Kerangka Dasar Vertikal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kerangka Dasar Vertikal Pengadaan titik kerangka vertikal bertujuan untuk mendapatkan kerangka referensi posisi vertikal yang akan digunakan untuk pemetaan topografi. Adapun spesifikasi teknis perihal pengukuran titik kerangka vertikal adalah sebagai berikut : 1) Pemilihan Bidang Referensi Vertikal Bidang referensi atau datum vertikal yang digunakan adalah Muka Laut Rerata (MLR) yang didapatkan melalui pengamatan pasut selama 15 hari di Pantai Pangandaran. 2) Klasifikasi dan Ketelitian Pengukuran Klasifikasi merupakan pengelompokan jaring kerangka vertikal (JKV) yang didasarkan pada tingkat presisi dan akurasi hasil survei. Pada kegiatan ini kelas JKV yang digunakan adalah kelas LC dengan orde L3 yang memiliki toleransi pengukuran sebesar 𝑅 (𝑚𝑚) = 12 √𝑑 (𝑘𝑚). Toleransi pengukuran tersebut juga berlaku untuk ketelitian jaringan seperti ukuran pergi-pulang dalam satu seksi, satu jalur pengkuran, dan kring. 3) Teknis Pengukuran Teknis pengukuran titik kerangka vertikal mengacu pada SNI 19-6988-2004 tentang Jaring Kontrol Vertikal dengan metode sipat datar. Adapun spesifikasi pengukuran adalah sebagai berikut : a. Pengukuran kerangka vertikal dibagi menjadi beberapa kring, setiap kring terdiri dari beberapa seksi, dan setiap seksi terdiri dari slag yang berjumlah genap. Pengukuran seksi dilakukan pulangpergi secara independen dengan kontrol kualitas untuk setiap pengukuran dilakukan dengan double stand. b. Panjang jalur/ jumlah jarak ke rambu muka dan belakang antara dua titik tinggi geodesi (TTG) tidak boleh lebih dari 4 kali jarak lurus antara kedua TTG tersebut. c. Pengukuran pada setiap sesi harus memenuhi ketelitian yang ditentukan. Apabila tidak, harus dilakukan pengukuran ulang minimal sebanyak satu seksi pulang-pergi sampai memenuhi toleransi yang telah ditentukan. d. Perbedaan jarak maksimum alat sipat datar ke rambu muka maksimum 5% dari jarak alat sipat datar ke rambu belakang dalam satu slag. e. Setiap melakukan pengukuran harus diawali dan diakhiri dengan pengukuran kalibrasi sipat datar yaitu pengukuran kesalahan kolimasi. f. Toleransi pembacaan benang diafragma dan kontrol kualitas double stand harus kurang dari atau sama dengan 2 milimeter. g. Semua data pengukuran di lapangan dicatat pada formulir lapangan. (terlampir)



4) Peralatan Alat yang digunakan adalah sipat datar otomatik dengan deviasi standar maksimum +- 3mm/km yang memiliki gerakan bebas kompensator maksimum 30’ dan dilengkapi dengan micrometer planparalel.