Laporan Kimia Anion [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A



nalisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam atau



jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair itu maka kita lakukan analisa kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-sifat fisis sampel tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih, massa jenis serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa padatan, kita tentukan bagiamanakah warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal, serta kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk melakukan analisa kualitatif yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisis bahan-bahan yang dianalisa. Pengetauan ini sangat diperlukan dalam manarik kesimpulan yang tepat. Data tentang sifat-sifat fisis ini dapat ditemukan dalam suatu Hand Book, misalnya dalam Physical and Chemical Data Hand Book. Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua, analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion. Pada bab ini akan diuraikan bagaimana cara melakukan analisa kualitatif tersebut. Analisis kualitatif berdasarkan sifat fisis bahan Sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan indeks bias untuk sampel cair, lakukanlah terlebih dahulu analisis pendahuluan. Untuk sampel padat analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, pemanasasan dalam tabung uji serta tes nyala. Sedangkan untuk sampel cair analisis penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman. Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garamgaram kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin. Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-. b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-. c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi. d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat.



Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat. 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditabahkan dulu asam.Bila dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat (kation golongan I, II, III, IV dan Mg2+ pada golongan skema H2S) maka pemeriksaan anion menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditabahkan dulu asam. Analisis terhadap ion-ion pengoksida ES + H2SO4 (4N) kemudian dituangkan dengan hati-hati ke dalam larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat. Bila terjadi warna biru tua menunjukkan ion pengoksida ada. Bila bukan biru tua maka menunjukkan ion pengoksida tidak ada. Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO4 2- yang dapat larut makin banyak. Dari hasil identifikasi sebelumnya dapat ditehui adanya beberapa anion seperti CO32- dan CH3COO-. Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain.            



SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan terjadi penghilangan warna ungu KMnO4 karena MnO4 tereduksi menjadi ion Mn2+. S2O32- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk larutan tetrationat yang tak berwarna. SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4 yang tak larut dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl pekat panas. NO2- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer akan dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji. CN- : Denga larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut dalam larutan sianida berlebih karena membentuk ion komplkes [Ag(CN)2]– SCN- : Dengan larutan FeCl3 membentuk warna merah darah. [Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia dalam larutan netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida alkali membentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat. [Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga, Ag3[Fe(CN) 6] yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat. Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer. Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr yang sukar larut dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak larut dalam sama nitrat encer. I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air panas yang banyak membentuk larutan tidak berwarna, ketika didinginkan terbentuk kepingkeping kuning keemasan. NO3 - : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4 yang segar ke dalam 2 ml larutan NO3-. Tuangkan 3-5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Terbentuknya cicncin coklat menunjukkan adanya NO3.



- Barium Karbonat (BaCO3) Senyawa Barium Karbonat mungkin berada dalam bentuk bahan tambang yang lain. Karbonat dan Barium Karbonat yang diendapkan. Barium karbonat merupakan persenyawaan antara Barium dan Karbonat.



Sifat – Sifat Barium Karbonat (BaCO3) A. Sifat Fisika : 1.Berat molekul : 197,37 gr/mol 2.Warna : putih 3.Spesifik gravity : 4,29 4.Titik lebur : 17400 C 5.Titik didih : 14500 C 6.Sering bergabung dengan galena 7.Tersedia dalam jumlah yang sedikit di alam B. Sifat Kimia : 1.Mempunyai kelarutan yang normal 2.Larut dalam air 3.Terbentuk karena reaksi oleh asam karbonat yang berlebihan 4.Barium Karbonat dapat dilarutkan dalam asam nitrat 5.Terurai pada saat pendidihan larutan 6.Barium Karbonat digunakan untuk racun tikus Pembuatan Karbonat (BaCO3) A.Skala Laboratorium Dalam skala laboratorium Barium Karbonat dapat dibuat dengan mengalirkan gas CO2 kepada larutan Ba(OH)2 sehingga terjadi endapan Barium Karbonat (BaCO3) reaksinya adalah : Ba(OH)2 + CO2 BaCO3 + H2O B.Skala Industri Proses pembuatan BaCO3 dapat dilakukan dengan menggunakan proses feedstock BaCO3 dengan kemurnian tinggi yang digunakan oleh OSRAM Sylvania Product Inc.. Prosesnya sebagai berikut: Garam BaCl2 dengan kemurnian tinggi terlarut dalam air deionisir. Solution difiltrasi untuk menghilangkan residu padatan tersuspensi dan hasil filtrasi dibuang. Solution NH4HCO3 kemudian dipompa ke BaCl2 untuk mengendapkan BaCO3. Penguapan NH3 dari penambahan NH4HCO3 ke BaCl2 dilepaskan ke scrubber. Scrubber air limbah disalurkan secara langsung ke fasilitas pengolahan air limbah OSRAM on-site. Presipitat BaCO3 yang masih mengandung NH4+ dipisahkan dengan pengurai amonia. Presipitat BaCO3 dicuci dengan air deionisir dan hasil air cucinya dikirim langsung ke bagian pengolahan air limbah. Produk BaCO3 dibersihkan, dikeringkan, dan sized. Uap air dilepaskan ke atmosfer dari unit pengering dan pengukur. Debu yang dihasilkan selama tahap sizing ditangkap oleh pengumpul debu dan akhirnya dibuang. Produk akhir BaCO3 digunakan sebagian secara internal dalam fasilitas OSRAM sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk OSRAM. Kegunaan Karbonat (BaCO3) Digunakan sebagai bahan Pembuat Racun Tikus, sebagai bahan untuk Gelas Optik, Bahan Pembuat Keramik, Cat, dan Enamel. - 2Na2CrO4 (Natrium kromat) Natrium kromat bersifat murni dan kemurnian yang tinggi. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai reagensia. Namun, senyawa natrium kromat merupakan senyawa beracun. Sifat – Sifat Na2CrO4 (Natrium kromat) Sifat Fisika : 1.Berbentuk kristal berwarna kuning. 2.Juga berada dalam bentuk larutan. 3.Berwarna kuning. 4.Berat molekul : 342,16 5.Titik lebur : 19,9oC 6.Densitas : 1,483 gr/ml



Sifat Kimia : 1.Sedikit larut dalam alkohol. 2.Merupakan zat yang beracun. 3.Afinitas elektron kuat. 4.Bersifat reduktor. 5.Keelektronegatifan kecil 6.Beracun. 7.Bersifat reduktor. Pembuatan Na2CrO4 (Natrium kromat) A. Skala laboratorium Pembuatan asam kromat bisa dilakukan dengan mereaksikan kalium kromat dengan timbal asetat. Kemudian menghasilkan endapan yang larut dalam larutan natrium hidroksida. Kelarutan dalam larutan natrium hidroksida disebabkan karena terbentuknya senyawa garam kompleks dan natrium plumbit yang mereduksi konsentrasi ion Pb2+ sehingga timbal kromat larut dalam larutan. K2CrO4 + Pb(C2H3O2)2 PbCrO4 + 2KC2H3O2 (kalium kromat) (timbal asetat) (timbal kromat) (kalium asetat) PbCrO4 + 4NaOH Na2(PbO2) + Na2CrO4 + 2H2O (timbal kromat) (natrium hidroksida) (natrium plumbit) (natrium kromat) (air) B. Skala industri Dalam skala industri, pembuatan natrium kromat dilakukan dengan melelehkan bijih krom dalam tungku dengan asam dan soda dengan aliran udara. Lelehan tersebut dilarutkan dalam air dan sedikit natrium karbonat ditambahkan. Larutan tersebut didinginkan dan diasamkan dengan asam asetat pada konsentrasi tertentu dan dibentuk menjadi kristal. Kegunaan CrO4 (Anion kromat) 1.PbCrO4 digunakan sebagai pigmen dalam industri cat, karet, plastik, pelapisan keramik, dan analisis organik. 2.Cr(C2H3O2).3H2O digunakan dalam industri tekstil, katalis polimerisasi dan oksidasi, dan pengemulsi. 3.ZnCrO4.7H2O digunakan sebagai zat warna. 4.ZnCr2O7 digunakan sebagai zat warna. 5.K2Cr2O7 digunakan sebagai agen pengoksidasi, reagensia analitis, komposisi kuningan, bahan peledak, korek api, tekstil, percetakan, perekat, pewangi sintetis, zat warna. 6.Na2Cr2O7 digunakan dalam kolorimetri, agen pengompleks, oksidator inhibitor dalam etil eter. - NaCl (Natrium Klorida) Natrium Klorida biasanya disebut Garam, adalah senyawa yang hamper setiap hari digunakan. Senyawa ini adalah komponen utma dalam bahan masakan, pembutan yang mudah dan harga yang relative terjangkau. Sifat – sifat NaCl(Natrium Klorida) Sifat Fisika : 1.Rumus Kimia ( NaCl ) 2.Tampilan Padatan 3.Titik Lebur 140˚C 4.Titik didih 430˚C 5.Densitas pada suhu 20˚C 1.9 kg/L Sifat Kimia : 1.Di alam terdapat sebagai Karnalit 2.Mudah Larut dalam Air 3.Dapat ditemukan di air laut 4.Tidak hogroskopis 5.Dapat digunakan sebagai katalis



Pembuatan NaCl(Natrium Klorida) A. Skala laboratorium Natrium klorida terbentuk dari campuran unsur alam Natrium dan Chlor. Zat ini sangat banyak dijumpai di alam dengan reaksi : Na+ + Cl- → NaCl B. Skala Industri Ada bermacam-macam cara pembuatan garam yang telah dikenal manusia, tetapi dalam tulisan ini hanya akan diuraikan secara singkat cara pembuatan garam yang proses penguapannya menggunakan tenaga matahari (solar evaporation), mengingat cara ini dinilai masih tepat untuk diterapkan perkembangan teknologi dan ekonomi di Indonesia pada waktu sekarang. Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi). Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacammacam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut “kristalisasi total”. Bila terjadi kristalisasi komponen garam tersebut diatur pada tempat-tempat yang berlainan secara berturut-turut maka dapatlah diusahakan terpisahnya komponen garam yang relatif lebih murni. Proses kristalisasi demikian disebut kristalisasi bertingkat. Untuk mendapatkan hasil garam Natrium Klorida yang kemurniannya tinggi harus ditempuh cara kristalisasi bertingkat, yang menurut kelakuan air laut, tempat kristalisasi garam (disebut meja garam) harus mengkristalkan air pekat dari 25°Be sehingga menjadi 29°Be, sehingga pengotoran oleh gips dan garam-garam magnesium dalam garam yang dihasilkan dapat dihindari/dikurangi. Kegunaan NaCl(Natrium Klorida) 1.Digunakan sebagai bahan penting untuk makanan 2.Dapat digunakan sebagai bahan pengawet 3.Bahan baku pembuatan logam Na dan Larutan NaOH 4.Dan bahan untuk pembuat keramik, kaca dan 5.Sebagi bahan pembuat Pupuk - AgBr (Perak Bromida) Perak bromida adalah persenyawaan antara Ag+ dan Br-. Senyawa sangat sering digunakan delam Fotografi karma depat menghitamkan berkas Film dari kamera. Sifat – sifat AgBr (Perak Bromida) Sifat Fisika : 1.Rumus Kimia ( AgBr) 2.Tampilan Padatan, 3.Berwarna Kuning Muda 4.Titik Lebur 423˚C 5.Densitas pada suhu 20˚C 6,5 kg/L Sifat Kimia : 1.Sukar larut dalam ammonia 2.Mudah larut dalam senyawa kompleks 3.Ksp sebesar 3,3 x 10-13 4.Menghitam jika dikenai cahaya 5.Senyawa anorganik Pembuatan AgBr (Perak Bromida) A. Skala laboratorium Pembuatan perak bromida secara laboratorium secara reaksi substitusi Br2 dengan senyawa atau garam yang mengandung perak misalnya perak iodida dengan reaksi : Br2 + 2 AgI → 2 AgBr + I2 Dapat juga dibuat dengan mereaksikan garam perak dengan asam bromida untuk menghasilkan perak bromida dengan reaksi : AgNO3 + HBr → AgBr + HNO3



B. Skala industri Pembuatan brom ini memakai “proses pendorongan uap” dari air garam. Untuk air laut, dimana konsentrasi bom relatif encer, udara merupakan bahan peniup yang paling ekonomis. Tetapi untuk pengolahan sumber-sumber yang mempunyai kandungan brom relatif tinngi seperti air garam (brom cara peniupan uap (vapor) brom yang lebih baik ialah dengan uap (steam). Dalam proses ini air garam dipanaskan di dalam penukar kalor sampai suhu 90oC, kemudian dilewatkan menuju menara klorinator. Setelah mengalami klorinasi sebagian, air garam itu dialirkan ke dalam menara tiupan uap, dimana uap diinjeksikan dari bawah sambil menambahkan klor dan yang mengandung halogen dikondensasikan dan dipisahkan melalui gravitasi. Lapisan yang terdiri dari campuran air halogen dikembalikan ke menara uap, dan halogen yang sebagian besar terdiri dari brom, pada lapisan bawah dipisahkan dan dimurnikan. Brom mentah dari proses yang terdahulu dapat dimurnikan dengan melewatkan uap melalui isian yang terbuat dari besi yang dapat menangkap klor yang menyebabkan ketidakmurnian. Sebagian besar brom yang dihasilkan dijadikan alkali bromida dan senyawa lain misal Perak bromida. AgNO3 + HBr → AgBr + HNO3 Kegunaan AgBr (Perak Bromida) 1.Sebagai pereaksi (reagensia) di laboratorium. 2.Pembuatan etilena dibromida. 3.Digunakan dalam penghambat nyala (bahan anti nyala). 4.Digunakan dalam pembuatan senyawa racun api. 5.Sebagai obat penenang yang aman. 6.Pembuatan rol film fotografi dan kertas foto. 7.Pembuatan desinfektan, anti hama (fumigan). - Hidrogen Iodida (HI) Hidrogen Iodida adalah senyawa organik dengan rumus HI, merupakan gas tidak berwarna yang dibuat dengan persenyawaan H2 dengan uap I2. bnyak penelitian menemukan bahwa senyawa ini tidak stabil. Sifat – sifat Hidrogen iodida (HI) Sifat fisikanya : 1.Rumus Kimia ( HI) 2.Tampilan Gas putih 3.Titik Lebur –50.8˚C 4.Titik didih 35.4˚C 5.Densitas pada suhu 20˚C 2.85 kg/L (cair) 6.Densitas pada suhu 20˚C 4.4 kg/L (gas) Sifat Kimianya : 1.Reduktor pada katalis Pt 2.Asam Kuat 3.Larut baik dalam air 4.Merupakan Reduktor 5.Senyawa anorganik Pembuatan Hidrogen iodida (HI) A. Skala laboratorium Asam iodida (HI) terbentuk dari pemanasan iodida dengan asam posfat yang dibentuk dari posfor merah, memakai bantuan asam sulfur sebagai pendingin dengan reaksi : I- + H3PO4 → HI + H2PO4B. Skala industri Pembuatan iodin dapat dilakukan dengan tiga tahap yang paling mungkin dari brines. Langkah pertama adalah klarifikasi terhadap brines untuk memisahkan minyaknya dan materi yang lain. Kemudian pada tahap selanjutnya, dilakukan penambahan larutan perak nitrat ke dalam presipitat atau endapan dari perak iodida yang terkandung dalam brines, dimana akan terjadi penyaringan dan perlakuan untuk membentuk logam perak dan larutan ferro iodida. Perak ini pada akhirnya akan dilarutkan kembali oleh asam nitrat pada siklus yang lain dan direaksikan dengan klorin untuk membebaskan iodin. Pada langkah terakhir, setealh pembebasan iodin itu telah terjadi, itu berarti anion iodida telah berada dalam keadaan bebas pada larutannya. Larutan tersebut akan



dilewatkan pada kabel-kabel tembaga, sehingga iodida dalam larutan akan bereaksi menjadi cupro iodida yang tidak larut pada scrap reactor yang akhirnya akan disaring lagi, dikeringkan untuk memisahkan senyawa tersebut menjadi iodium dengan residu senyawa besi II klorida. Lalu ditambah H3PO4 menghasilkan HI. Kegunaan Hidrogen iodida (HI) 1.Untuk membuat asam hidrida. 2.Sebagai katalis untuk klorinasi senyawa organik. 3.Dalam kimia analitik untuk penentuan angka iodium. 4.Untuk pengobatan (farmasi) dan fotografi. 5.Sebagai zat warna pada germisida (pembasuh kuman).



Anion Karbonat : 1.Na2CO3 A. Sifat Fisika : 1.Padatan Kristal Berwarna putih 2.Titik Lebur 851°C 3.Densitas (anhydrous) : pada 20°C 2.5 Kg/L 4.Densitas (Dekahidrat) : pada 20°C 1.4 Kg/L 5.Nama Dagang : Soda Hablur / Soda Cuci B. Sifat Kimia : 1.Mudah Melapuk oleh udara 2.Beracun 3.Dapat digunakan sebagai pembersih 4.Pelunak Air sadah 5.Pereksi dalam pembuatan Kaca 2.Ba(OH)2 A. Sifat Fisika : 1. Berbentuk Kristal 2. Berwarna Putih 3. Titik Lebur : 78°C 4. Densitas : pada suhu 20°C 2,13 kg/L 5. Tidak Berbau B. 1. 2. 3. 4. 5.



Sifat Kimia : Merupakan larutan Basa Larutan Anorganik Pereaksi Analitik Pereaksi dalam pemurnian Gula Tidak beracun



3. HCl A. Sifat Fisika 1. Massa atom : 36,45 2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3. 3. Titik leleh : -1010C 4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol 5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C 6. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna 7. Berbau tajam. B. Sifat Kimia 1.HCl akan berasap tebal di udara lembab. 2. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang. 3.Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter. 4.Merupakan oksidator kuat. 5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat 6. Racun bagi pernapasan.



Anion Khromat : 1.NH4OH A. Sifat Fisika : 1.Berbentuk Cair 2.berbau tidak sedap 3.Tidak Berwarna 4.Titik Lebur : -78 °C 5.Titik Didih : - 33,5°C B. Sifat Kimia : 1.Tidak dapat diisolasi 2.Tidak Stabil 3.Merupakan larutan basa 4.Mudah larut dalam Air 5.Autoniosasi 2.Hac A. Sifat Fisika : 1. Tidak berwarna 2. Tidak berbau 3. Berbentuk cair 4. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna 5. Titik lelehnya Rendah B. 1. 2. 3. 4. 5.



Sifat Kimia ; Merupakan Asam Mudah larut dalam Air Merupakan oksidator kuat. Larutanya Stabil Beracun



3. BaCl2 A. Sifat Fisika : 1. Berbentuk Kristal 2. Tidak Berwarna 3. Titik Lebur : 960°C 4. Densitas : pada suhu 20°C 3,10 kg/L 5. Tidak Berbau B. 1. 2. 3. 4. 5.



Sifat Kimia Merupakan Garam Organik Mudah Larut dalam Air Digunakan sebagai zat Aditif untuk pelumas Beracun Tidak bereaksi dengan Udara



Anion Clorida, Bromida, Iodida : 1.HNO3 A. Sifat fisika : 1. Massa jenis : 1,502 gr/cm3 2. Titik didih : 86ºC 3. Titik lebur : -42ºC 4. Energi evaporasi : 9,43 kkal/mol pada 20oC 5. Berat molekul : 63,02 gram/mol 6. Nilai entropi : 37,19 kkal/mol oK pada 25oC 7. Tidak berwarna



B. Sifat kimia : 1.Merupakan oksidator yang kuat dan asam kuat 2.Reaksi dengan amonia menghasilkan amonium nitrat, menurut reaksi: HNO3 + NH3 → NH4NO3 3.Reaksi dengan nikel sulfida menghasilkan garam nikel nitrat, nitrogen monoksida, belerang, dan air. 3 NiS + 8 HNO3 → 3 Ni(NO3)2 + 2 NO + 3 S + 4 H2O 4.Reaksi dengan NiS yang ditambah asam klorida, menghasilkan garam nikel klorida. 3 NiS + 2 HNO3 + 6 HCl → 3 NiCl2 + 2 NO + 3 S + 4 H2O 5.Reaksi dengan logam perak akan membentuk perak nitrat dan nitrogen dioksida. Ag + 2 HNO3 → AgNO3 + NO2 + H2O 2. AgNO3 A. Sifat Fisika : 1.Padatan Kristal 2.Tidak Berwarna 3.Tidak Berbau 4.Tidak Aromatis 5.Rumus Kimianya AgNO3 B. Sifat Kimia : 1.Larut dalam air 2.Merupakan Garam 3.Oksidator Kuat 4.Dapat diisolasi 5.Beracun 3. CCl4 A. Sifat Fisika : 1. Berbentuk Cair 2. Densitas : pada suhu 20°C 2,238 kg/L 3. Tidak Berwarna 4. ΔHf° : -135.44 kJ/mol 5. Memiliki bau Khas B. Sifat Kimia : 1.Sangat reaktif terhadap zat lain 2.Dapat diisolasi 3.Beracun 4.Tidak larut dalam Air 5.Tidak stabil



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS Nama Praktikan : Muhammad Arief Budiman Rombongan : VI



No. Mhs Laporan Ke



Tanggal Praktikum



: 8 April 2011



Acara Praktikum



: Identifikasi Anion Cl-1, I-1, [Fe(CN)6]-4



Bahan



: NaCl, H2SO4, AgNO3, KI, CuSO4, HgCl2,



: 410010084 : 1



Pb(CH3COO)2, BaCl2, Na2B4O7 Alat yang dipergunakan No. 1



Percobaan Anion Klorida a. NaCl + H2SO4 - dipanaskan b. NaCl + AgNO3



2



3



: Tabung reaksi, penjepit dan pemanas spirtus Pengamatan Tidak ada reaksi - Terjadi gelembung dan gas Timbul endapan putih



* AgCl + NH4OH



Endapan larut sempurna



* AgCl + HNO3 encer



Endapan tidak larut



c. NaCl + Pb(Ch3COO)2 - dipanaskan



Timbul endapan putih - Endapan larut tapi tidak sempurna



Anion Iodida a. KI + AgNO3



Timbul endapan kuning



* AgI + Na2S2O3



Endapan larut tapi tidak sempurna



* AgI + NH4OH b. KI + CuSO4



Endapan tidak larut Timbul endapan coklat



* CuI & I2 + Na2S2O3 c. KI + HgCl



Endapan larut Timbul endapan orange



+ KI berlebih



Endapan larut sempurna



Anion Ferrosianida dan Rhodanida a. K4Fe(CN)6 + Pb(CH3COO)2 + HNO3 b. KCNS + AgNO3 c. KCNS + FeCl3



Timbul endapan putih Endapan tidak larut Timbul endapan putih Larutan berubah menjadi merah dan terbentuk senyawa Ferri rhodanida



Reaksi



Kesimpulan Tidak ada reaksi



NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl ↓ putih Ag+ + Cl- → AgCl putih AgCl + 2 NH4OH → {Ag(NH3)2} Cl + 2H2O



AgCl putih Garam kompleks {Ag(NH3)2}Cl



4



5



Anion Sulfida a. Na2S + AgNo3 b. Na2S + H2SO4 + kertas saring + dipanaskan + Pb (CH3COO)2 Anion karbonat & Anion tiosulfat a. Na2CO3 + AgNO3 +AgNO3 berlebih b. Na2S2O3 + H2SO4 c. Na2S2O3 + AgNo3



6



7



Anion Sulfat a. Na2SO4 + BaCl2 b. Na2SO4 + Pb(CH3COO)2 +H2SO4 pekat Anion Borat a. Na2B4O7 + AgNO3 - dipanaskan b. Na2B4O7 + BaCl2



Timbul endapan hitam Timbul hitam pada kertas saring



Timbul endapan putih Endapan bertambah banyak Timbul gas berbau dan endapan belerang Timbul endapan putih yang kemudian menjadi kuning, coklat dan akhirnya hitam Timbul endapan putih Timbul endapan putih Endapan larut, larutan menjadi keruh Timbul endapan putih Timbul Ag2O warna hitam Timbul endapan putih