Kelompok 1 - Mab C1 - PHP Pertemuan 10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM MK. PEMASARAN HASIL PERTANIAN TOPIK: Pendekatan Fungsi Pemasaran Komoditas Pertanian Oleh: Afalini Fatikha Fatharani (J3J119005), Aneli Zhulfah (J3J119021), Anis Qusayiriah (J3J119025), Farah Apriliyanti (J3J119088), Novi Alista (J3J119194), Arsyad Kaffa Muhammad (J3J219337) PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS, SEKOLAH VOKASI, INSTITUT PERTANIAN BOGOR



Kelas Praktikum : C (P1) Nama Dosen Praktikum : Khoirul Aziz Husyairi S.E., M.Si Hari Tanggal Praktikum : Rabu, 14 April 2021



Nilai



1. Pasar Monopsoni (Komoditas: Ayam Broiler) Pasar monopsoni adalah salah bentuk pasar yang hanya memiliki satu pembeli atau pembeli tunggal. Lembaga pemasaran yang berada di pasar monopsoni akan mempengaruhi harga dengan menaikkan atau menurunkan faktor produksi yang akan dibeli. Pasar monoposi terjadi dikarenakan pengaruh letak geografis dan barang yang diperjual belikan lebih spesifik. Dalam pasar monopsoni pembeli sebagai price settersedangkan penjual sebagai price taker. a) Ciri-ciri: 1. Hanya ada satu pembeli sehingga tidak memungkinkan terjadinya persaingan usaha. 2. Pembeli adalah setter price yang menentukan harga produk sepenuhnya. 3. Penjual hanya bertindak sebagai price taker, sehingga keuntungan yang diperoleh ditentukan oleh pembeli. b) Penentuan harga Pada struktur pasar monopsoni perusahaan sebagai price maker, jika diasumsikan produk yang dijual peternak merupakan faktor produksi dari perusahaan monopsoni, Perusahaan Inti dalam hal ini adalah PT. Ciomas Adisatwa merupakan pihak yang menentukan prosedur, harga dan waktu panen, sedangkan peternak hanya menjalankan sesuai aturan atau prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan inti (PT. Ciomas Adisatwa). Melalui kemitraan dengan PT. Ciomas Adisatwa, para peternak ayam potong di Jawa Tengah dan DIY dilarang menjual hasil panen atau ayam potongnya kepada pihak luar selain perusahaan inti dengan harga yang sudah ditetapkan dalam kontrak sebelum kegiatan budidaya dilakukan



c) Kurva:



Jadi, untuk mendapatkan keuntungan maksimum pengusaha monopsoni akan membeli dan mempergunakan faktor produksi sampai sesuatu jumlah dimana nilai produk marjinal faktor itu sama dengan biaya faktor marjinal dari faktor bersangkutan. Dan apabila dianggap bahwa kurva penawaran faktor produksi itu bersudut positif, maka kurva biaya faktor marjinal selalu berada di sebelah atas dari kurva penawaran faktor produksi bersangkutan. Keadaan diatas dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini.Di titik A akan terdapat kesamaan antara VMP =MFC. Dari titik A ditarik garis vertikal yang memotong kurva penawaran faktor produksi di titik B dan memotong sumbu horisontal di titik X1. Tariklah garis-garis horisontal msing-masing dari titik A dan B, sehingga berturut-turut memotong sumbu vertikal di titik P2 dan P1. Dari analisa diatas, untuk mendapatkan keuntungan maksimum maka pengusaha monopsoni akan membeli dan mempergunakan faktor produksi sebanyak X1, sedang harga yang dibayar sebesar P1.Dari gambar diatas dapatdilihat bahwa harga faktor produksi yang dibayar oleh pengusaha monopsoni itu adalah P1, sedang nilai produk marjinal yang ditimbulkan oleh pemakainan faktor produksi itu ialah P2, dimana P2 selalu lebih besar dari pada P1 (dengan anggapan kurva penawaranbersudut positif). Selisih P2 dan P1 itu disebut eksploitasi monopsonistik (monopsonistic exploitation), yang dianggap sebagai kerugian yang dialami oleh pemilik faktorfaktor produksi. D. Margin Pemasaran Analisis margin pemasaran adalah perbedaan harga di tingkat peternak ayam broiler sebagai produsen dengan harga di tingkat konsumen akhir. perbedaan margin pemasaran dapat disebabkan karena adanya perbedaan penanganandan perlakuan dalam mengalirkan produk. Perbedaan perlakuan yang terjadi menyebabkan perbedaan biaya-biaya pemasaran. Nilai margin pemasaran diperoleh dari penambahan biaya-biaya pemasaran dengan keuntungan yang diperoleh pada masing-masing lembaga pemasaran di setiap saluran pemasaran.



Tabel diatas merupakan tabel perhitungan analisis margin pemasaran untuk ayam pedaging (broiler) pola kemitraan di Kabupaten Bengkulu Selatan. Pada Tabel diatas dapat diketahui berapa biaya pemasaran dan keuntungan untuk masingmasing lembaga pemasaran pada setiap saluran pemasaran. Nilai keuntungan untuk pedagang pengecer diperoleh dari margin pemasaran dikurangi dengan biaya pemasaran kemudian dikali dengan 0.70. Hal ini dilakukan agar produk (ayam pedaging) setara. Ketika ayam pedaging berada ditangan pedagang pengecer, pedagang pengecer menjual ayam dalam bentuk karkas sehingga ukuran ayam hidup menjadi ayam dalam bentuk karkas mengalami penyusutan. Ketika ayam pedaging (broiler) dalam keadaan hidup bobotnya sebesar 1.80kg setelah melalui proses pemotongan dan pengolahan dan menjadi bentuk karkas bobot ayam berkurang sebanyak 0.70kg. Oleh karena itu untuk perhitungan ayam saat di tingkat pedagang pengecer dikalikan dengan 0.70 agar equivalent. Pada penelitian mengenai ayam ras pedaging (broiler) di Kabupaten Bengkulu Selatan, pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai margin pemasaran tertinggi pada pemasaran ayam ras pedaging (broiler) di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat pada saluran pemasaran III sebesar Rp23031.15 yang terdiri dari peternak, perusahaan inti, pedagang pengumpul, pedagang pengecer luar daerah dan konsuemen Luar daerah. Saluran pemasaran III bukan merupakan saluran pemasaran terpendek namun, biaya pemasarannya lebih besar karena pemasaran ini dilakukan kepada konsumen luar daerah sehingga biaya transportasi untuk menjangkau pasar konsumen akhir relative lebih besar dibandingkan dengan saluran pemasaran I dan II. Sedangkan saluran yang memiliki nilai margin pemasaran terendah terdapat pada saluran I sebesar Rp20251.86. Saluran



pemasaran I terdiri dari peternak, inti, pedagang pengumpul, pedagang pengecer lokal, dan konsumen lokal. Saluran pemasaran I dan III merupakan saluran terpendek diantara tiga saluran yang ada. Saluran I memperoleh nilai margin pemasaran terendah dikarenakan biaya pemasarannya relative lebih kecil dibandingkan dengan biaya pemasaran saluran II. E. Farmer Share



Analisis farmer’s share ialah perbandingan harga dari harga yang diterima oleh peternak ayam broiler dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Semakin tinggi nilai farmer’s share yang diperoleh maka menunjukan bahwa saluran pemasaran tersebut efisien. Farmer’s share terbesar pada salauran pemasaran ayam broiler di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat pada saluran I yakni sebesar 40.45 persen. Farmer’s share pada saluran II yakni sebesar 40.29 persen. Sedangkan pada saluran III sebesar 38.00 persen. Berdasarkan farmer’s share dapat dikatakan bahwa saluran yang paling efisien bagi petani adalah saluran pemasaran I dengan nilai farmer’s share terbesar dibandingkan dengan saluran II dan III. F. Market SHare Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pangsa pasar (market share) usaha broiler baik kemitraan maupun usaha mandiri. Pangsa pasar dari masing-masing usaha yang berjumlah 168 usaha yang diteliti diperoleh dari rasio jumlah produksi dengan total produksi semua usaha broiler. Pangsa pasar dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu berdasarkan nilai penjualan, unit penjualan, unit produksi dan kapasitas produksi. Pada produk yang bersifat homogen biasanya pangsa pasar diukur dengan menggunakan unit atau volume penjualan sedangkan pada pasar yang produknya heterogen pangsa pasar dihitung terhadap total penjualan. Bila dilihat dari pangsa pasar usaha broiler baik kemitraan maupun mandiri maka struktur pasarnya adalah persaingan sempurna dimana banyak penjual dan pembeli serta tidak ada halangan untuk masuk kepasar. Namun, sebenarnya usaha kemitraan itu dimiliki oleh perusahaan besar. Hal ini dibuktikan bahwa harga pakan dan DOC sebagai bahan baku dan harga jual ditentukan oleh perusahaan inti. Perusahaan inti juga memberikan bonus jika kinerja di atas standart. Ini bermakna Barganning possition perusahaan inti lebih kuat dari peternak. Peternak plasma mempunyai kekuatan tawar menawar yang sangat lemah. Disimpulkan, dibalik usaha kemitraan itu ada perusahaan besar dibelakangnya. Untuk menentukan struktur pasar yang sebenarnya darinya dari industri broiler ini maka dihitung pangsa pasar dari perusahaan inti. Berdasarkan tabel4.pangsa pasar perusahaan yang berada di industri ini cukuplah besar. Terdapat satu perusahaan yang mencapai pangsa pasar sebesar 60 persen. Sumber:



https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/9833



3/H19cfc.pdf?sequence=1&isAllowed=n http://repo.unand.ac.id/27937/1/Laporan%20Penelitian %20ENDRIZAL%20RIDWAN_BOPTN.PDF