari pemakaian sabun, losion, atau krim yang mengandung alkohol di sekitar puting payudara untuk mencegah keretakan atau iritasi kulit.







Usahakan untuk memompa ASI setiap kali payudara terasa penuh.







Periksakan diri ke dokter sebelum memberikan ASI kepada bayi, terlebih jika sedang menderita penyakit tertentu seperti HIV dan hepatitis B.



A. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain : 1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan 2. Kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. 3. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. 4. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman. 5. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan 6. Mampu melakukan kegiatan administrasi. 7. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan. 8. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, 9. Mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. 10. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas. 11. Memberikan asuhan secara professional.



18



B. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :  Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.  Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.  Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.  Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas: Kunjungan



I



Waktu



6-8 jam postpartum



Asuhan Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri. Pemberian ASI awal. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu



19



dan bayi baru lahir dalam keadaan baik. 6 hari post partum Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tandatanda demam, infeksi dan perdarahan.



II



III



6 hari Postpartum



Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.



2 minggu Postpartum



Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum. 6 minggu post partum



6 minggu Postpartum



20



Menanyakan penyulitpenyulit yang dialami ibu selama masa nifas. Memberikan konseling KB secara dini.



21



Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.



C. Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah : 1.



Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.



2.



Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.



3.



Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :



4.



Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.



5.



Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.



6.



Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.



7.



Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).



8.



Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.



9.



Memberikan kolustrum dan ASI saja.



10. Menghindari susu botol dan “dot empeng”. 11. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.



22



Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan dengan : 1. Posisi berbaring miring 2. Posisi duduk 3. Posisi ibu tidur telentang 4. Posisi berbaring miring Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri. 



Posisi duduk Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.



23







Tidur telentang Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.



Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain 1. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu. 2. Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara. 3. Areola tidak akan tampak jelas. 4. Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya. 5. Bayi terlihat senang dan tenang. 6. Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya. 7. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung) Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis. Aspek fisik Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar. Aspek fisiologis Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.



24



Aspek psikologis Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri. Aspek edukatif Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu. Aspek ekonomi Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan. Aspek medis Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.



Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.



25



Memberikan kolustrum dan ASI saja ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga. Menghindari susu botol dan “dot empeng” Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.



D. Asuhan Post Natal Berdasarkan Evidence Based" Perawatan nifas dilakukan dengan team Prinsip-prinsip dlm asuhan nifas yang mendasari untuk EBM terbaik dan untuk mengoptimalkan kesehatan ibu dan bayinya 1. Woman centered: memungkinkan ibu untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan mereka sendiri dan bayinya. 2. Perawatan nifas dilakukan dengan team 3. Pelayanan kesehatan akan memfasilitasi akses yang tepat dan adil sehingga ibu dapat mengakses layanan yang terdekat. 4. Perawatan nifas akan sesuai dengan budaya yang aman. 5. Perawatan nifas bersifat holistik terhadap: masalah, kebutuhan beragam, latar belakang budaya dan bahasa.



3. Prinsip-prinsip 



Kolaboratif dan terkoordinasi dalam Pelayanan kesehatan dan untuk mengoptimalkan asuhan dan outcomes.



26







Memastikan perempuan memiliki akses yang tepat dan konsisten untuk layanan di seluruh tatanan layanan keehatan sesuai dengan kebutuhan.







Pelayanan kesehatan akan meningkatkan hasil yang aman dan berkualitas tinggi bagi perempuan dan keluarga.







Pencatatan dan pelaporan data yang akurat tentang akses perempuan terhadap perawatan postnatal.



4. Issue asuhan masa nifas berdasarkan  Persiapan pasien pulang / discharge planning 



Mengapa perlu discharge palnning? Apa yang perlu ?







Lama dirawat / how long should stay







Berapa lama dirawat setelah post partum?







Jelaskan keuntungan kerugian masing2?







Home visit dalam asuhan post natal / support







Apa yang dilakukan dalam home visit?







Breastfeeding







Bagaimana pelaksanaan breastfeeding / ASI Ekslusif?







Identifikasi masalah dalam breastfeeding / ASI Ekslusif







Unhappines







Faktor pencetus ? Solusinya?



5. DISCHARGE PLANNING Diawali sejak hamil / selama ANC Perlu dikaji:  Parenting skills 



confidence at handling the baby







Breastfeeding issues







Level of support at home







Health profesionals



6. Point umum Harus dipastikan bahwa ibu tahu:  SIDS (suddent infant death syndrome) 27







Kebutuhan istirahat & tidur ibu







Support dalam komunitas







Jadwal kunjungan ulang







Advise perawatan setelah pulang







Advise pengobatan setelah pulang







Keamanan transportasi



7. Ketersediaan support di komunitas  Domicilliary midwifery / home care 



Jaringan support laktasi







Sistem rujukan







Continuity of Care and Carer



8. Potensial Kerugian Short stay  Keterlambatan deteksi dini, 



Potensial gangguan menyusui ,







Kurang kemampuan ibu karena kurangnya support,







Ibu kurang puas terhadap pelayanan post natal







Meningkatkan prevalnesi depresi postpartum







Meningkatkan ibu dan bayi utk readmissions



9. Potensial keuntungan short stay  Keluarga bisa kumpul kembali , Kontribusi utk bounding 



Keterlibatan ayah lebih besar







Ibu bisa beristihata > nyaman krn tidak terganggu aktivitas rutin RS







Mengurangi resiko Infeksi nosokomial







Memacu kemampuan ibu dalam merawat bayi dalam setting rumah



10. KUNJUNGAN RUMAH  Kunjungan rumah post partum diperlukan karena banyak program pemulangan dini masa nifas 



Bisa menjadi bagian dari rs atau suatu pribadi yang khusus memberikan pelayanan di rumah untuk pasien maternitas



28



11. KUNJUNGAN RUMAH  Kunjungan direncanakan untuk bekerja sama dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan. 



Kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang



12. Intensive Targeted Universal High-Risk Families  Services for Children & Families 



with Identifi ed Needs







All Pregnant & New Mothers/Families







Intensive







Targeted







Universal



13. Breast feeding issues Ibu menyusui tanpa bantuan Privasi ibu  Tehnik dan posisi yangbenar 



Pengeluarann ASI







Manajemen payudara penuh







Makanan tambahan bagi bayi



14. Unhappiness setelah melahirkan sering disebut dengan depresi postpartum 



Penyebab utama: kurangnya sosial dan psychological support selama hari – hari dan minggu – minggu setelah melahirkan







Tidak ada bukti menyakinkan yang menjelaskan tradisional support dari depresi postpartum



15. Unhappiness, evidence…  Tidak ditemukan bukti biochemical berhubungan dg depresi postpartum 



Penjelasan psycoanalytic tidak dapat dibuktikan secara empiris







Penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kondisi sosial dan depresi postpartum



a.l: social expectation (bagaimana seharusnya menjadi wanita dan menjadi ibu)



29



16. Expectations of motherhood Mitos:  Menjadi ibu / keibuan adalah alami dan berdasarkan intuisi 



Menjadi ibu / keibuan adalah memenuhi kewanitaan







Menjadi ibu / keibuan adalah peran sentral seorang wanita







Supermum



17. Expectations of motherhood Kenyataan:  Menjadi ibu tidk berdasarkan intuisi & memerlukan pembelajaran skill baru 



Menjadi ibu tidak datanf alami pada wanita







Wanita tidak selalu hidupnya sempurna ketika anaknya lahir







Berhenti bekerja setelah persalinan menyebabkan kehingan mental challenges



18. Expectations of motherhood Kenyataan:  Kurangnya support dan perasaan isolasi menyebabkan distress pada ibu yg hanya dirumah dengan bayinya 



Peran sebagai ibu dan wanita karir tidak mudah & memerlukan good planning







Tidak semua ibu mempunyai partner setia setiap saat



19. Unhappiness, manajemen…  Banyak faktor sosial yg menyebabkan depresi postpartum adalah berakar dari society’s expectation of new mothers, maka solusi utama adalah berfokus pada perubahan sosial 



Membantu kesulitan – kesulitan dan ketidakbahagiaan yang dialamiibu setelah melahirkan



30



20. Unhappiness, manajemen… 



Dalam hal tertentu, health professional harus siap mendengarkan ibu, memahami lingkungan sosial dan memberikan informasi yang membawa ibu lebih realistik tentang pengalaman kehamilan, persalinan dan awal menajjdi orang tua.







Control trials membuktikan bahwa menganjurkan ibu bercerita ttg perasaan yang non-judgmental akan meningkatkan kesempatan untuk sembuh lebih cepat.



31



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhirketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanyaberlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu. Pada masa nifas ibu nharus diberikan asuhanagar mencegas terjadinya masalah di masa nifas. B. Saran Pada masa nifas, kesehatan ibu harus sangat di perhatikan supaya bayi juga sehat danpertumbuhannya lancar atau seimbang. Kepada para ibu dianjurkan untuk memberikan bayimereka ASI, karena selain mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi,ASI juga merupakan makanan bayi yang paling aman, hemat dan mengandung antibody.Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Biladalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran daripembaca guna penyempurnaan Makalah ini.



32



DAFTAR PUSTAKA https://lusa.afkar.id/konsep-dasar-masa-nifas https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/20/051500420/5-nutrisi-penting-yangdibutuhkan-ibu-menyusui?page=all https://www.alodokter.com/mengapa-memilih-menyusui http://www.stikescitradelima.ac.id/node/87 http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/



33