Lap7 Bonsai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN “BONSAI” Dosen Pengampu : Ir Inkorena Gern S. Sukartono, M.Agr Siti Fatimah Nurul Q, SP.,M.Si



NAMA



: SHARFINAH



NIM



: 153112500150021



AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NASIONAL DESEMBER, 2017



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bonsai lebih dikenal sebagai tanaman kerdil yang terlihat indah dengan berbagai hasil penuangan karya seni dari manusia. Asal bonsai pertama kali nampak di China dengan sebutan penjing. Seni pemangkasan tanaman yang biasa disebut penjing oleh masyarakat China ini, sangat digemari oleh para pejabat kerajaan dimasa itu. Untuk pengembangan dari penjing sendiri, dilakukan oleh para biksu yang beragama Tao dimana tanaman ini merepentasikan salah satu pokok ajarannya yaitu tentang terciptanya keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alamnya. Untuk asal originalitas seni pemangkasan ini semua pihak sepakat bahwa China adalah asal asli teknik pemangkasan ini. Dahulu seni mengkerdilkan pohon di negeri asalnya sangat kurang diminati meskipun ada yang tertarik dengan keindahan dan keajaiban bentuk pohonnya. Setelah memasuki Jepang, seni bonsai langsung disenangi kaum pria dan wanita karena Jepang memeng terkenal pandai meniru. Rasa seni yang sudah melekat pada diri setiap masyarakat di Jepang mendorong mereka untuk mengerdilkan pohon dan meliuk-liukkan tanaman. Di Indonesia, bonsai semula hanya sebagai hobi dari beberapa penggemar, tetapi dengan adanya pemberiataan dari beberapa media cetak yang memberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai bonsai, maka bonsai tidak hanya milik beberapa orang saja. Hingga tahun 1991 penggemar bonsai semakin banyak. Mereka umumya menyenangi jenis bonsai dari tanaman asli Indonesia yang berasal dari hutan. Di pasaran bonsai dunia, Indonesia sudah mampu bersaing dengan Negara-negara penghasil bonsai lainnya seperti Jepang, Cina dll. Hal ini disebabkan karena Indonesia mampu membuat bonsai dari jenis tanaman asli Indonesia sendiri. Pengakuan bonsai tropis Indonesia sebagai bonsai kelas dunia berdampak positif terhadap prospek bisnis bonsai di Indonesia. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui beberapa teknik dan bentuk dalam membonsai tanaman.



BAB II DASAR TEORI



2.1 Sejarah Bonsai Menurut catatan kuno, bonsai sudah dikenal di Cina sejak tahun 600 SM, bahkan kemungkinan besar sudah di buat di negara tersebut jauh sebelumnya. Seni bonsai ini kemudian di bawa ke Jepang sekitar tahun 1200 dan berkembang dengan pesat mulai 1900-an. Bonsai mulai disebarluaskan oleh bangsa Jepang ke seluruh dunia. Bonsai terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Jepang, yaitu bon yang berarti pot dan sai yang berarti tanaman. Jadi, bonsai dapat diartikan sebagai tanaman yang di pelihara di dalam pot. Namun, tidak semua tanaman di dalam pot dapat di sebut bonsai karena tanaman tersebut harus memenuhi kriteria tertentu. Bonsai mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1940. Namun, baru pada tahun 1979 didirikan perkumpulan penggemar bonsai Indonesia (PPBI) di Jakarta, yang kemudian menyebar dan berkembang menjadi sekitar 80 cabang di seluruh nusantara. Hampir setiap minggu, secara bergantian, cabang-cabang PPBI menyelenggarakan pameran dan kontes bonsai. Melalui tanaman mini ini terbentuklah komunitas bonsai yang mendunia. perkumpulan penggemar bonsai tidak hanya terbentuk di kawasan asia saja, tetapi sudah meluas sampai ke benua Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia. 2.2 Gaya Tanaman Bonsai Bonsai diukur dari tepi atas pot sampai ke puncak mahkota. Berdasarkan ukurannya, bonsai dikelompokkan menjadi lima kategori sebagai berikut : 1. Kecil sekali ( mame bonsai ) – tinggi s/d 15 cm 2. Kecil ( small bonsai ) – tinggi > 15-30 cm 3. Sedang ( medium bonsai ) – tinggi > 30-60 cm 4. Besar ( large bonsai ) – tinggi > 60-100 cm 5. Besar sekali ( extra large ) – tinggi > 100-150 cm Bisa dilihat dari ukuran tanaman di alam, jenis tanaman dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu sebagai berikut :



1. Tanaman belukar (tinggi sampai 2 m). Tanaman dalam kelompok ini cocok dibuat bonsai ukuran mame dan kecil. Contoh tanaman : mirten dan soka. 2. Tanaman perdu (tinggi sampai 5 m).Tanaman dalam kelompok ini cocok di buat bonsai ukuran sedang dan besar. Contoh tanaman : jeruk kelingkit dan kemuning. 3. Tanaman pohon (tinggi lebih dari 5 m). Tanaman dalam kelompok ini cocok di buat bonsai ukuran besar atau besar sekali. Contoh tanaman : beringin dan podocarpus (lohansung). Pada mulanya, bonsai hanya di buat menurut lima gaya yang terdiri dari gaya tegak lurus, tegak berliku, miring, setengah menggantung, dan menggantung. 1. Tegak lurus (chokan) Ciri gaya ini antara lain batangnya tegak lurus ke atas, biasanya mempunyai akar di sekeliling batang. Umumnya, bonsai bergaya tegak lurus ini banyak di temukan pada jenis tanaman cemara (cemara duri, cemara buaya). 2. Tegak berliku (tachiki) Dimulai dari bawah batangnya tegak berliku ke atas dan pada bagian mahkota kembali ke tengah pot lagi. Akar sekeliling pangkal batang dan biasanya berjumlah 4 atau lebih. 3. Miring (shakan) Batang ada yang miring ke kiri, tetapi ada juga yang miring ke kanan. Secara alami, bila batang miring ke kanan, harus ada akar di sisi kiri yang besar dan kuat karena harus menahan kemiringan tersebut. Begitu pula sebaliknya, akar akar samping ini lebih kuat dari akar di depan dan di belakang. 4. Setengah menggantung (hang kengai) Batangnya rebah ke kiri atau ke kanan yang kemudian disambung dengan cabang yang menggantung ke bawah. Rantingnya menyebar ke samping dan ke bawah, tetapi tidak melewati bibir pot. Bila rebah ke kanan, akar di sisi kiri harus kuat untuk menahan beban berat dari pohon, begitu juga sebaliknya. 5. Menggantung (kengai) Dimulai dari perakaran samping yang kokoh, batang miring ke atas, lalu turun melewati bibir pot dan meliuk-liuk ke bawah. Seperti air terjun yang mengalir



kebawah. Ujung bawah bonsai ini melewati dasar pot, untuk itu, pot harus memakai pilar. Seiring dengan perkembangan zaman, kelima gaya dasar tersebut kemudian berkembang menjadi gaya-gaya yang lain. seperti berikut: 1.



Berumpun (kabudachi) Dari satu batang tanaman di permukaan tanah, pecah menjadi beberapa batang, bisa jadi 5,6,7 batang dan seterusnya. Setiap batang memiliki paling sedikit satu akar dan mempunyai satu mahkota lengkap. Batang yang terbesar atau yang paling tinggi akan menjadi tempat mahkota utama.



2.



Kubah (hoki tsukuri) Batang tumbuh ke atas kemudian pecah menjadi beberapa cabang yang ujungujung daunnya membentuk kubah atau seperti sapu terbalik. Terkesan kuat dan mengayomi. perakaran yang kokoh ada di sekeliling batang.



3.



Akar terjalin (netsu neagari) Terdiri dari beberapa batang dan masing-masing batang tersambung oleh akar yang tampak di permukaan tanah. biasanya gaya ini terkesan seperti hutan.



4.



Rakit (ikada) Awal terbentuknya bonsai ini yaitu dari pohon yang rubuh atau tumbang ke tanah, tetapi tidak mati. Batang aslinya yang rubuh akan menjadi bonggol perakaran yang memanjang dan menghubungkan batang baru, yang terbentuk dari cabang-cabang pohon lama. Dari binggol akar tadi, akan tumbuh perakaran yang baru.



5.



Tampil akar (neagari Perakaran ditampilkan menonjol keluar di atas permukaan media tanam dan keindahannya menjadi pusat perhatian. Dari perakaran akan menyambung keatas dengan batangnya. Biasanya tampak gemulai dan cantik.



6.



Tumbuh di batu Tumbuh di dalam sela-sela batu/shizuke, akar tidak tampak menonjol karena tertanam di dalam batu. Dan tumbuh di atas batu/sekijoju, pohon tumbuh menumpang di atas batu, perakaran tampak menonjol, bahkan mencengkram batu.



7.



Terpelintir (nejikan) Batang atau cabang terpelintir, gaya ini terbagi dua, yaitu satu cabang atau batang terpelintir. Satu atau lebih batang atau cabang terpelintir satu kali putaran atau lebih. Biasanya di tempat terpelintir, batang atau cabang tersebut lebih besar dari bagian bawahnya. Selain itu ada yang dua batang atau dua akar yang saling memlintir satu sama lain. Ukuran batang/cabang tidak terlalu besar. Biasanya jenis belukar dan perdu.



8.



Sastrawan (Bunjin) Batang tanaman tinggi dan ramping, mempunyai liukan yang indah dan enak di pandang. Ada beberapa cabang yang mati kering, yang memperlihatkan ketuaan. Mahkota dan juga ranting-rantingnya hanya berdaun sedikit. Kesannya seperti pohon yang sudah sangat tua, hidup sengsara di terpa keganasan alam, namun tetap bertahan.



9.



Merunduk (shidare tsukuri) Pada gaya jenis ini mulai dari cabang dan ranting semuanya merunduk ke bawah.



10. Tertiup (fukinagashi) Pohon ini seakan tertiup angin terus-menerus sehingga semua perantingan mengarah ke satu sisi. Daun tidak rimbun, hanya tipis dan sedikit saja. 11. Keringan (sharimiki) Terdapat cabang atau ranting yang sudah kering/mati total, yang dapat berasal dari pohon itu sendiri atau merupakan buatan manusia (ditempel). Bagian kering ini mempunyai keindahan tersendiri, seakan di ukir oleh alam Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan gaya keringan : a. Jin: tanaman atau cabang tanaman yang sengaja di perpendek. Kemudian dipecahkan dan dikelupas kulit kambiumnya. b. Shari: sebagian dari batang tanaman di kelupas kulit kambiumnya memanjang ke bawah. c. Uro: rongga yang ada pada batang pohon dan biasanya bersambung dengan shari. d. Sharimiki: sebagian besar terdiri dari keringan, dibuat dari beberapa shari dan jin.



e. Sabamiki: lubang atau celah memanjang pada batang atau menyatu dengan shari dan jin. 12. Berbatang banyak Berbatang dua (sokan), berbatang tiga (sankan), berbatang lima (gokan), dan seterusnya. Untuk mencapai suatu kondisi asimetri yang seimbang, asalkan posisi besar-kecilnya, kemirigan, tinggi rendahnya, dan dimensi batang-batang tersebut harmonis dan indah dipandang serta membentuk segitiga asimetri yang seimbang. 13. Berkelompok (yose ue) Biasanya terdiri dari sekelompok pohon yang di tata dalam sebuah pot tipis sehingga memberi kesan pemandangan yang luas seperti hutan atau kebun. Seperti halnya dengan gaya bonsai berbatang banyak, gaya berkelompok (yose ue) ini tidak masalah seandainya jumlah pohon tersebut genap, yang penting penataannya indah, serasi, dan enak di pandang.



BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2017 dan bertempat di Kebun Percobaan Bambu Kuning Universitas Nasional. 3.2. Alat dan Bahan 1. Tanaman pacira 2. Kawat 3. Tang khusus bonsai 3.3. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Dipotong kawat sesuai dengan kebutuhan. 3. Kawat mulanya dililitkan pada batang bawah tanaman kemudian dibagi menjadi dua cabang dan dibentuk sesuai dengan keinginan.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Praktikum



4.2 Pembahasan Bonsai adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat tanaman miniatur dari bentuk asli pohonnya yang terdapat di alam bebas. Budidaya bonsai membutuhkan kreativitas, kesabaran, ketekunan dan kecintaan pembuatannya terhadap tanaman sebagai landasan utama dalam pembuatan dan perawatan bonsai. Umumnya, tanaman yang akan dibonsai harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :  Tanaman dikotil, atau tanaman berkeping dua umumnya berbentuk pohon yang keras danberekambium. Jenis tanaman inilah yang paling ideal dijadikan bonsai. Tanaman jenis monokotil (seperti jenis kelapa, bambu, semak dan perdu) bisa juga dikerdilkan, tetapi disebut dengan bonsai sejati.  Berumur panjang, pasalnya, bonsai merupakan seni yang terus tumbuh, sehingga memerlukan tanaman yang bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun.  Tahan hidup menderita, sebaiknya tahan hujan dan panas. Selain itu, juga tahan terhadap kondisi wadah yang sempit dan terbatas. Sebagai bonsai, tanaman harus biasa hidup terus meskipun jumlah makanan atau nutrisinya sedikit dengan perkembangan akar dan batang yang seadanya.  Bentuknya indah secara alami. Pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki daya tarik atau keindahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya.



Keindahan tersebut akan semakin menonjol dan proporsional setelah mendapatkan perlakuan sesuai dengan tata cara pembonsaian yang benar.  Tahan mendapat perlakuan. Untuk mendapatkan bonsai yang sempurna, pohon atau bakal bonsai perlu diperlakukan dengan teknik-teknik tertentu (detraining), misalnya diiris, dipangkas, dan dililit dengan kawat guna untuk mendapatkan bentuk yang sempurna. Contoh tanaman yang bisa dibuat bonsai di antaranya, yaitu Azalea, Pinus, Asam, Ulmus, Jeruk, Beringin, Bougenvill, Buxux, Sianto, dan lain sebagainya. Tidak semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya Beringin, pacira, asam jawa, jeruk kingki (Triphasi aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus), delima (punika granatum) dan sebagainya. Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk menyusun ranting-ranting dengan daunnya yang cukup lebat, namun seimbang dengan bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong dahan atau ranting yang sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat tutup lukanya yang besar dengan paraffin. Setelah itu dilanjutkan dengan melilit dahan-dahan yang memanjang menggunakan kawat selama pertumbuhan baru, untuk membentuk penampilan bonsai selanjutnya, hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun.



BAB V KESIMPULAN



Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa membonsai tanaman bertujuan membuat tanaman miniatur dari bentuk asli pohonnya yang terdapat di alam bebas serta meningkatkan kreativitas atau jiwa seni. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya beringin, pacira, asam jawa dan sebagainya.



DAFTAR PUSTAKA



Bangun T N. 2009. Bonsai. Medan : Universitas Sumatera Utara Sihotang D F dan Yusrani D P M. 2009. Usaha Bonsai. Medan : Universitas Sumatera Utara Wiguna I K C. 2012. Teknik Budidaya Tanaman Bonsai Sebagai Salah Satu Koleksi Tanaman Hias Miniatur. http://biohabbites.blogspot.co.id/2012/01/teknikbudidaya-tanaman-bonsai-sebagai.html. Diakses pada tanggal 26 Desember 2017 pukul 21:32 Yondang A. 2016. Makalah Budidaya Tananam Hias Bonsai. http://tanamanhiasdanobatstppyogyakarta.blogspot.co.id/2016/02/makalahbudidaya-tananam-hias-bonsai.html. Diakses pada tanggal 26 Desember 2017 pukul 21:27