Kesempatan Berwirausaha [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KESEMPATAN BERWIRAUSAHA Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Yang dibina oleh Ibu Melisa Wahyu F, S.Pd, M.Pd



Disusun oleh : Kelompok : 2 2141000420103



Dea Unzira



2141000420094



Maria Imakulata N



2141000420118



Putri Adi Irma



2141000420



Ach. Sugianto



IKIP BUDI UTOMO MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI 2017



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah berjudul “KESEMPATAN BERWIRAUSAHA” dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih yang telah memberi masukan atas selesainya makalah ini. Selain itu kami ucapkan kepada pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Malang, 14 Oktober 2017



Tim Penyusun



i



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



1



1.2 Rumusan Masalah



2



1.3 Tujuan



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Bisni keluarga



3



2.1.1 Pengertian bisnis keluarga ………………………………… 3 2.1.2 Budaya bisnis keluarga



.5



2.1.3 Peran keluarga dan hubungannya………………………….



7



2.1.4 Ciri-ciri khusus manajement perusahaan keluarga……….



8



2.1.5 Proses sukesi kepemimpinan……………………………..



9



2.2 Kesempatan mendirikan usaha………………………………….. 11 2.2.1 Memahami Konsep Franchise ........................................



11



2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Franchising……………………. 12 2.2.3 Mengevaluasi Kesempatan Usaha Franchise……………… 13 2.2.4 Sudut Pandang Franchisor…………………………………. 14 2.2.5 Memahami Hubungan Franchisor/Franchisee……………… 15 2.3 Membeli Bisnis Yang Sudah Ada.......................................................18 2.3.1



Menentukan sebuah Bisnis untuk Dibeli……………....... 18



2.3.2



Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam membeli bisnis…………………………………………………….. 19



2.3.3



Keuntungan dan Kerugian Membeli Perusahaan yang Sudah Ada……………………………………………………… 21



2.3.4



Langkah-langkah dalam membeli perusahaan…………… 22



BAB III PRNUTUP



ii



3.1 Kesimpulan dan saran



25



DAFTAR PUSTAKA



26



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Tingginya persaingan dan banyaknya muncul pengusaha-pengusaha baru,membuat beberapa pengusaha yang tidak bisa bertahan memilih untuk berhenti.H a l



ini



mengakibatkan



banyak



karyawan



y a n g k e h i l a n g a n p e k e r j a a n n y a . Kurangnya lapangan kerja yang tersedia dan banyaknya pesaing, membuat kita u n t u k b e r p i k i r k e r a s d a l a m m e n c a r i p e k e r j a a n . S e h i n g g a d a r i t a h u n k e t a h u n angka pengangguran terus bertambah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan rasa percaya diri untuk membuka sebuah usaha sendiri. Sebagian besar masyarakat cenderung memiliki pola pikir untuk hidup nyaman dengan bekerja sebagai pegawai karyawan. M e r e k a t i d a k s a d a r mengenai



potensi



menghasilkan



apa



yang



pendapatan.



dapat



Mereka



dikembangkan kurang



dan



memahami



bagaimana melahirkan sebuah peluang usaha, karena mereka c e n d e r u n g b e r p i k i r a k a n m e n g a l a m i kerugian. Sehingga mereka takut untuk memulai usaha sendiri. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mengenali bagaimana itu dunia usaha, hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum memulai u s a h a . S e o r a n g pengusaha harus mampu melihat dan memanfaatkan peluangpeluang yang ada,serta harus berpikir kreatif agar usaha yang dirintisnya dapat bersaing pada pasar. Tiga diantara peluang usaha tersebut adalah kesempatan berbisnis keluarga, kesempatan berbisnis franchise, dan kesempatan membeli bisnis yang sudah ada.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kesempatan bisnis dalam budaya bisnis keluarga, peran keluarga, ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga, dan proses sukses bisnis keluarga? 2. Bagaimana kesempatan bisnis dalam konsep frenchise, kelebihan dan kekurangannya, evaluasi kesempatan, sudut pandang frenchisor, serta memahami hubungan franchisor dengan franchisee? 3. Bagaimana kesempatan bisnis dalam menentukan bisnis yang akan dibeli, faktor yang harus diperhatikan, keuntungan dan kerugian, serta langkahlangkah dalam membeli bisnis yang sudah ada? 1.3 Tujuan 1



Untuk mengetahui dan memahami kesempatan bisnis dalam budaya bisnis keluarga, peran keluarga, ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga, dan proses sukses bisnis keluarga.



2



Untuk mengetahui dan memahami kesempatan bisnis dalam konsep frenchise, kelebihan dan kekurangannya, evaluasi kesempatan, sudut pandang frenchisor, serta memahami hubungan franchisor dengan franchisee.



3



Untuk mengetahui dan memahami kesempatan bisnis dalam menentukan bisnis yang akan dibeli, faktor yang harus diperhatikan, keuntungan dan kerugian, serta langkah-langkah dalam membeli bisnis yang sudah ada.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 BISNIS KELUARGA 2.1.1 Pengertian Bisnis Keluarga Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsin bisnisnya. Lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi dalam beberapa perusahaan. Dalam sebuah restoran kecil, misalnya, seorang istri/suami dapat bekerja sebagai seorang pemilik dan manajer, sementara yang lain memegang pembukuan dan anak-anak dapat bekerja didapur atau sebagai pelayan. Sebuah perusahaan juga diakui sebagai bisnis keluarga ketika perusahaan tersebut dialihkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebagai contoh, perusahaan perlengkapan pekerjaan lading Thompson’s sekarang dikepalai oleh Bill Thompson’s,Jr, putra pendiri perusahaan, yang telah meninggal. Bill Thompson III telah mulai bekerja pada bagian penjualan, setelah bekerja di gudang persediaan selama SMA. Dia adalah pewaris, yang suatu hari akan menggantikan ayahnya. Masyarakat mengakui bahwa perlengkapan pekerjaan lading Thompson adalah bisnis keluarga. Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat didalam kepemilikan dan/atau jabatan/fungsi. Keluarga dan bisnis muncul dengan alas an mendasar yang berbeda. Fungsi pokok keluarga berhubungan dengan perhatian dan pendidikan anggota keluarga, sedangkan bisnis berkaitan dengan produksi dan pendistribusian barang/jasa. Tujuan keluarga adalah pengembangan penuh yang mungkin dilakukan tiap anggota keluarga yang berkaitan dengan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, serta pembagian kesempatan dan penghargaan yang sama untuk tiap anggota. Tujuan bisnis adalah keuntungan dan ketahanan hidup. Keterlibatan kepentingan keluarga dan bisnis dalam perusahaan keluarga mempersulit proses manajemen perusahaan. Banyak keputusan mempengaruhi 3



bisnis dan keluarga. Misalnya kinerja orang tua sebagai bos dan anak sebagai bawahan. Kesehatan dan ketahanan hidup bisnis keluarga meminta perhatian yang cukup untuk kepentingan bisnis dan keluarga. Jika tidak, dalam jangka panjang, akhirnya tidak akan menguntungkan kedua belah pihak. Keuntungan datang dari hubungan kekeluargaan yang kuat. Anggota-anggota keluarga tertarik pada bisnis karena ikatan keluarga dan mereka tetap terikat erat pada bisnis dalam keadaan susah dan senang. Penurunan keuntungan bisnis dapat mengakibatkan karyawan yang bukan anggota keluarga mencari pekerjaan lain yang



lebih



menguntungkan.



bagaimanapun



juga



enggan



kesejahteraan



keluarga,



dan



Seorang



anak



meninggalkan mungkin



laki-laki perusahaan.



keberuntungan



atau



perempuan,



Nama keluarga



keluarga, sedang



dipertaruhkan. Banyak bisnis keluarga menggunakan semboyan keluarga untuk membedakan dari pesaing lainnya. Ini menunjukkan perusahaan keluarga mempunyai komitmen yang kuat pada bisnis, standar etika yang tinggi, dan komitmen pribadi untuk melayani konsumen dan komunitas lokal. Salah satu ciri keterlibatan perusahaan juga dapat memberikan kontribusi kinerja bisnis yang lebih unggul. Peter Davis, direktur pusat penerapan penelitian Wharton di sekolah Wharton, memberikan contoh ciri-ciri tersebut : a. Memelihara nilai kemanusiaan di tempat kerja. Bisnis keluarga dapat dengan mudah menunjukkan tingkat perhatian yang lebih tinggi bagi tiap orang daripada perusahaan-perusahaan pada umumnya. b. Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjang. Manajer keluarga dapat mengambil pandangan jangka panjang lebih mudah daripada manajer perusahaan yang dinilai hasilnya tiap tahun. c. Memperluas



kualitas.



memelihara



reputasi



Karena



mereka



keluarga,



memiliki



anggota



taruhan



keluarga



didalam mungkin



mempertahankan tradisi memberikan kualitas dan nilai bagi konsumen.



4



2.1.2



Budaya Bisnis Keluarga



Seperti organisasi lain, bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu didalam mengerjakan segala sesuatunya dan prioritas tertentu sehingga memberikan keunikan pada tiap perusahaan. Pola perilaku dan kepercayaan yang khusus ini membentuk budaya organisasi perusahaan. A. Pendiri Perusahaan Menanamkan Budaya Perusahaan Nilai-nilai yang berbeda yang mendorong dan menuntun seorang wirausaha dalam mendirikan perusahaan dapat membantu terciptanya keuntungan kompetitif pada perusahaan baru. Dalam bisnis keluarga, nilai utama pendiri perusahaan mungkin menjadi bagian



dari budaya bisnis dank ode keluarga-



sesuatu yang dipercaya sebagai seorang keluarga. B. Pola-pola Budaya Budaya perusahaan meliputi banyak tingkalaku dan keyakinan yang berbeda-beda. Pengamatan menyeluruh pada keyakinan dan perilaku tersebut akan memperlihatkan berbagai pola budaya sehingga membantu didalam menjelaskan cara fungsinya suatu perusahaan. Sebuah contoh pola bisnis adalah system keyakinan dan perilaku perusahaan yang berkaitan dengan pentingnya kualitas. Anggota organisasi cenderung mengadopsi pandangan umum mengenai luasnya usaha, atau bahkan pengorbanan yang seharusnya diberikan pada pelayanan koonsumen dan kualitas produk. Dalam tahap awal sebuah bisnis keluarga menurut Dyer, konfigurasi budaya adalah pola bisnis paternalistis, pola keluarga patriakal, dan dewan direksi yang disetujui (pola pemerintah). Ini semata-mata berarti bahwa hubungan keluarga lebih penting daripada keahlian professional, yang pendiriannya merupakan kepala suku yang tidak diperdebatkan, sehingga dewan secara otomatis mendukung keputusan pemilik.



5



Pola Bisnis



Pola pemerintah Konfigurasi



Paternalistik Laissez-Faire Partisipasi



budaya



Paper Board Ruber-



perusahaan



Stamp Board



keluarga



Advisory Board



Profesional



Pola Keluarga Partikal kolaborasi konflik



Budaya perusahaan pola perilaku dan keyakinan yang membentuk karakteristik perusahaan. Konfigurasi budaya. Budaya keseluruhan dari perusahaan keluarga yang terdiri dari bisnis perusahaan, keluarga, dan pola pemerintah. C. Suksesi Budaya dan Kepemimpinan Proses pengalihan kepemimpinan perusahaan keluarga perusahaan dari satu generasi ke generasi berikutnya dikaitkan dengan perubahan didalam pola bisnis keluarga. Untuk menggambarkan hal ini, pikirkanlah konfigurasi budaya, yang umum dalam permulaan bisnis keluarga. Perubahan kondisi dapat menjadi konfigurasi budaya tersebut kurang efektif. Sebagai perusahaan keluarga yang berkembang, perusahaan membutuhkan keahlian yang professional yang lebih besar. Jadi perusahaan dapat ditekan untuk melepaskan pola paternalistiknya, yang memberikan prioritas pertama pada otoritas keluarga, dan kurang memberi perhatian pada kemampuan professional. Begitu pula, bertambahnya usia dari pendiri dan kedewasaan anak pendiri perusahaan cenderung melemahkan budaya keluarga patriakal yang mempunyai satu sumber otoritas dominan-orang tua selalu mengetahui yang terbaik.



6



2.1.3



Peran Keluarga Dan Hubungannya



Keterkaitan



dua



institusi-keluarga



dan



bisnis-membuat



perusahaan



menjelaskan beberapa peranan dan hubungan keluarga yang mungkin membantu manajerial perusahaan. 1. Ibu atau ayah sebagai pendiri perusahaan Gambaran umum dalam bisnis keluarga adalah seorang laki-laki wanita yang mendirikan perusahaan dan berencana untuk mewariskan perusahaannya kepada anaknya (laki-laki atau perempuan). 2. Kerja sama suami-istri Beberapa bisnis keluarga dimiliki dan dikelola oleh sepasang suami-istri. Peran mereka sangat tergantung pada latar belakang dan pengalaman mereka. Keuntungan potensi dari kerja sama suami-istri adalah kesempatan untuk membagi hidup lebih banyak dalam kehidupan mereka. 3. Anak laki-laki dan perempuan Seharusnya anak laki-laki dan perempuan harus diikutsertakan dalam bisnis keluarga, atau haruskah mereka memilih karier atas pilihannya sendiri. 4. Kerja sama dan persaingan antarsaudara sekandung Dalam keluarga yang mempunyai sejumlah anak, dua atau lebih dapat terlibat dalam bisnis keluarga. Ini tergantung pada minat tiap anak. Sebaiknya saudara sekandung dapat bekerja dengan lancer dalam sebuah tim. Tiap orang memberikan jasa menurut kemampuan masing-masing, seperti beberapa keluarga yang mengalami keunggulan kerja sama dan kesatuan masingmasing, seperti beberapa keluarga yang mengalami keunggulan kerja sama dan kesatuan didalam hubungan keluarganya. 5. Menantu didalam dan di luar bisnis Pada waktu si anak laki-laki atau perempuan menikah, menantu laki-laki dan perempuan menjadi actor penting dalam drama bisnis keluarga.



7



6. Istri wirausaha Salah satu peran kristis terbesar dalam drama bisnis keluarga adalah istri wirausaha. Agar pasangan tersebut memainkan peran yang mendukung karier sang wirausaha, harus ada komunikasi antara wirausaha dan pasangannya harus menjadi pendengar yang baik. 2.1.4



Ciri-Ciri Khusus Manajemen Perusahaan Keluarga



Mengidentifikasikan praktik mengelola yang memungkinkan bisnis keluarga berfungsi secara efektif. A. Kebutuhan akan manajemen yang baik Manajemen yang baik diperlukan untuk kesuksesan tiap bisnis termasuk bagi perusahaan keluarga. Penyimpangan dari praktik manajemen yang baik hnaya akan melemahkan perusahaan, sehingga berpengaruh pada kepentingan perusahaan dan keluarga. Beberapa praktik adalah :  Rangsanglah pemikiran dan pemahaman strategi baru  Rekrut dan pertahankan manajer nonkeluarga yang baik.  Ciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatif.  Ciptakan dan lindungi modal  Siapkan pengganti tampuk kepemimpinan.  Eksploitasi kelebihan yang unik dari kepemilikan keluarga. B. Karyawan Nonkeluarga dalam Perusahaan Keluarga Pembatasan gerak karyawan nonkeluarga tergantung pada jumlah anggota keluarga yang aktif didalam bisnis dan jumlah posisi manajerial atau professional dalam bisnis yang dapat diduduki oleh karyawan nonkeluarga. C. Retret Keluarga Retret keluarga merupakan berkumpulnya anggota keluarga, biasanya dilokasi yang jauh untuk mendiskusikan bisnis keluarga. Tujuan retret keluarga ini adalah untuk memberikan suatu forum untuk introspeksi, pemecahan masalah, dan pembuatan kebijakan untuk beberapa partisipan. Ini merupakan kesempatan pertama untuk membicarakan kepentingan mereka



8



dalam suasana yang tidak berkonfrontasi. Ini juga merupakan waktu untuk memperbesar kekuatan dalam keluarga. D. Dewan Keluarga Dewan keluarga merupakan sekumpulan anggota keluarga yang terorganisasi yang berkumpul secara periodic untuk mendiskusikan masalah keluarga yang berhubungan dengan bisnis. Sebuah dewan seharusnya merupakan organisasi formal yang mengadakan pertemuan secara teratur, tepat waktu dan membuat saran-saran bagi dewan direksi. Para ahli merekomendasikan hal itu untuk membuka jalan bagi anggota keluarga yang berkepentingan dan sesuai dengan tiap generasi. Generasi yang lebih muda diberi semangat untuk berpartisipasi karena sebagian besar proses dirancang untuk meningkatkan pemahaman akan tradisi keluarga dan kepentingan bisnis. Selain itu juga untuk mempersiapkan mereka agar bekerja secara efektif dalam bisnis. Bersamaan dengan retret keluarga, fasilitator yang berasal dari luar perusahaan dapat berguna di dalam mengorganisasi dewan dan membantunya di dalam pertemuan-pertemuan awal. Kemudian, pertemuan organisasi dan kepemimpinan dapat bergantian di antara anggota keluarga. 2.1.5 Proses Suksesi Kepemimpinan 2.1.5.1 Tersedianya Bakat Keluarga Jika bakat yang ada tidak mencukupi, sang pemilik harus menggunakan pemimpin dari luar keluarga atau menambah bakat keluarga untuk menghindari penurunan perusahaan jika dipimpin oleh generasi kedua atau ketiga. Dengan pengalaman, tiap orang dapat memperbaiki kemampuan. Orang-orang muda tak boleh dinilai terlalu awal dan terlalu keras. Lebih jauh lagi, pengganti yang potensial dikarenakan keengganan orang tua untuk mendelegasikan secara realistis pada pengganti. Serangkaian periode pengujian dapat terjadi baik di dalam bisnis keluarga atau di organisasi yang lain. Anak yang menunjukkan kemampuannya, mendapat hak untuk menambah tanggung jawab. Jika ditemukan pengganti yang potensial, melalui sistem penilaian yang jujur, untuk mengganti kepemimpinan yang kurang mampu melindungi bisnis keluarga dan memenuhi



9



tuntutan kesejahteraan anggota keluarga. Mereka tidak akan dipromosikan. Pengangkatan orang luar yang berkompeten dalam pekerjaan ini, jika perlu, meningkatkan nilai perusahaan bagi seluruh anggota yang memiliki kepentingan kepemilikan di perusahaan.



2.1.5.2 Tahap-tahap di dalam Proses Suksesi Fase-fase di dalam proses berpindahnya kepemimpinan dari orang tua ke anak dalam bisnis keluarga. Proses persiapan dan transisi yang panjang merupakan hal yang bisa-sebuah proses yang berlangsung bertahun-tahun dan sering beberapa dekade. a)



Tahap



Prabisnis



(Tahap



I),



seorang



anak



yang



berpotensi



diperkenalkan dengan bisnis sebagai bagian yang sedang berkembang. Anak mengenal beberapa segi perusahaan/industri. Ini semata-mata membentuk fondasi bagi tahap lebih lanjut dari proses yang terjadi di tahun selanjutnya. b)



Tahap Pengenalan (Tahap II), sebelum anak cukup umur untuk bekerja paruh waktu. Perlahan-lahan memperkenalkan anak pada orang-orang yang berkaitan secara langsung maupun tidak dengan perusahaan dan aspek bisnis lainnya.



c)



Tahap Pengenalan Fungsi (Tahap III), anak memulai kerja paruh waktu di bisnis keluarga selama liburan atau seusai sekolah. Pada tahap ini anak mengembangkan pengalamannya dengan beberapa orang penting. Pekerjaan dimulai pada gudang, kantor, atau departemen produksi. Tahap pengenalan fungsi meliputi pendidikan formal seperti pengelaman yang didapat pada organisasi lain.



d)



Tahap Pelaksanaan Fungsi (Tahap IV), dimulai ketika anak menjadi karyawan tetap. Biasanya sesuai dengan pendidikan formalnya. Meliputi posisi nonmanajerial.



e)



Tahap Pengembangan Fungsi (Tahap V), saat anak menjadi pengamat, posisi manajemen pada tingkat ini melibatkan pengarahan kerja orang lain, tapi tidak mengelola keseluruhan perusahaan.



10



f)



Tahap Pergantian Awal (Tahap VI), anak disebut presiden atau general manager bisnis. Di dalam perusahaan, dia adalah kepala bisnis. Namun, orang tua masih berada di belakang layar. Meliputi periode berfungsinya pengganti secara dejure sebagai pimpinan perusahaan.



g)



Tahap Kedewasaan Pengganti (Tahap VII), proses transisi dilengkapi. Memimpin perusahaan sesuai dengan jabatan yang ada padanya (secara defacto). Hal ini tidak terjadi sampai pada waktu pimpinan sebelumnya meninggal. Tahap VII dimulai dua atau tiga tahun setelah pengganti tersebut mendapat jabatan.



2.1.5.3 Perpindahan Kepemilikan Langkah akhir dalam proses tradisional suksesi adalah pemindahan kepemilikan.



Pertanyaan



atas



kepewarisan



tidak



hanya



mempengaruhi



pemimpinan suksesi, tetapi juga anggota keluarga yang tidak ada hubungan dengan bisnis tersebut. Salah satu keputusan yang sulit adalah menentukan kepemilikan bisnis itu di masa depan. Hal ini bersangkutan dengan pendekatan yang adil serta pertimbangan pajak. Idealnya, sang pendiri telah mampu mengatur saham dalam perusahaannya dahulu sebelum menciptakan kekayaan di luar bisnis maupun di dalamnya. Dalam hal itu, dia dapat memberikan pengadilan yang adil yang sebanding atas warisannya kepada semua ahli waris sementara mempercayakan kontrol bisnis tetap dipegang oleh anak-anak yang aktif di bisnis. Merencanakan dan mendiskusikan perpindahan kepemilikan disarankan untuk dilakukan setelah satu periode waktu. Pemilik harus melihat kembali secara serius kemampuan keluarga dan keuntungan mereka karena hal tersebut berhubungan dengan masa depan perusahaan. Rencana perpindahan kepemilikan kemudian dapat diteguhkan dan dimodifikasi bila perlu didiskusikan dengan anak-anak atau calon ahli waris. 2.2 KESEMPATAN MENDIRIKAN USAHA FRANCHISE 2.2.1



Memahami Konsep Franchise Franchising adalah suatu sistem pemasaran yang berkisar pada perjanjian



sah antara dua pihak yang salah satunya (franchisee) diberi hak istimewa untuk menjalankan bisnis sebagai pemilik pribadi, tapi dengan syarat perusahaan



11



dijalankan menurut metode dan terminologi yang dispesifikasikan oleh pihak yang lain (franchisor). Nilai potensial dalam perjanjian franchise ini dibatasi oleh hak-hak yang ada didalam perjanjian tersebut. Perjanjian resmi ini dikenal sebagai kontrak franchise, dan hak yang terdapat di dalamnya disebut franchise. Luas dan pentingnya hak-hak ini mungkin dapat bervariasi. Sebagai contoh, franchise yang mungkin menginginkan hak istimewa untuk menggunakan secara luas produk atau nama yang telah dikenal. Terminologi yang umumnya digunakan untuk menggambarkan hubungan antara franchisor dan franchisee adalah franchise dalam bentuk produk dan merk. Master Licensee (penerima izin utama) adalah perusahaan atau seseorang yang mempunyai hubungan kontak yang berkelanjutan dengan seorang franchisor untuk menjual franchisenya. Perusahaan atau seorang wirausaha adalah salah satu bentuk agen penjual. Penerima izin utama bertanggung jawab untuk menemukan franchise baru dalam daerah yang dispesifikasikan. Kadang kala mereka bahkan menyediakan jasa pendukungnya, seperti pelatihan dan pergudangan, yang biasanya disediakan oleh franchisor. Strategi franchising lainnya yang memberikan kegunaan bermacam-macam adalah kepemilikan unit berganda (multiple-unit ownership), yaitu franchisee tunggal yang memiliki lebih dari satu unit bisnis franchise. Beberapa dari franchisee ini adalah pengembang areal (area developers) –pribadi atau perusahaan yang mendapat hak resmi untuk membuka beberapa gerai pada area yang telah ditentukan. Piggyback franchising ditujukan untuk pelaksanaan franchise retail yang menggunakan fasilitas fisik dari pemilik toko yang ditempatnya. Contoh perusahaan kue yang menjalankan bisnisnya didalam gerai makanan cepat saji. 2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Franchising Kelebihan



Kekurangan







Pelatihan formal







Pajak franchise







Bantuan keuangan







Royalti







Metode pemasaran yang telah







Batas pertumbuhan



terbukti







Kurangnya



12



kebebasan



dalam







Bantuan manajemen







Jangka waktu permulaan bisnis







operasi 



Franchisor mungkin penyalur



lebih cepat



tunggal



Tingkat kegagalan keseluruhan



perlengkapan



dari



beberapa



lebih rendah







Kelebihan Usaha Franchise Ada tiga tambahan, dan lebih spesifik, alasan mengapa kesempatan franchise menarik. Sebuah franchise secara tipikal menarik, karena, franchise tersebut



menawarkan pelatihan, bantuan finansial dan



keuntungan operasi. a) Kekurangan Usaha Franchise Franchising seperti sekeping mata uang mempunyai dua buah sisi. Kita telah menyajikan sisi positif franchising, tapi kita harus pula mengamati sisi negatifnya. Pada khususnya, terdapat tiga kekurangan didalam bentuk bisnis franchise: 1. Biaya yang berhubungan dengan franchise 2. Pembatasan operasi yang menyertai kontrak franchise 3. Hilangnya kebebasan berwirausaha. 2.2.3 Mengevaluasi Kesempatan Usaha Franchise b) Menyeleksi Kandidat Franchise yang Potensial Dengan bertumbuhnya franchise selama bertahun-tahun, tugas awal untuk menempatkan franchise secara tepat telah menjadi lebih mudah. Pengamatan yang dilakukan oleh diri sendiri seringkali menimbulkan ketertarikan, atau kesadaran yang dimulai dengan pencarian iklan atau artikel disurat kabar atau majalah. c) Menginvestigasi Kandidat Franchise Lingkup dari komitmen yang diminta oleh franchise membutuhkan investigasi yang teliti. Meluncurkan bisnis franchise biasanya melibatkan investasi keuangan yang besar, umumnya dalam ribuan dolar. Kemudian, 13



hubungan bisnisnya diharapkan dapat berlangsung selama periode tahun tertentu. Proses evaluasi bersifat dua arah. Pihak franchisor berkeinginan untuk memeriksa franchisee dan franchisee secara jelas berkeinginan untuk mengevaluasi franchisor dan bentuk kesempatan yang ditawarkan. Pada dasarnya terdapat tiga informasi yang seharusnya ditekankan yaitu: 1. Kebebasan dari pihak ketiga dan sumber informasi. 2. Pihak franchisor itu sendiri. 3. Franchisee yang ada sekarang maupun yang sebelumnya. 2.2.4



Sudut Pandang Franchisor Terdapat tiga keuntungan yang dapat diidentifikasikan dari sudut pandang



franchisor: 1) Pengurangan Persyaratan Modal Franchise memungkinkan sebuah perusahaan untuk memperluas usahanya tanpa mencairkan modal. Melalui pengaturan upah dan royalti, perusahaan yang terlibat didalam franchise pada hakikatnya meminjam modal dari pada franchise untuk pengembangan seluruhnya. Oleh karena itu mempunyai persyaratan modal yang lebih kecil dari pada memiliki rangkaian secara keseuruhan. 2) Meningkatkan Motivasi dalam Manajemen Franchise sebagai pemilk, lebih sangat termotivasi dari pada karyawan yang digaji, karena insentif laba dan minat akan hak-hak mereka di dalam bisnis tersebut. Sejak franchise didesentralisasikan, franchisor juga tidak mudah terpengaruh oelh usaha pengorganisasian tenaga kerja bila dibandingkan dengan organisasi yang tersentralisasi. 3) Kecepatan Ekspansi Perusahaan Franchise membiarkan bisnis memasuki pasar lebih cepat dari pada jika perusahaan menggunakan sumbernya sendiri untu memasuki pasar. Terdapat pula kekurangan yang berkaitan dengan franchise dari sudut pandang franchisor. Setidaknya terdapat tiga kekurangan yang dapat ditunjukkan:



14



a) Pengurangan pengendalian. Pengendalian oleh seorang franchisor atas bisnisnya berkurang karena franchisee bukan karyawan. Ini adalah permasalahan besar bagi franchisor. b) Pembagian laba. Hanya bagian laba tertentu yang menjadi milik franchisor. c) Meningkatkan pendukung operasi. Pada umumnya terdapat lebih banyak biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan hubungan franchise yang berlangsung, khususnya didalam menyediakan jasa hukum dan akuntansi bila dibandingkan dengan organisasi yang tersentralisasi.



2.2.5



Memahami Hubungan Franchisor/Franchisee Gambaran dasar dari hubungan franchisor dan franchisee terlihat dalam



kotrak franchise yang ada. Kontrak ini biasanya berupa sebuah dokumen yang kompleks, terdiri dari banyal halaman. Karena pentingnya dokumen tersebut, sebagai dasar hukum bagi bisnis franchide, kontrak franchise seharusnya tidak ditandatangani oleh franchisee tanpa berkonsultasi hukum terlebih dahulu. Salah satu ketentuan terpenting dari kontrak franchisee adalah persyaratan yang berhubungan dengan penghapusan dan perpindahan franchise. a) Regulasi Franchise Penawaran dan penjualan franchise diatur oleh hukum negara bagian dan federal



pada



tingkat



federal,



standar



pengungkapan



minimum



dispesifikasikan pada aturan 436 oleh komisi perdagangan federal. Aturan tersebut berjudul “persyaratan pengungkapan dan larangan yang berkaitan dengan usaha franchise dan kesempatan bisnis”, menimbulkan pengaruh pada oktober 1979 sebuah pandangan mengenai aturan tersebut, sebagaimana yang ditampilkan perdagangan federalsebagai berikut: 1. Persyaratan Dasar: franchisor harus melengkapi franchisee yang berpotensi dengan pengungkapan tertulis yang memberikan informasi penting mengenai franchisor, bisnis frachisee dan hubungannya dan



15



memberikan 10 hari bagi mereka untuk menelah dokumen tersebut sebelum berinvestasi. 2. Pilihan Pengungkapan: franchisor mungkin membuat pengungkapan yang diminta oleh format pengungkapan selanjutnya menurut aturan tersebut atau menurut petunjuk surat edaran keseragaman franchise yang telah disiapkan oleh pejabat hukum franchise negara bagian. 3. Mencakup: aturan tersebut mula-mula mencakup franchise berformat bisnis, franchise berupa produk, dan kesempatan bisnis penjualan mesin atau penyewaan etalase. 4. Tidak



ada



Keterkaitan:



aturan



tersebut



hanya



mensyaratkan



pengungkapan. Tidak seperti undang-udang pengungkapan negara bagian, tidak ada pendaftaran, keterikatan penelahaan atau persetujuan bagi pengungkapan yang lain. 5. Pembetulan: aturan tersebut adalah aturan mengenai perdagangan dengan kekuatan



penuh



dan



mempengaruhi



hukum



federal.



Pengadilan



menyelenggarakannya hanya mungkin di periksa oleh komisi perdagangan federal bukan dari pihak seseorang. 6. Tujuan: aturan tersebut dirancang untuk memudahkan franchisee yang berpotensi untuk melindungi diri mereka sebelum mereka berinvestasi dengan menyediakan informasi penting untuk menilai risiko yang potensial dan keuntungan untuk membandingkannya dengan investasi lain dan untuk menyelidiki kesempatan franchise tersebut. Ditambahkan lagi, 15 negara bagian mempunyai persyaratan yang mempengaruhi penawaran dan penjualan franchise. Aturan administrasi franchise yang dibuat oleh kantor negara bagian dapat ditemukan di halaman



web



Komisi



Perdagangan



Federal



pada



www.ftc.gov/bcp/franchise/netdiscl.htm. b) Penipuan dalam Franchise 1. Franchise (sistem dan manajemen) masih baru dan belum teruji mampu menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu panjang. Banyak sekali waralaba makanan baru yang muncul dan ternyata tidak mampu bertahan dalam jangka panjang (10 – 20 tahun). 16



2. Franchise yang sudah mapan dan teruji, seringkali mengenakan biaya investasi di awal yang cukup besar, misal fee, royalty, pembelian bahan baku dan lain sebagainya. Ada yang mengharuskan terwaralaba, membeli bahan-bahan baku dari pewaralaba. Tentu saja pewaralaba akan mengambil keuntungan dari harga tersebut. 3. Jika ingin membeli franchise asing, ada banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi. Terlebih jika perusahaan franchise tersebut meminta Anda sebagai master franchise di Indonesia. Aturan permainan (rule of the game) antara master franchise dan franchise jauh berbeda. Sebaiknya Anda pelajari lebih dalam, diskusikan dengan konsultan franchise sebelum mendatangkan franchise asing ke Indonesia. 4. Cek manajemen dan orang-orang dibalik perusahaan, karena manajemen yang payah dan kurang berpangalaman, sedikit banyak akan merugikan Anda sebagai terwaralaba. 5. Beberapa perusahaan warlaba di Indonesia masih kurang bonafid dari segi manajemen dan kekurangan modal untuk mengembangkan usaha. Hal ini tentu saja akan merugikan Anda sebagai terwaralaba, jika sampai perusahaan pewaralaba mengalami kebangkrutan. 6. Masih melanjutkan poin di atas, beberapa perusahaan franchise, masih dijalankan dengan sistem tradisional, misalnya tidak menggunakan komputerisasi, tidak memiliki rencana pemasaran yang jelas, tidak memiliki anggaran untuk iklan dan promosi. 7. Awas adanya sistem money game atau penipuan yang berkedok penawaran waralaba atau franchise. Seringkali kesempatan-kesempatan yang ada, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyesatkan pembeli. 8. Sebelum Anda membeli waralaba, pastikan Anda mengecek kepengurusan merk (HAKI – Hak Kekayaan Intelektual). Jangan sampai Anda sudah beli waralaba, eh ternyata pewaralaba mengalami permasalahan tuntutan merk di pengadilan. Silahkan kunjungi website Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual untuk mengecek pendaftaran merk. Pastikan merk waralaba sudah terdaftar atas nama pemilik atau perusahaan.



17



2.3 MEMBELI BISNIS YANG SUDAH ADA Alasan untuk Membeli Bisnis yang Sudah Ada a) Untuk mengurangi beberapa ketidaktentuan dan ketidaktahuan yang harus dihadapi dalam memulai sebuah bisnis dari latar belakang tersebut. b) Untuk memperoleh sebuah bisnis dengan operasi yang sedang berjalan dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok. c) Untuk mendapatkan bisnis yang tekah dikembangkna dengan harga di bawah biaya untuk memulai sebuah bisnis baru. 2.3.1



Menentukan sebuah Bisnis untuk Dibeli Kesuksesan berbisnis bergantung penuh kepada kejelian dan kemampuan



melihat peluang dari bisnis yang akan beli. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu perhatikan : 1) Mencari tahu mengapa pemiliknya ingin menjual usaha miliknya. Sebuah kesalahan dibuat oleh sekelompok pengusaha yang membeli jaringan usaha AMF Bowling. Sepertinya bisnis ini menjanjikan, karena perusahaan yang berpusat di Amerika ini baru saja melebarkan sayapnya ke Eropa dan Asia. Dengan pasar yang lebih luas ini, si pemilik menjual usahanya senilai 1 milyar dolar. Namun hanya dalam waktu singkat AMF Bowling yang baru dibeli itu menyatakan bankrut. Pemilik baru tidak mengetahui bahwa usaha bowling sudah melewati puncaknya dan penjualan alat bowling terus menurun tajam. Kasus di atas adalah contoh nyata pentingnya mengetahui dengan pasti alasan mengapa seseorang menjual bisnis yang dibangunnya. Juga perlu mempelajari tren dan pasar dari usaha tersebut. Apakah usaha itu sedang mengalami masa sulit atau ada alasan lain yang menjadi dasar bagi si pengusaha untuk menjual bisnisnya. 2) Pelajari secara mendalam usaha yang akan dibeli Pastikan mempelajari seluk beluk usaha yang akan dibeli. Mulai dari saingan, peluang, aturan, dan juga kemungkinan ancaman yang ada di depan nanti. Kemungkinan untuk sukses ditentukan dari persiapan dan pengetahuan yang akan berguna untuk pengembangan usaha nantinya. 3) Buatlah rencana untuk mengembangkan usaha itu



18



Sebuah usaha hanya akan menguntungkan jika Anda bisa melihat bahwa usaha tersebut bisa dikembangkan dan memberikan imbal balik yang sebanding dengan nilai investasi yang dikeluarkan. Terlebih lagi, bahwa usaha itu bisa dikembangkan dalam jangka panjang. Membeli usaha dari orang lain memang penuh dengan tantangan namun juga menjanjikan peluang. Untuk itu Anda harus jeli dan teliti sebelum melakukan transaksi. Pastikan Anda sudah memiliki rencana yang matang saat membeli usaha tersebut. 2.3.2



Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam membeli bisnis



1) Pelanggan Aset yang terpenting yang dapat anda peroleh dalam membeli sebuah bisnis ialah para pelanggan. Meskipun sudah ada produk yang bagus atau infrastruktur yang memadai. Membangun basis pelanggan merupakan satu hal yang membutuhkan waktu lama. Dibutuhkan kesabaran dan konsistensi yang tinggi untuk memupuk jumlah pelnggan, belum termasuk menumbuhkan loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa yang diluncurkan. Pastikan juga bahwa pelanggan merasa puas dan mereka tidak akan beralih kepenyedia produk atau jasa lain meski pemilik bisnis yang sekarang telah menjualnya kepada anda. 2) Pegawai Ketahui nilai dari masing-masing pegawai yang anda miliki. Adakan sebuah rapat dengan mereka. Tanyakan kepada mereka mengenai seberapa pentingnya arti pegawai yang ada sekarang untuk perkembangan bisnis secara keseluruhan ? apakah staf penjualan memiliki hubungan yang erat dengan para pelanggan penting ? anda mungkin bisa mempertimbangkan untuk memberi insentif untuk memastikan bahwa pegawai akan tetap melakukan bisnis paling tidak melalui priode transisi. 3) Fasilitas Penyewaan bukanlah bagian integral dari neraca keuangan tetapi ia bisa menjadi sebuah kewajiban tersembunyi yang luar biasa. Ketahui jika pemilik yang sekarang secara pribadi memberikan jaminan sewa dan menentukan apakah mereka bisa memberikan jaminan kepada anda juga. Ada peraturan-



19



peraturan



penting



untuk



dipertimbangkan



juga.



Perundang-undangan



lingkungan terutama menempatkan beban pembersihan properti yang terpolusi kepada pemilik properti yang sekarang dan dalam beberapa kasus, kepada pemegang hak sewa. Ketahui pula apakah properti itu pernah dimiliki atau disewakan oleh produsen yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menghasilkan sampah berbahaya yang bisa mencemari lingkungan. Cari tahu apakah tindakan pembersihan telah dilakukan. 4) Laporan Keuangan Jangan menilai laporan keuangan historis dari sisi permukaannya saja, terutama jika tidak disertai oleh surat audit yang menyakinkan dari firma akuntan publik yang bersertifikat. Jangan sampai anda bingung dalam membedakan sebuah kompilasi dari review atau ulasan. Hanya sebuah audit yang mewajibkan seorang akuntan publik bersertifikat menguji informasi keuangan. Jika sang penjual menawarkan sebuah taksiran kepada anda, jangan pernah menganggapnya. 5) Piutang Kemungkinan besar jika bisnis itu memiliki piutang, nilainya akan digelembungkan. Periksalah dengan seksama perubahan piutang dan tentukan jumlah apa yang melampaui ambang normal yang ada dalam praktik industri yang sejenis (cermin nilai nominal sering diabaikan). Kemudian anggaplah bahwa sebagian jumlah piutang itu (yang masih berlaku) akan juga berubah menjadi utang 6) Inventaris Nilai pasar barang inventaris selalu mengalami penurunan dari jumlah yang dibayarkan saat membeli. Meskipun beberapa bisnis yang lebih besar cenderung memiliki barang-barang yang lebih lambat bergerak, banyak bisnis kecil yang bahkan lebih ragu-ragu dalam memasukkan atau menjual sebuah barang yang sudah dianggap usang. 7) Pesaing Yakinlah bahwa anda tidak berjalan menuju kedalam sebuah ladang ranjau. Apakah perang harga terjadi ? apakah para pesaing memotong margin keuntungan



20



mereka hingga batas minimum ? apakah penjual yang sekarang mendegar tentang laporan mengenai perusahaan perusahaan yang memasuki ceruk pasar mereka ? 8) Pengacara Anda perlu berkonsultasi dengan seorang pengacara yang benar-benar mengerti bidang usaha kecil sebelum menandatangani perjanjian jual beli. Hal ini penting karena ia bisa menunjukan pada anda berbagai hal yang tersembunyi seperti kontrak, kewajiban kerja, proses hukum, tagihan kepada vendor, sewa, dan lain-lain. 9) Kerahasiaan Anda harus memiliki sebuah perjanjian yang kuat dengan pemilik yang sekarang mengenai dengan siapa saja, pada tingkatan perundingan apa, dan dalam kondisi bagaimana anda dapat berdiskusi tentang ketertarikan anda dalam membeli sebuah bisnis. Memberitahu pelanggan penting bahwa anda sedang mempertimbangkan untuk membeli sebuah bisnis yang belum dinyatakan dijual secara umum akan memunculkan risiko terhadap bisnis dan dapat membuat anda dituntut secara hukum oleh pemilik bisnis yang bersangkutan. 2.3.3



Keuntungan dan Kerugian Membeli Perusahaan yang Sudah Ada



Keuntungan Membeli Perusahaan yang Sudah Ada : a) Bisnis yang sudah ada mungkin sudah berada pada lokasi yang terbaik. b) Sudah memiliki karyawan dan pemasok. c) Peralatan telah terpasang dan kapasitas produktif telah diketahui. d) Persediaan sudah tersedia dan fasilitas pembelian kredit sudah ada. e) Pemilik baru dapat memnafaatkan pengalaman pemilik sebelumnya. f) Perusahaan berhasil yang sudah dapat terus berhasil. Kerugian Membeli Perusahaan yang Sudah Ada : a) Tidak ada nilainya b) Pemilik lama mungkin telah menciptakan citra buruk c) Karyawan yang diwariskan dari bisnis ini mungkin tidak sesuai d) Lokasi bisnis mungkin sudah tidak memuaskan lagi. e) Peralatan dan fasilitas mungkin sudah usang dan tidak efisien. f) Perubahan dan inovasi sulit diterapkan. 21



g) Persediaan mungkin sudah ketinggalan atau kadaluwarsa. h) Piutang dagang nilainya mungkin lebih rendah dari yang tertulis. i) Harga perusahaan mungkin terlalu mahal. 2.3.4 Langkah-langkah dalam membeli perusahaan Untuk menghindari kesalahan yang sangat mahal wirausahawan harus mengikuti langkah-langkah yang logis dan metodologis : 1) Analisis Keahlian, Kemampuan, dan Minat Anda Untuk Menentukan Jenis Perusahaan Yang Anda Pertimbangkan Langkah pertama dalam memilih perusahaan adalah melaksanakan pemeriksaan terhadap diri sendiri untuk menentukan perusahaan yang ideal. Fokus utamanya adalah untuk mengidentifikasi jenis perusahaan yang akan membuat anda paling bahagia dan yang memiliki kemungkinan sukses tinggi.Semakin anda mengenal diri anda sendiri semakin besar kemungkinan anda mendapatkan dan mengelola perusahaan yang sukses. 2) Siapkan Daftar Calon Yang Potensial Pasar tersembunyi (hiddenmarket) dari perusahaan yang mungkin akan dijual, tetapi tetapi tidak diiklankan merupakan sumber yang sangat baik untuk menemukan perusahaan-perusahaan bermutu tinggi. Saat ini ratusan broker perusahaan telah membuat situs-situs Web yang memberikan ribuan daftar perusahaan yang akan dijual dalam hampir setiap industri bsehingga memudahkan wirausahawan dalam mencari perusahaan yang sempurna diseluruh negeri dari kenyamanan rumah mereka sendiri. Semakin banyak peluang yang dapat dicari dan dievaluasi oleh para wirausahawan, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan yang sesuai dengan kriteria mereka. 3) Selidikilah Calon-Calon Tersebut dan Evaluasi Yang Terbaik Pencarian biasanya menghabiskan waktu yang lama. Sampai kira- kira dua atau tiga tahun. 4) Telaah Pilihan-Pilihan Keuangan Memberikan nilai pada perusahaan yang sudah ada merupakan hal yang sulit bagi calon wirausahawan. Tugas menantang berikutnya setelah terjadi kesepakatan adalah pembiayaan pembelian itu. 5) Pastikan Peralihan Yang Lancar



22



Sebaik apapun perencanaan, aka nada kejutan-kejuatan. Sebagai contoh pemilik baru mungkin memiliki gagasan untuk merubah petusahaan ini yang menyebabkan stress dan kecemasan diantara keryawan dan pemilik lama. Dengan adanya emosi dan ketidak pastian ini, masa peralihan selalu sulit dan membuat frustasi. 6) Mengevaluasi perusahaan yang sudah ada (proses due diligence) Due diligence adalah proses penyelidikan mengenai detail perusahaan yang dijual untuk menentukan berbagai kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan tersebut Pembeli yang cerdik akan menyusun tim ahli untuk membantunya menelaah peluang perusahaan yang potensial. Tim ini biasanya terdiri dari bangkin, akuntan yang terbiasa dengan perusahaan tertentu, konsultan hokum, dan mungkin konsultan perusahaan kecil atau broker. Pembeli yang mengabaikan due diligtence yang menyeluruh, pada dasarnya sedang mengundang bahaya serius bagi dirinya sendiri. Berikut ini adalah petanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan : a) Mengapa perusahaan ini dijual ? Dengan menggabungkan berbagai informasi ini dengan hasil analisis keuangan, calon pembeli akan mampu mengembangkan gambaran yang lebiuh jelas mengenai nilai yang lebih jelas dari perusahaan. b) Bagaimana kondisi fisiik perusahaan tersebut ? Calon pembeli mungkin perlu menyewa seorang perofesional untuk memeriksa komponen nuntama bangunan. Faktor-faktor penting lainnya yang perlu diperiksa adalah piuatang usaha, perjanjian sewa beli, catatan perusahaan asset tak berwujud, lokasi dan penampilan. c) Apa potensi barang dan jasa perusahaan ini ? Analisis pasar yang menyeluruh akan membantu pembeli mengembangkan sendiri peramalan penjualan mengenai perusahaan tersebut. Calon pembeli harus memeriksa: 



Komponen utama bangunan (pipa, listrik, pemanas, pendingin)







Persediaan perusahaan







Piutang usaha







Perjanjian sewa beli



23







Catatan perusahaan







Aset tak berwujud







Lokasi dan penampilan.



24



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsin bisnisnya. Lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi dalam beberapa perusahaan. Dalam sebuah restoran kecil, misalnya, seorang istri/suami dapat bekerja sebagai seorang pemilik dan manajer, sementara yang lain memegang pembukuan dan anak-anak dapat bekerja didapur atau sebagai pelayan. Nilai potensial dalam perjanjian franchise ini dibatasi oleh hak-hak yang ada didalam perjanjian tersebut. Perjanjian resmi ini dikenal sebagai kontrak franchise, dan hak yang terdapat di dalamnya disebut franchise. Luas dan pentingnya hak-hak ini mungkin dapat bervariasi. Sebagai contoh, franchise yang mungkin menginginkan hak istimewa untuk menggunakan secara luas produk atau nama yang telah dikenal. Terminologi yang umumnya digunakan untuk menggambarkan hubungan antara franchisor dan franchisee adalah franchise dalam bentuk produk dan merk.



3.2 Saran Seperti organisasi lain, bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu didalam mengerjakan segala sesuatunya dan prioritas tertentu sehingga memberikan keunikan pada tiap perusahaan. Pola perilaku dan kepercayaan yang khusus ini membentuk budaya organisasi perusahaan. Nilai-nilai yang berbeda yang mendorong dan menuntun seorang wirausaha dalam mendirikan perusahaan dapat membantu terciptanya keuntungan kompetitif pada perusahaan baru. Dalam bisnis keluarga, nilai utama pendiri perusahaan mungkin menjadi bagian dari budaya bisnis dank ode keluarga-sesuatu yang dipercaya sebagai seorang keluarga.



25



DAFTAR PUSTAKA Longenecker, Justin G. Moore, Carlos W. Petty,J.William, 2001. Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil, Buku 1. Jakarrta: Penerbit Salmeba Empat. https://www.scribd.com/doc/28493144/BAB-4-Membeli-Bisnis-Yang-SudahAda, diakses pada 14 Oktober 2017. https://www.finansialku.com/awas-8-ciri-perusahaan-waralaba-yang-bakalmerugikan-anda/, diakses pada 14 Oktober 2017. http://erpan90.blogspot.co.id/2015/10/membeli-usaha-yang-sedang-berjalan.html, diakses pada 14 Oktober 2017.



26