KTI Chronic Kidney Disease [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KTI Chronic Kidney Disease, (CKD) BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Chronic Kidney Disease, (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun 2015 Data WHO dengan kenaikan dan tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011 sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic Kidney Disease (CKD). (Data survey, 2011) Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari Penetri (Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2 Januari 2011 di perkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia yang membutuhkan cangkok ginjal. Di Provinnsi Sulawesi Utara sendiri kenaikannya mencapai 32% dari tahun 2009 lalu akibat banyaknya jumlah wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang dating berwisata, wisatawan-wasatawan tersebut banyak mengidap penyakit penyakit Cronic Kidney Disease (CKD) itu yang menjadi salah satu faktor banyaknya penderita gagal ginjal akut di Kota Pariwisata itu (Manado Kidney Care center, 2011). Pelayanan asuhan keperawatan di tujukan untuk mempertahankan, meningkatkan kesehatan dan menolong individu untuk mengatasi secara tepat masalah kesehatan sehari-hari, penyakit, kecelakaan, atau ketidak mampuan bahkan kematian (Depkes 2004).



. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis membatasi penelitian bagaimana pemberian Asuhan Keperawatan pada klien Nn. L. M dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado.



. Tujuan Penulisan



. Tujuan Umum :



Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien Nn. L. M dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado.



. Tujuan Khusus



:



a. Dilakukan pengkajian pada klien Nn. L. M dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado. b. Ditentukan diagnosa keperawatan pada klien Nn. L. M dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado. c. Dibuat rencana tindakan keperawatan pada klien Nn. L. M dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado. d. Dilakukan tindakan keparawatan pada klien Nn. L. M dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado. e. Di lakukan evaluasi keperawatan pada klien Nn. L. M dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado. f. Di ketahui kesenjangan antara teori dan praktek pada klien Nn. L. M diruang Irina C2 dengan diagnosa Chronic Kidney Disease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado.



D. Manfaat Penulisan



.



Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan khususnya penerapan asuhan keperawatan pada klien Mengetahui Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Desease (CKD).



. Institusi



Pendidikan



Menjadi masukan bagi institusi guna menambah literatur / referensi untuk kelengkapan perkuliahan.



. Klien dan keluarga Menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang



penyakit



Mengetahui Asuhan Keperawatan Chronic Kidney



Desease (CKD), terutama tentang cara pencegahan dan penanggulangannya.



. Penulis Sebagai prasyarat mendapat gelar Ahli Madya Keperawatan, dan menjadi bahan acuan untuk menambah pengetahuan.



. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah dengan cara :



. Wawancara Wawancara dilakukan pada klien, keluarga klien, perawat-perawat dan dokter.



. Observasi Observasi dilakukan pada klien selama 4 hari dengan pengamatan langsung pada klien. Mengkaji data dari klien untuk mengetahui keadaan dan perkembangan klien untuk mendapatkan kesimpulan tentang penerapan asuhan keperawatan.



. Dokumentasi Pengumpulan data yang berhubungan dengan kasus Mengetahui Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Disease (CKD),di RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado.



. Studi Kepustakaan Mengunakan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan klien di RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado.



. Sistematika Penulisan Pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Tinjauan teoritis yang meliputi Konsep medik meliputi : Definisi, etiologi, anatomi fisiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik. Konsep dasar asuhan keperawatan meliputi : Pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan, serta penyimpangan KDM. Tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.



BAB IV



:



Pembahasan berupa kesenjangan antara teori dan praktek



BAB V



:



Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.



DAFTAR PUSTAKA



BAB II TINJAUAN TEORITIS



A. Konsep Medik



. Definisi



.



Chronic Kidney Disease (CKD) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626). Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Long, B.C. 1996). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Smeltzer dan Bare, 2001) Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992)



Anatomi Fisiologi Ginjal dan Nefron.



a.



Gambar 1.1 Anatomi Fisiologi Ginjal dan Nefron. (Anonim, 2011) Renal Capsule (Fibrous Capsule), Tiap ginjal dibungkus oleh suatu membran transparan yang berserat yang



disebut renal capsule. b.



Cortex merupakan lapisan pembungkus ginjal , merupakan jaringan yang kuat yang melindungi lapisan dalam



ginjal. c.



Medulla berada dibawah Cortex. Bagian ini merupakan area yang berisi 8 sampai 18 bagian berbentuk kerucut



yang disebut piramid, yang terbentuk hampir semuanya dari ikatan saluran berukuran mikroskopis. d.



Pelvis renalis berada di tengah tiap ginjal sebagai saluran tempat urin mengalir dari ginjal ke kandung kemih.



e.



Vena Renal dan Arteri Renal Dua dari pembuluh darah penting, vena renal dan arteri renal. Dua pembuluh ini



merupakan percabangan dari aorta abdominal (bagian abdominal dari arteri utama yang berasal dari jantung) dan masuk kedalam ginjal melalui bagian cekung ginjal. f.



Nephrons merupakan unit fungsional dari ginjal dalam menjalankan fungsi ini.



g.



Glomerulus adalah filter utama dari nefron dan terletak dalam Bowman's capsule.



h.



Henle's Loop, merupakan bagian dari tubulus renal yang kemudian menjadi sangat sempit yang menjulur jauh



kebawah kapsul Bowman dan kemudian naik lagi keatas membentuk huruf U. i.



Renal Collecting Tubule (Tubulus Pengumpul) Disebut juga Pembuluh Bellini, suatu pembuluh kecil sempit



yang panjang dalam ginjal yang mengumpulkan dan mengangkut urin dari nefron. j.



Kapsula bowman Merupakan suatu invaginasi dari tubulus proksimal, terdapat ruang yang mengandung urine



antara rumbai kapiler dan kapsula bowman, dan ruang yang mengandung ini dikenal dengan nama ruang bowman atau ruang kapsular.



. Etiologi a.



Infeksi : pielonefritis kronik



b.



Penyakit peradangan : glomerulonefritis



c.



Penyakit vascular hipertensif : nefroskleloris beningna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis



d.



Gangguan jaringan penyambung : lupus eritematosus sistemik, polierteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif



e.



Gangguan congenital dan herediter : penyakit ginjal polikistik dan asidosis tubulus ginjal



f.



Penyakit metabolik : diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme.



. Patofisiologi



.



Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan dalam urine) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak tertimbun produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Menurunnya filtrasi glomerulus (akibat tidak berfungsinya glomeruli) klirens kreatinin akan menurun dan kadar kreatinin serum akan meningkat.



Chronic Kidney Disease (CKD) di bagi 3 stadium : Stadium I



: Penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal dan penderita asimptomatik



Stadium II : Insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75% jaringan telah rusak, blood urea nitrogen (BUN) meningkat, kreatinin serum meningkat Stadium III



: Gagal ginjal stadium akhir atau uremia



(Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K/DOQ) I merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG).



. Manifestasi klinis Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996): a.



Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung,



depresi b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin – angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan



otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi). Gangguan gastrointestinal : Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan atau metabolisme protein dalam usus.



. Pemeriksaan Diagnostik Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan cara sebagai berikut: 1. Pemeriksaan laboratorium Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu menetapkan etiologi. 2. Pemeriksaan USG Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui beberapa pembesaran ginjal. 3. Pemeriksaan EKG Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tandatanda perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit



. Penanganan Medik Dialisis (cuci darah)



. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih) Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat



. Transfusi darah Transplantasi ginjal



. Konsep Dasar Keperawatan



1. Pengkajian Keperawatan Merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. (Hidayat, 2004). Data dasar pengkajian. Aktivitas/Istirahat Gejala :



Kelelahan ekstrem, kelemahan,malaise.



Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen) : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.



.



Sirkulasi Gejala :



riwayat hipertensi lama atau berat



Palpitasi : nyeri dada (angina) : Hipertensi ; DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak, tangan. Disritmia jantung. Nadi lemah halus, hipertensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang jarang pada panyakit tahap akhir. Friction rub pericardial (respons terhadap akumulasi sisa). Pucat;kulit coklat kehijauan, kuning. Kecenderungan perdarahan. Integritas Ego



: Faktor stres, contoh finansial, hubungan, dan sebagainya Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan



: menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.



. Eliminasi Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap



lanjut). Abdomen kembung, diare, atau konstipasi.



Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan. Oliguria, dapat menjadi anuria. Makanan/Cairan



: Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan (malnutrisi) Anoreksia. Nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (pernapasan amonia). Penggunaan diuretik Tanda :



distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)



Perubahan turgor kulit/kelembaban.Edema (umum, tergantung). Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah. Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga. Neurosensori Gejala :



sakit kepala, penglihatan kabur.



gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian.



. Nyeri/Kenyamanan : Nyeri panggul, sakit kepala;kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam hari) Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi,gelisah h. Pernapasan : Napas pendek; dispneanoktural paroksismal; batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak



: Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernapasan kussmaul), Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)



Pemeriksaan Diagnostik



olume, warna, berat jenis, osmolalitas, klirens kreatinin, natrium, protein.



BUN/Kreatinin, HT, SDM, GDA, Natrium Serum, Kalium, Magnesium/fosfat, kalsium, protein, osmolalitas serum, KUB Foto, Pielogram retrograde, arteriogram ginjal, sistouretrogram berkemih, ultrasono ginjal, Biopsi ginjal, endoskopi ginjal, nefroskopi, EKG.



. Diagnosa Keperawatan Merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau potensial. Yang dimaksud masalah actual adalah masalah yang ditemukan pada saat dilakukan pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah kemungkinan akan timbul kemudian (ANA, 1995).



Diagnosa Keperawatan teoritis yang muncul pada Chronic Kidney Disease (CKD) .(Smeltzer & Bare, 2002) : Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Volume. interstisial naik Penurunan curah jantung berhubungan dengan Hipertrofi ventrikel kiri Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan suplai nutrisi dalam darah turun. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai Oksigen menurun.



. Perencanaan Keperawatan Tabel 2.1 Rencana Keperawatan No 1.



2.



Diagnosa Keperawatan Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Voume. interstisial naik



Penurunan curah 1) jantung berhubungan 2) dengan Hipertrofi ventrikel kiri 3)



Tujuan



Kriteria hasil



Intervensi



Mempertahankan 1) Menunjukan 1) Kaji satatus cairan 1) berat tubuh ideal perubahan-perubahan tanpa kelebihan berat badan yang lambat cairan 2) Mempertahankan pembatasan diet dan 2) Batasi masukan 2) cairan cairan 3) turgor kulit normal tanpa edema 3) Identifikasi sumber potensial 3) 4) Menunjukan tanda- cairan tanda vital normal 4) Jelaskan pada klien dan keluarga 4) 5) Menunjukan adanya rasional pembatasan distensi vena leher 5) Bantu klien dalam menghadapi 5) ketidaknyamanan akibat 6) Melakukan higiene oral pembatasan cairan dengan 6) Tingkatkan dan sering dorong higine 6) oral dengan sering.



Keseimbangan cairan atau elektrolit stabil Komplikasi tercegah atau minimal Proses penyakit yang prognosis dan program pengobatan dipahami. 4) Menerima secara nyata terhadap situasi melakukan perubahan



Mempertahankan curah 1) Auskultasi bunyi 1) jantung dengan bukti jantung dan paru. TD dan frekwensi jantung dalam batas normal nadi perifer kuat 2) Kaji adanya derajat 2) dan sama dengan waktu hipertensi. pengisian kapiler. 3) Selidiki keluhan 3) nyeri dada.



Rasional Pengkajian merupakan data dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi Pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluaran urin, dan respons terhadap terapi Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi Pemahaman peningkatan kerjasama klien dan keluarga dalam pembatasan cairan Kenyamanan klien meningkatkan kepatuhan terhadap pembatasan diet



Higiene kekeringan mulut.



oral mengurangi membran mukosa



S3/S4 dengan tonus muffled, takikardi, frekwensi jantung tak teratur, takipnea, dispnea, mengi dan edema. Hipertensi bermakna dapat terjadi karena gangguan pada system aldosteron renin-angiotensin. Hipertensi dan GJK dapat menyebabkan IM, kurang lebih klien CKD dengan dialysis mengalami perikarditis.



pula hidup diperlukan



yang



4) Kaji tingkat aktivitas, 4) Kelelahan dapat menyertai GJK respon terhadap juga anemia. aktivitas.



3.



Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.



Menunjukkan Mempertahankan perilaku tehnik untuk utuh. mencegah kerusakan atau cedera kulit.



4



Resiko mempertahankan 1) Mempertahankan 1) Awasi konsumsi 1) kekurangan nutrisi masukan nutrisi yang masukan nutrisi yang makanan / cairan berhubungan adekuat. adekuat dengan kriteria2) Perhatikan adanya 2) dengan suplai hasil: menunjukan BB mual dan muntah nutrisi dalam darah stabil 3) Berikan makanan turun. sedikit tapi sering. 4) Tingkatkan kunjungan oleh orang 3) terdekat selama makan 4)



5.



Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai Oksigen menurun.



Setelah diberikan tindakan keperawatan klien dapat melakukan aktivitas sendiri.



kulit 1)



Inspeksi kulit 1) terhadap perubahan warna, turgor, vaskular. 2) Inspeksi area 2) tergantung terhadap udema.



Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitus atau infeksi Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihanyang mempengaruhi sirkulasi dan integritas Jaringan pada tingkat seluler. 3) Pertahsakan linen 3) Menurunkan tekanan pada udema, kering, bebas keriput, jaringan dengan perfusi buruk selidiki keluhan gatal. untuk menurunkan iskemia. 4) Anjurkan klien menggunakan 4) Soda kue, mandi dengan tepung kompren lembab dan menurunkan gatal dan mengurangi dingin untuk pengeringan dari pada sabun. memberikan tekanan pada area pruritus.



Berpastisipasi dalam 1) aktivitas yang di inginkan atau diperlukan melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang 2) dapat di ukur,



instrusikan klien 1) dengan cara menghemat energi misalnya melakukan aktivitas dan perihal. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau 2)



Mengidentifikasi kekurangan nutrisi Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial Dengan tehnik menghemat energi penggunaan energin juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.



Kemampuan aktivitas bertahap



perawatan dari mencegah peningkatan kerja otot bertahap jika dapat di dan jantung, dan memberikan toleransikan sesuai bantuan hanya sebatas kebutuhan. kebutuhan.



. Implementasi Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat 2 jenis tindakan, yaitu tindakan mandiri perawat dan tindakan kolaborasi (Hidayat, 2004).



. Evaluasi Merupakan langkah terakhir dari proses perawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam kemampuan



melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan



dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan



tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil (Hidayat, 2004).



BAB III TINJAUAN KASUS



. Pengkajian



. Identitas klien Nama



: Na. L.M



. Umur / TTL



: 19 Tahun



Jenis kelamin



: Perempuan



. Agama



: Kristen



Pendidikan



: SMA



Suku/Bangsa



: Toraja/ Indonesia



. Tanggal / Jam MRS



: 07.06.2011



. Tanggal / Jam Pengkajian : 08.06.2011 No. Med. Rec Diagnosa Medis



: 280631 : CKD



. Penanggung jawab Nama



: Ny. B.M



. Umur



: 23 Tahun



Pekerjaan



: Mahasiswa



. Agama Hubungan dengan klien



. Keluhan utama



: Kristen : Kakak kandung. : Badan terasa lemah.



. Riwayat Kesehatan. Riwayat kesehatan sekarang Kram- kram di alami klien sejak kurang lebih 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya penderita sedang duduk tiba-tiba dirasakan kram-kram di seluruh bagian badan. Kram/ kesemutan terasa kurang lebih sekitar dua jam, kemudian berkurang dengan sendirinya secara perlahan-lahan. Klien dilakukan



pendekatan dengan terapuetik, menjelaskan tentang penyakit yang di derita klien serta di lakukan Asuhan Keperawatan untuk mengatasi masalah keluhan klien. P : Kedua pinggang kiri dan kanan terasa sakit Q : klien merasakan nyeri di kedua pinggang kiri dan kanan R : Pinggang kiri dan kanan S : Skala nyeri 6 (nyeri sedang) T : Pada pagi hari berlangsung sekitar 15 menit.



. Riwayat Kesehatan dahulu



) Riwayat imunisasi klien lengkap



) Penyakit masa kanak-kanak yaitu flu, batuk, sakit kepala.



) Klien pernah mengalami hipertensi dan terkontrol dengan terapi oral catopril



) Klien tidak mempunyai riwayat alergi baik obat dan makanan. Riwayat kesehatan keluarga Ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi.



Genogram



Keterangan Laki-laki



:



Perempuan Klien / Klien



: :



Tinggal serumah



:



Garis keturunan



:



Meninggal



:



. Pemeriksaan fisik a.



Keadaan umum klien : tampak sakit sedang



b.



Tanda-tanda vital :



TD : 140/90 mmHg SB : 35.5 ºC N : 98x/ m R : 20x/ m



. Riwayat psikososial



) Pola konsep diri



a) Sebelum sakit : Klien sebagai ibu rumah tangga, klien sering mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari.



b) Saat dikaji



:



Klien mengatakan dirinya tidak mampu mengerjakan pekerjaan rumah lagi karena sedang sakit sehingga perannya sebagai ibu rumah tangga juga terganggu karena penyakitnya.



) Pola kongnitif



a) Sebelum sakit : Klien sudah mengetahui tentang nama penyakit yang dideritanya yaitu diabetes mellitus tetapi klien belum mengetahui cara penanganannya.



b) Saat dikaji



:



Klien menanyakan tentang penyakitnya. Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar berkumpul kembali dengan keluarganya.



) Pola koping



a) Sebelum sakit : Apabila ada masalah dalam keluarga, klien sering berkumpul dan bertukar pendapat satu dan yang lain, terutama pada suaminya.



b) Saat dikaji



:



Klien mengatakan dalam mengatasi masalahnya, klien selalu menceritakan pada keluarganya terutama pada suaminya.



) Pola interaksi



a) Sebelum sakit : Klien selalu bersosialisasi dengan tetangga dan masyarakat di tempat tinggalnya.



b) Saat dikaji



:



Klien selalu berhubungan baik dengan keluarganya dan juga sesama klien di rumah sakit. Riwayat spiritual



1) Ketaatan klien beribadah



a) Sebelum sakit



:



Klien rajin beribadah di gereja.



b) Saat dikaji : Klien mengatakan beragama kristen protestan dan klien hanya dapat berdoa di tempat tidur.



2) Dukungan keluarga klien



a) Sebelum sakit



:



Keluarga klien berharap agar sakit yang diderita klien dapat sembuh.



b) Saat dikaji : Klien mengatakan keluarga klien selalu berdoa kepada tuhan agar klien diberi kekuatan dan dapat sembuh dari penyakit yang dialaminya.



3) Ritual yang biasa dilakukan klien



a) Sebelum sakit



:



Klien selalu beribadah di gereja setiap minggu dan mengikuti ibadah-ibadah ditempat lain.



b) Saat dikaji : Klien mengatakan hanya mampu berdoa ditempat tidur karena tidak mampu kegereja.



. Pola aktivitas sehari-hari Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Sebelum sakit



:



klien mandi 2 x sehari menggunakan sabun, sikat gigi dan pasta gigi, serta menggunakan pakaian yang bersih Saat sakit



:



Klien belum bisa mandi, hanya membasu muka, tangan dan kaki.



. Pola nutrisi Sebelum sakit



:



Klien makan 3x/ hari dengan menu nasi, sayur, dan minum 7-8 gelas/ hari. Saat di kaji : Klien makan bubur rendah garam dan minum air putih ± 3 gelas/ hari dan porsi makan tidak di habiskan hanya 4-5 sendok saja. Pola eliminasi Sebelum sakit



:



Sebelum dan sesudah sakit 1x sehari, kosistensi padat, bau khas feses. Saat di kaji : Sebelum sakit :3-4x sehari, kosistensi jernih, bau khas amoniak. Saat sakit : 4-5x sehari, warna kuning, bau khas amoniak.



. Pola aktivitas Sebelum sakit



:



Klien tidak bekerja hanya tinggal di rumah. Saat di kaji : Klien terbaring di rumah sakit dalam keadaan lemah dan aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat. Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit



:



Pola tidur teratur, kadang tidur siang karena bekerja malam klien tidur jam 21.00 sampai 05.00.



Saat di kaji



:



Klien kadang sekali tidur siang, kalau malam sebelum tidur minum obat klien tidur jam 01.00 sampai 04.00. Pola pengetahuan Sebelum sakit



:



Klien mengetahui jati dirinya Saat di kaji



:



Klien belum dapat melaksanakan apa-apa karena klien sedang sakit.



. Pola persepsi dan konsep diri Sebelum sakit



:



Klien mengetahui info kesehatan lewat media cetak dan elektronik. Saat di kaji



:



Klien mengetahui dirinya dalam keadaan sakit dan dilakukan pengobatan.



. Pola hubungan dengan orang lain Sebelum sakit



:



Klien mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti arisan, ibadah di rumah maupun digereja. Saat dikaji



:



Klien mampu berinteraksi dengan keluarga, perawat, maupun masyarakat yang datang menjenguknya Pola manajemen stress Sebelum sakit



:



Klien mampu menghadapi stress dalam menghadapi masalah-masalah. Saat dikaji



:



Klien sering kali tidak dapat menghadapi stress karena berhubungan dengan penyakit yang dideritanya. Pola nilai kepercayaan Sebelum sakit



:



Klien beragama kristen protestan dan rajin beribadah digereja maupun dirumah. Saat dikaji



:



Klien tidur terbaring ditempat tidur dan hanya mampu berdoa agar cepat sembuh.



. Pemeriksaan fisik Keadaan umum klien : tampak sakit sedang



. Tanda-tanda vital : TD : 140/90 mmHg, SB : 35.5 ºC, N : 98x/ m, R : 20x/ m Sistem pernafasan Hidung



: Simetris kiri dan kanan, pernafasan cuping hidung normal.



Sekret



: Tidak terdapat sekret



Polio



: Tidak ada



Leher



: Pembesaran kelenjar, tidak ada



Tumor



: Tidak ada



Dada



:



) bentuk dada : simetris



) Gerakan dada ( kiri dan kanan)



) Perbandingan ukuran anterior posterior dengan transversal



) Suara nafas : normal



) Otot bantu pernafasan : tidak ada Sistem cardiovaskuler Konjungtiva anemia, bibir pucat, arteri karotis lemah, tekanan vena jugularis tidak meninggi. Ukuran jantung tidak terkaji Suara jantung tidak terkaji Sistem pencernaan



) Bibir



: Kering/ pecah-pecah.



) Mulut



: kamampuan menelan baik



) Gaster



: tidak kembung, tidak nyeri.



) Feses



Sistem indra Mata



: tidak encer



Sklera



: Tidak ikterus



Konjungtiva



: Anemis



Alis



: Ada



Lapang pandang



: Normal



) Hidung Penciuman



: Baik



Perih dihidung



: Tidak ada



Mimisan



: Tidak ada



Secret



: Sekret tidak ada



) Telinga Keadaan dalam telinga : simetris kiri dan kanan Serumen



: Tidak ada



Fungsi pendengaran: Normal Membran timpani



:-



Sistem saraf



) Fungsi cerebral



:



Status mental orientasi : Baik Daya ingat



: Baik



Bahasa



: Baik



Bicara



: Ekspresif



) Fungsi cranial



) Nervus I



) Nervus II



) Nervus III,IV,VI



) Nervus V



) Nervus VII



: : Olfaktorius (fungsi penciuman) klien dapat membedakan bau : Visus baik,lapang pandang baik : Gerakan bola mata baik, pupil isokor : Sensorik ada, kontraksi tonus otot baik : Sensorik baik, otonomi baik, motorik baik



Nervus VIII



: Pendengaran baik, keseimbangan baik



) Nervus IX



: Saraf glosofaringeus



) Nervus X



: Gerakan ovula baik, rangsangan menelan baik



Nervus XI



: Sternokledomatoideus tidak ada, Trapexius tidak ada



Nervus XII



: Gerakan lidah, klien dapat menggerakan lidah kekiri dan ke kanan



) Fungsi motorik



:



Massa otot baik, tonus otot baik, kekuatan otot terbatas



) Fungsi sensorik



:



Suhu : SB : 35,5◦C Nyeri : sedang (6) menggunakan skala nyeri 1-10 Getaran : tidak ada



) Fungsi cerebellum : Koordinasi baik, keseimbangan baik Sistem muskuloskeletal



) Kepala : kepala simetris, gerakan kepala baik



) Vertebrata : scoliosis - , lordosis - , kifosis - , ROM normal, fungsi gerakan - .



) Lutut : bengkak : tidak ada, gerakan : baik



) Kaki : tidak bengkak, baik



) Tangan : Bengkak tidak ada, gerakan kurang baik. Sistem integuman



) Rambut :



a) Warna



: hitam



b) Temperatur



:-



c) Mudah dicabut : Tidak



) Kulit :



a) Warna



: Hitam



b) Temperatur



:-



c) Kelembaban



: lembab



d) Bulu kulit



: ada



e) Erupsi



:-



) Tahi lalat



g) Ruam



::-



Sistem endokrin



) Kelenjar tiroid : baik



) Ekskresi urine : normal



) Suhu tubuh yang tidak seimbang : tidak



) Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : negatif Sistem perkemihan



) Oedema palpebra : tidak ada



) Moon face : tidak



) Keadaan kandung kemih : normal



) Nocturia (mikturisi pada malam hari) : tidak



) Dysuria (berkemih yang nyeri) : tidak



) Kencing batu : tidak



) Penyakit hubunga seksual : tidak Sistem imun Alergi : tidak pernah alergi Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca yaitu flu



m. Pemeriksaan penunjang Tanggal pemeriksaan : 08-06-2011 Jam 07.00 Kimia Klinik



Hasil



Nilai Normal 6,3-8,3



Satuan



Protein total



5,5



Creatinine darah



11,9



0,5-1,5



Mg/dl



Ureum darah



121



20-40



Mg/dl



Albumin



Tap



3,5-5,7



g/dl



g/dl



Globulin



Tap



2,5-3,5



g/dl



Natrium darah



104



135-153



Mcq/L



Kalium darah



3,1



3,4-4,5



Mcq/L



Clorida darah



70



98-109



Mcq/L



Therapi / Pengobatan Tabel 3.3 Nama obat



Dosis



Cairan NaCl 0,9 %



Lebih dari 0,9% injeksi IV 3-5% dalam 100 ml selama 1 jam.



Injeksi Ranitidine



Tukak duo denum sehari 2 x 150 mg (pagi dan malam). Untuk dewasa : dosis awal 20-80 mg dosis tunggal



Furosemide



Valsartan



Indikasi



Kontra indikasi Bahan aktif Untuk klien sebagai penyakit hati pengganti perifer, ion Na+, udema atau Cl- dalam pulmonalis tubuh udema, kelainan fungsi ginjal.



Pengobatan _ jangka pendek tukak duo denum dan lambung. Udema _ yang di sebabkan oleh payah jantung, sirosis hati, penyakit ginjal termasuk sindrom nefrotik, hipertensi ringan sampai sedang. Dosis _ Gagal hati awal 40 berat, sirosis mg 2 x/ hati, hari. obstruksi Dapat di saluran tingkatkan empedu,



Efek samping Keracunan NaCl di sebabkan oleh indikasi yang gagal dan dapat menyebabkan hipernatremia yang memicu terjadinya trombosit. Dan hemorage. _



_



Sakit kepala, pusing, lelah, hipokalemia, hiperlurisemia



Panperidone



menjadi 80 dan 160 mg 2 x per hari Dewasa Mual, dan usia muntah lanjut 10- akut 20 mg 3 x sehari.



hamil laktasi.



dan



Hipersensitif, penderita dengan plolaktinoma



Mulut kering, sakit kepala, diare, rasa haus cemas dan gatal



Klasifikasi data Tabel 3.1 Klasifikasi data No



Data Subjektif



Data Objektif



1.



Klien mengatakan bengkak pada bagian pergelangan tangan dan klien mengatakan jarang BAK.



-



Pergelangan klien bengkak. Tanda-tanda vital : R : 20x/mnt, N : 98x/mnt SB : 360C TD : 140/90mmHg Terpasang IVFD NaCl 0,9% 12 gtt/ menit. Kesadaran Compos Mentis.



-



2.



Klien mengatakan kurang nafsu makan



-



Nafsu makan menurun Porsi makan tidak dihabiskan



3.



Klien mengatakan nafas terasa sesak.



-



Respirasi klien: 20x/m Klien terbaring, tidak melakukan aktivitas seperti berjalan.



0. Analisa Data Tabel 3.2 Analisa Data No. 1.



Data Etiologi DS : Klien mengatakan Retensi Na bengkak pada bagian ↓ pergelangan tangan dan Total CES menurun klien mengatakan jarang ↓



Masalah Kelebihan volume cairan.



BAK.



-



2.



-



3.



-



DO : Pergelangan klien bengkak. Tanda-tanda vital : R : 20x/mnt, N : 98x/mnt SB : 360C TD : 140/90mmHg Terpasang IVFD NaCl 0,9% 12 gtt/ menit. Kesadaran Compos Mentis. DS : Klien mengatakan kurang nafsu makan. DO : Nafsu makan menurun Porsi makan tidak dihabiskan



DS : Klien mengatakan nafas terasa sesak. DO : Respirasi klien: 20x/m Klien terbaring, tidak melakukan aktivitas seperti berjalan.



Tek. Kapiler naik ↓ Peningkatan volume intertisial ↓ Kelebihan volume cairan



Sekresi eritropoitis ↓ Produksi Hb menurun ↓ Anoreksia ↓ Suplai nutrisi dalam darah turun ↓ Resiko kekurangan nutrisi Menurunnya suplai O2 ↓ Intoleransi aktivitas



Resiko gangguan nutrisi



Intoleransi aktivitas



1. Obstruksisaliran kemih



Zattoksik



vaskuler



Infeksi



Penyimpangan KDM Kasus. Iritasi/cedera jaringan



Batu besar dan kasar



Retensiurin



Tertimbunginjal



Reaksiantigen antibodi



Arteriosklerosis



. Diagnosa keperawatan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan volume interstisial. Gangguan nutrisi dan kebutuhan berhubungan dengan suplai nutrisi dalam darah turun. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai Oksigen menurun.



Tabel 3.4 Perencanaan Keperawatan Nama Umur



: Ny. L.M



No.Med.Rec



: 19 Tahun



: 24.06.31



Diagnosa Medic : Chronic Kidney Disease No



1.



2.



Hari / Tang gal Rabu , 08 Juni 2011



Diagnosa Keperawata n Kelebihan Volume Cairan berhubunga n dengan Volume. interstisial naik ,yang ditandai dengan : DS : Klien mengatakan bengkak pada bagian pergelangan tangan dan klien mengatakan jarang BAK. DO: Pergelangan klien bengkak. - Tandatanda vital : R : 20x/mnt, N : 98x/mnt SB : 360C



Tujuan



Perencanaan Intervensi



Rasional



Setelah 1) Kaji status 1) Kelebihan diberi-kan cairan cairan yang tindakan tidak keperawata teresponsif n se-lama terhadap 4 hari, 2) Batasi pembatasa dapat di masukan n cairan pertahanka cairan dan n berat diuretik tubuh ideal memerluka tanpa n dialysis. kelebihan 3) Identifikasi 2) Pembatasa cairan, sumber n cairan dengan potensial akan kriteria Cairan menentuka hasil : 4) Jelaskan pada n berat DS : klien dan tubuh Klien tidak keluarga ideal, lagi rasional pe haluaran mengataka mbatasan urin, dan n bengkak 5) Bantu klien respons pada dalam terhadap pergelanga menghadapi terapi n tangan. ketidaknyama DO : nan akibat 3) Sumber Pergelanga pembatasan kelebihan n klien cairan cairan yang normal. 6) Tingkatkan tidak Tandadan dorong diketahui tanda vital higine dapat tetap diidentifika normal. si



3.



Rabu TD : , 140/90mmH 4) Pemahama 08 g n Juni- Terpasang peningkata 2011 IVFD NaCl n 0,9% 12 gtt/ kerjasama menit. klien dan - Kesadaran keluarga Compos dalam Mentis. 1) Awasi pembatasa Resiko konsumsi n cairan kekurangan makanan / 5) Kenyaman nutrisi cairan an klien berhubunga 2) Perhatikan meningkat n dengan adanya mual kan suplai dan muntah kepatuhan nutrisi 3) Berikan terhadap dalam darah makanan pembatasa turun. Setelah sedikit tapi n diet , yang diberi-kan sering Rabu ditandai tindakan 4) Tingkatkan , dengan : keperawata kunjungan 6) Higiene 08 DS : n se-lama oleh orang oral Juni Klien 3 hari, terdekat mengurang 2011 mengatakan diharapkan selama makan i kurang dapat kekeringan nafsu makan mempertah membran DO : ankan mukosa - Nafsu masukan mulut. makan nutrisi menurun yang - Porsi adekuat makan tidak dengan dihabis-kan kriteria Intoleransi hasil: 1) Pantau klien aktivitas menunjuka untuk melak berhubunga n BB ukan aktivitas n dengan stabil. 2) Kaji faktor suplai yang Oksigen menyebabkan menurun. ke letihan1) Mengident , yang 3) Anjurkan ifikasi



ditandai aktivitas kekurangan dengan : alternatif nutrisi DS : sambil 2) Gejala Klien istirahat yang mengatakan 4) Pertahankan menyertai nafas terasa status nutrisi akumulasi sesak. yang adekuat toksin DO: Klien endogen - Respirasi dapat yang dapat klien: 20x/m meningkat mengubah - Klien kan atau terbaring, aktivitas menurunka tidak yang dapat n melakukan ditoleransi. pemasukan aktivitas dan seperti memerluka berjalan. n intervensi 3) Porsi lebih kecil dapat meningkat kan masukan makanan 4) Memberik an pengalihan dan meningkat kan aspek sosial



1. Mengetahu i pola



aktivitas klien 2. Dapat mengetahui intoleransi aktivitas klien yang menyebabk an keletihan. 3. Agar klien dapat menggerak kan setiap organ tubuh. 4. Pola nutrisi yang seimbang dapat mempertah ankan peningkata n energi klien.



Implementasi



Evaluasi



Selasa, 08 juni 2011 Jam 10.00 1. Timbang berat badan harian Keseimbangan masukan dan haluaran Turgor kulit dan adanya oedema Tekanan darah, denyut dan irama nadi Jam 10.10 2. Membatasi masukan cairan Jam 10.15 Mengidentifikasi sumber potensial cairan. Jam 10.20 4. Menjelaskan pada keluarga klien tentang pembatasan cairan. Jam 10.30 5. Menjelaskan pada klien tentang pembatasan cairan. Jam 10.45 . Tentukan kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri. ( skala 0 – 4 ). berikan bantuan dengan aktifitas yang diperlukan anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan ADL klien ditempat tidur. bantu keluarga dalam perawatan diri klien ditempat tidur. anjurkan keluarga untuk menganti alas bokong jika basah.



08 Juni 2011 Jam : 21.00 S: Klien mengatakan bengkak berkurang O: Pergelangan tangan klien tidak terlalu bengkak A: Masalah teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi keperawatan 1,2,3,4,5 dan 6



Jam 11.30 Warna kulit pada tangan kemerahan. Jam 11.35 2. Jaringan udem lebih cenderung kemerahan. Jam 11.40 3. Mengurangi pengeringan , kulit kemerahan. Jam 11.45 . Mnganjurkan klien menggunakan kompren lembab dan dingin untuk memberikan tekanan pada area pruritus.



Jam 15.00 Memantau klien melakukan aktivitas. Jam 15.30 Mengkaji faktor penyebab keletihan yaitu: suplai O2 menurun. Jam 15.35 Ajarkan ROM atau rentang gerak pada klien. Jam 16.00 4. Kolaborasi dengan perawat Gizi tentang pe.mberian diet untuk pemenuhan nutrisi guna peningkatan energy klien



Rabu,09 Juni 2011 Jam 17.00 S: Klien mengatakan kemerahan pada kulit tangan sudah hilang. O: Kemerahan pada kulit tangan klien berkurang. A: Masalah teratasi P :-



Rabu,09 Juni 2011 Jam : 21.00 S: Klien mengatakan sesak berkurang. O: Respirasi klien 24x/m Klien sudah mulai berjalan sendiri menuju kamar mandi. A: Masalah teratasi P:D. Implementasi dan Evaluasi Tabel 3.5 Implementasi dan Evaluasi No



1.



Tangg



Diagnosa



Implementas



al



Keperawatan



i



Kamis, 09 Juni 2011



Kelebihan Selasa, Volume 09 juni Cairan 2011 berhubungan Jam 10.00 dengan 1. BB : 50 Volume. Jam 10.10 interstisial 2. Membatasi naik masukan



Evaluasi



Jam : 21.00 S: Klien mengata kan bengkak berkuran



2.



3.



,yang ditandai cairan g dengan : Jam 10.15 O: DS : 3. Mengidentif Pergelan Klien ikasi sumber gan mengatakan potensial tangan bengkak pada cairan. klien bagian Jam 10.20 masih pergelangan 4. Menjelaska agak tangan dan n pada bengkak klien keluarga A: mengatakan klien tentang Masalah jarang BAK. pembatasan belum DO: cairan. teratasi Pergelangan Jam 10.30 P: klien 5. Menjelaska Lanjutka Jumat, bengkak. n pada klien n 10 - Tanda-tanda tentang intervens Juni vital : pembatasan i 2011 R : cairan. keperaw 20x/mnt, Jam 10.45 atan N : 98x/mnt 6. Tentukan 1,2,3,4,5 SB : 360C kemampuan dan 6 TD : klien untuk 140/90mmHg berpartisipas - Terpasang i dalam IVFD NaCl aktifitas 0,9% 12 gtt/ perawatan menit. diri. ( skala - Kesadaran 0 – 4 ). Compos Mentis. Selasa, Jam : 09 juni 22.00 2011 S: Jam 10.00 Klien 1. Timbang mengata Kelebihan berat badan kan Volume harian bengkak Sabtu Cairan Keseimbang berkuran ,11 berhubungan an masukan g Juni dengan dan haluaran O: 2011 Volume. Turgor kulit Pergelan interstisial dan adanya gan



naik oedema tangan ,yang ditandai Tekanan klien dengan : darah, tidak DS : denyut dan terlalu Klien irama nadi bengkak mengatakan Jam 10.10 A: bengkak pada2. Membatasi Masalah bagian masukan belum pergelangan cairan teratasi tangan dan Jam 10.15 P: klien 3. Mengidentif Lanjutka mengatakan ikasi sumber n jarang BAK. potensial intervens DO: cairan. i Pergelangan Jam 10.20 keperaw klien 4. Menjelaska atan bengkak. n pada 1,2,3 dan - Tanda-tanda keluarga 4 vital : klien tentang R : pembatasan 22x/mnt, cairan. N : 84x/mnt Jam 10.30 SB : 360C 5. Menjelaska TD : n pada klien 130/90mmHg tentang - Terpasang pembatasan IVFD NaCl cairan. Jam : 0,9% 12 gtt/ Jam 10.45 20.00 menit. 6. Tentukan S: Kesadaran kemampuan Klien Compos klien untuk mengata Mentis berpartisipas kan tidak i dalam bengkak aktifitas lagi perawatan O: Kelebihan diri. ( skala Pergelan Volume 0 – 4 ). gan Cairan 1. anjurkan tangan berhubungan keluarga klien dengan untuk tampak Volume. membantu normal interstisial pemenuhan A:



naik ADL klien ,yang ditandai ditempat dengan : tidur. DS : bantu Klien keluarga mengatakan dalam bengkak pada perawatan bagian diri klien pergelangan Jam 09.30 tangan dan 2. Timbang klien berat badan mengatakan harian jarang BAK. Keseimbang DO: an masukan Pergelangan dan haluaran klien Turgor kulit bengkak. dan adanya - Tanda-tanda oedema vital : Tekanan R : 22x/mnt, darah, N : 80x/mnt denyut dan SB : 360C irama nadi TD : Jam 10.00 130/80mmHg3. Membatasi - Terpasang masukan IVFD NaCl cairan 0,9% 12 gtt/ Jam 10.15 menit. 4. Mengidentif - Kesadaran ikasi sumber Compos potensial Mentis. cairan. Jam 10.20 5. Menjelaska n pada keluarga klien tentang pembatasan cairan. Jam 10.30 6. Menjelaska n pada klien tentang



Masalah teratasi P:-



pembatasan cairan. Jam 10.45 7. Tentukan kemampuan klien untuk berpartisipas i dalam aktifitas perawatan diri. ( skala 0 – 4 ). berikan bantuan dengan aktifitas yang diperlukan anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan ADL klien ditempat tidur. bantu keluarga dalam perawatan diri klien



BAB IV PEMBAHASAN



Dalam Bab ini penulis akan membahas masalah yang ditemui selama melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien Ny. L.M dengan diagnosa Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado. Adapun masalah tersebut berupa kesenjangan antara teori dan pelaksanaan praktek secara langsung. Masalah yang penulis temukan selama melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. L.M dengan diagnosa Chronic Kidney Desease (CKD) adalah sebagai berikut.



. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui klien, keluarga, catatan perawat, dan pemeriksaan fisik. Dan selanjutnya data tersebut dianalisa dan ditegakkan diagnosa keperawatan. Berdasarkan pengkajian secara teoritis meliputi : Aktivitas/Istirahat : gejala : kelelahan ekstrem, kelemahan,malaise. gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen), tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak. Sirkulasi, gejala :



riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi : nyeri dada (angina), tanda : hipertensi ; DVJ, nadi



kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak, tangan. Disritmia jantung. Nadi lemah halus, hipertensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang jarang pada panyakit tahap akhir. Friction rub pericardial (respons terhadap akumulasi sisa). Pucat;kulit coklat kehijauan, kuning. Kecenderungan perdarahan. Integritas ego, gejala : Faktor stres, contoh finansial, hubungan, dan sebagainya Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, tanda :



menolak,



ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian. Eliminasi, gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap



lanjut). Abdomen kembung, diare, atau konstipasi. Tanda : perubahan warna urine, contoh kuning



pekat, merah, coklat, berawan. Oliguria, dapat menjadi anuria. Makanan/Cairan : Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan (malnutrisi) Anoreksia. Nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (pernapasan amonia). Penggunaan diuretik : Tanda : distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir). Perubahan turgor kulit/kelembaban.Edema (umum, tergantung). Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah. Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga. Neurosensori : gejala : sakit kepala, penglihatan kabur. Tanda : gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian. Nyeri/Kenyamanan, gejala :Nyeri panggul, sakit kepala;kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam hari). Tanda: Perilaku berhati-hati/distraksi,gelisah. Pernapasan : gejala :



Napas pendek;



dispneanoktural paroksismal; batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak. Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernapasan kussmaul), Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru). Sedangkan pada kasus Ny. A. P dengan diabetes mellitus, penulis mendapatkan data objektif yaitu Pergelangan klien bengkak. Tanda-tanda vital : R : 20x/mnt, N : 98x/mnt, SB : 360C, TD : 140/90mmHg . Terpasang IVFD NaCl 0,9% 12 gtt/ menit. Kesadaran Compos Mentis, Nafsu makan menurun, porsi makan tidak dihabiskan, Respirasi klien: 20x/m. Klien terbaring, tidak melakukan aktivitas seperti berjalan. Berdasarkan teori dan praktek di dapatkan kesenjangan karena tidak semua masalah yang terdapat dalam teori di temukan dalam praktek.



. Diagnosa Keperawatan Dari literatur yang penulis pelajari, secara teoritis Chronic Kidney Desease (CKD) (Doenges, 1999) terdiri dari 5 diagnosa keperawatan, yaitu :



a. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Volume. interstisial naik



b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Hipertrofi ventrikel kiri



c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.



d. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan suplai nutrisi dalam darah turun.



e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai Oksigen menurun. Sedangkan pada tinjauan kasus atau praktek asuhan keperawatan pada Ny. L.M dengan diagnosa Chronic Kidney Desease (CKD) 5 diagnosa yaitu :



a. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Volume. interstisial naik



b. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan suplai nutrisi dalam darah turun.



c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai Oksigen menurun. Diagnosa yang ditemukan pada saat pengkajian ada 3 dan sesuai dengan teori yaitu kelebihan volume cairan, Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan suplai nutrisi dalam darah turun., dan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai oksigen menurun. 2 diagnosa yang ada di teori tidak muncul pada kasus, yaitu penurunan curah jantung dan gangguan integritas kulit.



. Perencanaan



. Diagnosa I Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Volume interstisial naik.



) Intervensi Secara teoritis ada 6 intervensi. Pada kasus didapat 6 intervensi yang disesuaikan dengan pengkajian dan kebutuhan klien



) Implementasi Semua implementasi dapat dilakukan sesuai dengan intervensi



) Evaluasi Setelah dilakukan evaluasi selama 4 hari masalah yang dapat teratasi.



. Diagnosa II Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan suplai nutrisi dalam darah turun.



) Intervensi Pada teoritis terdapat 4 intervensi. Pada kasus didapat 4 intervensi yang disesuaikan dengan pengkajian dan kebutuhan klien



) Implementasi Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ada



)Evaluasi Setelah dilakukan evaluasi selama 4 hari masalah yang didapat teratasi



. Diagnosa III Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan suplai nutrisi dalam darah turun.



) Intervensi Pada teoritis terdapat 4 intervensi. Pada kasus didapat 4 intervensi yang disesuaikan dengan pengkajian dan kebutuhan klien klien



) Implementasi Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ada



) Evaluasi Setelah dilakukan evaluasi selama 4 hari masalah teratasi.



. Implementasi keperawatan



Pada prinsipnya pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakkan keperawatan yang telah disusun sebelumnya, akan tetapi dalam hal-hal tertentu perawat dapat memberikan tindakkan perawatan diluar rencana yang telah disusun. Klien memiliki sifat unik yang dilihat dari ekspresi klien baik secara verbal maupun nonverbal. Tentunya hal ini berdasarkan situasi dan kondisi yang menganjurkan pelaksanaan tindakkan keperawatan yang dimiliki dan mendokumentasikan tindakan-tindakan dalam catatan keperawatan. Tindakan yang dilakukan selama perawatan dirumah sakit pada klien Nn.L. M dengan Chronic Kidney Desease (CKD) :



u:



. Membatasi masukan cairan



. Mengidentifikasi sumber potensial cairan.



. Menjelaskan pada keluarga klien tentang pembatasan cairan.



. Menjelaskan pada klien tentang pembatasan cairan.



. Timbang berat badan harian Keseimbangan masukan dan haluaran Turgor kulit dan adanya oedema Tekanan darah, denyut dan irama nadi



. Tentukan kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri. ( skala 0 – 4 ). Diagnosa 2 yaitu:



. Mengobservasi TTV dengan hasil: TD: 110/60 mmHg, R : 24 x/m, N : 66 x/m, SB: 36,5◦C



. Memantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.



. Mengkaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa. Dengan hasil turgor kulit buruk karena adanya luka di kaki sebelah kiri. Diagnosa 3 yaitu: Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan ADL klien ditempat tidur. bantu keluarga dalam perawatan diri klien Timbang berat badan harian Keseimbangan masukan dan haluaran Turgor kulit dan adanya oedema Tekanan darah, denyut dan irama nadi Membatasi masukan cairan Mengidentifikasi sumber potensial cairan. Menjelaskan pada keluarga klien tentang pembatasan cairan.



Menjelaskan pada klien tentang pembatasan cairan. Tentukan kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri. ( skala 0 – 4 ). E. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk menilai sejauh mana sumber keberhasilan dari rencana keperawatan yang diberikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapakan, dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan langsung klien sendiri, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Walaupun evaluasi dianggap sebagai tahap akhir dalam proses keperawatan, namun bukan berarti masalahnya sudah selesai atau teratasi sebagian. Pada tahap ini penulis melakukan sesuai dengan tujuan dan kriteria yang ingin dicapai selama perawatan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan memperhatikan respon dan perubahan-perubahan yang terjadi pada klien.



BAB V PENUTUP



Setelah membahas secara menyeluruh mengenai asuhan keperawatan pada Ny. L.M dengan diagnosa Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado dari tanggal 08-11 juni.2011, maka pada bab ini penulis dapat menguraikan :



A. Kesimpulan



. Telah dilakukan pengkajian pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)



. Telah ditentukan diagnosa keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)



. Telah dibuat rencana tindakan keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)



. Telah dilakukan tindakan keparawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)



. Telah dilakukan evaluasi keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)



. Telah diketahui kesenjangan antara teori dan praktek.



B. Saran



. Bagi Rumah Sakit, untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam menerapkan asuhan keperawatan



.



.



Chronic Kidney Desease (CKD). Bagi institusi pendidikkan, kiranya lebih meningkatkan mutu pendidikan guna menambah literatur / referensi untuk kelengkapan perkuliahan. Bagi klien, untuk lebih meningkatkan status kesehatan dengan cara memeriksakan diri ditempat-tempat pelayanan kesehatan dan menggunakan tempat pelayanan kesehatan terdekat.



. Bagi mahasiswa-mahasiswi akper Totabuan, kiranya lebih meningkatkan kompetensi dan wawasan tentang perkembangan teori-teori terbaru dalam dunia kesehatan terutama dalam penerapan asuhan keperawatan Chronic Kidney Desease (CKD) DAFTAR PUSTAKA



rice, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Hal 912 Jakarta : EGC



Doenges M, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Hal 626 Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.



meltzer, S. C dan Brenda G Bare. (2001). Hal. 1448 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC



M. Arif dkk. 2001. Kapita Selekta, Gagal ginjal kronik Hal 531, Penerbit Media Aesculapius. Fakultas kedokteran UI.



ong, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3. Hal 368. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan



uyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI