Laporan Kimia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PENGENALAN ALAT DAN K3



Oleh:



NABILAH BUNGA HAMZAH L13121268 KHT C KELOMPOK 5



JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS TADULAKO 2021



I. PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Alat adalah sesuatu yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,



parabot, yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan. Fungsi alat sangat penting dalam praktikum karena ada bahan bahan yang berbahaya yang pada dasarnya tidak dapat disentuh dengan tangan secara langsung, Pengenalan alat-alat praktikum sangat penting dilakukan guna kelancaran dan



keselamatan kerja



dalam melakukan kegiatan praktikum. Setiap alat-alat laboratorium mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda. Alat-alat laboratorium dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan prosedurnya dengan baik hingga kesalahan yang terjadi dapat dihindari, Kesalahan dalam praktikum dapat dilakukan oleh praktikan, untuk itu keselamatan kerja di laboratorium harus di perhatikan. Praktikan harus mengetahui bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko bahaya tinggi. (Achad Hiskia, 2013)



. 1.2.



Tujuan Praktikum Mengidentifikasi beberapa macam alat dan menggunakannya dengan



benar.Mengenalkan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Mampu menggunakan peralatan K3 di laboratorium dengan benar.



II. TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Pengertian Laboratorium Pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting untuk



dimiliki oleh pihak-pihak yang terkait dengan laboratorium, baik secara langsung maupun tidak. Laboratorium harus dikelola dan di manfaatkan dengan baik, karena Laboratorium kimia merupakan salah satu jenis laboratorium yang dianggap cukup berbahaya dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat Menyadari tugas, wewenang dan fungsinya Pranata Laboratorium akan mendapatkan efisiensi kerja yang maksimal. Mengelola Laboratorium dengan baik, adalah menjadi tujuan utama, sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan deng an actor. Selain itu actor Pranata Laboratorium harus ada kerjasama yang baik, dan selalu berkomunikasi dengan Pranata Laboratorium yang lain, sehingga setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan



bersama.



Pranata



laboratorium



yang



memiliki



kemampuan dan keterampilan yang baik harus dapat ditingkatkan kualitasnya, dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan sebagai pendidikan keterampilan khusus, penataran (workshop) maupun magang dan sebagainya. Sehingga diharapkan  semua Pranata Laboratorium dapat berperan secara aktif dan bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional di laboratoriumnya. (nana, 2016).



2.2



Pengenalan Alat Alat yang digunakan berupa gelas beker, corong gelas, pengaduk kaca,



pipet tetes, pipet tetes pelastik, kertas lakmus, penjepit tabung reaksi, tabung actor yer, tabung reaksi, botol semprot, batang ose, rak tabung reaksi, labu ukur dan neraca analitik. 2.3



Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pengertian K3 Menurut Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)



adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Pengertian K3 Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan actor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja Pasal 2 ayat (1) dan (2) Permenakertrans No.Per.15/Men/VIII/2008 menyebutkan bahwa “Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja” serta “Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja”. Hal ini menunjukkan adanya kewajiban bagi pihak perusahaan/tempat kerja untuk melaksanakan P3K sekaligus menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerjanya untuk memberikan perlindungan kepada pekerja saat kecelakaan terjadi.



III. METODE PRAKTIKUM



3.1.



Waktu dan tempat Adapun kegiatan pengenalan alat dan Kesehatan dan keselamatan kerja



(K3) yang dilaksanakan pada hari senin, 25 Oktober 2021, pada pukul 13:00 sampai selesai di aula 1 Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako. 3.2



Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu: Tabung reaksi, gelas beker,



buret, pipet tetes, labu semprot, pinset (penjepit), sendok, labu elenmenyer, sikat, timbangan analitik, hotplate, gelas ukur, labu takar, pengaduk kaca, dan tabung reaksi, Bahan yang digunakan dalam praktiku yaitu: NaCl, NaoH, Glukosa, Serbuk kayu, Akuades, KCL, CH3COOH, H2SO4, NH3. 3.3



Prosedur Kerja Ada pengenalan alat Penjelasan penggunaan alat-alat laboratorium oleh



asisten, Menggambar alat-alat yang ditunjukkan oleh asisten, Mengamati dan mencatat fungsi alat-alat laboratorium.



3.4



Pengenalan lambang dan bahan kimia Mencatat hal-hal yang mendukung keselamatan kerja di laboratorium, Menggambar lambang dan spesifikasi bahan kimia yang ada di laboratorium.



IV. HASIL PRAKTIKUM



4.1 a. alat



Hasil



b.Bahan



1.



Nama Bahan NaCl



2.



NaoH



3.



Glukosa



Keterangan Gambar



4.



Serbuk kayu



5.



Akuades



6.



KCL



7.



CH3COOH



8.



H2SO4



9.



NH3



10.



4.2.



Air raksa.



Pembahasan campuran adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat



atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi. Campuran terbagi menjadi dua macam yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran dari dua atau lebih zat kimia, dimana komponen yang berbeda tidak dapat dibedakan lagi secara visual. Campuran heterogen adlaah campuran dari dua atau lebih zat kimia, dimana komponen yang berbeda dapat dibedakan secara visual dan mudah dipisahkan dengan cara fisik. Campuran homogen dalam kehidupan sehari-hari biasa dikenal dengan larutan, Larutan merupakan campuranyang sifatnya homogen (homogen mixture). Dikatan bersifat homogen karena komposisinya dan juga sifatnya yang seragam, dan disebut campuran karena mengandung dua atau lebih zat yang proporsinya bisa saja bervariasi. Pelarut (solvent) adalah komponen yang kuantitasnya terbesar atau yang menentukan wujud materi larutan. Komponen larutan lainnya dinamakan zat



terlarut (solute), dikatakan terlarut dalam pelarut. Larutan pekat memiliki kuantitas zat terlarut yang relatif tinggi dan larutan encer relatif rendah, Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan. Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan. Untuk mengetahui perubahan warna dipakailah suatu indikator. Indikator ini adalah suatu zat yang warnanya berbeda dalam suatu lingkungan yang sifatnya berlainan. Pada titrasi ini digunakan indikator berupa asam basa. Indikator asam basa adalah senyawa organik golongan pewarna yang mampu memberikan perubahan warna apabila PH dari suatu larutan berubah. Beberapa indikator asam basa diantaranya adalah kertas lakmus, larutan metil orange, dan fenolftalein, Jika dua zat yang berbeda dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang sama akan ada tiga kemungkinan, yaitu zat tersebut akan bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika zat tersebut bereaksi maka akan terbentuk zat yang baru yang sifatnya berbeda dengan zat yang semula. Jika zat tersebut bereaksi maka akan terbentuk zat yang baru yang sifatnya berbeda dengan zat yang semula. Jika zatnya bercampur maka sifatnya tidak berubah dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika, seperti dengan destilasi, kristalisasi, kromatografi, dan lain-lain. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh karena itu, campuran dapat dibagi menjadi gas-gas, gas-padat, cair-cair, cari-padat, dan padat-padat, Titrasi adalah salah satu metode kimia untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sebuah volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume larutan yang lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui



disebut larutan baku. Laruta yang belum diketahui konsentrasinya ditambahkan beberapa tetes indikator kemudian ditetesi dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi adalah tepat pada saat terjadi perubahan warna pada indikator. Titrasi yang melibatkan reaksi asam basa disebut titrasi asam-basa. Ada dua jenis titrasi asam-basa yaitu asidimetri dan alkalimetri, Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan titik, satuan berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa, rumus, dan ekivalen. Cara menyatukan konsentrasi dalam satuan titik yaitu dengan persen berat (% w/w) persen volume (% v/v), persen berat-volume (% w-v), gram zat terlarut dalam satu liter larutan, miligram zat terlarut dalam suatu mililiter larutan, parts per million (ppm), dan parts per billion (ppb). Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitu kemolaran (M), kenormalan (N), keformalan (F), kemolalan (n), dan fraksimol. Di bidang kedokteran dan ilmu biologi biasanya digunakan satuan konsentrasi dalam persen berat-volume (% w/v), persen miligram, ekivalen (Eq), mili ekivalen (mEq), dan keosmolaran, Percobaan kali ini dilakukan dengan cara mencampurkan dua buah zat yaitu NaCl + H2O, alkohol + H2O, dan gula pasir + H2O. pada percobaan ini yang berperan sebagai komponen zat pelarut adalah H2O (air) dan yang berperan sebagai komponen zat terlarut adalah NaCl, alkohol, dan gula pasir. Indikator yang digunakan untuk proses titrasi adlaah metil orange, percobaan ini menggunakan teknik titrasi asam-basa karena proses titrasinya berhubungan dengan reaksi asam dan basa, Percobaan pertama dilakukan untuk menentukan % w/w (berat/berat). Mula-mula 5 gram NaCl dimasukkan ke dalam



gelas erlenmeyer dan dilakukan dengan 50 gram air. Didapatkan % berat NaCl di dalam larutan adalah 9.09%. percobaan kedua dilakukan untuk menentukan % v/v (volume/volume). Mula-mula 20 mL alkohol dicampur dengan 90 mL air di dalam gelas erlenmeyer dan menghasilkan 105 mL larutan. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan % v/v. (syukri, 2013)



V. PENUTUP



5.1.



Kesimpulan Berdasarkan pada basil temuan dan pembahasan dalam penelitian ini,



maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut, Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dituangkan dalam silabus mata pelajaran kimia pada tingkat menengah, bahwa pokok bahasan yang harus disampaikan melalui praktikum di laboratorium adalah: Termokimia, meliputi 4 percobaan, yaitu: Mengidentifikasi Perpindahan Energi, Menentukan Kalor Reaksi menggunakan Kalorimeter Sederhana, Menentukan Kalor JenisLarutan, dan Membuktikan Hukum Hess; Laju Reaksi, meliputi 5 percobaan, yaitu: Menentukan Tingkat Reaksi terhadap Pereaksi, Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi, Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh terhadap Laju Reaksi, Pengaruh Suhuterhadap Laju Reaksi, dan Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi; dan Kesetimbangan Kimia, meliputi 3 percobaan, yaitu: Mengamati Reaksi Bolak Balik (Reversible), Menyelidiki Pengaruh Perubahan Suhu padaKesetimbangan, dan Menyelidiki Pengaruh Perub Perubahan Konsentrasi terhadap Sistem Keseimbangan. 5.2.



Saran Sebaiknya, dalam percobaan pembuatan larutan dapat menggunakan zat



lain seperti NH4Cl, HCl dan lain-lain agar bisa mendapatkan hasil yang lebih beragam. 



VI. DAFTAR PUSTAKA



Achmad, Hiskia. 2013. Kimia Larutan. PT. Citra Aditya Bakti: Bandung,Sutresna, Nana. 2016. Kimia 2A. Grafindo Media Pratama: Bandung, Syukri, S. 2013. Kimia Dasar Jilid I. ITB: Bandung. (SELASA, 26 OKTOBER 2021)