Laporan Kasus - Skizoafektif Tipe Depresi - Ajeng Retno Wulandari - H1A320047 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA LAPORAN KASUS Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1)



Disusun Oleh : Ajeng Retno Wulanddari H1A320047



Pembimbing :



dr. Agustine Mahardika,M.Biomed, Sp.KJ DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN / SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA NUSA TENGGARA BARAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan refleksi kasus mengenai Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif. Tugas ini merupakan salah satu prasyarat dalam rangka mengikuti kepaniteraan klinik madya di bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dr. Agustine Mahardika,M.Biomed, Sp.KJ selaku pembimbing karena telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian tugas. Dalam penulisan refleksi kasus, penulis menyadari masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga refleksi kasus ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan khususnya pada penulis dan pembaca dalam menjalankan praktik sehari-hari sebagai dokter. Terima kasih. Mataram, Januari 2022



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola perilaku, atau psikologik seseorang yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Terdapat berbagai macam gangguan jiwa dengan variasi manifestasinya. Manifestasi yang muncul merupakan kombinasi dari adanya gangguan pada pikiran, persepsi, emosi, perilaku, dan hubungan dengan orang lain. Skizofrenia, salah satu dari gangguan jiwa, merupakan gangguan psikotik fungsional yang ditandai dengan keyakinan delusional, halusinasi, dan adanya gangguan pada pikiran, persepsi, dan perilaku. Menurut WHO, skizofrenia didapatkan sebesar 20 juta orang di dunia. Di Indonesia, skizofrenia didapatkan sebanyak 7% dari seluruh populasi yang ada. Gangguan ini biasanya muncul sebelum usia 25 tahun dan dapat bertahan seumur hidup1–3. Pasien yang didiagnosis dengan skizofrenia dapat menunjukkan beberapa gejala, baik itu positif maupun negatif, seperti halusinasi, delusi, mutisme, dan berbagai lainnya. Gangguan skizoafektif memiliki ciri dari skizofrenia dan gangguan mood. Gangguan ini masih belum jelas apakah termasuk pada subtipe skizofrenia, gangguan mood, atau ekspresi dari kedua hal tersebut. Penanganan yang dapat diberikan pada pasien dengan skizofrenia dapat berupa pemberian obat-obatan dan pemberian terapi non-farmakologi seperti psikoterapi suportif, cognitive behavioural therapy, dan edukasi kepada keluarga dari pasien tersebut1,3.



BAB II STATUS PSIKIATRI



I. Identitas Pasien Nama pasien



: Tn. A



Usia



: 48 tahun



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Agama



: Islam



Suku



: Sasak



Pendidikat terakhir



: S1



Pekerjaan



: PNS



Status



: Sudah menikah



Alamat



: Lingsar, Lombok Barat, NTB



Data diperoleh dari : • Autoanamnesis dilakukan pada Kamis, 6 Januari 2022 dan Jum’at, 7 Januari 2021 di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma. •



Alloanamnesis dilakukan pada Sabtu, 8 Januari 2022 dengan istri pasien melalui sambungan telfon.







Informasi lain yang diperoleh dalam laporan ini didapatkan melalui rekam medis pasien.



II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis A. Keluhan Utama Menyakiti diri sendiri B. Observasi Pasien laki-laki berusia 31 tahun sedang menjalani rawat inap di Bangsal Melati RSJ Mutiara Sukma. Ketika wawancara, pasien dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa di Bangsal Melati RSJ Mutiara Sukma . Penampilan pasien tampak seusianya. Pasien terlihat cukup bersih dan rapi dengan pakaian



seragam pasien RSJ Mutiara Sukma. Pasien cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. C. Riwayat Penyakit Sekarang Autoanamnesis Pasien mengaku dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma atas keinginannya sendiri keluhan mencekik dirinya yaitu 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan bahwa keinginan tersebut berasal bisikan yang menyuruh untuk bunuh diri dengan cara membakar dirinya. Pasien merasa tidak mampu melawan bisikan-bisikan yang ada sehingga mengikuti keinginan bisikan tersebut dan pasien merasa hanya ingin mati saja. Bisikan tersebut dirasakan sangat banyak dan terus menerus. Pasien juga sering mendengar bisikan-bisikan di telinganya yang mengatakan hal-hal negatif tentang diri pasien, membicarakan dan memfitnah pasien. Pasien juga merasa cemas, gelisah dan takut. Keluhan dikatakan berkurang jika pasien meminum obat, dan bertambah saat pasien sedang dalam kondisi drop atau capek. Pasien mengatakan keluhan sangat menggangu aktivitas sehari-hari dan pekerjaannya namun pasien tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Pasien kadang-kadang menjadi sulit tidur dan nafsu makan berkurang. Pasien sebelumnya melakukan rawat jalan di RSJ Mutiara Sukma pada tahun 2019 hingga tahun 2020 dengan keluhan cemas, gelisah dan mendengar bisikan. Pada tahun 2020 pasien merasakan keluhan bisikan menghilang sehingga pasien tidak kontrol lagi hingga tahun 2021. Sebelum rawat inap di RSJ MS, pasien mendengar ada 4 suara bisikan (3 wanita dan 1 laki-laki) yang sering membisikkan untuk menyuruh bunuh diri. Hal ini sudah dirasakan pasien sejak 3 bulan sebelum MRS karena pasien tidak datang untuk kontrol ke RSJ MS. Pasien menyangkal melihat hal-hal seperti bayangan yang aneh. Heteroanamnesis Menurut keluarga pasien menyebutkan bahwa pasien didapatkan menyakiti dirinya sendiri dengan cara mencekik lehernya di dalam kamarnya. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mendengar bisikan-bisikan yang menggangu pasien. Keluhan lain yang disadari oleh keluarga yaitu pasien mudah lupa dengan kegiatan-kegiatan yang baru saja dilakukan. Pihak keluarga menyebutkan bahwa pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga-tetangganya dan sering dibantu untuk mencari obat



setelah pasien mulai mendengar bisikan-bisikan tersebut. Menurut penurutan keluarga, pasien merupakan orang yang pendiam namun tetap bisa menjalin hubungan baik dengan tetangga dan teman-temannya.



D. Riwayat Penyakit Dahulu 1. Riwayat gangguan psikiatri Pasien sebelumnya memiliki riwayat keluhan serupa dan saat ini merupakan pertama kali dirawat inap di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma. Terdapat riwayat EPS. 2. Riwayat gangguan medis Pasien mengaku tidak pernah mengalami penyakit medis yang memerlukan rawat inap di rumah sakit. Pasien memiliki penyakit diabetes mellitus dan menyangkal adanya hipertensi. 3. Riwayat penggunaan alkohol dan zat adiktif lain Pasien mengaku pernah mengonsumsi alkohol saat SMA dan pernah mengonsumsi tuak sekali. Pasien merokok sebanyak 1 bungkus setiap harinya. E. Riwayat Personal Riwayat prenatal dan perinatal Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Berdasarkan pengakuan pasien, pasien lahir di dukun. Untuk kondisi ibu, pasien menyangkal adanya kelainan saat kehamilan maupun saat proses melahirkan. Pasien mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan ASI hingga usia 2 tahun. 1. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak usianya. Pada masa ini, pasien tinggal bersama orang tua. Selama masa tersebut, pasien menyangkal adanya permasalahan baik kesehatan maupun dalam aktivitas kesehariannya. 2. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun) Saat masuk SD, pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan menyebutkan bahwa pasien seorang yang pendiam namun tetap akrab dengan teman-



temannya. Selama SD, pasien menyangkal adanya permasalahan dalam lingkup pertemanannya. Saat SD kelas 4, pasien mulai menunjukkan adanya ketertarikan terhadap lawan jenis. 3. Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun) Saat masuk SMP hingga lulus SMA, pasien menyebutkan bahwa hubungan dengan teman- temannya baik dan tidak ada permasalahan selama pasien sekolah. Saat SMA kelas 2 hingga kelas 3, pasien memiliki 5 orang teman dekatnya. Dikarenakan teman-temannya sudah mulai meninggalkan pasien untuk menikah, pasien merasa sedih karena tidak memiliki teman bermain lagi. 4. Dewasa a) Riwayat pendidikan Pasien telah menempuh pendidikan hingga lulus SMA dan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi negeri dengan mengambil jurusan ekonomi. b) Riwayat pekerjaan Setelah lulus kuliah, pasien kemudian menjadi PNS di Dinas Perhubungan dan saat ini memiliki jabatan sebagai kassi c) Riwayat Psikososial Pasien saat ini sudah menikah. Pasien cukup sering bergaul dengan teman dan warga sekitar c)



Riwayat agama Pasien beragama islam dan mengaku sholat tepat waktu di masjid. Dan selama di rawat inap, pasien mengatakan sering sholat.



d) Aktivitas sosial Pasien beraktivitas seperti biasa di rumah dan di waktu sennggang menyempatkan diri untuk melaksanakan hobinya bermain tenis meja. F. Riwayat Keluarga Pasien menyangkal adanya riwayat psikiatri dan riwayat penyakit keturunan (seperti hipertensi dan diabetes mellitus) pada keluarganya. G. Riwayat Pengobatan Pasien sebelumnya melakukan rawat jalan dari tahun 2019 hingga 2021 di RSJ Mutiara Sukma dan diberikan obat-obat yaitu Olanzapine 1x10 mg dan Clobazam



2x5 mg H. Situasi Kehidupan Saat ini Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Saat ini, pasien tinggal bersama istri dan ke empat anaknya. Saat ini pasien dirawat di bangsal Melati RSJ Mutiara Sukma. I. Persepsi dan Harapan Keluarga Keluarga pasien berharap untuk kesembuhan pasien dan kembali pulang. Keluarga menyebutkan bersedia untuk membantu dalam proses perawatannya di rumah saat pasien sudah keluar dari RSJ Mutiara Sukma. J. Persepsi dan Harapan Pasien Pasien ingin cepat menghilangkan bisikan-bisikan yang sangat menggangunya. Pasien mengetahui bahwa pasien sakit namun belum mengetahui apa yang menyebabkan kondisi yang dialaminya tersebut.



K. Genogram Keluarga Pasien



Keterangan



: Perempuan



: Laki-laki



: Pasien



III.



PEMERIKSAAN FISIK DAN STATUS MENTAL Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 7 Januari 2022 di Bangsal Melati Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma. 1. Status Generalis a) Keadaan umum



: baik



b) Kesadaran



: compos mentis



c) Tanda vital •



Tekanan darah



: 120/80 mmHg







Nadi



: 86x/menit







Pernapasan



: 20x/menit







Suhu



: 36oC



2. Status Lokalis a) Kepala



: normocephal, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), rambut hitam dan tersebar merata



b) Leher



: pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-), deviasi trakea (-)



c) Thoraks •



Inspeksi : bentuk dan ukuran normal, gerakan dinding dada simetris dextra et sinistra







Palpasi







Perkusi



: nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa (-)



Paru-paru : sonor di seluruh lapang paru Jantung •



: batas jantung dalam batas normal



Auskultasi Paru-paru : vesikuler seluruh lapang paru, wheezing (-), rhonki(-) Jantung



: S1 S2 tunggal regular, S3 gallop (-), murmur (-)



d) Abdomen •



Inspeksi







Auskultasi : bising usus normal







Perkusi



: timpani seluruh region abdomen







Palpasi



: nyeri tekan (-), massa (-), hepatosplenomegali (-)



e) Ekstremitas



: bentuk normal, jejas (-), distensi (-), scar (-)



: akral teraba hangat, CRT