Laporan Blok 5 Sk4 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • uswa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PBL SKENARIO 4 BLOK 5 “PERAWATAN, BAHAN PELINDUNG DAN PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PADA PERAWATAN PULP CAPPING”



Kelompok 12 Ketua



: Muhammad Taufik



(155070407111023)



Sekretaris



: Uswatun Khasanah



(155070401111002)



Anggota



: Adhitya Bimajaya



(155070401111005)



Brilian Tita Putri



(155070407111024)



Claudia Felicia Wihardja



(155070401111003)



Diandra Alifatus S.R.



(155070400111035)



Fatimah Isdati Nugroho



(155070407111025)



Imarida Alishia



(155070401111044)



Linda Agustin



(155070401111004)



Rani Puspita Sari H.



(155070420111001)



Siti Aisa



(155070400111011)



DK 1 : 29 September 2016 DK 2 : 03 Oktober 2016 FASILITATOR : drg. Purbo Seputro



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulisan laporan hasil diskusi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan ini berisi seputar perawatan, bahan pelindung dan pemeriksaan radiografi pada perawatan pulp capping. Selain bantuan dari Tuhan, penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menulis laporan ini sehingga penulis dapat mempertanggung jawabkan hasil diskusi kelompok 12 yang membahas mengenai perawatan pulp capping. 2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan selalu memberikan semangat serta motivasi-motivasi kepada penulis selama proses pembuatan laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 3 .Semua pihak yang turut membantu kelancaran pembuatan makalah ini. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan laporan ini. Namun bila masih ada kekurangan, penulis bersedia menerima kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun dalam penyusunan laporan-laporan berikutnya



Tim Penyusun



2



DAFTAR ISI



Halaman Judul...............................................................................................................



i



Kata Pengantar...............................................................................................................



2



Daftar Isi........................................................................................................................



3



BAB I SKENARIO ..................................................................................................................



4



BAB II IDENTIFIKASI MASALAH........................................................................................



5



BAB III HIPOTESIS...................................................................................................................



7



BAB IV LEARNING ISSUES...................................................................................................



8



BAB V LEARNING OUTCOME..............................................................................................



9



Daftar Pustaka...............................................................................................................



16



3



BAB I SKENARIO



MAKANAN SELALU NYANGKUT DAN NGILU Pasien laki-laki 22 tahun datang ke dokter gigi mengeluh gigi bawah kanan berlubang dan terasa tajam jika terkena makanan atau minuman dingin. Selanjutnya dokter gigi melakukan pmeriksaan intraoral dengan sonde dan ditemukan karies yang dalam di oklusal gigi 47. Pada pemeriksaan radiografi terlihat gambaran radiolusen mencapai dentin hampir ke pulpa pada gigi 47 dan didapatkan diagnisis pulpitis reversibel. Selanjutnya dilakukan perawatan pulp capping dengan cara kavitas dibersihkan dahulukemudian diberi 2 macam bahan pelapis. Pasien diminta datang 2-4 minggu lagi untuk dilakukan evaluasi melalui pemeriksaan klinis dan radiografis sebelum dilakukan penumpatan.



BAB II IDENTIFIKASI MASALAH



1. Bagaimana cara pemeriksaan intraoral? -



Inspeksi : hanya mengecek bentuk.



-



Perkusi : mengecek dengan ujung instrumen.



-



Sondasi : menggunakan sonde untuk mengecek oklusal atau kavitas.



-



Probing : dengan alat probe yang dimasukkan ke dalam attached gingiva untuk mengukur kedalaman pocket periodontal.



2. Apa fungsi pemeriksaan intraoral? -



Mendiagnosa



-



Rencana perawatan



3. Mengapa memilih sondasi, mengapa tidak memilih cara yang lain? Karena sondasi adalah pemeriksaan paling awal untuk mengecek ada atau tidak dari karies dan kedalaman karies. 4. Radiolusen mencapai dentin hampir ke pulpa pada gigi 47 merupakan karies jenis apa? Karies oklusal berat 5. Bagaimana cara melakukan perawatan pulp capping? -



Kavitas dibersihkan dahulu



-



Melapisi pulpa yang terbuka dengan Ca(OH)2



6. Apa tujuan dariperawatan pulp capping ? -



Mempertahankan vitalitas jaringan pulpa



-



Melindungi pulpa dari rangsangan suhu, kimia dan mekanik



-



Menghilangkan iritasi pada jaringan pulpa.



7. Tujuan pemeriksaan radigrafi dan pemeriksaan klinis? -



Untuk melihat apakah pulp capping sudah berhasil atau gagal



-



Klinis untuk melihat secara langsung sedangkang radiologi sebagai penunjang namun hasil dari gambaran radiografi tidak selalu akurat sehingga radiografi juga membutuhkan pemeriksaan klinis sebagai penunjangnya.



8. Apa saja pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan di kasus ini? -



Inspeksi



-



Perkusi



-



Sondasi



-



Probing



9. Mengapa pasien disuruh kembali dalam jangka waktu 2-4 minggu lagi? Untuk melihat apakah pulp capping sudah berhasil atau tidak. 10. Apa saja bahan pelapis yang dapat dignakan dalam perawatan pulp capping? -



Basis (ex GIC)



-



Pelapik (ex Ca(OH)2)



-



Varnish



Bahan : -



Ca(OH)2



-



Zinc Oxide Eugenol



-



Resin Adhesif



-



Mineral Trioxide Agreegate



11. Apa fungsi bahan pelapis? -



Melapisi pulpa



-



Melindungi pulpa



BAB III HIPOTESIS



GIGI BERLUBANG DAN NGILU TAJAM



PEMERIKSAAN INTRAORAL



PEMERIKSAAN RADIOGRAFI



PULPITIS REVERSIBLE



PERAWATAN PULP CAPPING



EVALUASI



BAHAN PELAPIS



BAB IV LEARNING ISSUES 1. Bahan pelindung a. Macam (pelapik,basis, varnish) b. Syarat pelindung pulpa 2. Perawatan Pulp Capping a. Definisi b. Macam c. Faktor yang mempengaruhi prognosa d. Obat-obatan yang digunakan e. Indikator perawatan - Perawatan Pulp Capping dikatakan selesai - Perawatan Pulp Capping dikatakan berhasil - Perawatan Pulp Capping dikatakan gagal 3. Pemeriksaan Radiografi untuk menegakkan diagnosa dan menunjanh keberhasilan Pulp Capping



BAB V LEARNING OUTCOMES



A. BAHAN PELINDUNG  MACAM 1. PELAPIK a. Kalsium Hidroksida Sifat:  Dapat metralisir asam  Kelarutan saliva tinggi  Kekuatannya rendah  Ph alkalis rendah (11-12)  Dapat membentuk dentin sekunder  Bakteriostatik Kegunaan:  Liner dibawah basis  Bahann pulp capping  Liner dibawah restorasi polimer Manipulasi:  Umumnya tersedia dalam 2 kemasan yaitu base dan katalis  Dicampur sampai konsistensi seperti krim pada kertas pad atau glass lab  Bahan diaplikasikan pada dasar kavitas dengan bantuan semen stopper dan dihindari jangan mengenai tepi kavitas  Ketebalan kurang lebih 0,25 mm sydah cukup efektif b. Zinc Oxide Eugenol Sifat:  Penghantar panas rendah  Kelarutan terhadap saliva tinggi  Bakteriostatik  Kekuatan rendah  Perlekatan pada dentin dan email rendah Kegunaan:  Sebagai linier  Sebagai pulp capping indirect  Tumpatan sementara  Pengisi saluran akar



Manipulasi :  Perbandingan (bubuk : cairan) 4 : 1 atau 6 : 1  Pencampuran pada glass lab atau kertas pad  Dioleskan kedalam kavitas  Hindari tepi kavitas dari pasta 2. BASIS Bahan basis berfungsi sebagai pelindung pulpa terhadap iritasi kimia, termis, dan dapat menahan tekanan selama penumpatan. Bahan ini dapat dibentuk dan dikontur menjadi bentuk-bentuk preparasi yang spesifik. a. Zinc Phosphat Sifat:  Ph rendah antara 2,3,6 dan netral setelah mengeras  Mudah larut  Kekuatan cukup  Sebagai isolator  Perlekatan terhadap enamel dan dentin bersifat mekanis Kegunaan:  Sebagai basis  Untuk merekatkan restorasi tuang Manipulasi:  Memasukkan sejumlah kecil bubuk kedalam cairan kemudian ditambahkan bubuk yang lebih banyak, diaduk dengan gerakan memutar.  Dalam mengaduk semen digunakan permukaan slab yang luas dan konsistensi yang benar, bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaan semen.  Untuk basis, konsistensu seperti krim yang kental/putty.  Diletakkan pada dasar kavitas dengan ekskavator, diratakan dengan semen stopper. b. Zinc Polycarboxylate Sifat:  Iritasi terhadap pulpa sangat kecil  Adhesi terhadap enamel dan dentin lebih baik  Larut terhadap saliva  Kekuatan mekanik sama dengan semen fosfat  Isolator termis yang lebih baik Kegunaan:  Sebagai basis



 Perekat restorasi tuang Manipulasi:  Perbandingan antara bubuk dan cairan mengikuti petunjuk pabrik  Rasio bubuk dan cairan untuk semen basis adalah 2:1 c. Semen Glassionomer Sifat:  Adhesi terhadap enamel dan dentin sangat baik  Warna sama dengan gigi  Biokompabilitas baik  Mempunyai sifat anti kariogenik  Bakteriostatik  Termal ekspansi rendah Kegunaan:  Tumpatan klas III/V, pit dan fissure  Core gigi posterior  Tumpatan teknik sandwich  Perekat restorasi tuang Manipulasi: 1) Autocare - Kemasan terdiri dari bubuk, cairan, varnish dan kertas pad - Perbandingan bubuk dan cairan sesuai petunjuk pabrik - Pencampauran dapat dilakukan pada kertas pad atau glass lab - Pengadukan lebih baik menggunakan spatula plastik agar mengurangi kontaminasi campuran dengan logam 2) Dualcare - Kemasan terdiri dari pasta dan varnish - Pasta diambil dengan plastic filling instrument atau semene stopper dan diratakan pada kavitas - Proses pengerasan dicapai dengan bantuan sinar tampak dan ujung sumber sinar ditempatkan cukup dekat dengan bahan 3. VARNISH Suatu bahan dari resin yang dilarutkan dalam suatu pelarut dan membuat lapisan tipis pada kavitas setelah diulaskan. Sifat :  Isolator  Viskositas  Mencegah kebocoran tepi



Kegunaan:  Liner  Menutup tepi tumpatan  SYARAT PELINDUNG PULPA - Tidak mengiritasi pulpa - Kekuatan cukup - Tidak bereaksi dengan bahan semen atau restorasi yang digunakan - Mudah dibentuk - Konduktivitas thermal rendah B. PERAWATAN PULP CAPPING 1. DEFINISI Pulp capping merupakan suatu aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau bahan untuk perawatan di atas pulpa yang terbuka, misalnya hidroksida kalsium, yang akan merangsang pembentukan dentin reparatif (Harty, 1995)  Tujuan - Melindungi pulpa dari bahan tumpatan - Kelengkapan suatu tumpatan, membantu pengobatan, dan membantu melekatkan tumpatan - Memberkan fungsi protektif terutama berupa pencegahan kuman atautoksinnya, yang umumnya berada di sekitar tumpatan, memasuki tubulusdan mengiritasi pulpa - Untuk menutupi dentin yang terbuka - Melindungi pulpa dari iritasi bahan tumpatan - Mempertahankan vitalitas pulpa. (Ford, 1993 dan Andlaw, 1992) 2. MACAM a. Pulp capping indirect digunakan dalam manajemen lesi karies yang dalam, yang jika semua dentin yang karies dibuang mungkin menyebabkan terbuka pulpa. Pulp capping indirect hanya dipertimbangkan jika tidak ada riwayat pulpa goa atau tanda-tanda pulpitis irreversible b. Pulp capping direct, ada dua hal yang menyebabkan prosedur ini harus dilakukan yakni jika pulpa terbuka secara mekanis atau pulpa terbuka karena karies. Pulpa terbuka secara mekanis dapat terjadi pada preparasikavitas atau preparasi mahkota yang berlebihan. 3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROGNOSIS a. Perforasi Pulpa - Ukuran : perforasi lebih besar maka prognosa makin buruk karena kerusakan jaringan pulpa semakin besar dan perdarahan juga bertambah sehingga keradangan bertambah juga. - Penyebab : perforasi karena karies kontaminasi thdp bakteri lbh banyak dibandingkan karena trauma mekanik - Lamanya : makin lama → bakteri semakin banyak → keradangan



b. Factor Sistemik - Gangguan hormonal : pemakaian kortison → mempengaruhi respon keradangan sehingga bertambah parah. - Defisiensi nutrisi : kekurangan vitamin C akan menyebabkan gangguan proses fibroblasia pada saat penyembuhan - Penyakit sistemik : anemia, DM → berhubungan dengan proses penyembuhan c. Umur Penderita Penderita muda lebih baik prognosanya karena foramen apical lebar sehingga suplai darah baik d. Jaringan Periodontal Jika ada kelainan, prognosanya buruk karena suplai darah pada jaringan pulpa juga berkurang. e. Asepsis Selama perawatan asepsisnya harus baik untuk mencegah kontaminasi bakteri pada jaringan pulpa. 4. OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN  Syarat obat yang dipakai : - Tidak mengiritasi jaringan pulpa - Merangsang pembentukan dentin repararatif - Bersifat antiseptic dan sedative - Bukan penghantar panas yang baik - Dapat diletakkan diatas perforasi tanpa tekanan - Cepat mengeras tanpa kontraksi atau ekspansi 



Macam obat yang dipakai a. Kalsium hidroksida - Kombinasi dengan kortison (ledermix) dapat menyembuhkan keradangan jaringan pulpa. - Sebagai obat pilihan untuk pulp capping karena dapat merangsang dentin reparative. - Secara histologist 50%-90% dapat membentuk dentin reparative secara aktif. - Sebagai obat pilihan untuk diek pulp capping krn sifatnya sbg PH alkali sehingga dapat mempertahankan suasana alkali local pada jaringan pulpa yang penting utk pembentukan dentin reparative. - Mempunyai sifat bakterisid yang efektif, karena kuman tidak dapat hidup pada PH alkali (9,5-11), contoh merk : calxyl, dycal, pulpdent. b. Seng oksida eugenol - Berapa bubuk (seng oksida) dan cairan (eugenol) - Mempunyai sifat antibakteri - Mempunyai sifat sedative



- Berguna untuk mengurangi rasa sakit - Berguna sbg basis isolasi panas dibawah restorasi logam - Dapat membunuh kuman dalam jaringan karies - Dapat melindungi pulpa krn mudah mengeras - Penggunaannya pada pulpa yang terbuka masih kontroversi krn dapat menyebabkan inflamasi kronis dan kadang-kadang nekrosis jaringan pulpa dan pembentukan dentin reparative tidak terjadi secara normal - Contoh merk : Cavitec, Kalzinol c. Kortikosteroid - Dapat mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan keradangan pulpa - Pendapat yang lain, obat ini dapat menyebabkan degenerasi pulpa dan menghambat pembentukan dentin reparative kecuali dikombinasi dengan kalsium hidroksida. d. Antibiotika Tidak dianjurkan → tidak efektif untuk menghilangkan keradangan dan tidak dapat membentuk dentin reparative. 5. INDIKATOR PERAWATAN a. Perawatan Pulp Capping Dinyatakan Selesai - Bila setelah 2 minggu dari di lakukannya perawatan kondisi gigi masih vital, tidak ada keluhan serta tidak adanya gejala klinis yang terjadi - Dilakukan evaluasi klinik dan radiologi 3-6 bulan - Pemeriksaan dikatakan selesai termasuk pemeriksaan jangka pendek. Sekitar 1-2 tahun kemudian, jika dilakukan kembali pemeriksaan dan gigi masih vital serta tidak ada keluhan maka perawatan dikatakan berhasil (pemeriksaan jangka panjang) b. Perawatan Pulp Capping Dinyatakan Berhasil - Bila setelah 2 tahun keadaan gigi masih vital, tidak ada keluhan dan tidak ada gejala klinik c. Perawatan Pulp Capping Dinyatakan Gagal - Pada saat pengeburan, ada kemungkinan mata bur membuat restorasi atap pulpa . Hal ini pulp capping indirek berganti menjadi pulp capping direct. - Pendarahan terjadi dapat berperan sebagai penghalang sehingga tidak terjadi kontak antara bahan ca(Ho)2 dengan jar. Pulpa .hal ini menyebabkan proses penyembuhan terhambat. - Pemeriksaan subjektif = timbulnya keluhan ( ex : gigi sensitive terhadap rangsanga panas atau dingin dan gejala lainnya yg tidak diinginkan . - Pemeriksaan objektif = dengan radiografi dilihat adanya gambaran radiolusen yg menunjukkan gumpalan darah atau terjadinya resopsi internal



C. PEMERIKSAAN RADIOGRAFIK a. Menunjang Diagnosis Dengan cara melihat ada tidaknya karies profunda yang hamper menembus pulpa bahkan sudah mencapai pulpa. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperkuat diagnosis dan untuk menentukan perawatan berikutnya. b. Evaluasi Ada beberapa indiakator bagaimana pulp capping tersebut dikatakan berhasil melalui foto radiografi, antara lain : 1. Terbentuknya jembatan dentin. 2. Menyempitnya saluran akar, hal ini dikarenakan pertumbuhan dari dentin sekunder, dentin sekunder dapat dilihat dari tampaknya gambaaran radiopak di sekitar daerah pulp capping. 3. Tidak adanya gambaran radiolusen di daerah sekitar pulp capping.



BAB VI DAFTAR PUSTAKA



Baum, Phillips. 1995. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: EGC Ford, T, R Pitt. 1993. Restorasi Gigi. Jakarta: EGC Grossman, Louis I. 1995. Ilmu Endodontic dalam Praktik (Endodontic Practice) Edisi 11. Jakarta: EGC Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Edisi 1. Jakarta: EGC Baum, Llyod. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Edisi 3. Jakarta: EGC Anusavice, Kenneth J. Philips. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10. Jakarta: EGC