Keperawatan Paliatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuhan harus dipahami dan



dialami oleh setiap perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam arahan atau konseling pasien dalam penggunaan berbagai terapi. Terapi Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan sejak dulu dalam dunia kesehatan. Namun, dalam beberapa survei yang telah dilakukan mengenai penggunaan terapi komplementer, cakupan terapi komplementer sendiri masih agak terbatas. Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Kemudian perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana, seringkali prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai prose normal, tidak mempercepat atau menunda keamatian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan mengusahakan membantu mengatasi duka cita pada keluarga. Reaksi emosional pada klien paliatif tersebut ada lima yaitu denail, anger, bergaining, depression dan acceptance (Kubler-Ross,2003). Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membahas tetang terapi komplementer pada pasien paliatif yaitu dengancara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang Konvensional. 1.2.



Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan paliatif? 2. Apa tujuan perawatan paliatif? 3. Apakah yang dimaksud dengan terapi herbal medik? 4. Apa kelebihan dan kekurangan terapi herbal medik? 1



5. Bagaimana proses terapi herbal medik pada paliatif? 1.3.



Tujuan 1. Mengetahui pengertian perawatan paliatif. 2. Mengetahui tujuan dari perawatan paliatif. 3. Mengetahui memahami tentang pengertian terapi herbal medik. 4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan terapi herbal medik. 5. Mengetahui proses terapi herbal medik pada paliatif.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1.



Pengertian Palliative Care Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan, dan



“Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”) merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan. Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (WHO 2011). Kemudian menurut Kemenkes RI No. 812 (2007) paliatif care (perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui penceghan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit masalah lain, fisik, psikososial, spirirtual. 2.2.



Tujuan Keperawatan Paliatif Tujuan dari perawatan palliative 1. Mengurangi penderitaan pasien 2. Memperpanjang umurnya 3. Meningkatkan kualitas hidupnya 4. Memberikan support kepada keluarganya. 5. Meski pada akhirnya pasien



meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. 2.3.



Perngertian Herbal Medik Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa



herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektifitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan



3



diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut : 1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi. 2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi. 3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus menerus. 2.4.



Kelebihan Dan Kekurangan Herbal Medik Adapun yang menjadi kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia diantaranya : a.         Tidak ada efek samping Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas dari semua jenis efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum berbagai macam jamu tradisional dan belum pernah tercatat ada kasus efek samping yang mematikan. Namun Anda tetap perlu berhati-hati karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Dalam hal ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya. b.        Bebas toksin Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapa pun, bahkan seringkali memberikan efek meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi). c.         Mudah diproduksi Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas akar, umbi, buah, bunga, kulit kayu dan bagian tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat pengolahan obat herbal tidak memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang besar. Banyak obat herbal yang diproduksi oleh usaha rumah tangga yang dipasarkan dari pintu ke pintu. Berkat internet, kini distribusi obat herbal semakin mudah dan mendunia. d.        Menghilangkan akar penyebab penyakit Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala penyakit, tetapi juga menghilangkannya hingga ke akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat holistik (menyeluruh) sehingga tidak hanya berfokus pada penghilangan penyakit tapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. 4



e.         Bisa dibeli siapa saja dan di mana saja Siapa pun boleh membeli obat herbal di mana pun. Anda tidak perlu resep dokter atau pergi ke apotik untuk membelinya. Namun, sebaiknya konsumen berkonsultasi dengan dokter bila mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat farmasi karena dikhawatirkan terjadi interaksi obat. f.          Murah Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih murah. Hal ini karena obat herbal tidak perlu membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Di masa mendatang, harga obat-obatan herbal bahkan dapat jauh lebih murah bila skala produksinya lebih efisien. g.         Multi-khasiat Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit. Misalnya Habbatussauda (jintan hitam) bisa membantu menghilangkan asam urat, diabetes, migren, kanker sampai hepatitis. Bawang putih tidak hanya bersifat antivirus namun juga menurunkan kadar kolesterol dan menguatkan jantung. Banyak sekali bahan alami lainnya yang multi-khasiat seperti itu. Dalam literature lain disebutkan pula beberapa kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia diantaranya : a.         Efek samping tidak ada jika penggunaannya secara benar, hal ini mengingat tanaman obat bersifat kompleks dan organis yang cocok untuk tubuh yang bersifat kompleks dan organis, sehingga tanaman obat dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak. b.         Efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, seperti kanker, tumor, darah tinggi, darah rendah, diabetes, hepatitis, stroke, sinusitis, herpes, bau badan, bisul dan lain-lain. c.         Harga relatif murah, karena dapat ditanam sendiri, harga akan meningkat jika diperoleh dalam bentuk kering, dan akan meningkat lagi jika diperoleh dalam bentuk hasil olahan. Harga akan menjadi sangat mahal apabila diperoleh dalam bentuk isolat yaitu senyawa tertentu yang diperoleh dari ekstrak tanaman, seperti vincristine, obat kanker yang diisolasi dari ekstrak tapak dara (Catharanthus roseus) dan diimpor. d.        Tidak perlu bantuan tenaga medis, Apabila diagnosa sudah jelas, pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh anggota keluarga sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan tenaga medis atau paramedis. Dokter dibutuhkan untuk diagnosa yang benar



5



dengan bantuan analisa laboratorium klinik (rekomendasi pengobatan herbal juga dapat diberikan oleh dokter)



2.5.



Hubungan Terapi Herbal Medik pada Keperawatan Paliatif Masyarakat cenderung menggunakan terapi komplementer karena banyak terapi yang



menjanjikan kesembuhan 100% dan bisa mengobati berbagai jenis penyakit namun belum banyak penelitian yang membuktikannya. Salah satu penyakit paliatif yang bisa dilakukan terapi komplementer adalah penyakit kanker. Pengobatan kanker yang baik harus memenuhi fungsi menyembuhkan (kuratif), mengurangi rasa sakit (paliatif) dan mencegah timbulnya kembali (preventif). Pengobatan komplementer alternatif adalah salah satu pelayanan kesehatan yang akhir-akhir ini banyak diminati oleh masyarakat maupun kalangan kedokteran konvensional (Hasanah & Widowati, 2016). Beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-akhir ini adalah kecenderungan kembali ke alam dan terapi alternatif. Dengan banyaknya pilihan tanaman obat yang ditawarkan, mahalnya biaya pengobatan keperawatan paliatif secara konvensional, ketidakberhasilan dan banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan konvensional, serta adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan tanaman obat mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif antara lain dengan tanaman obat dan terapi komplementer sebagai cara untuk pengobatan (Hasanah & Widowati, 2016).



6



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas



hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa. Serta kita dapat melakukan pengobatan dengan cara memberikan terapi herbal medik. Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Yang tidak memiliki efek samping jika kita menggunakannya dengan benar. Serta adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan tanaman obat mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif antara lain dengan tanaman obat.



7



DAFTAR PUSTAKA Hasanah, S. N. & Widowati, L. (2016). Jamu pada pasien tumor / kanker sebagai terapi komplementer. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Irawan, E., Rahayuwati, L., & Yani, D. I. (2017). Hubungan penggunaan terapi modern dan komplementer terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara. JKP. Kubler-Ross, E. (2003). Kematian Sebagai Kehidupan: On Death and Dying. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Republik Indonesia. (2008). Keputusan menteri kesehatan RI tentang standar pelayanan medik herbal. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.



8