15 0 229 KB
No 1
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Ansietas
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi ansietas selama .....x24 jam diharapakan kecemasan 1.
Monitor tanda-tanda ansietas
menurun atau pasien dapat tenang dengan 2.
Ciptakan
kriteria :
menumbuhkan kepercayaan
untuk
3.
Pahami situasi yang membuat ansietas
Tingkat ansietas
4.
Diskusikan perencanaan realistis tentang
2. Tidak terdapat perilaku gelisah
peristiwa yang akan datang 5.
3. Frekuensi napas menurun 5. Menurunkan
stimulasi
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
4. Frekuensi nadi menurun
6. lingkungan
ketika cemas.
Anjurkan
7.
Latih teknik relaksasi
menurunkan cemas. 7. Konsentrasi membaik 8. Pola tidur membaik Dukungan sosial 1. Bantuan yang ditawarkan oleh oranglain meningkat SLKI
keluarga
untuk
disamping dan mendukung pasien
6. Menggunakan teknik relaksasi untuk
Bersihan jalan napas tidak efektif
terapeutik
SLKI : 1. Menyingkirkan tanda kecemasaan.
2
suasana
SIKI Label
selalu
Definisi:
Ketidakmampuan 1. Status pernapasan: kepatenan jalan
membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran
napas
untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas. Batasan Karakteristik:
napas. a. Frekuensi pernafasan (5) tidak ada deviasi dari kisaran normal. b. Irama pernafasan (5) tidak ada
1. Batuk yang tidak efektif
deviasi dari kisaran normal.
2. Dispnea
c. Kedalaman inspirasi(5) tidak ada
3. Gelisah
deviasi dari kisaran normal.
4. Kesulitan verbalisasi
d. Kemampuan untuk mengeluarkan
5. Mata terbuka lebar
secret (5) tidak ada deviasi dari
6. Ortopnea
kisaran normal.
1. Manajemen Jalan Napas a. Monitor
pola
napas
kedalaman, usaha napas) b. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,
mengi,
wheezing,
c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) d. Pertahankan
kepatenan
e. Posisikan semi fowler atau fowler
8. Perubahan frekuensi nafas
f. Pernafasan cuping hidung (5) tidak
g. Lakukan fisioterapi dada
11. Sputum
g. Penggunaan otot bantu nafas (5) dalam
jumlah
berlebih 12. Suara napas tambahan 13. Tidak ada batuk
yang
tidak ada. h. Batuk (5) tidak ada.
napas
jika curiga trauma servikal f. Berikan minum hangat
10. Sianosis
jalan
dengan head tilt dan chin lift (jaw thrust)
e. Suara nafas tambahan (5) tidak ada. ada.
ronkhi
kering)
7. Penurunan bunyi nafas 9. Perubahan pola nafas
(frekuensi,
h. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik i. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan endotrakeal j. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep Mcgill
Faktor yang berhubungan
k. Berikan oksigen
Lingkungan
l. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika
1. Perokok
tidak kontraindikasi
2. Perokok pasif
m. Ajarkan teknik batuk efektif
3. Terpajan asap
n. Kolaborasi
Obstruksi jalan nafas
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
1. Adanya jalan napas buatan
2. Latihan Batuk Efektif
2. Benda asing dalam jalan napas
a. Identifikasi kemampuan batuk
3. Eksudat dalam alveoli
b. Monitor adanya retensi sputum
4. Hyperplasia
pada
dinding
bronkus 5. Mucus berlebih 6. Penyakit paru obstruktif kronis
c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas d. Monitor input dan output cairan (mis. jumlah dan karakteristik)
7. Sekresi yang tertahan
e. Atur posisi semi fowler atau fowler
8. Spasme jalan napas
f. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
Fisiologi
pasien
1. Asma
g. Buang secret pada tempat sputum
2. Disfungsi neuromuscular
h. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
3. Infeksi 4. Jalan napas alergik
efektif i. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut dengan
bibir
mencucu
(dibulatkan)
selama 8 detik j. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali k. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3 l. Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu 3. Terapi Oksigen a. Monitor kecepatan aliran oksigen b. Monitor posisi alat terapi oksigen c. Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup d. Monitor efektifitas terapi oksigen (mis oksimetri, analisa gas darah) e. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan f. Monitor tanda-tanda hipoventilasi g. Monitor
tanda
dan
gejala
toksikasi
oksigen dan atelektasis h. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen i. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen j. Bersihkan secret pada mulut, hidung dan
trakea, jika perlu k. Pertahankan kepatenan jalan napas l. Siapkan danatur peralatan pemberian oksigen m. Berikan oksigen tambahan, jika perlu n. Tetap
berikan
oksigen
saat
pasien
ditransportasi o. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien p. Ajarkan
pasien
dan
keluarga
cara
menggunakan oksigen di rumah q. Kolaborasi penentuan dosis oksigen r. Kolaborasi
penggunaan
oksigen
saat
aktivitas dan atau tidur 3
Defisit Pengetahuan Penyebab 1. Keterbatasan kognitif 2. Gangguan fungsi kognitif 3. Kekeliruan mengikuti anjuran 4. Kurang terpapar informasi 5. Kurang minat dalam belajar 6. Kurang mampu mengingat 7. Ketidaktahuan menemukan sumber
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan tingkat pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil : Perilaku sesuai anjuran meningkat
Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai topik meningkat
Edukasi Menyusui Observasi identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
identifikasi
tujuan
atau
keinginan
menyusui Terapeutik sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
informasi Gejala dan tanda mayor Subjektif : Menanyakan masalah
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
yang Persepsi yang keliru terhadap masalah
perilaku
tidak
sesuai anjuran
Menunjukkan
persepsi
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
Menunjukkan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
Libatkan sistem pendukung : suami, keluarga,
Perilaku membaik
masyarakat
tenaga
kesehatan
dan
Edukasi Berikan konseling menyusui
yang
Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan dengan benar
tidak
tepat
menurun
keliru terhadap masalah Gejala dan tanda minor Subjektif : Objektif : Menjalani pemeriksaan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
menurun
dihadapi Objektif : Menunjukkan
Ajarkan perawatan payudara antepartum dengan mengkompres dengan kapas yang
perilaku
telah diberikan minyak kelapa
berlebihan
Ajarkan perawatan payudara post partum ( mis memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin)
4
Defisit perawatan diri
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
Dukungan Perawatan Dri
…x… jam diharapkan perawatan diri meningkat dengan kriteria hasil : Kemampuan mandi meningkat
Penyebab : 1. Gangguan musculoskeletal 2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan 4. Gangguan psikologis dan/psikotik 5. Penurunan motivasi/minat
-
Monitor tingkat kemandirian
meningkat
-
Identifikasi kebutuhan alat bantu
Kemampuan makan meningkat
kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
Kemampuan ke toiliet (BAB/BAK)
makan
diri meningkat
Objektif : Tidak
mampu
mandi/mengenakan
diri sesuai usia
Kemampuan mengenakan pakaian
meningkat Gejala dan tanda mayor Subjektif : Verbalisasi keinginan melakukan perawatan Menolak melakukan perawatan
diri
Observasi - Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan
Minat melakukan perawatan diri meningkat
Mempertahankan kebersihan diri meningkat
Mempertahankan kebersihan mulut
Terapeutik - Sediakan lingkungan terapeutik (suasana hangat, rileks, provasi) -
Siapkan keperluan pribadi
-
Damping dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
-
ketergantungan
pakaian/makan/ketoilet/ berhias -
secara mendiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri
Minat melakukan perawatan diri
-
kurang
Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi -
Anjurkan
melakukan
perawatan
secara konsisten sesuai kemampuan
5
Gangguan citra tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
SLKI :
selama…x…jam gangguan citra tubuh
Promosi citra tubuh
pasien teratasi dengan kriteria hasil :
1. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
diri
SLKI :
2. Diskusikan
Citra tubuh 1. Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun 2. Fokus pada penampilan masa lalu menurun
Gangguan eliminasi urin
tubuh
dan
fungsinya 3. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri 4. Jelaskan
kepada
keluarga
tentang
perawatan dan perubahan citra tubuh
3. Hubungan sosial membaik
5. Latih peningkatan penampilan diri
Harga diri
6. Latih pengungkapan kemampuan diri
1. Penilaian diri positif meningkat 6
perubahan
kepada oranglain maupun kelompok
2. Perasaan malu menurun Setelah dilakukan asuhan keperawatan
SIKI :
selama ….x… jam, diharapkan gangguan
Perawatan Retensi Urine
eliminasi urin yang dirasakan pasien
a. Monitor tingkat distensi kandung kemih
berkurang dengan kriteria hasil : SLKI :
dengan palpasi dan perkusi b. Berikan rangsangan berkemih (kompres
Eliminasi urin
dingin pada abdomen)
1. Sensasi berkemih meningkat
c. Jelaskan penyebab retensi urine
2. Distensi kandung kemih meningkat
d. Ajarkan cara melakukan rangsangan
3. Berkemih tidak tuntas menurun Kontinensia urin 1.
Kemampuan berkemih meningkat
2. Residu
volume setelah berkemih
berkemih
7
menurun Ganggguan pertukaran gas SLKI : Respirasi Penyebab o Ketidakseimbangan ventilasiSetelah dilakukan tindakan perfusi keperawatan ….. x…. jam, maka o Penurunan membrane alveolusGangguan pertukaran gas kapiler meningkat dengan kriteria hasil : Gejala dan tanda : a. Mayor Subjektif o Dyspnea Objektif o PCO2 meningkat/ menurun o PO2 menurun o Takikardia o pH arteri meningkat/menurun o bunyi napas tambahan b. Minor Subjektif o Pusing o Penglihatan kabur Objektif o Sianosis o Diaphoresis o Gelisah o Napas cuping hidung o Pola nafas abnormal o Warna kulit abnormal o Kesadaran menurun
o o o o o o o
SIKI Respirasi Pemantauan respirasi 1. Observasi o Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas o Monitor pola nafas (seperti bradipnea, Dispnea menurun takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Bunyi nafas tambahan cheyne-stokes, ataksisk) menurun o Monitor saturasi oksigen Gelisah menurun o Auskultasi bunyi nafas PCO2 membaik o Palpasi kesimetrisan ekspansi paru PO2 membaik o Monitor nilai AGD Takikardia membaik o Monitor hasil x-ray thoraks pH arteri membaik 2. Terapeutik o Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien o Dokumentasikan hasil pemantauan 3. Edukasi o Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan o Informasikan hasil pemantauan, jika perlu Terapi oksigen 1. Observasi o Monitor kecepatan aliran oksigen
Kondisi klinis terkait o PPOK o GJK o Asma o Pneumonia o Tuberkulosis paru o Penyakit membrane hialin o Asfiksia o PPHN o Prematuritas o Infeksi saluran nafas
o Monitor alat terapi oksigen o Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup o Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, AGD), jika perlu o Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan o Monitor tanda tanda hipoventilasi o Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis o Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen o Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen 2. Terapeutik o Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea, jika perlu o Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen o Berikan oksigen tambahan, jika perlu o Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi o Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien 3. Edukasi o Ajarkan pasien dan keluarga cara
8
menggunakan oksigen dirumah 4. Kolaborasi o Kolaborasi penentuan dosis oksigen o Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur Hipertermia SLKI : SIKI Penyebab Termoregulasi Nyeri dan Kenyamanan o Dehidrasi Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen Nyeri ….x…… jam, maka hipertermia menurun Observasi o Terpapar lingkungan panas o Identifikasi lokasi, o Proses penyakit (mis. Infeksi dengan keriteria hasil karakteristik, durasi, frekuensi, dan kanker) o Menggigil menurun kualitas, intensitas nyeri o Ketidaksesuaian pakaian dengan o Tidak tampak kulit yang memerah o Identifikasi skala nyeri suhu lingkungan o Tidak ada kejang o Identifikasi respons nhyeri non o Peningkatan laju metabolissme o Tidak tampak Akrosianosis verbal o Respon trauma o Identifikasi faktor yang o Konsumsi oksigen menurun o Aktivitas berlebih memperberat dan o Piloereksi menurun o Penggunaan incubator memperingan nyeri o Idak tampak pucat o Identifikasi pengetahuan dan o Tidak terdapat takikardia Gejala dan tanda keyaninan tentang nyeri a. Mayor o Tidak tampak takipnea o Identifikasi pengaruh budaya Subyektif o Tidak terdapat bradikardia terhadap respon nyeri Tidak tersedia o Tidak ada hipoksia o Identifikasi pengaruh nyeri Obyektif o Suhu tubuh membaik pada kualitas hidup o Suhu tubuh diatas nilai o Suhu kulit membaik o Monitor keberhasilan terapi normal o Kadar glukosa membaik komplementer yang sudah b. Minor diberikan Subyektif o Monitor efek samping Tidak tersedia Obyektif penggunaan analgetik o Kulit merah Terapeutik o Berikan teknik nonfarmakologis untuk o Kejang
o Takardi o Tachipnea o Kulit terasa hangat Kondisi Klinis Terkait o Proses infeksi o Hipertiroid o Stroke o Dehidrasi o Trauma o Prematuritas
mengurangi rasa nyeri o Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri o Fasilitasi istirahat dan tidur o Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi o Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri o Jelaskan strategi meredakan nyeri o Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri o Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat o Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri Kolaborasi o Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu Terapi relaksasi Observasi o Identifikasi penurunan energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengangu kemampuan kognitif o Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan o Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya
9
Hipovolemia
SLKI
o Monitor respons terhadap terapi relaksasi Terapeutik o Ciptakan lingkungan yang tenang dan tenang tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruangan nyaman, jika memungkinkan o Gunakan pakaian longgar o Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama o Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain , jika sesuai Edukasi o Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia o Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih o Anjurkan mengambil posisi nyaman o Anjurkan rileks dan merasakan sensai relaksasi o Anjurkan sering mengulamgi atau melatih teknik yang dipilij o Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi Manajemen hypovolemia
Penyebab :
Setelah diberikan intervensi selama …x….
Observasi
Kehilangan cairan aktif
jam maka status cairan membaik, dengan
Kegagalan mekanisme regulasi
kriteria hasil :
Peningkatan permiabelitas
Kekuatan nadi meningkat
Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi terba lemah, tekanan darah menurun,
Turgor kulit meningkat
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
Kekurangan intake cairan
Ortopnea menurun
menurun, membrane mukosa kering,
Evaporasi
Dyspnea menurun
volume urin menurun, hematocrit
Gejala dan tanda
Frekuensi nadi membaik
meningkat, haus, lemah)
Mayor
Tekanan darah membaik
Subjektif (tidak tersedia)
Tekanan nadi membaik
Objektif
Membrane mukosa membaik
kapiler
Frekuensi nadi meningkat Nadi teraba lemah Tekanan darah menurun Tekanan darah menyempit Turgor kulit menurun Membrane mukosa kering Volume urin menurun Hematocrit meningkat Minor Subjektif Merasa lemah Mengeluh haus Objektif Pengisian vena menurun
Kadar hb membaik Kadar ht membaik Intake cairan membaik
Monitor intake dan output cairan Terapeutik Hitung kebutuhan cairan Berikan posisi mified tredelenburg Berikan asupan cairan oral Edukasi Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL) Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%) Kolaborasi pemberian cairan koloid
Status mental berubah Suhu tubuh meningkat
(mis. Albumin, plasmanate Kolaborasi pemberian produk darah
Konsentrasi urine meningkat Berat badan turun tiba-tiba Kondisi klinis terkait Penyakit adison
Manajemen syok hypovolemia Observasi Monitor status kardiopulmogonal
Trauma (pendarahan)
(frekuensi dan kekuatan nadi,
Luka bakar
frekuensi nafas, TD, MAP)
AIDS Penyakit crohn Muntah Diare Colitis ulseratif Hipoalbuminemia
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD) Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT) Periksa tingkat kesadarajndan respon pupil Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas, open wound/luka terbuka, tenderness/nyeri tekan, swelling/bengkak Terapeutik Pertahankan jalan nafas paten
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94% Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada perdarahan eksternal Berikan posisi syok (modified tredelenberg) Pasang jalur IV berukuran besar (mis. 14 atau 16) Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine Pasang selang nasogastric untuk dekompresi lambung Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit Kolaborasi Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak Kolaborasi pemberian transfuse darah, 10
Risiko hipovolemia
SLKI
jika perlu Manajemen hypovolemia
Faktor risiko
Setelah diberikan intervensi selama …x….
Observasi
Kehilangan cairan secara aktif
jam maka status cairan membaik, dengan
Gangguan absorbs cairan
kriteria hasil :
Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
Usia lanjut
Kekuatan nadi meningkat
terba lemah, tekanan darah menurun,
Kelebihan berat badan
Turgor kulit meningkat
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
Status hipermetabolik
Ortopnea menurun
menurun, membrane mukosa kering,
Kegagalan mekanisme regulasi
Dyspnea menurun
volume urin menurun, hematocrit
Evaporasi
Frekuensi nadi membaik
meningkat, haus, lemah)
Kekurangan intake cairan
Tekanan darah membaik
Efek agen farmakologis
Tekanan nadi membaik Membrane mukosa membaik
Kondisi klinis terkait
Kadar hb membaik
Penyakit Addison
Kadar ht membaik
Trauma/perdarahan
Intake cairan membaik
Luka bakar AIDS
Monitor intake dan output cairan Terapeutik Hitung kebutuhan cairan Berikan posisi mified tredelenburg Berikan asupan cairan oral Edukasi Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Penyait Crohn Muntah Diare Colitis ulseratif
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL) Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%) Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, plasmanate Kolaborasi pemberian produk darah Pemantauan cairan Observasi Monitor rekuensi dan kekuatan nadi Monitor frekuensi napas Monitor tekanan darah Monitor berat badan monitor waktu pengisian kapiler Monitor turgor kulit Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine Monitor kadar albumin dan protein total Monitor hasil pemeriksaan urine Monitor intake dan output cairan Identifikasi tanda-tanda hypovolemia Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan cairan Terapeutik Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan hasil pemantauan, jika 11
Hipervolemia
SLKI
perlu Manajemen hypervolemia
Penyebab
Setelah diberikan intervensi selama …x….
Observasi
Gangguan mekanisme regulasi
jam maka keseimbangan cairan meningkat,
periksa tanda dan gejala hypervolemia
Kelebihan asupan cairan
dengan kriteria hasil :
identifikasi penyebab hypervolemia
Kelebihan asupan natrium
asupan cairan meningkat
monitor status hemodinamik
Gangguan aliran balik vena
haluaran urine meningkat
monitor intake dan output cairan
Efek agen farmakologis
kelembaban membrane mukosa
monitor tanda hemokonsentrasi
Gejala dan tanda mayor Subjektif
meningkat
monitor tanda peningkatan tekanan
edema menurun
onkotik plasma
Ortopnea
dehidrasi menurun
monitor kecepatan infus secara ketat
Dyspnea
tekanan darah membaik
monitor efek samping diuretic
Paroxysmal nocturnal dyspnea
denyut nadi membaik
Objektif Edema anasarka dan/atau edema perifer Berat badan meningkat dalam waktu sinngkat JVP atau CVP Reflek hepatojugular positif Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Distensi vena jugularis Terdengar suara nafas tambahan Hepaotomegali
membrane mukosa membaik
Terapeutik
timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
berat badan membaik
batasi asupan cairan dan garam
tinggikan keoala tempat tidur 30-40o
Edukasi anjurkan melapor jika haluaran urine 1 kg dalam sehari ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan ajarkan cara membatasi cairan Kolaborasi
Kadar Hb/Ht turun
kolaborasi pemberian diuretic
Oliguria
kolaborasi penggantian kehilangan
Intake lebih banyak dari output Kongesti paru Kondisi klinis terkait
kalium akibat diuretic kolaborasi pemberian CRRT, bila perlu
Penyakit ginjal Hipoalbuminemia
Pemantauan cairan
GJK
Observasi
Kelainan hormone Penyakit hati Penyakit vena perifer imobilitas
Monitor rekuensi dan kekuatan nadi Monitor frekuensi napas Monitor tekanan darah Monitor berat badanmonitor waktu pengisian kapiler Monitor turgor kulit Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine Monitor kadar albumin dan protein total Monitor hasil pemeriksaan urine Monitor intake dan output cairan Identifikasi tanda-tanda hipervolemia
Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan cairan Terapeutik Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 12
Kesiapan Persalinan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
SIKI
selama ….x… jam, diharapkankesiapan
Perawatan
persalinan dapat teratasi dengan kriteria
Ketiga
hasil :
1. Memonitor tanda-tanda vital
SLKI
2. Timbang berat badan ibu
Status antepartum
3. Umur tinggi fundus
1. Kelekatan emosional dengan janin meningkat 2. Koping dengan ketidaknyamanan kehamilan menurun Tingkat pengetahuan
Kehamilan
Trimester
4. Periksa denyut jantung janin 5. Anjurkan menghindari kelelahan Edukasi Persalinan 1. Identifikasi tingkat pengetahuan 2. Identifikasi
pemahaman
ibu
tentang
Perilaku sesuai anjuran meningkat
persalinan 3. Siapkan materi dan media pendidikan
Perilaku sesuai pengetahuan
kesehatan
meningkat
4. Berikan kesempatan untuk bertanya
Perilaku keliru terhadap
5. Jelaskan metode persalinan yang ibu
masalah menurun
inginkan 6. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan 7. Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu 8. Ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan kecemasan
dan
ketidaknyamanan
persalinan 13
Kesiapan Peningkatan Manajemen Setelah dilakukan asuhan keperawatan Bimbingan Antisipatif Kesehatan
selama
... x ... menit diharapakan 1. Identifikasi metode penyelesaian masalah
Definisi
manajemen kesehatan meningkat dengan
Pola pengaturan dan pengintegrasian kriteria hasil :
yang biasa digunakan 2. Identifikasi kemungkinan perkembangan
program kesehatan ke dalam kehidupan 1. Melakukan tindakan untuk mengurangi
atau krisis situasional yang akan terjadi
sehari-hari
serta dampaknya pada anak dan keluarga
yang
cukup
untuk
faktor risiko meningkat
memenuhi tujuan kesehatan dan dapat 2. Aktivitas sehari-hari efektif memenuhi 3. Jadwalkan kunjungan pada setiap tahap ditingkatkan Gejala dan tanda mayor
tujuan kesehatan meningkat
perkembangan anak (jadwal imunisasi, rutin mengukur BB dan PB anak)
Subjektif 1.
4. Berikan referensi baik cetak ataupun Mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahannya
jadwal imunisasi) 5. Jelaskan
Objektif 1.
elektronik (tentang penyakit polio dan perkembangan
dan
perilaku
normal pada anak Pilihan
hidup
sehari-hari tepat untuk memenuhi
Edukasi Kesehatan
tujuan program kesehatan
1. Identifikasi ibu atau untuk kesiapan dan
Gejala dan tanda minor
kemampuan menerima informasi
Subjektif 1.
2. Identifikasi faktor – faktor ibu yang dapat Mengekspresikan
tidak adanya hambatan yang berarti
meningkatkan dan menurunkan motivasi mengetahui tentang penyakit
dalam mengintegrasikan program
3. Berikan kesempatan ibu untuk bertanya
yang ditetapkan untuk mengatasi
4. Jelaskan pada ibu faktor risiko yang dapat
masalah kesehatan 2.
mempengaruhi kesehatan anak Menggambarkan
berkurangnya
faktor
risiko
5. Ajarkan pada ibu perilaku hidup bersih dan sehat
terjadinya masalah kesehatan Objektif 1.
Edukasi Penyakit Tidak ditemukan
adanya gejala masalah kesehatan atau penyakit yang tidak terduga
1. Identifikasi ibu atau untuk kesiapan dan kemampuan menerima informasi 2. Berikan kesempatan ibu dan keluarga
untuk bertanya 3. Jelaskan
tanda
dan
gejala
yang
ditimbulkan oleh penyakit hepatitis B 4. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala penyakit hepatitis B 5. Jelaskan jadwal imunisasi Identifikasi Risiko 1. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku 2. Tentukan metode pengelolaan risiko yang baik 3. Lakukan pengelolaan risiko secara efektif 4. Lakukan
update
perencanaan
secara
regular (mis, bulanan, triwulan, tahunan) Manajemen Perilaku 1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku 2. Diskusikan
tanggung
jawab
terhadap
perilaku 3. Jadwalkan pemeriksaan anak secara rutin
4. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap dinas Penentuan Tujuan Bersama 1. Identifikasi tujuan – tujuan yang akan dicapai 2. Nyatakan tujuan dengan kalimat positif dan jelas 14
Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
3. Anjurkan mengenal masalah yang dialami Setelah dilakukan tindakan keperawatan Promosi kesiapan penerimaan informasi
Gejala dan Tanda Mayor
selama …x …. jam pasien mampu
Subjektif :
meningkatkan
Mengungkapkan minat dalam belajar Menjelaskan pengetahuan
kesiapan
pengetahuan
dengan kriteria hasil : Tingkat pengetahuan Keberlanjutan pelayanan rutin
tentang suatu topik Menggambarkan pengalaman
komunitas
sebelum yang sesuai dengan
Ketersediaan pelayanan kesehatan
topik
Ketersediaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar
Objektif : Prilaku sesuai pengetahuan
dengan
Kesiapan komunitas untuk tanggap krisis
Identifikasi informasi yang akan disampaikan Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini Identifikasi kesiapan penerimaan informasi Lakukan penguatan potensi dan keluarga untuk menerima informasi Libatkan pengambilan keputusan dalam keluarga untuk menerima informasi Fasilitasi mengenali kondisi tubuh
Adaptasi komunitas terhadap perubahan Motivasi Upaya mencari sumber sesuai kebutuhan Upayakan mencari dukungan sesui kebutuhan Prilaku bertujuan inisiatif Proses informasi Tingkat kepatuhan Status kognitif
yangyang membutuhkan layanan keperawatan Dahulukan menyampaikan informasi baik (positif) sebelum menyampaikan informasi kurang baik ( negative) terkait kondisi pasien Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi jika pasien membutuhkan bantuan Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk meningkatkan atau follow up kondisi pasien Fasilitasi askes pelayanan pada saat dibutuhkan Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk memudahkan pasien mendapatkan informasi kesehatan Anjurkan keluarga mendapingi pasien selama fase akut, progresif atau terminal, jika memungkinkan
Edukasi Kesehatan Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi prilaku hidup bersih dan sehat Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan Berikan kesempatan untuk bertanya Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat 15
Konstipasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
SIKI :
selama…x…jamkonstipasi pasien teratasi
Manajemen konstipasi
dengan kriteria hasil :
1.
Identifikasi faktor risko konstipasi
SLKI :
2.
Monitor
tanda-tanda
ruptur
Eliminasi fekal
bowel/peritonitis
1. Kontrol pengeluaran feses meningkat
Jelaskan penyebab dan rasionalisasi
3.
2. Keluhan defekasi lama dan sulit
tindakan pada pasien
menurun
4.
Lakukan massase abdomen
3. Konsistensi feses membaik
5.
Anjurkan diet (cairan dan serat)
4. Frekuensi defekasi membaik
6.
Jelaskan
pada
klien
konsekuensi
menggunakan laxative dalam waktu yang lama Kolaborasi penggunaan obat pencahar
7.
16
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan status menyusui membaik dengan kriteria hasil : Perlekatan bayi pada payudara ibu
Menyusu Tidak Efektif Penyebab : Fisiologi 1. Ketidakadekuatan suplai ASI 2. Hambatan pada nenonatus
meningkat
3. Abnormal payudara
4. Ketidakadekuatan reflex oksitosin 5. Payudara bengkak
Situasi 6. Tidak rawat gabung pentingnya
informasi
menyusui
memposisikan
bayi
dan
tentang manfaat
pada antenatal, intranatal, dan post natal Terapeutik Fasilitasi ibu melakukan IMD
Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau room in
Miksi bayi lebih dari 8 kali/24 jam meningkat
7. Kelahiran kembar
terpapar
ibu
dengan benar meningkat
6. Riwayat operasi payudara
7. Kurang
Kemampuan
Promosi ASI Ekslusif Observasi identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu
Gunakan sendok dan cangkir jika bayi belum bisa menyusu
Berat badan bayi meningkat
Tetesan/pancaran ASI meningkat
Suplai ASI adekuat meningkat
mendampingi
Putting tidak lecet setelah 2 minggu
menyusui berlangsung
melahirkan meningkat
Dukung
ibu
menyusui
dengan
selama
kegiatan
ibu
Diskusikan dengan keluarga tentang ASI ekslusif
menyusui 8. Kurangnya dukungan keluarga
Kecemasan maternal
Objektif
Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu
Kepercayaan diri ibu meningkat
Bayi tidur setelah menyusu meningkat
prenatal minimal 2 kali dan periode oasca
Payudara ibu kosong setelah menyusui
partum minimal 4 kali
meningkat
Gejala dan tanda mayor Subjektif : Kelelahan maternal
ASI tidak menetes/memancar BAK bayi kurang dari 8 kali dalam
Intak bayi meningkat
Hisapan bayi meningkat
Lecet pada putting menurun
Kelelahan maternal menurun
Kecemasan maternal menurun
Bayi rewel
Bayi menangis setelah menyusu
Edukasi Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
Nyeri
Jelaskan pentingnya menyusui di malam hari
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan produks ASI
Jelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI
Jelaskan manfaat rawat gabung
Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin
24 jam
Siapkan kelas menyusui pada masa
setelah melahirkan dan/lecet
terus
menerus
setelah minggu kedua
bayi hanya dengan ASI
Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin setelah lahir sesuai kebutuhan
Gejala dan tanda minor Subjektif : Objektif
Intake bayi tidak adekuat
Bayi
menghisap
Anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada
tidak
Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan memerah walaupun kondisi bayi
terus
atau ibu terpisah
menerus
Bayi menangis saat disusui
Bayi rewel dan menangis terus
Konseling Laktasi Observasi identifikasi keadaan emosional ibu saat
dalam jam-jam pertama setelah
akan dilakukan konseling menyusui
menyusui
Menolak untuk menghisap
identifikasi
keinginan
dan
tujuan
menyusui
identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui
Terapeutik Gunakan teknik mendengarkan aktif
Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
Edukasi Ajarkan teknik menyusui yang tepat
17
Nyeri akut Penyebab :
SLKI: Setelah dilakukan asuhan keperawatan
1. Agen pencedra fisiologis (mis. Inflamasi iskemia, neoplasma)
2. Agenpencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan) 3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, prosedur operasi, taruma, dll)
Gejala dan tanda mayor Subjektif : mengeluh nyeri Objektif
Tampak meringis
Bersikap proaktif (mis. waspada,
selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada pasien berkurang dengan kriteria hasil :
SIKI : Manajemen nyeri Observasi -
Tingkat Nyeri
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Nyeri berkurang dengan skala 2
-
Identifikasi skala nyeri
2. Pasien tidak mengeluh nyeri
-
Identifikasi respon nyeri nonverbal
3. Pasien tampak tenang
-
Identifikasi factor yang memperingan
4. Pasien dapat tidur dengan tenang 5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-
dan memperberat nyeri -
100 x/menit) 6. Tekanan darah dalam batas normal
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
-
Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
posisi menghindari nyeri)
(90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
Gelisah
7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit)
Frekuensi nadi meningkat
Kontrol Nyeri
Sulit tidur
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
Gejala dan tanda minor Subjektif : Objektif
dengan menggunakan manajemen nyeri
-
Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup pasien
-
Monitor efek samping penggunaan analgetik
-
2. Mampu mengenali nyeri (skala,
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Tekanan darah meningkat
Pola nafas berubah
Status Kenyamanan
-
Fasilitasi istirahat tidur
Nafsu makan berubah
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
-
Kontrol lingkungan yang memperberat
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
diaforesisi
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Terapeutik
berkurang
nyeri ( missal: suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan). -
Beri teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri (aromaterapi, terapi pijat, hypnosis, biofeedback, teknik imajinasi terbimbimbing, teknik tarik napas dalam dan kompres hangat/ dingin)
Edukasi -
Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
-
Jelaskan strategi meredakan nyeri
-
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
-
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi -
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
18
Nyeri Kronis
SLKI: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada pasien berkurang dengan kriteria hasil :
SIKI Manajemen nyeri Observasi -
Tingkat Nyeri
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Nyeri berkurang dengan skala 2
-
Identifikasi skala nyeri
2. Pasien tidak mengeluh nyeri
-
Identifikasi respon nyeri nonverbal
3. Pasien tampak tenang
-
Identifikasi faktor yang memperingan
4. Pasien dapat tidur dengan tenang 5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-
dan memperberat nyeri -
100 x/menit)
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Tekanan darah dalam batas normal
-
Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
(90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
-
Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit) Kontrol Nyeri
kualitas hidup pasien -
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Monitor efek samping penggunaan analgetik
-
Monitor keberhasilan terapi
2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Status Kenyamanan
komplementer yang sudah diberikan Terapeutik -
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
Berikan teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri (aromaterapi, terapi
berkurang
pijat, hypnosis, biofeedback, teknik imajinasi terbimbimbing, teknik tarik napas dalam dan kompres hangat/ dingin) -
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri ( missal: suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan)
-
Fasilitasi istirahat tidur
Perawatan kenyamanan Observasi - Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis. Mual, nyeri, gatal, sesak) - Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perasaannya Terapeutik - Berikan posisi yang nyaman - Ciptakan lingkungan yang nyaman Edukasi
-
Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan
-
Ajarkan terapi relaksasi
-
Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi 19
Resiko Hipotermia
Kolaborasi
pemberian
analgesik,
antipruritus, antihistamin, jika perlu SIKI Label
SLKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Hipotermia selama
...x...
klien
1.
Monitor suhu tubuh
terhindar dari resiko hipotermia dengan
2.
Monitor nadi dan pernafasan
kriteria hasil:
3.
Pertahankan suhu tubuh bayi
Termoregulasi
4.
Selimuti bayi segera setelah
1.
jam
diharapkan
Suhu tubuh
bayi
dalam
rentang normal (36,5-37,5°C) 2. 20
Resiko Infeksi
lahir 5.
Warna kulit merah muda
Tempatkan bayi baru lahir dalam inkubator dibawah penghangat
sesuai kebutuhan SIKI
SLKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pencegahan Infeksi selama
...x...
jam
diharapkan
klien
terhindar dari resiko infeksi dengan kriteria
1. Monitor tanda dan gejala infeksi 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
hasil:
dengan pasien dan lingkungan pasien
Tingkat Infeksi
3. Lakukan perawatan tali pusat
1.
4. Ajarkan ibu cara cuci tangan dengan
Integritas Kulit 90Baik
benar 5. Kolaborasi pemberian imunisasi jika 21
Retensi Urine Penyebab 1. Peningkatan tekanan uretra 2. Kerusakan arkus reflex 3. Blok sfingter 4. Disfungsi neurologis (mis. Trauma, penyakit saraf) 5. Efek agen farmakologis (mis.atropine, belladonna, psikotropik, antihistamin, opiate)
Gejala dan tanda mayor Subjektif : 1. Sensasi penuh pada kandung kemih
Objektif : 1. Disuria atau anuria 2. Distensi kandung kemih
Gejala dan tanda minor Subjektif : 1. Dribbling
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama…x…jam diharapkan masalah retensi urine membaik dengan kriteria hasil: □
Sensasi berkemih meningkat
□
Distensi kandung kemih menurun
□
Berkemih tidak tuntas menurun
□
Volume residu urine menurun
□
Urine menetes (dribbling) menurun
□
Disuria menurun
□
Frekuensi BAK membaik
□
Karakteristik urine membaik
perlu Manajemen Eliminasi Urine Observasi 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi urine 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi urine 3. Monitor eliminasi urine (mis.frekuensi, konsistensi, aroma, volume dan warna)
Terapeutik 1. Catat waktu dan haluaran berkemih 2. Batasi asupan cairan, jika perlu
Edukasi 1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih 2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine 3. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih 4. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-
Objektif : 1. Inkontinensia berlebih 2. Residu urine 150 ml atau lebih
otot panggul/berkemih 5. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi 6. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian obat Supositoria uretra jika perlu
Perawatan Kateter Urine Observasi 1. Monitor kepatenan kateter urine 2. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih 3. Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran urine 4. Monitor kebocoran kateter, selang dan kantung urine 5. Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)
Terapeutik 1. Gunakan teknik aseptic selama perawatan kateter urine 2. Pastikan
kateter
terbebas dari lipatan
dan
kantung
urine
3. Pastikan kantung urine diletakkan di bawah ketinggian kandung kemih dan tidakdi lantai 4. Lakukan perawatan perineal minimal 1x sehari 5. Kosongkan kantung urine jika kantung urine sudah terisi setengahnya 6. Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan 7. Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi 1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur dan risiko sebelum pemasangan kateter
Perawtaan Retensi Urine Observasi 1. Identifikasi penyebab retensi urine 2. Monitor efek agens farmakologis 3. Monitor intake dan output cairan 4. Monitor tingkat distensikandung kemih dengan palpasi atau perkusi
Terapeutik 1. Sediakan privasi untuk berkemih 2. Berikan
rangsangan
berkemih
(mis.
Kompres dingin pada abdomen) 3. Fasilitasi berkemih dengan interval yang
teratur
Edukasi 1. Jelaskan penyebab retensi urine 2. Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output urine 3. Ajarkan
cara
melakukan
rangsangan
berkemi
22
Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua Gejala dan tanda mayor Objektif :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama…x…jam diharapkan pencapaian peran menjadi orang tua membaik dengan kriteria hasil:
1. Bounding attachment optiomal
□
Bounding attachment meningkat
2. Perilaku positif menjadi orangtua
□
Perilaku positif menjadi orangtua
3. Saling berinteraksi dalam merawat bayi
Gejala dan tanda minor Subjektif : 1. Mengungkapkan kepuasan dengan bayi
Objektif : 1. Melakukan stimulasi visual, taktil
meningkat □
Interaksi perawatan bayi meningkat
□
Verbalisasi kepuasan memiliki bayi
□
□
atau
orang tua meningkat
perkembangan
serta
2. Identifikasi metode pemecahan masalah yang sering digunakankeluarga
Terapeutik 1. Fasilitasi dalam memutuskan strategi keluarga
Keinginan meningkatkan peran menjadi
situasi
dampaknya pada kehidupan keluarga
Kebutuhan fisik anak/anggota keluarga Kebutuhan emosi anak/anggota keluarga
kemungkinankrisis
masalah
pemecahan
terpenuhi meningkat
dan pendengaran terhadap bayi
1. Identifikasi
meningkat terpenuhi meningkat □
Promosi Antisipasi Keluarga Observasi
2. Lakukan
masalah kunjungan
yang
dihadapi
kepada
keluarga
secara berkala, jika perlu 3. Buat jadwal aktivitas bersama keluarga terkait masalah kesehatan yang dihadapi
Edukasi 1. Jelaskan perkembangan dan perilaku yang normal kepada keluarga
Kolaborasi 1. Kerjasama
dengan
tenaga
kesehatan
terkait lainnya, jika perlu
Edukasi Perawatan bayi Observasi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan 2. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi 1. Jelaskan manfaat perawatan bayi 2. Ajarkan
memandikan
bayi
dengan
memperhatikan suhu ruangan 21-24oC dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali 3. Ajarkan perawatan tali pusat 4. Ajarkan memantau tanda vital bayi 36,537,5 oC 5. Anjurkan menjemur bayi sebelum jam 9 pagi 6. Ajarkan pijat bayi 7. Anjurkan segera mengganti popok jika basah
8. Anjurkan penggunaan pakaian bayi dari bahan katun 9. Anjurkan menyusui sesuai kebutuhan bayi
23
Pola nafas tidak efektif Penyebab Depresi pusat pernapasan Hambatan upaya napas Deformitas dinding dada Deformitas tulang dada Gangguan neuromuscular Gangguan neurologis Penurunan energy Obesitas Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru Sindrom hipoventilasi Kerusakan inervasi diafragma Cedera pada medulla spinalis Efek agen farmakologis Kecemasan Gejala dan tanda mayor Subjektif Dyspnea Objektif Penggunaan otot bantu pernafasan Fase ekspirasi memanjang Pola nafas abnormal
SIKI Respirasi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x... jam, maka pola nafas tidak efektif menigkat dengan kriteria hasil : Penggunaan otot bantu nafas menurun Dispnea menurun Pemanjangan fase ekspirasi menurun Frekuensi nafas membaik Kedalaman nafas membaik
tifur
Gejala dan tanda minor Sujektif Ortopnea Objektif Pernafasan pursed lips Pernapasan cuping hidung Diameter thoraks anterior posterior meningkat Ventilasi semenit menurun Kapasitas vital menurun Tekanan ekspirasi menurun Tekanan inspirasi menurun Ekskursi dada berubah Kondisi klinis terkait Depresi system saraf pusat Cedera kepala Trauma thoraks Gullian bare syndrome Multiple sclerosis Myasthenia gravis Stroke Kuadriplegia 1. Intoksikasi alcohol 24
Risiko Perdarahan Faktor Risiko: Aneurisma
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Pencegahan perdarahan …x… jam diharapkan Tingkat perdarahan 1. Observasi menurun dengan kriteria hasil : a. Monitor tanda dan gejala perdarahan Kelembapan membarane mukosa meningkat
Gangguan gastrointestinal
Gangguan fungsi hati (mis. Sirosis
Kognitif meningkat
hepatis)
Hemoptisis menurun
c. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Hematemesis menurun
d. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time,
Komplikasi Ketuban
kehamilan
pecah
(mis.
dini,
Kelembapan kulit meningkat
plasenta previa, kehamilan kembar, dll)
Hematuri menurun
Komplikasi pasca partum (mis. Atoni uteri, retensi plasenta) Gangguan koagulasi Efek agen farmakologis Tindakan pembedahan Trauma Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan Proses keganasan
Distensi abdomen menurun
Perdarahan anus menurun
Perdarahan vagina menurun Perdarahan pasca operasi menurun Hemoglobin membaik Hematokrit membaik Tekanan darah membaik Denyut nadi apikal membaik Suhu tubuh membaik
b. Monitor nilai hematokrit/hrmoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
fibrinogen, degradasi fibrin) 2. Terapeutik
Pertahankan bed rest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunkan kasur pencegah dekubitus
Hindari pengukuran suhu rektal
3. Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan
menggunakan
kaus
kaki
saat
ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
Anjurkan
menghindari
aspirin
atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan makanan dan vitamin K
Anjurkan segera lapor segera jika terjadi perdarahan
4. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
obat
pengontrol
perdarahan, jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
Perawatan area insisi 2. Observasi
Perisa lokasi insisi adanyakemerahan bengkak atau tanda-tanda dehisen atau eviserasi
Monitor penyembuhan area insisi
Monitor tanda dan gejaka-gejala infeksi
3. Terapeutik
Bersihkan
area
insisi
dengan
pembersihan yang tepat
Usap area insisi
dari area yang bersih
menuju area yang kurang bersih.
Berikan salep asepti, jika perlu
4. Edukasi
Ajarkan meminimalkan penekanan pada area insisi
25
Ajarkan cara merawat area insisi.
Risiko perfusi jaringan perifer tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan
SIKI :
efektif
selama…x…jam tidak terjadi perfusi
Manajemen sensasi perifer
jaringan perifer tidak efektif dengan
a. Periksa perbedaan panas atau dingin
kriteria hasil :
b. Monitor perubahan kulit
SLKI :
c. Hindari pemakaian benda-benda yang
Status sirkulasi Kriteria hasil: a. Kekuatan nadi mengingkat
berlebihan suhuhnya (terlalu panas/dingin) d. Anjurkan pemakaian sepatu lembut dan bertumit rendah
b. Tekanan systole dan diastole dalam e. Kolaborasi pemberian analgetik rentang yang diharapkan c. Akral dingin menurun d. Fatigue menurun
26
Risiko Termoregulasi Tidak Efektif
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Edukasi pengukuran suhu tubuh
Penyebab
selama ... x... menit diharapkan suhu tubuh
Stimulasi pusat termotergulasi
membaik dengan kriteria hasil :
hipotalamus
Termoregulasi
Fluktuasi suhu lingkungan
Mengigil menurun
Proses penyakit (mis. Infeksi)
Suhu tubuh membaik
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
Proses penuaan
Suhu kulit membaik
Dehidrasi
Takikardi menurun
Dokumentasikan hasil pengukuran suhu
Ketidaksesuaian pakaian untuk
Bradikardi menurun
Jelaskan prosedur pengukuran suhu
suhu lingkungan
Takipnea menurun
Peningkatan kebutuhan oksigen
Pucat menurun
Perubahan laju metabolism
Kejang menurun
Suhu lingkungan ekstrem
Hipoksia menurun
Ketidakadekuatan suplai lemak
Tekanan darah membaik
subkutan
Kadar glukosa darah membaik
kesepakatan
tubuh Anjurkan terus memegang bahu dan menahan dada saat pengukuran aksila Ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu oral dan aksila Ajarkan cara meletakkan ujung
Berat badan ekstrem
thermometer dibawah lidak atau di
Efek agen farmakologis
bagian tengah aksila
Gejala dan tanda mayor Objektif Kulit dingin / hangat Menggigil Suhu tubuh fluktuatif Gejala dan tanda minor Objektif Piloereksi Pengisian kapiler >3 detik
Ajarkan cara membaca hasil thermometer raksa dan/atau elektronik Edukasi termotergulasi Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan Berikan kesempatan untuk bertanya
Tekanan darah meningkat
Ajarkan kompres hangat bila demam
Pucat
Ajarkan cara pengukuran suhu
Frekuensi napas meingkat
Anjurkan penggunaan pakaian yang
Takikardia
dapar menyerap keringat Anjurkan tetap memandikan pasien, jika
Kejang
memungkinkan
Kulit kemerahan
Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai
Dasar kuku sianotik
indikasi Anjurkan menciptakan lingkungan yang aman Anjurkan banyak minum Anjurkan penggunaan pakaian yang longgar Anjurkan minum analgesic jika merasa pusing Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika demam > 3 hari. 27
Berat Badan Lebih b.d
Setelah dilakukan intervensi keperawatan Konseling Nutrisi
1. Kurang aktivitas fisik harian
selama.... jam, maka status berat badan Observasi :
2. Kelebihan konsumsi gula
dalam batas normal dengan kriteria hasil :
1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
3. Gangguan kebiasaan makan
1. Berat badan membaik (normal)
4. Gangguan persepsi makan
2. Tebal
5. Kelebihan konsumsi alkohol 6. Penggunaan
energi
kurang
dari Indeks massa tubuh (IMT) normal
membaik
2. Identifikasi
kemajuan
modifikasi
diet
secara reguler 3. Monitor intake dan output cairann nilai Hb, tekanan darah, kenaikan berat badan,
7. Sering mengemil memakan
dan kebiasaan membeli makanan makanan
berminyak/berlema adiposa,
Terapiutik : 1. Bina hubungan terapiutik
9. Faktor keturunan (misal distribusi jaringan
kulit
(berkurang)
asupan 8. Sering
lipatan
makan yang akan diubah
pengeluaran
energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolisis) 10.Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi) 11.Asupan kalium rendah (pada anakanak)
2. Sepakati lama waktu pemberian konseling 3. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis 4. Gunakan standar nutrisi sesuai program diet
dalam
mengevaluasi
asupan makanan 5. Pertimbangkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
12.Berat badan bertambah cepat
(mis,
13.Makanan padat sebagai sumber
perkembangan, penyakit)
makanan utama pada usia 25 kg/m2 (pada dewasa) atau
terhadap diet yang diprogramkan
berat dan panjang badan lebih dari
Kolaborasi :
persentil 95 (anak-anak 25 mm
1. Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat badan Terapiutik : 1. Hitung berat badan ideal pasien 2. Hitung persentase lemak dan otot pasien 3. Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis Edukasi : 1. Jelaskan
hubungan
antara
asupan
makanan, ativitas fisik, penambahan berat badan penambahan berat badan dan peurunan berat badan 2. Jelaskan faktor risiko berat badan lebih dan berat badan kurang 3. Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu, jika perlu 4. Anjurkan melakukan pencatatan asupan
makanan, aktivitas fisik dan perubahan 28
Risiko berat badan lebih
berat badan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Edukasi Diet
Faktor risiko :
selama ........ jam, maka berat badan dalam Observasi :
1. Kurang aktivitas fisik harian
batas normal dengan kriteria hasil :
2. Kelebihan konsumsi gula
1.
Berat badan membaik
3. Gangguan kebiasaan makan
2.
Tebal liptan kulit berkurang
2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
4. Gangguan persepsi makan
3.
Indeks massa tubuh dalam batas
3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
5. Kelebihan konsumsi alkohol 6. Penggunaan energi kurang dari asupan
kemampuan
pasien
dan
keluarga menerima informasi
dan masa lalu 4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan
7. Sering mengemil 8. Sering
normal
1. Identifikasi
memakan
berminyak/berlemak 9. Faktor keturunan
5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk makanan
menyediakan makanan Terapiutik : 1. Persiapkan materi, media dan alat peraga 2. Jadwalkan
waktu
yang
tepat
untuk
memberikan pendidikan kesehatan 3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga berencana 4. Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu Edukasi : 1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan 2. Informasikan
makanan
yang
diperbolehkan dan dilarang 3. Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu 4. Anjurkan mempertahankan posisi semi fowler 20 – 30 menit setelah makan 5. Anjurkan
mengganti
bahan
makanan
sesuai dengan diet yang diprogramkan 6. Anjurkan
melakukan
olahraga
sesuai
toleransi 7. Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai 8. Ajarkan
cara
merencanakan
makanan
sesuai program Kolaborasi : Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika perlu 29
Risiko defisit nutrisi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Gangguan Makan
Faktor risiko :
selama
1. Ketidakmampuan menelan makanan
nutrisimembaik dengan kriteria hasil :
........
jam,
maka
status Observasi : 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan
2. Ketidakmampuan
mencerna
makanan 3. Ketidakmampuan
mengabsorbsi
nutrien 4. Peningkatan
kebutuhan
metabolisme tidak mencukupi) psikologis
Terapiutik :
3. Serum albumin meningkat
1. Timbang berat badan secara rutin
4. Ungkapan keinginan untuk meningkat
2. Diskusikan perilaku makanan dan jumlah
nutrisi meningkat
aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang tentang
makanan/minuman
pilihan
yang
sehat
meningkat (misal,
keengganan untuk makan)
stres,
dan cairan serta kebutuhan kalori
2. Kekuatan otot menelan meningkat
5. Pengetahuan
5. Faktor ekonomi (misal, finansial 6. Faktor
1. Kekuatan otot pengunyah meningkat
nutrisi yang tepat meningkat minuman yang aman meningkat sesuai
dengan
makanan/minuman tujuan
4. Berikan
penguatan
keberhasilan
7. Penyiapan dan penyimpanan makanan/ terhadap
3. Laukan kontrak perilaku (misal, target berat badan, tanggungjawab perilaku)
6. Pengetahuan tentang standar asupan
8. Sikap
sesuai
kesehatan
meningkat
positif
target
dan
terhadap perubahan
perilaku 5. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak 6. Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah
9. Perasaan cepat kenyang menurun
Edukasi :
10. Sariawan menurun
1. Anjurkan membuat catatan harian tentang
11. Rambut rontok menurun
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
12. Diare menurun
makanan
13. Berat badan membaik
disengaja, muntah, aktivitas berlebih)
(misal,
pengeluaran
14. Nafsu makan membaik
2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
15. Bising usus membaik
3. Ajarkan
keterampilan
koping
yang
untuk
16. Index massa tubuh membaik
30
Risiko Ketidakseimbangan Cairan:Berisiko mengalami penurunan, peningkatan, atau percepatan perpindahan cairan dari intravaskuler, interstisial atau intravaskuler Faktor Risiko □ Prosedur pembedahan mayor □ Trauma/ perdarahan □ Luka bakar □ Aferesis □ Asites □ Obstruksi intestinal □ Peradangan pankreas □ Penyakit ginjal dan kelenjar □ Disfungsi intestinal Kondisi Klinis Terkait □ Prosedur pembedahan mayor □ Penyakit ginjal dan kelenjar □ Perdarahan □ Luka bakar
penyelesaian masalah perilaku makan
17. Tebal lipatan kulit triceps membaik
Kolaborasi :
18. Membran mukosa
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target
19. Frekuensi makan membaik
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan
makanan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Cairan selama … x 24 jam maka keseimbangan Observasi cairan meningkat dengan kriteria hasil: □ Monitor status hidrasi (mis, frekuensi □ Asupan cairan meningkat nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian □ Haluaran urin meningkat kapiler, kelembaban mukosa, turgor □ Keseimbangan membran mukosa kulit, tekanan darah) □ Asupan makanan meningkat □ Monitor berat badan harian □ Tidak terjadi Edema □ Monitor berat badan sebelum dan □ Tidak ada Dehidrasi sesudah dialisis □ Tekanan darah normal □ Monitor hasil pemeriksaan laboratorium □ Denyut nadi radial normal (mis, hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis □ Tekanan arteri rata-rata urine, BUN) □ Membran mukosa lembab □ Monitor status hemodinamik (mis, □ Mata tidak cekung MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia) □ Turgor kulit < 2 detik Terapeutik □ Berat badanmeningka □ Catat intake output dan hitung balans cairan 24 jam □ Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan □ Berikan cairan intravena, jika perlu Kolaborasi □ Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu Pemantauan Cairan Observasi
□ □ □ □ □ □ □ □ □ □ □
□
□
Monior frekuensi dan kekuatan nadi Monitor frekuensi napas Monitor tekanan darah Monitor berat badan Monitor waktu pengisian kapiler Monitor elastisitas turgor kulit Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine Monitor kadar albumin dan protein total Monitor pemeriksaan serum (mis, osmolaritas serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN) Monitor intake dan output cairan Identifikasi tanda- tanda hipovolemia (mis, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat) Identifikasi tanda- tanda hipervolemia (mis, dispnea, edema perifer, edema anasarka, JVP menigkat, CVP menigkat, refleks hepatojugular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat) Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis, prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi intestinal, peradangan
pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal) Terapeutik □ Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien □ Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi □ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan □ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 31
Termoregulasi Tidak Efektif
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
Regulasi Temperatur
Definisi :
selama ... x 24 jam. Diharapkan
Observasi
Kegagalan mempertahankan suhu tubuh termoregulasi tidak efektif pasien dapat dalam rentang normal.
teratasi dengan kriteria hasil : Termoregulasi Pasien tidak menggigil
Penyebab : Stimulasi
pusat
termoregulasi Wajah pasien tidak pucat
hipotalamus
Pasien tidak kejang
Monitor suhu tubuh anak sampai stabil (36,5C – 37,5C) Monito suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu Monitor
tekanan
darah,
frekuensi
pernapasan dan nadi
Fluktuasi suhu lingkungan
Tidak ada kulit kemerahan
Monitor warna dan suhu kulit
Proses penualot (mis. Infeksi)
Suhu tubuh pasien normal
Monitor dan catat tanda dan gejala
Proses penuaan
Tekanan darah normal
hipotermia dan hipertermia
Dehidrasi
Terapeutik
Ketidaksesuaian pakaian untuk suhu
Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika
lingkungan
perlu
Peningkatan kebutuhan oksigen Perubahan laju metabolisme
adekuat Sesuaikan
Suhu lingkungan ekstrem Ketidakadekuatan
suplai
lemak
lingkungan
dengan
kebutuhan pasien Jelaskan
Berat badan ekstrem agen
suhu
Edukasi
subkutan Efek
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
farmakologis
Sedasi)
(mis.
cara
pencegahan
hipotermia
karena terpapar udara dingin Kolaborasi Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
Gejala dan Tanda Mayor:
perlu.
Subjektif : Objektif
Pemantauan Cairan
Kulit dingin / hangat
Observasi
Menggigil
Monitor Nadi, RR dan TD
Suhu tubuh fluktuatif
Monitor berat badan Monitor elastisitas atau turgor kulit
Gejala dan Tanda Minor Subjektif : Objektif : Piloreksi
Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine Monior intake dan output cairan Identifikasi
faktor
risiko
Pengisian kapiler > 3 detik
ketidakseimbangan cairan
Taknan darah meningkat
Terapeutik
Pucat
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
Frekuensi napas meningkat Takikardia
Dokumentasikan hasil pemantuan
Kejang
Edukasi
Kulit kemerahan
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Dasar kuku sianosis
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.