Kel10 - Menyimak Apresiatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MENYIMAK APRESIATIF RUANG LINGKUP MENYIMAK APRESIATIF BERDASARKAN JENIS KEGIATAN



Disusun Oleh : Kelompok 10 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Intan Nur'aini (06021282227025) Mustiqa Nurhidayah Putri (06021282227023) Sinta Wati (06021182227021) Satria Anggara Cacomba (06021282227024) Rama Ardiansyah (06021282227018) Dini Pauzia (06021182227019) Anggun Pinasti (06021282227020) Nabila Nur Mudmainah (06021282227022) Dosen Pengampu : 1. 2. 3.



Dra. Sri Utami M.Hum Drs. Ansori M.Si Hani Atus Sholikhah M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2022



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat segala rahmat-Nya makalah dengan judul “Ruang Lingkup Menyimak Berdasarkan Jenis Kegiatan” ini dapat tersusun hingga selesai. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Sri Utami M.Hum, Bapak Drs. Ansori M.si, dan Ibu Hani Atus Sholikhah M.Pd berkat bimbingan yang telah diberikan. Terima kasih juga untuk kerja sama seluruh anggota kelompok 10 yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikiran. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Menyimak Apresiatif. Makalah ini dibuat berdasarkan informasi dari literatur buku, jurnal, dan internet. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta berguna bagi pembaca.



Indralaya, 9 September 2022



Penyusun



2



DAFTAR ISI



Kata Pengantar...................................................................................................................2 DAFTAR ISI .....................................................................................................................3 BAB I.................................................................................................................................5 PENDAHULUAN .............................................................................................................5 1.1 Latar Belakang .........................................................................................................5 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................6 1.3 Tujuan ......................................................................................................................6 BAB II ...............................................................................................................................7 PEMBAHASAN................................................................................................................7 2.1 Menyimak Berita .........................................................................................................7 2.1.1 Pengertian Menyimak Berita..................................................................................7 2.1.2 Unsur-unsur Berita.................................................................................................7 2.1.3 Jenis-jenis Berita ....................................................................................................9 2.1.4 Manfaat Menyimak Berita .....................................................................................9 2.1.5 Tahap-tahap Menyimak Berita ............................................................................10 2.2 Menyimak Wawancara ..............................................................................................10 2.2.1 Pengertian Wawancara ........................................................................................10 2.2.2 Unsur-unsur Wawancara ......................................................................................11 2.2.3 Jenis-jenis Wawancara .........................................................................................12 2.2.4 Manfaat Menyimak Wawancara ..........................................................................13 2.2.5 Tahap-tahap Menyimak Wawancara....................................................................13 2.3 Menyimak Dongeng ..................................................................................................13 2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4 2.3.5



Pengertian Dongeng ............................................................................................14 Unsur-unsur Dongeng ..........................................................................................14 Jenis-jenis Dongeng .............................................................................................15 Manfaat Menyimak Dongeng ..............................................................................16 Tahap-tahap Menyimak Dongeng .......................................................................16



2.4 Menyimak Laporan Perjalanan .................................................................................17 2.5 Menyimak Pidato.......................................................................................................18



3



2.5.1 Pengertian Pidato .................................................................................................18 2.5.2 Unsur-unsur Pidato...............................................................................................19 2.5.3 Jenis-jenis Pidato .................................................................................................19 2.5.4 Manfaat Menyimak Pidato ..................................................................................21 2.5.5 Tahap-tahap Menyimak Pidato ............................................................................21 2.6 Menyimak Dialog ......................................................................................................21 BAB III ............................................................................................................................23 PENUTUP .......................................................................................................................23 3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................23 3.2 Saran ....................................................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................24



4



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Walaupun setiap manusia normal dilengkapi dengan potensi menyimak, belum tentu setiap orang menjadi penyimak yang baik. Pembelajar bahasa dituntut menjadi penyimak yang baik karena dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajaranya. Listening may be golden yang berarti dari menyimak itu kita akan memperoleh halhal yang bernilai tinggi, berharga, dan berguna. Kegiatan menyimak yang terencana dalam proses pembelajaran masih jarang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah pembahasan materi yang berhubungan dengan menyimak lebih dominan daripada praktiknya. Kalaupun ada praktiknya, mahasiswa hanya mendengarkan tentang lagu atau dibacakan wacana. Mahasiswa diminta untuk menyimak dengan saksama. Setelah dosen selesai memperdengarkan bahan simakan, mahasiswa diminta untuk mengutarakan kembali secara lisan bahan yang disimaknya. Karena alasan waktu yang terbatas, tuntutan materi menyimak, dan media simakan baik langsung atau tidak yang kurang memadai, mahasiswa yang mendapat kesempatan mengutarakan isi simakan hanya dua atau tiga orang. Kegiatan tersebut tidak dilanjutkan dengan kegiatan lebih jauh seperti mendiskusikan materi simakan dan mengecek pemahaman mahasiswa. Dengan demikian, tidak ada proses “meyiapkan” mahasiswa dalam kegiatan pramenyimak serta tidak dilakukan kegiatan analisis dan koreksi. Itu berarti secara teori, menyimak mahasiswa dapat diandalkan, tetapi secara praktiknya masih jauh dari harapan sebagai calon guru dalam penerapan keterampilan menyimak bagi diri dan siswa nantinya. Oleh sebab itu, di samping kemampuan berbicara, membaca, dan menulis, kemampuan menyimak pun sangat penting dimiliki dalam upaya mereka menyerap informasi (Chamadiah dkk., 1987:5). Sejalan dengan itu, KTSP menyebutkan bahwa salah satu aspek yang harus ada dalam pembelajaran baik di tingkat MA ataupun perguruan tinggi adalah aspek menyimak/mendengarkan, selain dari berbicara, membaca, dan menulis. Keempat ini merupakan catur tunggal pada setiap pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Hal itu akan menjadi sia-sia jika mahasiswa sebagai calon guru tidak dibekali dan mengalami bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menyimak itu sendiri pada diri mahasiswa tersebut.



5



1.2 Rumusan Masalah Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimana menyimak berita yang baik dan benar? 2. Bagaimana menyimak wawancara yang baik dan benar? 3. Bagaimana menyimak dongeng yang baik dan benar? 4. Bagaimana menyimak laporan perjalanan yang baik dan benar? 5. Bagaimana menyimak pidato yang baik dan benar? 6. Bagaimana menyimak dialog yang baik dan benar 1.3 Tujuan Adapun Tujuan dari Penulisan makalah ini sebagai berikut: 1. Mengetahuii cara menyimak berita. 2. Mengetahui cara menyimak wawancara. 3. Mengetahui cara menyimak dongeng. 4. Mengetahui cara menyimak laporan perjalanan. 5. Mengetahui cara menyimak pidato. 6. Mengetahui cara dialog yang baik dan benar.



6



BAB II PEMBAHASAN Menyimak berdasarkan jenis kegiatan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu kegiatan menyimak berita, menyimak wawancara, menyimak dongeng, menyimak laporan perjalanan, menyimak pidato, dan menyimak dialog. Berikut disajikan contoh kegiatan menyimak dengan materi dan teknik penyajiannya. 2.1 Menyimak Berita Menyimak berita adalah suatu proses kegiatan mendengarkan laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak, dilakukan dengan penuh perhatian, pemahaman, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna yang terkandung di dalamnya, yang disampaikan oleh pembawa berita. 2.1.1 Pengertian Menyimak Berita Berita merupakan kabar atau informasi yang disampaikan kepada orang lain. Berita merupakan laporan cepat mengenai suatu peristiwa yang faktual, terbaru dan penting untuk disampaikan kepada masyarakat. Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa (Nurhayati dkk., 2016:3). Hepwood menyatakan bahwa berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum (Harahap, 2006:3). Berita merupakan salah satu contoh bahan simak yang berupa wacana (Saddhono & Slamet, 2014:38). Menyimak berita merupakan jenis menyimak yang intensif, karena penyimak harus berkonsentrasi agar bisa memahami isi simakan secara terinci, teliti, cermat, dan mendalam. 2.1.2 Unsur-unsur Berita Berita yang baik dan benar serta informatif tentu mengandung beberapa unsur di dalamnya. Idealnya, suatu berita akan mengandung sebanyak 6 unsur yang biasa disebut dengan 5W + 1H atau what, who, where, when, why dan how Di dalam berita, terdapat unsur-unsur berita yang dikenal dengan 5W+1H, yang pertama “what” yaitu membahas apa yang terjadi, “who” yaitu membahas siapa yang terlibat dalam kejadian, “why” yaitu membahas mengapa peristiwa itu terjadi, “where” yaitu membahas dimana kejadian itu, “when” yaitu membahas kapan terjadinya peristiwa itu, “how” yaitu membahas bagaimana peristiwa itu terjadi.



7



Menyimak berita adalah menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio atau televisi. Ditinjau dari jenisnya, menyimak berita merupakan jenis menyimak intensif karena penyimak harus memahami secara teliti, cermat, dan mendalam untuk bisa menangkap informasi dalam berita yang disampaikan. Berita dapat disajikan secara lisan (melalui siaran radio, televisi, dan film) maupun tertulis (pada koran, majalah, rubrik, leaflet, dan sebagainya). Dalam menemukan pokok-pokok berita mealui kegiatan menyimak, terdapat beberapa langkah yang bisa membantu memudahkan mahasiswa dalam menemukan pokok-pokok berita selama proses pembelajaran menyimak. Nurhadi (2005:69-72) berpendapat bahwa langkah-langkah menyimak berita untuk menemukan pokok-pokok berita sebagai berikut: (a) Mempersiapkan diri dengan pikiran terbuka dan menyingkirkan segala hal yang mengganggu dalam menyimak serta menyiapkan alat tulis yang dibutuhkan, (b) Menyimak berita dengan benar, yaitu konsentrasi dan menyimak berita dengan penuh perhatian, (c) Mengidentifikasi pokok-pokok berita dari berita yang didengar. Meskipun setiap orang memiliki kemampuan menyimak, akan tetapi belum tentu setiap orang adalah seorang penyimak yang baik. Untuk menjadi seorang penyimak yang baik, perlu dilakukan latihan yang terarah dan rutin agar kemampuan dalam menyimak terus meningkat. Kemampuan menyimak barulah dapat dikuasai setelah yang bersangkutan mengalami latihan-latihan yang terarah, berencana, dan berkesinambungan (Saddhono & Slamet, 2014). Keterampilan menyimak baiknya tidak hanya bisa dipelajari ketika masih sekolah, namun juga ketika seseorang telah menyelesaikan jenjang pendidikan agar kemampuan ini terus terlatih dan meningkat ke tahap yang lebih baik. Untuk penilaian menyimak berita, dapat dilihat dari kemampuan : Aspek kebahasaan yang terdiri atas indikator (a) nada/irama, (b) diksi, (c) struktur kalimat, Aspek nonkebahasaannya dengan indikatornya : (a) penguasaan topik, (b) keberanian,



8



(c) penalaran, (d) gerak/mimik. Kemudian masing-masing indikator diberi nilai/skor. 2.1.3 Jenis-jenis Berita Ada berbagai jenis berita. Mulai dari berita yang disampaikan secara langsung sampai berita yang disampaikan secara mendalam. Jenis-jenis berita itu sendiri ada berita elementary, berita intermediate dan berita advance (Yunus dalam Mutmainnah, 2016:22). Berita elementary meliputi straight news: laporan berita langsung, yaitu berita yang berwujud laporan langsung dari suatu peristiwa atau kejadian, biasanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat dan dapat ditulis dengan memenuhi unsur 5W + 1H. Dept news report: laporan berita mendalam, laporan yang berwujud laporan fakta-fakta mengenai peristiwa yang terjadi dan dikaitkan dengan faktafakta sebelum atau sesudah kejadian yang mempengaruhinya. Comprehensive news: berita meneyeluruh, yaitu berita mengenai suatu peristiwa dengan sajian fakta-fakta secara menyeluruh yang ditinjau dari berbagai aspek yang mempengaruhinya. Berita intermediate meliputi,interpretative news report: laporan berita interpretative, berita yang memfokuskan pada peristiwa atau masalah yang bersifat kontroversial dengan dukungan fakta-fakta yang ada dan menarik perhatian publik. Feature story report: laporan beritakhas, yaitu berita yang menyajikan informasi dan fakta menarik perhatian pembaca,dengan gaya penulisan berbeda. Berita advance meliputi depth reporting: pelaporan mendalam, yaitu laporan jurnalistik tentang suatu peristiwa/masalah aktual yang disajikan secara mendalam, tajam, lengkap dan utuh dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui dari berbagai perspektif dan lengkap tentang suatu peristiwa yang terjadi. Investigative report: pelaporan penyelidikan, yaitu berita yang memfokuskan pada peristiwa yang controversial, seperti berita interpretative Editorial news: berita editorial/tajuk, berita yang menyajikan pikiran institusi media terhadap suatu peristiwa yang aktual dan layak mendapat perhatian publik. 2.1.4 Manfaat Menyimak Berita Manfaat menyimak berita sebagai berikut : a) Menambah Wawasan Di Berbagai Bidang, Bertambahnya wawasan mengenai berbagai bidang bisa membantu dalam banyak hal misalnya ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru atau membuat karya ilmiah. b) Berguna Sebagai Referensi, Salah satu sumber referensi adalah berita. Sehingga kalua rajin mengikuti berita maka referensi juga akan bertambah dan memudahkan dalam mengerjakan tugas.



9



c) Mengasah Kemampuan Menulis Dan Membaca, Dengan rajin mengikuti berita kosa kata yang dikuasai juga makin bertambah sehingga ketika harus menulis tidak akan merasa kesulitan lagi. Selain kemampuan menulis menjadi lebih baik dengan mengikuti berita terutama dari media cetak juga bermanfaat mengasah kemampuan membaca. Menjadi lebih teliti dalam membaca kalimat dan bisa memahaminya dengan mudah. d) Menambah Pengetahuan, Rajin mengikuti berita baik dari media cetak maupun media online memiliki fungsi untuk menambah beragam informasi penting. Bukan saja memiliki prestasi akademik bagus namun juga kaya dengan pengetahuan umum. e) Meningkatkan Kewaspadaan, Mengikuti berita-berita terkini bermanfaat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tindak kriminal yang terjadi. Agar bisa lebih hati-hati ketika bertemu dengan orang asing ataupun menghadapi situasi tertentu yang mencurigakan supaya tidak menjadi korban tindakan kriminal. Apalagi saat ini modus tindak kejahatan semakin beragam saja. 2.1.5 Tahap-tahap Menyimak Berita Nurhadi (2005:69-72) berpendapat bahwa langkah-langkah menyimak berita untuk menemukan pokok-pokok berita sebagai berikut: (a) Mempersiapkan diri dengan pikiran terbuka dan menyingkirkan segala hal yang mengganggu dalam menyimak serta menyiapkan alat tulis yang dibutuhkan, (b) Menyimak berita dengan benar, yaitu konsentrasi dan menyimak berita dengan penuh perhatian, (c) Mengidentifikasi pokok-pokok berita dari berita yang didengar. Meskipun setiap orang memiliki kemampuan menyimak, akan tetapi belum tentu setiap orang adalah seorang penyimak yang baik. Untuk menjadi seorang penyimak yang baik, perlu dilakukan latihan yang terarah dan rutin agar kemampuan dalam menyimak terus meningkat. 2.2 Menyimak Wawancara Tujuan pembelajaran menyimak wawancara adalah melatih kepekaan siswa dalam menerima atau mencari informasi. Informasi ini dapat digunakan untuk mendukung keterampilan berbahasa yang lainnya seperti berbicara dan menulis.Pembelajaran menyimak wawancara dapat dilakukan secara langsung atau dari rekaman kaset atau video. 2.2.1 Pengertian Wawancara Pengertian wawancara dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai



10



keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi. Menurut Lexy J Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksudmaksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Kegiatan tanya jawab ini terjadi dengan adanya komunikasi bolak-balik antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk mengeksplorasi topik-topik tertentu yang dibahas. Wawancara sering dilakukan oleh jurnalis, reporter atau pencari berita kepada orang-orang yang terlibat pada suatu peristiwa, bisa tokoh publik, pejabat, ahli atau saksi mata. 2.2.2 Unsur-unsur Wawancara a. Pewawancara Unsur penting pertama adalah orang yang melakukan wawancara. Tidak sembarang orang bisa melakukan wawancara karena aktivitas ini membutuhkan skill khusus. Kamu yang mau menjadi pewawancara setidaknya mau mencari tahu tentang topik dan narasumber. Selain itu, pewawancara juga perlu memiliki keahlian berbicara yang baik. Pewawancara harus bisa memilih pertanyaan yang baik supaya narasumber mau lebih terbuka saat diwawancarai. b. Narasumber Kalau ada yang bertanya, tentu ada yang diwawancarai. Karena itu, narasumber menjadi sangat penting dalam sebuah wawancara. Pemilihan narasumber juga tidak bisa asal. Kamu perlu mencari narasumber yang menguasai topik wawancara dan pastinya harus bisa menyampaikan informasi. Narasumber juga perlu sangat terbuka untuk pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut topik. Di sisi lain, narasumber juga berhak tidak menjawab pertanyaan jika tidak berkenan. Namun, sebaiknya tidak semua pertanyaan. c. Daftar pertanyaan Daftar pertanyaan ini dibuat oleh pewawancara. Rumus pembuatan pertanyaan pun sangat sederhana. Kamu hanya perlu mengunakan rumus 5 W + 1 H, yaitu: What/apa Where/di mana When/kapan Who/siapa Why/mengapa How/bagaimana



11



Dengan mengacu pada rumus ini, sebenarnya kita sudah bisa membuat wawancara yang bagus. Lebih bagus lagi jika bisa mengembangkan setiap pertanyaannya. d. Jadwal wawancara Hal terpenting lainya yang harus kamu siapkan adalah waktu dan tempat wawancara. Jadwal wawancara harus disesuaikan antara pewawancara dan narasumber. Wawancara sebaiknya dilakukan pada waktu yang bersamaan, biarpun tidak berada dalam satu tempat yang sama. Semenjak pandemi, wawancara bisa dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom atau Meets. Wawancara secara online mungkin memiliki tantangan baru. Sebagai pewawancara, kamu perlu menambah wawasan lebih banyak untuk mengontrol suasana saat terjadi kesalahan teknis. e. Hasil wawancara Wawancara tidak selesai hanya sampai pewawancara dan narasumber menyudahi tanya-jawab. Pihak pewawancara perlu membuat hasil wawancara dalam sebuah media yang sudah ditentukan. Hasil wawancara bisa berbentuk tulisan narasi, rekaman podcast, atau video yang diunggah ke media sosial. Hasil wawancara menjadi laporan pertanggungjawaban atas aktivitas wawancara yang sudah dilakukan. Wawancara tentunya bisa dilakukan untuk berbagai kepentingan. Kita bisa melakukan wawancara untuk mencari berita, melamar kerja, atau mencari informasi tentang sesuatu. Berikut tips melakukan wawancara yang baik: Menentukan topik wawancara Mencari tahu tentang narasumber Membuat pertanyaan terkait topik Menhindari pertayaan yang bersifat pilihan Hadir pada waktu yang sudah ditentukan Bersikap ramah kepada narasumber Mengembangkan pertanyaan tanpa perlu menyinggung Tidak keluar dari topik wawancara terlalu jauh Mengontrol emosi saat melakukan wawancara Menghindari penambahan opini yang terlalu berlebihan Menghindari pertanyaan yang bersifat pribadi Mengucapkan terima kasih pada akhir wawancara 2.2.3 Jenis-jenis Wawancara



12



Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi tiga jenis yaitu: a. Wawancara bebas Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada narasumber, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang arah pertanyaan tidak terkendali. b. Wawancara terpimpin Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terperinci. c. Wawancara bebas terpimpin Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa saja yang akan ditanyakan secara garis besar. 2.2.4 Manfaat Menyimak Wawancara a. Menghindari kesalahan informasi atau data yang simpang siur. b. Informasi atau data dari hasil wawancara merupakan pelengkap informasi awal. c. Memperoleh informasi secara komprehensif, akurat, jujur, dan mendalam. d. Mendapatkan informasi dan data yang objektif serta berimbang. e. Menggali kemungkinan adanya perspektif baru atas suatu masalah. 2.2.5 Tahap-tahap Menyimak Wawancara a Mencatat hal-hal yang penting dan menarik, b. Melaporkan hal-hal penting dan menarik, c. Menyimpulkan isi wawancara



2.3 Menyimak Dongeng Menyimak dongeng mempunyai tujuan, yaitu dapat mengapresiasikan materi simakan dengan tujuan, dapat menemukan unsur-unsur instrinsik dongeng dan halhal yang menarik dari dongeng. Dengan tujuan tersebut mahasiswa akan memahami unsur-unsur yang terkandung di dalam dongeng yaitu tokoh, perwatakan, latar,serta tema dan amanat dongeng.



13



2.3.1 Pengertian Dongeng Dongeng adalah cerita tentang hal-hal yang aneh dan tak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian. Pengarang membuat cerita berdasarkan fakta hayalan belaka, tanpa dapat diterima oleh akal atau fikiran dan logika. Misalnya, fakta hayalan berlaku seperti tokoh cerita (perubahan bentuk dan karakter tokoh cerita), jalan cerita pertukaran atau penggabungan dua alam, lokasi cerita (alam hayal atau alam nyata). Poerwadarminto (1985: 357), mengemukakan dongeng adalah cerita terutama tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh atau cerita yang tak terjadi, sedangkan Supriyadi (2006 : 28), mengatakan bahwa dongeng adalah suatu cerita rekaan atau fantasi atau khayalan belaka yang kejadiannya tidak mungkin terjadi. Berdasarkan berbagai pengertian dongeng di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. 2.3.2 Unsur-unsur Dongeng Lustantini Septiningsih (1998: 16), mengemukakan unsur-unsur dalam dongeng, sebagai berikut : a. Tema Tema cerita merupakan konsep abstrak yang dimasukkan pengarang ke dalam cerita yang ditulisnya. Tema adalah arti pusat yang terdapat dalam suatu cerita. b. Tokoh Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa yang ada dalam cerita. Tokoh dapat memiliki dua sifat, yaitu protagonis (karakter yang melambangkan kebaikan, menunjukkan sikap positif dan merupakan contoh yang layak ditiru) dan antagonis (karakterister yang berlawanan dengan tokoh protagonis, merupakan contoh karakter yang harus dijauhi sikap dan perbuatannya). c. Alur Alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa secara logis dan kronologis saling berkaitan yang dialami oleh pelaku. Alur ada dua macam, yaitu alur lurus dan alur sorot balik. Alur lurus adalah peristiwa yang disusun mulai dari awal, tengah, yang diwujudkan dengan pengenalan, mulai bergerak, menuju puncak dan penyelesaian. Sedangkan, alur sorot balik adalah urutan peristiwa yang dimulai dari tengah, awal, akhir atau sebaliknya.



14



d. Latar / Setting Latar / Setting adalah segala keterangan, petunjuk, pengacauan yang berkaitan dengan ruang, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Latar ada dua macam, yaitu latar sosial (mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikapnya, adat kebisaaan, cara hidup, maupun bahasa yang melatari peristiwa) dan latar fisik atau material (mencakup tempat, seperti bangunan atau daerah). e. Amanat Amanat adalah hal yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca, yang berkaitan dengan tema. Amanat bisa berupa paham-paham tertrentu, nasihat-nasihat, ajakan atau larangan. 2.3.3 Jenis-jenis Dongeng Supriyadi (2006: 32), mengatakan bahwa berdasarkan isi dongeng dibagi menjadi enam, seperti berikut: a. Dongeng Binatang atau Fabel adalah dongeng yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk sebagai tokoh binatang. Dalam fabel, tokoh binatang berperilaku seperti manusia. Hal tersebut menggambarkan watak dan budi pekerti manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, dan Kucing Bersepatu Bot merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya, tokoh tersebut digambarkan sebagai hewan cerdik, licik, dan jenaka. b. Parabel adalah dongeng khayal yang mengandung ajaran yang baik. c. Sage adalah dongeng atau cerita khayal yang peristiwa-peristiwa, tempat kejadian, tokoh-tokohnya merupakan tokoh sejarah. Contoh : dongeng jaka tarub dan angling darma. d. Mite adalah cerita khayalan yang dihubungkan dengan dewa-dewi, terjadinya bumi dan isinya serta kepercayaan pada dunia ghaib. e. Legenda adalah cerita khayal yang dihubung-hubungkan dengan gejala alam, kenyataan alam yang ada pada masyarakat. Contoh legenda tangkuban perahu di Jawa Barat. f. Dongeng jenaka adalah cerita khayal tentang kehidupan orang-orang yang dengan kepandaiannya berhumor yang berakibat bahagia atau kurang bahagia. Contoh: abunawas, si kabayan. Berdasarkan jenis-jenis dongeng tersebut, penulis menggunakan jenis dongeng fabel.



15



2.3.4 Manfaat Menyimak Dongeng Menurut Setiawan dalam Darmawan 2001 : 11-12 manfaat menyimak sebagai berikut: a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusian, sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman. b. Meningkatkan intelekualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan khasanah ilmu kita. c. Memperkarya kosa kata kita, menambah pembedaharaan ungkapan yang tepat, bermutu dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lancar dan kata-katanya yang digunakan lebih variatif. d. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan objektif. Orang cenderung lebih lapang dada, dapat menghargai pendapat dan keberadaan orang lain, tidak picik, tidak sempit lapang dada, tidak fanatik kata jika orang banyak menyimak. e. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial. Lewat menyimak kita dapat seluk beluk kehidupan dengan segala dimensinya. Bahan-bahan semakin baik, sering membawa kita kepada perenungan nilai kehidupan sehingga tergugah semangat kita untuk memecahkan masalah yang ada, sesuai kemampuan kita. f. Meningkatkan cita artistik jika kita simak merupakan bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak yang menumbuh suburkan sikap apreasiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita. g. Mengugah kreatitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaranujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak. Kita akan mendapatkan ide-ide yang cermelang dan segar. Pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif. Dalam kaitan menyimak dongeng adalah semua manfaat tersebut pasti dapat diperoleh dalam kegiatan menyimak dongeng. Manfaat utama yang diperoleh adalah a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan dalam dunia sastra. b. Menambah intelektual dalam keilmuan didunia sastra, dan c. Meningkatkan seseorang dalam menghargai karya sastra atau pendapat orang lain tentang sastra dongeng. 2.3.5 Tahap-tahap Menyimak Dongeng Tahap-tahap dalam menyimak Logan dalam Tarigan 1994:58-59 ada lima yaitu: a. Tahap mendengar



16



Tahap mendengar merupakan proses yang dilakukan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraan barulah pada tahap mendengar atau berada dalam tahap hearing. b. Tahap memahami Setelah proses mendengarkan pembicaraan yang disampaikan maka isi pembicaraan tadi perlu untuk dimengerti atau dipahami dengan baik. Tahap ini disebut tahap understanding. c. Tahap menginterprestasi Penyimak yang baik, cermat, dan teliti belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran pembicara tetapi ada keinginan untuk menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran. d. Tahap mengevaluasi Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterprestasi isi pembicaraan, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, dimana letak kelebihan dan kelemahan, kebaikan, dan kekurangan. Dengan demikian, penyimak telah sampai pada tahap evaluating. e. Tahap menanggapi Tahap menanggapi merupakan tahap yang terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menerima gagasan, ide dan pendapat yang disampaikan oleh pembicara, maka penyimak pun tahap terakhir ini menanggapi isi dari pembicaraan tadi. Berdasarkan pendapat di atas mengenai tahap menyimak dongeng dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap menyimak yang tepat digunakani adalah tahap mendengarkan, memahami, menginterprestasi, mengevaluasi, dan menanggapi. Jadi,tahap-tahap menyimak dongeng, memahami isi dongeng, menginterprestasikan dongeng, mengevaluasi dongeng, dan menanggapinya.



2.4 Menyimak Laporan Perjalanan Laporan dari berbagai kegiatan memiliki ragam dan gaya Bahasa berbeda-beda sesuai dengan jenis atau macam yang dilaporkan. Untuk laporan perjalanan (sesuai dengan Kurikulum 2004) biasanya sangat bersifat subjektif. Oleh karena itu, biasanya laporan perjalanan memiliki diksi yang sangat bervariasi menurut pelapornya. Materi simakan yang disajikan harus dipilih yang menarik dan tidak membosankan,sehingga mahasiswa dapat mengikuti alur dan memahami isi laporan itu.Setelah menyimak, mahasiswa ditugasi (secara individu atau kelompok) untuk : (a) Menuliskan pokok laporan perjalanan, (b) Menuliskan Kembali laporan perjalanan,



17



(c) Menanggapi laporan perjalanan. Penilaian menyimak laporan perjalanan dapat dilihat dari : Aspek kebahasaan: (a) Pemahaman isi, (b) Kelogisan penafsiran, (c) Ketahanan konsentrasi. Aspek pelaksanaan dan sikap : (a) Menghargai, (b) Kesungguhan, (c) Kritis. Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yang sudah ditentukan.



2.5 Menyimak Pidato Menyimak pidato adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi dan juga menambah wawasan. Dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan seseorang akan lebih mampu berpikir dan bertindak. 2.5.1 Pengertian Pidato Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. (KBBI). Pidato umumnya ditujukan kepada orang atau sekumpulan orang untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan tamu, memperingati hari-hari besar dan lain sebagainya. (Karomani, 2011: 12). Melalui beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pidato merupakan suatu bentuk penyajian lisan yang disampaikan kepada sekelompok orang. Pidato dalam bentuk komunikasi lisan perlu untuk mendapatkan perhatian yang khusus. Jika seseorang akan berpidato, seseorang harus memerhatikan penampilan, ekspresi wajah, perilaku, dan intonasi suara. Hal tersebut dilakukan agar selain dapat menunjang penampilan, isi yang dibawakan dalam pidato tersebut dapat dipahami oleh semua orang. Materi pidato dapat diambil secara langsung maupun melalui rekaman kaset atau video. Supaya simakan menarik perhatian mahasiswa, sebaiknya materi memiliki persyaratan antara lain:



18



(a) Menarik, (b) Aktual, (c) Bahasanya komunikatif. Setelah mahasiswa menyimak tugas, selanjutnya adalah : (a) Menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh dosen, (b) Menemukan hal-hal yang penting dalam pidato, (c)Menyimpulkan isi pidato. Penilaian menyimak pidato ini dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa memahami pidato lewat aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. 2.5.2 Unsur-unsur Pidato Ada lima unsur-unsur pidato menurut Keraf (2008: 10-11), yaitu proem atau exerdium, narration atau dicgesis, agon atau argument, refulatio atau lysis, dan peroratio atau epilogos. Berikut adalah penjelasan dari kelima unsur-unsur pidato. (1) Proem atau exerdium merupakan bagian pembukaan atau introduksi. Pembukaan harus jelas, sopan, dan singkat. (2) Narration atau dicgesis merupakan suatu pernyataan mengenai kasus yang tengah dibicarakan. Naratio mengandung suatu pernyataan mengenai faktafakta awal yang jelas, singkat, dan menyenangkan. (3) Agon atau argument menyajikan fakta-fakta atau bukti, quintylianus menyebutnya: (probation atau apodieksixs) untuk membuktikan masalah atau kasus yang tengah dibicarakan. (4) Refulatio atau lysis merupakan bagian yang menolak suatu fakta-fakta yang berlawanan. Pembicara menunjukkan bahwa keberatan-keberatan yang bersifat absurd, palsu, atau tidak konsisten. (5) Peroratio atau epilogos sebuah kesimpulan atau rekapitulasi (rangkuman) dari apa yang telah dikemukakan dengan suatu appeal emosional pada pendengar. 2.5.3 Jenis-jenis Pidato a. Pidato informatif Salah satu jenis pidato yang dikenal banyak orang adalah pidato informatif. Pidato informatif adalah pidato yang memiliki tujuan untuk menyampaikan sebuah pengetahuan atau informasi penting. Informasi-informasi tersebut akan diberikan pada komunikan atau pendengar.



19



Hal tersebut ditujukan supaya pendengar mengetahui apa yang disampaikan. Selain itu, supaya pendengar mengerti mengenai informasi yang sudah disampaikan. Diharapkan juga pendengar dalam menerima informasi-informasi yang disampaikan tersebut. Menurut Monroe, Ehninger dan Gronbeck pidato informatif dapat dibagi menjadi 3 macam. Pertama, laporan lisan atau oral reports. Contoh dari laporan lisan adalah laporan panitia, laporan ilmiah, laporan proyek, laporan tahunan dan sebagainya. Kedua, pengajaran atau oral instruction. Contohnya seperti guru yang sedang menjelaskan sebuah materi pelajaran. Selain itu, atasan yang menerangkan sebuah pekerjaan kepada karyawannya. Ketiga, informative lectures atau kuliah. Contohnya seperti ceramah umum, presentasi yang dilakukan di depan peserta konferensi, kegiatan pengajian dan sebuah penyajian makalah. b. Pidato argumentatif Jenis pidato selanjutnya adalah pidato argumentatif. Pidato argumentatif adalah pidato yang di dalamnya mengandung beberapa hal. Seperti dalil, argumentasi, data atau alasan. Hal-hal tersebut berfungsi untuk menolak atau mendukung sebuah pernyataan. Seperti keyakinan, pendapat atau opini tertentu. Untuk memperkuat daya terima dari argumentasi juga dibutuhkan hal lain. Seperti statistic, data-data faktual, bukti-bukti atau kesaksian seorang tokoh atau pakar. c. Pidato Rekreatif Jenis pidato selanjutnya adalah pidato rekreatif. Pidato rekreatif juga sering disebut dengan pidato kekeluargaan. Pidato jenis ini umumnya akan menyuguhkan sebuah kegembiraan. Kegembiraan tersebut dapat dinikmati bersama dengan penuh rasa persaudaraan atau kekeluargaan. Oleh karena itu, orang yang berpidato harus memiliki sebuah kemampuan. Kemampuan yang dimaksud adalah menampilkan hal-hal yang bisa menciptakan suasana keramahtamahan. Humor dan lelucon juga bisa digunakan untuk menghangatkan sebuah suasana. Tujuan dari pidato rekreatif ini untuk membangkitkan sebuah suasana kekeluargaan. Baik yang berkaitan dengan kesedihan maupun hal-hal yang berkaitan dengan kegembiraan. d. Pidato Persuasif Jenis pidato keempat adalah pidato persuasif. Tujuan dari pidato persuasif adalah untuk mempengaruhi pendengarnya. Persuasif adalah proses untuk mempengaruhi pendapat.



20



Selain itu, pidato persuasif juga dapat mempengaruhi sikap serta tindakan dari seseorang. Caranya adalah dengan menggunakan manipulasi psikologi. Hal itu akan membuat pendengarnya bertindak seperti kehendaknya sendiri. Sikap, tindakan dan pendapat adalah sebuah fenomena kepribadian. Oleh karena itu, seorang komunikator harus mengetahui beberapa faktor. Faktor tersebut yang mempengaruhi kepribadian manusia. Tujuan dari pidato persuasif adalah untuk melakukan sebuah tindakan. Selain itu, tujuannya juga dapat meninggalkan sebuah aksi atau tingkah laku seseorang. Hal itu dilakukan sesuai dengan keinginan dari pembicara atau komunikator. 2.5.4 Manfaat Menyimak Pidato Manfaat menyimak pidato a. Dapat mengetahui bagaimana cara untuk dapat berpidato dengan volume yang besar, intonasi tidak terburu-buru dan tidak terpaku teks pidato. b. menambah wawasan atau informasi. Ketika mendengarkan dan menyimak pidato ada informasi yang belum kita ketahui akhirnya mengetahui. Di dalam pidato ada halhal yang menjadikan pendengar mendapat informasi dan pelajaran yang berharga c. dapat menjadi pedoman. Di dalam pidato selalu mengandung pedoman untuk menuntun perjalanan dan petunjuk dalam melakukan hal-hal positif. 2.5.5 Tahap-tahap Menyimak Pidato Tahapan menyimak pidato dengan baik sebagai berikut: a. Simaklah isi pidato dengan seksama dari awal hingga akhir. b. Catat hal-hal penting saat menyimak pidato. c. Pahami gagasan, pendapat atau pesan yang disampaikan dalam pidato. d. Simpulkan isi pidato . 2.6 Menyimak Dialog Tujuan menyimak dialog adalah siswa dapat memahami isi dialog baik yang tersurat maupun yang tersirat. Materi simakan dialog dapat diambil secara langsung atau rekaman. Agar menarik perhatian maha siswa, topik dialog bersifat aktual. Setelah mahasiswa menyimak dialog, selanjutnya mahasiswa melakukan kegiatan berikut : (a) Mencatat hal-hal yang penting dalam dialog, (b) Menyatakan informasi tersirat dalam dialog,



21



(c) Menyimpulkan isi dialog, dan (d) Mengomentari isi dialog dari narasumber. Penilaian menyimak dialog dapat dilakukan dengan melihat kemampuan mahasiswa melalui: aspek kebahasaan: (a) Pemahaman isi, (b) Kelogisan berpikir, (c) Vokalisasi, (d) Struktur kalimat. Aspek pelaksanaan dan sikap: (a) Menghargai, (b) Konsentrasi/kesungguhan, (c) Kritis, (d) Penalaran. Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yang sudah ditentukan



22



BAB III PENUTUP 3.3 Kesimpulan Menyimak dalam pembelajaran bahasa Indonesia merupakan proses pembelajaran yang penting, karena menyimak merupakan keterampilan berbahasa pertama sebelum berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan ini harus dikuasai sebelum tiga keterampilan berbahasa lainnya. Menyimak merupakan ragam lisan yang bersifat reseptif. Menyimak Apresiatif berdasarkan jenis kegiatan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu kegiatan menyimak berita, menyimak wawancara, menyimak dongeng, menyimak laporan perjalanan, menyimak pidato, dan menyimak dialog. 3.4 Saran Dengan demikian, kami sebagai penulis makalah ini meminta saran dan kritik karna masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar teman-teman yang membaca ataupun Dosen yang telah membimbing dapat memberikan masukan demi kesempurnaan Makalah kami yang berjudul “Ruang Lingkup Menyimak Berdasarkan Jenis Kegiatan"



23



DAFTAR PUSTAKA



Hijriah, Umi.2016. Menyimak Strategi Dan Implikasinya Dalam Kemahiran Bersama (hlm.133-140). Lampung: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Raden Intan Lampung. Laia. Askarman.(2020). Menyimak Efektif. Banyumas: Lutfi Gilang. Khabibah, N. (2019, May 18). Menyimak Berita dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. https://doi.org/10.31227/osf.io/mzws4 Dwiwarna, SMA.(2021). “5 Kegunaan dan Manfaat Berita bagi Pelajar”. https://www.smadwiwarna.sch.id/manfaat-berita-bagi-pelajar/, diakses pada 11 September 2022. Kusuma, A. R. (2019, May 17). Penerapan Keterampilan Berbicara Dalam Pidato. https://doi.org/10.31227/osf.io/cdufz Kurniasih, Wida. 2021. "Pidato: Pengertian, Tujuan, Jenis-jenis dan Struktur Teks Pidato", https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pidato/, diakses pada 10 September pukul 21.24 Adytya, Billy.2020. ”Unsur-unsur Berita", https://m.merdeka.com/trending/6-unsurunsur-berita-lengkap-dengan-pengertian-beserta-contohnya.html, diakses pada 10 September pukul 18.20 Santosa, Agung. 2021. "Unsur-unsur Wawancara", https://review.bukalapak.com/finance/unsur-dalam-wawancara-115433, diakses pada 10 September pukul 19.55 Yuda, Alfi. 2021. "Pengertian, Bentuk, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Tips Melakukan Wawancara yang Baik", https://www.bola.com/ragam/read/4506307/pengertian-bentukjenis-tujuan-fungsi-dan-tips-melakukan-wawancara-yang-baik, diakses pada 10 September pukul 19.43 Raras, H. (2019, May 18). KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PIDATO. https://doi.org/10.31227/osf.io/hzk2v Dwy Safika, Novi. 2019. "Keterampilan Menyimak Wawancara Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia" (hlm. 2). Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta



24