5 0 168 KB
MAKALAH GIZI OLAHRAGA “ KARAKTERISTIK DAN PENYUSUNAN MENU ATLET “ KELOMPOK 1
OLEH: Lifda Syarif 1911226004
Rasyid Avicena 1711229001
Novika Sari 1911226006
Annisa Fauziyah 1711222003
Rhekha Yulianifa 1911226007
Hana Fauziyyah 1711223007
Intan Permata Sari 1911226009
Sylvia Oktie 1811226003
DOSEN PANGAMPU : DR.Idral Purnakarya,SKM, MKM DR. dr. Afriwardi, Sp.KO, MA Dr. Desmawati, M.Gizi
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN, 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Waa Ta’ala, atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Karakteristik Atlet dan Penyusunan Menu Atlet” tepat pada waktunya. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah berikutnya. Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga Allah Subhanahu Waa Ta’ala senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin. Padang, 07 Mei 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..
1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
2
1.3 Tujuan…………………………………….. …………………………………
2
BAB 2: PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Energi Atlit………………………………………………………… 3
2.2 Penyusunan Menu Saat Latihan……………………………………………….. 5
2.3 Penyusunan Menu Sebelum Bertanding……………………………………….. 6
2.4 Karakteristik Atlit………………………………………………………….
8
BAB 3: PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..
ii
14
3.2 Saran………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
iii
14
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Olahraga merupakan suatu aktivitas yang melibatkan fisik, gerak aturan-aturan tertentu dan prinsip-prinsip yang mengarah tercapainya tujuan yang dikehendaki. Olahraga mempunyai beberapa tujuan diantaranya untuk mendapatkan kesenangan, mendapatkan kesehatan bagi tubuh dan juga dapat sebagai sarana dalam meraih prestasi. Dunia olahraga prestasi dapat tercapai apabila atlet menguasai beberapa faktor yaitu kondisi fisik, teknik, taktik dan mental, beberapa faktor tersebut merupakan faktor internal, sedangkan faktor eksternal antara lain pelatih, orang tua atlet, fasilitas latihan dan lingkungan latihan. Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih. Demikian juga pada cabang olahraga sepakbola, prestasi dapat tercapai apabila atlet telah menguasai beberapa faktor yaitu kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. (Arif Setyanugraha,2015: 1)
Penelitian yang dilakukan Schure, Asley, dan Joy (dalam Cox, 2002) menunjukkan dengan jelas bahwa profil kepribadian atlet olahraga tim berbeda dengan atlet olahraga individual, dan antara atlet yang bermain dalam olahraga tim yang bersifat interaksi langsung (contoh bola basket) dan interaksi tidak langsung (contoh bola voli). Secara umum para atlet olahraga tim memiliki karakter lebih cemas, dependen, terbuka, dan waspada, tetapi kurang sensitif dan imajinatif dibandingkan para atlet cabang olahraga individual.
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi atlet sepak bola, seperti perbaikan fasilitas pelatihan, perbaikan kondisi psikologis atlet, dan perbaikan asupan zat gizi. Karbohidrat, protein, dan lemak merupakan salah zat gizi yang berperan sebagai substrat penghasil energi untuk berbagai aktivitas dalam olahraga. Glukosa, glikogen, dan asam lemak
1
bebas merupakan substrat utama pada aktivitas aerob. Posfat berenergi tinggi dan glukosa dapat digunakan sebagai sumber energi pada aktivitas anaerob (Astrand dkk., 2003).
Permasalahan yang sering terjadi adalah belum optimalnya asupan gizi atlet. Penyebab belum optimalnya asupan gizi atlet adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman atlet dalam pemilihan makanan, kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi bagi atlet, pelatih, dan pengurus, serta kurangnya ketersediaan ahli gizi pada kompetensi ilmu gizi olahraga (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Edukasi merupakan salah satu metode komunikasi yang efektif untuk memberikan informasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010). Pemberian edukasi gizi pada atlet diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran atlet akan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi untuk menunjang prestasi atlet. Pemenuhan asupan gizi merupakan kebutuhan dasar bagi atlet. Berdasarkan teori olahraga dijelaskan bahwa gizi dan latihan fisik menghasilkan prestasi. Namun demikian sebagian besar asupan gizi atlet tidak tepat karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman atlet dalam memilih makanan, kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi olahraga prestasi bagi atlet. Pelatih, pengurus serta kurangnya ketersediaan tenaga gizi dan kesehatan yang memahami dan memiliki kompetensi dalam ilmu gizi olahraga prestasi. Peranan gizi dalam olahraga prestasi menuntut tenaga gizi dan kesehatan yang terampil untuk menjaga secara khusus dan intensif kebutuhan zat gizi atlet (Kemenkes, 2014).
Berdasar pada latar belakang masalah dan kajian teori sebagaimana tersebut di atas, maka dari itu makalah ini memfokuskan pada karakteristik atlet dan penyusunan menu atlet.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penulisan makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kebutuhan energi dari atlet ? 2
2. Bagaimanakah penyusun menu atlet selama latihan ? 3. Bagaimanakah penyusunan menu atlet menjelang pertandingan ? 4. Bagaimanakah karakteristik dari seorang atlet ? 1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana kebutuhan energy seorang atlet 2. Mengetahui bagaimana penyusunan menu atlet selama latihan 3. Mengetahui bagaimana penyusunan menu atlet menjelang pertandingan 4. Mengetahui bagaimana karakteristik seorang atlet
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KEBUTUHAN ENERGI ATLET
2.1.1 Karbohidrat Dalam Olahraga
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, terutama seorang atlet.
a. Jenis Karbohidrat
Berdasarkan panjang atau pendeknya rantai atom C, karbohidrat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks.
3
1. Karbohidrat Sederhana a. Monosakarida : glukosa, fruktosa, dan galaktosa b. Disakarida : sukrosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa c. Gula alkohol : manitol, sorbitol, dan inositol d. Oligosakarida : fruktan, rafinosa 2. Karbohidrat Kompleks a. Polisakarida : pati dan glikogen b. Serat : selulosa, hemiselusosa, dan lignin
b. Fungsi Kabohidrat
1. Sumber energi 2. Menjaga kadar gula darah 3. Membantu mengeluarkan feses 4. Menghemat protein 5. Menjaga laju oksidasi tetap tinggi 6. Menghemat pemakaian glikogen otot 7. Menstimulasi resistensi glikogen 8. Mencegah peningkatan hormon stres
c. Penggunaan Karbohidrat selama Olahraga
Energi yang diproduksi untuk aktifitas fisik selama olahraga tergantung dari simpanan glikogen dalam otot dan glukosa darah.
d. Simpanan glikogen otot
Besar kecilya cadangan glikogen yang ada di otot dipengaruhi oleh berbagai segi konsumsi karbohidrat, yaitu :
4
1. Jenis karbohidrat Jenis karbohidrat yang dimaksud adalah jenis karbohidrat yang mempunyai nilai indeks glikemik (GI) tinggi, bukan klasifikasi berdasarkan karbohidrat sederhana atau kompleks. Hal ini dikarenakan karbohidrat kompleks atau sederhana ada yang mempunyai nilai GI tinggi atau rendah. Semakin tinggi nilai GI karbohidrat, maka akan semakin cepat pula menaikkan kadar glukosa dalam darah. Kenaikan kadar glukosan dalam darah yang semakin cepat akan berpengaruh positif pada simpanan glikogen otot. 2. Jumlah karbohidrat Pada awal proses pemulihan setelah olahraga, proses pembentukkan glikogen berada pada masa puncaknya. Tentu saja hal ini dipengaruhi oleh jumlah konsumsi karbohidrat. Jumlah karbohidrat yang dibutuhkan untuk itu adalah 0,7-1 gram/kg BB tiap 2 jam atau total asupan menjadi 8-10 gram/kg BB dalam sehari. Untuk memperbesar daya terima konsumsi karbohidrat yang besar untuk atlet, maka sebaiknya dipilih makanan berkarbohidrat yang volumenya kecil dan tidak diberikan sekaligus, namun secara bertahap setiap 2 jam. 3. Pengosongan glikogen Pembentukan glikogen akan maksimal ketika cadangan glikogen kososng setelah olahraga. Jadi semakin sedikit cadangan glikogen setelah olahraga, maka sintesis glikogen akan semakin cepat. 4. Waktu makan Selain jenis dan jumlah karbohidrat, yang tak kalah penting adalah waktu di mana sintesis glikogen pada puncaknya sehingga dapat diperoleh pengaruhyang maksimal. Waktu yang terbaik adalah 6-8 jam setelah olahraga, sedangkan efeknya semakin lama akan mengecil terlebig lagi jika dikonsumsi 24-48 jam setelahnya.
e. Simpanan glikogen hati
Selain disimpan di otot, glikogen juga disimpan di dalam hati. Ada beberapa hal yang mempengaruhi simpanan glikogen dalam hati.
1. Jenis karbohidrat
5
Karbohidrat sederhana yang paling cepat meningkatkan cadangan glikogen hati adalah fruktosa dibandingkan glukosa. Fruktosa banyak terkandung di dalam buah-buahan sehingga minuman seperti jus buah cocok di sajikan untuk atlet. 2. Waktu makan Puasa sebelum latihan dapat menurunkan cadangan glikogen hati. Atlet diusahakan mengonsumsi karbohidrat mendekati latihan atau pertandingan minimal 2-6 jam sebelumnya.
PERHITUNGAN SOAL KASUS Kasus : Rosi seorang atlet bulu tangkis, usia 22 tahun, perempuan dengan berat badan 50 kg, TB 160 cm, , berlatih 5 kali seminggu dan setiap latihan lebih kurang 4 jam (240 menit) . Aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa JAWABAN 1. IMT = BB/TB = 50/1602 = 50 / 2,56 = 19,53 = NORMAL 2. BMR = (14,7 X BB) + 496 = (14,7 x 50) + 496 = 735 + 496 = 1231 kkal 3. SDA = 10 % x BMR = 10 % X 1231 = 123, 1 kkal 4. ENERGI AKTIFITAS HARIAN = angka kofaktor x (BMR + SDA) = 1,11 x (1231 +123,1) = 1,11 x 1354,1 = 1503,051 kkal 5. ENERGI LATIHAN PER MINGGU = 1 x F x T = 5 x 5 x 240 = 6000 kkal 6
6. ENERGI LATIHAN PERHARI = energy latihan per minggu : 7 = 6000 : 7 = 857, 14286 7. ENERGI TOTAL PERHARI = energy aktivitas harian + energy latihan per hari = 1503,051 + 857,14286 = 2360,19386 kkal Karbohidrat = 60 % x 2360,19386 = 1416,116361 = 1416,116361 / 4 = 354,02 gram Protein = 15 % x 2360,19386 = 354,029079 = 354,029079 / 4 = 88,50 gram Lemak = 25 % x 2360,19386 = 590,048465 = 590,048465 / 9 = 65,56 gram
2.2 PENYUSUNAN MENU SELAMA LATIHAN
Pengaturan Makanan pada saat latihan ialah sebagai berikut :
a. Makanan disesuaikan dengan waktu latihan
b. Makanan diberikan menu seimbang dan energi disesuaikan kebutuhan dan jenis latihan
c. Pada masa awal latihan 1-2 bulan berikan protein biologis tinggi
d. Berikan asupan cairan cukup 7
e. Mengurangi penggunaan gula berlebihan
f. Mengurangi penggunaan garam dan sodium clorida berlebihan
g. Berikan vitamin dan mineral cukup
Contoh menu latihan :
Waktu
Sarapan
Porsi
Energi
(P)
(Kkal)
Menu Makanan
Karbohidra t
Lemak
Protein
(gr)
(gr)
(gr)
Nasi Goreng
2p
303,1
57,2
54
4,8
Telur Dadar
1p
93,5
0,6
7,3
5,8
Ketimun
1/2 p
6,5
1,4
0,1
0,3
Tomat
1/2 p
10,5
2,3
0,2
0,4
Snack
Bubur Kcg. Ijo
1p
18,5
4,1
0,1
0,6
Pagi
Tanpa santan Jus jeruk peras
1p
165,9
43,6
0,2
0,4
Nasi putih
2p
260
57,2
0,2
4,8
Makan Siang
8
Snack sore
Makan Malam
Ayam Kecap
2p
293,9
0,8
18,9
28,5
Tempe Bacem
2p
177
7,7
13,4
8,6
Bening Bayam
1p
37
7,3
0,2
3,7
Pepaya
1p
39
9,8
0,1
0,6
Roti isi Nanas
1p
251,9
49,1
2,6
7,5
Teh manis
1p
25,8
6,4
-
-
Nasi Putih
1,5 p
195
42,9
0,3
3,6
Soup daging + wortel
1p
134,4
-
9
12,4
1p
42,1
9,2
0,2
1,2
1p
82,1
0,9
7,4
4,1
1p
115,9
31,2
0,2
0,8
1p
131,9
9,6
7,8
6,4
Pergedel Tahu Pisang
Menjelan g
Susu ultra milk
tidur
Total Energi : 2311,5 kkal 9
Protein
: 90,7 gr
Lemak
: 67 gr
Karbohidrat
: 341,5 gr
2.3 PENYUSUNAN MENU SEBELUM BERTANDING
Pengaturan Makanan sebelum Bertanding :
a. Tiga Jam sebelum bertanding olahragawan dianjurkan makanan menu ringan, tinggi karbohidrat, kandung indeks glikemik (IG) rendah, cukup protein, rendah lemak, tidak bergas dan mudah cerna.
b. Disarankan tidak memberikan makanan sumber glukosa 30 menit atau kurang sebelum pertandingan berlangsung karena bisa beresiko hipoglikemia.
c. Berikan makanan bentuk cair bagi atlit yang demam panggung, nervous dan gugup
d. Berikan diet khusu karbohidrat loading (makanan tinggi karbohidrat) 1-2 minggu sebelum
bertanding.
e. Menu makanan sebaiknya
- Tinggi karbohidrat
10
- Cukup protein
- Rendah lemak
- Rendah serat , tidak mengandung gas
- Cukup vitamin mineral dan cairan
Contoh Menu Sebelum Bertanding
Waktu
Menu Makanan
Bahan Makanan
Jumlah (gram)
Energi (Kkal)
Kh (gram)
Protein (gram)
Lemak (gram)
Menjelang
Susu Full Cream
Susu Full Cream
200 ml
131.9
9.6
6.4
7.8
Susu Full Cream
Susu Full Cream
200 ml
131.9
9.6
6.4
7.8
Pagi Pukul
Nasi
Nasi
200 gr
260.0
57.2
4.8
0.4
07.00
Cumi Asam Manis
CumiCumi
50 gr
73.5
2.5
12.5
1.1
Minyak
2 gr
17.2
0.0
0.0
2.0
Tidur
Bangun Tidur
11
Sop Wortel Buncis
Tp. Meizena
1 gr
3.8
0.9
0.0
0.0
Wortel
25 gr
2.4
2.4
0.2
0.1
Buncis
25 gr
8.7
2.0
0.5
0.1
Minyak
2 gr
17.2
0.0
0.0
2.0
Buah
Jeruk
100 gr
137.9
25.9
11.2
2.2
Pukul 08.00
Biskuit Kacang Merah
Biskuit
50 gr
253.5
39.0
5.2
8.8
Pukul 09.00
Jus Melon
Melon
Menjelang Pertandingan
Air Putih
Air Putih
Secukupnya
Pukul 10.0012.00 Pertandingan
Air Putih
Air Putih
Secukupnya
Segera Setelah
Air Putih
Air Putih Sejuk
Secukupnya
200 gr
12
76.5
16.6
1.2
0.4
Bertanding
Pukul 12.30
Pukul 13.00 Snack
Pukul 14.00 Makan lengkap setengah porsi
Jus Apel
Apel
200 gr
118.1
30.6
0.4
0.8
Gula Pasir
20 gr
77.4
20.0
0.0
0.0
Kentang
100 gr
93.0
21.6
2.0
0.1
Tp. terigu
15 gr
54.6
11.4
1.5
0.2
Nasi
Nasi
100 gr
130.0
28.6
2.4
0.2
Ayam Kecap
Ayam
30 gr
85.5
0.0
8.1
5.7
Minyak
3 gr
25.9
0.0
0.0
3.0
Brokoli
75 gr
17.4
1.4
2.4
0.1
Bakso
10 gr
37.0
0.0
2.3
3.0
Pepes Tahu
Tahu
25 gr
19.0
0.5
2.0
1.2
Buah
Semangka
100 gr
32.0
7.2
0.6
0.4
Lumpur Kentang
Cah Sayur Brokoli Bakso
13
Pukul 16.00 – 20.00
Nasi
Nasi
200 gr
260.0
57.2
4.8
0.4
Rolade Daging
Daging
50 gr
134.4
0.0
12.4
9.0
Telur Ayam
10 gr
15.5
0.1
1.3
1.1
Minyak
5 gr
43.1
0.0
0.0
5.0
Tahu
50 gr
38.0
0.9
4.1
2.4
Tepung Terigu
10 gr
36.4
7.6
1.0
0.1
Minyak Kelapa Sawit
3 gr
25.9
0.0
0.0
3.0
Semangka
20 gr
6.4
1.4
0.1
0.1
Pepaya
20 gr
7.8
2.0
0.1
0.0
Mangga
20 gr
13.0
3.4
0.1
0.1
Agar
3 gr
0.0
0.0
0.0
0.0
Total Konsumsi
2388. 1 Kkal
359.9 gr
94.6 gr
68.4 gr
Kebutuhan Zat Gizi
2360. 1 Kkal
354.02 gr
88.50 gr
65. 56 gr
% Kecukupan
101.1 %
101.6%
107.5%
104.3 %
Bakwan Tahu
Puding Buah
14
2.4 KARAKTERISTIK ATLIT
Karakteristik Bulu Tangkis Rosi
Usia
: 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
BB
: 50 kg
TB
: 160 cm
IMT
:
15
Jenis Olahraga : Olahraga aerobik-anaerobik merupakan olahraga yang membutuhkan energi dari proses aerobik dan anaerobik dengan proporsi hampir seimbang yang didalamnya terdapat aktivitas anaerobik dan aerobik yang berjalan secara simultan.
Pola Latihan
a.
:
Pegang raket (grip) -
Forehand
Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti "jabat tangan". Bentuk "V" tangan diletakkan pada bagian gagang raket.
Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari telunjuk agak terpisah.
-
Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.
Backhand
Untuk backhand griop, geser "V" tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.
Cara Latihan Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar. 1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga. 2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan. 3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah. 4. Memukul bola (kok) ke tembok.
16
5. Bouncing ball. b.
Footwork
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi balk, seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau footwork-nya tidak teratur.
c.
Sikap dan Posisi
Sikap dan Posisi Berdiri di Lapangan
Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.
Sikap dan Tahap Kerja Langkah Kaki
Sikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis, sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain.
d.
Hitting Position Posisi memukul bola atau kerap disebut preparation. Waktu sekian detik yang ada pada masa persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Cara Latihan 17
1. Dari tengah ke depan; sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai dengan kaki kiri kemudian kanan. 2. Dari tengah ke belakang. 3. Dari depan ke belakang dan sebaliknya. e.
Service
Servis Forehand Pendek a. Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan. b. Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis. c. Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek. d. Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan Anda.
Cara latihannya
menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.
Servis Forehand Tinggi - Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal. - Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan. - Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai. - Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak
18
peralihan titik berat badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan harmonis. - Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok. - Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah.
f. Underhand
1. Clear Underhand, pukulan atau dorongan yang diarah kan tinggi ke belakang.
2. Flick Underhand, pukulan atau dorongan mendatar ke arah belakang.
Cara Latihan Untuk tahap pemula, umpan dengan lemparkan banyak bola. Untuk koordinasi pukul bola sambil melangkah kaki kanan. g. Overhead lob 1. Deep lob/Clear, bolanya tinggi ke belakang. 2. Attacking lob/Clear, bolanya tidak terlalu tinggi.
Cara Latihan 19
Untuk para pemula yang baru belajar, sebaiknya pertama-tama latihan dengan cara mengumpan mereka dengan lemparan bola. Tujuannya supaya timing memukul bisa diperoleh. Untuk mempermudah, bisa digunakan hitungan (1. Posisi siap; 2. Ayunkan; 3. Pukul).
•Untuk alat bantu guna membiasakan gerakan dan memperoleh timing memukul yang pas, gunakan gantungan kok yang bisa diatur ketinggiannya.
Metabolisme
•
:
Terdapat metabolisme ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobik dan anaerobik. Ketahanan aerobik adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas jangka panjang (dalam hitungan menit sampai jam) yang bergantung pada sistem O2-ATP untuk memasok persediaan energi yang dibutuhkan selama aktivitas. Aktivitas yang dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat membutuhkan sistem yang dapat menyediakan ATP lebih cepat dari sistem O2-ATP. Maka digunakanlah sistem energi anaerobik, yaitu glikolisis parsial untuk menyediakan energi yang dibutuhkan. Aktivitas semacam ini menurut Thomas G disebut dengan ketahanan anaerobik.
•
Kesegaran jasmani erat hubungannya dengan VO2 Max, karena VO2 Max itu adalah tempo tercepat dimana seseorang dapat menggunakan oksigen selama berolahraga. Fungsi kardiovaskuler menunjukkan besarnya VO2 max yang selanjudnya menentukan kapasitas kerja fisik atau kesegaran.
Alasan Pemilihan dan Penyusunan Menu :
20
Menu makan atlet dipilih dan disusun dengam mempertimbangkan kebutuhan gizi atlet dan l.
21
BAB III KESIMPULAN 3.1 KESIMPULAN Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, terutama seorang atlet.
Berdasarkan panjang atau pendeknya rantai atom C, karbohidrat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks.
Pengaturan Makanan pada saat latihan ialah sebagai berikut : a. Makanan disesuaikan dengan waktu latihan b. Makanan diberikan menu seimbang dan energi disesuaikan kebutuhan dan jenis latihan c. Pada masa awal latihan 1-2 bulan berikan protein biologis tinggi
22
d. Berikan asupan cairan cukup e. Mengurangi penggunaan gula berlebihan f. Mengurangi penggunaan garam dan sodium clorida berlebihan g. Berikan vitamin dan mineral cukup
Pengaturan Makanan sebelum Bertanding : a.Tiga Jam sebelum bertanding olahragawan dianjurkan makanan menu ringan, tinggi karbohidrat, kandung indeks glikemik (IG) rendah, cukup protein, rendah lemak, tidak bergas dan mudah cerna. b. Disarankan tidak memberikan makanan sumber glukosa 30 menit atau kurang sebelum pertandingan berlangsung karena bisa beresiko hipoglikemia. c. Berikan makanan bentuk cair bagi atlit yang demam panggung, nervous dan gugup d. Berikan diet khusu karbohidrat loading (makanan tinggi karbohidrat) 1-2 minggu sebelum bertanding. 3.2 Saran Untuk penulisan makalah terkait penyusunan atlit berikutnya diharapkan untuk dapat menggunakan referensi yang lebih kaya dan bervariasi lagi supaya apa yang dituliskan lebih mendapat kepercayaan dari pembaca bahwa penulis makalah mempunyai wawasan yang luas.
23
Daftar Pustaka
Astrand, Per-Olof, Kaare Rodahl, Hans A.Dahl, dan Sigmund B. Strome (2003) Textbook of Work Physiology, Physiological Bases of Exercise, Fourth Edition . Canada: Human Kinetics Hastuti, T. A. (2013). Karakteristik Psikologis Atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Jurnal Psikologi, 40(2), 143-158.
Hidayati, N. 2015. Buku Ajar Asuhan Gizi Olahraga.Yogyarkarta: Rapha Publishing
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Gizi Olahraga Prestasi . Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kemenkes, 2014. Pedoman Gizi Olahraga Prestasi. s.l.:s.n
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku . Jakarta: Rineka Cipta Puspaningtyas, D. E., Fitrianingtyas, F., & Sutoyo, R. L. O. (2018). Edukasi Penyusunan Menu Makan bagi Atlet Sepak Bola di PS Mlati. Jurnal Pengabdian Dharma Bakti, 1(2). Sanapiah, M. D. S., Setiawan, B. D., & Widodo, A. W. (2018). Optimasi Menu Makanan Atlet Berdasarkan Jadwal Latihan Menggunakan Algoritme Genetika. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN, 2548, 964X.
Supriyono. 2012. Mempersiapkan Makanan Bagi Atlet Sepak Bola diaskes pada 23 Aprill 2016 Pukul 17.30 (http://gizi.depkes.go.id/mempersiapkan-makanan-bagi-atlet-sepak-bola)