Kesalahan Teknik Dan Non Teknik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ELSA
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGENDALIAN MUTU “Sumber Kesalahan Teknik & Sumber Kesalahan Non Teknik”



Nama



: Elsarri Muhammad



Nim



: 17134530011



Semester



: V (Lima)



Mata Kuliah : Pengendalian Mutu



POLTEKKES KEMENKES TERNATE JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AKADEMIK 2019



A. KESALAHAN TEKNIK Pemeriksaan sampel pasien di laboratorium klinik pada dasarnya adalah kegiatan pengukuran analit yang terkandung di dalam sampel tersebut dengan suatu instrumen dan metode tertentu untuk mengetahui kadar/jumlah analit yang dimaksud. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kadar atau jumlah kandungan analit tertentu. Misalkan pada pengukuran kandungan biokimia darah, dilakukan untuk mengetahui kadar glukosa darah, kadar protein darah, kadar lemak darah dan lain-lain. Pada pengukuran jumlah sel-sel darah, dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah putih (lekosit), jumlah sel darah merah (eritrosit), jumlah sel trombosit dan kandungan kadar hemoglobin dalam darah, serta pada pengukuran kandungan (titer) antibodi atau antigen yang ada dalam tubuh seseorang. 1. Kesalahan Acak (Random Error) Kesalahan acak (random error) disebabkan oleh faktor-faktor yang secara acak/random berpengaruh pada proses pengukuran. Kesalahan ini bersumber dari variasi yang bersifat acak dan dapat terjadi diluar kendali personil yang melakukan pengukuran. Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketelitian (prasisi) pemeriksaan. Kesalahan ini akan tampak pada pemeriksaan yang dilakukan berulang pada sampel yang sama dan hasilnya bervariasi, kadang-kadang lebih besar, kadang-kadang lebih kecil dari nilai seharusnya. Hasil pengukuran berulang tersebut akan terdistribusi di sekitar nilai sebenarnya (true value), dan mengikuti distribusi normal (Gausian). Faktor kesalahan acak ini sebenarnya dapat dikurangi dengan melakukan banyak pengulangan pengukuran. Kesalahan acak dapat ditentukan dengan menggunakan metode statistic (Santoso, 2008; Depkes, 2008).



Kesalahan ini merupakan kesalahan dengan pola yang tidak tetap. Penyebab kesalahan ini adalah ketidakstabilan, misalnya pada penangas air, reagen, pipet, dan lain-lain. Kesalahan ini berhubungan dengan prasisi/ketelitian. Kesalahan acak dalam analitik seringkali disebabkan oleh hal berikut: 1) instrumen yang tidak stabil 2) variasi temperatur, variasi reagen dan kalibrasi 3) variasi teknik pada prosedur pemeriksaan (pipetasi, pencampuran, waktu inkubasi) 4) variasi operator/analis Selain beberapa hal tersebut, ada penyebab lain yang dapat menyebabkan kesalahan acak seperti fluktuasi tegangan listrik dan kondisi lingkungan (Santoso, 2008; Depkes, 2008). 2. Kesalahan Sistematik (Systematic error) Kesalahan sistematik disebabkan oleh berbagai faktor yang secara sistematis mempengaruhi hasil pengukuran. Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketepatan (akurasi) pemeriksaan. Sifat kesalahan ini menjurus ke satu arah. Hasil pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari nilai seharusnya. Kesalahan sistematik ini merupakan kesalahan yang terus menerus dengan pola yang sama. Hal ini dapat disebabkan oleh standar kalibrasi atau instrumentasi yang tidak baik. Kesalahan ini berhubungan dengan akurasi suatu metode atau alat, dan kesalahan ini dapat menghasilkan nilai yang tetap atau jika berubah dapat dipradiksi. Jadi kesalahan sistematik akan memberikan bias pada hasil pengukuran. Bias tersebut dapat bernilai positif atau negatif. Sifat kesalahan ini menjurus ke satu arah. Hasil pemeriksaan



selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari nilai seharusnya. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi dengan cara B. CARA MENGATASI KESALAHAN TEKNIK Kesalahan teknis yaitu kesalahan yang timbul pada saat melaksanakan pemeriksaan di labortaorium (tahap analitik). Walaupun kesalahan teknik yang paling kecil jikadibandingkan kesalahan pra analitik dan pasca analitik, tetapi tetap harus mendapat perhatian.Laboratorium dengan instrumen otomatis yang terintegrasi dengan komputer, akan lebih mudah melakukan pelacakan kesalahan yang terjadi selama proses pemeriksaan berlangsung. Melakukan pemeriksaan bahan kontrol sebelum pemeriksaan spesimen pasien juga merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan laboratorium. Pelaksanaan sistem jaminan mutu di laboratorium akan membuat semakin kecil kesalahan tahap analitik, sehingga akan didapatkan hasil laboratorium yang dapat dipercaya oleh pelanggan (Usman, 2015). Tahap analitik meliputi mulai dari spesimen yang siap diperiksa dengan instrument laboratorium sampai didapatkan hasil pemeriksaannya. Menyiapkan reagen, melakukan perawatan peralatan laboratorium secara teratur, melakukan pemantapan mutu internal secara rutin, menggunakan metode pemeriksaan yang andal dan teknisi laboratorium yang kompeten akan mengurangi kesalahan yang dapat terjadi pada tahap analitik (Kahar, 2005). Di bawah ini adalah cara mengatasi/ meminimalkan kesalahan teknis yang berupa kesalahan acak dan sistematik.



B. KESALAHAN NON TEKNIK Kesalahan non teknik merupakan kesalahan yang biasanya dijumpai pada tahap pra analitik atau pasca analitik. Kesalahan pada pra analitik misalnya kesalahan pada pengambilan sampel seperti kesalahan pada persiapan pasien, kesalahan pada pemberian identitas, kesalahan pada pengambilan dan penampungan spesimen, kesalahan pada pengolahan dan penyimpanan spesimen, kerusakan spesimen karena penyimpanan atau transportasi. Kesalahan sering pula terjadi pada penghitungan dan penulisan. Pada pasca analitik kesalahan dapat terjadi berupa penulisan dan penginputan hasil (Santoso, 2008). 1. Kesalahan Tahap Pra Analitik Prosedur yang tepat pada tahap pra analitik sangat penting untuk mendapatkan spesimen yang sesuai untuk pemeriksaan. Dalam pengambilan spesimen penting untuk memperhatikan keselamatan pasien. Laboratorium merupakan mitra klinisi dalam mencapai upaya kesembuhan dan kesehatan pasien sehingga keandalan dan kualitas hasil pengujiannya merupakan fokus yang utama (Usman, 2015). Teknisi laboratorium terus menerus mencari dan mengembangkan strategi untuk memperbaiki dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang sering terjadi di laboratorium. Alur kerja di laboratorium adalah suatu proses yang saling berhubungan satu fase dengan fase berikutnya, sehingga baik secara langsung atau tidak langsung adanya kesalahan mulai tahap pra analitik sampai tahap terakhir akan sangat berpengaruh (Usman, 2015). Ada beberapa kesalahan yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium dalam tahap pra analitik, yaitu: a. Ketatausahaan (clerical)



b. Persiapan penderita (patient preparation) c. Pengumpulan spesimen (specimen collection) d. Penanganan sampel (sampling handling) (Kahar, 2005). Tahap pra analitik merupakan langkah pertama dalam proses pengujian specimen pasien, dimana pada tahap ini dilakukan mulai dari persiapan, pengambilan sampai pengolahan spesimen. Kesalahan pada tahap pra analitik adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan tahap analitik maupun pasca analitik. Kesalahannya sampai 68%, dikarenakan tahap pra analitik sulit dikendalikan, contohnya pada persiapan pasien. Laboratorium sulit mengendalikan hal ini, karena banyak faktor yang mempengaruhi kondisi pasien. 2.Kesalahan tahap analitik Tahap pra analitik merupakan langkah pertama dalam proses pengujian spesimen pasien, dimana pada tahap ini dilakukan mulai dari persiapan, pengambilan sampai pengolahan spesimen. Kesalahan pada tahap pra analitik adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan tahap analitik maupun pasca analitik. Kesalahannya sampai 68%, dikarenakan tahap pra analitik sulit dikendalikan, contohnya pada persiapan pasien.Laboratorium sulit mengendalikan hal ini, karena banyak faktor yang mempengaruhi kondisi pasien 3. Kesalahan Tahap Pasca analitik Tahap pasca analitik merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses pengujian di laboratorium. Kesalahan tahap pasca analitis sangat sedikit, tetapi terkadang menjadi kritis, ketika terjadi kesalahan seperti pelaporan hasil yang salah, keterlambatan dalam pelaporan, atau pemberian informasi waktu tes dapat menghambat keputusan klinis yang penting. Seperti pada tahap analitik, kesalahan pada tahap pasca analitik hanya berkisar 15% -



20%. Walaupun tingkat kesalahan ini lebih kecil jika dibandingkan kesalahan pada tahap pra analitik, tetapi tetap memegang peranan yang penting (Usman, 2015). Kesalahan pada pra analitik sering pula terjadi pada penghitungan dan penulisan (Cleritical error). Pada pasca analitik kesalahan dapat terjadi berupa penulisan dan pengimputan hasil (Santoso, Witono, dkk, 2008). Beberapa kesalahan yang dapat terjadi pada tahap pasca analitik, yaitu: a. Perhitungan (calculation) b. Cara menilai (method evaluation) c. Ketatausahaan (clerical) d. Penanganan informasi (information handling) (Kahar, 2005).