Lap Biologi Pola Hereditas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM “Pola-Pola Hereditas”



Oleh : Abdul Aziz



(01)



Azundha Rahmadani A



(11)



Reyhan Rizky Pratama P



(33)



Winda Puspitarani



(38)



XI MIPA 3



Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan limpaha nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan berjudul “ Pola-Pola Hereditas”. Pada penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pengajar Mata Pelajaran Biologi kelas XII MIPA 3 yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan percobaan ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini. Dalam penyusunan laporan percobaan ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat. Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan YME selalu membalas budi baik anda semua.



Surabaya, 29 Oktober 2018



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor Mendel. Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah Haeckel (1868).Blendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Tiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang "faktor keturunan". Pada waktu itu Mendel belum menggunakan istilah "gen", Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan Alela, Satu dari pasangam alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila keduanya ada bersama-sama. Pada pembentukan "gamet" alela akan memisah, setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut. Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun. Besarnya diprkirakan 4-50, Istilah gen pertama kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Gregor Mendel telah berasumsi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia menyebutnya 'faktor', Pada 1910, Sedangkan factor yang menentukan jenis kelamin ada 2 yaitu factor lingkungan dan factor genetik dan untuk menentukan golongan darah bisa dengan menggunakan sistem AOB atau bisa dengan sistem rhesus. 1.2 TUJUAN Untuk mengetahui fenotip dan genotip dari perkawinan monohibrida dan dihibrida.



BAB II METODE PENELITIAN 1.1 ALAT DAN BAHAN 



2 buah baling genetika







2 jarum pentul atau paku kecil



1.2 CARA MEMBUAT MODEL Gunakan 2 buah baling-baling genetika yang masing – masing mempunyai 4 tangan. Tiap tangan menggambarkan gamet-gamet dengan gen-gennya. 1.3 URUTAN KERJA 1. Buatlah sepasang baling-baling genetika dimana bagian tengah-tengah baling-baling dilubangi dengan paku atau jarum pentul. 2. Putarlah 2 buah baling-baling tersebut secara bersamaan, tunggu sampai berhenti sendiri. 3. Amati tangan baling-baling yang bertemu dan catatlah dalam tabel(tangan balingbaling yang bertemu diumpamakan sebagai 2 gamet yang melebur menghasilkan individu baru). 4. Putarlah baling-baling tersebut minimal 96 kali. 5. Isikan genotip dan fenotip yang muncul ke dalam tabel.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN No.



Genotip



Fenotip



Ijiran



Jumlah



1.



RRPP



Walnut



IIIII II



7



2.



RRPp



Walnut



IIIII IIIII II



12



3.



RRpp



Rose



IIIII



5



4.



Rrpp



Rose



IIIII IIIII I



11



5.



RrPP



Walnut



IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII



25



6.



RrPP



Walnut



IIIII IIIII II



12



7.



rrPP



Pea



IIIII III



8



8.



rrPp



Pea



IIIII IIII I



11



9.



Rrpp



Single



IIIII



5



Pertanyaan Tabel diatas metupakan F1 hasil persilangan dari induk Antara ayam berpial gerigi dan ayam berpial biji. 1. Bagaimanakah F1 nya? 2. Dari tabel diatas, berapa macam fenotip yang muncul pada F1 dan bagaimana perbandingan fenotipnya? 3. Adakah persamaan dan perbedaan Antara persilangan diatas dengan persilangan dihibrid menurut Hukum Mendel?



Jawab 1.



a. P



: RRpp



X



G : Rp



rrPP rP



F1 : RrPp (walnut)



b. P : RRpp



X



G : Rp



rrPP rP, rp



F1 : RrPp (walnut), Rrpp (rose)



c. P : Rrpp



X



rrPP



G : Rp;rp



rP



F1 : RrPp (walnut), rrPp (pea)



d. P : RRpp G : Rp;rp



X



rrPP rP,rp



F1 : RrPp (walnut)



2. Macam fenotip perbandingannya adalah 1:2:1:2:4:2:1:2:1 3. Perbedaannya adalah pada persilangan penyimpangan semu (atavisme) keturunan yang dihasilkan berbeda dengan kedua induknya. Untuk dihibrid diwariskan kepada keturunannya dgn probabilitas yg sama Persamaannya pola perbandingan yang sama



semua kombinasi alel



BAB V PENUTUP 1.1 KESIMPULAN 1. Peristiwa penyimpangan terhadap hukum Mendel ke-I terjadi karena adanya interaksi



antara gen-gen. Yaitu adanya sebuah atau sepasang gen yang menutupi (mengalahkan) atau dikalahkan ekspresi gen lain yang bukan alelnya. Monohibrid adalah persilangan yang hanya menggunakan satu macam gen yang berbeda atau menggunakan satu sifat beda. Hukum I Mendal pada intinya mengungkapkan bahwa dua alat yang mengakhiri sifat tertentu akan terpisah pada dua gamet yang berbeda. 2.



Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel berbeda Hukum Mendel ke-II menyatakan bahwa apabila 2 individu memiliki 2 pasang sifat atau lebih maka diturunkannya sifat secara bebas tidak bergantung pada pasangan sifat yang lainnya.



3. Pada proses persilangan akan dihasilkan gen yang bersifat dominasi penuh dan bersifat



dominasi sebagian/intermediat. Dominasi penuh merupakan sifat dominan yang paling banyak muncul atau sifat yang menutupi, sedangkan dominasi sebagian/intermediat adalah sifat yang akan tampak dan merupakan campuran dari dua sifat.



1.2 SARAN Ketika memutar baling-baling diharapkan kedua baling-baling harus saling bertemu agar menemukan data yang tepat.



DAFTAR PUSTAKA Arianto,Erik. 2008. Laporan Praktikum Genetika persilanga Monohibrid.Jakarta Suryo.1984 .Genetika. UGM Press: Yogyakarta. Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga Team Teaching. 2014. Mata Kuliah Biologi. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo Winatasasmita, D. Dkk, 1999. “ Biologi Umum”. Jakarta : Universitas terbuka. Yatim, Wildan .2003 .Genetika.Tarsito: Bandung