Laporan Kasus Psikotik Akut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Case Report



Psychiatric Case GANGGUAN PSIKOTIK AKUT



OLEH : dr. Mohammad Gilang Fajriansyah Nohu



PENDAMPING : dr. Emanuel Wantania



Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Kabupaten Banggai Program Internship Periode V Tahun 2017 / 2018



BAB I STATUS PASIEN



A. Identitas Pasien ( AutoAnamnesa) Nama : Tn. MW Usia : 19 Tahun Alamat : Jl Mandapar, Tg Tuwis, Luwuk Selatan Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan terakhir : SMA Agama : Islam Status : Belum menikah No RM : 00-054568 Tanggal Periksa : 04 Februari 2018 B. Identitas Keluarga pasien Nama : Tn LM Usia : 51 tahun Alamat : Jl Mandapar, Tg Tuwis, Luwuk Selatan Pekerjaan : PNS Pendidikan terakhir : S1 Agama : Islam Hubungan : Ayah C. Keluhan Utama Sakit pada belakang sejak tadi D. Riwayat Penyakit Sekarang Autoanamnesis : Tuan MW datang ke IGD diantar keluarganya dengan keluhan sakit pada belakang sejak tadi. Menurut pasien, keluhan ini dirasakan hilang timbul. selain merasakan sakit belakang. Pasien menyangkal tidak pernah terjatuh sebelumnya. Sebelumnya pasien juga mengeluhkan tangannya merasa nyeri dan keram sehingga susah digerakkan. pasien juga merasakan panas badan selama beberapa hari terakhir .



Pasien juga menceritakan ada orang yang mengejarnya dan ingin membunuhnya sejak 2 minggu yang lalu. Pasien menyebutkan seseorang tersebut sudah ada dialam lain. Satu minggu yang lalu pasien sudah berobat ke dokter spesialis saraf untuk mendapatkan pengobatan dan pasien mendapatkan terapi obat oral Risperidon dan Clhorpromazin. Alloanamnesis oleh Ayah Pasien: Ayah pasien membenarkan apa yang keluhkan dan diceritakan oleh pasien. Menurut ayah pasien awalnya pasien sering dibully/diejek oleh teman-temannya dengan perkataan “Hitam dan jelek”. Sejak 2 minggu yang lalu pasien terlihat sering bicara sendiri, kalau berbicara dengan lawan bicaranya pasien tidak mau melihat mata lawan bicaranya. Setelah dari dokter spesialis saraf keluhan tersebut menghilang. Satu minggu terakhir ini pasien sering mengulang kata-kata “nanti liat” dan “tunggu saja” ketika ditanya. Pasien juga sering mengeluhkan sakit tangannya seperti keram dan bicara pelo atau tidak jelas. Setelah beberapa saat keluhan tersebut sembuh dengan sendirinya. Menurut ayahnya terakhir pasien mengeluhkan sakit pada belakangnya. E. Riwayat Penyakit Dahulu a. Riwayat Psikiatri pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. b. Riwayat Kondisi Medik Umum pasien tidak memiliki riwayat penyakit tertentu c. Riwayat Penggunaan Obat-obatan dan Alkohol Tidak diketahui d. Riwayat Pengobatan Sebelumnya Pasien sebelumnya pernah berobat ke dokter saraf dengan keluhan sering bicara sendiri. F. Riwayat Penyakit Keluarga







Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dengan pasien.



G. Riwayat Hidup Pasien a. Masa dikandung dan sekitar Persalinan Lahir normal, Pasien anak kedua dari dua berdaudara, b. Masa bayi Normal c. Masa pra sekolah Normal d. Masa sekolah dan Prapubertas Normal e. Masa Pubertas Normal f. Masa Dewasa  Riwayat Pendidikan SMA  Riwayat Pekerjaan Tidak ada



H.







Riwayat Perkawinan Belum menikah







Kegiatan Moral Spiritual pasien rajin beribadah







Hubungan Sosial Baik



Pemeriksaan Fisik  Status Generalis Keadaan Umum Kesadaran  Vital sign Tekanan Darah Nadi Suhu



: Baik : Compos Mentis : 110/70 mmHg : 85x/mnt : 36,9 C







Respirasi : 20/mnt Status Internus Kulit : Tidak Ada Kelainan Kepala : Tidak Ada Kelainan  Mata : Tidak Ada Kelainan  Hidung : Tidak Ada Kelainan Telinga  Mulut dan tenggorokan : Tidak Ada Kelainan Leher  JVP : Tidak Ada Kelainan  Struma : Tidak Ada Pembesaran  KGB : Tidak Ada Pembesaran Thoraks  Paru - Paru : Tidak Ada Kelainan  Jantung : Tidak Ada Kelainan Abdomen



Genitalia Ekstremitas  Status Neurologis Keadaan neurologis



I.



: Bising Usus (+) Hepar Tidak Teraba , Lien Tidak Teraba : Tidak Dilakukan Pemeriksaan : Akral Hangat, Oedem (-/-) : Reflek Fisiologis (+) Refleks Patologis (-) Laseque test (-/-) Patrick test (-/-) Kontrapatrick test (-/-)



Status Psikiatri Deskripsi Umum : 1. Penampilan : Seorang laki-laki umur 19 tahun, wajah sesuai umur, kulit agak gelap, tinggi badan ±160cm, proporsi badan normal, memakai kaus berwarna hitam dan celana panjang training berwarna hitam. 2. Kesadaran : Compos mentis 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor :



Tenang Pasien tidak memperlihatkan gerak-gerik yang tidak bertujuan, gerak berulang, maupun gerakan abnormal/involunter. 4. Pembicaraan : -



Kuantitas:



pasien



dapat



menjawab



pertanyaan



dan



dapat



mengungkapkan isi hatinya dengan cukup jelas. -



Kualitas: pasien dapat menjawab pertanyaan jika ditanya dan menjawab pertanyaan dengan spontan, Pasien sering bercerita dengan spontan mengenai keadaan dirinya saat ini. Intonasi berbicara pasien cukup jelas. Pembicaraan dapat dimengerti. Tidak ada hendaya dalam berbahasa.



5. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien Kooperatif. kontak mata adekuat. Pasien selalu menjawab pertanyaan dengan melihat kearah pemeriksa. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik. Keadaan Afektif (mood), Perasaan, dan Empati, Perhatian : 1. Mood : labil 2. Afek : Sesuai, menyempit Gangguan Persepsi : 1. Halusinasi 2. Ilusi 3. Depersonalisasi 4. Derealisasi



: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada



Fungsi Intelektual (kognitif) : 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf pendidikan 2. Daya konsentrasi : Baik 3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) :



Baik 4. Daya ingat : Jangka panjang baik, jangka pendek baik, dan jangka segera baik. 5. Pikiran abstrak : Baik 6. Bakat kreatif : Tidak ditelusuri 7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik Proses berpikir : 1. Bentuk pikir : Realistis 2. Arus pikiran :  Produktivitas  Kontinuitas  Hendaya berbahasa 3. Isi pikiran :     



Preokupasi Waham Obsesi Fobia Fantasi



: Cukup : Relevan, koheren : Tidak ada



: Tidak ada : Waham kejar : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada



Daya Nilai : 1. Daya nilai sosial : baik. 2. Uji daya nilai realitas pasien : baik.



Pengendalian Impuls : Pengendalian impuls pasien baik, selama wawancara pasien dapat mengendalikan emosi dengan baik dan tampak selama pemeriksaan dilakukan pasien menceritakan kondisinya dengan tenang.



Insight (Tilikan diri) : Tilikan derajat 4. Pasien menyadari bahwa dirinya sedang sakit, namun pasien tidak mengetahui penyebabnya. Pasien berusaha untuk mencari pengobatan gangguan yang dia alami dan memiliki motivasi untuk sembuh yang sangat baik.



Taraf Dapat Dipercaya : Kemampuan pasien untuk dapat dipercaya cukup akurat, pasien berkata dengan jujur mengenai peristiwa yang terjadi, dan di cross check juga dengan keterangan dari ayah pasien yang menceritakan kejadian yang serupa.



J. Interpretasi Penemuan bermakna Dari status psikiatrik pasien didapatkan penampilan seorang laki-laki remaja berusia 19 tahun, terlihat kesakitan pada belakang dan kram pada tangan, tetapi pada Status internus dan status neurologis tidak di dapatkan kelainan. tingkah laku normal, tampak sakit sedang. Tingkat kesadaran composmentis, roman muka sedikit mimik, afek menyempit. Isi pikir terdapat waham kejaran. Tilikan diri baik tapi pasien belum tau penyebab dirinya sakit. K. Diagnosa Banding Gangguan psikotik akut Gangguan waham menetap Gangguan Somatisasi L. Diagnosa Multiaksial Aksis I Aksis II



: F. 23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara : Z.03.2 Tidak ada Diagnosis Axis II



Aksis III



: tidak ada diagnosis



Aksis IV



: masalah dengan “primary support group” (keluarga) Masalah dengan lingkungan sosial



Aksis V



: 80-71 (Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas Ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll.)



M. Penatalaksanaan Farmakologi : Anti Psikotik : Chlorpromazine tab 25 mg 1x1 Risperidon tab 2 mg 1x1 Non Farmakologi  Memberi informasi tentang kondisi pasien serta kesadaran akan kewajiban 



menjalankan pengobatan dan pemeriksaan teratur demi kesembuhan pasien Memberi motivasi agar keluarga tetap memberi support kepada pasien



N. Progonosa Premorbid 1. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga : tidak ada (ad bonam) 2. Dukungan keluarga : baik (ad bonam) 3. Kepribadian introvert : (dubia ad malam) Morbid 1. Onset usia : usia dewasa muda (dubia ad bonam) 2. Jenis penyakit : gejala psikotik akut (dubia ad bonam) 3. Penyakit organik: tidak ada (ad bonam) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi



Psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau aneh. Psikotis akut adalah sekelompok gangguan jiwa yang berlangsung kurang dari satu bulan dan tidak disertai gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang : 1. Onsetnya akut (£ 2 minggu) 2. Sindrom polimorfik 3. Ada stresor yang jelas 4. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau depresif 5. Tidak ada penyebab organik B. Epidemiologi 1. Frekuensi Internasional Berdasarkan studi epidemiologi internasional, bila dibandingkan dengan skizofrenia, insidensi nonaffective acute remitting psychoses sepuluh kali lebih tinggi terjadi di negara-negara berkembang daripada negara-negara industri. Beberapa klinisi meyakini bahwa gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien dengan kelas sosioekonomi yang rendah, pasien dengan gangguan kepribadian, dan imigran. Pada negara-negara non industri, beberapa istilah lain sering digunakan untuk menjelaskan bentuk psikosis yang dipicu oleh stress yang tinggi.



2. Mortality/Morbidity Sebagaimana episode psikosis lainnya, risiko pasien menyakiti diri sendiri dan/atau orang lain dapat meningkat 3. Jenis kelamin



Menurut studi epidemiologi internasional, insidensi dari gangguan ini dua kali lebih tinggi terjadi pada wanita dibandingkan pria. Di Amerika Serikat, sebuah penelitian mengindikasikan adanya insidensi yang lebih tinggi pada wanita. 4. Usia Gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien dengan usia antara dekade ke tiga hingga awal dekade ke empat. Beberapa klinisi meyakini bahwa pasien dengan gangguan kepribadian (seperti narcissistic, paranoid, borderline, schizotypal) lebih rentan berkembang menjadi gangguan psikosis pada situasi yang penuh tekanan.



C. Etiologi Di dalam DSM III-R faktor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis reaktif singkat, tetapi kriteria tersebuat telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan DSM IV menempatkan diagnosis gangguan psikotik akut di dalam kategori yang sama dengan diagnosis psikiatrik lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis kemungkinan termasuk kelompok gangguan yang heterogen. Pasien dengan gangguan psikotik akut yang pernah memiliki gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis ke arah perkembangan gejala psikotik. Teori psikodinamika menyatakan bahwa gejala psikotik adalah suatu pertahanan terhadap fantasi yang dilarang, penurunan harapan yang tidak tercapai atau suatu pelepasan dari situasi psikososial tertentu.



D. Gambaran klinis Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurangnya satu gejala psikotik, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan keseluruhan pola



gejala yang ditemukan pada skizofrenia.



Beberapa klinisi telah mengamati bahwa gejala afektif, konfusi, dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering ditemukan pada gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian, atau perilaku yang aneh, berteriak-teriakatau diam membisu, dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang mengarahkan diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organik yang lengkap, walaupun hasilnya mungkin negatif. E. Diagnosis 1. PPDGJ III Pedoman diagnostik 1.) Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang digunakan adalah a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang sama dengan jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodormal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok. b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik = beraneka ragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-like = gejala skizofrenik yang khas) c. Adanya stress akut yang berkaitan d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung



2.) Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi criteria episode manic atau episode depresif, walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu 3.) Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium atau demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau obat-obatan Gejala psikotik berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan. Diagnosis dapat dibuat sebelum periode waktu satu bulan, tetapi harus diterima sebagai diagnosis sementara. Jika gejala menetap lebih dari satu bulan, diagnosis berubah menjadi gangguan psikotik lainnya, seperti gangguan skizofreniform. 2. Bentuk-bantuk psikosis akut (PPDGJ III) 1.) F 23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia a. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadaan psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang); b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama. c. Harus ada keadaan emosional yang sama beranekaragamnya; d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau episode depresif. 2.) F 23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia a. Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) yang khas untuk gangguan psikotik polimorfik akut; b. Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas;



c. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia. 3.) F 23.2 Gangguan psikotik lir-skizofrenia (schizophrenia-like akut) a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari nonpsikosis psikosis); b. Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang dari 1 bulan; c. Tidak memenuhi kriteria psikosis polimorfik akut. 4.) F 23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari nonpsikosis psikosis); b. Waham dan halusinasi; c. Baik kriteria skizofrenia maupun gangguan psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi. 5.) F 23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya Gangguan psikotik akut lain yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori manapun. 6.) F 23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara YTT



3. DSM IV DSM IV memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik, didasarkan terutama atas lama gejala. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang berlangsung kurang dari satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan tidak disertai gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum. Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham merupakan gejala psikotik utama), gangguan skizofreniform (jika gejala berlangsung kurang dari enam bulan) dan skizofrenia jika gejala telah



berlangsung lebih dari enam bulan. Gangguan psikotik singkat diklasifikasikan di dalam DSM IV sebagai suatu gangguan pasikotik dengan durasi singkat. Kriteria diagnostic ditentukan dengan sekurangnya ada satu gejala psikotik yang jelas yang berlansung selama satu hari sampai satu bulan. Kriteria diagnostik untuk gangguan psikotik akut: a. Adanya satu (atau lebih) gejala berikut: 1. Waham 2. Halusinasi 3. Bicara disorganisasi ( menyimpang atau inkoheren) 4. Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik b. Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari sampai kurang dari satu bulan. c. Gangguan yang muncul bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau kondisi medis umum. Sebutkan jika: Dengan stressor nyata (psikosis reaktif singkat): jika gejala terjadi segera setelah dan tampak sebagai respons dari suatu kejadian yang semdirian atau bersama-sama akan menimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut. Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau tampaknya bukan sebagai respons terhadap kejadian yang, sendirian atau bersama-sama, akan menimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut. Dengan onset pascapersalinan: jika onset dalam waktu 4 minggu setelah persalianan.



(Sumber: DSM IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed. 4. Hak cipta American Psychiatric Association, Washington, 1994. Digunakan dengan izin.)



F. Jenis Stresor Stressor pencetus yang paling jelas adalah peristiwa kehidupan yang besar yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Contoh peristiwa adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin merupakan urutan peristiwa yang menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulkan stress dengan jelas. G. Diagnosis banding Diagnosis lain yang dipertimbangkan di dalam diagnosis banding adalah gangguan buatan (factitious psikotik karena kondisi medis umum dan gangguan psikotik akibat zat. Seorang pasien mungkin tidak mau mengakui penggunaan zat , dengan demikian membuat pemeriksaan intoksikasi zat sulit tanpa menggunakan tes laboratorium. Pasien dengan epilepsi atau delirium dapat juga datang dengan gejala psikotik seperti yang ditemukan pada gaangguan psikotik akut.disorder) dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjol, berpura-pura (malingering), gangguan



H. Penatalaksanaan 1. Perawatan di rumah sakit Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk pemeriksaan dan perlindungan pasien. Pemeriksaan pasien membutuhkan monitoring ketat terhadap gejala dan pemeriksaan tingkat bahaya pasien terhadap dirinya



sendiri dan orang lain. Lingkungan rumah sakit yang tenang dan terstruktur juga dapat membantu pasien untuk memperoleh kembali rasa realitasnya. 2. Farmakoterapi Dua kelas utama yang harus dipertimbangkan dalam pengobatan gangguan psikotik akut adalah obat antipsikotik antagonis reseptor dopamine dan benzodiazepine. Khususnya pada pasien yang berada dalam risiko tinggi untuk mengalami efek samping ekstrapiramidal, suatu antikolinergik kemungkinan harus diberikan bersama-sama dengan antipsikotik. Pemakaian jangka panjang medikasi harus dihindari dalam pengobatan gangguan ini, jika medikasi pemeliharaan diperlukan, klinisi harus mempertimbangkan ulang diagnosis.



OBAT ANTIPSIKOSIS 1. Haloperidol Berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis yang karena hal tertentu tidak dapat diberi fenotiazin. Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80% pasien yang diobati haloperidol. Oksipertin merupakan derivate butirofenon yang banyak persamaannya dengan CPZ. Oksipertin berefek blockade adrenergic dan anti emetic serta dapat menimbulkan parkinsonisme pada manusia dan katalepsi pada hewan. Farmakodinamik Struktur haloperidol berbeda dengan



fenotiazin,



tetapi



butirofenon



memperlihatkan banyk sifat fenotiazin. Pada orang normal, efek haloperidol mirip fenotiazin piperazin. Haloperidol memperlihatkan antipsikosis yang kuat dan efektif untuk fase mania penyakit manic dan manic depresif dan schizophrenia. Efek fenotiazin piperazin dan butirofenon berbed secara kuantitatif karena butirofenon selain menghambat efek dopamine, juga meningkatkan turn over ratenya.



Indikasi Skizofrenia akut & kronik, status ansietas, gelisah & psikis labil disertai dengan mudah marah, menyerng, astenia, delusi, halusinasi. Dosis Dewasa dan anak