Laporan Kajian Situasi Insyaallah Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN KAJIAN SITUASI RUANGAN KOMERING 1.1



PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI Stase Manajemen Keperawatan



OLEH KELOMPOK 1 Raudhatun Nur



04064822225027



Della Nur’aini



04064822225002



Liyana Athirah Kalsum



04064822225011



Ahmad Rizki



04064822225017



M. Putri Hutapea



04064822225029



Siti Solihatun Nisa



04064822225030



Rama Sayoga



04064822225020



Bintari Azimah Astuti



04064822225012



Alfiyah Hayuni



04064822225006



PROGRAM STUDI PROFESI NERS BAGIAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2022



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning, organizing. Actuating, controlling terhadap staf sarana, dan prasarana dalam mencapai organisasi. Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Dalam manajemen terdapat suatu proses yang mengubah suatu input menjadi suatu output yang diharapkan. Input manajemen terdiri dari manusia, material/ alat, metode dan lingkungan yang selanjutnya akan mengalami proses manajemen sehingga tercapai output. Output pada manajemen berupa efisiensi dalam pelayanan dan staf yang kompoten dan ahli. Pada manajemen keperawatan, kegiatan ini terintegrasi pada praktek yang nyata dalam pengelolaan klien, sehingga dihasilkan suatu pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien yang terdapat diterapkan kepada klien, keluarga klien dan masyarakat. Pasien yang didefinisikan sebagai pelanggan dan membutuhkan perawatan merupakan penerima pelayanan keperawatan. Dalam era kesejagatan yang menyebabkan derasnya arus informasi yang diterima oleh pasien khususnya tentang keperawatan, juga dengan meningkatnya



level pendidikan rata-rata pasien



mengakibatkan kebutuhan pasien akan pelayanan keperawatan meningkat pula. Sebagai akibatnya perawat perlu menata kembali kinerja dan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Disamping itu, pendidikan kesehatan keluarga juga sangat diperlukan karena dapat mengurangi kebosanan dan reaksi negatif keluarga dan meningkatkan kepuasan keluarga. Dalam keperawatan, terdapat proses keperawatan yang harus dan dapat dijalani. Proses keperawatan merupakan pendekatan pemecahan masalah yang digunakan untuk memenuhi perawatan kesehatan dan kebutuhan keperawatan pasien. Proses keperawatan juga merupakan kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan berkualitas (Delaune & Ladner, 2010 dalam Siregar dkk, 2021). Lingkup dalam keperawatan yaitu perawat. Seorang perawat adalah seseorang individu yang telah lulus pendidikan perawat dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan bidang keilmuan



yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (holistik) dan profesional untuk individu sehat maupun sakit (Siregar dkk, 2021). Mahasiswa Program Profesi Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya melakukan praktik stase manajemen keperawatan selama 3 minggu, yaitu dari tanggal 01 Agustus 2022 s/d 21 Agustus 2022 di ruang Komering 1.1 RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di lahan atau lapangan dengan arahan pembimbing lapangan dan pembimbing akademik. Praktik manajemen keperawatan yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti di ruangan agar tercipta dan dapat menerapkan asuhan keperawatan yang profesional. Adapun langkah pertama yang dilakukan oleh mahasiswa adalah mengidentifikasi masalah yang ada di ruangan dengan melakukan kajian situasi berupa observasi dan wawancara pada beberapa unsur manajemen keperawatan yakni ketenagaan (man), sarana dan prasarana (material) dan metode (method). Proses kajian situasi dilakukuan dengan menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Selanjutnya mahasiswa merancang program kegiatan untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang berkualitas. Kegiatan yang dilakukan yaitu menganalisa manajemen keperawatan ruang Komering 1.1 yang selanjutnya dapat menjadi pertimbangan dalam perubahan manajemen keperawatan yang lebih baik. Selain itu, mahasiswa juga melakukan roleplay kegiatan di ruang Komering 1.1 seperti menjadi kepala ruangan, perawat primer atau ketua tim, dan perawat asosiate atau perawat pelaksana. Setelah program kegiatan tersebut dilakukan maka mahasiswa beserta perawat ruangan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan. B. Tujuan 1. Dapat melakukan kajian situasi di unit pelayanan 2. Dapat menyusun rencana strategis dan operasional berdasarkan hasil analisa data dan kajian bersama di unit pelayanan 3. Dapat melakukan fungsi pengorganisasian hingga evaluasi program pada unit pelayanan keperawatan di lahan praktik 4. Dapat melakukan fungsi kepemimpinan pada kelompok kerja secara individu



BAB II KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG KOMERING 1.1 A. Kajian Rumah Sakit 1.



Visi Rumah Sakit Menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional berstandar internasional



2.



Misi Rumah Sakit a.



Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas dalam bidang kesehatan, berstandar internasional



b.



Menyelenggarakan promosi kesehatan secara komprehensif dan berkelanjutan



c.



Menjalani kemitraan dan melaksanakan sistem rujukan dengan rumah sakit jejaring



d. 3.



Meningkatkan kompetensi, kenerja dan kesejahteraan pegawai



Moto Rumah Sakit Kesembuhan dan kepuasan anda merupakan kebahagiaan kami



4.



Sifat, Maksud dan Tujuan Rumah Sakit Pada tahun 1993 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang berdasarkan SK Menkes RI No:1134/MENKES/SK/1993 berubah status dari Rumah Sakit Vertikal (Rumah Sakit Penerimaan Negara Bukan Pajak) menjadi Rumah Sakit Swadana. Pada tahun 2000 berdasarkan PP No:122/2000 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (PERJAN. Tahun 2005 dengan adanya kebijakan pemerintah terhadap 13 Rumah Sakit Vertikal termasuk RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, berdasarkan SK MENKES RI No:1243/MENKES/SK/VIII/2005,



tentang



penetapan



13



Eks



RS



PERJAN Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) sebagai Rumah Sakit Pendidikan kelas A Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin : a.



Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.



b.



Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang kesehatan.



c.



Menghasilkan tenaga Dokter Umum, Spesialis dan Sub Spesialis serta Keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.



B. Kajian Situasi Di Ruang Komering 1.1 1. Karakteristik unit a. Visi dan misi ruangan komering 1.1 Ruangan



Komering



1.1



dalam



operasionalnya



dibentuk



untuk



mendukung terwujudnya visi IRNA Sub Penyakit Dalam khususnya dan visi RSMH pada umumnya yaitu rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional yang mandiri dan terpercayadengan misinya adalah: 1) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas dalam bidang kesehatan, berstandar internasional 2) Menyelenggarakan



promosi



kesehatan



secara



komprehensif



dan



berkelanjutan 3) Menjalani kemitraan dan melaksanakan sistem rujukan dengan rumah sakit jejaring 4) Meningkatkan kompetensi, kenerja dan kesejahteraan pegawai. Ruangan Komering 1.1 memberikan pelayanan penyakit dalam terpadu berupa: a)



Penatalaksanaan medis dan asuhan keperawatan pada kasus penyakit dalam



b) Pelaksanaan kemoterapi dan perawatan pasien pre dan post kemoterapi c)



Pelaksanaan pasien operasi dan perawatan pasien pre dan post operasi



b. Sifat Kekaryaan Ruangan 1) Fokus telaah Ruangan Komering 1.1merupakan ruang rawat inap yang berfokus ke penyakit dalam. Ruang rawat inap Komering 1.1 hanya menerima pasien berjenis kelamin laki-laki. Ruang Komering 1.1 terdiri dari 7 kamar kelas III, setiap kamar terdiri dari 6 bed. 2) Lingkup garapan Lingkup garapan di ruang komering 1.1 dalam pelayanan ruangan meliputi pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan keluarga, serta pemberian intervensi untuk mengatasi masalah yang muncul baik secara aktual maupun potensial. Elemen – elemen dalam lingkup garapan ruang rawat inap komering 1.1:



a)



Pemeliharaan kebutuhan dasar manusia



b) Pengelolaan rasa nyeri dan ketidaknyamanan c)



Penanganan masalah psikis (emosional) berkaitan dengan penyakit dan pengobatan



d) Peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan e)



Memfasilitasi selfcare (perawatan diri) pasien secara mandiri oleh pasien maupun keluarga



f)



Membatu pasien menghadapi kematian beserta prosesnya agar dapat meninggal dengan damai



3) Basis intervensi Basis intervensi ruang rawat inap komering 1.1 dalam bidang pelayanan berupa pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang pendidikan berupa ketidaktahuan, dan ketidakmampuan peserta didik dalam mencapai tingkat pengetahuan dan pengalaman tertentu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang penelitian basic intervensinya berupa lahan penelitian bagi individu atau kelompok yang ingin meneliti permasalahan pada berbagai unsur di ruang rawat inap komering 1.1



c. Struktur Organisasi Ruangan Direktur Utama



Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang



Kepala Instalasi Rawat Inap Rodiah, S.Kep., M.Kes



KaSub Instalasi Non Bedah Suhendra, S.Kep., Ns., M.Kes



Karu Komering 1.1 Eni Purwanty, M.Kep., Ns. Sp.Kep M.B.



KATIM I



KATIM II



KATIM III



Amrina Muchtar, S.Kep., Ns



Eny Septarini, S.Kep., Ns



Ranti Novilia, S.Kep., Ns



Candra Yati, AMK



Riska Yuniarty, S.Kep., Ns



Mita Frandsisca, S.Kep., Ns



Nyayu Dessy Arie Sandi, S.Kep., Ns



Devi Eka Safitri, S.Kep., Ns



Marlena, AMK



Fajar Abrori, S.Kep., Ns



Novi Rosdiana, S.Kep., Ns



Dwi Yuliani Ria, S.Kep., Ns



Miranda Novialina, S.Kep., Ns



Asma’ul Husna, S.Kep., Ns



Bayumi Kharisma, S.Kep., Ns



Aisyah Yuliana, S.Kep., Ns



Anan Oktayudha, S.Kep., Ns



Lucky Laras S, S.Kep., Ns



Putri Zulaika A, S.Kep., Ns



1)



Uraian tugas kepala ruangan a) Membuat rencana harian, mingguan, bulanan b) Mengorganisir pembagian tim dan pasien sesuai dengan jumlah perawat dan tingkat kebutuhan pasien, termasuk pengaturan jadwal dinas selama 1 minggu c) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tim d) Melakukan fungsi pengendalian, pengawasan, dan penilaian terhadap kinerja tim e) Membuat laporan kegiatan harian f) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan oleh staf g) Melakukan audit asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan



2)



Uraian tugas kepala tim a) Membuat rencana harian, mingguan, bulanan b) Membagi pasien ke anggota tim c) Membagi tugas yang harus dilakukan oleh tim dan memberikan bimbingan d) Menerima pasien baru dan melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama dengan tim e) Membuat laporan kegiatan harian f) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab timnya g) Memimpin pre dan post conference



3)



Uraian tugas perawat pelaksana a) Membuat rencana harian b) Membantu katim dalam menerima pasien baru dan melakukan pengkajian, perencanaan sesuai kemampuan c) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien secara komprehensif d) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan e) Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai standar f) Membuat laporan kegiatan harian g) Melaksanakan serah terima tugas pada saat pergantian dinas h) Berperan



aktif



dalam



kegiatan



pre-



post



keperawatan, overan, dan pelayanan keperawatan



conference,



ronde



d. Model layanan Model layanan yang diterapkan di ruang rawat inap Komering 1.1 ini adal ah Model Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP). SP 2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang merupa kan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dim ana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2009). Berdasarkan kajian di ruang Komering 1.1, metode yang diterapkan diruangan Komering 1.1 adalah metode tim, yang mana masing-masing dipimpin oleh ketua tim dibawah naungan kepala ruangan, dan tim untuk pemantauan dan koordinasi dapat berjalan lebih baik. Perawat pelaksana dibagi menjadi 3 tim: Tim 1 mencakup perawatan pasien kamar 1, 3, dan kamar 4 bed 1 dan 2, Tim 2 mencakup perawatan pasien kamar 6, 7, dan kamar 4 bed 3 dan 4. Tim 3 mencakup perawatan pasien kamar 2, 5, dan



kamar 4 bed 5 dan 6.



Berdasarkan kondisi di lapangan didapatkan bahwa metode tim lebih tepat digunakan karena masing–masing tim dapat memberikan asuhan keperawatan dengan maksimal. Pada model tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan keperawatan untuk sekelompok pasien di bawah arahan/pimpinan seorang pera wat profesional (Marquis & Huston, 2000). Menurut Tappen (1995), ada beber apa elemen penting yang harus diperhatikan: 1)



Pemimpin tim didelegasikan/diberi otoritas untuk membuat penugasan ba gi anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratikatau partisipatif dalam beri nteraksi dengan anggota tim.



2)



Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikankepada k elompok pasien.



3)



Komunikasi di antara anggota tim adalah penting agar dapat sukses.



4)



Komunikasi meliputi: penulisan perawatan klien, rencana perawatan pasien, laporan untuk dan dari pemimpin tim, pentemuan tim untukmendi skusikan kasus pasien dan umpan balik informal di antaranggota tim. Kelebihan dan kelemahan model praktik keperawatan profesional



(MPKP) menurut sitorus (2000) adalah: 1) Kelebihan:



Memungkinkan pelayanan proses keperawatan, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasaan kepada anggota tim. 2) Kelemahan: Komunikasi antar anggota tim terbentuk karena konferensi tim, yang biasanya



membutuhkan



waktu



lebih



lama,



dimana



sulit



untuk



melaksanakan pada waktu waktu sibuk. e. Kapasitas unit ruangan 1) Gambaran lokasi ruangan



KAMAR 7



PANTRY



R.PERSIAPAN R.PERAWAT R.PERAWAT



NURSE STATION 2



NURSE STATION 1



KEPALA RUANGAN



KAMAR 4



KAMAR 3



KAMAR 2



GUDANG



KAMAR 6



KAMAR 1



R.LINEN



KAMAR 5



SPOOL HOCK



TOILET



R. RESIDEN/KOAS



Ruang rawat inap Komering 1.1 merupakan ruangan untuk penyakit non infeksi dan infeksi. Dilihat dari letak ruang rawat inap komering 1.1 sudah memenuhi standar dimana letak kamar di ruang komering 1.1 diperuntukkan untuk pasien berjenis kelamin laki-laki. Ruang rawat inap memiliki ruang kepala ruangan, nurse station, ruang residen, gudang penyimpanan barang seperti alat linen kotor, ruang persiapan, rest tool, dan alat-alat invasif lainnya. Kamar mandi dibedakan antara pasien dan perawat. 2) Ruang rawat inap komering 1.1 adalah ruang rawat inap dengan kapasitas tempat tidur 42 pasien yang masing-masing kamar memiliki 6 tempat tidur.



2. Analisis terhadap pasien a.



Karakteristik pasien



Tabel 2.1 Daftar Nama Penyakit Diruang Rawat Inap Komering 1.1 Tanggal 1-4 Agustus 2022 No



Nama Penyakit



Jumlah kejadian



1 Ca Colon 4 2 Anemia 4 3 Sirosis Hepatis 2 4 CAD Prok, HHD BPH 1 5 Ca Paru 3 6 Diabetes Melitus 5 7 Adenopati 1 8 SLE 1 9 Parasitopenia 1 10 Karsinoma Call 1 11 Cerebral Infart 1 12 Thalasemia 1 13 CKD 2 14 Tumor Recth 1 15 CHF 2 16 Desmoid Fibrotusi 1 17 Pro Colonscopy 1 18 Pneumonia 1 19 PPOK 2 20 Enselefati Hepatik 2 21 Melena 1 22 HIV/AIDS 2 23 Efusi Pleura 1 24 Discoid Fibrosis 1 TOTAL 42 Berdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 1-4 Agustus 2022, didapatkan penyakit terbanyak ialah Diabetes Mellitus (5 orang) dan juga berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa terdapat 3 orang yang memiliki kadar gula darah tinggi. Berdasarkan hasil observasi di ruangan Komering 1.1, pasien dengan Diabetes Mellitus kurang memahami mengenai pemberian insulin sebelum makan dan kepatuhan diet Diabetes Mellitus.



b.



Tingkat ketergantungan pasien



Klasifikasi pasien bedasarkan tingkat ketergantungan dengan metode dauglas (1984), adapun caranya yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2 Klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien No 1



Klasifikasi dan Kriteria Minimal Care (1-2 jam) 1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum. 2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan. 3. Observasi Tanda vital setiap shift. 4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil. 5. Persiapan prosedur pengobatan



2



Intermediet Care (3-4 jam) 1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi. 2. Observasi tanda vital tiap 4 jam. 3. Pengobatan lebih dari 1 kali. 4. Pakai foley kateter. 5. Pasang infuse, intake out-put dicatat. 6. Pengobatan perlu prosedur.



3



Total Care (5-6 jam) 1. Dibantu segala sesuatunya. 2. Posisi diatur. 3. Observasi tanda vital tiap 2 jam. 4. Pakai NGT. 5. Terapi intravena, pakai suction. 6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar. Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung



pada jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984), Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan tingkat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 kategori yaitu : a. Minimal Care : 1-2 jam / 24 jam b. Intermediet/Partial Care : 3-4 jam / 24 jam c. Total Care : 5-6 jam / 24 jam Tabel 2.3



Tabel tingkat ketergantungan pasien Hari/



Tingkat



Jumlah



Tanggal



ketergantungan



pasien



Senin



Minimal Care



01-07-



Intermediet/



2022



Partial Care Total Care



Jumah kebutuhan tenaga Pagi



Sore



Malam



17 orang



17x0,17 = 2,89



17x0,14= 2,38



17x0,07= 1,19



21 orang



21x0,27= 5,67



21x0,15= 3,15



21x0,10= 2,1



0 orang



0x0,36=0



0x0,30=0



0x0,20=0



Total = 8,56



Total = 5,53



Total = 3,29



9 Orang



6 Orang



3 Orang



Selasa



Minimal Care



17 orang



17x0,17= 2,89



17x0,14=2,38



17x0,07= 1,19



02-07-



Intermediet/



19 orang



19x0,27= 5,13



19x0,15= 2,85



19x0,10= 1,9



2022



Partial Care 0 orang



0x0,36= 0



0x0,30= 0



0x0,20= 0



Total Care



Total 8,02 = 8 Total 5,23 = 5 Total 3,09 = 3 orang



orang



orang



Rabu



Minimal Care



18 orang



18x0,17=3,06



18x0,14=2,52



18x0,07=1,26



03-07-



Intermediet/



20 orang



20x0,27=5,4



20x0,15=3



20x0,10=2



2022



Partial Care 0 orang



0x0,36=0



0x0,30=0



0x0,20=0



Total Care



Total 8,46 = 8 Total 5,52 = 6 Total 3.26 = 3 orang



orang



orang



Kamis



Minimal Care



18 orang



18x0,17=3,06



18x0,14=2,52



18x0,07=1,26



04-07-



Intermediet/



19 orang



19x0,27= 5,13



19x0,15= 2,85



19x0,10= 1,9



2022



Partial Care 0 orang



0x0,36=0



0x0,30=0



0x0,20=0



Total Care



Total 8,19 = 8 Total 5,37 = 5 Total 3,16 = 3 Total/ 4 hari



orang



orang



orang



33/4= 8,25



22/4=5,5



12/4=3



Dari hasil tabel 2.3 didapatkan hasil yaitu sebagai berikut : a) Ruang rawat Komering 1.1 pada hari Senin, 01 Agustus 2022 merawat pasien sebanyak 38 orang, dimana 17 orang dengan ketergantungan minimal, 21 orang dengan ketergantungan partial dan 0 orang dengan ketergantungan total. Maka jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak 18 orang



b) Ruang rawat Komering 1.1 pada hari Selasa, 02 Agustus 2022 merawat pasien sebanyak 36 orang, dimana 17 orang dengan ketergantungan minimal, 19 orang dengan ketergantungan partial dan 0 orang dengan ketergantungan total. Maka jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak 16 orang c) Ruang rawat Komering 1.1 pada hari Rabu, 03 Agustus 2022 merawat pasien sebanyak 38 orang, dimana 18 orang dengan ketergantungan minimal, 20 orang dengan ketergantungan partial dan 0 orang dengan ketergantungan total. Maka jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak 17 orang d) Ruang rawat Komering 1.1 pada hari Kamis, 04 Agustus 2022 merawat pasien sebanyak 37 orang, dimana 18 orang dengan ketergantungan minimal, 19 orang dengan ketergantungan partial dan 0 orang dengan ketergantungan total. Maka jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak 17 orang Jumlah kebutuhan perawat = 8,25 +5,5+3 = 16,75 Kebutuhan perhari ialah 17 orang. Jika ditambah, kebutuhan perawat perhari pada tanggal 01-04 Agustus 2022: Kebutuhan perawat = 17+ 1 karu + 3 katim= 21 orang perawat 3. Analisa Unit Layanan Keperawatan a. Flow of Care 1) Penerimaan Pasien Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Pada saat penerimaan pasien baru disampaikan hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam, 2012). Prosedur penerimaan pasien adalah pelayanan pertama yang diberikan oleh rumah sakit dan merupakan pengalaman yang selalu diingat oleh pasien (past experience) yang akan menjadi salah satu penentu persepsi pasien terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut (Supranto J, 2006). Tabel 2.4 Perbandingan Penerimaan Pasien Berdasarkan Ideal dan Aktual Ideal



Aktual



1. Kepala ruangan atau ketua



1. Perawat menerima informasi untuk menerima



tim



menerima



informasi



pasien baru dan memberitahu perawat primer.



pasien baru dari rawat inap IGD, Poli dan Ruang Transit.



2. Penandatanganan consent,



informed



cek



status



2. Perawat mempersiapkan kamar pasien baru.



dan



3. Pasien berasal dari IGD, Poliklinik, Ruang



memasukan data ke buku



Transit. Pasien dilakukan anamnesa oleh tim



register pasien baru.



medis dan paramedis di IGD, Poli, Ruang



3. Menyiapkan atau mengecek



Transit jika terdapat indikasi rawat inap



ketersediaan tempat tidur dan



keluarga pasien diminta untuk melengkapi



peralatan/ sarana pendukung



administrasi di rawat inap.



sesuai kebutuhan pasien yang bersangkutan dengan teliti. 4. Cek



kembali



persiapan



4.



TU rawat inap IGD dan poli akan melihat SIMRS terkait tempat tidur yang kosong.



5. Perawat



IGD,



Poli,



Ruang



Transit



ruangan dan beritahukan pada



mengonfirmasikan kepada perawat jaga di



unit



masuk



Komring 1.1 akan ketersediaan tempat tidur



bahwa ruangan telah siap



kosong dan memberitahukan rencana pasien



menerima pasien.



masuk.



awal



5. Perawat



pasien



menerima



6. Setelah dilakukan konfirmasi, jika tersedia



pasien dari IGD/ Poliklinik



tempat untuk pasien yang akan dirawat sesuai



dan memperkenalkan diri.



dengan kriteria pasien rawat inap Komring 1.1



6. Serah



jaga



terima



pasien



dan



maka petugas kesehatan ruang Komring 1.1



rekam medis dari IGD atau



akan mempersiapkan bed yang akan ditempati



Poli



pasien tersebut, seperti merapikan tempat



7. Melengkapi RM atau EMR dan mengisi buku register pasien



baru



dan



melapor



kedokter jaga bangsal timbang berat badan sebelum penderita dibaringkan. data



selimut serta tiang infus. 7. Perawat



IGD,



Poli,



Ruang



Transit



mengonfirmasikan kepada perawat jaga di



8. Bila pasien dapat berdiri, atau



9. Pengkajian



tidur dan melengkapi peralatan bantal dan



Komring 1.1 untuk mengirim pasien. 8. Pasien diterima oleh perawat di ruangan. Perawat



melalui



transfer,



memeriksa kim,



kelengkapan



gelang



pasien,



status serta



anamnesa dan pemeriksaan



pemeriksaan yang telah dilakukan (Hasil



fisik.



Rontgen, dll).



10. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit serta



orientasi



keadaan



9. Perawat mengantar pasien dan keluarga ke ruangan dan tempat tidurnya. 10. Perawat



mengobservasi



dan



melakukan



ruangan/fasilitas yang ada.



pengkajian kondisi pasien secara umum.



11. Memasang gelang identitas



11. Perawat mengorientasikan pasien tentang



pasien ditangan pasien (SPO:



keadaan ruangan perawat pasien, tata tertib,



Pemasangan gelang identitas



fungsi gelang, cuci tangan dan pasien safety.



pasien).



12. Perawat melaporkan dengan dokter jaga dan



12. Mengambil obat ke farmasi



mempersiapkan dam merencanakan tindakan yang akan dilakukan. 13. Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Skema 2.1



Skema Penerimaan pasien baru di ruang rawat Komering 1.1 PASIEN MASUK DARI IGD/IRJ ADMISI RAWAT INAP



RUANG PERAWATAN/ TINDAKAN KHUSUS RUANG PERAWATAN BIASA



Intensive High Care Ruang Operasi Isolasi



PERBAIKAN



TANPA PERBAIKAN



MENINGGAL/ PULANG



PULANG



ATAS PERMINTAAN SENDIRI



RUJUK KELUAR



Sumber: SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap RSUP Mohammad Hoesin Palembang Berdasarkan observasi instrumen penerimaan pasien baru, seluruh perawat melaksanakan prosedur tindakan penerimaan pasien baru sesuai prosedur yang ada. Pada saat penerimaan pasien baru perawat jaga sudah



melakukan pemeriksa kelengkapan status transfer, kim, gelang pasien dan pemeriksaan yang telah dilakukan serta melakukan anamnesa. Observasi dimulai dari tanggal 2-4 agustus 2022 dengan jumlah pasien baru sebanyak 10 orang yaitu mengenai edukasi terintegrasi yang telah perawat jaga lakukan terhadap pasien baru, didapatkan hasil observasi sebagian besar yakni 8 dari 10 pasien sudah mendapatkan edukasi terintegrasi contohnya penjelasan mengenai keadaan ruangan perawat pasien, tata tertib, fungsi gelang, cuci tangan dan pasien safety serta penyampaian informasi umum seperti persetujuan melakukan tindakan, letak ruangan pasien dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan keluarga pasien saat menjaga pasien selama RS, selama observasi didapatkan perawat jaga melakukan edukasi dengan cara memberikan penjelasan singkat atau pengarahan untuk membaca peraturan atau tata tertib yang ada misalnya mencuci tangan dan risiko jatuh. Terkait pasien baru yang tidak mendapatkan edukasi secara menyeluruh bisa disebabkan banyak hal seperti beban kerja yang banyak berbanding terbalik dengan jumlah perawat dalam ruangan sehingga pemberian edukasi tidak berjalan dengan maksimal atau mobilisasi yang tinggi. Berikut Standar Prosedur Operasional yang digunakan di Ruang Komering 1.1 Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman: UK. 01.01/XVII.1/005/2018 4 10



STANDAR PROSEDUR OPER ASIONAL PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



Tanggal Terbit:



02 JAN 2018



Ditetapkan di Palembang Direktur Utama



Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH NIP: 196207231990011001 Adalah tahapan yang harus dilalui oleh pasien yang masuk untuk dira wat di ruang rawat inap 1. Melaksanakan tertib administrasi 2. Sebagai pedoman kerja untuk bagian/unit terkait 3. Agar pasien cepat dan tepat mendapat pelayanan 4. Untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Nomor : UK01.12/II/1906/2012 tentang Standar Prosedur Operasional (SPO) Keperawatan Lanjutan



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Pasien yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat): 1. Petugas IGD melaporkan pasien dengan indikasi rawat inap ke pet ugas admisi 2. Petugas admisi menghubungi perawat ruangan, dan menginformas ikan akan ada pasien baru sesuai nomor bed yang kosong pada SI M RS rawat inap 3. Perawat ruangan melakukan koordinasi dengan perawat IGD dan petugas admisi 4. Petugas ruangan menyiapkan bed yang dimaksud/bed siap pakai 5. Perawat ruangan menerima pasien yang diantar oleh petugas IGD (Sesuai dengan SPO Standar Perilaku Pelayanan Penerimaan Pasi en Baru Rawat Jalan) 6. Perawat menjelaskan tata tertib dan mengorientasikan ruangan pa da pasien dan keluarga 7. Perawat melakukan pengkajian keperawatan hingga melakukan i mplementasi keperawatan mandiri sesuai masalah keperawatan 8. Perawat lapor ke Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) ten tang pasien dan kondisi pasien (menggunakan teknik SBAR) 9. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan dan program terapi m edis 10. Perawat mendokumentasikan tindakan dan hasil Pasien yang masuk melalui Poliklinik Rawat Jalan : 1. Petugas informasi menghubungi perawat ruangan menginformasik an akan ada pasien baru sesuai nomor bed yang kosong pada SIM RS rawat inap 2. Petugas ruangan menyiapkan bed yang dimaksud/bed siap pakai 3. Perawat ruangan menerima pasien yang diantar oleh petugas porti r (sesuai dengan SPO Standar Perilaku Pelayanan Penerimaan Pas ien Baru Rawat Inap) 4. Perawat menjelaskan tata tertib dan mengorientasikan ruangan pa da pasien dan keluarga 5. Perawat melakukan pengkajian keperawatan hingga melakukan i mplementasi keperawatan mandiri sesuai masalah keperawatan 6. Perawat lapor ke Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) ten tang pasien dan kondisi pasien (menggunakan teknik SBAR) 7. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan dan program terapi m edis 8. Perawat mendokumentasikan tindakan dan hasil 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Rekam Medik 5. Instalasi PK3RS dan Humas STANDAR PERILAKU PELAYANAN PENERIMAAN PASIEN B ARU DI RAWAT INAP Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman : UK. 01.01/XVII.1/7395/2017 4 10



STANDAR PROSEDUR OPE RASIONAL PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tanggal Terbit :



30OCT 2017



Ditetapkan di Palembang Direktur Utama



Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH NIP : 196207231990011001 Proses penerimaan dan rangkaian kegiatanpenerimaan pasien baru di rua ng rawat inap 1. Terwujudnya kesan positif dan profesional saat penerimaan pasien 2. Terwujudnya layanan yang tanggap dan merespon dengan tepat dan b ersahabat (ramah dan senyuman) sehingga mampu meberikan rasa ny aman kepada pasien/keluarga 1. Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Bir okrasi RI No 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan 2. Peraturan pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai N egeri 3. Keputusan Direktur Utama RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang No. UK.01.01/II/733/2015 tentang Pedoman Perilaku Pegawai (Code of Conduct) 4. Keputusan Direktur Utama RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang No. UK.01.01/II/657/2016 tentang Panduan Etik dan Disiplin Profes i Tenaga Keperawatan 5. Keputusan Direktur Utama RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang No. UK.01.01/II/708/2016 1. Ketika pasien/keluarga memasuki ruang perawatan dan menuju nurse station, perawat berdiri sigap natural kemudian meenghampiri pasien /keluarga, dengan senyuman dan mempertahankan kontak mata. (Bila pasien duduk dikursi roda, perawat berdiri didepan kursi roda pasien atau jika pasien berada di brankar maka perawat berdidi disamping p asien) 2. Perawat meberikan ucapan sala, (“Assalamuakaikum/ Selamat Pagi/S ore/Malam”) dengan kepala sedikit menunduk dengan tetap mempert ahankan kontak mata 3. Perawat memperkenalkan diri dan menyebutkan nama ruang rawat (“Perkenalkan saya...(Nama Perawat). Jaga pagi/sore/malam/....,sela mat datang di ruang.....) 4. Perawat menerima dokumen rekam mdik dengan menggunakan dua t angan dati petugas pengantar dan melakukan identifikasi pasien sesu ai SPO 5. Perawat meminta ijin kepada pasien/keluarg untuk menunggu selama pemeriksaan dokumen rekam medik (“Maaf, tunggu sebentar ibu/bap ak, saya akan mengecek dokumen terlebih dahulu”) 6. Perawat mengecek kelengkapan dokumen bersama petugas penganta r, ketika mengkonfirmasi masing-masing kelengkapan perawat menu njukan dengan menggunakan telapak tangan kanan terbuka



7. Setelah selesai mengecek kelengkapan dokumen, perawatan memper silahkan pasien/keluarga dengan telapak tangan, terbuka menuju kam ar perawatan (“Mari Ibu/Bapak saya antar ke kamar perawatan”) 8. Perawat mengkonfirmasi ulang apabila pasien/keluarga masih memb utuhkan informasi atau bantuan keperawatan lainnya (“Baik Ibu/Bap ak, apakah masih ada yang bisa saya bantu?”), sebelum meninggalka n kamar pasien perawat mengucapkan terima kasih dan ucapkan sala m UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi Rawat Inap dan Admisi b. Manajemen Unit 1)



Perencanaan Perencanaan yang dilakukan dalam tahunan dan bulanan mengacu kepada perencanaan yang dibuat oleh pihak manajemen rumah sakit berdasarkan hasil monitoring ke ruang rawat inap Komering 1.1



2)



Kajian Sumber Daya Manusia a) Tenaga Perawat Perawat yang bertugas di ruang Komering 1.1 berjumlah 20 orang yang terbagi menjadi 3 tim. Tim I berjumlah 7 orang. Tim II berjumlah 6 orang, dan tim III berjumlah 7 orang. Distribusi Pegawai Ruang Komering 1.1 Berdasarkan Jumlah Tenaga Perawat No.



Jumlah Tenaga



Jumlah



Perawat 1.



Kepala Ruangan



1 orang



2.



Ketua Tim



3 orang



3.



Perawat Pelaksana



16 Orang



Total



20 orang



Distribusi Pegawai Ruang Komering 1.1 Berdasarkan Masa Kerja Perawat No.



Masa Kerja



Jumlah



Persentase



1.



≤3 tahun



11 orang



55%



2.



> 3 tahun



9 orang



45%



20 orang



100



Total



Distribusi Pegawai Ruang Komering 1.1



Berdasarkan Kelompok Usia No.



Kelompok usia



Jumlah



Persentase



1.



17-25 Tahun



1 orang



5%



2.



25-35 Tahun



15 orang



75%



3.



36-45 Tahun



3 Orang



15%



4.



> 45 Tahun



1 Orang



5%



20 orang



100%



Total



Distribusi Pegawai Ruang Komering 1.1 Berdasarkan Pendidikan Perawat No.



Pendidikan



Jumlah



Persentase



1.



S2 Keperawatan Spesialis



1 orang



5%



2.



Ners



17 orang



85%



3.



D3 Keperawatan



2 orang



10%



Total



20 orang



100%



Distribusi Pegawai Ruang Komering 1.1 Berdasarkan Status Kepegawaian No.



Status Kepegawaian



Jumlah



Persentase



1.



PNS



7 orang



35%



2.



BLU



13 orang



65%



Total



20 orang



100%



Berdasarkan tabel distribusi pegawai Komering 1.1 didapatkan bahwa Jumlah perawat di Ruang komering 1.1 sebanyak 20 orang yang terdiri dari kepala ruangan, 3 orang ketua tim, dan 16 orang perawat pelaksana. Adapun usia perawat sebanyak 15 Orang (75%) berusia 25-35 tahun yang masuk dalam kategori usia produktif. Menurut Respati (2012) Usia 25-35 tahun merupakan usia produktif yang akan mendukung seseorang bekerja lebih baik, lebih berpengalaman, memiliki pertimbangan, serta komitmen yang cukup baik untuk melaksanakan perilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Berdasarkan tabel distribusi pegawai



Komering 1.1 didapatkan tingkat pendidikan perawat sebanyak 17 Orang (85%) memiliki pendidikan Ners dan terdapat 1 orang perawat dengan pendidikan S2 Keperawatan Spesialis.



Menurut



Zulkifli dan Sureskiarti (2019) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat kemampuanya karena semakin mudah baginya untuk mengembangkan ilmu pengetahuanya tentang keperawatan dan diterapkan dalam dunia pekerjaan dan pelayanan ke pasien maupun masyarakat. Masa kerja perawat Komering 1.1 memiliki masa kerja