Kompos [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nomor Lampiran Hal



KPAB



KOMUNITAS PEDULI ANAK BANGSA Jl. M.T Haryono No. 6 Rengat - Indragiri Hulu - Riau



Rengat, 6 Februari 2016 : 0050/Pan-Pel/kpab/V/2016 : 1 Berkas Proposal : Permohonan Bantuan Peralatan / Mesin Pengolah Untuk Peresmian Pembukaan Bank Sampah Kepada Yth. Bapak / Ibu Donatur Di Tempat



Dengan hormat, Assalamu'alikum Wr. Wb. semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah S.W.T dan senantiasa mendapatkan berkah serta kemudahan rizqi dari-Nya, Amin. Dalam rangka mengsukseskan kegiatan “ Pencanangan Pembukaan Bank Sampah “, dengan ini kami Komunitas Peduli Anak Bangsa (KPAB) mengajukan Permohonan agarPerusahaan/Lembaga/Instansi yang Bapak/Ibu pimpin dapat dapat mewujudkan impian kami selama ini dengan memberikan bantuan berupa Alat dan Mesin Pengolah Sampah yang kami perlukan. Besar harapan kami, Bapak dapat mengabulkan permohonan kami untuk dapat kami mewujudkan apa yang menjadi harapan kami yaitu berdirinya Bank Sampah yang nanti seluruh hasil yang kami dapatkan bisa dipergunakan untuk dapat membatu dan menjadi Orang Tua Asuh bagi siswa siwi kita yang putus sekolah karna terkendala biaya.. Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.



Hormat kami, ttd R o m i J a s ma n Ketua Panitia NB : Surat Balasan Dapat Melalui : 1. Email : komunitaspedulianakbangsa 2. ( ROMI JASMAN 0853 5586 5555 Ketua Panitia ) 3. No. Rekening Donasi BCA KCP Harapan Raya ACC. 813 502 7061 a/n Romi Jasman



KPAB



KOMUNITAS PEDULI ANAK BANGSA Jl. M.T Haryono No. 6 Rengat - Indragiri Hulu - Riau



PROPOSAL KEGIATAN “ PENCANANGAN PEMBUKAAN BANK SAMPAH “ DEMI MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI MASA YANG AKAN DATANG DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU A.



NAMA KEGIATAN



ini bernama ““ PENCANANGAN PEMBUKAAN BANK SAMPAH DEMI MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI MASA YANG AKAN DATANG. DI KABUPATEN INDRAGIRi HULU Kegiatan



B.



LATAR BELAKANG



Pelajar sebagai generasi muda yang merupakan tulang punggung suatu bangsa dan negara, juga merupakan aset yang diharapkan dapat melanjutkan pembangunan di masa akan datang. Keberhasilan pencapaian pembangunan tersebut tidak terlepas dari dunia pendidikan yang dimiliki oleh pelajar sebagai generasi mudanya. Oleh karena itu, pendidikan yang diperoleh hendaknya dapat memberikan bekal untuk melangkah agar tujuan pembangunan sesuai dengan harapan. Sebagai salah satu tujuan pembangunan bangsa dan negara, tidak terlepas dari peran serta siswa bagaimana cara mereka mencintai serta merawat agar kelestarian lingkungan agar selalu tetap terjaga dan terawat. Seperti kita ketahui Sampah merupakan material sisa yang tidak



diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Meski setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling menghindari sampah. Selama ini sampah dikelola dengan konsep buang begitu saja (open dumping), buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu saja), gali tutup (sanitary landfill), ternyata tidak memberikan solusi yang baik, apalagi jika pelaksanaannya tidak disiplin. Fenomena sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari gaya hidup masyrakat. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000] Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut: a. Gangguan Kesehatan b. Menurunnya kualitas lingkungan c. Menurunnya estetika lingkungan Sedangkan apabila ditangani dengan baik dan profesional, disamping membuat kota menjadi bersih dan kondisi lingkungan menjadi lebih baik, sampah juga mendatangkan lapangan kerja baru yang cukup besar serta pendapatan. Secara garis besar sampah rumah tangga terbagi atas 2 jenis : 1.



Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. 2.



Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton Kegiatan pemanfaatan sampah kembali yang bernilai ekonomi, terdiri atas: 1.



Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan fungsi kawasan wisata.Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan



melakukan kegiatan composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%. 2.



Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan. Dari latar belakang diatas dapat ditarik suatu permasalahan, yaitu perlunya dirancang sistem pengelolaan sampah yang terintegritas dan memenuhi syarat kesehatan lingkungan di Kabupaten Indragiri Hulu. Jika sampah dapat dikelola dengan baik, selain kota menjadi bersih dan kondisi lingkungan menjadi lebih baik dan masyarakatnyapun lebih sehat, sampah juga mendatangkan lapangan kerja baru yang cukup besar dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu bentuk pengelolaan tersebut adalah melalui Program Bank Sampah. Komunitas Peduli Anak Bangsa sebagai penyelenggara kegiatan ini merasa tanggap dan peduli terhadap permasalaahan ini dan melihat peluang, dengan memanfaatkan dana Corporate Social Responbilty (CSR) pada perusahaan untuk membangun sebuah Bank Sampah yang nanti hasilnya di pergunakan untuk kepentingan pendidikan di daerah Indragiri Hulu seperti pemberian beasiswa terhadap anak-anak kurang mampu atau putus sekolah serta pembangunan sarana –sarana penujang pendidikan di setiap sekolah seperti perpustakaan, lab computer dll.



C. PERUMUSAN MASALAH



1. 2. 3. 4.



Adapun rumusan permasalahan yang ingin diselesaikan dari program bank sampah ini adalah sebagai berikut: Bagaimana sebenarnya kepedulian siswa sekolah akan pentingnya pengelolaan sampah ? Bagaimana cara mengubah pola hidup siswa sekolah dalam pengelolaansampah ? Bagaimana cara menanamkan pemahaman dan mengajak siswa sekolah bahwa barang bekas masih bisa digunakan sehingga timbunan sampah berkurang ? Bagaimana cara menanamkan kepedulian siswa sekolah terhadap anak anak yang kurang mampu yang tidak bisa merasakan dunia pendidikan atau yang terputus sekolahnya karena terkendala biaya. D. TUJUAN



1. Menanamkan kepedulian siswa terhadap teman teman mereka yang tidak mampu bersekolah serta keperdulian mereka terhadap lingkungan di masa yang akan datang terhadap bahaya sampah plastic yang tidak bisa terurai dalam waktu singkat. 2. Mengurangi tingkat kemiskinan dengan memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. 3. Meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui Bank Sampah yang akan di buka pada setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu, 4. Menyadarkan dan mengajak Siswa/I dan masyarakat agar memanfaatkan barang bekas yang masih bisa digunakan, sehingga timbunan sampah berkurang. 5. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama umat manusia.



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Adapun tujuan dari program Bank Sampah ini adalah sebagai berikut: Memecah permasalahan sampah di Kabupaten Indragiri Meningkatkan kepedulian siswa sekolah akan pentingnya hidup bersih dengan pengelolaan sampah yang baik. Menyadarkan dan mengajak siswa sekolah agar memanfaatkan barang bekas yang masih bisa digunakan, sehingga timbunan sampah berkurang. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis. Meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam mendaur ulang sampah. Penghematan lahan TPA



E. Gambaran Umum Terhadap Metode Bank Sampah Yang Akan di dirikan dengan teknis sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anakanak sekolah.



OPERASI PLASTIK 2. Gerakan pengumpulan plastik bekas oleh Anak SD, SMP, SMA se Kabupaten Indragiri Hulu yang menguntungkan Lingkungan Dalam rangka 1.



berpartisipasi mengurangi Pemanasan Global di Dunia karena kebiasaan orang Indonesia membakar sampah plastik.



Caranya? Kumpulin sampah plastik dari rumah (kering loh,jangan sampah organik) • Bawa dan tumpuk di sekolah (ada kok tempatnya, rapih dan gak bau, selama sampahnya kering) • Setiap hari sampahnya ditimbang dan diambil (nilai uang nya berdasarkan timbangan) 3.



4.



Sampah plastik didaur ulang loh sama mitra kami, anggaplah itu bahan



baku. Jadi memang bernilai uang dan bermanfaat kan? 5.



Semua sampah plastik? • Iya beneran, dari sedotan yang gak kepake, gelas



air mineral, botol sampo, CD bekas, sampe tempat air yang gede yang nongkrong di atas menara itu tuh (asal kamu bisa aja bawanya ke sekolah) beneran jadi duit. Ntar deh pasti dikasih penjelasan umum tentang plastik. 6.



Wah, duitnya ntar diapain? • Yaa, terserah kalian. Kan udah pada gede



dan kritis nih, kamu-kamu pasti lebih tau mau diapakan uang itu. Mau bikin perpustakaan, mau bikin lab, mau renovasi sekolah, boleeh • Tapi entar kalo mau dibantu juga boleh, kita bisa sediain pilihannya kalo uangnya mau disumbangkan buat bantu temen temen kita yang kurang mampu.



Mekanisme Penyuluhan dan pendaftaran Penempatan Tong Sampah khusus plastik Pelaksanaan Rewarding Awarding Hiburan 8. Membuat Tong Sampah di setiap sekolah yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu 9. Reward adalah hasil dari uang yang telah dikumpulkan oleh tiap sekolah di pergunakan untuk : o ◦ Mengangkat anak asuh o ◦ Membangun Fasilitas Sekolah dan EksKul 7.



o o o



◦ Menyumbangkan pada Panti Asuhan (bulan Ramadhan) ◦ Membuat Try Out ◦ dll



Benefit Sekolah ( ilustrasi ) o ◦ 1 kg Plastik dihargai Rp. 3000 , o ◦ Bila 1 anak menyumbang 1 kg plastik tiap minggunya, maka 200 anak: 200 x 3000 = 600.000 x 4 = 2,4 juta sebulan o ◦ Rata-rata jumlah murid 1 sekolah negeri di Kabupaten Indragiri Hulu = 300-500 murid 10.



School Penetration o ◦ Kami akan mengunjungi sekolah untuk – Presentasi dan penyuluhan pentingnya recycling plastik untuk Dunia – Peresmian TEMATIK (Tempat Buang Plastik)◦ Membangun Fasilitas Sekolah dan EksKul 11.



o 12. 13.



Mekanisme Distribusi Sampah Plastik END OF PRESENTATION © 2015 Romi jasman and Team.



F. JENIS & PESERTA KEGIATAN Pembukaan Bank Sampah Pada 14 Kecamatan Yang Ada di Kabupaten Indragiri Hulu yang dilaksanakan oleh Komunitas Peduli Anak Bangsa G. PENYELENGGARA KEGIATAN Komunitas Peduli Anak Bangsa di Kabupaten Indragiri Hulu H. PEMBIAYAAN Pembiayaan Kegiatan, “ PENCANANGAN PEMBUKAAN BANK SAMPAH “ diharapkandiperoleh dari beberapa sumber dana “ Corporate Social Responbilty (CSR) lingkungan “ padaLembaga Negara, Pemerintah Daerah, Perusahaan BUMN, Perusahaan Swasta serta Donatur. ( rencana anggaran dana terlampir. )



KPAB



KOMUNITAS PEDULI ANAK BANGSA Jl. M.T Haryono No. 6 Rengat - Indragiri Hulu - Riau



Rencana Anggaran Biaya I. ANGGARAN RANCANGAN BIAYA 1. Persiapan Program a. Percetakan Proposal 1 x Rp 100.000,00 = Rp 100.000,00 b. Penggandaan dan Penjilidan Proposal 100 x Rp 25.000,00 = Rp 2.500.000,00 Total Persiapan Program



Rp 2.600.000,00



2. Pelaksanaan Program a. Sosialisasi Program Spanduk Program @ 5 mtr 14 x Rp 100.000,00 = Rp 1.400.000,00 b. Sosialisasi Baleho Program @ 3 x 4 mtr 5 x Rp 240.000.00 = Rp 1.200.000,00 Total Pelaksanaan Program



Rp. 2.600.000,00



Rencana Anggaran Biaya Untuk Membuka Bank Sampah Pembelian Peralatan 1.



Conveyor Pemilah Sampah CPS 605 = Dimesi Mesin: PxLxT 500 x 60 x 60 cm Penggerak/ Power: Elektro motor 2 HP, 220 V dan gear box Bahan Utama: cotton rubber belt 2 ply Bahan Rangka: Mlid steel UNP 100



Rp.29.500.000,00



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



Kapasitas: 7-10 m3/ jam Kelengkapan: Lebar belt: 60 cm Mesin pencuci limbah (Lumsum) 1x Rp. 23.950.000,00 Mesin pengering limbah (Lumsum) 1x Rp. 7.950.000,00 Mesin pencacah limbah (Lumsum) 1x Rp. 48.900.000,00 Ongkos pengiriman dan intalasi mesin (Lumsum) 1x Rp. 27.000.000,00 Sewa mobil 1 bulan (Lumsum) 1 x Rp. 6.000.000,Renovasi lahan (Lumsum) 1x Rp. 2.500.000,00 Kas untuk biaya operasional bulan pertama (Lumsum) 1x Rp. 10.000.000,00 Sewa lahan 2 Tahun 2x Rp.2.500.000,00 = Timbangan duduk 2 buah 2x Rp. 400.000,00 = Tempat sampah 200 buah 200x Rp. 250.000,00 = Karung 200 buah 200x Rp. 10.000,00 = Renovasi Lahan 1x Rp. 2.500.000,00 Baju Seragam 10 buah 10x Rp. 100.000,00 = TOTAL



=



=



Rp. 23.950.000,00



=



Rp. 7.950.000,00



=



Rp. 48.900.000,00



=



Rp. 27.000.000,00



=



Rp. 6.000.000,00



=



Rp. 2.500.000,00



=



Rp.10.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 800.000,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 20.000.000,00 =



Rp. 2.500.000,00



Rp. 1.000.000,00 Rp. 235.100.00,00



TOTAL KESELURUHAN RENCANA ANGGARAN BIAYA 6. 7. 8.



Persiapan Program Pelaksanaan Program Total Anggaran Biaya Pembuatan Bank Sampah



= = =



Rp. Rp. Rp.



2.600.000,00,2.600.000,00,235.100.000,00,-



TOTAL ANGGARAN KESELURUHAN



=



Rp.



240.300.000,00,-



( Dua Ratus Empat Puluh Ribu Tiga Ratus Ribu Rupiah )



Rengat, 6 Februari 2016 Hormat kami, ttd R o m i J a s ma n Ketua Panitia



KPAB



KOMUNITAS PEDULI ANAK BANGSA Jl. M.T Haryono No. 6 Rengat - Indragiri Hulu - Riau



STRUKTUR KEPANITIAAN



-



Ketua Panitia Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Korlap SEKSI-SEKSI Seksi humas



-



Seksi Perlengkapan :



: : : : : : :



ROMI JASMAN ALVEN, S ZAMRI MUH. AFRIANDY EKA PUTRA WINDA DARLIANTI ISKANDAR



: DEDI HARMENDA IRWAN SAPUTRA MAIYUSMADI, SH, MH MUHARIYADI MARDEN ZULHI SUSANTO ALBADRI WARTA HIDASUS SAIPOLA INDRA SEHATI ARIANTO YOPI YULIANDA



-



Seksi Keamanan



-



Seksi Kesehatan



RAHMAT RONI HENDRA SAPUTRA FADLI ARDI RIDWAN, AS ROMA DESLIKO : ASMURI BUNARI NASWANDI : M. ALI SAFRIANTO



K. PENUTUP Proposal kegiatan ini disamping merupakan seperangkat ketentuan sebagai acuan dasar dan pedoman pelaksanaan kegiatan, juga merupakan bahan untuk dipertimbangkan dalam menjalin kerjasama serta promosi dengan pihak-pihak yang siap mendukung suksesnya kegiatan ini. Kiranya dapat kita fahami bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak, kegiatan di atas tidak dapat terwujud. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah dan akan berpartisipasi menyukseskan kegiatan ini. Akhirnya semoga “ Pencanangan Pembukaan Bank Sampah “ ini dapat terselenggara dengan lancar dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.



Rengat, 6 Februari 2016 Hormat kami, ttd R o m i J a s ma n Ketua Panitia



RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG 1. 1. PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN I. LATAR BELAKANG Sampah merupakan salah satu permasalahan yang di hadapi Kota Tangerang, yang sampai dengan saat ini belum dapat tertangani secara baik. Berbagai upaya penanganan yang disertai pengalokasian anggaran yang cukup besar telah dilakukan, namun hasil yang diharapkan masih kurang optimal. Kondisi ini tercermin dari tingkat pelayanan sampah yang hanya mencapai 70% dari minimal yang dipersyaratkan sebesar 80%. Faktor utama yang mempengaruhi kurang optimalnya kinerja penanganan sampah adalah belum tersedianya grand design penanganan sampah dengan target dan fokus sasaran yang jelas, sehingga rencana kegiatan yang dilaksanakan terkesan reaktif, parsial dan tidak terinterasi. Hakekatnya upaya penanganan sampah harus memperhatikan aspek kelembagaan, sarana prasarana, pembiayaan, maupun peran serta masyarakat. Oleh karenannya upaya penanganan tidak dapat dilakukan secara parsial, namun harus secara sistematik dan komprehensif dengan memperhitungkan aspek-aspek tersebut II. MAKSUD DAN TUJUAN Mengidentifikasi permasalahan dan peningkatan sistem pengelolaan persampahan di Kota Tangerang. Adapun tujuannya memberikan alternatif rekomendasi peningkatan sistem pengelolaan persampahan, dalam aspek: a. teknik operasional, b. kelembagaan, c. pembiayaan, d. peraturan, dan e. peran serta masyarakat. III. METODA ANALISA Melakukan penilaian pada beberapa aspek yang terkait dengan pengelolaan sampah berdasarkan prinsip-prinsip, standar, dan kriteria perencanaan. Aspek yang dinilai adalah: a. Aspek Timbulan, Volume Dan Komposisi Sampah Serta Teknis Operasional. Penilaian aspek ini bertujuan untuk mengetahui cakupan dan tingkat pelayanan kebersihan b. Aspek Pembiayaan. Penilaian aspek pembiayaan bertujuan untuk mengetahui tata cara pembiayaan, jenis dan besaran biaya untuk pengelolaan (biaya investasi, operasional dan pemeliharaan kebersihan) c. Aspek Kelembagaan Penilaian aspek kelembagaan bertujuan untuk mengetahui organisasi yang terlibat dalam pengelolaan sampah dan kapasitas sumber daya manusia, tingkat hubungan kerjasama antara instans pengelolaan sampah dengan perguruan tinggi, swasta, LSM, dan masyarakat; pembagian peran pada fungsi regulator dan operator pengelolaan 2. 2. sampah serta mengkaji kemungkinan pelibatan swasta, lembaga non pemerintah, dan masyarakat secara formal dalam pengelolaan sampah. d. Aspek Peran Serta Masyarakat Penilaian aspek ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan dan kontribusi masyarakat maupun program-program pengelolaan sampah yang dijalankan oleh lembaga non pemerintah dan masyarakat; tingkat hambatan dan faktor keberlanjutan untuk program-program pengelolaan sampah yang mengikutsertakan masyarakat. IV. HASIL KAJIAN I. KONDISI EKSISTING PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG a) Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah di Kota Tangerang dikembangkan menjadi dua bagian, yaitu:  Sampah yang dihasilkan dari sumbernya sampai dengan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menjadi tanggung jawab masyarakat.  sampah dari TPS hingga ke TPA menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Tangerang Skema Pengelolaan Sampah Masyarakat Tahap I Pewadahan / Pengumpulan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Tahap II Pengangkutan dari TPS Tahap III Pengolahan Akhir Sumber TPS b) TPA Timbunan dan karakterisitik sampah  Sumber Sampah sebagian besar berasal dari sampah permukiman (domestik), yang mencapai 2.977 m3/hari.  Besaran timbulan sampah diperkirakan sebesar 2,18 liter/orang/hari, dengan laju pertumbuhan timbulan sampah 0,5% per tahun..  Tingkat pelayanan pengangkutan sampah pada tahun 2009 mencapai 75%, dengan jumlah sampah yang terangkut 2.592 m3/hari ( sumber dinas kebersihan)  Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik yang mencapai 84,7%, sedangkan sampah anorganik yang berpotensi untuk di daur ulang sebesar 11,7%. 3. 3. Komposisi Makro A. Organik Komposisi Mikro % Sisa Makanan 82,8 Kayu 1,1 Batok Kelapa 0,7 Tulang 0,0 Sub Total A 84,7 B. Anorganik Potensi Daur Ulang 1. Kresek 2. Plastik HDPE 3. Plastik PP, PE a) Plastik b) Kertas c) Kaleng d) Kaca 1. Botol 2. Kaca e) Kain C. Anorganik Tidak Potensi Daur Ulang D. B3 E. Lain-Lain TOTAL c) Pewadahan



dan Pengumpulan  Jumlah pewadahan sampah tercatat sebanyak 923 unit pada tahun 2009 dan mengalami penurunan menjadi 825 unit pada tahun 2010 dikarenakan adanya pewadahan yang hilang ataupun rusak. Jenis dan jumlah pewadahan sampah terdiri dari tps pasangan bata: 62 unit, tps kerucut: 335 unit, tps bin: 226 unit, tps container: 94 unit dan tps beton: 206 unit.  d) Sub Total B 1. Plastik Kemasan Sub Total C 1. Bohlam 2. Baterai Sub Total D 1. Diaper dan sejenisnya 2. Karet 3. Sandal 4. Styrofoam Sub Total E 3,4 0,9 2,5 2,7 0,1 0,4 0,2 1,3 11,7 1,6 1,6 0,0 0,0 0,0 1,3 0,1 0,3 0,3 2,0 100, Proses pengumpulan sampah di jalan, dilakukan melalui penyapuan jalan oleh 400 petugas, dengan wilayah kerja sepanjang jalan protokol. Pemindahan dan Pengangkutan  Pola pengoperasian pengangkutan sampah dilakukan melalui dua cara, yaitu  Pola langsung/door to door (Pola ‘jalur’, ‘masing-masing kecamatan’ dan ‘sweeping’) yaitu mengambil langsung dari sumber sampah sepanjang jalur yang dilewatinya. Sistem ini dilakukan dengan mengerahkan 104 armada dump truck yang terdiri dari 86 unit untuk pola ‘jalur’, 13 unit untuk pola ‘masingmasing kecamatan’, dan 1 unit untuk pola ‘sweeping’  Pola tidak Langsung (Pola ‘pasar’ dan ‘TPS Container’) dimana sampah telah terlebih dahulu dikumpulkan dari sumbernya dan kemudian dipindahkan ke dalam truk untuk dibawa ke TPA. Sistem ini dilakukan dengan mengerahkan 6 dump truck untuk pola ‘pasar’ dan 11 arm roll truck untuk pola ‘TPS Container’. 4. 4.  Pengoperasian kendaraan pengangkut sampah dilakukan sebanyak 2 ritase/hari dengan total supir sebanyak 138 orang (83 orang berstatus PNS dan 55 orang Tenaga Harian Lepas) dan 400 orang kenek.  Jumlah total kendaraan pengangkut sampah pada tahun 2010 tercatat sebanyak 130 unit, dimana 13 unit dalam kondisi rusak (tak dapat dioperasikan), sehingga hanya tersisa 117 unit. Dan dari 117 unit tersebut yang memiliki umur di bawah 10 tahun (tahun 2001 ke atas) berjumlah 41 unit, atau sekitar 35%. Kendaraan pengangkut sampah Tahun 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1999 2001 2002 2003 2005 2006 Jumlah e) Dump Truck (unit) Beroperasi Rusak Jumlah 13 5 18 7 1 8 24 2 26 4 0 4 15 0 15 5 0 5 4 0 4 9 0 9 0 0 0 14 0 14 2 0 2 9 0 9 106 8 114 Arm Roll Truck (unit) Beroperasi Rusak Jumlah 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 1 1 3 1 4 0 0 0 0 0 0 4 0 4 2 0 2 1 0 1 0 0 0 11 5 16 Jumlah (unit) 19 9 26 6 16 9 4 9 4 16 3 9 130 TPA dan Pengolahan Sampah  Terdapat dua TPA, yaitu TPA Rawakucing seluas 34,8 ha yang terletak di Kecamatan Neglasari (saat ini digunakan) dan TPA Jatiwaringin seluas 10 Ha yang terletak di Kabupaten Tangerang, (belum digunakan)  TPA Rawakucing menerima sampah sebesar 2.440 m3/hari dengan pengolahan sampah masih menggunakan sistem controlled landfill  Pengolaan sampah menjadi kompos dilakukan di TPA Rawakucing melalui Unit Pengolahan Sampah Organik TPA Rawakucing (UPSO TPA Rawakucing), dengan kapasitas pengolahan sampah 25-50 m³/hari dan menghasilkan 500 – 1.000 kg kompos murni per hari. No 1 2 Uraian Luas (ha) Status Lahan 3 Lokasi 4 Metoda Operasional TPA Rawa Kucing 34,8 Milik Pemkot Tangerang dan Swasta Kel Kedaung Wetan, Kec Neglasari Kota Tangerang Open Dumping TPA Jatiwaringin 10 Milik Pemkot Tangerang Kec Mauk, Kab Tangerang Semi-Sanitary Landfill (Controlled Landfill) 5. 5. f) Pembiayaan  Anggaran APBD yang dialokasikan untuk pengelolaan persampahan tahun 2009 sebesar Rp 29.736.239.900,-. dimana Rp 26.537.086.300,- digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan persampahan. kontribusi persampahan pada PAD (retribusi sampah) pada tahun 2009 ditargetkan Rp.600.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.660.296.000,-.  g) Peran Serta Masyarakat  Upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan dilakukan melalui penyebaran komposter dan proyek percontohan pengomposan, pada 17 kawasan permukiman, 30 sekolah, 19 puskesmas, dan 19 perkantoran. Jumlah jumlah total komposter yang telah disebar sampai dengan tahun 2009 adalah 1.200 komposter, dengan tingkat penggunaan aktif sebesar 57%.  Anggaran Biaya Operasional Persampahan Tahun 2009 dan 2010 No. Uraian 1 Honor Tenaga Kebersihan (Penyapu, Sopir & Kenek Truk Sampah, operator alat berat, tenaga pengomposan, mekanik, tenaga pemeliharaan TPA & uang lembur ) BBM: Operasional pengangkutan sampah BBM: Operasional TPA Pelumas Service Suku Cadang Sewa Alat Berat Pengadaan Tanah Merah Jumlah 2 3 4 5 6 7 8 II. Jumlah (Rp.) 2009 2010 10.375.890.000 13.864.360.000 7.240.285.000



6.812.527.500 2.622.985.000 2.219.085.000 272.711.300 361.760.000 42.500.000 45.000.000 5.605.995.000 5.936.438.000 80.800.000 154.498.000 295.920.000 745.200.000 26.537.086.300 30.138.868.500 ANALISA SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH Analisa ini dimaksudkan untuk mengkaji permasalahan dan tingkat/level pelayanan sampah serta upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang baik . a) Analisa Timbunan dan Karakteristik sampah  Jumlah timbulan sampah akan meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan diproyeksikan mencapai 4.814,3 m3/hari pada tahun 2015 Uraian Jumlah penduduk (jiwa) Timbulan sampah per kapita (liter/orang/hari) Timbulan sampah (m3/hari)  2011 1.853.264 2012 1.910.530 Tahun 2013 1.969.566 2014 2.030.425 2015 2.093.165 2,25 2,26 2,27 2,29 2,30 4.169,8 4.317,8 4.470,9 4.649,7 4.814,3 Peningkatan jumlah timbulan sampah selain menjadi permasalahan/ tantangan, juga menunjukan besarnya potensi ekonomi yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini ditunjukan dari analisa Karakteristik Sampah 6. 6. yang menunjukan proporsi sampah organik sebesar 84,7%, sampah daur ulang 11,7%, dan sisanya yang perlu ditimbun sekitar 3,6%. Proyeksi Komposisi Timbulan Sampah Kota Tangerang Tahun 2011-2015 No Jenis 1 Organik Anorganik potensi daur ulang Anorganik tidak potensi daur ulang B3 Lain-lain Jumlah 2 3 4 5 Kompo sisi 84,7% 11,7% 1,6% 2009 2881.4 398.02 54.43 Timbulan (m3/hari) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 3410.7 3.531,9 3.657,2 3.786,9 3.938,3 4.077,7 471.1 487,9 505,2 523,1 544,0 563,3 64.4 66,7 69,1 71,5 74,4 77,0 0,0% 1,3 1,3 1,4 1,4 1,5 2,0% 68.04 80.5 82,1 85,0 88,0 91,6 94,8 100,% 3.401,9 4.026,8 4169,8 4317,8 4470,9 4649,7 4814,3 Proporsi sampah sebagaimana tersebut diatas, menunjukan bahwa tahun 2009 terdapat sekitar 2.881 m3/hari sampah yang berpotensi untuk dikomposkan dan 398 m3/hari sampah yang berpotensi untuk di-daur ulang. Nilai potensi ekonomi untuk 3 unsur termudah pada penjualan sampah, yaitu plastik Rp 3.500,-/kg, kertas Rp 700,-/kg,, dan kompos. Rp 500,-/kg, menghasilkan timbulan sampah untuk tahun 2009 sebesar 3.401 m3/hari memiliki potensi ekonomi Rp 252.233.975,-/hari atau Rp 92.065.400.747,-/tahun   penjualan kertas bekas: Rp 11.891.597,-/hari (3.401 m3/hari x 185 kg/m3 x komposisi sampah kertas 2,7% x Rp 700,-/kg)   penjualan plastik bekas: Rp 149.746.030,-/hari (3.401 m3/hari x 185 kg/m3 x komposisi sampah plastik 6,8% x Rp 3.500,-/kg) penjualan kompos: Rp 90.596.348,-/hari (3.401m3/hari x 185kg/m3 x sampah organik 84,7% x sortir 85% x (1 - reduksi 60%) x Rp500,-/kg) Berkenaan semakin meningkatnya volume sampah, maka untuk mengurangi beban penimbunan pada TPA (memperpanjang umur pemakaian TPA) sekaligus mereduksi biaya operasional dalam pengelolaan sampah, maka konsep 3R harus dikembangkan. Melalui konsep 3R, beban penimbunan pada TPA akan berkurang, yaitu hanya menyisakan residu pengomposan sampah organik (15% dari sampah organik), sampah anorganik tidak potensi daur ulang (1,6%), serta sampah B3 dan lain-lain (2,0%), sehingga total sampah berjumlah = (84,7% x 15%) + 1,6% + 2,0% = 16,3%, atau volume yang ditimbun di TPA hanya sebesar 16,3% x 3.401,9 m3/hari = 554,5 m3/hari. Angka tersebut (554,5 m3/hari) hanya 21,4% dibandingkan dengan kondisi eksisting sampah yang diangkut ke TPA tahun 2009 yang mencapai 2.592 m3/hari. b) Analisa Pewadahan dan Penyapuan  Kondisi pewadahan secara ukuran, bentuk dan penempatan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI.19-2454-2002. Akan tetapi untuk pemisahan sampah organik dan sampah anorganik, umumnya belum tersedia sehingga perlu untuk disediakan dengan penempatan pewadahan di jalan dan tempat keramaian mempertimbangkan SPM dimana bin sampah 50 lt ditempatkan setiap 200 m sidewalk jalan protokol, 7. 7.  c) Kualitas dan kuantitas panjang jalan yang disapu masih bisa ditingkatkan lagi karena jumlah panjang jalan yang ditangani dibawah 50% dari kemampuan penyapuan/orang. Hal ini didasarkan perhitungan jumlah penyapu sebanyak 400 orang dan panjang jalan protokol di Kota Tangerang sepanjang 179.514 meter, sehingga 1 orang penyapu jalan rata-rata bertugas menyapu 449 meter jalan, yang berarti masih dibawah rasio kebutuhan personil penyapuan/ panjang jalan (Dept. Kimpraswil, 2003) yaitu 1.000 meter/orang. Analisa Pengangkutan Sampah  Dari 2 pola pengangkutan sampah yang saat ini dilaksanakan (pola tidak langsung dan pola door to door), maka pola tidak langsung harus dilanjutkan dan dikembangkan, sedangkan untuk pola door to



door sebaiknya mulai dirubah ke pola pengangkutan tidak langsung. Hal ini karenakan pola door to door :  membutuhkan armada truk yang banyak, dimana semakin tinggi tingkat pelayanan yang diinginkan maka semakin banyak pula jalur yang harus dilayani, yang berarti semakin banyak truk yang dibutuhkan untuk melayaninya;  membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak untuk mengoperasikan truk maupun mengangkut sampah;  membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan 1 ritase, (saat ini jumlah ritase dari masing-masing truk sampah, maksimal 2 ritase/hari)  membutuhkan dana yang besar untuk bahan bakar maupun spare parts kendaraan. Perbandingan Sistem Pengangkutan yang Diterapkan di Kota Tangerang No Sistem 1 Tidak Langsung 2 Langsung (door to door)  Pola di Kota Tangerang Pasar TPS Container Jalur Masingmasing kecamatan Sweeping Kelebihan Kekurangan  Efisien dalam operasional pengangkutan (jumlah armada, tenaga kerja, waktu dan biaya lebih sedikit)  Sesuai untuk persampahan kota besar yang memiliki sumber dan timbulan sampah tinggi  Tidak tergantung pada proses pengelolaan sampah yang lain (pengumpulan)  Efektif dalam penanganan sampah langsung dari sumbernya  Sesuai untuk persampahan kota kecil  Bergantung pada proses pengelolaan sebelumnya (pengumpulan)  Kurang efektif jika diterapkan pada kota kecil  Kurang efisien dalam operasional pengangkutan (jumlah armada, tenaga kerja, waktu dan biaya yang lebih banyak)  Kurang sesuai untuk persampahan kota besar Frekuensi ritase pengangkutan sampah untuk pola tidak langsung yang menggunakan TPS Container dengan armada arm roll, harus ditingkatkan dari 2 ritase/hari (kondisi eksisting) menjadi 4 ritase/hari. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan, dengan asumsi : jarak rata-rata dari TPA Rawakucing (Kecamatan Neglasari) ke setiap kecamatan adalah 9 km, kecepatan rata-rata kendaraan truk di dalam kota 25 km/jam, waktu 8. 8. yang dibutuhkan untuk menaikkan container 10 menit dan menurunkan container adalah 5 menit, serta waktu istirahat adalah 30 menit, maka waktu yang dibutuhkan oleh armada arm roll truck untuk menempuh 1 ritase adalah 88,2 menit/ritase Jika dianggap waktu kerja efektif sopir arm roll truck hanya 7 jam/hari, maka jumlah rata-rata ritase yang dapat ditempuh tiap truk adalah sebesar 4 ritase/hari  Untuk mendukung pengembangan pengangkutan sampah melalui pola tidak langsung, maka dibutuhkan pembangunan transfer depo, yaitu tempat pemindahan sampah dari gerobak sampah (pengumpulan individual) ke sarana pengangkutan (truk sampah) untuk dibawa ke TPA.( Saat ini transfer depo, belum ada di Kota Tangerang)  Pembangunan transfer depo perlu diikuti dengan pengembangan konsep 3R, sehingga transfer depo tidak hanya berfungsi sebagai tempat peralihan dari proses pengumpulan menjadi pengangkutan, tetapi ada proses pemilahan dan pengolahan sampah di lokasi ini (SNI 19-2454-2002). Oleh karena itu transfer depo ditambah dengan fasilitas pengolah sampah sehingga berbentuk TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu), yaitu tempat untuk terjadinya proses pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah, serta pemindahan sisa sampah yang tak terolah ke sarana pengangkutan untuk dibawa ke TPA.. Pengadaan TPST pada tahap awal dapat diprioritaskan pada lokasi TPS di dekat pasar sebagai penghasil sampah organik terbesar, agar TPST mendapat supply yang cukup untuk pengolahan sampah menjadi kompos.  Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum sebuah transfer depo ukuran 100-250 m2 dibangun untuk melayani 30.000 penduduk, sehingga dengan mempertimbangkan proyeksi pertambahan penduduk, jumlah transfer depo yang dibutuhkan pada tahun 2015 adalah = 2.093.165 (jumlah penduduk) / 30.000 = 70 buah, yang penempatannya ditentukan berdasarkan sebaran penduduk. Proyeksi Kebutuhan Transfer Depo / TPST di Kota Tangerang Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah penduduk (jiwa) 1.853.264 1.910.530 1.969.566 2.030.425 2.093.165 Kebutuhan Transfer Depo / TPST 62 64 66 68 70 Uraian  sarana pengangkutan sampah yang saat ini terdiri atas 106 dump truck dan 11 arm roll truck, disarankan secara bertahap dilakukan pergantian dari dump truck menjadi arm roll truck. Hal ini didasarkan pertimbangan truk jenis arm roll lebih baik dibandingkan dengan dump truck, dari aspek efisiensi jumlah tenaga kerja dan waktu kerja, yang akan berdampakpada peningkatan jumlah ritase truk per hari



9. 9. akan bertambah dan berkurangnya kebutuhan jumlah armada, meskipun biaya investasi awal sedikit lebih banyak untuk pembelian arm roll truck Perbandingan Jenis Truk Sampah No 1 2 d) Jenis Truk Sampah Kelebihan Dump Truck  Harga lebih murah  Perawatan relatif lebih mudah Arm Roll Truck  Membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit  Waktu pemindahan sampah sangat cepat Kekurangan  Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak  Membutuhkan waktu pemindahan sampah yang lebih lama  Harga lebih mahal  Perawatan lebih sulit, terutama pada sistem hidrolisnya Analisa Pengolahan akhir sampah (TPA)  Kondisi TPA Rawakucing ditinjau dari kondisi geologi, hidrogeologi, topografi, dan guna lahan sudah memenuhi kriteria sesuai dengan SNI, namun untuk kriteria jarak ke lokasi strategis, kurang sesuai karena hanya berjarak kurang dari 3.000 meter ke lapangan terbang (Bandara Soekarno Hatta). Kondisi Sarana dan prasarana TPA yang perlu ditingkatkan adalah akses jalan masuk TPA yang kurang baik, kurangnya pagar pembatas, tidak adanya garasi alat berat, kurangnya pohon peneduh, serta belum adanya sumur pemantau. Selain itu, terdapat kekurangan pada sarana pencegahan dan pengendalian pencemaran seperti drainase, saluran lindi, pengolahan lindi, penanganan gas serta pengelolaan sampah pada zona aktif  Aspek utama lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah luas lahan yang terbatas, sehingga menyebabkan terbatasnya pengembangan ke depan. Apabila diasumsikan jumlah sampah tiap tahun yang masuk di TPA adalah tetap, maka luas lahan TPA Rawakucing yang saat ini 34,8 ha hanya mampu bertahan 3 tahun kedepan Asumsi Perhitungan:  Volume sampah tahun 2010 sebesar 2.440 m3/hari,  Densitas sampah 310 kg/m3,  Densitas sampah terpadatkan di TPA 600 kg/m3,  Sudah menggunakan sistem controlled landfill,  Setiap ketebalan timbunan 1 meter ditutup tanah 20 cm,  Ketinggian penimbunan 6 meter,  Lahan untuk fasilitas penunjang (kolam pengolahan lindi, buffer zone, garasi alat berat, kantor, jalan, dll) sebesar 20% dari luas keseluruhan. luas lahan TPA yang dibutuhkan, yaitu: Sehingga luas lahan TPA yang dibutuhkan untuk menampung sampah tahun 2010 sebesar 11,04 ha. 10. 10.  Untuk mengatasi kekurangan lahan TPA dikembangkan 4 skenario , yaitu: 1) Penambahan luas lahan TPA Rawakucing 2) Mengubah sistem pengelolaan TPA Rawakucing menjadi sistem Reusable Sanitary Landfill 3) Menggunakan TPA Jatiwaringin 4) Menggunakan TPA regional (TPA regional berbasis kerjasama antar daerah) Tinjauan terhadap 4 skenario tersebut menunjukan skenario ke-4 adalah alternatif terbaik, dikarenakan skenaario ini sesuai dengan kebijakan RTR Jabodetabekpunjur, RTRW Provinsi Banten 2010-2030, maupun RTRW Kota Tangerang 2008-2028), e) Analisa Pembiayaan sampah  Pembiayaan operasional persampahan seluruhnya dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengan ratio biaya pengelolaan sampah tahun 2009 adalah Rp 28.050,-/m3 Ratio Biaya Pengelolaan Sampah Kota Tangerang Uraian Biaya Operasional Pengelolaan (Rp) Jumlah Sampah Terangkut (m3/hari) Jumlah Sampah Terangkut (m3/tahun) Ratio Biaya Pengelolaan Sampah (Rp/m3)  Tahun 2009 26.537.086.300 2.592 946.080 28.050 Tahun 2010 30.138.868.500 2.440 890.600 33.841 Ratio biaya pengelolaan sampah Kota Tangerang untuk menghasilkan tingkat pelayanan yang lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa kota besar lainnya adalah termasuk tinggi (bahkan pada kota lainnya sebagian anggaran operasional berasal dari swasta / mitra kerjasama). Hal ini menunjukan perlunya perbaikan manajemen pengelolaan sampah agar didapat efisiensi dan efektifitas pengelolaan. Perbandingan Ratio Biaya Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota Kota Tangerang DKI Jakarta Bandung (2005) (2005) (2009) (2005) Penduduk (jiwa) 1.525.534 1.407.084 8.860.381 2.228.268 Kepadatan (jiwa/ha) 93 86 167 133 Tingkat Pelayanan (%) 76,2 62 83 53,9 Ratio Biaya 28.050 16.829* 28.000 11.986 Pengelolaan (Rp/m3) Mitra kerjasama PT. Unilever Unpad, Pulitbangkim (Dep. PU) Uraian Yogyakarta (2005) 3.337.095 105 85 10.418 Australian Consortium For In Country Indonesian Study 11. 11. f) Analisa Retribusi  Penetapan besaran dan penarikan retribusi sampah perlu dilakukan perbaikan dan ditingkatkan. Hal ini didasarkan pada :  realisasi penerimaan retribusi sampah tahun 2009 sebesar Rp.660.296.000,dan besarnya anggaran operasional sebesar Rp.30.138.868.500,- sehingga kontribusi penerimaan retribusi



hanya sebesar 2,2% dari anggaran operasional. Angka ini jauh lebih kecil dari rata-rata nasional yaitu 22% (sumber: RPJMN 2010-2014).  Naskah Akademis Mengenai Retribusi Sampah (Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2009) menyatakan bahwa potensi capaian retribusi sampah Kota Tangerang tahun 2009 bisa menghasilkan Rp 973 juta per bulan atau sekitar Rp 11,7 milyar per tahun, sehingga realisasi capaian retribusi sampah tahun 2009 hanya 5,6% dari potensi yang ada (= Rp 660 juta / Rp 11,7milyar). V. KONSEP PENGELOLAAN PERSAMPAHAN (SKENARIO PENGEMBANGAN) Merujuk pada hasil analisa sebagaimana tersebut diatas, disimpulkan bahwa pengelolaan sampah di Kota Tangerang, belum optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan. Untuk itu disusun 2 skenario pengembangan sampah, yaitu  Skenario do nothing,  skenario do something a) Skenario do nothing; Merupakan skenario pengelolaan persampahan tanpa adanya intervensi penerapan konsep 3R. Berdasarkan skenario ini maka diperoleh adalah sebagai berikut: 1) Proyeksi Timbulan Sampah yang Harus Ditangani Tahun 2011-2015 Uraian 2011 2012 Timbulan sampah (m3/hari) 4.169,8 4.317,8 Prioritas penanganan (%) Timbulan tertangani (m3/hari) Timbulan tertangani (ton/hari) 73,0 3.044,0 563,1 Tahun 2013 74,0 3.195,2 591,1 2014 2015 4.470,9 4.649,7 4.814,3 75,0 3.353,2 620,3 80,0 3.719,7 688,2 80,0 3.851,4 712,5 Tahun 2013 2014 1.970 2.031 66 68 35 53 350,0 530,0 3.003,2 3.189,7 1.792,2 1.903,6 75 80 2015 2.094 70 70 700,0 3.151,4 1.880,7 79 2) kebutuhan sarana pengumpulan sampah Uraian Gerobak sampah (unit) Kebutuhan TPST (unit) Jumlah TPST (unit) Reduksi sampah di TPST (m3/hari) Sampah ter-reduksi di TPST (m3/hari) Sampah termampatkan (m3/hari) Kebutuhan Truk (unit) 2011 1.854 62 0 0,0 3.044,0 1.816,6 76 2012 1.911 64 18 180,0 3.015,2 1.799,4 75 12. 12. Keterangan: Asumsi yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan sarana pengumpul sampah     Gerobak sampah 1 m3 digunakan untuk melayani 1.000 penduduk (SPM) TPST, sebagai pengganti transfer dep; TPST ukuran 100-250 m2 melayani 30.000 penduduk (SPM). Sesuai dengan pengalaman di beberapa kota yang telah menerapkan TPST, seperti di Kota Bandung, TPST dengan luas 250 m2 mampu mengolah kompos sebanyak 5-10 m3/hari. Sarana pengangkutan (truk sampah); telah mengubah pola pengangkutan menjadi sistem tidak langsung, sehingga telah terjadi pemadatan sampah melalui proses pengumpulan. Tingkat pemadatannya dihitung berdasarkan densitas sampah awal (berkisar antara 185 kg/m3) dibagi dengan densitas sampah proses pengangkutan (berkisar antara 310 kg/m3) sehingga tingkat pemadatannya adalah sebesar 0,6, menggunakan truk dengan kapasitas 6 m3, dengan jumlah ritase adalah 4 ritase/hari (sesuai dengan hasil perhitungan pada Bab Error! Reference source not found.). 3) kebutuhan Lahan TPA Uraian Sampah ke TPA (m3/hari) Kebutuhan luas TPA (ha) Luas TPA kumulatif (ha) 2011 1.816,6 8,2 8,2 2012 1.799,4 8,1 16,4 Tahun 2013 1.792,2 8,1 24,5 2014 1.903,6 8,6 33,1 2015 1.880,7 8,5 41,6 Keterangan: Asumsi yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan lahan TPA       Densitas sampah 310 kg/m3, Densitas sampah terpadatkan di TPA 600 kg/m3, menggunakan sistem controlled landfill, ketebalan timbunan 1 meter ditutup tanah 20 cm, Ketinggian penimbunan 6 meter, Lahan untuk fasilitas penunjang (kolam pengolahan lindi, buffer zone, garasi alat berat, kantor, jalan, dll) sebesar 20% dari luas keseluruhan, b) Skenario do Something Merupakan skenario pengelolaan persampahan dengan intervensi penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) sejak dari sumber. Hal ini dimaksudkan agar produksi sampah dari masyarakat akan berkurangnya, sehingga beban pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir dan juga termasuk pembiayaan tentu juga akan berkurang. 1) Proyeksi Timbulan Sampah Uraian Timbulan sampah (m3/hari) Target reduksi di sumber (%) Reduksi di sumber (m3/hari) Timbulan ter-reduksi (m3/hari) Prioritas penanganan (%) Timbulan tertangani (m3/hari) 2011 4.169,8 5,0 208,5 3.961,4 73,0 2.891,8 2012 4.317,8 10,0 431,8 3.886,0 74,0 2.875,7 Tahun 2013 2014 4.470,9 4.649,7 15,0 20,0 670,6 929,9 3.800,3 3.719,7 75,0 80,0 2.850,2 2.975,8 2015 4.814,3 20,0 962,9 3.851,4 80,0 3.081,1 13. 13. Timbulan tertangani (ton/hari) 535,0 532,0 527,3 550,5 570,0 2) Proyeksi Jumlah Sarana Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Tahun Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Gerobak sampah (unit) 1.854 1.911 1.970 2.031 2.094 Kebutuhan TPST



(unit) 62 64 66 68 70 Jumlah TPST (unit) 0 18 35 53 70 Reduksi sampah di TPST (m3/hari) 0,0 180,0 350,0 530,0 700,0 Sampah ter-reduksi di TPST (m3/hari) 2.891,8 2.695,7 2.500,2 2.445,8 2.381,1 Sampah termampatkan (m3/hari) 1.725,7 1.608,7 1.492,1 1.459,6 1.421,0 Kebutuhan Truk (unit) 72 68 63 61 60 Perhitungan kebutuhan truk Tahun (unit) Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah eksisting truk 117 72 68 64 61 2. Jumlah truk tua (Tabel 6-12) 76 9 4 16 0 3. Jumlah truk layak pakai (1-2) 41 63 64 48 61 4. Kebutuhan truk (Tabel 7-5) 72 68 63 61 60 5. Kebutuhan peremajaan (4-3) 31 5 0 13 0 6. Kebutuhan peremajaan kumulatif 31 36 36 49 49 7. Jumlah setelah peremajaan (5+3) 72 68 64 61 61 3) Proyeksi Kebutuhan Lahan TPA Uraian Sampah masuk ke TPA (m3/hari) Kebutuhan luas TPA (ha) Luas TPA kumulatif (ha) 2011 2012 1.725,7 1.608,7 7,8 7,3 7,8 15,1 Tahun 2013 2014 2015 1.492,1 1.459,6 1.421,0 6,8 6,6 6,4 21,8 28,5 34,9 c) Kesimpulam Skenario do nothing vs do Something Berdasarkan 2 (dua) skenario pengembangan teknik operasional pengelolaan persampahan Kota Tangerang tahun 2011-2015 di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1) skenario 2, yaitu pengembangan teknik operasional pengelolaan persampahan dengan penerapan konsep 3R dalam mereduksi sampah sejak dari sumbernya, merupakan alternatif terbaik 2) Penerapan konsep 3R untuk mereduksi sampah di sumber sebesar 20% pada tahun 2015 akan mengakibatkan berkurangnya:  jumlah sampah yang harus ditangani ( berkurang 843,3 m3/hari)  jumlah kebutuhan armada pengangkutan, (selisih 19 unit),  jumlah kebutuhan luas TPA, (selisih 2 ha per tahun). Perbandingan Kebutuhan Pelayanan Persampahan Skenario 1 dan Skenario 2 Tahun 2015 Uraian Timbulan sampah Timbulan ter-reduksi Prioritas penanganan Timbulan yang harus ditangani Satuan m3/hari m3/hari % m3/hari Skenario 1 4.814,3 80,0 3.851,4 Skenario 2 4.814,3 3.851,4 80,0 3.081,1 14. 14. Kebutuhan Gerobak sampah unit 2.094 2.094 Jumlah TPST unit 70 70 Reduksi sampah di TPST m3/hari 700,0 700,0 Sampah ter-reduksi di TPST m3/hari 3.151,4 2.381,1 Kebutuhan Truk unit 79 60 Kebutuhan luas TPA ha 8,5 6,4 Luas TPA kumulatif ha 41,6 34,9 3) Untuk melaksanakan konsep 3R maka berlaku ketentuan-ketentuan berdasarkan Petunjuk Teknis No. CT/S/Re-TC/001/98 tentang Tata Cara Pengolahan Sampah 3M, yaitu:  Harus tersedia badan usaha atau kelompok masyarakat atau swasta atau sektor informal lainnya yang berada dalam koordinasi pengelola sampah,  Harus telah tersedia peraturan / landasan hukum yang mengatur keterlibatan pemerintah, kelompok masyarakat, sektor informal, dan swasta dalam terselenggaranya kegiatan tersebut,  Harus ada keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaannya,  Pemilahan sampah dilaksanakan mulai dari sumber sampah,  Sebelum dilaksanakan perlu dilakukan sosialisasi mengenai penanganan 3R dengan berbagai metoda (penyuluhan, uji coba, lokakarya, brosur, TV),  Pelaksanaan sosialisasi dapat dilakukan oleh LSM, dan atau kelompok PKK, instansi pemerintah, dan perguruan tinggi,  Sasaran sosialisasi lebih ditujukan kepada masyarakat penghasil sampah dan pengguna sampah, termasuk sektor informal,  Badan pengelola sampah dan atau pengembang dan atau swasta harus menyediakan fasilitas penunjang kegiatan penanganan sampah 3M,  Dalam penanganan sampah B3 rumah tangga harus ada peran aktif masyarakat dan keterlibatan produsen penghasil sampah B3 rumah tangga. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mengupayakan penerapan konsep 3R pada masyarakat antara lain sebagai berikut:  Melakukan sosialisasi kepada masyarakat, untuk memberikan pengetahuan dan membangkitkan kesadaran menerapkan konsep 3R,  Membuat peraturan teknis pelaksanaan konsep 3R,  Menerapkan insentif dan disinsentif kepada pihak swasta yang menerapkan konsep 3R,  Menerapkan syarat tambahan penerapan konsep 3R kepada pengembang perumahan baru,  Membentuk komunitas-komunitas di masyarakat sebagai pelaksana konsep 3R. VI. PROGRAM DAN KEGIATAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN Merujuk pada hasil analisa permasalahan dan skenario pengembangan maka upaya penanganan sampah, dilakukan dengan mengembangkan 5 sasaran dengan program/kegiatan antara lain sebagai berikut: SASARAN1; TERWUJUDNYA PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH 20% DENGAN KONSEP 3R DALAM PENGELOLAAN a) Indikator sasaran 1.1;  Terlaksananya sosialisasi dan penyuluhan sistem pengelolaan persampahan



berbasiskan konsep 3R di 104 kelurahan  Indikator sasaran; Tersedianya dan tersosialisasikannya peraturan walikota kebijakan insentif dan disinsentif penerapan konsep 3R b) Indikator sasaran 1.2 15. 15.  Berjalannya upaya pengolahan di 1 TPA dan 70 TPST SASARAN 2; MENINGKATNYA PERAN AKTIF MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN, c) Indikator sasaran 2.1; Tersedianya materi kebersihan yang masuk dalam pendidikan di sekolah d) Indikator sasaran 2.2; Terbentuk dan berjalannya forum lingkungan pengelola sampah di 104 kelurahan e) Indikator sasaran 2.3; Terwujudnya kemitraan pengelolaan persampahan dengan dunia usaha dan forum pemulung di 13 kecamatan f) Indikator sasaran 2.4; Terlaksananya lomba kebersihan setiap tahun SASARAN 3; TERCAPAINYA TINGKAT PELAYANAN PERSAMPAHAN 80% g) Indikator sasaran 3.1; Terbangunnya 70 TPST dalam rangka mengubah sistem pengangkutan menjadi tidak langsung h) Indikator sasaran 3.2  Terpenuhinya peremajaan sarana pengangkutan 49 unit  Terpenuhinya kebutuhan penambahan sarana pengumpulan 428 unit  Terpenuhinya kebutuhan penambahan sarana pewadahan 86 unit i) Indikator sasaran 3.3  Tersedianya rencana rehabilitasi TPA Rawakucing  Terpenuhinya sarana dan prasarana penunjang TPA Rawakucing j) Indikator sasaran 3.4; Terlaksananya koordinasi penyiapan TPA regional k) Indikator sasaran 3.5  Tersedianya dan tersosialisasikannya standar dan prosedur operasional pengelolaan persampahan  Terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan l) Indikator sasaran 3.6; Terlaksananya penanganan sampah medis dan industri SASARAN 4; MENINGKATNYA EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN m) Indikator sasaran 4.1; Tersedianya hasil studi kelembagaan pemisahan fungsi operator pengelolaan sampah SASARAN 5; TERCAPAINYA PENARIKAN RETRIBUSI SAMPAH 100% n) Indikator sasaran 5.1  Disahkannya Perda Retribusi Sampah yang baru  Tersedianya kebijakan insentif dan disinsentif dalam penarikan retribusi sampah



PERENCANAAN BISNIS PUPUK KOMPOS I. Ringkasan eksekutif Pada saat ini telah banyak produk organik yang dijual di pasar dengan harga yang menggiurkan. Masyarakat mulai menkonsumsi kembali hasil pertanian organik. Melihat kondisi tersebut,ada sebuah peluang usaha yaitu membuat pupuk kompos.sekarang masyarakat mulai tertarik pada hal-hal yang organik . Keinginan setiap orang untuk hidup sehat dengan menkonsumsi produk organik dan para petani yang banyak baralih pada pertanian organik dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pendukung memulai usaha. Menkomsi yang organik sudah menjadi suatu tren dalam masyarakat.suatu. Dalam hal pertanian,petani membutuhkan pupuk organik untuk menciptakan hasil yang organik sesuai keinginan. Semakin tinggi angka konsumsi produk organik dari masyarakat maka akan semakin banyak petani yang menghasilkan produk oraganik. Maka , dapat dilihat peluang usaha untuk membuat pupuk organik sangat besar. Selain itu usaha pupuk ini tidak membutuhkan banyak keahlian, status pemasarannya yang cukup besar, juga mendukung kebersihan lingkungan dan kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu menjadi suatu gagasan usaha baru untuk membuat usaha pupuk kompos. Sekaligus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis yang akan kami lakukan ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modal. Bisnis ini dikelola dan dikembangkan secara bersama-sama dan tiap orang memiliki tugas masingmasing. Yaitu: 1 orang sebagai menciptakan produk ,1 orang sebagai mengatur keuangan dan 1 orang sebagai promotion (pemasaran). Menciptakan sebuah usaha pupuk kompos sulit untuk dipasarkan karena telah banyak pengusaha lain yang membuat hal yang sama. Oleh sebab itu dengan usaha yang akan dikembangkan ini akan ada product baru yang memanfaatkan daun-daun sekitar lingkungan yang lebih organik. Dengan menciptakan perbandingan antara dedauanan dengan kotoran ternak yang lebih baik bagi pertumbuhan tumbuhan petani. menanyakan langsung pada petani (konsumen) sesuai dengan kondisi lapangan.



Jenis produk yang dihasilkan adalah berupa pupuk kompos yang terbuat dari dedauan dan kotoran ternak. Persaingan usaha pupuk kompos cukup ketat. Artinya usaha ini banyak memiliki pesaing sehingga kondisi persaingan dilakukan semaksimal mungkin agar tidak jauh tersaingi oleh pesaing. Target dan ukuran pasar 1. Target pasar Yang menjadi hal terpenting dan kunci utama yang pelu diperhaitkan adalah target pasar. Target pasar adalah semua petani baik petani dengan lahan luas maupun lahan kecil dan rumahan . target pasar dapat diperluas yaitu distributor-distributor pupuk kompos. Karena pupuk ini tidak hanya untuk tanaman petani di kebun saja,juga untuk tanaman bunga hias dan tanaman rumahan sebagainya. Pesaing adalah pengusaha lain yang memproduksi pupuk kompos 2. Ukuran pasar Keadaan pasar cukup meyakinkan untuk mengembangkan usaha ini. Karena pupuk selalu dibutuhkan oleh semua orang yang memiliki tanaman, perkebunan dan sebagainya. Ukuran pasar tidak terbatas , produk dapat berjalan atau berkembang dalam daerah maupun luar daerah.



Usaha pupuk kompos adalah bisnis kepercayaan dan “kualitas”. Untuk membuka pasar kami harus bisa menggunakan jasa penyuluh di berbagai perkebunan, dan mempromosikannya pada orang yang memelihara tanaman di rumah secara langsung.. Menggunakan jasa kerabat, rekan atau kawan menggunakan pupuk kompos tersebut pada tanaman atau kebunnya. Jika kami bisa menciptakan kepercayaan dari jasa yang ada maka akan tercipta suatu kepercayaan . dari kepercayaan kepada product kami, akan muncul dan tersebar dari mulut ke mulut dan hal ini diyakini lebih efektif daripada harus menyebarkan brosur dan beriklan yang akan membutuhkan biaya yang besar dari kepercayaan itu juga akan dapat dilakukan penawaran pada toko-toko usaha tani. Pada awal pembukaan usaha, kami akan melakukan promosi, salah satunya dengan menawarkan harga yang sedikit miring untuk setiap pembelian Tidak dibentuk tim manajemen secara khusus. Hanya ada : 1 orang sebagai menciptakan produk ,1 orang sebagai mengatur keuangan dan 1 orang sebagai promotion (pemasaran). Jumlah modal yang diperlukan no 1 2 3 4 5 6



Bahan daun Kotoran ternak Air PAM Arang sekam Tanah Pemacu mikroorganisme Aktivator pengomposan Kalsit/kapur Upah kerja Jumlah



7 8 9



No 1 2 3 4 5 6



Alat cangkul Drum Karung plastik Sepatu boot Timbangan Saringan pasir



Harga/unit 5.000



unit 40



6000 -



2 -



Rp 50.000



500.000



Harga/unit 40.000 100.00 1000 20.000 50.000 15.000 Jumlah



2



unit 2 5 100 2 1 1



jumlah Rp 80.000 Rp 500.000 Rp 100.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 685.000



Jadi jumlah modal yang diperlukan adalah Rp 2.222.000







BEP Harga =







BEP Produksi =



Jumlah Rp 200.000 Rp 25.000 Rp 12.000 Rp 100.000



Rp 50.000 Rp 1.000.000 Rp.1.437.000



R/C Rasio Artinya, jika R/C rasio lebih besar dari satu usaha itu layak Pay Back Period Biaya produksi + keuntungan = 2.222.000+ 3.000.000 = 5.222.000 Perhitungan biaya yang dibutuhkan diatas merupakan biaya yang dibutuhkan awal untuk memulai usaha. Dengan perhitungan produksi selama 15 hari atau 1x kegiatan produksi.



II.



Deskripsi bisnis



Identitas Perusahaan : Ap (Agriculture Product) Bidang usaha : bidang pertanian : “ menjadikan produk yang diciptakan menjadi produk yang banyak dikenal masyarakat karena mutu dan kualitas yang bagus. ” Misi : 1. Menciptakan kompos yang berkualitas 2. memenuhi keinginan masyarakat 3. menciptakan penyuluhan kepada petani tentang pertanian organik. at memenuhi lingkup pertanian dan perkebunan : tidak ada perlengkapan yang patut dipenuhi : ketiga pengusaha merupakan mahasiswa Universitas Bengkulu fakultas pertanian program studi Agroekoteknologi kompos cocok untuk semua kondisi tanah, baik untuk lahan tahap rehabilitasi dan ramah lingkungan



III. Srategi pasar Karakter Pasar bersifat universal atau terbuka, target yang ingin dicapai adalah menjadi produk yang banyak dikenal oleh masyarakat kota Bengkulu. posisi pasar usaha pupuk kompos sangat banyak. Di setiap daerah pertanian perkebunan baik rumahan maupun secara luas. Penetapan harga penjualan tidak tetap. Harga dipengaruhi oleh barang pokok yang dibutuhkan, dan letak pasar . misalnya jika harga kotoran ternak mahal maka harga pupuk kompos yang dijual juga naik. Dalam menetapkan harga kita perlu melakukan pengamatan dan membandingkan dengan sebaik mungkin. Bukan hal yang aneh apabila harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Dalam hal ini kita perlu melakukan percobaan berkali-kali hingga menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan perusahaan pembuat kompos yang lain. Pelaksanaan distribusi dilakukan secara manual atau secara langsung. Jika ada pesanan akan diantar ke alamat atau ke tempat yang dijanjikan sesuai kesepakatan. Jika ada yang membeli secara langsung akan dipenuhi secara langsung (diperoleh secara langsung) Bisnis kompos adalah bisnis kepercayaan dan “kualitas”. Untuk membuka pasar kami harus bisa memulai dengan menggunakan jasa penyuluh pertanian. Jika kami bisa menciptakan kepercayaan dari jasa yang ada maka akan tercipta suatu kepercayaan . dari kepercayaan kepada product kami, akan muncul dan tersebar dari mulut ke mulut dan hal ini diyakini lebih efektif daripada harus menyebarkan brosur dan beriklan yang akan membutuhkan biaya yang besar dari kepercayaan itu juga akan dapat dilakukan penawaran pada toko-toko usaha tani. Pada awal pembukaan usaha, kami akan melakukan promosi, salah satunya dengan menawarkan harga yang sedikit miring untuk setiap pembelian produk dikembangkan dengan cara mendukung kebijakan pemerintah yang mencanangkan pertanian organik pada tahun 2025 serta kebutuhan masyarakat yang menginginkan bahan pangan organik. Kompos yang sudah jadi bisa dijual langsung atau ditingkatkan kualitasnya dengan cara menambahkan zeolit dan kotoran ternak, masing-masing 10%. Kotoran ternak yang dicampurkan harus yang sudah kering. Sealain, meningkatkan kualitasnyakemasannya juga bisa diperbaiki dengan menggunakan kemasan yang lebih eksklisif sehingga harganya bisa lebih tinggi.



IV. Analisis Kompetisi



1. 2. 3. 4.



Kompetisi di lapangan atau di pasar sangat ketat. Banyak pesaing baik langsung (bentuk dan fungsi sama) yang menjual produk accesories bros dari kain flanel maupun pesaing tidak langsung,yaitu penjual yang menjual accesories dalam bentuk lain yang ada di pasar. Sehingga kompetisi yang ada sangatlah besar. Untuk berkompetisi, potensi yang dimiliki usaha kami cukup meyakinkan konsumen atau masyarakat. Karena usaha yang kami ciptakan menerima pesanan sedangkan usaha yang lain hanya menjual yang ada saja. Sehingga posisi usaha ini dalam persaingan cukup berkompeten,lebih baik dari usaha yang lain. Persaingan yang ketat sangat diperlukan sebuah strategi . strategi yang dapat dilakukan diantaranya adalah meyakinkan konsumen terhadap produk dengan cara mengajak beberapa konsumen turut bergabung atau melihat proses pembuatan produk. Tiap kurun waktu tertentu akan dilakukan wawancara secara tidak langsung kepada konsumen yang mengalami keluhan terhadap produk. Tiap usaha yang ada memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari usaha ini adalah : Tenaga kerja yang ada hanya satu orang Sistem manajemennya hanya dikendalikan oleh satu orang sehingga kurang memiliki pondasi usaha yang kokoh Keterbatasan tenaga yang akhirnya dapat mengecewakan komsumen Kemungkinan tidak semua produk yang jadi dapat dikatakan berkualitas, bisa saja saat berada di tangan konsumen,produk tidak bagus



V.



Rencana design dan pengembangan



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Dalam setiap usaha diperlukan adanya prosedur operasi. Yaitu ketentuan-ketentuan yang harus dijalankan dalam usaha. Untuk memenuhi prosedur operasional, tiap pengusaha harus bersikap jujur. Adapun prosedur operasional yang terdapat dalam usaha ini adalah : Tiap kas yang masuk wajib dicatat di pembukuan Untuk membeli barang kebutuhan produk harus disertai dengan kwitansi atau bone Tiap pengusaha bersifat jujur Selalu memenuhi janji terhadap pesanan konsumen Memiliki konsekuensi jika terdapat sikap tidak sesuai dengan aturan usaha Selalu konsisten terhadap kewajiban Dalam menjalankan usaha ini tidak ada fasilitas yang harus dipenuhi.sehingga usaha optimal yang dilakukan adalah menciptakan produk dengan baik agar dapat berkembang.



VI. Rencana Operasi dan Manajemen Pengelolaan usaha hanya melibatkan 5 orang ,yaitu : 1. 1 orang sebagai menciptakan produk 2. 1 orang sebagai mengatur keuangan 3. 1 orang sebagai promotion (pemasaran). 4. 2 orang karyawan Tiap peran yang ada di atas masing-masing nya telah diberi tugas/ kewajiban sesuai dengan bidangnya atau keahlian yang dimilikinya. Jika usaha telah menunjukkan perkembangan yang baik dan pesat akan dibutuhkan karyawan yang lebih banyak.



VII. Analisis Rencana Keuangan Biaya produksi pertama : no 1 2 3 4 5 6 7 8 9



No 1 2 3 4 5 6



Bahan daun Kotoran ternak Air PAM Arang sekam Tanah Pemacu mikroorganisme Aktivator pengomposan Kalsit/kapur Upah kerja Jumlah



Alat cangkul Drum Karung plastik Sepatu boot Timbangan Saringan pasir



Harga/unit 5.000



unit 40



6000 -



2 -



Jumlah Rp 200.000 Rp 25.000 Rp 12.000 Rp 100.000 Rp 50.000



500.000



Harga/unit 40.000 100.00 1000 20.000 50.000 15.000 Jumlah



2



unit 2 5 100 2 1 1



Rp 50.000 Rp 1.000.000 Rp.1.437.000



jumlah Rp 80.000 Rp 500.000 Rp 100.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 685.000



Jadi, biaya produksi pertama adalah Rp.2.222.000/2 minggu Keuntungan yang diperoleh adalah Rp.778.000/2minggu Maka total semua pendapatan adalah 2.222.000 + 778.000= 3.000.000/2 minggu



Hitung biaya produksi per bulan Bulan ke- Biaya produksi I 2.222.000 2.722.000 II 3.322.000 4.084.000 jumlah 12.350.000



Keuntungan 778.000 952.700 1.162.700 1.429.645 4.323.045



kas 200.000 300.000 400.000 500.000 1.400.000



Dari tabel diatas menjelaskan bahwa selama dua bulan keuntungan yang akan diperoleh adalah Rp 4.323.045



Usaha ini tidak menggunakan penambahan modal baru,hanya memutar kembali hasil yang diterima. Kas merupakan biaya yang dikeluarkan dari total biaya produksi dan keuntungan,guna untuk jaga-jaga akan kerugian nantinya jika terjadi. Tabel diatas juga menjelaskan bahwa keuntungan yang diperoleh tiap bulannya dengan ketetapan 35 % dari biaya produksi.



\



Ringkasan Usaha pupuk kompos ini merupakan usaha yang legal, ada surat izin usaha dari kementrian pertanian. usaha ini masih usaha yang statusnya menengah. Produk yang dihasilkan berupa pupuk kompos yang terbuat dari dedaunan dan kotoran ternak. Dengan membuat kualitas pupuk yang baik untuk perkebunan maupun rumahan. Mengupayakan pupuk yang berkualitas dan terjangkau . Produk yang dihasilkan kemungkinan besar akan cepat dilirik oleh konsumen. Konsumen dapat mencapai semua ruang lingkup. Yang paling banyak atau dominan adalah pada petani . Jika dilihat dari segi keuangannya, memiliki kemungkinan besar untuk memperoleh keuntungan. Sangat kecil mendapatkan kerugian. Karena produk yang dijalankan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat khususnya oleh petani. Usaha ini dapat berkembang untuk tahun kedepannya. Sebelumnya telah dibahas bahwa dalam 2 bulan akan didapatkan keuntungan sebesar Rp 4.323.045 jika di targetkan usaha ini berkembang sampai 3-7 tahun yang akan datang maka keuntungan yang akan diraup adalah Rp.77.814.810 -181.567.890. keuntungan ini merupakan keuntungan bersih. Jika ada investor yang tertarik ,modal yang diperlukan minimal Rp.5.000.000 dengan keuntungan yang akan diproleh sebanyak 20%. Keuntungan yang kami peroleh dari usaha adalah 35% maka, bagi investor yang berminat, mendapatkan keuntungan 4/7 dari keuntungan usaha kami.



PROPOSAL PEMBUATAN PUPUK KOMPOS 1.1 LATAR BELAKANG Dengan semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi makro Indonesia akhir-akhir ini, maka semakin cepat pula perputaran perdagangan antar individu, kelompok, perusahaan serta yang tidak kalah penting yaitu pasar tradisional. Dan gejala tersebut tentunya harus diimbangi pula dengan perbaikan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun alam serta pendukungnya. Apabila mencermati dan memperhatikan keadaan tersebut di atas, sebenarnya di dalam perubahan tersebut terdapat kesempatan bagi kita untuk berbuat sesuatu yang dapat membantu mempercepat perputaran roda ekonomi tersebut. Kesempatan di sini dapat kita terjemahkan sebagai hal yang mendasari penulis untuk berbuat sesuatu yang dapat bermanfaat baik pribadi, orang lain maupun sekelompok masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Adapun salah satu hal yang dapat kita perbuat dalam hal ini adalah menciptakan/ membuat salah satu sarana pendukung dalam dunia perdagangan. Salah satu sarana yang sangat diperlukan dalam dunia perdangangan tersebut yaitu pupuk kompos. Dan selain itu dapat untuk memberdayakan sampah yang berada di daerah lingkungan tersebut. atas dasar itulah maka penulis memberanikan diri untuk mencoba menggandeng pihak lain untuk bekerja sama dalam pembuatan pupuk tersebut. Dan dalam pembuatanpupuk kompos tersebut tidak tertutup kemungkinan juga dibuat atau diproduksi barang-barang serumpun guna efisiensi mesin. 1.2 PASAR Berbicara tentang pupuk kompos, tentunya kita tidak dapat terlepas dari kegiatan dunia perdagangan secara luas. Karena dalam dunia perdagangan baik yang bersifat tradisionil maupun modern. Sedemikian tingginya permintaan akan barang-barang tersebut, maka suplai dari distributor ke tingkat pengecer di pasar-pasar kadang tersendat. Sehingga untuk saat ini dan akan datang pembuatan.produksi pupuk akan semakin cerah, apalagi dengan cukup tersedianya bahan-bahan baku yang relatif mudah didapat. Adapun pasar yang masih terbuka lebar itu antara lain di Jawa Tengah misalnya Semarang, Jogja, Solo. Untuk sementara target pasar yang akan kita perkirakan adalah 3,8 ton / hari yang meliputi 3 Distributor dan 5 Sub Distributor yang meliputi daerah Jawa Tengah. Target tersebut kita sesuaikan dengan kapasitas produksi dari mesin yang akan kita buat, tetapi pada masa yang akan datang tentunya akan lebih kita tingkatkan. 1.3 ALAT PRODUKSI Alat-alat produksi dan penunjangnya meliputi : Lahan / Tempat Mesin – mesin produksi Sarana distribusi / Transportasi Bahan baku Sumber Daya Manusia / SDM 1.4 LAHAN / TEMPAT Tempat / lokasi yang akan digunakan untuk produksi yaitu di daerah yang banyak disediakan sampah organik dan biasanya terdapat disemua daerah. Tetapi di sekitar wilayah Klaten ,Jawa Tengah bisa jadi pilihan lokasi tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain : SDM masih relatif banyak dan murah, dekat dengan sumber bahan baku, akses jalur distribusi cukup baik,



harga sewa lahan cukup murah, sehingga efisiensi dapat kita jaga untuk kedepannya. Adapun lahan yang diperlukan untuk kegiatan ini adalah 1000 (seribu) M2. 1.5 MESIN - MESIN PRODUKSI Mesin – mesin produksi yang akan dipergunakan dalam kegiatan produksi meliputi :      



10 Unit Mesin Pencacah Sampah / Jerami 20 Unit Mesin Pengendapan Sampah Organik 30 Unit Alat Pengayakan 30 Unit Sekop 20 Unit Penyemprot air manual 20 Unit Plastik / Terpal 1.6 SARANA DISTRIBUSI Untuk menunjang kelancaran distribusi produk sebanyak 3,8 ton /hari, diperlukan dibutuhkan 1 (satu) Unit Truk / Box sedang (Engkel). 1.7 BAHAN BAKU



   



Ada banyak bahan baku yang bisa diambi dari peternak hewan, dan sampah organik yaitu : Semua jenis sampah organik Kotoran sapi / kerbau / kambing Bio-activator / MOL Bahan pelengkap : air kelapa, gula jawa (sebagai nutrisi mikroba) 1.9 SDM Dalam proses / kegiatan produksi SDM yang dibutuhkan antara lain : 1 (satu) Orang Kepala / Manager 1 (satu) Orang Kepala Mekanik 2 (dua) Orang Staff (Administrasi dan Pemasaran) 3 (tiga) Orang Operator Mesin 3 (tiga) Orang Pembantu / Kenek 6 (enam) Orang Tenaga Packing 1 (satu) Orang Driver / Pengemudi 2 (dua) Orang Cleaner 3 (tiga) Orang bagian Security / Keamanan



1.10 BIAYA PRODUKSI, PENDAPATAN & BEP INVESTASI AWAL : Biaya Instal mesin Rp 100.000.000 Sewa lahan 1000 M2 – 10 tahun Rp 15.000.000/th Rp 150.000.000 Stock bahan baku 7 hari pertama : Sebanyak 3,8 ton X 7 = 26,6 ton bahan jadi Rp 10.000/kg Rp 266.000.000 Sebanyak 4 ton X 7 = 28 ton limbah Rp 6.000/kg Rp 168.000.000



Bangunan Rp 150.000.000 Truk Box Engkel 1 Unit Rp 75.000.000 Mobil Operasional 1 Unit Rp 75.000.000 Motor Operasional 1 Unit Rp 12.500.000 Peralatan Kantor : furniture, computer, AC, atk, dll Rp 15.000.000 Mesin-mesin : 10 Unit Mesin Pencacah Sampah / Jerami Rp 625.000.000 20 Unit Mesin Pengendapan Sampah Organik Rp 360.000.000 30 Unit Alat Pengayakan Rp 500.000.000 30 Unit Sekop Rp 300.000.000 20 Unit Penyemprot air manual Rp 60.000.000 20 Unit Plastik / Terpal Rp 20.000.000 Deposit Cadangan Rp 100.000.000 Sub Total Rp2.841.500.000 1.11 BIAYA OPERASIONAL Listrik / bulan Rp 25.000.000 Telpon / bulan Rp 2.500.000 BBM Rp 10.000.000 Lain-lain (Parkir / Tol) Rp 1.000.000 ATK Rp 300.000 Aqua / air minum Rp 300.000 Koordinasi : RT/RW/LURAH/CAMAT/POLISI Rp 3.000.000 Sub Total Rp 42.100.000 1.12 GAJI KARYAWAN PER BULAN Kepala Pabrik / Manager Rp 5.000.000 Kepala Produksi / Mekanik 2 x Rp 2.500.000 Rp 5.000.000 Staff administrasi / Pemasaran 2 x Rp 1.500.000 Rp 3.000.000 Operator 3 x Rp 700.000 Rp 2.100.000 Pembantu / Kenek 3 x Rp 500.000 Rp 1.500.000 Bagian Packing 6 x Rp 525.000 Rp 3.150.000 Pengemudi 1 x Rp 700.000 Rp 700.000 Satpam/Keamanan 3 x Rp 700.000 Rp 2.100.000 Cleaner 2 x Rp 400.000 Rp 800.000 Sub Total Rp 23.350.000 Jadi total investasi awal adalah : Rp 2.906.950.000 (DUA MILYAR SEMBILAN RATUS ENAM JUTA SEMBILAN RATUS LIMA PULUH RIBU RUPIAH ) 1.13 PENDAPATAN Kapasitas Produksi Pupuk: 2500kg / hari 20 jam Kapasitas Produksi Pupuk kompos: 2000kg / hari 20 jam Jumlah hari kerja 25 hari kerja / bulan Harga Jual Produk Plastik Kresek Rp 15.000 / kg Harga Jual Produk Resin (Pelet) Rp 10.000 / kg Pendapatan Produk Pupuk: Bahan Baku limbah Rp 6.000 /kg x 2500 kg = Rp 15.000.000



Harga setelah proses biji Rp 10.000 /kg x 2500 kg = Rp 25.000.000 Keuntungan Bahan = Rp 10.000.000 Pendapatan Pupuk Kompos: Bahan Baku Rp 10.000 /kg x 2000 kg = Rp 20.000.000 Harga setelah proses Rp 15.000 /kg x 2000 kg = Rp 30.000.000 Keuntungan Bahan = Rp 10.000.000 Total Keuntungan Per Hari = Rp10.000.000 + Rp 10.000.000 = Rp 20.000.000 Total Keuntungan Per Bulan = 25 hari x Rp 20.000.000 = Rp 500.000.000 Dikurangi Waste produksi 10% perbulan=Rp 50.000.000 = Rp 50.000.000 Dikurangi biaya Operasional per bulan = Rp 42.100.000 = Rp 42.100.000 Dikurangi biaya gaji pegawai per bulan = Rp 23.350.000 = Rp 23.350.000+ = Rp 115.450.000 Pendapatan bersih perbulan = Rp 500.000.000– Rp 115.450.000 = Rp 384.550.000 Pendapatan per tahun = Rp 384.550.000 x 12 bulan = Rp4.614.600.000 Melihat proyeksi usaha tersebut di atas, maka penulis berkeyakinan bahwa Modal Usaha akan kembali pada perhitungan bulan ke 8 atau selambat-lambatnya pada bulan ke 10. 1.14 SHARING KEUNTUNGAN Kami sebagai pelaksana Operasional usaha tersebut menghendaki pembagian keuntungannya adalah 50% banding 50%. Jadi 50% Keuntungan bersih untuk Pemilik Modal 50% Keuntungan bersih untuk Pelaksana Usaha dan Tim



1.15 KESIMPULAN Bahwa melihat masa depan permintaan akan Kantong Plastik / Tas Plastik tersebut yang terus meningkat, maka penulis berkesimpulan bahwa usaha tersebut sangat cerah di masa datang dan sangat menguntungkan bagi pemilik modal yang akan berinvestasi pada bidang usaha ini.



MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK



Kapasitas : 3000 – 5000 kg/hari PxLxT : 1718 x 1060 x 1525 x mm Penggerak : YANMAR 15,5 – 19 HP Pakai 4 Roda (mobile) Perlengkapan Tambahan : - Bioaktivator - Kantong Fermentasi - Sealer - Mesin Jahit Karung Fungsi : Penghancur Sampah Organik, Jerami, Kotoran Ternak dll Harga : Rp. 40.000.000,MESIN PENGAYAK Kapasitas : 3000 – 5000 kg/hari PxLxT : 3000 x 1200 x 1200 x mm Kawat Pengayak : Stainless Steel 2,5 & 7,5 mm Penggerak : Em 3 HP Atau Mesin : 5,5 HP Fungsi : Mengayak Kompos Harga : Rp. 20.000.000



BIASA INVESTASI PERALATAN = Rp. 20 JT – Rp. 50 JT ANALISA USAHA Biaya



Pembuatan



Pupuk



Organik/hari



Bioaktivator : Pemakaian



Bahan



Bakar : Alat :



Kerja :



Total Biaya : Rp. 450.000,Pupuk Organik yang dihasilkan : 3000 kg Biaya Produksi Pupuk organik : Rp. 150 / kg Harga Jual : Rp. 300 / kg Keuntungan per kg : Rp. 150 / kg Potensi Keuntungan per hari : Rp. 450.000,Perbulan = Rp. 13,5 jt x per tahun = Rp. 162 jt



NILAI INVESTASI PENGELOLAHAN SAMPAH PLASTIK MESIN PENCACAH PLASTIK MULTIGUNA Kapasitas : 150 – 250 kg/jam PxLxT : 1200 x 700 x 100 x mm



Pisau : Baja Bohler Hv + 500 Pisau Berputar : 3 buah



4500



kg



100.000,-



Lain-lain : : Rp. 145.000,-



Bahan : Plat 8 – 12 mm



Pencacahan



Rp.



Perawatan Tenaga







Rp. 75.000,Rp. 30.000,-



Rp.



100.000,-



Pisau statis : 2 buah Fungsi : Penghancur Sampah Plastik Harga : Rp. 45.000.000,-



BAK PENCUCI PLASTIK LEMBARAN & CACAHAN Dilengkapi



Pengaduk



Penggerak :



Em



3



Mesin :



HP



atau



5,5



Kapasitas :



HP







1,5



5



m3/jam



Atau PxLxT :



disesuaikan 1750 x



1200



Fungsi :



x Mencuci



Harga : Rp. 35.000.000,ANALISA USAHA A. Investasi Mesin Pencacah Plastik Rp. 45.000.000,Bagunan / Sewa Tanah Rp. 30.000.000,B. Biaya Produksi / kg (contoh gelas Aqua dijakarta) Harga bahan Baku Dari Pemulung Rp. 9.000,-/kg Biaya Produksi Rp. 2.000,-/kg



Total Perkiraan Biaya Produksi Rp. 11.000,C. Keuntungan Per-Hari (Produksi 1000kg/hari) Harga Jual untuk 1000 kg Rp. 13.000.000,Biaya Produksi 1000 kg Rp. 11.000.000,-



1200



x



mm Plastik



Keuntungan Per-Hari Rp. 2.000.000,Potensi Keuntugan perbulan Rp.60 jt x pertahun = Rp. 720jt NILAI INVESTASI PENGELOLAHAN SAMPAH MENJADI PUPUK ORGANIK SKALA INDUSTRI (BESAR) Mesin / Peralatan yang dibutuhkan kapasitas 20 – 40 ton ( 3 shift) 1. Mesin Pencacah Rp. 40.000.000,2. Mesin Pengayak Rp. 20.000.000,3. Mesin Granulator ( 2 Unit ) RP 120.000.000,4. Rotary Dryer Rp. 60.000.000,5. Mesin Sorting / Packing Rp. 40.000.000,6. Ongkos Kirim + Instalasi Rp. 20.000.000,-



Biaya Total Rp. 300.000.000,Catatan : Khusus diluat pulau jawa tambah ongkos angkut Rp.10.000.000,ANALISA KEUNTUNGAN KAPASITAS 20 TON / HARI ( 3 SHIFT) BIAYA PRODUKSI / KG - Bahan Baku Kohe Halus / Kering Rp. 325,- Biaya Oprasional Buat Granul Rp. 175,- Biaya Packing Rp. 100,- Lain-lain Rp. 50,-



Total Biaya / kg Rp. 650,HARGA JUAL KE PETANI, PUSRI, DLL (PROGRAM SUBSIDI PEMERINTAHAN) RP. 1.150,-/kg Keuntungan / kg Rp. 500,Potensi Keuntungan / hari 20.000 kg X Rp.500,- =Rp. 10.000.000,Potensi Keutungan / bulan 10.000.000 X 30 =Rp. 30.000.000,Total keuntungan 1 tahun =Rp. 360.000.000,-



Penyuluhan Pertanian Indonesia Menuju Pertanian Tangguh dan Mandiri untuk Perubahan



Home Spiritual  Sosiologi  Agribisnis  Paper  penyuluhan  How To  Manajemen 







Proposal Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik POSTED ON NOVEMBER 29, 2013 PENDAHULUAN



Latar Belakang Program terkait pertanian di Indonesia telah diformulasi oleh Kementrian Pertanian dalam wujud “Empat Sukses Program Pembangunan Pertanian” yaitu: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan, (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor serta (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani Pertanian. Pengembangan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami padi merupakan aktivitas yang relevan dengan empat sukses program pembangunan pertanian di atas, terutama pada empat sukses yang pertama (swasembada berkelanjutan) dan empat sukses yang ke tiga (peningkatan nilai tambah dan daya saing ekspor) serta empat sukses yang ke empat ( peningkatan kesejahteraan petani) Undang-undang SP3K nomor 16 tahun 2006 juga mengamanahkan bahwa kegiatan penyuluhan harus memperhatikan kondisi lingkungan, agar lingkungan pertanian tetap terjaga, lestari dan semakin meningkat kualitasnya setelah di hujani pupuk dan bahan kimia laiinnya yang menyebabkan degradasi lahan. Selanjutnya, mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor, yang merupakan komponen dari sistem pembangunan pertanian secara keseluruhan di Indonesia juga dituntut untuk memberi kontribusi demi tercapainya empat sukses program pertanian tersebut serta berusaha mengembangkan inovasi dalam memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami padi dalam mendukung pertanian Indonesia yang berkelanjutan (Sustainable Agriculture of Indonesia).



Berdasarkan pemikiran tersebut, mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, khususnya yang tergabung dalam kelompok I kelas IV A yang saat ini berada di semester VII akan melaksanakan Pelatihan Pertanian Berkelanjutan dengan Tema Optimalisasi Usaha Tani Berbasis Zero Waste Farming. Pelatihan yang di tujukan untuk pengurus kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan penyuluh pertanian. Kegiatan pelatihan tersebut akan dilaksanakan di Desa … Kecamatan … Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Alasan utama dipilihnya lokasi tersebut adalah; petani setempat belum memanfaatkan jerami padi hasil budidaya sebelumnya untuk memperbaiki strukrtur tanah lahan usaha. Selain itu belum tumbuhnya kesadaran petani dalam melaksanakan usaha tani dengan orientasi sadar lingkungan. Alasan lain, adalah kurangnya sosiaslisasi penyuluh kepada petani dan masyarakan terhadap pentingnya menjaga lingkungan pertanian agar tetap lestari. Tujuan Tujuan dilaksanakannya pelatihan pertanian berkelanjutan ini adalah sebagai berikut:



1. Petani memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pertnaian 2. Petani diharapkan dapat memanfaatkan jerami padi yang dihasilkan dari usahataninya menjadi pupuk organik. 3. Petani mendapatkan nilai tambah yang lebih baik melalui peningkatan penghasilan tambahan 4. Penyuluh memiliki spirit untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pelatihan Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja. (Payaman Simanjuntak, 2005) Pelatihan (training) adalah “sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi”. Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya. (Ivancevich, 2008) Defiinisi lain menyatakan bahwa pelatihan adalah Proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. (Gary Dessler, 2009). Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pelatihan merupakan upaya yang dilakukan oleh organisasi tertentu (pemerintah, swasta, NGO dan organisasi lainnya) dalam rangkan meningkatkan mutu sumberdaya manusia terutama meninkgatnya keterampilan dan kinerja. Tujuan Pelatihan Tujuan umum pelatihan sebagai berikut : (1) untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, (2) untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, (3) untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman sesama dan dengan manajemen (pimpinan). Komponen



Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara (2005) terdiri dari : 1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur, 2) Para pelatih (trainer) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional), 3) Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai, 4) Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.



Tahapan Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan pengembangan meliputi:



1. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Kegiatan identifikasi pelatihan diperlukan untuk menyiapkan rencana/program pelatihan. Hasil identifikasi kebutuhan pelatihan diperlukan sebagai dasar untuk merencanakan anggaran untuk pelatihan. Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tidak ada manfaatnya jika pelatihan yang dilaksanakan tidak atau kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk itu, sebagai langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:



1. Menggali informasi langsung dari masyarakat sasaran melalui diskusi kelompok yang terfokus. Dalam hal ini perlu diadakan suatu pertemuan/diskusi khusus antara kelompok masyarakat sasaran dengan fasilitator/penyuluh. Dalam diskusi ini ditanyakan, apa masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat tersebut, pengetahuan atau keterampilan apa yang dibutuhkan oleh mereka dan apakah perlu ada pelatihan bagi mereka. Perlunya pelatihan biasanya terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok dalam melaksanakan kegiatannya. Usul perlunya pelatihan datang dari kelompok masyarakat itu sendiri, demikian pula jenis pelatihannya. 2. Menggali informasi melaui kegiatan Pengkajian Desa Secara Partisipatif/Participatory Rural Appraisal (PRA). Melalui pelaksanaan PRA yang dilanjutkan dengan pembuatan rencana-rencana peningkatan kegiatan di tingkat kelompok dapat diperoleh informasi kebutuhan pelatihan yang berasal dari masyarakat sendiri. 3. Menggali informasi melalui wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat/anggota kelompok tani/masyarakat, disertai dengan pengamatan langsung terhadap kondisi masyarakat/kelompok tersebut. 4. Penelitian konvensional yang dilakukan oleh ahli. Melalui penelitian terhadap masyarakat yang bersangkutan yang mencakup tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan masyarakat dalam melakukan usahanya yang berkaitan dengan kehutanan dapat diperoleh informasi mengenai kebutuhan pelatihan. Informasi dari hasil penelitian ini masih perlu dikonsultasikan lagi dengan pemuka/kelompok masyarakat tersebut untuk memperoleh kepastian pelatihan yang diperlukan. 1. Pemilihan Bentuk Dan Jenis Pelatihan Berdasarkan hasil diskusi atau penggalian informasi melalui pelaksanaan PRA atau wawancara dapat diketahui adanya kebutuhan pelatihan atau pelatihan yang diinginkan oleh kelompok masyarakat tadi. Jika ada beberapa usulan jenis pelatihan sedangkan dana untuk itu terbatas, maka perlu dilakukan pemilihan jenis pelatihan yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan. Pemilihan jenis pelatihan dilakukan melalui suatu diskusi dengan masyakat yang bersangkutan dalam suatu pertemuan khusus. Juga disesuaikan dengan ketersediaan dana.



1. Penyusunan Kurikulum Dan Silabus Pelatihan Pada pelatihan formal jangka pendek maupun jangka panjang, perlu dibuat kurikulum dan silabusnya. Dalam kurikulum mata ajaran yang akan diberikan pada pelatihan biasanya terdiri dari dua kelompok yakni :



1. Kelompok Inti Mata ajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah mata ajaran utama dan sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kegiatan yang dilatihkan atau untuk melakukan kegiatan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi.



1. Kelompok Penunjang Mata ajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah mata ajaran yang sebaiknya dikuasai peserta pelatihan yang berguna untuk menunjang pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan kegiatan ya ng dilatihkan. Bagi mata pelajaran yang diperlukan silabusnya terdiri dari teori dan praktek.



1. Modul Pelatihan Pada pelatihan formal diperlukan perencanaan yang detail, selain perlu disiapkannya kurikulum dan silabus, juga diperlukan modul pelatihan. Untuk itu perlu disusun modul dari tiap mata ajaran yang diberikan.



1. Metodologi Pembelajaran Pelatihan masyarakat merupakan pendidikan non formal, dengan demikian sifatnya berbeda dengan pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dalam pelatihan non formal bagi orang dewasa, ada karakteristik peserta yang harus diperhatikan yakni :



1. Orang dewasa mempunyai pengalaman dan pengalaman masing-masing orang berbeda satu 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



sama lain. Lebih suka menerima saran-saran daripada digurui. Biasanya menilai dirinya lebih rendah daripada kemampuan sebenarnya yang ada pada dirinya. Biasanya lebih menyenangi hal-hal yang bersifat praktis. Biasanya membutuhkan waktu belajar yang relatif lama, membutuhkan suasana akrab dan menjalin hubungan yang erat. Lebih suka dihargai daripada disalahkan. Hanya mau belajar dengan baik jika mereka menganggapnya perlu bagi mereka. Lebih memperhatikan hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya. Menyukai cara belajar yang melibatkan peran mereka.



RENCANA KEGIATAN



Tema Kegiatan Tema dari kegiatan ini adalah Pelatihan Pertanian Berkelanjutan, dalam Optimalisasi Usaha Tani Berbasis Zero Waste Farming System Waktu dan Tempat



Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakn pada tangal 30 November 2013, di Kelompok tani …. Desa …. Kecamatan … Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. (Jadwal pelaksanaan kegiatan terlampir pada lampiran.1)



Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah; Pengurus kelompok tani, Penyuluh petanian dan pejabat desa dan tokoh masyarakat setempat. Input (Masukan) Input atau masukan sumberdaya yang mendukung pelaksanaan kegiatan pelatihan ini antara lain:



1. Kurikulum dan buku panduan pelatihan pertanian berkelanjutan (pembuatan pupuk organik) 2. Sumberdaya Manusia, yang terdiri dari: 1. Mahasiswa STPP Bogor yang telah terlatih menyelenggarakan pelatihan bidang pertanian 2. b. Mahasiswa STPP Bogor yang telah terlatih menjadi panitia dalam melaksanakan penyuluhan pertanian berkelanjutan terutama dalam pembuatan pupuk organik jerami (Susunan panitia terlampir pada lampiran. 2) 3. Dosen Pengampu Manajemen Pelatihan, yang juga telah memiliki pengalaman luas dalam melaksanakan training bagi penyuluh pertanian. 4. Sarana dan prasarana pelatihan. 5. 4. Anggaran Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor untuk praktikummdengan jumlah anggaran sebesar Rp. 700.000,00 dan bantuan ATK dari Jurusan Penyuluhan Pertanian sebaesar Rp. (Rincian biaya terlampir pada lampiran.3) Output (Hasil Keluaran) Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pelatihan pertanian berkelanjutan di Desa … Kecamatan … Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat



Outcome (Hasil Kegiatan) Outcome atau hasil daro pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah sebagai berikut:



1. Menghasilkan Petani inovator sebanyak 1 orang yang bergerak dalam pengembangan pertanian berkelanjutan terutama dalam memanfaatkan jerami padi menjadi komoditas bernilai tambah. 2. Menghasilkan 5 orang petani yang terampil dalam pemanfaatan limbah jerami padi menjadi pupuk organik 3. Menghasilan 1 orang penyuluh yang aktif dalam pengembangan sistem pertanian berkelanjutan 4. Mendapat dukungan dari 2 tokoh masyarakat utama desa dalam pengembangan usaha tani berbasis pertanian berkelanjutan.



Impact (Dampak) Dampak yang nanti diharapkan setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan ini antara lain;



1. Beralihnya petani di Desa setempat dari pelaksanaan usaha tani konvensional menuju usaha tani yang ramah lingkungan.



2. Meningkatnya pendapatan petani melalui produksi pupu organik dan 3. Berkurangnya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia



Pelaksanaan Kegiatan Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi; persiapan administratif dan edukatif, pelaksanaan dan pelaporan pelatihan, tahapan tersebut telah dirinci seperti dibawah ini:



1. Persiapan administratif dan edukatif, terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Menyiapkan surat edaran tentang adanya program pelatihan Membuat surat keputusan (SK) penyelenggaraan pelatihan Menyiapkan buku pedoman/petunjuk Undangan peserta pelatihan Menentukan Pelatih (Tutor) Menyiapkan banko daftar hadir dan identitas peserta Menyiapkan perlengkapan diklat (alat tulis, peta singkap, laptot dll) Mempersiapkan perlengkapan penunjang (sound system dll ) Menyusun kebutuhan biaya



1. Pelaksanaan Kegiatan, tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan dan perkenalan 2. Dinamika kelompok 3. Penyampaian materi 4. Praktikum 5. Penutupan 1. Evaluasi, pekerjaan dalam evaluasi antara lain: 1. Membuat laporan hasil kegiatan 2. Membuat rencana tindak lanjut (RTL) Materi Materi yang akan sampaikan dalam pelatihan ini adalah dinamika kelompok, pertanaian berkelanjutan (urgensi, dan manfaat), tahapan pembuatan pupuk organik dan praktikum cara membuat pupuk organik dari EM 4 dan Promi.



Instuktur atau Tutor Pelatihan Instruktur atau tutor diharapkan dapat memaparkan lebih jelas pokok-pokok materi yang akan disajikan dan juga mampu menjadi motivator, katalisator dan dinamisator, para instruktur dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut:



1. Ajat Juhaedi, materi yang akan disampaikan adalah Konsep Pertanian Berkelanjutan 2. Matriman dan Idrus Mustofa, pembawa materi Macam-macam Teori Pembuatan Pupuk Organik.



3. Sebastianus Kaki dan Edi Supraptomo, pembawa materi langkah pembuatan Pupuk Organik (Praktikum) 4. Salmon Lokden, pembawa materi Dinamika Kelompok 5. Acara ini dipimpin dan diarahkan oleh ketua kelompok, yaitu Daseng Ahmad Syamsudin. Kebutuhan Sarana Pelatihan Saran yang dibutuhkan untuk tercapainya tujuan dari pelatiahan pertanian berkelanjutan ini adalah sebagaia berikut:



1. Kebutuhan sarana pendukung dalam proses penyelenggaraan diklat 1. Undangan 2. Spanduk tema 3. Peta singkap 4. Kertas koran 5. Spidol 6. Pena + buku catatan (untuk peserta) 2. Kebutuhan Teknologi dalam Pelatihan 1. satu buah Infokus 2. satu buah laptop 3. satu buah mic 4. Satu unit soundsystem sederhana 5. Alat dan bahan praktikum (Jerami, EM 4, dan Promi serta bahan lain yang diperlukan) Lampiran 3. Rincian Kebutuhan Biaya. RINCIAN KEBUTUHAN BIAYA No.



Rincian Kebutuhan



Satuan



Harga (Rp)



Jumlah (Rp)



1. Bagian Perlengkapan



2.



1.



Spanduk tema



1 buah











2.



ATK administrasi panitia



1 paket











3.



Dokumentasi



1 paket











4.



ATK Peserta



10 paket



7000,000



70.000,00



5.



Kertas koran (Blank)



25 lembar



1000,00



25.000



6.



Spidol permanen



3 buah



10.000,00



30.000,00



Jumlah a



2. Bagian Konsumsi



125.000,00 3.



Snack



20 dus



5.000,00



100.000,00



Makan



20 dus



15.000,00



300.000,00



Jumlah b



400.000,00



3. Bagian Acara



4.



1.



Honor Narasumber



4 orang











2.



Honor Panitia



7 Orang











3.



STTPL



10 lembar















Jumlah c



4. Akomodasi



5.



1.



Sewa Tempat



1 paket











2.



Biaya Transportasi Peserta



10 orang











3.



Biaya Transportasi Pejabat



3 orang



50.000,00



150.000,00



4.



Uang saku peserta



10 orang











5.



Biaya Transportasi Panitia



7 orang











Jumlah d



150.000,00



Jumlah a+b+c+d



675.000,00



Lampiran 1. Jadwal Kegiatna Pelatihan JADWAL KEGITAN PELATIHAN MANAJEMEN ADMINISTRASI KELOMPOKTANI Jenis Kegiatan



Hari/ Tanggal Sabtu/30 Nov 2013



Waktu (WIB)



Persiapan



Keterangan



07.30-08.00



Panitia



Pelaksanaan



08.00-08.30



Panitia



Pengisian absensi



08.30 – 09.00



Pejabat



Pembukaan



09.00 – 09.15



Snack



Istirahat



09.15 – 09.45



Bermain peran



Dinamika Kelompok



09.45 – 10.30



Teoritis



Penyampaian Materi



10.30 – 11.30



Praktikum



Membuat pembukuan



11.30 – 12.00



Pejabat



Mempersiapkan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan termasuk tempat, dsb



Kelompok Penutupan Lampiran 2 SUSUNAN KEPANITIAAN PELATIHAN MANAJEMEN ADMINISTRASI KELOMPOKTANI



Penanggung Jawab: Ir. Achmad Suwandi Ait Maryani, SP., M.Pd. Panitia Inti: Ketua Pelaksana



: Daseng Ahmad Syamsudin



Sekretaris



: Ajat Juhaedi



Bendahara



: Idrus Mustafa



Panitia Acara : Sie Acara



: Sebastianus Kaki



Sie Perlengkapan



: Salmon Lokden



Sie Akomodasi



: Edi Supraptomo



Sie Dokumentasi



: Matriman



DAFTAR PUSTAKA



H. Malayu S.P. Hasibuan, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara. Jakarta http://hastagfire.wordpress.com/2011/12/04/metode-latihan-dan-pengembangan-karyawan/ http://liliramli.blogspot.com/2010/06/makalah-pengembangan-karyawan-melalui.html Suandi Achmad dan Ida. 2005. Modul Manajemen Pelatihan, STPP Bogor Tjutju Yuniarsi dan Suwanto, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta. Bandung Advertisements REPORT THIS AD



Share this:







Twitter







Facebook







Reddit







Tumblr







Pocket







Email



 Related



URGENSI EVALUASI DAMPAK BAGI PENYULUHAN PERTANIAN Oleh: Ajat Juhaedi (Mahasiswa STPP Bogor Semester VI) Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,… In "Agri Opini" EKSISTENSI MAHASISWA STPP BOGOR DALAM MENYIKAPI UU NO 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Oleh: Ajat Juhaedi Wind of Change (angin perubahan) nampaknya akan segera menyapa bagi seluruh perguruan tinggi kedinasan di Indonesia, pasalnya terbitnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perguruan tinggi kedinasan untuk menyelenggarakan pendidikan baik Diploma, Magsiter (Magister Terapan) maupun sampai pada tingkat Doktor (Doktor… In "Agri Opini"



Posluhdes dan Fungsi Kelompok Tani Visi Kementrian pertanian adalah Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan Yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani. Visi tersebut kemudian dielaborasi kedalam beberapa misi salahsatunya adalah Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan… In "Pemberdayaan" This entry was posted in Pemberdayaan, penyuluhan and tagged pelatihan, penyuluhan, pertanian, proposal. 



Dampak SL-PTT terhadap Produksi dan Difusi (Pair T Test) 



Membuat Kompos Jerami dengan Promi



Leave a Reply



Search for:



Author



never stop learning, never stop reading, and never stop doing something



Posting Terpopuler    



CONTOH LAPORAN PELATIHAN Peran Penelitian Untuk Kemajuan Pertanian Nasional Proposal Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik EVALUASI DAMPAK SL-PTT



     



Manajemen Strategi 3 (8 langkah) Posluhdes dan Fungsi Kelompok Tani Naskah Siaran Radio Penyuluhan PERENCANAAN AGRIBISNIS UBI JALAR Contoh Studi Kelayakan Usaha Pertanian (Penggilingan Padi) Cara Sukses Menyuluh



Baru Posting     



Strategi Pemasaran Beras Organik Islam, dan Reformasi Hukum Islam, Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Posluhdes dan Fungsi Kelompok Tani Naskah atau Script Video On Sound



Category



Agribisnis Agri OpiniCurhat Evaluasi Kaji Terap Keluarga dan Cinta Manajemen Strategi Organik pembangunanPemberdayaan pengolahanpenyulu



han        



Sosiologi Pedesaan



Spiritual dan DakwahTeknologi pengolahan Hasil



         



Blog Stats 



219,200 hits REPORT THIS AD



       



HOME SPIRITUAL SOSIOLOGI AGRIBISNIS PAPER PENYULUHAN HOW TO MANAJEMEN CREATE A FREE WEBSITE OR BLOG AT WORDPRESS.COM. WE TEAMED UP WITH EVENTBRITE Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use. To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy







Follow



09.00 - 17.00 WIB 08123386165, 081233144166 081318887231, 081233144166, 081233777646, 081311177522, 081233144177 081318887231, 081233144166, 081233777646, 081311177522, 081233144177 [email protected]







Home







Alamat Cabang







Order







Cara Pemesanan







Profil







About







Customer







Testimonial







Kontak







Tender Mesin











































HomePeluang UsahaPeluang Usaha Pupuk Kompos Dan Analisa Usahanya



Peluang Usaha Pupuk Kompos Dan Analisa Usahanya



Kategori



Peluang Usaha



Di lihat



7005 kali



Harga



Rp (Hubungi CS)



Beli Sekarang



DETAIL PRODUK PELUANG USAHA PUPUK KOMPOS DAN ANALISA USAHANYA



Berbisnis sendiri memang bukanlah hal yang sulit. Anda dapat memilih berbagai jenis binis yang bisa dijalankan dengan mudah. Sepertihalnya memanfaatkan bend-benda yang ada di sekitar Anda. Salah satunya dengan memanfaatkan bahan-bahan organik untuk dijadikan pupuk kompos. Bahan-bahan organik ini dapat Anda manfaatkan menjadi barang bernilai seperti pupuk. Telah kita ketahui jika pupuk kompos sangat bermanfaat. Anda dapat memanfaatkan pupuk kompos ini untuk pertanian, dimana membuat tanaman menjadi lebih subur. Kompos sendiri menjadi pupuk yang dapat Anda gunakan sebagai sumber hara dan media tumbuh untuk tanaman. Peluang usaha pupuk kompos memang menjadi bisnis yang menguntungkan. Lewat bisnis pupuk kompos telah banyak melahirkan para pengusaha sukses di dalamnya. Menggeluti bisnis pupuk kompos memang tidaklah sulit, bahan pembuatan kompos mudah dijumpai. Tahapan pembuatan pupuk kompos memang sangat mudah yakni bahan-bahan di rajang menjadai ukuran kecil dan dibiarkan dalam beberapa hari. Nah pupuk kompos ini akan jadi dan saiap digunakan untuk menyuburkan tanaman. Mudah bukan menerjuni bisnis pupuk kompos, selsin itu dalam bisnis pupuk kompos Anda juga penting mengetahui mengenai seluk beluk dari bisnis tentunya dengan melihat ulasannya di bawah ini: Peluang bisnis pupuk kompos Meningkatnya jumlah peminat pupuk kompos menjadikan bisnis kompos makin menguntungkan. Sehingga peluang dari bisnis kompos ini sangat luas dan besar. Sekarang ini banyak petani dan penyuka tanaman yang lebih suka menggunakan pupuk dengan kandungan bahan alami dibandingkan dari pabrik. Sehingga permintaan pupuk kompos di pasaran terus meningkat. Tentunya menerjuni bisnis pupuk kompos menjadi pilihan yang tepat untuk meraup uang deras.



Prospek menjalankan bisnis pupuk kompos Prospek dari bisnis pupuk kompos dapat dikatakan cemerlang. Kian waktu bisnis pupuk kompos makin besar peminatnya. Bisnis pupuk kompos menjadi salah satu bisnis yang dapat dimulai secara mudah. Prospek bisnis pupuk kompos memang tidak ada habisnya dari dahulu hingga sekarang. Pertanian memang menjadi bisnis pemenuhan bahan pokok manusia sehingga pupuk kompos ini selalu di butuhkan. Pelaku bisnis pupuk kompos Bisnis pupuk kompos ini bisa dan cocok dijalankan oleh semua orang. Terutama bagai Anda yang memiliki minat dan juga kemauan keras menerjuni bisnis pupuk kompos. Peralatan usaha pupuk kompos Dalam menjalankan usaha pupuk kompos membutuhkan beberapa peralatan penting diantaranya sewa lahan, cangkul, ayakan, terpal, timbangan, selang, wadah,mesin pemotong rumput, pompa, sabit, drum, alat penjahit karung, sarung tangan serta peralatan lainnya. Karyawan bisnis pupuk kompos Karyawan dalam menjalankan bisnis pupuk kompos bisa menggunakan satu orang dahulu dalam permulaan. Hal ini agar tidak rugi untuk menghemat biaya produksi yang dikeluarkan dalam pembuatan pupuk kompos Harga jual pupuk kompos Patokan harga untuk pupuk kompos dapat Anda buat dalam hitungan per kemasan pupuk dimana harga mulai Rp 15.000 hingga Rp 17. 000. Keuntungan dalam menjalankan bisnis pupuk kompos Keuntungan bila Anda memilih terjun dalam peluang bisnis pengolahan pupuk kompos ini yakni omset dan untung usaha besar. Meningkatnya gaya hidup sehat membuat pertanian organik makin digemari. Permintaan pupuk kompos terus meningkat membuat untung mengalir deras. Kekurangan bisnis pupuk kompos Segi kekurangan bisnis pupuk kompos ialah pupuk kompos memiliki tingkat persaingan yang tinggi dan ketat. Dimana mulai banyak bermunculan para pebisnis pupuk kompos baru yang menjalankan usaha tersebut. Analisa bisnis pupuk kompos 



Masa asumsi dari sewa lahan selama waktu 1 tahun







Masa asumsi dari mesin pemotong rumput selama waktu 5 tahun







Masa asumsi dari ayakan selama waktu 3,5 tahun







Masa asumsi dari terpal selama waktu 5 tahun







Masa asumsi dari selang selama waktu 3,5 tahun







Masa asumsi dari wadah selama waktu 3,5 tahun







Masa asumsi dari alat penjahit karung selama waktu 5 tahun







Masa asumsi dari pompa selama waktu 5 tahun







Masa asumsi dari sabit selama waktu 3,5 tahun







Masa asumsi dari drum selama waktu 3,5 tahun







Masa asumsi dari cangkul selama waktu 5 tahun







Masa asumsi dari timbangan selama waktu 5 tahun







Masa asumsi dari sarung tangan selama waktu 3,5 tahun







Masa asumsi dari timba selama waktu 3,5 tahun







Masa asumsi dari peralatan lainnya selama waktu 3,5 tahun



Investasi Peralatan



Harga



sewa lahan



Rp.



1.560.000



mesin pemotong rumput



Rp.



3.113.000



ayakan



Rp.



150.000



terpal



Rp.



130.000



selang



Rp.



wadah



Rp.



32.000



alat penjahit karung



Rp.



122.500



pompa



Rp.



250.500



sabit



Rp.



24.000



drum



Rp.



125.000



cangkul



Rp.



95.300



timbangan



Rp.



183.500



sarung tangan



Rp.



25.000



timba



Rp.



72.000



Peralatan tambahan yang lainnya



Rp.



92.500



Jumlah Investasi



Rp. 6.006.800



31.500



Biaya Operasional per Bulan Biaya Tetap



Nilai



Penyusutan sewa lahan 1/12 x Rp. 1.560.000



Rp.



130.000



Penyusutan mesin pemotong rumput 1/62 x Rp 3.113.000



Rp.



50.210



Penyusutan ayakan 1/44 x Rp 150.000



Rp.



3.409



Penyusutan terpal 1/62 x Rp. 130.000



Rp.



2.097



Penyusutan selang 1/44 x Rp. 31.500



Rp.



716



Penyusutan wadah 1/44 x Rp. 32.000



Rp.



727



.Penyusutan alat penjahit karung 1/62 x Rp 122.500



Rp.



1.976



Penyusutan pompa 1/62 x Rp 250.500



Rp.



4.040



Penyusutan sabit 1/44 x Rp 24.000



Rp.



545



Penyusutan drum 1/44 x Rp 125.000



Rp.



2.841



Penyusutan cangkul 1/62 x Rp.95.300



Rp.



2.166



Penyusutan timbangan 1/62 x Rp.183.500



Rp.



4.170



Penyusutan sarung tangan 1/44 x Rp. 25.000



Rp.



568



Penyusutan timba 1/44 x Rp. 72.000



Rp.



1.636



Penyusutan peralatan tambahan 1/44 x Rp. 92.500



Rp.



1.492



gaji karyawan



Rp.



1.700.000



Total Biaya Tetap



Rp. 1.906.594



Biaya Variabel daun-daunan



Rp.



20.000



x



30



=



Rp.



600.000



kotoran ternak



Rp. 30.000



x



30



=



Rp.



900.000



karung plastik



Rp.



25.000



x



30



=



Rp.



750.000



arang sekam



Rp.



32.000



x



30



=



Rp.



960.000



bubuk gergaji



Rp.



26.000



x



30



=



Rp.



780.000



obat organik



Rp.



80.000



x



30



=



Rp.



2.400.000



pengemas



Rp.



20.000



x



30



=



Rp.



600.000



air dan listrik



Rp.



25.000



x



30



=



Rp.



750.000



Total Biaya Variabel



Rp.



Total Biaya Operasional Biaya tetap + biaya variabel =



Pendapatan per Bulan



Rp. 9.646.594



7.740.000



30



kemasan



Rp.



450.000



x Rp. 15.000



=



Rp.



x



=



Rp. 13.500.000



30 hr



450.000



Keuntungan per Bulan Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional Rp.



13.500.000



– 9.646.594



=



Rp.



3.853.406



Lama Balik Modal Total Investasi / Keuntungan =



Rp. 6.006.800



:



3.853.406



=



2



bln



Dari analisa di atas dapat disimpulkan apabila bisnis pupuk kompos sangat menguntungkan dimana modal Rp 6.006.800 dengan kentungan per bulan Rp 3.853.406 dan balik modal dalam 2 bulan.



Usaha pupuk kompos ini tidak dapat berjalan maksimal jika tidak menggunakan mesin chopper perajang rumputuntuk pengolahannya. Pemakaian dari mesin chopper perajang rumput dibutuhkan agar proses produksi pupuk kompos lebih efisien. Aplikasi dari mesin chopper perajang rumput cocok untuk pengolahan pakan ternak, kompos, perkebunan, dinas kebersihan kota, pertanian, dll. Fungsi dari mesin chopper perajang rumput yakni untuk merajang bahan mulai dari rumput atau ranting menjadi potongan kecil-kecil. Mesin untuk membuat pupuk kompos dengan hasil yang memuaskan dapat Anda miliki langsung hanya di Toko Mesin Maksindo. Mesin chopper perajang rumput dari maksindo tersedia dengan kapasitas kecil hingga besar berkualitas dan mutu terbaik. Menggait dengan sajian kelebihannya menjadikan mesin chopper perajang rumput berkualitas. Demikian tadi ulasan peluang usaha pengolahan pupuk kompos dan analisa bisnisnya yang bisa dijadikan referensi



PRODUK LAIN PELUANG USAHA



Peluang Usaha Budidaya Jamur Tiram dan Analisa Usahanya



Rp (Hubungi CS)



Peluang Usaha Budidaya Ikan Baung Dan Analisa Usahanya



Rp (Hubungi CS)



Peluang Usaha Budidaya Ikan Peacock Bass Dan Analisa Usahanya



Rp (Hubungi CS)



Peluang Usaha Keripik Singkong dan Analisa Usahanya



Rp (Hubungi CS)



Peluang Usaha Marning Jagung dan Analisa Usahanya



Rp (Hubungi CS)



Peluang Usaha Ikan Gabus Goreng dan Analisa Usahanya



Rp (Hubungi CS)



PRODUK TERBARU



Traning Sukses Membuat Ayam Bakar Untuk Usaha Serta Olahan Ungkepan, Minggu 28 Juli 2019



Rp 850.000



Training Sukses Ayam Crispy Untuk Usaha, Sabtu 27 Juli 2019



Rp 850.000



Training Usaha Makanan Ala Cafe, Minggu 21 Juli 2019



Rp 850.000



Kategori         



Mesin Dryer / Pengering Mesin Industri Mesin Makanan Mesin Minuman Mesin Penepung Mesin Pertanian Mesin Peternakan Training Usaha Peluang Usaha



Hubungi Kami 08123386165, 081233144166 081318887231, 081233144166, 081233777646, 081311177522, 081233144177 081318887231, 081233144166, 081233777646, 081311177522, 081233144177 [email protected] Recent Posts     



Traning Sukses Membuat Ayam Bakar Untuk Usaha Serta Olahan Ungkepan, Minggu 28 Juli 2019 Training Sukses Ayam Crispy Untuk Usaha, Sabtu 27 Juli 2019 Training Usaha Makanan Ala Cafe, Minggu 21 Juli 2019 Training Sukses Chinese Food, Sabtu 20 Juli 2019 Training Sukses Membuat Pizza Untuk Usaha, Minggu 14 Juli 2019



Cari Produk Search



Produk Terbaru



 Training Sukses Membuat Pizza Untuk Usaha, Minggu 14 Juli 2019 Rp 850.000



 Traning Sukses Membuat Ayam Bakar Untuk Usaha Serta Olahan Ungkepan, Minggu 28 Juli 2019 Rp 850.000



 Training Sukses Ayam Crispy Untuk Usaha, Sabtu 27 Juli 2019 Rp 850.000



 Training Usaha Makanan Ala Cafe, Minggu 21 Juli 2019 Rp 850.000



 Training Sukses Chinese Food, Sabtu 20 Juli 2019 Rp 850.000



 Training Sukses Membuat Pizza Untuk Usaha, Minggu 14 Juli 2019 Rp 850.000



 Traning Sukses Membuat Ayam Bakar Untuk Usaha Serta Olahan Ungkepan, Minggu 28 Juli 2019 Rp 850.000



Dapatkan Mesin Berkualitas di Agrowindo Harga Diskon Kami berikan harga diskon menarik untuk pembelian dalam jumlah tertentu Agrowindo Copyright © 2015 Agrowindo



Lakukan 5 Cara Mudah Pengelolaan Sampah Ini Untuk Menyelamatkan Lingkungan Kita 17 Juli 2018 #LiveKind



Sadarkah kamu rata-rata menghasilkan sampah sebanyak 800 gram setiap harinya, berarti dalam setahun kamu menyumbang sampah seberat 292 Kg. Itu hanya sampah yang dihasilkan oleh satu orang loh, terbayangkan berapa banyaknya sampah yang dihasilkan manusia setiap tahunnya? Nah karena itulah pentingnya melakukan pengelolaan sampah di rumah. Tujuan pengelolaan sampah adalah membuat sampah memiliki nilai ekonomi atau merubahnya menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan. Dengan pengelolaan sampah rumah tangga yang benar, kamu dapat membantu untuk menekan dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Bagaimana sih cara pengelolaan sampah yang benar di rumah? Simak cara melakukannya di bawah ini. 1. Pisahkan Sampah Sesuai Dengan Jenisnya



Langkah pertama sistem pengelolaan sampah di rumah adalah memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Secara garis besar kamu dapat memisahkan sampah menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Siapkanlah dua tempat sampah yang berbeda di rumah yang dikhususkan untuk setiap jenis-jenis sampah. Kalian pasti sudah tahu, sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam. Seperti sisa makanan atau daun. Dengan kata lain semua sampah yang dapat terurai dengan mudah adalah sampah organik. Sementara sampah plastik, karet, kaca dan kaleng masuk ke dalam kategori sampah anorganik. Dengan memisahkan sampah organik dan anorganik, akan memudahkan kamu untuk memudahkan kamu dalam pengelolaan sampah di rumah kamu pada langkah berikutnya.



2. Pengelolaan Sampah Organik



Cara pengelolaan sampah organik yang paling mudah adalah dengan membuatnya menjadi pupuk kompos yang dapat kamu gunakan untuk berkebun. Namun jika kamu tidak suka berkebun atau tidak suka dengan aroma yang ditimbulkan selama pembuatan pupuk kompos, kamu dapat mendonasikan sampah organik ke sahabat yang memiliki hobi berkebun atau penjual tanaman. Karena mereka pasti dengan senang hati menerimanya untuk dibuat menjadi pupuk kompos. 3. Pengelolaan Sampah Anorganik



Sebagian sampah anorganik dapat didaur ulang, seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik, kaleng dan lainnya. Jika kamu tidak yakin apakah sebuah kemasan makanan dapat didaur ulang atau tidak, kamu dapat memeriksa logo daur ulang pada kemasan makanan tersebut. Jika terdapat logo daur ulang, maka kemasan makanan tersebut dapat didaur ulang. Bawa sampah-sampah anorganik tersebut ke pusat daur ulang sampah terdekat atau kamu juga bisa memberikannya kepada pemulung. 4. Pengelolaan Sampah Berbahaya



Pisahkan sampah-sampah berbahaya untuk dibawa ke pusat daur ulang. Petugas pusat daur ulang pasti tau cara untuk mendaur ulang sampah berbahaya agar tidak merusak lingkungan.



Untuk barang-barang elektronik yang sudah rusak alias menjadi sampah, kamu dapat mengembalikannya ke perusahaan yang memproduksinya. Beberapa perusahaan elektronik menerima barang elektronik bekas untuk mereka daur ulang kembali menjadi produk elektronik baru. 5. Reduce, Reuse and Recycle!



Budayakan gaya hidup Reduce, Reuse and Recycle atau biasa dikenal dengan 3R, dari diri kamu. Biasakan untuk mengurangi pemakaian plastik atau bahan-bahan lain yang sulit terurai. Untuk menghemat penggunaan plastik, kamu bisa baca lebih lengkap di artikel lainnya yang membahas diet sampah plastik. Kemudian jangan lupa memanfaatkan barang bekas agar bisa digunakan kembali. Seperti memanfaatkan botol plastik bekas untuk dijadikan pot tanaman. Itu hanya salah satu contoh saja. Masih banyak lagi barang bekas yang bisa digunakan kembali dengan ide kreatifmu! Terakhir, jangan lupa untuk selalu mendaur ulang sampah-sampah yang dapat didaur ulang kembali. Dengan membawa sampah tersebut ke pusat daur ulang, seperti yang telah dibahas mengenai pengelolaan sampah anogarnik di atas.



Nah sebagai generasi millennial, apakah kalian sudah melakukan lima langkah pengelolaan sampah di rumah kalian demi planet kita tercinta? Jangan lupa hal yang



paling mendasar yang harus selalu dilakukan, yaitu selalu membuang sampah pada tempatnya!