10 0 122 KB
A. Laporan Kegiatan Prabaca Identitas Buku Judul Asli
:The Subtle Art Of Not Giving a F*ck
Judul
: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis
: Mark Manson
Penerjemah
: F. Wicaksono
Penerbit
: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan
: Ke-3
Jenis Buku
: Non Fiksi
Jumlah Halaman
: 224
No 1. 2. 3. 4.
Pertanyaan Sebelum Membaca Bagaimana seni bersikap bodo amat yang dimaksudkan oleh Mark? Apakah buku ini boleh dibaca oleh anak-anak? Mengapa Apakah
B. Laporan Harian Kegiatan Membaca No 1
Hari, Tanggal
Halaman/Bab yang dibaca
Informasi Penting
Bab 1, 1-25
Bab ini membahas tentang “Jangan Berusaha” Mark sendiri membagi tiga seni yang dapat membantu pikiran mengenai sikap masa bodoh ini: Seni #1: Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh, masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda. Seni #2: Untuk bisa mengadakan “bodo amat” pada kesulitan, pertamatama Anda harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan. Seni #3: Entah Anda sadari atau tidak, Anda selalu memilih suatu hal untuk diperhatikan.
Pertanyaan/ Tanggapan
2
Bab 2, 27-47
Bab ini membahas tentang “kebahagian Adalah Masalah” Manson menyebutkan bahwa kebahagiaan datang dari keberhasilan untuk memecahkan masalah. Yang mana kadangkala masalah ini sederhana saja dan konsepnya sama: selesaikan masalah lalu berbahagialah! Tapi, ternyata beberapa dari kita menyikapi tak sesederhana ini. Karena kita biasanya: - Menyangkalnya: mengingkari kenyataan sehingga menuntun ke kerapuhan dan pengekangan emosional - Mengedepankan mentalitas sebagai korban: memilih meyakini bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini padahal bisa jadi kita mampu menghadapi, sehingga menggiring kita pada ketidakberdayaan dan keputusasaan. Kebahagiaan yang dikatakan Manson yang tumbuh dari masalah inilah yang membutuhkan perjuangan yang akan menentukan kesuksesan di masa depan.
3
Bab 3, 49-73
Bab ini membahas tentang “Anda Tidak Istimewa” Manson kemudian menyadarkan pembacanya, bahwa sejatinya tidak ada dari kita yang istimewa. Pasalnya, pengukuran yang benar tentang penghargaan diri itu bukanlah jika seseorang merasakan pengalaman positifnya tapi justru pengalaman negatifnya. Dan kemalangan serta kegagalan sungguh berguna dan bahkan diperlukan untuk membangun seseorang menjadi orang dewasa yang tangguh dan sukses nantinya. Jadi, meski terdengar membosankan dan biasa saja, menurut Manson mengapresiasi pengalaman sederhana dalam hidup dan penerimaan terhadap eksistensi diri yang sedang-sedang saja, akan
membebaskan kita untuk menuntaskan apa yang sungguh ingin kita selesaikan tanpa penilaian atau ekspetasi yang berlebihan. 4
Bab 4, 75-105
Bab ini membahas tentang “Nilai Penderitaan” Manson menjabarkan tentang self improvement yang sesungguhnya adalah dengan memprioritaskan dan memilih nilai-nilai yang lebih baik untuk dipedulikan. Lantaran, ketika kita peduli pada hal yang lebih baik maka kita akan mendapatkan masalah yang lebih baik sehingga hidup yang kita jalani akan jadi lebih baik lagi.
5
Bab 5, 107-133
Bab ini membahas tentang “Anda Selalu Memilih” Manson juga mengingatkan bahwa sebagai bagian dari hidup dalam sebuah masyarakat yang demokratis dan bebas maka kita semua mesti berhadapan dengan berbagai pandangan termasuk orang yang berseberangan dengan kita. Kita kemudian disarankan untuk memilih pertempuran dengan hati-hati sambil terus mencoba sedikit berempati terhadap mereka yang kita sebut "lawan". Juga, sebaiknya mendahulukan nilai kejujuran dan keterbukaan serta menerima keraguan yang muncul atas nilai merasa paling benar.
6
Bab 6, 135-170
Bab ini membahas tentang “Anda Keliru Tentang Semua Hal (Tapi, Saya Pun Begitu)” Manson menggarisbawahi lagi hukum kebalikan, semakin kita menerima ketidakpastian dan ketidaktahuan akan sesuatu, kita akan merasa nyaman karena tahu persis yang kita tahu. Manusia yang yakin dirinya mengetahui semua tidak akan mempelajari sesuatu pun.
Demikian juga keterbukaan untuk mengakui kesalahan harus ada terlebih dahulu jika kita menginginkan perubahan atau pertumbuhan. Sehingga sebelum kita mencermati nila-nilai dan prioritas dan kemudian mengubahnya jadi lebih baik, pertama kita harus meragukannya lalu mengakuinya. Dan sebaiknya kita mendefinisikan ulang ukuran kita dengan cara yang biasa saja, jangan jadi unik juga istimewa. Pilih identitas yang biasa saja, misalnya: seorang ibu, suami, rekan kerja, teman atau penikmat makanan. 7
Bab 7, 171-189
Bab ini membahas tentang “Kegagalan adalah Jalan Untuk Maju” Prinsip "lakukan sesuatu" menjadikan kegagalan tidaklah penting lagi. Ketika standar kesuksesan hanya "melakukan sesuatu" kita akan mendorong diri untuk lebih maju lagi. Kita merasa bebas untuk gagal dan kegagalan inilah yang menggerakkan kita ke depan. Manson menelaah hal ini dan memberikan kesimpulan bahwa kita adalah sumber inspirasi bagi diri kita sendiri. Kita bisa melakukan apa saja untuk menginspirasi motivasi agar tetap ada bersemayam di diri.
8
Bab 8, 191-219
Bab ini membahas tentang “Pentingnya Berkata Tidak” Manson mengedepankan perlunya berkata tidak untuk menolak sesuatu agar kita tidak kehilangan alasan untuk bertahan. Karena menghindari penolakan akan memberikan kenikmatan sesaat yang membuat kita tanpa kemudi dan tanpa arah jangka panjang. Jadi untuk mengapresiasi sesuatu kita harus membatasi diri sendiri.
9
Bab 9, 221-243
Bab ini membahas tentang “…Dan Kemudian Anda Mati” Tanpa kita sadari kepongahan seringkali melucuti perasaan keTuhan-an kita dan menarik semua perhatian ke dalamnya, membuat kita merasa seakan-akan kitalah pusat dari semua masalah yang ada di alam semesta. Bahwa kita mengalami ketidakadilan dan bahwa kita berhak mendapatkan yang paling besar daripada orang lain hingga kita..... tiada lagi di dunia.
Putussibau,
Oktober 2019 Mengetahui
Orang Tua/Wali
Guru Bahasa Indonesia
---------------------
-------------------------------
MAKALAH BAHASA INDONESIA
LAPORAN KEGIATAN PRABACA
Disusun Oleh:
Nama: Klaudia Retno Putri Kelas: XII MIPA 3
SMAN 1 PUTUSSIBAU Tahun Pelajaran 2019/2020