13 0 219 KB
ANGGARAN BAHAN BAKU MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran Dosen Pengampu:
Badingatus Solikhah, S. E., M. Si.
Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Andien Husnun Nabila Intan Nurmila Dewi Cuci Harningsih Yunanda Adi S Tutit Ruddy S Mas’ud Ilman M Sitoresmi Mujiningtyas P. S
(7211418017) (7211418039) (7211418083) (7211418138) (7211418180) (7211418222) (7211418245)
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021
1
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anggaran Bahan Baku“ dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengganggaran. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Badingatus Solikhah, S. E., M. Si. selaku dosen mata kuliah penganggaran. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari betul keterbatasan dalam makalah ini, sehingga kami akan sangat menghargai kritik dan saran yang membangun, demi penulisan yang lebih baik lagi dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2 DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3 BAB I............................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4 1.1
Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3
Tujuan Penulisan..........................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6 2.1
Pengertian Bahan Baku................................................................................................................6
2.2
Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku..................................................................................7
2.3
Penyusunan Anggaran Bahan Baku.............................................................................................8
2.4
Biaya Bahan Baku Standar Per Unit Produk...............................................................................10
2.5
Anggaran Bahan Baku Dipakai...................................................................................................12
2.6
Anggaran Biaya Bahan Baku......................................................................................................14
2.7
Anggaran Persediaan Bahan Baku............................................................................................15
2.8
Anggaran Pembelian Bahan Baku..............................................................................................17
2.9
Laporan Pembelian Bahan Baku................................................................................................17
2.10
Anggaran Kas Keluar untuk Pembelian Bahan Baku..................................................................18
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................19 3.1
Kesimpulan................................................................................................................................19
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus dilakukan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Anggaran perusahaan mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Perusahaan sebagai salah satu unit ekonomi perlu memiliki program yang tepat. Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya mengejar keuntungan, dan karenannya menggunakan kriteria efisiensi sebagai alat pengukurnya. Karena itulah perusahaan membutuhkan alat perencana dan pengendali keuntungan. Dalam hal ini anggaran perusahaan berfungsi sebagaimana RAPBN bagi pemerintah dalam merencanakan dan mengendalikan program pembangunan ekonomi. Dalam suatu perusahaan, bahan baku merupakan salah satu elemen yang penting karena bahan baku menjadi dasar berlangsungnya suatu produksi. Perusahaan harus selalu mempertimbangkan secara masak tentang berapa besarnya jumlah bahan baku yang harus ada sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap bahan baku maupun biaya yang ditimbulkan. Untuk menjaga kelancaran produksi harus dipertimbangkan secara matang mengenai tersediannya bahan baku agar dapat memenuhi keperluan produksi jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku dapat dianggarkan dalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
4
1.2 Rumusan Masalah 2. Apa pengertian anggaran bahan baku? 3. Apa tujuan penyusunan anggaran bahan baku? 4. Bagaimana cara menyusun anggaran bahan baku?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini bertujuan untuk : 1. Pembaca dapat mengetahui pengertian anggaran bahan baku. 2. Pembaca dapat mengetahui tujuan dari penyusunan anggaran bahan baku. 3. Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menyusun anggaran bahan baku.
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dar produk jadi yang dapat dengan mudah ditelusuri dalam suatu produk
relative tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu.
Namun, dalam kenyataannya di suatu perusahaan, seringkali persediaan bahan baku tidak tepat sesuai dengan yang diinginkan. Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, maka diperlukan suatu perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah dengan penyusunan budget (anggaran). Anggaran bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang. Dalam proses produksi, bahan baku dikeleompokkann menjadi dua bagian yaitu: 1. Bahan baku langsung, yang merupakan bagian barang jadi yang dihasilkan. Biaya bahan baku merupakan biaya variable bagi perusahaan karena berbanding lurus dengan barang jadi yang dihasilkan. 2. Bahan baku tidak langsung, yang merupakan bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan. Bahan baku dipakai dianggarkan dalam satuan (unit) uang disebut anggaran biaya bahan baku (BBB) dan juga disebut dengan biaya bahan baku standar (BBBSt). Anggaran biaya bahan baku adalah kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) dikali harga standar bahan baku (HSt) per unit atau dinyatakan dengan rumus :
6
Anggaran BBB = KSt x HSt Bahan baku dipakai yang dianggarkan dalam satuan (unit) barang disebut kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt). Kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) adalah unit ekuivalen produk (P) dikali kuantitas standar bahan baku per unit produk (KSBB), dinyatakan dengan rumus : KSt = P X KSBB Unit ekuivalen produk dihitung bila dalam anggaran produk terdapat sediaan produk dalam proses, tetapi bila tidak terdapat sediaan produk dalam proses maka unit ekuivalen produk= produk jadi dihasilkan periode ini. Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, maka diperlukan suatu perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah dengan penyusunan budget (anggaran). Anggaran bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang.
2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Dengan disusunnya anggaran bahan baku dapat diketahui kuantitas bahan baku dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan dibeli selama periode tertentu, sehingga bisa dijadikan pedoman memakai dan membeli bahan baku
Dengan anggaran bahan baku dapat diketahui harga bahan baku sehingga dapat dijadikan pedoman harga beli bahan baku.
Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada anggaran bahan baku, sehingga dapat diketahui kas yang disediakan untuk membeli bahan baku.
Dalam anggaran bahan baku terdapat biaya bahan baku dan biaya bahan baku merupakan salah satu unsur biaya pabrik sehingga dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi.
Secara keseluruhan, dengan anggaran bahan baku dimaskudkan untuk menjaga kelancaran proses produksi.
7
2.3 Penyusunan Anggaran Bahan Baku Dasar penyusunan anggaran bahan baku bersumber dari anggaran produk, persediaan bahan baku, dan harga standar bahan baku (HSt). Rumus yang dapat digunakan untuk menyusun anggaran bahan baku sebagai berikut: Pembelian bahan baku
xx unit @ Rp xx = Rp xxx
Persediaan bahan baku awal
xx unit @ Rp xx = Rp xxx +
Bahan baku yang tersedia
xx unit @ Rp xx = Rp xxx
Persediaan bahan baku akhir
xx unit @ Rp xx = Rp xxx -
Bahan baku yang dipakai (BBB)
xx unit @ Rp xx = Rp xxx
Misalkan Perusahaan Kecap Asli pada tahun 2016 bermaksud menyusun anggaran bahan baku dengan data sebagai berikut. Anggaran produk setahun 182 unit produk jadi (P) Kuantitas standar bahan baku dipakai per unit produk 2 ons (KSBB) Harga standar bahan baku per ons Rp 160 (HSt) Anggaran persediaan bahan baku akhir 65 ons Persediaan bahan baku awal 26 ons Dari data tersebut dapat dihitung kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) atau bahan baku dipakai yang dianggarkan setahun sebanyak = 182 unit x 2 ons = 364 ons. Setelah itu dapat disusun anggaran bahan baku seperti pada tabel. Dalam penyusunan anggaran bahan baku tidak diperlukan metode penilaian persediaan, seperti metode FIFO (First In First Out), metode rata-rata, dan metode LIFO 8
(Last In First Out). Dikarenakan metode penilaian persediaan berkaitan dengan penentuan harga pokok bahan baku per unit, sedangkan dalam penyusunan anggaran sudah ditentukan harga pokok standar bahan baku per unit. Metode penilaian persediaan pada umumnya diterapkan pada akuntansi keuangan. Akuntansi keuangan mencatat transaksi yang sudah terjadi. Biasanya harga pokok bahan baku per unit yang dibeli pada kenyataannya (aktual) berbeda pada saat pembelian yang satu dengan saat pembelian yang lain, sehingga dalam akuntansi keuangan perlu menentukan harga pokok bahan baku per unit. Dalam penyusunan anggaran, harga bahan baku per unit dianggap tidak berubah pada periode anggaran, yaitu sesuai dengan harga standar bahan baku per unit (HSt). Tabel 8-1 Perusahaan Kecap Asli Anggaran Bahan Baku Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016 Keterangan
Dalam
Harga Per Ons
Dalam Rupiah
Pembelian bahan baku Persediaan bahan baku awal + Bahan baku yang tersedia Persediaan bahan baku akhir – Bahan Baku Dipakai (BBB)
Ons 403 ons 26 ons 429 ons 65 ons 364 ons
Rp160 Rp160 Rp160 Rp160 Rp160
Rp64.480 Rp4.160 Rp68.640 Rp10.400 Rp58.240
KSt
x
HSt =
BBB (Biaya Bahan Baku)
Anggaran bahan baku terdiri atas anggaran bahan baku dipakai, anggaran persediaan bahan baku, dan anggaran pembelian bahan baku. Anggaran pembelian bahan baku disusun untuk keperluan penyusunan anggran kas, yaitu untuk menentukan anggaran kas keluar untuk pembelian bahan baku (bila bahan baku dibeli tunai) dan untuk menentukan anggaran utang (bila bahan baku dibeli secara kredit). Anggaran pembelian bahan baku disusun berdasarkan anggaran persediaan
9
bahan baku dan anggaran bahan baku dipakai. Anggaran bahan baku dipakai disusun berdasarkan anggaran produk, dan biaya bahan baku standar per unit produk.
2.4 Biaya Bahan Baku Standar Per Unit Produk Biaya bahan baku standar per unit produk (BBBSP) terdiri atas kuantitas standar bahan baku dan harga standar bahan baku. Kuantitas standar bahan baku (KSBB) adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai (produk jadi). Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis, analisis catatan masa lalu dalam bentuk; menghitung rata-rata bahan baku dipakai untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu, menghitung rata-rata bahan baku dipakai dalam pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu, menghitung rata-rata bahan baku dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik. Misalkan untuk memproduksi kecap diperlukan bahan baku berupa kedelai dan gula merah. Untuk memproduksi per botol kecap diperlukan kuantitas standar bahan baku (KSBB) berupa kedelai dan gula merah sebagai berikut.
KECAP SEDANG KECAP MANIS KECAP ASIN
KEDELAI 2 ONS 1 ONS 2 ONS
GULA MERAH 2 ONS 3 ONS 1 ONS
Harga standar bahan baku (HSt) adalah taksiran harga per unit bahan baku. Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog atau informasi yang sejenis dan informasi lain yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang,
10
Harga pokok bahan baku meliputi harga beli bahan baku dan ongkos untuk memperoleh bahan baku, seperti: ongkos perjalanan dan angkut bahan baku, ongkos dokumen bahan baku, ongkos bongkar muat bahan baku, dan ongkos bahan baku lainnya. KEDELAI 10.000 Ons Harga beli bahan baku = Rp 900.000 Ongkos angkut = Rp 190.000 Potongan beli bahan baku = (Rp 90.000) Harga pokok bahan baku = Rp 1.000.000
Gula merah 8.000 ons Rp 400.000 Rp 100.000 (Rp 20.000) Rp 480.000
Harga standar bahan baku (HSt) kedelai = Rp 1.000.000 : 10.000 ons Rp 100 per ons Harga standar bahan baku (HSt) gula merah = Rp 480.000 : 8.000 ons = Rp 60 per ons. Biaya bahan baku standar per unit produk (BBBSP) adalah kuantitas standar bahan baku (KSBB) dikali harga standar bahan baku (HSt), atau dinyatakan dengan rumus : BBBSP = KSBB x HSt
Dari contoh kuantitas standar bahan baku (KSt) dan harga standar bahan baku (HS!) seperti yang telah dikemukakan terdahulu, maka dapat dibuat biaya bahan baku standar per unit produk seperti Tabel 8-2. Perusahaan Kecap Asli Biaya Bahan Baku Standar Per Botol Kecap Tahun 2016 Jenis
Kedelai
Gula Merah
Biaya Bahan Baku
Kecap
Standar (BBBSP) Per Botol Kecap KSBB
Hst
BBBSP
KSBB
Hst
BBSP
Sedang
2 Ons
Rp 100
Rp 200
2 Ons
Rp 60
Rp 120
Rp 320
Manis
1 Ons
Rp 100
Rp 100
3 Ons
Rp 60
Rp 180
Rp 280
Asin
2 Ons
Rp 100
Rp 200
1 Ons
Rp 60
Rp 60
Rp 260 11
2.5 Anggaran Bahan Baku Dipakai Anggaran bahan baku dipakai dapat disusun dalam satuan barang dan dalam satuan uang (rupiah). Anggaran bahan baku dipakai yang disusun dalam rupiah (satuan uang) disebut dengan anggaran bisya bahan baku. Anggaran biaya bahan baku disusun berdasarkan anggaran bahan baku dipakai dalam unit ( satuan barang ) atau kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt). a. Kuantitas Standar Bahan Baku dipakai Kuantitas standar bahan baku dipakai diususn berdasarkan anggaran produk ditambahi dengan data kuantitas standar bahan baku per unit (KSBB) Misalkan pada anggaran produk Perusahaan Kecap Asli selama tahun 2016 memproduksi kecap setiap triwulan sebagai berikut : Triwulan I :
II :
Kecap Sedang (S) Kecap Manis Asin JUMLAH I
22 botol (M) 13 botol (A) 9 botol 44 botol
Sedang Manis Asin
JUMLAH II
23 botol (M) 13 botol (A) 10 botol 46 botol
(S)
III :
Sedang
(S) Manis Asin JUMLAH III
24 botol (M) 14 botol (A) 9 botol 47 botol
IV :
Sedang
(S) Manis Asin JUMLAH IV
26 botol (M) 14 botol (A) 10 botol 50 botol
Berdasarkan anggran produk tersebut dan ditambah data kuantitas standar bahan baku TOTAL kuantitas standar bahan 187 Botol (KSBB) pada tabel diatas dapat disusun baku terpakai (Kst) seperti tabel
berikut Table 8-3 Perusahaan Kecap Asli 12
Kuantitas Standar Bahan Baku Dipakaidalam Ons Tahun Berakhir 31 Desember 2016 Triwula n
Kecap Sedang
Kecap Manis
Kecap Asin
Jumlah
Kedelai
Gula merah
Kedelai
Gula merah
Kedelai
Gula merah
Kedelai
Gula merah
I
44
44
13
39
18
9
75
92
II
46
46
13
39
20
10
79
95
III
48
48
14
42
18
9
80
99
IV
52
52
14
42
20
10
86
104
Setahun
190
190
54
162
76
38
320
390
Kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) pada tabel diatas juga dapat dibuat seperti tabel berikut : Perusahaan kecap Asli Kuantitas Standar Bahan Baku Dipakai Tahun Berakhir 31 Desember 2016 Tri Wulan I
Jenis Kecap
Kedelai KSBB
KSt
KSBB
KSt
Botol
Ons
ons
ons
ons
Sedang
22
2
44
2
44
Manis
13
1
13
3
39
Asin
9
2
18
1
9
44 II
Gula Merah
Produk (P)
75
92
Sedang
23
2
46
2
46
Manis
13
1
13
3
39
Asin
10
2
20
1
10
13
46 III
79
Sedang
24
2
48
2
48
Manis
14
1
14
3
42
Asin
9
2
18
1
9
47 IV
95
80
99
Sedang
26
2
52
2
52
Manis
14
1
14
3
42
Asin
10
2
20
1
10
Setahun
50
86
104
187
320
390
(Table 8-4)
Anggaran produk pada perusahaan Kecap Asli merupakan anggran produk jadi, karena tidak terdapat sediaan produk dalam proses, maka produk jadi dihasilkan sama dengan unit produk ekuivalen (P)
2.6 Anggaran Biaya Bahan Baku Dari data kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) table 8-4 ditambah data harga standar bahan baku (Hst) pada Tabel 8-2 dqapat disusun anggran biaya bahan baku (BBB) seperti tabel 8-5 Perusahaan Kecap Asli Anggaran Biaya Bahan Baku Tahun Berakhir 31 Desember 2016
Triwula n
Kedelai KSt (Ons)
Hst per Ons (Rp)
Jumlah biaya bahan baku (Rp)
Gula Merah Biaya Bahan baku (Rp)
KSt (Ons)
Hst per Ons
Biaya Bahan baku (Rp)
I
75
100
7.500
92
60
5.520
13.020
II
79
100
7.900
95
60
5.700
13.600 14
II
80
100
8.000
99
60
5.940
13.940
IV
86
100
8.600
104
60
6.240
14.840
Setahun
320
100
32.000
390
60
23.400
55.400
Anggaran biaya bahan baku dapat juga disusun dengan cara mengalikan unit ekuivalen produk (P) dengan biaya bahan baku standar per unit produk (BBBSP). Berdasarkan BBBSP yang terdapat pada tabel 8-2 dan P pada tabel 8-4 dapat disusun anggaran biaya bahan baku seperti pada tabel 8-6 Perusahaan Kecap Asli Anggaran Biaya Bahan Baku Tahun Berakhir 31 Desember 2016
Kecap Manis Triwulan
Jumlah biaya bahan baku
Kecap Sedang Produ BBBS BBB k (Rp) P (Rp) (Rp)
Produ k (Rp)
BBBS P (Rp)
BBB (Rp)
Kecap Asin Produ BBBS BBB k (Rp) P (Rp) (Rp)
I
22
320
7.040
13
280
3.640
9
260
2.340
13.020
II
23
320
7.360
13
280
3.640
10
260
2.600
13.600
III
24
320
7.680
14
280
3.920
9
260
2.340
13.940
IV
26
320
8.320
14
280
3.920
10
260
2.600
14.840
Setahu n
95
320
30.40 0
54
280
15.12 0
38
260
9.880
55.400
2.7 Anggaran Persediaan Bahan Baku Sediaan bahan baku awal periode akan datang merupakan sediaan bahan baku akhir periode sekarang. Jadi untuk mengetahui bahan baku awal periode akan datang dapat diketahui dengan melihat laporan keuangan berupa neraca atau laporan laba rugi pada periode telah lalu. Dengan demikian yang menjadi masalah adalah menentukan sediaan bahan baku akhir :
15
Berdasarkan data anggaran biaya bahan baku pada Tabel 8-5 dan data sediaan bahan baku awal tahun 2016 sebagai berikut : Kedelai
10 ons @ Rp 100 =
Rp 1.000
Gula Merah
15 ons @ Rp 60 =
Rp
Jumlah
=
900
Rp 1.900
Perusahaan Kecap Asli Menetapkan Perputaran sediaan bahan baku 8 kali. Untuk menentukan besarnya sediaan bahan baku akhir dapat digunakan rumus sebagai berikut : SBBX dalam Rp =
BBB x 2 – SBBA TPSBB
BBBX = Sediaan Bahan Baku Akhir BBB
= Biaya Bahan Baku
SBBA = Sediaan Bahan Baku Awal TPSBB
= Tingkat Sediaan Bahan Baku
Tabel 8-7 Anggaran Sedian Bahan Baku Akhir Perusahaan Kecap Asli Anggaran Sediaan Bahan Baku Tiap Akhir Triwulan 2016
Triwulan I II III IV
Perhitungan (7.500 : 8) x 2 - 1.000 (7.900 : 8) x 2 - 875 (8.000 : 8) x 2 - 1.100 (8.600 : 8) x 2 - 900
Kedelai SBBX dalam Rp 875 1.100 900 1.250
Hst Rp 100,00 Rp 100,00 Rp 100,00 Rp 100,00
SBBX Perhitungan dalam 8,75 (8.520 : 8) x 2 - 900 11 (8.700 : 8) x 2 - 480 9 (8.940 : 8) x 2 - 945 12,5 (6.240 : 8) x 2 - 540
Gula Merah SBBX dalam Rp 480 945 540 1.020
Hst Rp 60,00 Rp 60,00 Rp 60,00 Rp 60,00
SBBX dalam 8 15,75 9 17
Jumlah SBBX (Rp) 1.355 2.045 1.440 2.270
16
Sediaan bahan baku akhir (SBBX) dalam kuantitas (ons) diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : SBBX dalam Rp :Hst
Misalnya kuantitas sediaan bahan baku akhir (SBBX) kedelai triwulan 1 = Rp 875 : Rp 100 = 8,75 ons atau
SBBX dalam kualitas =
Kst TPSBB
SBBX dalam kualitas =
x 2 - SBBA
75 x 2 – 108,75 ons 8
2.8 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dalam menyusun anggaran pembelian bahan baku diperlukan data anggaran biaya bahan baku dan anggaran persediaan bahan baku dengan rumus sebagai berikut :
Pembeliaan bahan baku = persediaan bahan baku akhir + biaya bahan baku – persediaan bahan Baku
Berdasarkan anggaran biaya bahan baku pada tabel 8-5 dan data anggaran persediaan bahan baku akhir pada tabel 8-7 ditambah data persediaan bahan baku awal, kemudiaan dapatlah disusun anggaran pembeliaan bahan baku seperti tabel 8-8.
2.9 Laporan Pembelian Bahan Baku Misalkan anggaran pembelian bahan baku bulan Februari tahun 2016 pada Perusahaan Kecap Asli dibandingkan dengan laporan pembelian bahan baku (realisasi).
17
Bagian Pembelian membuat laporan pembeliaan bahan baku bulan Februari 2016 seperti tabel 8-9 Persentgase realisasi dalam ons kolom (7) dan realisasi dalam Rp kolom (9) yang terdapat pada Tabel 8-9 diperoleh dengan cara data kolom (6) dibagi data kolom (2) mengthasilkan persentase realisasi dalam ons kolom(7), sedangkan untuk memperoleh persentase realisasi dalam Rp kolom (9) dengan cara data kolom (8) dibagi data kolom (3). Perusahaan Kecap Asli Laporan Pembeliaan Bahan Baku Bulan Februari 2016 Keterangan 1 Kedelai Gula merah Jumlah
Anggaran Ons Rp 2 3
Realisasi Bulan Ini Ons Rp 4 5
Ons 6
73,75
7.375
24
2.280
49
85,00
5.100
26
1.560
53
158,75
12.475
50
3.840
102
Realisasi Sampai Bulan Ini % Rp % 7 8 9 66% 62% 64%
4.780 3.207 7.987
65% 63% 64%
Tabel 8-9
2.10
Anggaran Kas Keluar untuk Pembelian Bahan Baku Bila beli bahan baku seluruhnya dibayar tunai, maka anggaran kas keluar untuk beli
bahan baku sama dengan anggaran pembelian bahan baku, sehingga tidak perlu lagi membuat anggaran kas keluar untuk beli bahan baku. Akan tetapi, bila syarat pembelian bahan baku sebagian tunai sebagian kredit, atau bahkan seluruhnya kredit. Maka dibuat anggaran kas keluar untuk beli bahan baku dan juga dibuat anggaran utang usaha. Misalkan syarat pembelian 80% tunai dan 20% lagi dibayar triwulan berikutnya. Berdasarkan data anggaran pembelian bahan baku pada penjelasan sebelumnya maka dapat dibuat anggaran kas keluar untuk beli bahan baku sebagai berikut.
18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Anggaran Bahan Baku adalah semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang akan dating. Secara ringkas tujuan penyusunan angaran bahan baku, antara lain memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku, memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan dasar untuk memperkirakan kebutuhan dan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku, sebagai dasar penyusunan biaya produksi, yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi, sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku. Jenis – jenis anggaran bahan baku ada empat yaitu anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku dan anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan dalam produksi.
19
20