Konsep Dasar Seni Rupa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “KONSEP DASAR SENI RUPA” Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seni Rupa Dosen Pengampu : Salis Wahyu Hidayati, M.Pd



Di susun Oleh : Nur Fitriana



(2018240189)



Siti Qoimah



(2018240190)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN WONOSOBO 2020/2021



i



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Seni Rupa “ tanpa halangan apapun.             Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.



Wonosobo, Maret 2021



Kelompok Penyusun



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................................................I KATA PENGANTAR............................................................................................................II DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................................................1 C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2 A. Seni Sebagai Media Pendidikan...................................................................................2 B. Pendekatan Berbasis Ilmu Pendidikan.........................................................................7 BAB III PENUTUP................................................................................................................8 A. Kesimpulan...................................................................................................................8 B. Saran ............................................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9



iii



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni meliputi semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan nonfisik yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran. (Rohidi 2000:7). Melalui pendidikan seni anak dilatih untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman mencipta yang disesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya setempat serta untuk memahami, menganalisis, dan menghargai karya seni. Tegasnya pendidikan seni di sekolah dapat menjadi media yang efektif dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan sensitivitas anak. Tujuan pendidikan seni juga dapat dilihat sebagai upaya untuk mengembangkan sikap agar anak mampu berkreasi dan peka terhadap seni atau memberikan kemampuan dalam berkarya dan berapresiasi seni. Kedua jenis kemampuan ini menjadi penting artinya karena dinamika kehidupan sosial manusia dan nilai-nilai estetis mempunyai sumbangan terhadap kebahagiaan manusia di samping mencerdaskannya. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud seni sebagai media pendidikan ? 2. Apa yang di maksud pendekatan berbasis ilmu dalam pendidikan seni rupa? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui maksud seni sebagai media pendidikan 2. Untuk mengetahui pendekatan berbasis ilmu dalam pendidikan seni rupa.



BAB II PEMBAHASAN A. Seni Sebagai Media Pendidikan 1) Pengertian Seni Seni adalah ide, gagasan, persasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang diwujudkan atau di ekspresikan, melalui unsur-unsur tertentu, yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia, walaupun banyak juga karya seni yang digunakan untuk binatang. Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “jiwa yang luhur/ ketulusan jiwa. Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga di Barat pada masa lampau. Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompokkelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.1 Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian. Pendidikan seni dibeirikan kepada anak dengan berbagai tujuan tetapi semuanya didasari pada keyakinan bahwa seni membentuk kepekaan anak sejak pertama kali mereka mengalaminya sebagai bentuk dasar dari ekspresi dan tanggapan dalam kehidupan. 1



Rohidi, T.R, Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan, (Bandung : STSI Bandung, 2000). hlm 78



2



Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seni rupa merupakans ebuah unsur dari kebudayaan Indosenia yang sangat tya. Ia telah ada sejak masa prasejarah, seperti terlihat pada lukisan –lukisan gua yang sudah diperkirakan berusia beberapa ribu tahun lampau. 2 Bidang seni rupa memfokuskan pada pencitraan dan objek yang dibuat, dan ditunjukan dan diapresiasi siswa sekolah dasar. Melalui pembelajaran seni rupa siswa terlibat dalam pengalaman untuk mengembangkan ungkapan pribadi, pertimbangan estetika dan keasadaran kritis. Para siswa mendapat kepuasan dan kenikmatan dari berkarya dan memamerkan hasil karyanya. Dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan itu dinikmati maka seni rupa adalah kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan mata. Macam-macam seni rupa antara lain : a. Seni patung b. Seni relief c. Seni lukis dan gambar d. Seni rias, dan e. Seni tari 3 Pengertian seni juga pada dasarnya adalah permainan yang memberikan kesenangan batin (rohani) baik bagi yang berkarya seni maupun bagi yang menikmatinya.4 Pembelajaran seni rupa yang dimaksudkan adalah pendidikan untuk anak yang didasari oleh pembinaan intelegensi rupa (visual intelegency)



degan kemampuan



memahami objek secara kompeherensif maupun detail. Dengan



adanya



mengembangkankemampuan



imajinasi penciptaan



dan



fantasi



permainanya



anak-anak



sesuai



dengan



mampu pengaruh



lingkungan dan pendidikan yang diterimanya. Kegiatan bermain mrupakan kegiatan jasmani dan rohani yang penting untuk diperhatikan oleh pendidik (dan orang dewasa). Sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik dibentuk oleh kegiatan permainannya. Permainan 2



Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), hlm 12. Koentjaraningrat, Ilmu Antrropologi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm 298. 4 Rohidi, T.R, Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan, (Bandung : STSI Bandung, 2000). hlm 81 3



3



anak-anak yang bernilai edukatif dapat dilakukan melalui kegiatan seni, khususnya seni rupa. Salah satu kegiatan seni sebagai permainan yang sangat disukai anak-anak ialah kegiatan menggambar. Hampir setiap anak yang diberi alat tulis akan menggoreskannya pada bidang koosong. Jika diberi kertas, dia akan menggoreskannya pada kertas dengan sesuka hati. Jika tidak diberikan kertas, maka akan mencoretkannya pada dinding atau lantai rumah. Kesenangan dalam menggambar menjadi bukti bahwa menggambar bagi mereka sangat menyenangkan. Menggambar abagi anak-anak juga merupakan alat komunikasi dan ekspresi yang utuh sesuai dengan dunianya. Anak-anak yang penalarannya belum berkembang sangat menyukai menggmbar karena kegiatan ini memberikan keleluasaan dan kebebasan bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan atau berkespresi. Ketiak penalarannya tumbuh seni mulai dipersiapkan untuk memberikan jalan bagi ekspresi tersebut sebagai kegiatan yang mereka senangi.5 2) Fungsi Seni Manusia sepanjang hidupnya tidak bisa dipisahkan dengan seni sebab seni adalah bagian dari kehidupan manusia yang sama pentingnya dengan kebutuhan primer lainnya. Suatu karya seni dapat berfungsi baik secara individual bagi penciptanya dan penikmatnya, maupun secara sosial dalam kehidupan sehari – hari.6 1.  Fungsi Individual Seni a. Fungsi individual seni untuk memenuhi kebutuhan rohani Setiap individu pasti memiliki emosi dan tuntutan emosi itu perlu disalurkan supaya tidak terjadi menjadi beban bagi dirinya.Bagi seorang seniman emosi itu dapat disalurkan melalui kegiatan seni, seperti melukis mematung dan lain – lain. Karena seni adalah suatu kegiatan yang melibatkan ekspresi yang mendalam, dan mengekspresikan perasaan merupakan kegiatan rohaniah. Sedangkan bagi individu – individu lain yang bukan seniman seni dapat berfungsi pula untuk memenuhi kebutuhan rohani yaitu dengan cara menikmati (mengekspresikan) hasil karya seni, misalnya menonton film, menyaksikan pertunjukan drama,



5 6



Salam, S. Paradigma dan Masalah Pendidikan Seni, (Semarang : UNNES, 2002). hlm 23 Ibid. hlm 88



4



mendengarkan musik atau mengunjungi pameran. Kegiatan – kegiatan seperti itu dapat menimbulkan rasa keindahan atau kesenangan batin dalam setiap individu. b. Fungsi



individual



seni



untuk



memenuhi



kebutuhan



jasmani



Selain karya seni murni, juga banyak karya seni pakai yang diciptakan oleh para seniman atau pengrajin, seperti pakaian meubel, alat – alat dapur, perkakas dan perhiasan. Secara individual karya seni tersebut dapat berfungsi fisik, karena hasilnya dapat kita pergunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehari-hari 2. Fungsi Sosial Seni a) Suatu karya seni memiliki nilai sosial apabila: Dapat



mempengaruhi



kolektif. Diciptakan



tingkah untuk



laku



dilihat



atau



tindakan



dan



digunakan



masyarakat



secara



dalam



suasana



umum. Mencetuskan atau melukiskan aspek – aspek eksistensi yang bersifat sosial atau kolektif sebagai kebalikan dari sesuatu pengalaman individual. Dalam kehidupan sehari – hari dapat kita jumpai karya seni diterapkan diberbagai bidang, yaitu bidang rekreasi, komunikasi, pendidikan dan bidang agama. b) Fungsi social dalam bidang rekreasi : Fungsi ini yaitu, karya seni yang sengaja di sajikan sebagai sarana hiburan untuk memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada masyarakat luas. Seperti; seni pertunjukan atau pementasan wayang, orkes,sandiwara,dll. c) Fungsi sosial seni dalam bidang komunikasi : Apabila karya seni digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Maka karya seni tersebut memiliki fungsi sosial dalam bidang komunikasi. Misalnya informasi tentang wajib belajar sembilan tahun disispkan lewat drama himbauan melestariakn lingkungan dituangkan dengan lagu, kritik sosial digambarkan dengan karikatur dan sebaginya. d) Fungsi sosial seni dalam bidang pendidikan :  Peranan seni dalam bidang pendidikan yaitu sebagai alat peraga untuk memperlancar proses belajar supaya anak didik lebih mudah dan mengerti menerimanya. Misalnya suatu peristiwa dalam sejarah disampaikan dengan fillm.



5



e) Fungsi sosial seni dalam bidang agama : Sejak lahirnya kebudayaan, seni sudah berkaitan dengan fungsi sacral. Manusia percaya terhadap adanya kekuatan – kekuatan gaib dilakukan dengan seni. Kemudian turunnya agama – agam pun mejadi seni sebagai kegiatan yang tak terpisahkan dari kegiatan keagamaan. Misalnya memuja roh – roh nenek moyang atau para Dewa diwujudkan dengan patung. Menyampaikan dakwah Islam dengan pertunjukan wayang atau drama. 3) Peran Seni Sebagai Media Pendidikan Seni memiliki peran sebagai media pendidikan salah satunya yaitu sebagai alat peraga untuk memperlancar proses belajar supaya lebih mudah memahaminya. Seni memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. Bidang seni rupa, musik, tari, dan keterampilan memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni dan keterampilan, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. Misalnya di dalam seni teater, pendidikan budi pekerti ini sangat kentara dalam pemunculan karakter tokoh-tokoh yang dilakonkan.  Pembelajaran Seni Budaya ini tidak ingin mendidik siswa agar menjadi seniman, melainkan agar siswa dapat lebih menghayati peran kehidupan dalam mengarungi peradaban. Jika ia tertarik lebih dalam terhadap teater, ia bisa memilih sanggar-sanggar teater di luar sekolah untuk menampung bakatnya tersebut. Contoh lainnya antara lain ramainya pergelaran seni baik berupa show atau pergelaran seni pertunjukan maupun berupa pameran senirupa yang terjadi selama masa



6



liburan



sekolah



belakangan



ini,



ternyata



memberikan



arti



tersendiri



bagi



kebersinambungan proses kependidikan yang selama tahun ajaran di bangku sekolah. 7 B. Pendekatan Berbasis Ilmu Pendidikan Konsep dasar pendekatan kompetensi adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. 8 Dimensi kompetensi mencakup aspek-aspek yang telah diuraikan di muka yaitu : persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan produksi. Implikasi pendekatan kompetensi dalam aspek pelaksanaan adalah bahwa kegiatan belajar mengajar terarah kepada suatu sasaran yang berbentuk kompetensi siswa setelah mengikuti suatu program dalam limit waktu tertentu. Pembelajaran tidak asal berlangsung, tapi terkontrol, bertahap, berkelanjutan. Persoalan dalam pembelajaran seni adalah bagaimana halnya dengan kompetensi yang bermuatan ekspresi kreasi? Ekspresi kreasi sukar diduga, sukar diukur, sukar dilatih, karena dorongannya ada dalam diri individu. Dalam hal ini, ukuran-ukuran kompetensi tak bisa lain kecuali bersifat fleksibel, multikriteria, dan kualitatif, seperti terungkap dari kata-kata; siswa memiliki kemampuan berapresiasi.



7



Ibid. hlm 92 http://sen1budaya.blogspot.co.id/2013/08/pendekatan-berbasis-disiplin-ilmu-dan.html diunduh pada tanggal 3 Maret 2021 Pukul 20.00 WiB 8



7



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan seni rupa sebagai bagian dari pendidikan umum yang mendapat kewajiban (tugas ) utama melatih kepekaam rasa: estetis (keindahan), maupun apresiasi seni, melalui pembelajaran praktek berkarya seni rupa. Pembelajaran seni rupa yang dimaksudkan adalah pendidikan untuk anak yang didasari oleh pembinaan intelegensi rupa (visual intelligenci) dengan kemampuan memahami objek secara komprehensif maupun detail. B. Saran Seni rupa memiliki peran yang penting dalam pendidikan. Karena seni memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.



8



DAFTAR PUSTAKA Rohidi, T.R. 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung : STSI Bandung. Mukhlis Paeni. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Rajawali Press. Koentjaraningrat. 2009. Ilmu Antrropologi. Jakarta : Rineka Cipta. Salam, S. 2002. Paradigma dan Masalah Pendidikan Seni. Semarang : UNNES. http://senibudaya.blogspot.co.id/2013/08/pendekatan-berbasis-disiplin-ilmu-dan.html diunduh pada tanggal 3 Maret 2021 Pukul 20.00 WiB



9