11 0 222 KB
KEPERAWATAN KRITIS: ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA SYOK SEPSIS
OLEH KELOMPOK 3 : Dexkri Alwaref Kamelianti Mutiara Kamajaya Nurul Pratiwi Puti Awaliyah Ressa Novihendri Vanadia Rahayu Putri
Dosen pengajar: Ns. Lola Despitasari, M.Kep
4B S1 KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN AJARAN 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Segala ucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya beserta segala kemudahan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keperawatan Kritis: Asuhan Keperawatan Kritis Pada Syok Sepsis” dengan sebaik mungkin dan insya Allah bermanfaat bagi semua pembaca. Dalam proses penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapatkan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu penyusunan tugas ini. Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “Keperawatan Kritis” ini, tim penulis menyadari bahwa makalah penuh dengan kekurangan, tak ada gading yang tak retak oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengan penuh harapan semoga karya kecil ini bermanfaat juga menambah wawasan bagi pembaca. Amin yaa rabbal ‘alamin.
Payakumbuh, 24 Oktober 2020
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................................2 DAFTAR ISI.....................................................................................................................3 BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................................5 A. Latar Belakang..........................................................................................................5 B. Tujuan.......................................................................................................................6 BAB II : KONSEP DASAR PENYAKIT.........................................................................7 A. Defenisi.....................................................................................................................7 B. Etiologi......................................................................................................................7 C. Patofisiologi..............................................................................................................8 D. Klasifikasi...............................................................................................................10 E. Menifestasi Klinis...................................................................................................11 F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................12 G. Penatalaksanaan......................................................................................................13 H. Komplikasi..............................................................................................................14 BAB III : KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN..........................................16 A. Pengkajian..............................................................................................................16 B. Diagnosa.................................................................................................................19 C. Intervensi................................................................................................................20 D. Implementasi..........................................................................................................24 E. Evaluasi...................................................................................................................24 BAB IV : STUDY KASUS.............................................................................................26 A. Kasus......................................................................................................................26 B. Pengkajian...............................................................................................................26 C. Analisa Data............................................................................................................31
3
D. Diagnosa.................................................................................................................33 E. Intervensi.................................................................................................................34 F. Implementasi dan Evaluasi......................................................................................40 BAB V : PENUTUP........................................................................................................46 A. Kesimpulan.............................................................................................................46 B. Saran.......................................................................................................................46 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................47
4
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sepsis adalah suatu keadaan inflamasi sistemik tubuh berat karena respon hiperinflamasi tidak terkontrol yang merupakan bentuk respon terhadap invasi patogen. Sepsis banyak ditemukan pada pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) dengan variabilitas outcome yang tinggi. Pasien sepsis dapat meninggal karena progresi penyakit menjadi sepsis berat yang berlanjut menjadi syok septik ataupun karena terjadinya multiple organ failure (MOF) yang disertai menurunnya imunitas. Insiden sepsis di negara berkembang cukup tinggi yaitu 2-18 per 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian sebesar 12-68 %, sedangkan di negara maju angka kematian sepsis berkisar antara 3 per 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian 10%. Di Indonesia angka kejadian sepsis masih tinggi sampai 30.29% dengan angka kematian 11.56-49%. Tingkat mortalitas sepsis berat berkisar antara 15%-40%, dan tingkat mortalitas karena syok septik berkisar antara 20%-72%. Sepsis disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus, namun bakteri masih menjadi penyebab utama. Sepsis sering terjadi di rumah sakit misalnya pada pasien paska operasi, pasien dengan ventilator di Intensive Care Unit (ICU) atau penggunaan kateter pada geriatri. Pengobatan medis kedokteran seringkali menyebabkan sistem kekebalan tubuh pasien lemah (compromissed) misalnya kemoterapi untuk kanker, steroid untuk imflamasi. Diagnosis sepsis memerlukan dugaan yang tinggi, pengambilan riwayat medis yang cermat, pemeriksaan fisik, uji laboratorium yang sesuai. Pemeriksaan hematologi (darah lengkap) adalah tes hematologi khusus yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis, menunjang diagnosis, membantu diagnosis banding, memantau perjalanan penyakit, menilai beratnya penyakit, dan menentukan prognosis. Kultur darah pada sampel pasien sepsis
5
harus dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri yang terdapat dalam darah agar pengobatan dapat ditangani dengan cepat serta pemberian antibiotik yang tepat. Sepsis apabila tidak ditangani dengan cepat akan menyebabkan syok septik. Syok septik adalah diagnosa klinik yang ditandai dengan sindroma sepsis yang disertai dengan hipotensi (tekanan darah turun 3 detik
-
Pupil unisokor
-
Akrad
dingin
laju
metabolisme
dan
pucat Ds :
32
-
Pasien
mengeluh
nafas cepat dan lemah 5.
Do: -
Nyeri akut
Nyeri
tekan
agen pencidera fisik
pada
abdomen -
Edema ektermitas
Ds : -
Pasien
mengatakan
pernah operasi luka tembus abdomen
D. Diagnosa 1. Pola nafas tidak efektif b.d kelemahan otot pernafasan. 2. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi perfusi. 3. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload. 4. Hipotermia b.d penurunan laju metabolisme. 5. Nyeri akut b.d agen pencidera fisik.
33
E. Intervensi No 1.
DiagnosaKeperawatan
SLKI
SIKI
(SDKI) Pola nafas tidak efektif Pola nafas
Manajemen jalan nafas
b.d ketidakseimbangan Kriteri hasil :
Tindakan :
antara
Observasi
suplai
dan
-
Dispnea menurun (5)
kebutuhan O2 , edema
-
Penggunaaan
paru -
otot
-
Monitor pola nafas
bantu nafas menurun
-
Monitor bunyi nafas tambahan
(5)
-
Monitor sputum
Pemanjangan
fase Terapeutik
ekspirasi menurun (5) -
Frekuensi
-
nafas
Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt dan chin
membaik (5)
lift -
Posisikan semi fowler atau fowler
-
Berikan minum hangat
-
Lakuka penghisapan lendir
-
Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan -
Berikan oksigen jika perlu
Edukasi -
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
-
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi -
Kolaborasikan bronchodilator,
2.
Gangguan gas
b.d
seimbangan perfusi
pertukaran Pertukaran gas ketidak Kriteria hasil : ventilasi
-
Dispnea menurun (5)
-
Bunyi nafas tambahan
pemberian ekspektoran,
mukolitik, jika perlu Terapi oksigen Tindakan : Observasi -
Monitor
kecepatan
34
aliran
menurun (5) -
Ph arteri membaik (5)
oksigen -
Momitor posisi alat
terapi
oksigen -
Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberikan cukup
-
Monitorefektifitas
terapi
oksigen -
Monitor hidung
integrites akibat
mukosa
pemasangan
oksigen Terapeutik -
Bersihkan seksret pada mulut, hidung dan trakea
-
Pertahankan kepatenan jalan nafas
-
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
-
Berikan oksigen tambahan jika perlu
-
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi -
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi -
Kolaborasi
penentuan
dosis
oksigen -
Kolaborasi
penggunaan
oksigen saat aktivitas dan atau
35
3.
Penurunan
tidur Perawatan jantung
curah Curah jantung
jantung b.d perubahan Kriteria hasil : afterload
-
Tindakan :
Kekuatan nadi perifer Obeservasi meningkat (5)
-
Identifikasi
-
Palpitasi menurun (5)
promer
-
Edema menurun (5)
jantung
-
Dispnea menurun (5)
-
Tekanan
-
darah
gejala
penurunan
curah
Identifikasi sekunder
membaik (5)
tanda
tanda
gelaja
penurunan
curah
jantung -
Monitor tekanan darah
-
Monitor intake dan output cairan
-
Monitor saturasi oksigen
-
Monitor ekg 12 sadapan
-
Monitor aritmia
-
Monitor
nilai
laboratorium
jantung -
Perikasa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktifitas
Terapeutik -
Berikan diet jantung yang sesuai
-
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
-
Berikan dukungan emosional dan spiritual
-
Berikan
oksigen
mempertahankan
untuk saturasi
oksegen lebih 94% Edukasi -
Anjurkanberaktifitas 36
fisik
sesuai toleransi -
Anjurkan
beraktifitas
fisik
secara bertahap -
Anjurkan berhenti meroket
-
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harien
Kolaborasi -
Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika perlu 4.
Rujuk ke program rehabilitasi
Hipotermia
b.d Termoregulasi
jantung Manajemen hipotermi
penurunan
laju Kriteria hasil :
Tindakan :
metabolisme
-
Kulit
memerah Obeservasi
menurun (5) -
Vasokontriksi
perifer
-
Monitor suhu tubuh
-
Identifikasi
menurun (5)
hipotermi
-
Takikardi menurun (5)
-
Suhu tubuh membaik (5)
-
Monitor
tanda
dan
gejala
akibat hipotermi Terapeutik
-
Suhu kulit membaik (5)
-
Pengisian
-
kapiler
membaik (5) -
penyebab
Tekanan
darah
membaik (5)
Sediakan
lingkungan
yang
hangat -
Lakukan penghangatan pasif
-
Lalukan penghangatan aktif
-
Lakukan penghangatan aktif internal
Perfusi prifer
Edukasi
Kriteria hasil : -
Denyut
nadi
perifer
Anjurkan makan dan minum hangat
meningkat (5) -
Warna
kulit
menurun (5)
pucat Perawatan sirkulasi Tindakan : 37
-
Edema perifer menurun Obeservasi (5)
-
Kelemahan
otot
-
Periksa sirkulasi perifer
-
Identifikasi
menurun (5) -
faktor
resikogangguan sirkulasi
Akral membaik (5)
-
Monitor kemerhan,nyeri, atau bengkak pada ekstermitas
Terapeutik -
Lakukan pencegahan infeksi
-
Lakukan hidrasi
Edukasi -
Anjurkan berolahraga rutin
-
Anjurkan
melakukan
perawatan kulit yang tepat -
Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
5.
Informasikan tanda dan gejala
Nyeri akut b.d agen Tingkat nyeri
darurat yang harus dilaporkan. Manajemen nyeri
pencidera fisik
Tindakan :
Kriteria hasil : -
Keluhan nyeri menurun Observasi (5)
-
Edentifikasi
lokasi,
-
Meringis menurun (5)
karakteristik, durasi, frekuensi,
-
Sikap
kualitas, intensitas nyeri
protektif
menurun (5)
-
Identifikasi skala nyeri
-
Gelisah menurun (5)
-
Identifikasi respon nyeri non
-
Kesulitan
tidur
menurun (5) -
Frekuensi
verbal -
nadi
Identifikasi
faktor
memperberat
membaik (5)
dan
memperingan nyeri -
Monitor
efek
samping
penggunaan analgetik Terapeutik -
Berikan
teknik 38
non
farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri -
Kontrol
lingkungan
yang
memperberat rasa nyeri -
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi -
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
-
Jelaskan strategi meredakan nyeri
-
Anjurkan
memonitor
nyeri
secara mandiri -
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat -
Ajarkan
teknik
non
farmakologi untuk mengurangi nyeri Kolaborasi -
Kolaborasi
pemberian
analgesik, jika perlu
39
F. Implementasi dan Evaluasi No
Diagnosa
Hari /
Implementasi
Evaluasi
Ttd
tanggal / jam 1.
Pola
nafas
efektif kelemahan
tidak
Sabtu / 24
b.d oct / 09.00 otot
pagi
Manajemen jalan nafas :
S
-
Memonitor pola nafas
-
Memonitor bunyi nafas
pernafasan.
Memonitor sputum
-
Mempertahankan kepatenan
nafas Kel.3
O : frekuensi nafas mulai teratur A : masalah tratasi
jalan
nafas
dengan head tilt dan chin lift -
Pasien
dengan teratur
tambahan -
:
Memposisikan
semi
P
:
intervensi
dilanjutkan jika pasien belum pulih
fowler atau fowler -
Memberikan
minum
hangat -
Melakukan
penghisapan
lendir -
Melakukan hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan -
Memberikan oksigen jika perlu
-
Menganjurkan
asupan
cairan 2000 ml/hari -
Mengajarkan teknik batuk efektif
-
Berkolaborasikan pemberian bronchodilator, ekspektoran,
mukolitik,
jika perlu 40
2.
Gangguan
Sabtu / 24
pertukaran gas b.d oct / 09.00 ketidak seimbangan ventilasi perfusi.
Terapi oksigen : -
pagi
S
Memonitor Memomitor
posisi
alat
Memonitor aliran oksigen secara
fraksi
yang
diberikan cukup -
Memonitor
efektifitas
terapi oksigen -
Memonitor mukosa
dengan
O
:
AGD
pasein
kembali normal
dan A : masalah teratasi
periodik
pastikan
sudah Kel.3
teratur
terapi oksigen -
pasien
kecepatan bernafas
aliran oksigen -
:
P
:
intervensi
dilanjutkan jika pasien belum pulih
integrites
hidung
akibat
pemasangan oksigen -
Membersihkan
seksret
pada mulut, hidung dan trakea -
Mempertahankan kepatenan jalan nafas
-
Menyiapkan
dan
atur
peralatan
pemberian
oksigen -
Memberikan
oksigen
tambahan jika perlu -
Menggunakan oksigen
yang
perangkat sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien -
Mengajarkan pasien dan keluarga
cara
menggunakan oksigen di rumah
41
-
Berkolaborasi
penentuan
dosis oksigen -
Berkolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan
3.
Penurunan jantung
curah
Sabtu / 24
b.d oct / 09.00
perubahan afterload.
atau tidur Perawatan jantung : -
pagi
S : nadi pasien kembali Kel.3
Mengidentifikasi
tanda normal
gejala promer penurunan curah jantung -
Mengidentifikasi
tanda
gelaja sekunder penurunan
tekanan darah kembali normal A : masalah teratasi
curah jantung -
Memonitor tekanan darah
-
Memonitor
intake
dan
output cairan -
O : frekuensi nadi dan
Memonitor
saturasi
P
:
intervensi
dilanjutkan jika pasien belum pulih
oksigen -
Memonitor
ekg
12
sadapan -
Memonitor aritmia
-
Memonitor
nilai
laboratorium jantung -
Memperikasa
tekanan
darah dan frekuensi nadi sebelum
dan
sesudah
aktifitas -
Memberikan diet jantung yang sesuai
-
Memberikan
terapi
relaksasi
untuk
mengurangi stress -
Memberikan
dukungan
emosional dan spiritual 42
-
Memberikan untuk saturasi
oksigen
mempertahankan oksegen
lebih
94% -
Menganjurkanberaktifitas fisik sesuai toleransi
-
Menganjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
-
Menganjurkan
berhenti
meroket -
Mengajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harien
-
Berkolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
4.
Hipotermia
b.d
penurunan
laju oct / 09.00
metabolisme.
Sabtu / 24 pagi
Merujuk
ke
program
rehabilitasi jantung Manajemen hipotermi : -
Memonitor suhu tubuh
-
Mengidentifikasi
S : pasien sudah tidak Kel.3 lemah lagi O : akral pasien tidak
penyebab hipotermi -
Memonitor
tanda
dan
gejala akibat hipotermi -
Melakukan penghangatan pasif
-
kembali normal
Menyediakan lingkungan A : masalah teratasi yang hangat
-
dingin dan suhu pasien
Malakukan penghangatan
P
:
intervensi
dilanjutkan jika pasien kambuh
aktif -
Melakukan penghangatan aktif internal
-
Menganjurkan makan dan minum hangat 43
Perawatan sirkulasi : -
Memeriksa
sirkulasi
perifer -
Mengidentifikasi
faktor
resikogangguan sirkulasi -
Memonitor kemerhan,nyeri,
atau
bengkak pada ekstermitas -
Melakukan
pencegahan
infeksi -
Melakukan hidrasi
-
Menganjurkan berolahraga rutin
-
Menganjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
-
Ajarkan
program
untuk
diet
memperbaiki
sirkulasi -
Menginformasikan tanda dan gejala darurat yang
5.
Nyeri akut b.d agen
Sabtu / 24
pencidera fisik.
oct / 09.00
harus dilaporkan. Manajemen nyeri -
pagi
S : pasein tidak nyeri Kel.3
Mengidentifikasi
lokasi, tekan abdomen lagi
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
kualitas,
intensitas nyeri -
Mengidentifikasi
skala
Mengidentifikasi
respon
nyeri non verbal -
Mengidentifikasi memperberat
abdomen tidak tegang lagi A : masalah teratasi
nyeri -
O : edem tidak ada dan
faktor dan
P
:
intervensi
dilanjutkan jika pasien kambuh
44
memperingan nyeri -
Memonitor efek samping penggunaan analgetik
-
Memberikan teknik non farmakologi
untuk
mengurangi rasa nyeri -
Mengontrol
lingkungan
yang memperberat rasa nyeri -
Memfasilitasi istirahat dan tidur
-
Menjelaskan
penyebab,
periode, dan pemicu nyeri -
Menjelaskan
strategi
meredakan nyeri -
Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
-
Menganjurkan menggunakan
analgetik
secara tepat -
Mengajarkan teknik non farmakologi
untuk
mengurangi nyeri -
Berkolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
45
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan Diagnosis sepsis memerlukan dugaan yang tinggi, pengambilan riwayat medis yang cermat, pemeriksaan fisik, uji laboratorium yang sesuai. Pemeriksaan hematologi (darah lengkap) adalah tes hematologi khusus yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis, menunjang diagnosis, membantu diagnosis banding, memantau perjalanan penyakit, menilai beratnya penyakit, dan menentukan prognosis. Kultur darah pada sampel pasien sepsis harus dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri yang terdapat dalam darah agar pengobatan dapat ditangani dengan cepat serta pemberian antibiotik yang tepat. Sepsis apabila tidak ditangani dengan cepat akan menyebabkan syok septik. Syok septik adalah diagnosa klinik yang ditandai dengan sindroma sepsis yang disertai dengan hipotensi (tekanan darah turun