4 0 458 KB
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS USAHA TERNAK UNGGAS Produksi dan Manajemen Ternak Unggas Komersil
Disusun Oleh : Kelompok 1 Kelas D
Insy Sabina Mira Alfiana Endang Ervina Hepia Rahmadita Gilang Mulya Putra Faiz Faisal Azhar Adinda Deaniva Imani
200110200032 200110200034 200110200034 200110200034 200110200034 200110200056 200110200068
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2022
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2 PENDAHULUAN .................................................................................................. 3 1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2
Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
1.3
Tujuan ....................................................................................................... 4
HASIL PENGAMATAN ........................................................................................ 5 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 9 3.1
Pengertian ................................................................................................. 9
3.1.1
Pola Mandiri ...................................................................................... 9
3.1.2
Pola Kontrak Harga ........................................................................... 9
3.1.3
Pola Makloon .................................................................................... 9
3.2
Kelebihan dan Kekurangan .................................................................... 10
3.2.1
Pola Mandiri .................................................................................... 10
3.2.2
Pola Kontrak Harga ......................................................................... 10
3.2.3
Pola Makloon .................................................................................. 11
3.3
Pengertian FCR dan IP ........................................................................... 11
3.3.1
Feed Convertion Ratio (FCR) ......................................................... 11
3.3.2
Indeks Performans/ Performance Index (IP) ................................... 12
KESIMPULAN ..................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14 LAMPIRAN .......................................................................................................... 15
2
I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan sector peternakan dipengaruhi oleh tingkat konsumsi
masyarakat Indonesia yang cukup tinnggi dan mengakibatkan permintaan dalam negeri meningkat. Peternakan ayam broiler adalam usaha ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan. ayam broiler memiliki harga terjangkau dibandingkan dengan ayam buras. Selain harganya yang terjangkau, budidaya peternakan ayam broiler juga tidak membutuhkan waktu
lama untuk panen
sehingga keuntungan yang dirasakan peternak adalah laju perputaran modalnya sangat cepat. Biaya yang dikeluarkan selama pemeliharaan akan cepat kembali. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi peternak untuk terjun dalam usaha peternakan ayam broiler. Usaha peternakan ayam broiler yang berkembang di masyarakat kini terbagi menjadi dua pola usaha yakni pola usaha kemitraan dan pola mandiri. Pola mandiri berarti melakukan usahanya secara swadaya dimana modal dan proses budidaya seluruhnya ditanggung oleh peternak. Pola kemitraan dimaksudkan untuk memberikan kepastian kepada dua pihak yakni pengusaha dan peternak itu sendiri. Pengusaha dapat memiliki kepastian atas imbal hasil terhadap curahan modal yang dikeluarkan. Sedangkan peternak dapat memiliki kepastian atas pasokan sarana produksi dan pemasaran hasil ketika melakukan panen (Sirajuddin et al., 2015). Menurut Tamaluddin (2014) pola kemitraan usaha ayam broiler yang berkembang di Indonesia terdiri atas pola sistem kontrak, sistem bagi hasil, dan system makloon. Adanya dua pola usaha yang berkembang, menjadi pertimbangan bagi peternak untuk memilih pola usaha paling menguntungkan. Terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan peternak seperti pola manakah yang mampu menghasilkan pendapatan lebih besar mengingat usaha di bidang peternakan ayam broiler juga memiliki banyak tantangan, salah satunya adalah tantangan dalam menghadapi risiko fluktuasi harga, harga DOC, harga pakan yang berdampak
3
langsung pada keuntungan peternak (Suwarta et al., 2012). Dalam skala produksi tinggi pola mandiri lebih menguntungkan namun apabila terdapat risiko ditanggung oleh peternak mandiri. Pada pola kemitraan, risiko ditanggung oleh kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan. Pembagian keuntungan, dihitung dari hasil penjualan ayam sesuai harga pasar dikurangi biaya yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak. 1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang diangkat adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan pola usaha ayam broiler? 2. Apa saja jenis-jenis pola usaha ayam broiler? 3. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari jenis pola kemitraan kontrak harga? 4. Bagaimana perbandingan tingkat keuntungan yang dilakukan secara pola kemitraan dan pola mandiri 1.3
Tujuan
Tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui pengertian pola usaha ayam broiler. 2. Untuk mengetahui jenis jenis pola usaha ayam broiler. 3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari jenis pola kemitraan kontrak harga. 4. Untuk menganalisis kelembagaan usaha ternak ayam ras pedaging dan membandingkan tingkat keuntungan usaha ternak ayam ras pedaging yang dilakukan secara pola kemitraan dan secara pola mandiri.
4
II HASIL PENGAMATAN 2.1
Pola Kontrak Harga Bila saudara diberi sejumlah modal untuk beternak ayam broiler dengan
populasi 10.000 ekor, dipelihara pada 4 kandang yang mulai tanggal 2 Oktober 2020. Dikarenakan satu kandang ayamnya sakit sehingga dipanen lebih cepat pada tanggal 28 Oktober sebanyak 2000 ekor dengan bobot rataan 1,35 kg dan sisanya 7300 ekor dipanen pada tanggal 4 November 2020 dengan rataan bobot badan 1,65 kg, dan menghabiskan menghabiskan pakan 23.500 kg. Harga dilihat di Slide sebelumnya berdasarkan pola yg dipilih, kecuali harga jual ayam hidup saat panen Rp 10.000 per kg (ayam sakit) termasuk untuk pola kontrak harga dan mandiri dan Rp 13.500 per kg (Ayam sehat) untuk mandiri, Feeses : 50 sac per 1000 ekor. Silahkan hitung berapa FCR dan IP, serta pilih salah satu model usaha yang saudara minati (Pola mandiri, kontrak harga atau sistem makloon) Nama Peternak
: Kelompok 1
Periode
: 02 Oktober – 04 November 2020
Jumlah DOC
: 10.000 ekor
Kandang 1
: 2.000 ekor
Bobot rataan
: 1,35 kg
Kandang 2-4
: 7.300 ekor
Bobot rataan
: 1,65 kg
Ayam terpanen
: 9.300 ekor
Persen ayam hidup
: 93%
Berat rata-rata
: 1,585484 kg
5
Umur panen Kandang 1
: 27 hari
Kandang 2-4
: 34 hari
Rata-rata
: 32,4946
Kematian
: 700 ekor
Total jumlah ayam
: 10.000 ekor
Feed intake Habis pakan
: 23.500 kg
Habis pakan/ekor
: 2,35 kg
FCR
: 23.500 / 9.300 x 1,585484 = 1,593761
Ayam sehat
: Rp. 13.500
Ayam sakit
: Rp. 10.000
IP
: 1,585484 x 93 x 100 / 32,4946 x 1,593761 = 284,7149
Ketentuan Kontrak Harga 1. Harga DOC
: Rp. 4.500
2. Harga Pakan
: Rp. 7.600 per kg
3. Harga Garansi Ayam Hidup
: Bobot < 1,0 – 1,29 kg
Bobot 1,30 – 1,59
= Rp. 18.500
Bobot 1,60 – 1,79
= Rp. 18.300
Bobot > 1,80
= Rp. 18.000
4. Biaya Obat-obatan
= Rp. 19.600
: Rp. 300 per ekor
6
5. Biaya Tenaga Kerja
: Rp. 400 per ekor
6. Biaya Sewa Kandang
: Rp 400 per ekor
7. Biaya Operasional
: Rp. 500 per ekor
Catatan : Harga Garansi = Bila harga ayam dipasaran lebih rendah dari harga kontrak, maka berlaku harga kontrak. Sebaliknya bila harga dipasaran lebih tinggi dari harga kontrak maka selisih harganya 10-30% diberikan kepada peternak. Input : -
Bibit/DOC
: 10.000 e x Rp. 4.500
= Rp. 45.000.000,00
-
Pakan
: 10.000 e x 2,35 x Rp. 7.600
= Rp. 178.600.000,00
-
Obat-obatan
: 10.000 e x Rp. 300
= Rp. 3.000.000,00
-
Sewa kandang : 10.000 e x Rp. 400
= Rp. 4.000.000,00
-
Tenaga kerja
= Rp. 4.000.000,00
-
Biaya operasional : 10.000 e x Rp. 500
: 10.000 e x Rp. 400
Total
= Rp. 5.000.000,00 Rp. 239.600.000,00
Output : -
Daging
= (10.000 x 2.000) + (13.500 x 7.300) x 1,585484 = Rp. 187.959.112,90
-
Pupuk/ feeces
= 50 x 4.000 x 10 = Rp. 2.000.000,00
Total
= Rp. 189.959.113,00
7
Pendapatan Usaha = Output – Input = Rp.189.959.113,00 - Rp. 239.600.000,00 = - Rp. 49.640.887 per periode = - Rp. 4.964,09 per ekor
8
III PEMBAHASAN 3.1
Pengertian Terdapat tiga sistem pola usaha ternak broiler yang berkembang di masyarakat,
yaitu pola mandiri, pola kontrak harga dan pola makloon. 3.1.1
Pola Mandiri
Pola mandiri adalah pola sistem usaha beternak dengan modal sepenuhnya ditanggung oleh peternak. Peternak menyediakan kandang, peralatan, tenaga kerja dan sarana produksi ternak (DOC, pakan serta OVK ) serta memasarkan sendiri ternaknya baik ternak hidup maupun dalam bentuk daging potong. 3.1.2
Pola Kontrak Harga Pola kontrak harga adalah pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha
dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. 3.1.3
Pola Makloon Pola makloon disebut juga sistem manajemen fee. Konsep pola makloon
Konsep sistem maklun adalah kerjasama antara inti dan plasma dimana inti menyediakan sapronak dan plasma menyediakan kandang, bahan operasional pemeliharaan dan tenaga kerja. Besar kecilnya keuntungan bagi mitra dibayar berdasarkan IP (Indeks Produksi) yang ditetapkan oleh inti yang dihitung per ekor ayam yang terpanen.
9
3.2
Kelebihan dan Kekurangan
3.2.1
Pola Mandiri Kelebihan
-
-
Kekurangan
Lebih maksimal karena harga
-
Peternak
sepenuhnya
sapronak bisa lebih murah,
menanggung resiko usaha (ayam
Peternak bebas memilih jenis
sakit dan harga panen murah).
sapronak yang diinginkan seperti strain DOC -
Merek pakan, dan OVK sehingga kualitasnya juga lebih terjamin (tergantung kondisi permodalan).
-
Serta
bisa
membangun
jiwa
entrepreneurship peternak (berani mengambil resiko)
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pola mandiri yaitu diantaranya : a. Kekuatan modal sebelum memutuskan beternak broiler dengan pola mandiri, modal harus dipersipakan terlebih dahulu. b. Keterampilan beternak c. Kemampuan memasarkan d. Jaringan bisnis 3.2.2
Pola Kontrak Harga Kelebihan
-
Kekurangan
Pola ini ditandai dengan adanya
-
Berkurangnya
nilai
–
nilai
kesepakatan mengenaia kontrak
kemitraan antara kedua belah
bersama
pihak, dan kontrol kualitas produk
serta
pemasaran produk.
terjaminnya
ketat, tetapi tidak diimbangin
10
perusahaan / inti menyediakan
dengan sistem pembayaran yang
DOC, pakan, obat – obatan dan
tepat.
jaminan hasil pemasaran hasil. 3.2.3
Pola Makloon Kelebihan
-
Peternak
plasma
Kekurangan tidak
-
Keuntungan bisa dibilang sangat
menanggung kerugian sama sekali
tipis bahkan bisa rugi operasional
(tidak wajib membayar hutang)
jika IP yang dihasilkan dibawah
kecuali kerugian yang diakibatkan
standar.
oleh biaya operasional yang telah dikeluarkan. -
Peternak menerima upah kerja atas ayam yang dipelihara dari pihak inti dan berhak atas pupuk dan karung pakan
-
Prestasi peternak dihargai dengan bonus (Mortalitas FCR dan IP)
3.3
Pengertian FCR dan IP
3.3.1
Feed Convertion Ratio (FCR) FCR atau feed convertion pakan digunakan untuk menghitung konversi
pakan. FCR sendiri merupakan jumlah berat pakan yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram berat hidu0 ayam. Semakin kecil nilai FCR maka semakin baik, artinya penyerapan nutrisi lebih baik dan konversi pakan menjadi daging pun lebih optimal. Idealnya, dari satu kilogram pakan akan menghasilkan satu kilogram atau lebih berat badan (FCR >1), namun hal tersebut pada kenyataannya jarang terjadi. Pada ayam ras pedaging oleh banyak pembibit
11
menetapkan target FCR = 1 maksimal dapat dicapai sebelum ayam berumur 2 minggu (FCR dua minggu ± 1,047-1,071). Setelahnya, FCR akan naik sesuai umur dan pertumbuhan ayam. Jika nilai FCR lebih besar dibandingkan standar maka mengindikasikan adanya pemborosan pakan karena tidak maksimalnya manfaat pakan terhadap pertambahan berat badan ayam. Hal tersebut dapat disebabkan dikarenakan stress pada ayam, saat ayam stress glukosa yang ada di dalam tubuh diubah menjadi glukosa dan digunakan untuk menekan stress sehingga hanya sedikit energi yang diarahkan untuk pertumbuhan bobot badan. 3.3.2
Indeks Performans/ Performance Index (IP) Indeks performans adalah perhitungan indikator keberhasilan dalam
budidaya ayam broiler. Agar usahanya efiesien, seorang pengusaha peternakan harus mencapai IP yang optimal. Nilai IP yang optimal itu berkisar antara 300-350, semakin besar nilai IP maka semakin baik juga performa pemeliharaan ayam dan semakin efesien juga penggunaan pakan. Nilai IP sendiri dihitung berdasarkan bobot panen, FCR, umur panen, dan jumlah or3sentase ayam yang hidup selama pemeliharaan.
12
IV KESIMPULAN Terdapat tiga sistem pola usaha ternak broiler yang berkembang di masyarakat, yaitu pola mandiri, pola kontrak harga dan pola makloon. Kontrak Harga Pola kontrak harga adalah pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. Kelebihan dan Kekurangan Pola Mandiri Kelebihan Kekurangan Lebih maksimal karena harga sapronak bisa lebih murah, Peternak bebas memilih jenis sapronak yang diinginkan seperti strain DOC Merek pakan, dan OVK sehingga kualitasnya juga lebih terjamin (tergantung kondisi permodalan). Peternak menerima upah kerja atas ayam yang dipelihara dari pihak inti dan berhak atas pupuk dan karung pakan Prestasi peternak dihargai dengan bonus (Mortalitas FCR dan IP) Nilai IP yang optimal itu berkisar antara 300-350, semakin besar nilai IP maka semakin baik juga performa pemeliharaan ayam dan semakin efesien juga penggunaan pakan.
13
DAFTAR PUSTAKA Affan, Jasuli. 2014. Analisis Pola Kemitraan Petani Kapas dengan PT. Nusafarm Terhadap Pendapatan Usahatani Kapas di Kabupaten Situbondo. Fakultas Pertanan. Universitas Jember. Jember Andel. 2018. Analisis Pendapatan Pedagang Ayam Broiler (Bakul) Yang Bermitra Dengan Perusahaan Peternakan Di Kota Kendari. Universitas Halu Oleo. Kendari. Badan Pusat Statistik. 2017. Profil Pangan dan Pertanian. diakses 4 Oktober 2018. Cepriadi. 2010. Analisis Perbandingan Pola Kerjasama Kemitraan Peternak Ayam Broiler di Kota Pekanbaru. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Riau David, M. 2013. Analisis Resiko Produksi pada Peternakan Ayam Brolier di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agrbisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Sirajuddin, S. N., Aminawar, M., Rohani, S., Lestari1, V. S., Siregar1, A. R., & T.Aryanto. (2015). Analisis Kontrak Sistem Kemitraan Ayam Ras Pedaging dan Kaitannya dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. JTIP, 2, 79– 84. Suwarta, Irham, & S, H. (2012). Struktur Biaya dan Pendapatan Ternak Ayam Broiler di Kabupaten Sumedang. AGRIKA, 6(3), 66–85. Tamaluddin, F. (2014). Panduan Lengkap Ayam Broiler. Tasikmalaya : Penebar Swadaya.
14
LAMPIRAN Nama Insy Sabina Mira Alfiana Endang Ervina Hepia Rahmadita
NPM 200110200032 200110200034 200110200035 200110200036
Gilang Mulya Putra
200110200037
Faiz Faizal Azhar Adinda Deaniva Imani
200110200056 200110200068
Keterangan Pembahasan Hasil Pengamatan Kesimpulan Pendahuluam Edit Makalah, Finishing (Dafus, Daftar Isi, Cover) Lampiran Pembahasan
15