KONSEP DASAR KARANGAN ILMIAH Beressss [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR KARANGAN ILMIAH



Disusun sebagai Tugas Pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia



Oleh : Alief Ilham Triana 0101181135 Alwi Alansyah 0101181134 Alya Fauziyyah Harris 0101181119 Madrin Aristiani 0101181138 Nuril Haliza 0101181124 Rista Nur Fauziah 01011891199



PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS NASIONAL PASIM BANDUNG 2019



A. PENGERTIAN KARANGAN ILMIAH Karangan ilmiah adalah karya tulis yang memaparkan pendapat, gagasan, tanggapan, atau hasil penelitian yang berhubungan dengan kegiatan keilmuan. Menurut Finoza dalam Alamsyah (2008:98), mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis yaitu: 1. Karangan ilmiah Yang tergolong dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, thesis dan disertasi 2. Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer Yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain artikel, editorial, opini, feature, reportase 3. Karangan non ilmiah Yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman dan naskah drama. Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Adapun karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku, sedangkan karangan semi ilmiah berada di antara keduanya. Adapun karangan ilmiah itu memiliki beberapa tujuan antara lain: 1. Memberi penjelasan 2. Memberi komentar atau penelitian 3. Memberi saran 4. Menyampaikan sanggahan 5. Membuktikan hipotesis



Ciri-ciri karangan ilmiah a. Logis, artinya segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal. b. Sistematis, artinya segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya kesinambungan. c. Objektif, artinya segala keterangan yang dikemukakan menurut apa adanya. d. Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan itu dikupas selengkap-lengkapnya. e. Lugas, arti pembicaraan langsung kepada hal pokok.



f. Saksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan betapa pun kecilnya. g. Jelas, artinya segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih. h. Kebenarannya dapat diuji (empiris). i. Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya muncul pendapat baru. j. Berlaku umum, yaitu semua simpulan-simpulan berlaku bagi semua populasinya. k. Penyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim. l. Tuntas, artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.



Jenis karangan ilmiah A. Karya ilmiah pendidikan a. Karya ilmiah pendidikan digunakan sebagai tugas untuk meresume pelajaran serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari : 1. Paper (karya tulis) Merupakan karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah dari dosen kepada mahasiswanya. Tujuannya adalah melatih mahasiswa mengambil intisari dari suatu mata kuliah 2. Pra Skripsi Merupakan karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapai gelar sarjana muda. Karya tulis ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademi atau setingkat diploma tiga. Materi tulisannya sudah menggunakan kaidah ilmiah yaitu berdasarkan hasil penelitian atau survey. Format tulisannya terdiri dari bab I pendahuluan, bab II gambaran umum, bab III deskripsi data, bab IV analisis, dan bab V penutup 3. Skripsi Merupakan karya tulis ilmiah pendidikan yang diperuntukan sebagai persyaratan mahasiswa mendapatkan gelar sarjana atau S1. Istilah skripsi berasal dari kalimat deskripsi yang berarti memberikan gambaran tentang suatu masalah yang dibahas dengan memaparkan data serta pustaka untuk menghasilkan kesimpulan. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan empiris. Logis berarti masuk akal, sedangkan empiris berarti mandalam. 4. Thesis Merupakan suatu karya ilmiah pendidikan yang peruntukannya sebagai salah satu persyaratan bagi mahasiswa pasca sarjana untuk mendapatkan gelar magister atau S2. Istilah thesis berasal dari



kalimat sinthesa. Jika skripsi bertujuan mendeskripsikan ilmu, maka thesis bertujuan mengsintesakan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi, guna memperluas khazanah ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah. Penulisan thesis diharapkan lebih tebal dari skripsi, yaitu paling sedikit 60 halaman 5. Disertasi Merupakan suatu karya tulis ilmiah yang mempunyai sumber utama berupa penyelidikan laboratorium, atau penelitian lapangan. Jadi disertasi harus menghasilkan satu temuan baru, baik dari ilmu sosial maupun ilmu eksakta. Karya tulis ilmiah disertasi merupakan tugas akhir yang dibebankan kepada seorang mahasiswa dari perguruan tingginya untuk meraih gelar doctor. Disertasi memiliki tiga sumber sekaligus yaitu data lapangan, penelitian laboratorium dan kajian pustaka. Disertasi harus menyertakan dalil-dalil atau teori baru secara ilmiah serta sanggahan terhadap teori-teori lama. Penemuan teori-teori atau dalil-dalil baru inilah yang menjadi ciri khas suatu karya tulis ilmiah berupa disertasi. Mahasiswa yang menulis disertasi disebut dengan promovendus, dimana dalam pembuatan karya tulis ilmiah disertasi berada dibawah bimbingan seorang atau beberapa orang guru besar atau professor.



b. Karya ilmiah panduan 1. Panduang pelajaran (textbook) Merupakan karya tulis ilmiah yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan panduan kepada mahasiswa, dosen, atau masyarakat umum yang berminat membuat suatu karya tulis ilmiah. Mengingat sifat penggunaannya sebagai panduan, maka merupakan kompilasi dari prinsip-prinsip ilmiah yang sebenarnya secara umum sudah ada. Misalnya, buku panduan tentang penulisan skripsi, panduan membuat laporan praktek kerja, dan sebagainya. Panduan ini biasanya dibuat oleh pihak akademi atau lembaga untuk menyamakan bentuk atau format penulisan ilmiah yang ada diperguruan tingginya. 2. Buku pegangan atau handbook Merupakan karya tulis ilmiah yang bertujuan memberikan petunjuk cara mengoperasionalkan suatu barang yang sudah ada. Misalnya buku pegangan mengoperasionalkan pengisian data penelitian dalam komputer, petunjuk penggunaan peralatan laboratorium, petunjuk pembuatan pertanyaan atau kuesioner dan sebagainya. 3. Buku pelajaran (diktat) Merupakan karya tulis ilmiah yang dibuat berdasarkan materi pelajaran atau mata kuliah dari suatu ilmu. Diktat biasanya dibuat oleh guru, dosen atau guru besar mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan.



c. Karya ilmiah referensi



1. Kamus Kamus berisi kumpulan kata-kata yang mengandung arti yang sama atau terjemahan kata dari dua bahasa atau lebih. Misalnya kamus bahasa inggris, bahasa Indonesia, dan sebagainya. Ada juga kamus yang mengartikan kata dari bahasa yang berlainan contohnya kamus bahasa InggrisIndonesia. Kamus juga bisa mengelompokan kata-kata dalam lingkup tersendiri. Misalnya kamus jurnalistik yang berisi penjelasan kata-kata yang ada dalam jurnalistik. 2. Ensiklopedia Merupakan buku yang berisi berbagai keterangan atau uraian ringkas tentang cerita-cerita, ilmu pengetahuan yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu. Misalnya ensiklopedia satwa Indonesia. Ensiklopedia ini bisa menjadi referensi atau rujukan untuk menunjang tulisantulisan ilmiah.



B. karya ilmiah penelitian a. Makalah seminar 1. Naskah seminar Merupakan karya ilmiah berisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam suatu forum seminar. Naskah ini berdasarkan hasil penelitian atau pemikiran murni dari penulisnya dalam membahas permasalahan yang dijadikan topik dalam seminar. 2. Naskah bersambung Merupakan suatu karya ilmiah yang berisi hasil penelitian yang ditulis secara bersambung. Dimana antara tulisan pertama dengan tulisan selanjutnya masih saling terkait. Dua tulisan atau lebih yang mempunyai pokok bahasan sama dan diterbitkan dalam satu penerbitan, merupakan salah satu bentuk karya ilmiah. Penerbitan karya tulis ini disebut dengan jurnal karya ilmiah. Bentuk tulisan karya ilmiah ini biasanya selalu aktual karena bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana penlitian itu dilakukan b. Laporan hasil penelitian merupakan bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan relatif singkat. Biasanya laporan ini dilakukan oleh penulis pemula dimana materinya berasal dari kegiatan percobaan, observasi, dan sebagainya. Contohnya laporan praktikum biologi, laporan kuliah kerja nyata, dan sebagainya. Perbedaan laporan yang ditulis oleh penulis pemula dan peneliti senior adalah jika penulis pemula laporan karya ilmiahnya tidak memerlukan banyak referensi perpustakaan, sedangkan peneliti senior wajib menggunakan rujukan perpustakaan. c. Jurnal penelitian merupakan karya ilmiah yang terdiri dari hasil penelitian dan resensi buku. Penerbitan jurnal penelitian harus teratur dn mendapatkan nomer dari perpustakaan nasional berupa ISNN ( International Standar Serial Number). Pemuatan naskah hasil penelitian dalam jurnal penelitian



tidak sama dengan laporan hasil penelitian. Pemuatan hasil penelitian dalam buku jurnal penelitian ini lebih dipadatkan sehingga lebih efisien. Namun demikian penulisannya tetap menggunakan prinsip pemikiran ilmiah hanya saja tidak diberi lampiran dan kata pengantar. Kata pengantar diganti dengan abstraksi sedangkan bagian belakang bagian penelitian diberi daftar pustaka. Sedangkan resensi buku disebut karya tulis ilmiah jika dimuat dalam jurnal penelitian ilmiah. Resensi buku ini merupakan tanggapan dari seseorang terhadap terbitnya sebuah buku. Dalam penulisan resensi buku penulis bisa memberikan kritik, saran, atau komentar terhadap isi buku.



B. STRUKTUR KARANGAN ILMIAH (BAGIAN AWAL NASKAH DAN PELENGKAP)



Format karya ilmiah standar LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dengan penulisan skripsi, thesis, ataupun disertasi pada perguruan tinggi tidak sama bahkan satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lainnya memiliki format tulisan yang berbeda. Contoh sistematika karya ilmiah. i. Halaman Judul ii. Lembar Persetujuan iii. Abstraksi iv. Kata Pengantar v. Daftar Isi vi. Daftar Tabel (Tentatif) vii. Daftar Gambar (Tentatif) viii. Daftar Lampiran (Tentatif) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belankang Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian BAB II KERANGKA TEORI 1. Landasan Teori 2. Hipotesis Penelitian (Tentatif)



BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian 2. Definisi Konsep dan Operasional Variabel 3. Populasi dan Sampel Penelitian 4. Jenis, Sumber, dan Teori Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis atau Pengujian Hipotesis (Tentatif) BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Gambaran Umum Objek Penelitian 2. Deskripsi Hasil Penelitian 3. Pengujian Hipotesis (Tentatif) 4. Interpelasi Hasil Penngujian Hipotesis (Tentatif) BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan 2. Saran



ix. Daftar Pustaka x. Lammpiran-Lampiran



Keterangan: i. Halaman Judul Halaman judul berisi judul, sub judul, penulis, dan lembaga dimana peneliti atau penulis bernawung. ii. Lembar Persetujuan Lembar persetujuan, adalah rekomendasi atau persetujuan dari dosen pembimbing bagi penulisan skripsi, thesis, atau disertai, atau lembar persetujuan dari kepala / pimpinan lembaga dimana penulis bernawung. iii. Abstraksi Gambaran singkat dari keseluruhan hasil karya ilmiah beserta penjelasan dimana dan bagaimana karya ilmiah itu dilaksanakan. Dalam penulisan abstraksi dibedakan dengan tulisan keseluruhan.



Abstraksi biasanya hrufnya lebih kecil, formatnya lain dibanding isi tulisan, serta penempatannya dihalaman depan setelah judul. iv. Kata Pengantar Kata pengantar dari penulis karya ilmiah untuk mengantarkan apa yang akan dibahas dalam karya ilmiah tersebut. v. Daftar Isi Membuat judul-judul isi tulisan lengkap dengan halaman dimana judul tersebut dimuat. Daftar isi ini memudahkan pembaca untuk mengetahui apa saja yang ditulis dalam karya ilmiah tersebut. vi. Daftar Tabel (Tentatif) Berupa pemuatan judul-judul dari tabel-tabel (jika ada) yang dipakai untuk melengkapi data dalam tulisan karya ilmiah. Sama seperti daftar isi, daftar tabel juga menunjukan dihalaman berapa tabel tersebut dimuat. vii. Daftar Gambar (Tentatif) Berisi daftar dari gambar-gambar yang dipakai untuk memperjelas pemaparan data dalam karya ilmiah. Penulisannya sama dengan daftar isi dan daftar tabel. viii. Daftar Lampiran (Tentatif)



BAB I PENDAHULUAN Penjelasan bagian dari lab bab per bab untuk mempermudah membaca dalam memilah-milahkan isi dari penulisan karya ilmiah tersebut. 1. Latar Belakang Masalah Berisi uraian secara tingkat, jelas dan logis dari suatu kegiatan ilmiah, untuk menjelaskan alasaalasan teoritik secara factual, mengapa permasalahan tersbut perlu dijawab melalui kegiatan penelitian. Yang dimaksud dengan alasan teoritik adalah, penjelasan secara konseptual aspek teori dari masalah penelitian, apakah masih urgen dan relevan, serta untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang akan dilakukan itu memberikan pilihan jawaban atau pemecahan terhadap masalah penelitian. Alasan faktual, adalah yang mencakup dukungan data, informasi, dan femonema, yang memperkuat adanya suatu kesimpulan bahwa masalah penelitian tersebut, sangat fleksibel serta berbobot untuk diteliti. 2. Rumusan Masalah



Adalah pertanyaan kritis atau argumentasi yang fleksibel yang diambil intinya dari pernyataan atau stetment umum dari masalah penelitian, sebagaimana tercantum dalam latar belakang masalah. Rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk pertanyaan yang dapat dioperasionalkan dalam suatu penelitian. 3. Tujuan Penelitian Adalah uraian ringkas serta jelas tentang tujuan apa yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut. Untuk membuat tujuan penelitian yang lebih mudah dan terarah, dapat dikaitkan dengan konten serta kontek tujuan dengan permasalahan dan penelitian. Misalnya, masalah penelitian adalah “sejauh mana masyarakat memahami arti demokrasi diera repormasi ini”, maka tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui sejauh mana masyarakat memahami arti demokrasi saat ini. 4. Manfaat Penelitian Uraian tentang manfaat penelitian baik secara teoretis maupun praktis, yang benar-benar dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini. Misalnya, untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap demokrasi yang kini tengah berlangsung di Indonesia. BAB II KERANGKA TEORI Bab ini menguraikan hubungan teori yang diterapkan dalam penelitian. Teori tersebut berupa: 1. Landasan Teori Teori adalah seperangkat konstruk atau konsep, batasan dan proposisi yang dapat menyajikan suatu padangan sistematis, tentang fenomena dalam penelitian dengan merinci hubunganhubungan antarvariabel, yang bertujuan menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut. Teori yang dipakai harus mampu menuntun peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dilapangan. 2. Hipotesis Penelitian (Tentatif) Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menerangkan suatu gejala. 3. Penomoran Penomoran ini biasanya ada dua yaitu nomor halaman dan nomor table. a.Nomor halaman 1. Pada bagian awal halaman karya ilmiah dari halaman judul sampai kedaftar pustaka, serta tabel, gambar, dan lampiran menggunakan huruf romawi, tetapi ditulis dengan ukuran kecil. Misalnyai, ii, iii, iv, v, dan seterusnya. 2. Bagian dalam atau halaman isi karya ilmiah, penomorannya menggunakan huruf latin biasa seperti 1, 2, 3, dan seterusnya.



b. Nomor table dan gambar Semua tabel, gambar dan persamaan yang digunakan harus diberi nomor urut dengan angka biasa. Penempatan nomor pada sisi kanan atas tiap tabel, gambar atau persamaan. 4. Tabel dan gambar a. Tabel (daftar) 1. Nomor tabel Nomor table atau daftar seluruhnya ditulis dengan huruf besar (capital), penempatannya diatas tabel. Nama table yang terdiri dari lebih satu baris, ditunakan spasi tunggal. 2. Kolom tabel Kolom-kolom dalam table diberi nama dan dijaga simetrisnya agar pemisahan masalah satu dengan masalah lainnya dapat jelas. Untuk itu pemisah masalah dalam kolom-kolom perlu diberi garis horizontal atau vertical. 3. Tabel besar Tabel besar yang ukuranya melebihi satu halaman, dapat dibuat dalam halaman ganda (double page), tetapi penempatannya tetap sesuai dengan nomor halaman. 4. Judul kolom tabel Judul kolom pada table harus tepat ditengah, sehingga ruangan yang kosong dalam table dapat memberi pandangan yang lebih luas lagi. 5. Sumber table Sumber table yang terdiri dari tulisan sumber serta nama sumber, diberi tempat dibawah tabel berjarak sekitar 2 spasi. Jika nama table lebih dari dua spasi, baris berikutnya digunakan spasi tunggal. b. Gambar 1. Nomor gambar yang diikuti dengan judul ditempatkan secara sistematis diatas gambar. Kata kata dalam judul gambar tidak perlu diberi titik. 2. Penempatan gambar tidak boleh dipenggal tetapi bias dilipat dan ditempatkan sesuai dengan nomor urut halaman ini. 3. Keterangan gambar dituliskan ditempat yang kelihatan kosong didalam gambar. Bukan ditempatkan diluar gambar. 5. Kutipan, footnote, dan backnote. A. Kutipan a. Menulis kutipan harus sama dengan aslinya, baik tentang susunan kalimat, ejaan atau tanda bacanya.



b. Kutipan yang menggunakan Bahasa selain Bahasa Inggris harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu. c. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5baris, dimasukan dalam teks biasa berspasi 2, ditambah tanda petik pada awal dan akhir kalimat kutipan. d. Bilamana dalam kutipan perlu menghilangkan beberapa bagian dari kalimat, maka pada bagian itu diberi titik 3 buah. e. Apabila kutipan yang dihilangkan itu langsung sampai pada akhir kalimat, maka jumlah titik diawal kalimat menjadi 4. f. Jika yang dihilangkan itu satu kalimat atau lebih dalam kutipan tersebut, maka diketik titik-titik sepanjang satu baris. g. Panjang kutipan dibatasi jangan sampai melebihi setengah halaman isi buku karya ilmiah. B. Footnote Catatan kaki atau footnote dalam halaman karya tulis, bertujuan untuk menyatakan sumber dari kutipan tersebut, yang berisi pendapat, buah fikiran, fakta-fakta atau statement yang bersumber dari tulisan orang lain. Bisa juga footnote itu berisi komentar tentang suatu hal, asalkan komentar tersebut dikemukakan dalam teks. 1. Catatan kaki atau footnote diberi nomor. Bila dalam satu halaman terdapat lebih dari satu footnote, penulisannya diberi jarak 1 spasi. 2. Catatan kaki atau footnote ditempatkan pada hal yang sama dengan kutipan tersebut dan ditulis dengan jarak 6 karakter terdiri garis tepikiri. 3. Jarak catatan kaki atau footnote dengan kalimat pada teks terakhir padahal aman naskah. 4. Catatan kaki atau footnote dapat diambil dari sumber-sumber seperti: buku, majalah, surat kabar, dan karangan yang tidak diterbitkan, seperti thesis, disertai atau ensiklopedia. 5. Nomor catatan kaki atau footnote dapat diangkat sedikit keatas dari baris footnote, tetapi jangan sampai mencapai satu spasi. 6. Apabila catatan kaki atau footnote terdiri dari kumpulan tulisan yang berasal dari suatu buku, penulisan footnotenya. 7. Jika catatan kaki atau footnote mengambil dari buku-buku terjemah, maka disebutkannya penulis buku, bukan yang menerjemahkannya. 8. Dalam footnote atau catatan kaki, penulisan nama pengarang dilakukakan menurut. 9. Keterangan atau penjelasan tentang penerbitan, harus disusun secara urut seperti nama, tempat, tajum penerbitan, nomor halaman dan sebagainya. 10. Bilamana buku tersebut dicetak berulang kali, maka harus ditunjukan "cetakanke...." Dibelakang judul buku yang dirujuk, dengan diberi garis bawah.



C. Backnote Backnote adalah cara penulisan kutipan, yang penulisannya dilakukan langsung disebelah kanan pendapat, buah fikiran, fakta, atau keterangan dari orang lain yang akan dikutipnya. Dibanding dengan penulisan footnote, backnote jauh lebih praktis dan tidak memakan tempat. 1. Backnote penulisannya terletak pada akhir penggalan kalimat yang dikutip. 2. Penulisan backnote didalam tanda kurung, dengan menuliskan nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman yang dikutip. 3. Kutipan yang berada dari dua atau lebih judul buku berada dari pengarang yang sama, dimana karangannya itu kita kutip, penulisan backnote-nya tetap. 4. Jika seorang penulis menerbitkan lebih dari dua buku pada tahun yang sama, dan buku-buku tersebut dijadikan kutipan pada penulisan karya ilmiah, maka untuk membedakan tulisannya tersebut dapat digunakan subscript a dan b yang diletakan diatas tahun penerbitannya. 5. Penulisan nama pengarang buku yang diikuti dalam backnote, harus sama dengan penulisan pada daftar pustaka. 6. Bahasa yang dipakai Penulisan karya ilmiah harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baku, dengan memperhatikan kaidah serta ejaan yang sudah disempurnakan. a. Mengawali kalimat, jangan menggunakan penampilan orang pertama atau orang kedua seperti saya, aku, kami, engkau dan sebagainya, tetapi disusun dalam kalimat yang pasif. b. Penggunaan istilah-istilah harus memakai istilah yang sudah di-Indonesia-kan. Dalam keadaan terpaksa harus memakai istilah asing, maka istilah tersebut harus diberi garis bawah atau dicetak miring. c. Gunakanlah kata penghubung, kata depan, awalan, ataupun akhiran dengan tepat. d. Pada pemutusan kata untuk ganti garis, harus diperhatikan kata dasarnya. e. Penempatan tanda hubungan diakhir garis harus diletakan disamping kanan, jangan diletakkan disamping kiri. 7. Penulisan daftar pustaka Penulisan daftar pustaka disusun menurut abjad dari nama-nama pengarang buku yang dijadikan daftar pustaka. Khusus untuk pengarang asing, nama keluarganya didahulukan. Jika tidak ada nama pengarang, bisa dimasukan nama lembaga, komisi atau nama dari judul karangan tersebut jika ada dua buku atau lebih dari seorang pengarang, dan buku-buku tersebut dimasukan daftar pustaka, tidak perlu mencantumkan kembali nama pengarangnya, tetapi dapat dibuatkan garis sepanjang 6 ketikan dari sisi sebelah kiri.



C. KAIDAH PENULISAN KUTIPAN DAN KEPUSTAKAAN



A. Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan Berikut ini beberapa aturan yang perlu diketahui dalam penulisan kutipan dan sumber kutipan. 1. Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“…”) jika petikan ini merupakan kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan satu tanda petik (‘…’). 2. Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung kedalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dengan jarak dua spasi. Contoh: Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional ialah kemampuan memberi dan menerima cinta, bukan cinta dalam arti yang penuh romantik atau memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti“…a relationship that nourishes us we give, and enriches us we spend, and permits ego and alter ego to grow in mutual harmony” (Cole, 1993:832) 3. Apabila kutipan langsung merupakan seperangkat kalimat, tempatkanlah kutipan itu di antara tanda petik dua di bawah baris terakhir kalimat yang mendahuluinya, menjorok lima ketukan kedalam teks dari margin kiri, berjarak rapat (1/2 spasi). Contoh: ………………………………………………………..(baris akhir tulisan kita) “Dalam hal yang lebih penting lagi, yang menyatakan betul sifat nasional pendidikan dinegara kita ialah menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar di semua sekolahsekolah. Bahasa ialah alat berpikir dan alat menyatakan buah pikiran itu, tetapi selain dari semua itu, ialah alat terpenting untuk menebalkan rasa nasional suatu bangsa. Walaupun prinsip bahwa bahasa pengantar di sekolah-sekolah ialah bahasa Indonesia, diberi kompromi pada dasar psikologi, dengan demikian, bahwa ditiga kelas yang terendah dari sekolah-sekolah rendah bahasa pengantar ialah bahasa daerah. “(nama,th:hlm.) (awal tulisan kita berikutnya)……………………………………………………………………… 4. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir kedua di atas. 5. Penulisan sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti berikut. a. Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis yang diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomer halaman yang dikutip yang keduanya diletakan di dalam kurung.



Contoh: … (akhir tulisan). Oka (1976:53) mengatakan bahwa “masyarakat Indonesia yang akan datang sangat memerlukan tenaga kerja untuk pembangunan yang terampil menggunakan bahasa Indonesia untuk surat-menyurat, pidato, dan karang-mengarang. “(awal tulisan berikutnya)”…. b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan nomer halaman yang dikutip semuanya diletakan di dalam kurung. Contoh: … (akhir tulisan). “The personality pattern is inwardly determined by and closely associated with maturation of the physical and mental characteristic which constitute the individual’s hereditary endowment” (Hurlock, 1979:19). (awal tulisan berikutnya)…. c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan menyebut siap yang mengemukakan pendapat tersebut. Contoh: … (akhir tulisan). Chomsky (Yelon dan Weinstein, 1977:62) mengemukakan bahwa ‘…children are born with innate understanding of structure of language. ‘(awal tulisan berikutnya)…. Atau … (akhir tulisan). ‘…’ (Chomsky, 1968:67;Yelon dan Weinstein, 1977:62). (awal tulisan kita berikutnya)…. d. Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan, misalnya, (Sharp and Green, 1996:1), sedangkan jika penulisnya lebih dari dua orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh dkk., misalnya, (Halim dkk., 1976:25). e. Jika masalah yang dikutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut. Contoh: Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972; Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa …. (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut). f. Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulisan yang sama pada tahun yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan. Contoh: (Bray, 1998a, 1998b) g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah: (Anonim, 1972: 18).



h. Jika yang utarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.



B. Cara Menulis Daftar Pustaka Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ini adalah sebagai berikut. 1. Nama penulis, Dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan. Hal ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia. Cara penulisan inilah yang berlaku secara secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan tradisi. Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip nama yang lebih dikenal di masyarakat, melainkan nama belakangnya, tanpa memperhitungkan jenis nama itu merupakan nama keluarga atau bukan. Misalnya: Abdul Hamid ditulis: Hamid, Abdul. 2. Tahun penerbitan, 3. Judul Sumber tertulis yang bersangkutan dengan digaris bawahi atau dicetak miring, 4. Kota tempat penerbit berada, 5. Nama penerbit. Baris pertama mulai ketikan pertama dan baris kedua dan seterusnya ditik mulai ketikan kelima atau satu bab dalam komputer. Jarak antara baris satu dengan berikutnya satu spasi, sedangkan jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi. Contoh: Boediono. 1998. Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian Sains dan Teknologi UI. Kartodirdjo, Suwiryo. 1987. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber yang Digunakan 1. Sumber dari jurnal Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka mengikuti urutan: nama belakang penulis, nama depan penulis, tahun penerbitan, judul artikel (ditulis diantara tanda petik), judul jurnal dengan digaris bawahi dan tulis penuh, nomor volume dengan angka arab dan digaris bawahi tanpa didahului dengan singkatan “fol”, nomor peneribatan (jika ada) dengan angka arab dan dituli diantara tanda



kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan “pp” atau “h”. Contoh: Barrett. 1983. “The Emphaty Cycle: Refinement of A Nuclear Concept”. Journal of Counselling Psychology. 28 (2), 91 – 100. 2. Sumber dari buku Kalua sumber tulisannya berupa buku, maka urutan-urutan penulisannya adalah: nama belakang penulis, nama depan, tahun penerbitan, judul buku digaris bawahi, edisi, kota asal, penerbit. Daftar pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut. a. Jika buku ditulis oleh seorang saja Alisyahbana, Sutan Takdir. 1957. Sejarah Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat. b. Jika buku ditulis oleh dua orang, maka semua nama ditulis, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik susunannya. Ekosusilo, Madyo dan Bambang Triyanto. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Semarang: Dahara Prize. c. Jika buku ditulis oleh lebih dari dua orang digunakan et.al. (dicetak miring atau digaris bawahi) Ramlan, M. dkk. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduan dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset. d. Jika penulis sebagai penyunting: Rubin, Joan dan Bjorn H. Jernudd (ed.). 1971. Can Language Be Planned? Honolulu: The University Press of Hawaii. e. Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang Pujianto. 1984. “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, Dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang : YP2LPM f. Jika buku itu berupa edisi : Gabriell. 1970. Childern Growing Up : Development Of Childrens Personality. (ed. 3). London : University Of London Press 3. Jika Sumbernya diluar Jurnal dan Buku a. Berupa Skripsi, Thesis, atau Disertasi Soelaiman, M.I. 1985. Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan Dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung : Tidak diterbitkan b. Berupa Publikasi Departemen



Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional. Jakarta : Dekdikbud c. Berupa Dokumen Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. 1983. Laporan Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta Dekdikbud d. Berupa Makalah Karta Dinata, S. 1989. “Kualifikai Profesional Petugas Bimbingan Indonesia” : Kajian Psikologis”. Makalah Pada Konvensi Tujuh IPBI, Denpasar e. Berupa Surat Kabar Sanusi, A. 1986. “Menyimak Mutu Pendidikan Degan Konsep Takwa dan Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitatif”. Pikira Rakyat (8 September 1986) 4. Jika Sumbernya Dari Internet Cara Penulisannya ialah : Pengarang atau Penyunting. (Tahun). Judul (Edisi), Jenis (Medium). Tersedia : Alamat di Internet. [Tanggal Akses] Contoh : Thompson, A. (1998). The Adult and The Curiculum (Online). Tersedia : http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PESearbook/1998/thompson.html [30 Maret 2000] a. Bila Artikel dalam Jurnal Pengarang. (Tahun). Judul Nama Jurnal [Jenis Media], Volume (Terbitan), Halaman. Tersedia : Alamat di Internet [Tanggal Di akses] b. Bila Artikel dalam Majalah Pengarang. (Tahun, Tangga, Bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis Media], Volume, Jumlah Halaman. Tersedia: Alamat di Internet [Tanggal diakses] c. Bila Artikel di Surat Kabar Pengarang. (Tahun, Tanggal, Bulan). Judul. Nama Surat Kabar [Jenis Media], Jumlah Halaman. Tersedia : Alamat di Internet. [Tanggal diakses] d. Bila Pesan dari E-mail Pengirim (Alamat E-mail Pengirim). (Tahun, Tanggal, Bulan). Judul Pesan. E-mail kepada Penerima. [Alamat E-mail Penerima]



DAFTAR PUSTAKA Aleka A. dan H. Achmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Dedi Irawan, S.Pd. (2014). Cara Menulis Kutipan dan Daftar Pustaka Karya Ilmiah-SlideShare: Membuat Kutipan dan Daftar Pustaka yang Sesuai Dengan Aturan Penulisan [online]. 7 halaman. Tersedia:https://www.slideshare.net/deddirraone/cara-menulis-kutipan-dan-daftar-pustaka-karyatulis-ilmiah [4 Februari 2014]