Laporan Acara I Parktikum Bisdh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMETRIKA DAN INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN ACARA I PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON



Disusun oleh : Nama



: Nur Sarimah O. Maha



NIM



: 19/442333/KT/09031



Co Ass



: Danis Syahroni



Shift



: Senin, 15.30 WIB



LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2020



ACARA I PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON I.



TUJUAN Tujuan praktikum pengenalan alat dan pengukuran karakteristik individu pohon adalah 1. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat ukur kayu 2. Mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan dengan menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya 3. Menaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa alat ukur tinggi dan membandingkankan hasilnya



II.



DASAR TEORI Inventarisasi hutan merupakan suatu tindakan untuk mengetahui kekayaan suatu perusahaan yang dilaksanakan baik oleh perusahaan, perorangan maupun pemerintah. Inventarisasi hutan ini dikenal pula dengan Timber Cruising atau disebut Cruising saja khususnya untuk kegiatan diluar pulau Jawa, sedangkan di pulau Jawa disebut dengan Perisalahan Hutan. Dalam inventarisasi tersebut yang menjadi objek adalah hutan dimana hutan tersebut tersusun oleh berbagai masyarakat tumbuh-tumbuhan yang hidup, yang setiap saat dalam proses kehidupannya akan mengalami pertumbuhan dan melakukan peremajaan untuk mengganti bagian dari anggota-anggotanya. Dengan demikian inventarisasi yang dilakukan untuk menaksir besarnya kekayaan suatu hutan pada umumnya tidak sekali melainkan berulang pada setiap periode waktu tertentu (Mardiatmoko, 2014). Inventarisasi hutan pada dasarnya merupakan kegiatan pengambilan data. Kegiatan ini tergolong penting, sebab berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan selanjutnya. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus mempunyai keakuratan cukup tinggi, sehingga kegiatan selanjutnya yang dimaksud dapat dilakukan secara mantap. Untuk itu diperlukan metode pengumpulan data yang dianggap baik. Dalam kaitannya dengan kegiatan pengumpulan data hutan, telah dikembangkan beberapa metode baik teknik pengambilan data maupun pengolahan datanya (Ikhwan,2017). Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun komunitas tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran , jenis dan cara penggunaan alat merupakan keontetikan data yang diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil pengukuran yang akan didapat. Demikian pula halnya dengan kemampuan



pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu alat maka semakin baik pula data yang dikumpulkan (Murdawa,1994). Untuk menghasilkan data yang tepat dan akurat maka kegiatan inventarisasi harus dilakukan dengan terencana dan terukur. Akan tetapi pada kegiatan inventarisasi ditemukan beberapa masalah yang dihadapi baik pada segi biaya, waktu, geografis dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi terhadap data yang kita peroleh. Faktor-faktor penghambat tersebut dapat diatasi dengan membuat serangkaian upaya menggunakan beberapa metode yang telah dikembangkan baik pada teknik pengambilan data maupun pengolahan datanya. Dari beberapa metode tersebutpada umumnya metode sampling diketahui sebagai metode yang sesuai dan efektif mengingat beberapa faktor alasan seperti, efisiensi waktu dan biaya, adanya resiko kerusakan yang ditimbulkan pada pengamatan, ketelitian dalam pelaksanaan pengamatan dan ekonomi atau nilai manfaat (Arland,2018). Pertumbuhan pohon merupakan hasil dari berbagai proses fisiologis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal (genetik) maupun faktor eksternal. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat kayu yang dihasilkan (Siregar dkk, 2018). Hasil identifikasi dan inventarisasi diharapkan dapat dijadikan dasar sebagai tindak lanjut kegiatan bersama dalam meningkatkan sumberdaya hutan melalui kegiatan reboisasi dan pemberdayaan masyarakat yang tinggal disekitar daerah hutan. Kegiatan yang dimaksud sebagai salah satu pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk pemberdayaan masyarakat desa hutan, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan melalui alih komoditi tanaman sesuai dengan fungsi hutan. (Okke & Lilis, 2015). Pengukuran diameter pohon dapat dilakukan dengan berbagai alat tantara lain phi-band, garpu pohon, dan pita keliling. Untuk pohon tanpa banir, pengukuran diameter dilakukan pada ketinggian 1,3 meter diatas tanah atau kurang lebih setinggi dada, sedangkan pada pohon berbanir dilakukan 5-10 cm di atas banir. Pengukuran diameter tanpa kulit (dtk), sekalipun informasi ini lebih penting daripada diameter dengan kulit biasanya memerlukan lebih banyak waktu dan relative lebih mahal dengan kemungkinan kesalahan yang lebih besar jika dilakukan pada saaat pohon berdiri (Endom, 2018).



III. ALAT DAN BAHAN Alat pengukur diameter pohon berdiri: 1. Kaliper 2. Diameter tape (phi band) 3. Pita meter 4. Spiegel Relaskop Alat penaksir tinggi pohon berdiri: 1. Christen Hypsometer 2. Clinometer 3. Haga-altimeter 4. Spiegel relaskop Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1. Tabel Statistika (Tabel t dan Table F) 2. Data sekunder IV. CARA KERJA 1. mempersiapkan semua alat dan bahan



4. Taksirlah tinggi pohon atau poles untuk setiap pohon/poles dengan menggunakan haga meter



2. pengukuran diameter untuk pohon yang sama dengan menggunakan kaliper



3. Bandingkan hasil pengukuran dengan uji statisktik (Uji t untuk data berpasangan)



5. Ulangi penaksiran tinggi pohon yang sama dengan menggunakan Christen Hypsometer dan Suunto Clinometer



6. Bandingkan hasil pengukuran dengan anova satu arah



Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah itu pilihlah pohon yang nantinya akan diukur. Lakukan pengukuran diameter pohon menggunakan alat seperti



kaliper, phiband, pita meter dan spiegel relaskop. Setelah data telah didapatkan maka bandingkan hasil pengukuran dengan uji statistik, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan Microsoft excel. Kemudian taksirlah tinggi pohon tersebut menggunakan alat pengukur tinggi seperti hagameter, christen hypsometer dan clinometer. Bandingkanlah lagi hasil pengukuran tinggi pohon dengan annova satu arah.



V.



DATA DAN HASIL PERHITUNGAN Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut: 1. Pengukuran diameter pohon Tabel 1.1. Data pengukuran diameter pohon PHIBAND DIAMETER (A)



KODE POHON 1 2 3 4 5 JUMLAH RATA RATA



56.2 60.8 18.5 28.7 42.7 206.90 41.38



KALIPER I 57 46.5 16.5 28.5 43



II 56 48.5 18.5 28 41.5



DIAMETER (B) 56.5 47.5 17.5 28.25 42.25 192.00 38.4



SPIEGEL RELASKOP JD 15 15 15 15 15



JML DIAMETER RU (C) KELILING 1.5 45 177 2 60 156 0.75 22.5 54 1 30 88 1.25 37.5 130 195.00 39



Perhitungan i. Kaliper Diameter =



ii.



iii.



𝐼+𝐼𝐼 2



-



Pohon 1 =



-



Pohon 2 =



57+56



= 56,5 cm



2 46,5+48,5 2



PITA METER



= 47,5 cm



Spiegel relaskop Diameter = jumlah RU x jarak datar(m) x 2% x 100 cm - Pohon 1 = 1,5 x 15 x 2% x 100 = 45 cm - Pohon 2 = 2 x 15 x 2% x 100 = 60 cm Pita meter Diameter = keliling/ℿ - Pohon 1 = 177/3,14 = 56,34 cm - Pohon 2 = 156/3,14 = 49,66 cm



DIAMETER (D) 56.34 49.66 17.19 28.01 41.38 192.58 38.52



Tabel 1.2. Hasil pengukuran diameter pohon KODE POHON 1 2 3 4 5 JUMLAH RATA RATA



PHIBAND A (a) A² (b) 56.2 3158.44 60.8 3696.64 18.5 342.25 28.7 823.69 42.7 1823.29 206.9 9844.31 41.38



1968.86



KALIPER B (c) B² (d) 56.5 3192.25 47.5 2256.25 17.5 306.25 28.25 798.0625 42.25 1785.0625 192 8337.875 38.4



1667.58



SPIEGEL C (e) C² (f) 45 2025 60 3600 22.5 506.25 30 900 37.5 1406.25 195 8437.5 39



1687.5



Tabel 1.3. Tabel anova Varian Regresi Error Total



Db



FK



JK KT f hitung f tabel 3 164.99 55.00 1237.094 0.183737 3.238872 16 4789.22 299.33 19 4954.21



Rumus: • Varian Db regresi = p – 1 = 4 – 1 = 3 Db error = Db total – Db regresi = 19 – 3 = 16 Db total = (n*p)-1 = (5*4)-1 = 19 FK = ((a + c + e + g )2)/(n*p) = ((41,38+38,4+39+38,52 )2)/(5*4) = 1237,094 JK regresi = ((b + d + f + h)/5)-FK = ((1968,86+1667,57+1687,5+1686,49 )/5)-1237,094 = 164,99 JK error = JK total – JK regresi = 4954,21 – 164,99 = 4789,22 JK total =(((41,382)+( 38,42)+( 392)+( 38,522)- 1237,094)) =4954,21



PITAMETER D (g) D² (h) 56.34 3174.29 49.66 2465.75 295.45 17.19 784.63 28.01 41.38 1712.33 132.64 8432.46 38.52



1686.49



KT regresi = JK alat / db alat = 164,99 / 3 = 55,00 KT error = JK alat / db alat = 4789,22/ 16 = 299.33 F hitung = KT alat / KT error = 55,00/299,33 =0.183737 F tabel = FINV (0.05 ; 3 ; 16) = 3.238872 F hitung < F table, maka Ho diterima Kesimpulan: Tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara satu alat dengan alat yang lain. 2. Penafsiran tinggi pohon Tabel 2.1. Data penafsiran tinggi pohon KODE POHON 1 2 3 4 5 JUMLAH RATA RATA



ATAS 27.5 27 15 20 25



HAGAMETER CHRISTEN SPIEGEL RELASKOP TINGGI TINGGI TINGGI BAWAH (A) (B) ATAS BAWAH JD (C) -2.7 30.2 20 115 -3 15 17.7 -1.5 28.5 21 235 -5 15 36 -1 16 13 125 -9 15 20.1 -1.5 21.5 15 165 -6 15 25.65 -1 26 18 166 -9 15 26.25 122.20 87 125.70 24.44



17.40



Perhitungan i. Hagameter Tinggi = atas – bawah - Pohon 1 = 27,5 – (-2,7) = 30,2 m - Pohon 2 = 27 – (-1,5) = 28,5 m ii. Spiegel relaskop Tinggi = (atas-bawah/100) x jarak datar - Pohon 1 = (115-(-3)/100) x 15 = 17,7 m - Pohon 2 = (235-(-5)/100) x 15 = 36 m



25.14



CLINOMETER ATAS BAWAH JD 65 -12 15 66 -11 15 108 -11 15 124 -8 15 120 -8 15



TINGGI (D) 11.55 11.55 17.85 19.8 19.2 79.95 15.99



iii.



Clinometer Tinggi = (atas-bawah/100) x jarak datar - Pohon 1 = (65-(-12)/100) x 15) = 11,55 m - Pohon 2 = (66-(-11)/100 x 15) = 11, 55 m Tabel 2.2. Hasil penafsiran tinggi pohon KODE POHON 1 2 3 4 5 JUMLAH RATA RATA



HAGAMETER A (a) A² (b) 30.2 912.04 28.5 812.25 16 256 21.5 462.25 26 676 122.2 3118.54 24.44



CHRISTEN B (c) B² (d) 20 400 21 441 13 169 15 225 18 324 87 1559



623.708



17.4



311.8



SPIEGEL C (e) C² (f) 17.70 313.29 36.00 1296.00 20.10 404.01 25.65 657.92 26.25 689.06 68.40 3360.29



CLINOMETER D (g) D² (h) 11.55 133.40 11.55 133.40 17.85 318.62 19.80 392.04 19.20 368.64 71.25 1346.11



25.14



15.99



672.06



Tabel 2.3. Tabel anova Varian Regresi Error Total



Db



FK 3 16 19



344.20



JK



KT f hitung f tabel 31.16 10.38542 0.117647 3.238872 1412.42 88.276 1443.57



Rumus: • Varian Db regresi = p – 1 = 4 – 1 = 3 Db error = Db total – Db regresi = 19 – 3 = 16 Db total = (n*p)-1 = (5*4)-1 = 19 FK = ((a + c + e + g )2)/(n*p) = ((24,44+17,4+25,14+15,99)2)/(5*4) = 344,20 JK regresi = ((b + d + f + h)/5)-FK = ((623,708+311,8+672,06+269,22)/5)- 344,20 = 31,16 JK error = JK total – JK regresi = 1443,57 – 31,16 = 1412,42



269.22



JK total =(((24,442)+( 17,42)+( 25,142)+( 15,992)- 344,20)) = 1443,57 KT regresi = JK alat / db alat = 31,16/ 3 = 10,385 KT error = JK alat / db alat = 1412.42/ 16 = 88.276 F hitung = KT alat / KT error = 10,385/88,276 = 0,117647 F tabel = FINV (0.05 ; 3 ; 16) = 3.238871517 F hitung < F table, maka Ho diterima Kesimpulan: Tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara satu alat dengan alat yang lain.



VI. PEMBAHASAN 1. Pita meter



2. Kaliper



3. Diameter tape (phiband)



4. Spiegel relaskop



5. Christen hypsometer



6. Clinometer



7. Hagameter



VII. KESIMPULAN VIII. DAFTAR PUSTAKA Arland S., Emy Sadjati & Muhammad Ikhwan. 2018. STUDI PENERAPAN METODE POHON CONTOH (TREE SAMPLING) DALAM PENDUGAAN POTENSI TEGAKAN HUTAN TANAMAN EKALIPTUS Jurnal Kehutanan. Vol. 13(2): 132-143. Endom, W. D. 2018. UJI COBA REKAYASA ALAT UKUR DIAMETER POHON DI HUTAN ALAM. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Vol 36 (2): 101-112. Ikhwan, Muhammad,Emy Sadjati & Azwin.2017. PERBANDINGAN TEKNIK TREE SAMPLING DAN UNIT CONTOH LINGKARAN DALAM MENDUGA POTENSI TEGAKAN HUTAN TANAMAN EKALIPTUS (EUCALYPTUS PELITA F.MEULL). Jurnal Kehutanan. Vol 12 (1): 29-36. Mardiatmoko, Gun, J.H. Pietersz & A. Boreel. 2014. ILMU UKUR KAYU DAN INVENTARISASI HUTAN. Badan Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Pattimura. Ambon. Murdawa,B. 1994. Pengenalan dan Pengukuran Karakteristik Pohon. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Okke Rosmaladewi, Lilis Irmawatie. 2015. Kemitraan Multistakeholder Dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Kawasan Hutan Darajat Kabupaten Garut. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 5(1) : 23-27 Siregar, Wasrin Syafii dan Iskandar Z. 2018. Sifat Kimia dan Dimensi Serat Kayu Mangium (Acacia mangium Willd.) dari Tiga Provenans. Jurnal Tropical Wood Science & Technology. Vol 4(1) : 43-52.