Kemoterapi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEMOTERAPI I. Definisi Metode pengobatan penyakit kanker dengan menggunakan obat yang kerjanya menghambat dan menghancurkan sel kanker. Obat yang digunakan dalam kemoterapi bersifat cytotoxic sehingga selain menghancurkan sel kanker juga mempengaruhi sel normal. Pemberian sitostatika diberikan pada pasien dengan tumor ganas di rumah sakit atau di praktek klinik dokter, oleh karena itu anggota tim keperawatan harus mampu memberikan asuhan keperawatan pada setiap pasien yang menderita kanker untuk mendapat pengobatan kemoterapi mulai dari persiapan sampai selesainya pemberian sitostatika, yaitu dapat melakukan pengkajian pada perencanaan yang komprehensif mengenai gejala yang timbul dan memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga.



II. Cara pemberian Kemoterapi A. B. C. D. E. F. G.



Oral Intra Vena Sub Kutan atau Intra Vaskuler Intra Arteri Intra Cavity (ruangan berongga) Intra Peritoneal Intra Thecal



III. Prosedur Pemberian Obat Kemoterapi A. Periksa pasien, obat, dosis cara pemberian, jenis cairan yang digunakan, waktu pemberian, menurut prosedur yang tertulis. B. Tinjau kembali riwayat alergi terhadap obat. C. Antisipasi efek samping obat. D. Tinjau kembali hasil pemeriksaan laboratorium dan surat persetujuan dilakukan tindakan. E. Pilih peralatan yang tepat. F. Hitung dosis obat yang telah ditentukan. G. Ikuti protocol penanganan yang aman. H. Lakukan tehinik aseptik dan antiseptik. I. Terangkan prosedur pemberian obat kepada pasien dan keluarga. J. Persiapkan lokasi penusukan vena atau penusukan vena sentral. K. Berikan antibiotika. L. Jalankan kemoterapi. M. Monitor pasien setiap jam dan periksa daerah penusukan vena tetesan cairan dan cairan yang masuk. 1



N. Catat semua prosedur yang telah dilakukan.



IV. Perlengkapan Pelindung dan peralatan Untuk melindungi petugas dari keterpaparan obat kanker digunakan perlengkapan pelindung yaitu : A. Baju pelindung, harus berlengan panjang dan bermanset elastis dengan bahan bersifat dapat menahan penetrasi partikel-partikel obat dan tumpahan. Baju ini harus disposibel. B. Sarung tangan harus terbuat dari latex yang tebal dan tidak berbedak. Dianjurkan menggunakan double sarung tangan, sebaiknya sarung tangan bagian luar diganti 1 jam sekali, bila robek atau tertusuk harus segera diganti. C. Topi disposibel untuk menutup rambut. D. Disposibel surgical masker (tetap tidak melindungi dari aerosol) E. Kacamata.



V. Petugas Petugas-petugas di bawah ini seharusnya tidak dilibatkan dalam penanganan obatobat kanker. A. Wanita yang merencanakan untuk hamil. B. Wanita hamil. C. Wanita menyusui. D. Laki-laki yang merencanakan untuk menikah. E. Semua petugas-petugas tersebut ( A – D ) harus menghindari diri dari keterpaparan obat kanker minimal 1 bulan. F. Petugas-petugas atau perawat yang tidak memakai pelindung. G. Siswa perawat yang sedang praktek.



VI. Ruangan atau bangsal yang sesuai menyiapkan ( menangani obat sitostatika ) A. Obat-obat anti neoplastik harus dipersiapkan di salah satu ruangan dengan kabinet biosafety di farmasi rumah sakit. B. Apabila tidak ada kabinet biosafety maka ketika menangani obat-obat sitostatika gunakan masker, kacamata pelindung, gaun dan sarung tangan.



VII. Tindakan Pengamanan ketika menyuntikkan obat-obat anti neoplastik A. Pakailah sarung tangan disposibel dan masker yang disposibel. B. Pakailah gaun lengan panjang. C. Gunakan abocath yang kecil yang cocok untuk tidak merusak vena.



2



D. Teliti dalam menyuntikkan dan ketika penggantian jarum, alasi dengan kertas penghisap di bawah daerah penyuntikkan obat untuk menghindarkan obat yang terjatuh ke alat-alat tenun dan tempat tidur. VIII. Pembuangan sisa – sisa obat dan peralatan yang terkontaminasi A. Alat –alat dan bahan yang terkontaminasi harus dibungkus dengan aman. 1. Desinfeksi yang baik pada suhu 800 derajat Celsius – 2000 derajat Celsius. 2. Desinfeksi dengan bahan-bahan kimia. B. Pembuangan bahan-bahan yang terkontaminasi pada tempat yang telah ditetapkan.



IX. Cara aman menangani cairan tubuh ( ekskresi ) A. Perawat harus memakai sarung tangan dan gaun ketika menangani cairan tubuh pasien yang sedang menjalani pengobatan sitostatika sebelum 48 jam. B. Barang-barang yang sudah dipakai seperti sarung tangan dan pakaian steril harus dimusnahkan.



X. Hal-hal yang dilakukan bila terjadi kesalahan yang tiba-tiba A. Kontaminasi kulit dengan obat sitostatika segera bilas dengan air mengalir, cuci dengan sabun. B. Bila mata yang terkena bilas dengan cairan fisiologis selama lima menit segera ke dokter ahli mata. C. Obat yang terjatuh ( cairan atau bubuk ) tidak boleh ditinggal dan dibersihkan oleh cleaning service harus dibuang dan dibersihkan oleh petugas yang terlatih, pakailah gaun, sarung tangan dan masker ketika membersihkan. Pakailah kertas penyerap untuk menyerap cairan.



XI. Gejala-gejala yang timbul bila tidak memperhatikan cara yang aman dalam menangani obat sitostatika A. B. C. D. E.



Mata dan kulit iritasi Nyeri kepala, pening sampai sakit kepala Mual Peningkatan mutagenesis Peningkatan heterogenesis



XII. Hal –hal yang biasanya menghasilkan kontaminasi A. B. C. D.



3



Pengambilan kembali obat melalui jarum Ampul yang terbuka Pengeluaran udara dari spuit obat Mengganti botol infus atau selang infus



XIII.Akibat-akibat dari kemoterapi A. Rambut rontok atau botak B. Reaksi kulit 1. Eritema atau urtikaria 2. Akral eritema 3. Liperpigmentasi kulit atau kuku 4. Linear banding kuku 5. Hiper keratosis C. Gejala gastro intestinal 1. Mukositis 2. Stomatitis 3. Mual dan muntah 4. Rasa kecap berubah atau hilang 5. Esophagitis 6. Gastritis ulcer 7. Diare 8. Paralitik ileus D. Gejala penekanan sum-sum tulang 1. Anemia menyebabkan rasa lelah atau lemas 2. Leukopenia menyebabkan : febris neutropeniua, sepsis, infeksi ( kuman, jamur, virus herpes zooster dan parasit ) 3. Tronbositopenia menyebabkan perdarahan yang terlihat ( kulit, sklera mata ) atau perdarahan yang tidak terlihat ( retina dan otak ) E. Sistem saraf 1. Parastesia 2. Neuropati perifer 3. Kebutaan 4. Lethargy F. Gangguan jantung 1. Hipertensi 2. Gagal jantung G. Fibrosis paru H. Pancreatitis I. Perdarahan uterus J. Gagal ginjal K. Gangguan hati



XIV.Ekstravasasi Ekstravasasi adalah terjadinya infiltrasi obat-obat kemoterapi yang vesikan atau iritan dari vena ke jaringan sekitarnya dekat lokasi penusukan canul infus. Vesikan adalah kemoterapi yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Iritan adalah obat



4



kemoterapi yang mengakibatkan rasa sakit pada lokasi penusukan dan sepanjang vena dengan atau tanpa reaksi inflamasi.



A. Gejala awal Pasien mengeluh rasa terbakar, perawat melakukan observasi, adanya merah ringan atau merah menyala, adanya pembengkakan, perubahan kualitas infus.



B. Gejala setelah beberapa hari 1. 2. 3. 4.



Perubahan warna kulit Pengerasan atau pembekuan di area tersebut Pergantian bagian lapis kulit luar yang kering Panas sekali



C. Gejala dalam beberapa minggu berikutnya Terjadi luka ulkus nekrotik yang memerlukan pembedahan, ekstravasasi juga disebabkan oleh iskemik kerusakan endotel dan trombose vena yang dapat menyebabkan integritas sirkulasi terganggu. Bertambahnya kerusakan biasanya diikuti terjadinya ulkus yang berkumpul di tengah dan merusak kulit sehingga terus meluas dan melebar.



D. Penanganan ekstravasasi 1. 2. 3. 4.



Stop infus Mencabut jarum pada tempatnya Immobilisasi ekstremitas atau istirahatkan Lakukan aspirasi dari sisa obat atau darah di selang infus, jarum dan tempat kemungkinan ekstravasasi 5. Melepaskan selang atau spuit dan menggantinya dengan spuit yang berisi NaCL 6. Menyediakan antidote 7. Mengganti spuit berisi NaCL dengan antidote 8. Memasukkan antidote, pemberian antidote secara sub kutan ke dalam area ekstravasasi 9. Menggunakan jarum nomor 25, jumlah antidote yang dimasukkan tergantung obat yang dimasukkan ke dalam jaringan, biasanya 1 – 4 cc 10. Hindari melakukan perabaan pada daerah yang megalami ekstravasasi 11. Lakukan pemotretan 12. Balut dengan pembalut yang rapat 13. Memakai kompres hangat dan dingin untuk menghindari indikasi tekanan yang tak semestinya 14. Meninggikan dan mengistirahatkan ekstremitas selama 48 jam setelah itu kembali ke aktifitas normal 15. Memberitahukan kepada dokter 16. Observasi tempat secara teratur terhadap nyeri, bengkak, kemerahan, kekerasan atau nekrosis 17. Menanggulangi pengobatan nyeri sesuai organ



E. Pencatatan kejadian 1. Tanggal dan waktu 2. Jenis vena yang ditusuk dan ukuran jarum 3. Tempat tusukan 5



4. Beberapa kali dalam penusukan vena dan lokasi 5. Obat yang diberikan 6. Urutan obat sitostatika



F. Selanjutnya pencatatan yang harus dilakukan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Tehnik pemberian obat Kira-kira jumlah obat yang diekstravasasi Keluhan pasien Tindakan keperawatan Keadaan tempat ekstravasasi Memberitahu dokter



G. Kesimpulan 1. Kemoterapi sangat berguna dalam pengobatan kanker 2. Pemberiannya oleh dokter onkologi medik yang mengerti manfaat dan efek samping dan dilaksanakan 3. Efek samping bukan hanya pada saat diberikan langsung tetapi justru banyak efek samping setelah beberapa minggu atau bulan bahkan seumur hidup, harus diketahui jenis obat dan jumlah obat yang sudah didapat 4. Harus dibayangkan pengobatan memerlukan biaya besar bukan untuk obat kemoterapi tetapi obat-obatan pendukung ( supportif ) seperti : infeksi akibat samping lekopenia memrlukan antibiotik, transfusi komponen darah, obat-obat nutrisi parenteral atau enteral jika diare 5. Penatalaksanaan multi disiplin mutlak, diperlukan sehingga masing-masing ahli dapat berperan penuh di bidangnya dengan profesionalisme yang tinggi.



XV. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul 1. Cemas berhubungan dengan keadaan penyakitnya dan efek kemoterapi. 2. Berduka berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan gaya hidup, perubahan fungsi tubuh. 3. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan efek kemoterapi misalnya alopecia ( rambut rontok / kebotakan ). 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual / muntah, anoreksia, perubahan pengecapan. 5. Potensial kekurangan volume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya pengeluaran cairan. 6. Potensial keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik efek samping dari obat – obatan kemoterapi. 7. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasive. 8. Potensial perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan efek samping dari obat kemoterapi. 9. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemoterapi. 10. Kurang pengetahuan tentang prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan informasi.



6



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CHEMOTERAPI



No. 1.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif Cemas berhubungan dengan keadaan penyakitnya dan efek chemoterapi. Data Subjektif :  Pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya.  Pasien mengatakan takut akan penyakitnya. Data Objektif :  Pasien tampak gemetar  Pasien tampak gelisah.  Pasien tampak ketakutan.  Tanda – tanda vital : Suhu , Nadi , Tekanan Darah , Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan Tujuan Jangka Panjang : Rasa cemas hilang Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 2x24 jam :  Cemas berkurang  Ekspresi wajah rileks  Pasien dapat mendemonstrasikan koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan .  Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 – 37 º C , Nadi : 70 – 90 x/menit , Tekanan Darah : 110 / 70 – 130/90 mmHg , Pernafasan : 16 – 24 x/menit (Tanda – tanda vital dalam batas normal).



Rencana Tindakan 1. Kaji tingkat pasien penyakitnya.



Rasionalisasi



rasa cemas 1. Mengetahui sejauh mana rasa cemas mengenai yang dialami pasien mengenai penyakitnya dan sejauh mana kesiapan pasien menghadapi tindakan yang akan diberikan.



2. Observasi tanda – tanda vital



2. Untuk mengetahui pasien.



keadaan



umum



3. Anjurkan pasien untuk 3. Menberikan kesempatan untuk mengungkapkan pikiran dan mengetahui rasa takut realistis serta perasaannya . kesalahan konsep tentang diagnosis. 4. Anjurkan pasien untuk 4. Menberi rasa tenang dan pasrah pada berdoa menurut agama dan Tuhan. keyakinannya. 5. Tinjau ulang pengetahuan 5. Membantu dalam identifikasi rasa takut pasien sebelumnya dengan dan kesalahan konsep berdasarkan pada kanker. pengalaman dengan kanker. 6. Beri lingkungan terbuka di 6. Membantu pasien untuk merasa di mana pasien merasa aman terima pada adanya kondisi tanpa untuk mendiskusikan perasaan dihakimi dan meningkatkan perasaannya . perasan kontrol dan rasa terhormat. 7. Jelaskan pengobatan yang 7. Tujuan pengobatan kanker adalah dianjurkan, tujuannya dan menghancurkan sel – sel maligna sambil potensial efek samping. meminimasi kerusakan pada sel normal .



7



No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan



Rencana Tindakan 8. Beri informasi mengenai prognosis.



Rasionalisasi akurat 8. Dapat menurunkan kecemasan dan memungkinkan pasien membuat keputusan / pilihan berdasarkan realita.



9. Beri kesempatan pasien 9. Informasi akurat memungkinkan pasien untuk bertanya dan jawab menghadapi situasi lebih efektif dengan pertanyaan dengan jujur . realita karenanya menurunkan kecemasan dan rasa takut karena ketidaktahuan. 10. Beri lingkungan yang tenang 10. Memudahkan istirahat , menghemat dan tingkatkan rasa tenang energi , dan meningkatkan kemampuan dan nyaman koping. 11. Libatkan keluarga dalam 11. Keterlibatan keluarga sangat berarti pemberian informasi untuk dalam memberikan dukungan moril memotivasi dan mensupport pada pasien sehingga pasien merasa mental pasien. optimis untuk mencapai penyembuhan. 12. Kolaborasi medik dalam 12. Dengan memberi penjelasan yang benar memberi penjelasan mengenai penyakitnya dapat membantu mengenai penyakitnya. menurunkan kecemasan yang berhubungan rasa takut tentang ketidaktahuan dan kehilangan kontrol.



8



No. 2.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif Berduka berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh , perubahan gaya hidup , perubahan fungsi tubuh .



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan Tujuan Jangka Panjang : Pasien dapat mengidentifikasikan dan mengekspresikan perasannya dengan tepat



Rencana Tindakan



Rasionalisasi



1. Kaji proses perasaan berduka 1. Pengetahuan pasien tentang proses yang dialami pasien . berduka memperkuat normalitas perasaan / realita terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien menghadapi lebih efektif dan menerima



2. Sedikit pasien yang benar – benar siap Data Subjektif : Tujuan Jangka Pendek : 2. Observasi adanya syok awal untuk realita terhadap perubahan yang  Pasien mengatakan sedih Dalam waktu 2x24 jam : dan ketidakyakinan setelah terjadi . dengan keadaannya .  Pasien dapat di diagnosa kanker atau mengungkapkan prosedur yang dapat pemahaman tentang Data Objektif : menimbulkan trauma keadaan penyakitnya.  Pasien tampak sedih . (misalnya pembedahan yang  Pasien tampak gemetar  Pasien dapat dapat menimbulkan dan tegang. melanjutkan aktifitas kecacatan ). kehidupan normal,  Pasien tampak menarik 3. Pasien merasa terdukung diri. melihat ke arah / 3. Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya dengan merencanakan masa mengungkapkan pikiran / memahami bahwa konflik emosi yang depan. masalah dan penerimaan dalam dan sering adalah normal yang ekspresi kesedihan , marah , dialami orang lain dalam situasi sulit ini. penolakan. 4. Memungkinkan pasien mempertahankan 4. Anjurkan pasien untuk kontrol terhadap kehidupan. berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan . 5. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa 5. Tanyakan pada pasien psien kanker beresiko terhadap bunuh tentang status fikiran dan diri, mereka secara khusus rentan bila depresi yang melemahkan . baru di diagnosa dan atau pulang ke rumah. 6. Kunjungi dengan sering dan baerikan kontak fisik dengan tepat sesuai kebutuhan.



9



6. Membantu mengurangi perasaan isolasi dan diabaikan.



No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan



Rencana Tindakan



Rasionalisasi



7. Kuatkan penyuluhan tentang 7. Pasien mendapat keuntungan dari proses penyakit dan informasi aktual, individu dapat pengobatan , berikan mengajukan pertanyaan langsung informasi sesuai permintaan / tentang kematian dan jawaban jujur tepat tentang menjelang ajal , meningkatkan rasa parcaya dan bersikap jujur jangan keyakinan bahwa informasi benar. memberikan harapan palsu saat memberikan dukungan emosional. sumber ini memberi 8. Bantu pasien 8. Mengenali kesempatan melalui perasaan berduka . mengidentifikasi kekuatan pada diri sendiri / situasi dan sistem pendukung . 9. Diskusikan secara bersama 9. Menjadi bagian dari pemecahan masalah / perencanaan dapat memberikan dengan pasien dalam perasaan kontrol tentang kejadian yang merencanakan masa depan akan terjadi. dan menyusun tujuan realita. 10. Libatkan keluarga untuk 10. Dukungan keluarga dapat membantu memotivasi pasien memberikan selalu mendampingi dalam keyakinan pada pasien bahwa pasien proses berduka tidak sendiri atau di tolak sehingga dapat meningkatkan harga diri pasien. 11. Kolaborasi medik untuk 11. Dapat membantu untuk menghasilkan distress atau mengatasi perasaan rujuk konseling yang tepat berduka untuk memudahkan koping. sesuai kebutuhan.



3. Gangguan gambaran diri Tujuan Jangka Panjang : berhubungan dengan efek Gambaran diri pasien tidak 10



1. Kaji persepsi pasien tentang 1. Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan gambaran dirinya saat ini . interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi / konseling lebih lanjut.



No.



chemoterapi misalnya alopecia (rambut rontok / kebotakan). Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif Data Subjektif :  Pasien mengatakan rambut rontok dan mengalami kebotakan .  Pasien merasa putus asa Data Objektif :  Tampak rambut pasien mengalami kerontokan dan kebotakan.  Pasien tampak cemas dan gelisah.



terganggu. Tujuan / Rencana Tindakan Rasionalisasi Hasil Yang Diharapkan Tujuan Jangka Pendek : 2. Observasi perilaku menarik 2. Dapat menunjukkan emosional ataupun diri, penggunaan metode koping maladaptif Dalam waktu 2x24jam : menyangkal atau terlalu membutuhkan intervensi lebih lanjut /  Pasien mengungkapkan pemahaman tentang memperhatikan perubahan dukungan psikologis. perubahan tubuh , tubuh. penerimaan diri dalam situasi. estetika membutuhkan 3. Anjurkan pasien untuk 3. Kehilangan penerimaan sehingga pasien dapat  Pasien memahami mengekspresikan perasaan . penyebab kerontokan membuat rencana untuk masa depan. rambut.  Pasien kooperatif 4. Jelaskan bahwa kerontokan 4. Memberikan pemahaman yang jelas dalam pengobatan. terhadap pasien tentang dampak dari rambut bersifat sementara pengobatan yang telah diberikan. dan akan tumbuh lagi setelah selesai chemoterapi. 5. Jelaskan mengenai 5. Agar pasien dapat tampil lebih percaya diri dan menerima keadaannya. perawatan rambut rontok seperti penggunaan hair drier , penutup kepala dan wig. 6. Libatkan keluarga untuk 6. Dukungan keluarga dapat membantu kepercayaan diri pasien dan mendukung memotivasi dan mensupport dalam proses penyembuhan. mental pasien 7. Kolaborasi medik untuk 7. Dapat membantu dalam program perawatan kebotakan rambut / rujuk dan konseling pada ahli kerontokan. estetika.



4. 11



Perubahan dari



Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji tingkat nutrisi pasien . Kebutuhan nutrisi nutrisi kurang terpenuhi. kebutuhan



1. Mengidentifikasi pemenuhan nutrisi dan defisiensi nutrisi.



baerhubungan dengan mual / muntah , anoreksia , perubahan pengecapan. No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif Data Subjektif :  Pasien mengatakan tidak nafsu makan.  Pasien mengatakan mual dan muntah. Data Objektif :  Pasien tampak mual dan muntah.  Pasien tidak menghabiskan porsi makannya.  Tanda – tanda vital : Suhu , Nadi , Tekanan Darah , Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan Tujuan JangkaPendek : Dalam waktu 3x24 jam:  Pasien tidak mual dan muntah lagi .  Pasien dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan rumah sakit.  Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 – 37 º C , Nadi : 70 – 90 x/menit , Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg , Pernafasan : 16 – 24 x/menit (Tanda – tanda vital dalam batas normal).



Rencana Tindakan



Rasionalisasi



2. Observasi ketidak adekuatan 2. Defisit nutrisi yang berkaitan dengan nutrisi dan jelaskan chemoterapi dapat mempunyai banyak kemungkinan penyebabnya. penyebab, obat – obatan sitostatika merangsang pusat muntah pada otak , mukositis akibat chemoterapi juga menghambat asupan dan absorbsi nutrien akhirnya cemas dan stress dapat menghambat nafsu makan dan menimbulkan penurunan asupan. 3. Anjurkan pasien untuk 3. Memudahkan proses pencernaan dan makan sedikit tapi sering. toleransi pasien terhadap nutrisi. 4. Anjurkan pasien untuk 4. Kelebihan yang berlanjut istirahat sebelum makan. menurunkan nafsu makan.



akan



5. Ajarkan pasien penggunaan 5. Dapat mencegah rasa dan menurunkan tehnik relaksasi , visualisasi , mual , penurunan anoreksia dan bimbingan imajinasi , latihan memungkinkan pasien meningkatkan sedang / sebelum makan. masukan oral. 6. Timbang Berat Badan setiap 6. Membantu dalam identifikasi malnutrisi hari sesuai indikasi , pastikan protein / kalori khususnya bila Berat jumlah penurunan Berat Badan dan pengukuran antropometik Badan saat ini. kurang dari normal. 7. Pertahankan hygiene yang baik sebelum sesudah makan.



oral 7. Hygiene oral yang yang buruk dapat dan mengakibatkan bau tak sedap atau rasa tak enak yang menghilangkan nafsu makan.



8. Libatkan keluarga untuk 8. Keterlibatan keluarga dapat membuat membantu memenuhi waktu makan lebih menyenangkan yang 12



kebutuhan nutrisi pasien .



No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan



Rencana Tindakan



dapat meningkatkan pasien.



nafsu



makan



Rasionalisasi



9. Kolaborasi medik dalam 9. Mencegah kekurangan karena pemberian roboransia. penurunan absorbsi vitamin larut dalam lemak defisiensi vitamin B6 dapat memperberat / mengekserbasi depressi , peka rangsang. 10. Kolaborasi dengan ahli gizi 10. Memberikan rencana diet khusus untuk untuk informasi yang lebih memenuhi kebutuhan individu dan lanjut. maenurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein / kalori dan defisiensi mikronutrien.



5.



13



1. Kaji turgor kulit dan kelembaban membran Potensial kekurangan volume Tujuan Jangka Panjang : mukosa dan perhatikan cairan berhubungan dengan Kekurangan volume cairan keluhan haus. tidak adekuatnya tidak terjadi. pengeluaran cairan. 2. Observasi tanda – tanda Tujuan Jangka Pendek : vital, evaluasi nadi perifer Data Subjektif : Dalam waktu 3 x 60 pengisian kapiler. (Data sesuai dengan keluhan menit : pasien yang menunjang  Turgor kulit elastis. 3. Observasi terhadap diagnosa keperawatan).  Membran mukosa kecenderungan perdarahan lembab. misalnya rembesan dari Data Objektif :  Pengeluaran urine membran mukosa, adanya  K/U pasien lemah. adekuat secara ekimosis dan petekia.  Pasien tampak mual dan individual. muntah.  Pengisian kapiler 4. Anjurkan pasien untuk  Turgor kulit kurang kurang dari 3 menit. banyak minum sampai 3000 elastis.  Tanda – tanda vital ; ml / hari sesuai toleransi Suhu : 36 - 37º C , Nadi individu. : 70 – 90 x / menit, Tekanan Darah : 110/70



1. Indikator tidak langsung dari status hidrasi / derajat kekurangan cairan.



2. Menunjukkan sirkulasi.



keadekuatan



volume



3. Identifikasi dini terhadap masalah yang dapat terjadi sebagai akibat kanker atau terapi memungkinkan untuk intervensi segera. 4. Membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan menurunkan resiko efek samping yang membahayakan misalnya sistitis hemoragi pada pasien yang mendapat siklofosfamid.



No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif  Tanda – tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).



– 130/90 mmHg, 5. Pengukuran sensitive terhadap fluktuasi Pernafasan : 16 – 24 5. Timbang BB sesuai indikasi. keseimbangan cairan. x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal). Tujuan / Rencana Tindakan Rasionalisasi Hasil Yang Diharapkan 6. Catat pemasukan dan 6. Penggantian keseimbangan cairan pengeluaran tiap 24 jam. negatif terus menerus, menurunkan pengeluaran ginjal dan konsentrasi urine menunjukkan terjadinya dehidrasi dan perlunya peningkatan cairan. 7. Libatkan keluarga dalam 7. Keluarga dapat membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan cairan memotivasi pasien dalam memberikan pasien. minum atau cairan. 8. Kolaborasi medik dalam 8. Diberikan untuk hidrasi umum serta pemberian cairan IV sesuai mengencerkan obat antineoplastik dan indikasi. menurunkan efek samping merugikan misalnya mual, dan muntah.



6. Potensial keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic efek samping dan obat – obatan chemoterapi. Data Subjektif :  Pasien mengatakan tidak mampu berkonsentrasi dan tidak berminat terhadap sekitarnya.  Pasien mengatakan badan mudah letih.



14



Tujuan Jangka Panjang : Keletihan tidak terjadi.



1. Kaji respon fisiologis 1. Toleransi sangat bervariasi tergantung terhadap aktifitas, perubahan pada tahap proses penyakit, status pada tekanan darah atau nutrisi, keseimbangan cairan. frekwensi jantung / pernafasan.



Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 1x 24 jam :  K / U membaik.  Tanda – tanda vital ; 2. Observasi tanda – tanda 2. Untuk mengetatahui keadaan umum Suhu : 36 - 37º C , Nadi vital. pasien. : 70 – 90 x /menit, Tekanan Darah : 110 / 3. Anjurkan pasien untuk 3. Meningkatkan kekuatan atau stamina 70 – 130/90 mmHg, melakukan apa saja bila dengan memotivasi pasien menjadi lebih Pernafasan : 16 – 24 mungkin misalnya mandi aktif tanpa kelelahan yang berat. x/menit (tanda – tanda sambil duduk, bangun dari vital dalam batas kursi, berjalan, serta normal). tingkatkan aktifitas sesuai kemampuan.



4. Rencanakan perawatan untuk 4. Periode istirahat sering diperlukan untuk memungkinkan periode memperbaiki atau untuk menghemat istirahat. energi. No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif  Tanda – tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan



Rencana Tindakan



Rasionalisasi



5. Buat tujuan aktivitas realistis 5. Memberikan rasa kontrol dan perasaan dengan pasien. mampu menyelesaikan masalahnya. 6. Beri pemasukan nutrisi yang 6. Masukkan nutrisi yang adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi adekuat. dalam beraktivitas. 7. Libatkan keluarga dalam 7. Keluarga dapat memberikan dukungan dan memotivasi pasien dalam proses memberikan support mental penyembuhan. pada pasien. medik O2



anemia / hipoksemia dalam 8. Adanya menurunkan ketersediaan O2 dan ini sesuai akan memperberat keletihan.



1. Kaji tanda dan terjadinya infeksi.



gejala 1. Pengendalian dini dan intervensi segera dapat mencegah proses sepsis yang lebih serius.



8. Kolaborasi pemberian indikasi. 7. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.



Tujuan Jangka Panjang : Infeksi tidak terjadi.



2. Observasi tanda – tanda vital 2. Peningkatan suhu terjadi karena Tujuan Jangka Pendek : berbagai faktor misalnya : efek samping khususnya suhu. Data Subjektif : Dalam waktu 3 x 24 jam : kemoterapi, proses penyakit atau infeksi. (Data sesuai dengan keluhan  Pasien dapat mencapai Identifikasi dini proses infeksi pasien yang menunjang pemulihan tepat pada memungkinkan terapi yang tepat untuk diagnosa keperawatan). waktunya. dimulai dengan segera.  Tanda – tanda vital ; Data Objektif : Suhu : 36 - 37º C , Nadi 3. Anjurkan pasien untuk 3. Terjadinya stomatitis meningkatkan  Pasien pasang infus. : 70 – 90 x / menit, resiko terhadap infeksi / pertumbuhan hygiene oral yang baik.  Pasien pasang obat Tekanan Darah : 110/70 bakteri. chemoterapi. – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 4. Batasi pengunjung dan 4. Melindungi pasien dari sumber – sumber 15



No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif  Tanda – tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).



x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal). Tujuan / Hasil Yang Diharapkan



tempatkan pada ruang isolasi sesuai indikasi. Rencana Tindakan



infeksi.



Rasionalisasi



5. Batasi prosedur invasif dan 5. Menurunkan resiko lakukan dengan tehnik terhadap agen infeksius aseptik.



kontaminasi



dapat memantau dan 6. Libatkan keluarga untuk 6. Keluarga melaporkan bila terjadi infeksi sehingga melaporkan bila terjadi komplikasi lanjut dapat dicegah. perubahan – perubahan yang terjadi pada pasien. untuk mengidentifikasi 7. Kolaborasi medik dalam 7. Digunakan infeksi secara profilaktik pada pasien pemberian antibiotik. imunosupresi.



8.



Potensial perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan efek samping dari obat chemoterapi.



Tujuan Jangka Panjang : Tidak terjadi perubahan pada membran mukosa oral.



1. Kaji rongga mulut setiap 1. Inflamasi mukosa oral secara umum terjadi 7 – 14 hari setelah mulainya hari, perhatikan perubahan pengobatan respon meluas dari erithema pada integritas membran sedang sampai ulserasi berat, yang mukosa oral (misalnya sangat nyeri menghambat masukan oral kering, kemerahan). Pastikan dan potensial mengancam hidup. apakah pasien mengeluh rasa terbakar di mulut, perubahan pada kualitas suara, kemampuan untuk menelan, indra pengecap dan terjadinya saliva kental / banyak.



Tujuan Jangka Pendek : Data Subjektif : (Data sesuai dengan keluhan Dalam waktu 1 x 24 jam : pasien yang menunjang  Membran mukosa oral utuh, berwarna merah diagnosa keperawatan). muda dan bebas dari inflamasi. Data Objektif :  Tanda – tanda vital ; 2. Observasi kesehatan gigi dan 2. Mengidentifikasi pengobatan profilaksis  Mukosa bibir kering. Suhu : 36 - 37º C , Nadi yang mungkin diperlukan sebelum hygiene oral pada  Tanda – tanda vital : : 70 – 90 x/menit, memulai cmemoterapi atau radiasi dan penerimaan dan secara Suhu, Nadi, Tekanan Tekanan Darah : 110/70 memberikan data dasar pada perawatan periodik. Darah, Pernafasan – 130/90 mmHg, hygiene oral saat ini. (sesuai dengan data yang Pernafasan : 16 – 24 ditemukan). x/menit (tanda – tanda 3. Anjurkan pasien untuk 3. Produk yang mengandung alkohol dapat vital dalam batas mengeksaserbasi kekeringan / iritasi program oral hygiene 16



normal).



No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan



termasuk menghindari pencuci mulut yang mengandung alhohol. Rencana Tindakan



membran mukosa.



Rasionalisasi



4. Anjurkan pasien untuk 4. Stomatitis berat dapat mempengaruhi menghindari makanan panas masukan nutrisi dan cairan yang atau pedas. meninggalkan keseimbangan nitrogen negatif atau dehidrasi. 5. Anjurkan penggunaan 5. Modifikasi diet dapat membuat makanan lebih mudah ditelan. sedotan, makan makanan yang lunak, permen dan es krim sesuai dengan toleransi. 6. Diskusikan dengan pasien 6. Perawatan mulut yang baik penting selama pengobatan untuk mengontrol tentang area yang komplikasi stomatitis. memerlukan perbaikan, demontrasikan metode untuk perawatan oral yang baik. 7. Libatkan keluarga untuk 7. Dukungan keluarga dapat membantu dalam proses penyembuhan dan membantu dalam perawatan menjaga kebersihan mulut. mulut. 8. Kolaborasi medik dalam 8. Mungkin diperlukan untuk mengatasi / mencegah infeksi oral sekunder seperti pemberian preparat pencuci kandida, pseudomonas, herpes simpleks. mulut antimikrobia.



9.



17



Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan chemoterapi.



1. Kaji keadaan kulit terhadap 1. Efek kemerahan dapat terjadi dalam area radiasi, kekeringan dan pruritus, lepuh, efek samping terapi kanker. ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan Tujuan Jangka Panjang : dermis dan kelenjar keringat dapat Kerusakan integritas kulit terlihat. dapat diminimalkan. mengetahui perubahan – 2. Observasi keadaan kulit dan 2. Untuk



Data Subjektif :  Pasien mengatakan kulitnya keras dan berwarna kehitaman. No.



suhu kulit.



perubahan yang terjadi pada kulit.



Diagnosa Perawatan Tujuan / Rencana Tindakan Rasionalisasi Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan Data Objektif : 3. Anjurkan pada pasien untuk 3. Dapat menyebabkan iritasi pada kulit. menghindari krim kulit  Tampak hiperpigmentasi Tujuan Jangka Pendek : kulit apapun salep, dan bedak Dalam waktu 3 x 24 jam : kecuali diijinkan dokter.  Pasien dapat berpartisipasi dalam pasien 4. Kulit sangat sensitif selama pengobatan tehnik untuk mencegah 4. Anjurkan dan iritasi harus dihindari untuk menggunakan pakaian komplikasi dan mencegah cedera dermal. lembut dan longgar pada area meningkatkan yang terkena. penyembuhan. 5. Anjurkan pasien untuk 5. Mempertahankan mengiritasi kulit. mandi dengan air hangat dan sabun ringan.



kebersihan



tanpa



6. Cuci kulit segera dengan 6. Untuk menurunkan resiko iritasi kulit. sabun dan air bila agen antineoplastik tercecer pada kulit yang tidak terlindungi. 7. Libatkan keluarga untuk 7. Dukungan keluarga dapat membantu dalam proses pemulihan. membantu dalam perawatan kulit pasien. 8. Kolaborasi medik dalam 8. Mungkin digunakan untuk mencegah infeksi atau memudahkan penyembuhan pemberian salep topikal bila terjadi luka bakar kimia dengan tepat. (ekstravasasi).



10. 18



Kurang pengetahuan tentang Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji ulang prognosis penyakit dan Pengetahuan pemahaman, tentang kebutuhan pengobatan prognosis penyakit dan pengobatan.



tingkat 1. Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar alternatif dan memberikan dasar pengetahuan



berhubungan dengan kebutuhan keterbatasan informasi. bertambah.



No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif Data Subjektif :  Pasien mengatakan tidak tahu tentang prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan.



pengobatan



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan



dimana pasien membuat keputuasan berdasarkan informasi.



Rencana Tindakan



2. Kaji persepsi pasien tentang sumber dan pengobatan Tujuan Jangka Pendek : kanker. Dalam waktu 2 x 60 menit :  Pasien dapat melakukan dengan 3. Anjurkan pasien untuk Data Objektif : benar prosedur yang meningkatkan masukan  Pasien banyak bertanya. diperlukan dan cairan dan serat dalam diet  Pasien kurang kooperatif mengetahui alasan serta latihan teratur. dalam pengobatan. tindakan.  Pasien tidak bertanya – 4. Tinjau ulang aturan tanya lagi. pengobatan khusus dan  Pasien berpartisipasi penggunaan obat yang dijual dalam aturan bebas. pengobatan. 5. Berikan materi tertulis tentang kanker, pengobatan, dan ketersediaan sistem pendukung.



Rasionalisasi 2. Membantu mengidentifikasi ide, sikap, rasa takut, kesalahan konsepsi, dan kesenjangan pengetahuan tentang kanker. 3. Memperbaiki konsistensi feses merangsang peristaltik usus.



dan



4. Meningkatkan kemampuan untuk mengatur perawatan diri dan menghindari potensial komplikasi / interaksi obat. 5. Kecemasan karena berpikir terus menerus tentang kehidupan dan kematian sering menghalangi kemampuan pasien untuk mengasimilasi informasi secara adekuat. Materi tertulis yang di bahwa pulang adalah materi penguatan dan klasifikasi tentang informasi sesuai kebutuhan pasien.



6. Lakukan evaluasi sebelum 6. Membantu dalam transisi ke lingkungan rumah dengan memberikan informasi pulang ke rumah sesuai tentang kebutuhan perubahan pada indikasi. situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan. 7. Tekankan pentingnya 7. Memberikan pemantauan yang terus menerus tentang kemajuan / resolusi melakukan evaluasi medik. proses penyakit dan kenyataan untuk 19



mendiagnosa dan pengobatan waktu terhadap komplikasi.



No.



Diagnosa Perawatan Data Subjektif & Objektif



Tujuan / Hasil Yang Diharapkan



Rencana Tindakan



tepat



Rasionalisasi



8. Libatkan keluarga dalam 8. Membantu dalam memberikan memberi support mental dukungan moril pada pasien dan pada pasien. menurunkan tingkat kecemasan pasien. 9. Kolaborasi medik dalam 9. Untuk memperoleh informasi – pemberian penjelasan informasi yang lebih jelas lagi tentang tentang penyakitnya. penyakit dan pengobatannya.



20