Kelompok 4 Makalah Kebijakan Dividen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEBIJAKAN DIVIDEN



Disusun Oleh : Paramitha Nuraismi



(1117040035)



Wafi Iqbal Wahyutama (1117040040) Dewi Aditya



(1117040041)



Regita Nadya



(1117040048)



Palupi Kusuma



(1117040050)



POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya Telp/fax. (031) 5947186 Email: [email protected] Laman : www.ppns.ac.id



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Dividen” Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah memberikan kepada kami berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, kami bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Surabaya, 8 April 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1.1



LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1



1.2



RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 2



1.3 TUJUAN PENULISAN .......................................................................................... 3 BAB II................................................................................................................................. 4 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4 2.1



KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PERMASALAHANNYA................................. 4



2.2



TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN ........................................................................ 4



Dividen Irrelevance Theory ........................................................................................ 4 Bird in-the-hand Theory.............................................................................................. 6 Tax Preference Theory ................................................................................................ 6 2.3



BEBERAPA ASPEK KEBIJAKAN DIVIDEN ................................................. 8



Stabilitas dividen ......................................................................................................... 8 Target payout ratio ...................................................................................................... 9 Regular dan extra dividend ......................................................................................... 9 2.4



DIVIDEN SAHAM (STOCK DIVIDEND) ....................................................... 9



2.5



PEMECAHAN SAHAM .................................................................................. 10



Reverse Split ............................................................................................................. 11 2.6



PEMBELIAN SAHAM KEMBALI ( PURCHASE OF STOCK )................... 11



BAB III ............................................................................................................................. 16 PENUTUP ........................................................................................................................ 16 3.1



Kesimpulan ....................................................................................................... 16



3.2



Saran ................................................................................................................. 16



DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



LATAR BELAKANG Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang



saham (Kadir, 2010: 10). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian investasinya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi yang mereka lakukan. Tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen tidak mudah diprediksi. Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan dividen adalah kebijakan yang sulit dan dilematis bagi pihak manajemen perusahaan. Kebijakan dividen tersebut dianalogikan sebagai sebuah puzzle yang berkelanjutan. Kebijakan dividen merupakan teka-teki yang sulit untuk dijelaskan dan selalu menimbulkan tanda tanya besar bagi investor, kreditor, bahkan bagi para akademisi. Saat indonesia mengalami krisis ekonomi, terjadi resesi, inflasi dan kenaikan suku bunga, yang mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi menurun dan banyak perusahaan yang kinerjanya sangat tidak menggembirakan termasuk perusahaan yang terdaftar di BEJ yang sekarang udah bergabung dengan BEI. Banyak perusahaan yang tidak sanggup membiayai operasional usahanya yang pailit. Menurunnya laba dan meningkatnya hutang yang harus dibayar membuat perusahaan menjadi tidak lancar dalam membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan, investor sangat membutuhkaan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Keputusan perusahaan mengenai dividen terkadang



diintegrasikan



dengan



keputusan



pendanaan



dan



keputusan



1



investasinya. Dalam kasus perusahaan membukukan laba namun pembagian dividen rendah, mungkin disebabkan karena manajemen concern tentang kelangsungan hidup perusahaan melakukan penahanan (retained) laba untuk melakukan ekspansi atau membutuhkan kas untuk operasi perusahaan. Kebijakan dividen tidak hanya diperhatikan oleh investor namun, juga dipandang dari segi perusahaan. Kebijakan deviden merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan deviden ditentukan jumlah alokasi laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham (deviden) dan alokasi laba yang dapat ditahan perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba yang akan dibagikan pada para pemegang saham. Dalam pengalokasian laba tersebut timbul lah berbagai masalah yang dihadapi. Keuntungan perusahaan merupakan faktor pertama yang biasanya menjadi pertimbangan direksi, walaupun untuk membayar dividen perusahaan rugipun dapat melaksanakannya, karena adanya cadangan dalam bentuk laba ditahan. Namun demikian hubungan antara keuntungan perseroan dengan keputusan dividen masih merupakan suatu hubungan yang vital (Robert, 1997). Perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang dibagi sebagai dividen dan juga dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan.



1.2



RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4.



Apa itu kebijakan deviden dan apa saja permasalahannya ? Apa saja teori dalam kebijakan deviden ? Aspek apa saja yang berpengaruh dalam kebijakan deviden ? Apa yang dimaksud dengan deviden saham dan bagaimana perhitungannya ? 5. Apa yang dimaksud dengan pemecahan saham dan bagaimana perhitungannya ? 6. Apa yang dimaksud dengan pembelian saham kembali dan bagaimana perhitungannya ?



2



1.3



TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan gagasan kami adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa itu kebijakan deviden dan apa saja permasalahannya 2. Untuk mengetahui apa saja teori dalam kebijakan deviden 3. Untuk mengetahui aspek apa saja yang berpengaruh dalam kebijakan deviden 4. Untuk mengetahui pengertian deviden saham dan bagaimana perhitungannya 5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemecahan saham dan bagaimana perhitungannya 6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelian saham kembali dan bagaimana perhitungannya



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1



KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PERMASALAHANNYA Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividen payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjjan internal perusahaan karena besarnya dividen akan memengaruhi besarnya laba ditahan. Permasalahannya adalah apakah kebijakan dividen dapat memengaruhi nilai perusahaan atau harga pasar saham perusahaan? Jika memengaruhi, bagaimana kebijakan dividen yang optimal?



2.2



TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen yang menjelaskan bagaimana pengaruh besar kacilnya dividen payout ratio terhadap harga pasar saham. Dividen Irrelevance Theory Menurut teori yang dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM) ini, kebijakan dividen tidak memengaruhi harga pasar saham atau nilai perusahaan. Mereka berpendapat bahwa nilai perushaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan risiko bisnis, sedangkan bagaimana cara membagi pendapatan menjadi dividen dan laba ditahan tidak memengaruhi nilai perusahaan. Asumsi yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani adalah: 1. Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi. 2. Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham. 3. Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal. 4. Investor dan manajer memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan. 5. Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadp biaya modal sendiri. 6. Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen. Intinya adalah pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham di-offset sepenuhnya oleh cara-cara pembelanjaan investasi yang dilakukan perusahaan. Mereka juga mengemukakan bahwa nilai perlembar saham yang didiskonto setelah keputusan pembelanjaan dan



4



dividen sama dengan nilai pasar saham sebelum pembayaran dividen. Dengan kata lain, penurunan harga pasar saham karena pembelanjaan eksternal sama dengan kenaikan harga saham karena pembayaran dividen. Jadi pemegang saham dikatakan indifferent antara dividen dan laba ditahan. Secara matematis dibuktikan sebagai berikut: 1



P0 = 1+ 𝑘 (D1 + P1)



Keterangan: P0 = Harga pasar perlembar saham pada waktu 0 k = Tingkat kapitalisasi perusahaan pada suatu kelas risiko D1 = Dividen persaham pada waktu 1 P1 = Harga pasar perlembar saham pada waktu 1 Anggap N adalah jumlah saham pada waktu 0, dan M adalah jumlah saham baru yang dijual pada waktu 1 dengan harga P1 NP0 =



1 1+ 𝑘



[ND1 + (N+M)P1 +



MP1]



Jumlah saham baru yang diterbitkan untuk membelanjai investasi:



MP1 = I – (X – ND1)



Keterangan: I = Total investasi baru pada periode 1. X = Total laba perusahaan pada periode tersebut. Dengan mensubstitusi persamaan di atas, maka diperoleh persamaan: NP0 =



1 1+ 𝑘



[(N+M)P1 – I + X]



Pada persamaan terakhir terbukti bahwa dividen tidak lagi memengaruhi harga saham atau dengan kata lain nilai saham independen dengan keputusan dividen. Salah satu kebijakan dividen yang mempunyai implikasi dividen irrelevant adalah dividen payout as a residual desicion. Selama perusahaan mempunyai proyek investasi yang menghasilkan return lebih tinggi daripada required return, perusahaan akan menggunakan laba untuk membelanjai investasi tersebut. Jika perusahaan mempunyai sisa laba setelah semua proyek investasi yang dapat diterima dibelanjai, baru kemudian dibagikan sebagai dividen kas kepada pemegang saham. Bila kebijakan dividen diperlakukan sebagai bagian dari keputusan pembelanjaan, berarti pembayaran dividen kas bersifat pasif. Artinya, besarnya dividen payout akan berfluktuasi dari waktu ke waktu sesuai dengan fluktuasi jumlah peluang investasi yang tersedia bagi perusahaan. Perlakuan kebijakan dividen sebagai keputusan sisa yang bersifat pasif mempunyai



5



implikasi bahwa dividen adalah irrelevant, yaitu investor indifferent antara dividen dan laba ditahan. Bird in-the-hand Theory Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner ini, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan persahaan semakin besar maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor. Investor memberikan nilai lebih tinggi atas dividen yield dibandingkan dengan capital gain yang diharapkan dari pertumbuhan harga saham apabila perusahaan menahan laba untuk digunakan membelanjai investasi, karena komponen dividen yield (D1/P0) risikonya lebih kecil dibandingkan dengan komponen pertumbuhan (g) pada persamaan pendapatan yang diharapkan {ke atau E(R) = D1/P0 + g}. Tax Preference Theory Berdasarkan teori ini, kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang dibagikan suatu perusahaan semakin rendah nilai pasar saham yang bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan dividen dan capital gain. Apabila tarif pajak dividen lebih tinggi daripajak capital gain, maka investor akan lebih senang jika laba yang diperoleh perusahaan ditahan untuk membelanjai investasi yang dilakukan perusahaan. Dengan demikian di masa yang akan datang diharapkan terjadi peningkatan capital gain yang tarif pajaknya rendah. Investor dapat menghidari pajak dividen dengan cara melakukan suatu pinjaman yang cukup untuk menimbulkan Rp1 beban bunga untuk setiap Rp1 pendapatan dividen. Namun, karena investor melakukan pinjaman maka risiko yang dihadapi investor meningkat.



Gambar 2.1 Pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham



6



Selain pertimbangan pengaruh dividend payout terhadap harga saham, faktorfaktor lain yang perlu dipertimbangkan manajemen dalam menentukan dividend payout adalah: 1. Dana yang dibutuhkan perusahaan Apabila di masa yang akan datang perusahaan merencanakan untuk melakukan investasi yang membutuhkan dana yang besar, maka perusahaan dapat memperolehnya melalui penyisihan laba ditahan. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, maka semakin besar pula bagian laba yang ditahan di perusahaan atau semakin kecil dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham 2. Likuiditas Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham. Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai jika tingkat likuiditas (cash ratio) yang dimiliki perusahaan mencukupi. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, semakin besar dividen tunai yang mampu dibayar perusahaan kepada pemegang saham, dan sebaliknya. 3. Kemampuan perusahaan untuk meminjam Salah satu sumber dana perusahaan adalah berasal dari pinjaman. Perushaan dimungkinkan untuk membayar dividen yang besar, karena perusahaan masih memiliki peluang atau kemampuan untuk memperoleh dana dari pinjaman guna memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. 4. Nilai informasi dividen Harga pasar saham perusahaan meningkat ketika perusahaan mengumumkan kenaikan dividen, dan harga pasar saham perusahaan turun ketika perusahaan mengumumkan penurunan dividen. 5. Pengendalian perusahaan Jika perusahaan membayar dividen yang besar, kemungkinan perusahaan memperoleh dana dengan menjual saham baru untuk membiayai peluang investasi yang dinilai menguntungkan. Dalam kondisi demikian kendali pemegang saham lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang, jika pemegang saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan perusahaan. 6. Pembatasan yang diatur dalam perjanjian pinjaman dengan pihak kreditur Ketika perusahaan memperoleh pinjaman dari pihak kreditur, perjanjian pinjaman tersebut seiring disertai dengan persyaratan tertentu. Slah satu



7



persyaratan tersebut adalah pembatasan pembayaran dividen yang tidak boleh melampaui jumlah tertentu yang disepakati. 7. Inflasi Semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin turun daya beli mata uang. Perusahaan harus mampu menyediakan dana yang lebih besar untuk membiayai operasi maupun investasi perusahaan pada masa yang akan datang. 2.3



BEBERAPA ASPEK KEBIJAKAN DIVIDEN Stabilitas dividen Perusahaan yang membayar dividen stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut yang juga stabil dan sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik.



Gambar 2.2 Pembayaran dividen berfluktuasi



Gambar 2.3 Pembayaran dividen stabil



8



Target payout ratio Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividend payout ratio jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan besarnya jumlah dividen yang berfluktuasi atau dividennya tidak stabil. Perusahaan hanya akan meningkatkan dividend payout ratio, jika pendapatan perusahaan meningkat dan perusahaan merasa mampu untuk mempertahankan kenaikan pendapatan tersebut dalam jangka panjang. Regular dan extra dividend Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan memberikan extra dividend di samping regular dividend. Hal ini biasanya dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar tetapi sifatnya sementara. Apabila tidak terjadi peningkatan pendapatan perusahaan, maka dividen yang dibagikan hanya regular dividend. 2.4



DIVIDEN SAHAM (STOCK DIVIDEND) Dividen saham adalah pembayaran sahamkepada pemegang saham. Dalam sudut pandang perusahaan, dividen saham tidak lebih dari rekapitakisasi, artinya pembagian dividen saham tidak akan mengubah jumlah modal perusahaan, tetapi hanya terjadi perubahan pada struktur modal. Contoh : Perusahaan Citra menerbitkan saham dengan struktur modal sebagai berikut :    



Saham biasa (40.000 lembar x @Rp 1000) Agio Laba ditahan Modal Sendiri



Rp 40.000.000 Rp 10.000.000 Rp 50.000.000 Rp 100.000.000



Perusahaan Citra, membayar dividen sebesar 5% atau sejumlah 2000 lembar saham, dengan demikian tiap 20 lembar saham pemegang saham mendapat 1 lembar saham. Harga saham saat itu adalah Rp 2500 per saham. Setelah pembagian saham, berikut struktur pembagian modalnya    



Saham biasa (42.000 lembar x @Rp 1000) Agio Laba ditahan Modal Sendiri



Rp 42.000.000 Rp 13.000.000 Rp 45.000.000 Rp 100.000.000



9



Keterangan  Nilai dividen saham yang dibagikan 2000 x Rp 2500 = Rp 5.000.000  Alokasi pada perkiraan saham biasa 2000 x Rp 1000 = Rp 2.000.000  Alokasi pada perkiraan Agio 2000 x (Rp 2500 - Rp 1500) = 3.000.000



Rp



Dari sudut pandang pemegang saham, secara teoritis tidak memberikan manfaat kecuali penmbahan jumlah saham. Proporsi kepemilikan saham tidak berubah, karena jumlah deviden saham setara dengan proporsi kepemilikan maupun harga saham. Hal ini dapat dijelaskan melalui contoh berikut Seorang pemegang saham memiliki saham berjumlah 100 lembar dengan harga Rp 2.500 sehingga nilai totalnya adalah Rp 250.000 . setelah pembagian deviden jumlah saham yang dimiliki menjadi 105 lembar saham dengan harga Rp 250.000 / 105 lembar = Rp 2.380,95 . dengan demikian pembagian deviden saham tidak menambah nilai bagi pemegang saham, karena nilai sahamnya tetap Rp 250.000 yaitu 105 x Rp 2.380,95 Perusahaan dalam pembagian deviden saham dapat disebabkan oleh salah satu dari alasan berikut ; 1. Perusahaan kesulitan likuiditas sehingga sehingga perusahaan tidak mampu membayar deviden tunai. Hal ini mengandng informasi negatif karena mencerminkan kondisi keuangan perusahaan jangka pendek 2. Kas digunakan untuk membelanjai investasi baru. Hal ini mengandung informasi positif karena diharapkan nilai perusahaan dan harga saham turut meningkat sehingga pemegang saham mendapat capital gain di kemudian hari. 2.5



PEMECAHAN SAHAM Pemecahan saham merupakan tindakan perusahaan untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan jalan memecah satu saham menjadi dua saham atau lebih yang diikuti dengan penurunan nominal secara proporsional. Tindakan pemecahan saham biasanya dilakukan perusahaan apabila harga pasar saham perusahaan sudah terlalu tinggi. Harga pasar saham perusahaan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan likuiditas saham akan semakin berkurang, karena hanya sedikit jumlah investor yang mampu membeli saham perusahaan . Di samping itu, harga pasar saham yang terlalu tinggi juga dapat menimbulkan terjadinya perpindahan terhadap pengendalian perusahaan kepada investor yang bermodal kuat . Pemecahan saham tidak memengaruhi



10



jumlah modal maupun struktur modal, tetapi hanya mengubah jumlah saham yang beredar dan nilai nominal saham. Contoh Sebelum pemecahan saham , perusahaan CITRA memiliki modal sebagai berikut: -



Saham biasa (40.000 lembar @1.000)



Rp 40.0000.000



-



Agio



Rp 10.000.000



-



Laba ditahan



Rp 50.000.000



-



Modal sendiri



Rp 100.000.0



Perusahaan kemudian melakukan pemecahan saham yaitu saham dipecah, menjadi dua saham, sehingga setelah pemecahan saham struktur modal perusahaam menjadi : -



Saham biasa (80.000 lembar @Rp 500)



Rp 40.000.000



-



Agio



Rp 10.000.000



-



Laba ditahan



Rp 50.000.000



-



Modal sendiri



Rp 100.000.000



Reverse Split Reverse Split merupakan kebalikan dari pemecahan saham , yaitu tindakan perusahaan untuk menggabungkan dua atau lebih lembar saham menjadi satu. Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan harga pasar saham ,apabila dipertimbangkan harga pasar saham sudah terlampau rendah. Harga pasar saham yang terlalu rendah mengesankan kondisi perusahaan yang kurang baik.



2.6



PEMBELIAN SAHAM KEMBALI ( PURCHASE OF STOCK ) Pembelian kembalian saham merupakan bagian dari keputusan dividen. Keputusan ini diambil apabila perusahaan mempunyai kelebihan kas , sementara itu tidak ada peluang investasi yang menguntungkan. Oleh karena itu , perusahaan dapat menggunakan dana yang tersedia untuk dibagikan sebagai dividen atau untuk membeli kembali saham yang beredar.



11



Apabila tidak ada pajak dan biaya transaksi , kedua alternatif tersebut secara teoritis tidak bedanya bagi pemegang saham. Dengan pembelian saham, maka jumlah saham yang beredar akan berkurang sehingga akan mendorong terjadinya peningkatan harga pasar saham. Secara teoritis, capital gain yang diperoleh dari pembelian saham kembali sama dengan dividen atau membeli saham kembali. Contoh, persahaan RINJANI sedang mempertimbangkan untuk membeli sahamnya yang beredar di pasar seharga Rp1.500.000. Perusahaan mempunyai informasi keuangan sebelum pendistribuan sbb: -Laba bersih setelah pajak (EAT)



Rp 2.000.000



-Jumlah saham yang beredar



50.000 lembar



-Harga pasar saham



Rp 600



-EPS



Rp 40



-P/E ratio



15



Istilah yang sering dipakai di subab ini adalah dividen dan capital gain. Perbedaan dari keduanya adalah dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Sedangkan, capital gain adalah keuntungan yang didapat hanya oleh para pemegang saham biasa. Cara memperoleh keuntungan ini adalah dengan membeli saham diwaktu harga rendah dan menjual kembali pada harga tinggi (sehingga ada gap, dan gap ini disebut sebagai Capital Gain). Kemudian dari kasus perusahaan RINJANI, ada 2 alternatif yang dipertimbangkan dalam mendistribusikan dana kepada para pemegang saham, antara lain : 



Alternatif pertama, jika perusahaan membayarkan Rp1.500.000 sebagai dividen, maka Investor mengharapkan dividen kas sebesar Rp30 per saham (Rp1.500.000/50.000 lembar)







Alternatif kedua, jika perusahaan membeli kembali sebagian sahamnya dan melakukan penawaran kepada pemegang saham pada harga harga baru



12



Rp630 (harga lama = Rp600). Maka jumlah saham yang dapat kembali (dibeli) sebanyak 2.381 lembar (Rp1.500.000/Rp630). Pada alternative kedua, perusahaan memperoleh laba per saham setelah pembelian kembali adalah :



Jika P/E ratio 15 kali, maka harga pasar saham sama dengan Rp630 per saham (15 x Rp42). Namun, harga pasar saham sebelum pembelian kembali saham sama dengan Rp600 per saham (P/E x EPS = 15 x Rp40). Sedangkan, capital gain yang diperoleh pemegang saham setelah pembelian kembali saham sama dengan Rp30 (harga pasar saham setelah pembelian kembali – harga pasar saham sebelum pembelian kembali = Rp630 – Rp600) Apabila pemegang saham indifferent antara dividen dan capital gain, berarti dapat disimpulkan bahwa nilai saham tidak dipengaruhi oleh cara bagaimana perusahaan mendistribusikan dana kepada pemegang saham. Namun demikian, sikap indifferent pemegang saham masih bisa dipertanyakan apabila pemegang saham mempunyai preferensi sistematis terhadap dividen atau capital gain. Hal ini dapat terjadi jikaterdapat perbedaan tariff pajak antara dividen dan capital gain. Dengan demikian, nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh cara bagaimana perusahaan mendistribusikan dananya. Keuntungan perusahaan yang melakukan pembelian saham kembali : 



Jumlah saham yang berkurang, sehingga EPS dan dividen per saham meningkat dengan asumsi dividend payout ratio tetap







Menghindari kenaikan dividen. Jika dividen naik terlalu tinggi dikhawatirkan di masa mendatang perusahaan terpaksa membagi dividen yang lebih kecil ( pada masa sulit atau banyak kebutuhan dana investasi ) yang dapat memberi petanda negatif. Stock repuchase merupakan alternatif yang baik untuk mendistribusikan



13



penhasilan yang diatas normal ( extraordinary earnings ) kepada pemegang saham. 



Dapat digunakan sebagai strategi untuk



mengacau usaha



pengambil – alihan perusahaan ( yang biasanya dilakukan dengan cara membeli saham sebanyak –banyaknya hingga mencapai jumlah saham mayoritas ) stock repuchase dapat menggagalkan usaha ini. 



Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin meningkatkan rasio hutang dengan cara menggunakan hutang baru untuk membeli kembali saham yang beredar.







Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke pasar jika perusahaan membutuhkan tambahan dana.



Kerugian bagi perusahaan yang melakukan pembelian saham kembali : 



Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa bahwa stock repuchase merupakan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak mempunyai proyek – proyek baru yang baik. Namun demikian, jika perusahaan benar – benar tidak memiliki kesempatan



investasi



yang



baik,



ia



memang



sebaiknya



mendistribusikan dana kembali kepada pemegang saham. Tidak banyak bukti empiris yang mendukung alasan ini. 



Setelah stock repuchase, pasar mungkin merasa bahwa risiko perusahaan meningkat sehingga dapat menurunkan harga saham.



(https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/makalah-kebijakan-dividen/) Dalam pembelian saham kembali, harga (equilibrium) yang harus ditawarkan perusahaan kepada pemegang saham adalah :



Keterangan : Px = Harga pasar per saham setelah distribusi



14



D = Jumlah dana yang akan didistribusikan S = Jumlah saham yag beredar sebelum distribusi Berdasarkan contoh tersebut maka harga equilibrium :



Jadi dapat disimpulkan dari contoh diatas jika perusahaan menawarkan harga pembelian kembali saham yang beredar sebesar Rp630, maka bagi investor hal ini akan berdampak sama dengan menerima dividen atau menjual saham dan memperoleh capital gain, dengan asumsi tidak ada perbedaan pajak antara capital gain dengan dividen.



15



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan 1. Kebijakan dividen berkaitan dengan penetapan berapa besar bagian laba bersih perusahaan akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen. 2.Terdapat beberapa teori yang menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya dividen terhadap nilai perusahaan atau harga pasar saham, yaitu dividend irrevelance theory, tax preference yheory,bird in thehand theory . masing masing teori tersebut menyatakan pendapat yang berbeda beda karena didasarkan pada asumsi yang berbeda. 3. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen,yaitu stabilitas dividen,reguler, dan ekstra dividen. 4. Perusahaan selain dapat membagikan dividen tunai, juga dapat melakukan pembagian dividen saham (stock dividend). Secara teoritis , pembagian dividen saham tidak mempunyai dampak ekonomis baik bagi perusahaan maupun pemegang saham ,kecuali hanya mengubah struktur permodalan perusahaan. 5. Perusahaan juga dapat melakukan pemecahan saham (stock split) , yang juga secara teoritis tidak mempunyai dampak ekonomis bagi perusahaan dan pemegang saham. Perusahaan melakukan stock split ketika harga pasar saham sudah terlalu tinggi. Sehingga menurunkan likuiditas saham dan dapat memengaruhi pengendalian perusahaan oleh investor yang bermodal besar. Sebaliknya ketika harga saham sangat rendah ,perusahaan dapat melakukan penggabungan saham (reverse split) 6. Apabila perusahaan memiliki kelebihan kas, sementara perusahaan tidak mempunyai peluang investasi yang menguntungkan , maka perusahaan dapat menggunakan kas tersebut untuk melakukan pembelian kembali saham yang sudah beredar (repurchase of stock)



3.2



Saran Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.



16



DAFTAR PUSTAKA (https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/makalah-kebijakan-dividen/)



17