Khotbah Adven 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Masa Adven Natal 2014



35



Khotbah Adven 3 Minggu, 14 Desember 2014 Bacaan I: Yesaya 61: 1-4, 8-11 Tanggapan: Mazmur 126 Bacaan II: 1 Tesalonika 5:16-24 Injil: Yohanes 1: 6-8, 19-28



TERANG YANG MENGALAHKAN KEGELAPAN



DASAR PEMIKIRAN Kuasa dosa yang melingkupi manusia, digambarkan sebagai sebuah keadaan dalam gelap. Dalam gelap yang menyelimuti, dosa justru semakin merajalela, tidak nampak, tersembunyi dan semakin jauh tersesat dalam ketidakbenaran. Kuasa dosa itu seperti sebuah belenggu yang mengikat manusia dengan kuat sehingga manusia berada di bawah kekuasaannya dan tidak bebas, kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Keadaan inilah yang membawa manusia pada kebinasaan. Pada saat kegelapan menyelimuti manusia itu, Allah yang Mahakasih tidak tinggal diam. Ada nubuat disampaikan melalui para nabi, yang berisi janji keselamatan dan pemulihan bagi orang yang percaya dan berharap kepada-Nya. Bahkan Allah sendiri datang dalam rupa Terang yang mengenyahkan kegelapan. Manusia yang berada dalam kuasa dan belenggu kegelapan, akan mendapat terang yang membebaskan, jikalau ia mau datang kepada Sang Terang dan percaya kepada-Nya PENJELASAN TEKS Yesaya 61: 1-4, 8-11 Yesaya pasal 61 dianggap sebagai bagian kedua dari kitab Yesaya secara keseluruhan yang berisi berbagai nubuat yang paling akbar dalam Alkitab mengenai kebesaran Allah dan Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



36



Masa Adven Natal 2014 kemegahan rencana penebusan-Nya. Bagian ini penuh dengan penyataan nubuat mengenai kuasa dan kemuliaan Allah dan janji-janji-Nya untuk memulihkan kaum sisa Israel yang benar dan berbuah dan di antara bangsa-bangsa sebagai perwujudan penuh dari kasih penebusan-Nya. Tentu saja hal ini menimbul-kan sebuah pengharapan yang besar. Janji-janji dan pengge-napannya ini secara khusus dikaitkan dengan tema penderita-an dan berisi "nyanyian hamba" yang ditulis Yesaya yang menunjuk pada titik waktu melewati pengalaman orang buangan Yahudi kepada kedatangan Mesias di kemudian hari dan kematian-Nya yang mendamaikan. Sang nabi menubuat-kan bahwa datangnya Mesias akan memungkinkan kebenaran bersinar dengan terang dan keselamatan keluar kepada bangsa-bangsa bagaikan obor yang menyala. Berita keselamatan dan pemulihan itu terutama dimaksudkan bagi orang-orang sengsara (yakni, orang yang rendah hati, yang mengakui dosa mereka serta membutuhkan seorang Juruselamat) dan orang-orang yang remuk hati (yang bertobat dari dosa-dosa mereka). Itu adalah kabar tentang kelepasan dari perbudakan, tentang penghiburan bagi yang berduka, dan tentang kuasa dari Allah untuk kekudusan baru dalam kehidupan - pohon tarbantin kebenaran, tanaman TUHAN (ay. 3). Injil atau Kabar Baik ini juga menjanjikan penghukuman adil Allah bagi semua kekuatan-kekuatan jahat yang tidak bertobat - hari pembalasan Allah kita (ay. 2).



Kabar baik yang dikumandangkan oleh hamba Tuhan bagi Israel bukan hanya membebaskan mereka dari belenggu pembuangan, tetapi juga memulihkan mereka sebagai suatu bangsa (ay. 1-4). Allah sekali lagi akan mengikatkan diri kepada mereka dalam perjanjian abadi (ay. 8). Musuh yang pernah menindas mereka akan berbalik menjadi agen Allah untuk memberkati mereka. Semua yang pernah dirampas dari Israel akan dikembalikan musuh mereka dengan berlipat Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



37



Masa Adven Natal 2014 ganda. Semua bangsa akan mengakui Israel sebagai bangsa yang diberkati Tuhan (ay. 5-9). Bahkan Israel akan menemukan fungsi keumatan mereka yang telah mereka lupakan, yaitu menjadi imam Allah bagi bangsa-bangsa (ay. 6a). Oleh karena mereka, bangsa-bangsa akan mengenal dan menyembah Allah Israel. Sukacita Israel saat menyambut kabar baik itu digambarkan dengan ditukarkannya pakaian kabung dan sunyi suasana duka menjadi pakaian pesta dengan perhiasannya dan semarak suasana pesta. Nyanyian dukacita ditukar dengan kidung pujian bagi keagungan Allah (ay. 3). Hamba Tuhan yang telah menyampaikan kabar baik ini pun ikut bergembira. Israel bagaikan pengantin wanita yang menyambut pengantin pria (ay. 10). Mereka akan dipulihkan seperti kebun yang kembali dipenuhi oleh tanaman yang subur (ay. 11). Keselamatan dan pemulihan dari Tuhan ini bagaikan terang yang menyinari kegelapan. Mazmur 126 Pertolongan Tuhan adalah realitas sejati yang terjadi di tengah-tengah kesulitan hidup yang mendera, sehingga seolah mimpi. Pertolongan Tuhan adalah kenyataan anugerah-Nya yang menerobos benteng-benteng kesulitan yang membelenggu, yang memberdayakan iman seseorang keluar dari kelum-puhannya. Itulah latar belakang Mazmur ini. Pemazmur membicarakan keadaan-keadaan ideal yang diharapkan dan kekecewaan yang dialami selama bertahuntahun. Pemulihan Israel dari pembuangan ke Tanah Perjanjian adalah kejutan kesukaan bagaikan mimpi (ay. 1). Kejutan itu bukan saja terjadi di kalangan umat Allah sendiri, melainkan juga terjadi pada bangsa-bangsa yang tidak kenal Tuhan. Mereka turut terkesan dan mengatakan bahwa hal ajaib itu bersumber dari Tuhan Allah Israel (ay. 2b). Namun karya pemulihan Allah masih berlanjut, umat Allah dapat mensyukuri kembali sungai yang telah kering (ay. 4). Doa agar terjadi transformasi berlanjut menjadi bagian penting dalam zaman ini. Sebagai nyanyian ziarah syukur dan doa, umat Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



38



Masa Adven Natal 2014 harus mendapatkan jawab dari nabi yang berisikan janji ilahi. Tidak ada jerih payah, keringat, tangis orang yang berusaha dalam kehendak Allah yang tidak akan berakhir dengan tarian sorak-sorai (ay. 5-6). Setelah menghadapi pergumulan panjang, Tuhan memulihkan keadaan. Kemungkinan saat itu Tuhan membawa mereka keluar dari pembuangan di Babilonia. Mimpi menjadi kenyata-an! Mereka keluar dari pengalaman pahit. Hati mereka diliputi sukacita dan sorak kegirangan. Ingatan yang kuat akan pertolongan Tuhan di masa lampau mendorong mereka untuk kembali melanjutkan iman percaya kepada Tuhan. Melalui pengharapan itu pula, umat menemukan jaminan akan kebebasan dan keselamatan mereka. Sekalipun orang Kristen menghadapi pergumulan karena penindasan dan pemasungan hak untuk beribadah, beriman, dan berkarya; tetap ada anugerah Allah yang menguatkan umat untuk berharap dan menikmati kemenangan. I Tesalonika 5:16-24 Jemaat Kristen di Tesalonika, termasuk dalam jemaat mulamula, yang relatif muda, dalam usia maupun pemahaman iman. Mereka masih dalam suasana dan semangat yang kuat akan kedatangan Kristus kembali dengan segera. Namun demikian, jemaat Kristen di Tesalonika mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat untuk tetap taat dan setia menjaga iman mereka dalam bentuk kehidupan yang benar. Hal ini berarti tidak mungkin bagi mereka untuk mengandalkan diri sendiri. Mereka membutuhkan Tuhan dan dukungan dari saudara seiman.



Nasihat Paulus yang ditujukan kepada jemaat Tesalonika ini berisikan ajakan dan doa agar komunitas jemaat hidup dalam sukacita, tekun dalam doa dan syukur, mengembangkan karunia dan menjauhi kejahatan. Sukacita kristiani tidak berkurang karena penderitaan atau situasi tidak menguntungkan lainnya, sebab sukacita tersebut berakar di Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



39



Masa Adven Natal 2014 dalam hubungan dengan Allah yang tidak tergoyahkan. Sesungguhnya, sukacita dapat tetap hidup di dalam penganiayaan pada saat orang percaya menyadari maksud Allah yang mulia. Sukacita semacam itu tidak mungkin dihasilkan oleh manusia sendiri, tetapi merupakan buah roh. Dengan saling bekerja sama, pekerjaan Tuhan niscaya dapat dilaksanakan dan diselesaikan. Kekuatan untuk menjadi umat yang penuh daya tahan dan daya juang itu hanya terdapat dalam Roh Kudus. Jadi, jangan abaikan Roh Kudus, jangan abaikan karya dan karunia-karunia-Nya



Akhirnya, jemaat memerlukan kekuatan dan pertolongan dari Tuhan supaya mereka dapat dengan tuntas menunaikan tugas dan tanggung jawab pelayanan mereka. Itu sebabnya Paulus menyampaikan berkat Allah kepada mereka.



Yohanes 1:6-8, 19-28 Yohanes Pembaptis diutus Allah untuk menyaksikan terang yang sedang datang ke dalam dunia ini agar orang memercayai Allah dan menerima terang ilahi itu yang akan mengenyahkan kegelapan hidupnya (ay. 6-8).



Bagaimana mengenal Allah yang adalah Terang yang sudah datang? Allah hanya dapat dikenal melalui kesaksian. Penulis Injil Yohanes mempergunakan istilah saksi guna mengungkap-kan keberadaan dan kehadiran Yohanes Pembaptis di dalam ruang dan waktu (ay. 7). Sebagai saksi, Yohanes diutus Allah (ay. 6). Yohanes Pembaptis diutus Allah untuk memberi kesaksian mengenai terang (ay. 6-8). Yohanes paham bahwa ia hanyalah saksi dan tugasnya adalah bersaksi. Ia sadar bahwa dirinya tidak lebih tinggi dari Pribadi yang mengisi kesaksiannya. Inilah sumber otoritas kesaksiannya. Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



40



Masa Adven Natal 2014 Isi kesaksiannya adalah tentang Yesus Sang Terang (ay. 7, 8). Tujuan kesaksiannya adalah agar manusia percaya pada Yesus (ay. 7). Ketika orang banyak bertanya kepadanya,”Siapakah engkau?’ Hal ini menjadi kesempatan bagi Yohanes Pembaptis untuk menjelaskan siapa dirinya dan siapa Yesus sesungguhnya. Mereka memperkirakan empat kemungkinan mengenai jati diri Yohanes. Pertama, dia adalah Mesias (ay. 20). Kedua, dia adalah Elia (ay. 21). Ketiga, dia adalah nabi yang sudah dinubuatkan akan datang (ay. 21). Keempat, dia adalah nabi palsu (ay. 25). Dalam pribadi Yohanes Pembaptis seluruh pelayanan Perjanjian Lama diringkaskan. Pemakaian istilah dan ungkapan "Mesias," "Elia," "nabi yang akan datang," "suara orang yang berseru-seru di padang gurun," dan "Anak Domba Allah" tidak begitu mengesankan bagi orang yang bukan Yahudi, tetapi bagi orang Yahudi, hal-hal ini sangat mengesankan. Pada saat Yohanes Pembaptis berkata, "Dialah yang kumaksud", dia mewakili seluruh Perjanjian Lama, yang mengarahkan orang kepada Yesus Kristus. Di dalam keinginannya yang meluap untuk memuliakan Kristus, Yohanes mengubah sebuah pertanyaan mengenai dirinya menjadi suatu kesaksian yang kuat tentang Dia Sang Terang yang lebih besar yang sebentar lagi akan memanisfestasikan diri-Nya. Yohanes menjelaskan identitasnya dalam kaitan dengan Yesus. Yohanes menyatakan bahwa dia adalah nabi yang menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan (ay. 23). Tuhan yang dia persiapkan kedatangan-Nya, jelas lebih tinggi dari dia (ay. 15). Dia hanyalah "suara" (ay. 23) yang menunjuk pada Mesias, agar orang mengikuti Dia. Panggilan Allah bagi Yohanes juga memberi dia kuasa untuk membaptis (ay. 2527). Meski di dalam kuasa yang demikian besar, Yohanes tetap sadar bahwa ia tidak lebih tinggi dari Yesus. Yohanes sadar betul akan tugas panggilan dan misi yang diembannya, yaitu memusatkan pelayanan dan kesaksiannya pada sang Mesias, yaitu Yesus Kristus Yang adalah Sang Terang itu. Dia hanyalah utusan dari Allah untuk sang Mesias. Dan Yohanes Pembaptis telah membuktikan bahwa seorang utusan yang baik tidak Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



Masa Adven Natal 2014



41



akan pernah berpikir apalagi bertindak berani untuk mengambil alih kemuliaan Tuhan yang dilayaninya.



KHOTBAH JANGKEP Saudara yang dikasihi Tuhan, Mari kita bayangkan seandainya pada malam hari, ketika kita sedang melakukan pelbagai aktivitas, tiba-tiba listrik mati dan lampu padam. Bagaimana perasaan kita? Apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Dalam keadaan demikian, bisa jadi muncul perasaan takut, bingung, gelisah dan tidak nyaman. Atau bisa jadi kita menjadi merasa “sumpek”, karena itu aktivitas terhenti. Mungkin juga kita menjadi marah dengan keadaan seperti itu. Baru setelah itu, biasanya kita bertindak untuk melawan dan mengenyahkan kegelapan. Aktivitas itu adalah mencari sarana penerang lain pengganti listrik. Dengan menyalakan senter, lilin atau lampu minyak kita berharap memperoleh terang dan mengenyahkan kegelapan. Saudaraku, tindakan mencari sarana penerang lain sebagai pengganti sarana listrik itu menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia membutuhkan terang. Manusia tidak dapat bertahan dalam kegelapan sebab dalam kegelapan manusia tidak dapat melihat dengan baik. Tertutupnya pandangan karena kegelapan menjadikan hidup tidak nyaman. Hilangnya kenyamanan menjadikan hidup tidak lancar, takut dan suram. Karena itu, dalam kegelapan cahaya yang melahirkan terang menjadi solusi agar hidup dapat berjalan dengan baik, ketakutan dienyahkan. Kesuraman diganti dengan pencerahan. Saudaraku, dosa membuat hidup jadi gelap dan mendatangkan kesuraman. Alkitab mengatakan bahwa dosa yang mendatang-kan gelap itu berujung pada kebinasaan. Hal itu terjadi karena kuatnya kuasa dosa. Cengkeraman dan kekuatannya tidak dapat dienyahkan oleh kekuatan manusia. Berbagai daya dan upaya mengenyahkan dosa yang dilakukan Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



42



Masa Adven Natal 2014 manusia tidak berdampak. Karena itu untuk lepas dari kungkungan dosa, manusia butuh pertolongan. Pertolongan itu ibarat bantuan dari pihak lain untuk memantikkan api yang mendatangkan terang. Saudaraku, di hadapan banyak orang, Yohanes pembaptis memproklamirkan bahwa dirinya bukan sebagai terang. Ia diutus Allah untuk menyaksikan terang yang sedang datang ke dalam dunia ini agar orang memercayai Allah dan menerima terang ilahi itu yang akan mengenyahkan kegelapan hidupnya (ay. 6-8). Bagaimana mengenal Allah Yang adalah Terang yang sudah datang? Allah hanya dapat dikenal melalui kesaksian. Penulis Injil Yohanes mempergunakan istilah saksi guna mengungkap-kan keberadaan dan kehadiran Yohanes Pembaptis di dalam ruang dan waktu (ay. 7). Sebagai saksi, Yohanes diutus Allah (ay. 6). Yohanes Pembaptis diutus Allah untuk memberi kesaksian mengenai terang (ay. 6-8). Sebagai saksi ia sadar bahwa dirinya tidak lebih tinggi dari Pribadi yang mengisi kesaksiannya. Inilah sumber otoritas kesaksiannya. Isi kesaksiannya adalah tentang Yesus Sang Terang (ay. 7, 8). Tujuan kesaksiannya adalah agar manusia percaya pada Yesus (ay. 7). Ketika orang banyak bertanya kepadanya,”Siapakah engkau?’ Hal ini menjadi kesempatan bagi Yohanes Pembaptis untuk menjelaskan siapa dirinya dan siapa Yesus sesungguhnya. Mereka memperkirakan empat kemungkinan mengenai jati diri Yohanes. Pertama, dia adalah Mesias (ay. 20). Kedua, dia adalah Elia (ay. 21). Ketiga, dia adalah nabi yang sudah dinubuatkan akan datang (ay. 21). Keempat, dia adalah nabi palsu (ay. 25). Dalam pribadi Yohanes Pembaptis seluruh pelayanan Perjanjian Lama diringkaskan. Pemakaian istilah dan ungkapan "Mesias," "Elia," "nabi yang akan datang," "suara orang yang berseruseru di padang gurun," dan "Anak Domba Allah" tidak begitu mengesankan bagi orang bukan Yahudi, tetapi bagi orang Yahudi, hal-hal ini sangat mengesankan. Pada saat Yohanes Pembaptis berkata, "Dialah yang kumaksud", dia mewakili seluruh Perjanjian Lama, yang mengarahkan orang kepada Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



43



Masa Adven Natal 2014 Yesus Kristus. Di dalam keinginannya yang meluap untuk memuliakan Kristus, Yohanes mengubah sebuah pertanyaan mengenai dirinya menjadi suatu kesaksian yang kuat tentang Dia Sang Terang yang lebih besar yang sebentar lagi akan memanisfestasikan diri-Nya. Yohanes menjelaskan identitasnya dalam kaitan dengan Yesus. Yohanes menyatakan bahwa dia adalah nabi yang menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan (ay. 23). Tuhan yang dia persiapkan kedatangan-Nya jelas lebih tinggi dari dirinya (ay. 15). Dia hanyalah "suara" (ay. 23) yang menunjuk pada Mesias, agar orang mengikuti Sang Mesias itu. Panggilan Allah bagi Yohanes juga memberi dia kuasa untuk membaptis (ay. 2527). Meski di dalam kuasa yang demikian besar, Yohanes tetap sadar bahwa ia tidak lebih tinggi dari Yesus. Yohanes sadar betul akan tugas panggilan dan misi yang diembannya, yaitu memusatkan pelayanan dan kesaksiannya pada sang Mesias, yaitu Yesus Kristus Yang adalah Sang Terang itu. Dia hanyalah utusan dari Allah untuk sang Mesias. Dan Yohanes Pembaptis telah membuktikan bahwa seorang utusan yang baik tidak akan pernah berpikir apalagi bertindak berani untuk mengambil alih kemuliaan Tuhan yang dilayaninya. Saudara yang dikasihi Tuhan, Bagi kita, kesaksian Yohanes itu mendatangkan inspirasi dan terang dalam batin. Dengan hadirnya kesaksian itu, kita beroleh harapan bahwa terang pasti akan datang dan mengenyahkan setiap kegelapan yang menyelinap memenuhi hidup. Bila kita beroleh terang dalam hidup karena pemberitaan Yohanes pembaptis, apa yang mestinya dilakukan? Firman Tuhan yang beritakan pada Minggu Adven ke-3 ini mengajak kita agar bersedia menjadi saksi-saksi yang membuat banyak orang beroleh inspirasi. Saat ini kita dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi saksi hadirnya terang. Karena itu, lakukanlah panggilan ini melalui berbagai tindakan, perkataan yang menjadikan orang lain merasakan terang Allah melalui kehadiran Anda. Selamat menjadi saksi Allah, saksi yang mengajak sesama melihat terang sebab terang itu mengenyahkan kegelapan. Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



Masa Adven Natal 2014



44 ILUSTRASI



Pelayan Firman dapat mengembangkan khotbah dengan menggunakan ilustrasi seperti ini: 1. Pada suatu malam yang gelap dan tidak menyenangkan dalam Perang Dunia II, kapal induk Amerika Serikat mengarungi Lautan Pasifik Selatan yang bermedan berat. Semua lampu dimatikan untuk menghindari serangan kapal selam musuh. Akibat tindakan itu, satu pesawat kehilangan jejak. Di langit yang hitam kelam pesawat itu berputar-putar dengan putus asa mencari kapal induk yang menjadi satu-satunya tempat mendarat, yang juga merupakan satu-satunya harapan supaya tidak tertelan oleh lautan luas. Ketika kapten pesawat mengetahui risiko besar yang dihadapi pesawat itu, ia segera memberi perintah, "Hidupkan lampu kapal." Tak lama kemudian pesawat itu meluncur ke tempat pendaratan 2. Alkisah, goa tinggal di dalam dasar bumi yang gelap. Suatu hari goa mendapat undangan dari matahari untuk berkeliling di permukaan bumi melihat terang. Goa sangat antusias karena dia belum pernah melihat terang. Dia ingin tahu terang itu seperti apa. Maka goa pun menyambut undangan matahari dan naik ke permukaan bumi. Dia lalu diajak oleh matahari mengelilingi bumi. Goa sangat takjub dengan terang yang ditunjukkan matahari. Lalu, setelah perjalanan tersebut, kembalilah goa ke dalam dasar bumi yang gelap. Goa lalu merasa berhutang budi terhadap matahari. Dia lalu mengirim undangan pada matahari untuk datang ke dasar bumi untuk melihat kegelapan. Matahari yang menerima undangan tersebut juga sangat antusias dan penasaran seperti apa gelap itu. Dia lalu datang ke dasar bumi menemui goa. 1 menit berlalu, 5 menit berlalu, 15 menit berlalu, 30 menit berlalu… Matahari lalu bertanya pada goa, “Goa… Ayolah lekas tunjukkan padaku seperti apa kegelapan itu. Aku sudah tak sabar melihatnya…”



Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng



Masa Adven Natal 2014



45



Anda menangkap inti ilustrasi di atas? Ya, kegelapan itu telah sirna seketika setelah matahari datang. Terang matahari telah menyingkirkan kegelapan di dasar bumi tersebut. «» CKL



Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng