Laporan KP PT Enero Bramantyoa - Fajarpp [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KERJA PRAKTEK



PT. ENERGI AGRO NUSANTARA



Disusun oleh : 1. Bramantyo Airlangga



2312 100 011



2. Fajar Premana Putra



2312 100 033



Dosen Pembimbing Siti Nurkhamidah, S.T., M.S., Ph.D



Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. ENERGI AGRO NUSANTARA MOJOKERTO - JAWA TIMUR PERIODE 01 SEPTEMBER 2015 – 30 SEPTEMBER 2015



Disusun Oleh: 1. Bramantyo Airlangga 2. Fajar Premana Putra



2312 100 011 2312 100 033



JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015



LEMBAR PENGESAHAN I LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. ENERGI AGRO NUSANTARA 01 SEPTEMBER 2015 – 30 SEPTEMBER 2015 Telah Di sahkan dan Disetujui Mojokerto,



Menyetujui, 26 Nopember 2015



Manager Maintenance & FP



Pembimbing Kerja Praktek



Kandi Mulakasti 1502 86 01 0135



Luthfi Machmudi 1309 89 01 0040



Supervisor Human Resource Development



Muhammad Johar Fathoni 1305 8701 0013



LEMBAR PENGESAHAN II LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. ENERGI AGRO NUSANTARA 01 SEPTEMBER 2015 – 30 SEPTEMBER 2015 Disusun Oleh : 1. Bramantyo Airlangga 2. Fajar Premana Putra



2312100011 2312100033



JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015 Telah Di sahkan dan Disetujui Mojokerto, 26 Nopember 2015



Koordinator Kemahasiswaan dan Kerja Praktek



Dr. Siti Machmudah, S.T., Ph.D NIP. 1973 05 12 1999 03 2 001



Dosen Pembimbing Kerja Praktek



Siti Nurkhamidah, S.T., M.S., Ph.D NIP. 1984 05 08 2009 12 2 004



INTISARI PT Energi Agro Nusantara (Enero) merupakan anak perusahaan dari PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur tepatnya di Desa



Gempolkrep,



Kecamatan



Gedeg.



Dalam



pembangunannya



pabrik



Enero



mengahabiskan dana investasi sebesar Rp. 300 miliar dan ditarget mampu menghasilkan 100 kiloliter perhari. Bantuan dana investasi ini selain dari Jepang, dana juga diperoleh dari internal perseroan. Sedangkan mesin-mesin produksi pabrik juga termasuk investasi dari Jepang. PT. Energi Agro Nusantara (Enero) menjadi sebuah perusahaan penghasil bioetanol fuel grade dengan kadar kemurnian 99,5% dan angka oktan 120. Kebutuhan bahan baku tetes tebu (mollases) pabrik ini sebesar 400 ton/hari (120.000 ton/tahun) yang diperoleh dari 11 pabrik gula di wilayah PTPN X. Sedangkan kapasitas produksi bioethanol PT. Energi Agro Nusantara (Enero) mencapai 30.000 kiloliter per tahun. PT Energi Agro Nusantara (Enero) juga menghasilkan produk samping yang berupa spentwash (vinnase) yang dapat diolah dengan proses anaerobik sehingga menghasilkan biogas. Biogas yang dihasilkan pabrik ini mencapai 2 mW dan digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik pada proses produksi. Produksi PT Energi Agro Nusantara berasal dari daei molases dari sisa produksi gula PTPN X Gempolkerep. Molases tersebut difermentasi dengan Yeast B 18 J-Alco untuk menghasilkan ethanol dengan konsentrasi 10%. Kemudian etahnol yang didapat dimurnikan dengan 4 stage falling film evapprator, lalu dilanjutkan dengan distilasi untuk mendapatkan ethanol dengan kemurnian 92%. Lalu ethanol didehidrasi untuk mendapatkan kemurnian 99,5%.



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kami kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkah, rahmatNya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul, Laporan Kerja Praktek PT Energi Agro Nusantara. Laporan kerja praktek ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktek yang ditempuh pada semester VI Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS. Laporan ini dibuat berdasarkan pengamatan dan data yang dikumpulkan selama periode kerja praktek 1 September 2015-30 September 2015. Rangkaian kegiatan Kerja Praktek serta penyusunan laporan Kerja Praktek ini kami menemui banyak sekali kesulitan yang dapat terselesaikan berkat bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :  Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Instituts Teknologi Sepuluh Nopember (FTI-ITS) periode 2010-2015, Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng.  Koordinator Kemahasiswaan dan Kerja Praktek sekaligus Ketua Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS periode 2015-2020, Juwari, S.T, M.Eng., Ph.D.  Dosen Pembimbing dari pihak Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS, Siti Nurkhamidah, S.T, M.S., Ph.D  Bapak Luthfi Mahmudi selaku pembimbing kami di bagian WWTP, terima kasih atas nasehat, ilmu, dan bimbingannya selama ini  Seluruh staf dan karyawan Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS yang membantu menyelesaikan administrasi untuk Kerja Praktek  Kedua orang tua dan keluarga kami. Do’a untuk kesuksesan kami serta jasa-jasa lain yang sulit diungkapkan  Untuk orang-orang terdekat kami yang selalu memotivasi, menasehati, dan mendo’akan kami agar tetap semangat dalam menjalani Kerja Praktek ini  Seluruh teman-teman satu perjuangan selama Kerja Praktek yang tutut serta membantu dalam penyelesaian laporan selama Kerja Praktek di PT. Energi Agro Nusantara Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik yang



iii



dapat membawa kami ke arah yang lebih baik. Terima kasih atas perhatiannya, semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat yang berarti, baik bagi kami sendiri maupun bagi yang membacanya



Surabaya, 26 Nopember 2015



Penyusun



iv



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii INTISARI ....................................................................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ............................................................................................. I-1 I.2 Tujuan Kerja Praktek ................................................................................... I-2 I.3 Manfaat Kerja Praktek ................................................................................. I-3 I.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek ...................................................................... I-3 I.5 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ................................................................I-4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Sejarah PT. Energi Agro Nusantara ............................................................ II-1 II.2 Pengertian Produk PT. Energi Agro Nusantara .......................................... II-2 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Berdirinya PT. Energi Agro Nusantara.........................................III-1 III.2 Struktur Organisasi.................................................................................... III-4 III.3 Visi dan Misi PT.Petrokimia Gresik......................................................... III-9 III.4 Tata Letak PT. Energi Agro Nusantara..................................................... III-9 BAB IV PROSES PRODUKSI UNIT PRODUKSI I IV.1 Persiapan Bahan Baku .......................................................................... ... IV-1 IV.2 Uraian Proses Produksi IV.2.1 Proses Fermentasi ............................................................................IV-2 IV.2.2 Refinery ..........................................................................................IV-4 BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH V.1 Utilitas V.1.1 Unit Penyedia Air ................................................................................V-1 V.1.2 Unit Penyedia Steam ...........................................................................V-2



v



V.1.3 Unit Cooling System ...........................................................................V-3 V.1.4 Unit Instrument Air .............................................................................V-3 V.2 Pengolahan Limbah ............................................................................... ......V-4 BAB VI ANALISA LABORATORIUM VI.1 Laboratorium Produksi .......................................................................... ..... VI-1 VI.2 Prosedur Analisa VI.2.1 Analisa Plant 1.......... ........................................................................VI-1 VI.2.2 Analisa Plant Water Water Treatment.............................................. VI-3 BAB VII KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA VII.1 Pendahuluan ........................................................................................ VII-1 VII.2 Dasar Pelaksanaan K3 ......................................................................... VII-1 VII.3 Sebab Kecelakaan .............................................................................. VII-2 VII.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja .................................................... VII-2 VII.5 Alat Pelindung Diri .............................................................................. VII-3 BAB VIII PENUTUP VIII.1 Kesimpulan ........................................................................................ VIII-1 VIII.2 Saran .................................................................................................. VIII-1 DAFTAR PUSTAKA TUGAS KHUSUS LAMPIRAN



vi



DAFTAR GAMBAR



Gambar II.2.1 Plant 1 PT. Energi Agro Nusantara .............................................II-2 Gambar II.2.2 Logo PT. Energi Agro Nusantara ................................................II-4 Gambar II.2.3 Produk Bioethanol .......................................................................II-5 Gambar III.2.1 Plant1 PT. Energi Agro Nusantara .............................................III-3 Gambar III.2.2 Logo PT. Energi Agro Nusantara ...............................................III-4 Gambar III.2.3 Struktur Organisasi .....................................................................III-8 Gambar III.2.4 Struktur Organisasi .....................................................................III-11 Gambar IV.2.1 Diagram Proses Produksi Bioethanol ........................................IV-1 Gambar IV.2.2 Diagram Proses Fermentasi .......................................................IV-3 Gambar IV.2.3 Diagram Proses Evaporator .......................................................IV-4 Gambar IV.2.4 Diagram Proses Distilasi ............................................................IV-5 Gambar IV.2.5 Diagram Proses Dehidrasi ..........................................................IV-6 Gambar IV.2.6 Diagram Proses Rectification ....................................................IV-6 Gambar V.1.1 Gambar Lamela Clarifier.............................................................V-2 Gambar V.1.2 Bagan Pengolahan Limbah Cair ..................................................V-5



vii



DAFTAR TABEL



Tabel II.2.1 Sejarah Singkat PT. Energi Agro Nusantara ..................................II-2 Tabel II.2.2 Spesifikasi Produk Bioethanol ......................................................II-2 Tabel III.2.1 Sejarah Singkat PT. Energi Agro Nusantara ..................................III-2 Tabel III.2.2 Jumlah Karyawan Berdasarkan Departemen .................................III-6 Tabel III.2.3 Jumlah Karyawan PT. Energi Agro Nusantara ..............................III-6



viii



BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Sejalan dengan usaha untuk mengembangkan sektor industri yang kokoh, perlu diciptakan suatu keseimbangan antara dunia pendidikan dan industri untuk menghasilkan sarjana yang memiliki pemahaman, kompetensi, dan keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan teknologi dan bidang penerapannya. Dengan kemampuan akademis yang handal dan keterampilan di bidang industri yang memadai, para tenaga kerja itu nantinya dapat mengembangkan kreativitas dan penalaran untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam pembangunan industri di Indonesia. Salah satu sasaran dari tujuan nasional adalah mencapai suatu struktur ekonomi yang mantap dan seimbang, ditunjang oleh kekuatan dan kemampuan yang tangguh dari sektor pertanian, perkembangan sektor industri yang kokoh, ditambah stabilitas nasional yang mantap dan dinamis. Ditinjau pada kondisi bangsa sebagai aktualisasi kehidupan manusia secara komunal, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan yang penting dalam kemajuan bangsa. Tidak hanya itu,



secara tidak langsung hal ini juga



mempengaruhi keberhasilan pembangunan masyarakat yang mandiri. Pengembangan IPTEK ini berfungsi sebagai akselerasi peningkatan sumber daya manusia, perluasan kesempatan kerja, peningkatan harkat dan martabat bangsa sekaligus peningkatan kesejahteraan rakyat, pengarah proses pembaharuan, serta peningkatan produktivitas. Konsep pengembangan IPTEK dibangun oleh dua pihak yang saling berkaitan, yakni praktisi di dunia industri dan akademisi di kalangan pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan dilaksanakan seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengaplikasikan suatu sistem pendidikan nasional dalam rangka peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) nasional dalam berbagai bidang. Perguruan tinggi sebagai bagian dari pendidikan nasional dibina dan dikembangkan guna mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM yang memiliki kemampuan akademis dan profesi sekaligus tanggap terhadap kebutuhan pembangunan dan pengembangan IPTEK sehingga dapat dijadikan bekal pengabdian masyarakat. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan tinggi, | JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS I-1



BAB I PENDAHULUAN industri, instansi pemerintah, dan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan penggunaan di dunia industri. Pendidikan tinggi sebagai tujuan dari sistem pendidikan nasional dibina dan dikembangkan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik dan profesi yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan dan pengembangan ilmu pengetahuan sebagai bekal pengabdian kepada bangsa dan negara. Pengembangan sumber daya manusia di perguruan tinggi dilaksanakan melalui kegiatan belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya adalah salah satu perguruan tinggi negeri dengan sasaran pengembangan dan penggunaan proses industri, unit operation, dan perancangan dalam skala besar di mana bahan mengalami perubahan fisik dan kimia tertentu. Mahasiswa Teknik Kimia FTI-ITS sebagai bagian dari sumber daya manusia Indonesia secara khusus disiapkan untuk menjadi design engineer, project engineer, process engineer, peneliti, dan Untuk menunjang hal tersebut Jurusan Teknik Kimia FTI – ITS mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan KERJA PRAKTEK sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian) yang dipelajari di bangku kuliah.



1.2 Tujuan Kerja Praktek Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Energi Agro Nusantara ini adalah sebagai berikut : 1.



Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas, dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.



2.



Mendapatkan pengalaman dalam suatu lingkungan kerja dan mendapat peluang untuk berlatih



menangani



permasalahan



dalam



pabrik



serta



melaksanakan



studi



perbandingan antara teori yang didapat di kuliah dengan penerapannya di pabrik. 3.



Menambah wawasan aplikasi teknik kimia dalam bidang industri.



4.



Dunia usaha mampu mewujudkan kepedulian dan partisipasinya dalam ikut memberikan kontribusi pada sistem pendidikan nasional.



5.



Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang berwawasan bagi mahasiswa dan dunia kerja.



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS I-2



BAB I PENDAHULUAN 6.



Mengetahui perkembangan teknologi muktahir di bidang Industri, terutama yang diterapkan di PT. Energi Agro Nusantara, serta memperoleh gambaran secara nyata tentang penerapan atau implementasi dari ilmu maupun teori yang diperoleh mahasiswa dari materi perkuliahan dan membandingkannya dengan kondisi praktek yang ada di lapangan.



7.



Memperoleh pemahaman yang komprehensif dalam dunia kerja melalui learning by doing.



8.



Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS.



1.3 Manfaat Kerja Praktek Manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Energi Agro Nusantara ini adalah sebagai berikut : 1.



Bagi Perguruan Tinggi Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan industri di Indonesia baik proses maupun teknologi yang mutakhir.



2.



Bagi Perusahaan Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan datang. Selain terbuka kesempatan bagi perusahaan untuk dapat bekerja sama dengan jurusan Teknik Kimia FTI – ITS



3.



Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang ada dalam dunia industri sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah didapat.



1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek Ruang lingkup kerja praktek di PT. Energi Agro Nusantara yang telah dijalani antara lain : 1.



Pengenalan PT. Energi Agro Nusantara secara umum mengenai sejarah perusahaan, sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), proses produksi, dan lain – lain.



2.



Mempelajari proses pengolahan limbah yang ada di PT. Energi Agro Nusantara



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS I-3



BAB I PENDAHULUAN 3.



Menganalisa operasi dan spesifikasi alat dari Digester pada Unit Waste Water Treatment dari PT. Energi Agro Nusantara



1.5 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja Praktek ini dijadwalkan akan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada 01 September – 30 September 2015.



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS I-4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Sejarah PT. ENERGI AGRO NUSANTARA Dalam rangka memenuhi kebutuhan energi di Indonesia sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dengan biaya yang lebih murah dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup di Indonesia, maka pada tanggal 2 Agustus 2010 Kementerian Perindustrian RI dan The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) Jepang menandatangani perjanjian Government to Government (G to G) yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU). Dalam MoU diatur tentang Kerjasama Proyek Pembangunan Pabrik Bioethanol dengan Bahan baku dari tetes tebu yang berlokasi di kawasan Pabrik Gula (PG) Gempolkrep PT Perkebunan Nusantara X (Persero), di Mojokerto. Jangka waktu MoU adalah sejak 2 Agustus 2010 sampai dengan 31 Maret 2013 dan telah diperpanjang sampai dengan 31 Oktober 2013. Dalam MoU ditetapkan mengenai ruang lingkup pekerjaan beserta pembagian tanggung jawab dan pembiayaan proyek antara kedua pihak. NEDO Jepang memberikan bantuan dana hibah berupa peralatan utama (main equipment) proyek sedangkan Kementerian Perindustrian RI menyediakan dana local portion untuk membiayai pekerjaan persiapan proyek, pekerjaan civil, utility, dan waste water treatment plant (WWTP). Selanjutnya, Kementerian Perindustrian RI menerushibahkan proyek tersebut beserta ruang lingkup pekerjaan dan biaya-biaya yang timbul atas pelaksanaan proyek kepada PT Perkebunan Nusantara X (Persero) melalui perjanjian penerushibahan yang ditandatangani oleh kedua pihak pada 4 Oktober 2010. Dalam rangka mengimplementasikan proyek, PT Perkebunan Nusantara X (Persero) telah menandatangani perjanjian Implementation Document (ID) dengan entrusted parties yang ditunjuk oleh NEDO Jepang yakni Tsukishima Kikai dan Sapporo Engineering Ltd (TSK dan Sapporo). Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 26 Maret 2011.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Adapun tujuan proyek tersebut adalah: 1.



Mendukung program mandatory pemerintah di bidang renewable energy Indonesia, dalam hal ini PT Perkebunan Nusantara X (Persero) akan memiliki pabrik bioethanol dengan teknologi fermentasi terbaru (repeated) batch process) yang efisien dan mudah dioperasikan dengan menanggung biaya investasi tidak 100%, serta dapat diseminasikan



2.



Menciptakan lapangan kerja dan pekerjaan bagi industri mesin dan logam dalam negeri



3.



Memperoleh nilai tambah dari tetes yang merupakan hasil samping dari pembuatan gula dari tebu.



4.



Meningkatkan penjualan dan keuntungan bagi perusahaan, sekaligus pajak dan deviden bagi negara



5.



Meningkatkan aset perusahaan sekaligus memiliki diversifikasi produk (pengembangan industri hilir)



6.



Memperbaiki daya tahan terhadap gejolak harga gula



Berikut ini adalah sejarah singkat berdirinya PT. Energi Agro Nusantara: Tabel II.2.1 Sejarah singkat PT. Energi Agro Nusantara TAHUN 2 Agustus 2010



SEJARAH PENDIRIAN PT ENERGI AGRO NUSANTARA Ditandatangani Perjanjian G to G yang dituangkan dalam MoU antara Kementerian Perindustrian RI dan NEDO tentang Kerjasama Pembangunan Pabrik Bioethanol dengan bahan baku molasses yang berlokasi di Pabrik Gula Gempolkrep PT Perkebunan Nusantara X (Persero).



4 Oktober 2010



Kementerian



Perindustrian



RI menerushibahkan



proyek



tersebut beserta kewajiban pembiayaan local portion kepada PT Perkebunan



Nusantara



X



(Persero)



melalui



penerushibahan yang ditandatangani oleh kedua pihak.



perjanjian



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Juli 2012



Kajian oleh konsultan independen tentang penentuan entitas bisnis proyek pembangunan pabrik bioetanol sebagai unit bisnis atau sebagai anak perusahaan dipresentasikan kepada Direksi PT Perkebunan Nusantara X (Persero)



November 2012



Berdasarkan hasil kajian dan pertimbangan strategis bisnis, Direksi PTP Nusantara X (Persero) telah menetapkan entitas bisnis proyek pembangunan pabrik bioetanol sebagai anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero).



5 Juni 2013



Berdasarkan Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto SH No 3, yang disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No AHU-33493.AH.01.01 Tahun 2013 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan, status entitas bisnis proyek pembangunan pabrik bioetanol secara resmi berubah menjadi anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dengan nama PT Energi Agro Nusantara



Sumber: PT. Energi Agro Nusantara Dibawah ini adalah gambar pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara di Mojokerto yang secara langsung diresmikan sebagai anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X pada tanggal 5 Juni 2013.



Gambar II.1.1 Pabrik bioetanol PT. Energi Agro Nusantara



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan pabrik bioetanol itu merupakan salah satu langkah diversifikasi yang dilakukan PTPN X untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki agar mampu memberikan tambahan pendapatan usaha lebih besar. Selain bentuk diversifikasi usaha, pembangunan pabrik etanol ini juga untuk mengantisipasi penyediaan energi alternatif di masa depan, seiring semakin mahalnya bahan bakar minyak akhir-akhir ini. PT Energi Agro Nusantara (Enero) merupakan anak perusahaan dari PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur tepatnya di Desa



Gempolkrep,



Kecamatan



Gedeg.



Dalam



pembangunannya



pabrik



Enero



mengahabiskan dana investasi sebesar Rp. 300 miliar dan ditarget mampu menghasilkan 100 kiloliter perhari. Bantuan dana investasi ini selain dari Jepang, dana juga diperoleh dari internal perseroan. Sedangkan mesin-mesin produksi pabrik juga termasuk investasi dari Jepang. PT. Energi Agro Nusantara (Enero) menjadi sebuah perusahaan penghasil bioetanol fuel grade dengan kadar kemurnian 99,5% dan angka oktan 120. Kebutuhan bahan baku tetes tebu (mollases) pabrik ini sebesar 400 ton/hari (120.000 ton/tahun) yang diperoleh dari 11 pabrik gula di wilayah PTPN X. Sedangkan kapasitas produksi bioethanol PT. Energi Agro Nusantara (Enero) mencapai 30.000 kiloliter per tahun. PT Energi Agro Nusantara (Enero) juga menghasilkan produk samping yang berupa spentwash (vinnase) yang dapat diolah dengan proses anaerobik sehingga menghasilkan biogas. Biogas yang dihasilkan pabrik ini mencapai 2 mW dan digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik pada proses produksi. II.2 Logo Perusahaan dan Arti PT. Energi Agro Nusantara (Enero) memiliki logo perusahaan:



Gambar II. 2.2 Logo pabrik bioetanol PT. Energi Agro Nusantara Logo pabrik ini didominasi warna hijau, merah dan biru, secara umum masing-masing melambangkan harmoni, semangat dan inovasi. Sedangkan, filosofi logo baru yaitu | JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS I-4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA bentukan besar warna hijau menggambarkan daun yang memvisualisasikan bahwa Enero bergerak di bidang energi terbarukan (bioethanol) dengan bahan baku tetes tebu dan berkontribusi menjaga lingkungan. Bentukan kecil warna hijau menggambarkan tetesan air yang memiliki makna bahwa bioethanol itu berbentuk cair hasil dari penyulingan hasil fermentasi tetes tebu dengan mutu fuel grade yang mampu menjadi produsen biofuel terkemuka baik nasional maupun internasional. Bentukan warna merah menggambarkan kobaran api memiliki makna bahwa Enero memiliki cita - cita besar yang akan diraih dengan kerja keras dan semangat. Lingkaran adalah simbol dari keutuhan, kerja sama hal ini tercermin pada perusahaan yang memiliki semangat gotong royong untuk mencapai kesuksesan. Lingkaran merah menggambarkan bahwa Enero memiliki keberanian, semangat, kekuatan, ketangguhan, dan pantang menyerah dalam mencapai kejayaannya. Lingkaran biru menggambarkan perusahaan yang profesional serta mengedepankan mutu demi kepuasan konsumen, serta inovatif dan mampu berkompetisi dengan baik. Font logo Enero berbentuk dasar bundar, menyiratkan keterbukaan dan kesederhanaan, juga berarti efisiensi dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik. II.2 Produk PT Energi Agro Nusantara PT. Energi Agro Nusantara merupakan anak perusahaan PTPN X yang menghasilkan ethanol fuel grade dengan konsentrasi 99,5%



Gambar II. 2.3 Produk bioethanol



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS I-5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tabel II.2.2 Spesifikasi produk bioethanol



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS I-6



BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Berdirinya PT. Energi Agro Nusantara Dalam rangka memenuhi kebutuhan energi di Indonesia sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dengan biaya yang lebih murah dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup di Indonesia, maka pada tanggal 2 Agustus 2010 Kementerian Perindustrian RI dan The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) Jepang menandatangani perjanjian Government to Government (G to G) yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU). Dalam MoU diatur tentang Kerjasama Proyek Pembangunan Pabrik Bioethanol dengan Bahan baku dari tetes tebu yang berlokasi di kawasan Pabrik Gula (PG) Gempolkrep PT Perkebunan Nusantara X (Persero), di Mojokerto. Jangka waktu MoU adalah sejak 2 Agustus 2010 sampai dengan 31 Maret 2013 dan telah diperpanjang sampai dengan 31 Oktober 2013. Dalam MoU ditetapkan mengenai ruang lingkup pekerjaan beserta pembagian tanggung jawab dan pembiayaan proyek antara kedua pihak. NEDO Jepang memberikan bantuan dana hibah berupa peralatan utama (main equipment) proyek sedangkan Kementerian Perindustrian RI menyediakan dana local portion untuk membiayai pekerjaan persiapan proyek, pekerjaan civil, utility, dan waste water treatment plant (WWTP). Selanjutnya, Kementerian Perindustrian RI menerushibahkan proyek tersebut beserta ruang lingkup pekerjaan dan biaya-biaya yang timbul atas pelaksanaan proyek kepada PT Perkebunan Nusantara X (Persero) melalui perjanjian penerushibahan yang ditandatangani oleh kedua pihak pada 4 Oktober 2010. Dalam rangka mengimplementasikan proyek, PT Perkebunan Nusantara X (Persero) telah menandatangani perjanjian Implementation Document (ID) dengan entrusted parties yang ditunjuk oleh NEDO Jepang yakni Tsukishima Kikai dan Sapporo Engineering Ltd (TSK dan Sapporo). Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 26 Maret 2011.



Adapun tujuan proyek tersebut adalah: 1.



Mendukung program mandatory pemerintah di bidang renewable energy



2.



Indonesia, dalam hal ini PT Perkebunan Nusantara X (Persero) akan memiliki pabrik bioethanol dengan teknologi fermentasi terbaru (repeated batch process) yang efisien dan mudah dioperasikan dengan menanggung biaya investasi tidak 100%, serta dapat diseminasikan



3.



Menciptakan lapangan kerja dan pekerjaan bagi industri mesin dan logam dalam negeri



4.



Meningkatkan penjualan dan keuntungan bagi perusahaan, sekaligus pajak dan deviden bagi negara



5.



Meningkatkan aset perusahaan sekaligus memiliki diversifikasi produk (pengembangan industri hilir)



6.



Memperbaiki daya tahan terhadap gejolak harga gula



Berikut ini adalah sejarah singkat berdirinya PT. Energi Agro Nusantara: Tabel III.1.1 Sejarah Singkat PT. Energi Agro Nusantara TAHUN 2 Agustus 2010



SEJARAH PENDIRIAN PT ENERGI AGRO NUSANTARA Ditandatangani Perjanjian G to G yang dituangkan dalam MoU antara Kementerian Perindustrian RI dan NEDO tentang Kerjasama Pembangunan Pabrik Bioethanol dengan bahan baku molasses yang berlokasi di Pabrik Gula Gempolkrep PT Perkebunan Nusantara X (Persero).



4 Oktober 2010



Kementerian



Perindustrian



RI menerushibahkan



proyek



tersebut beserta kewajiban pembiayaan local portion kepada PT Perkebunan



Nusantara



X



(Persero)



melalui



perjanjian



penerushibahan yang ditandatangani oleh kedua pihak. Juli 2012



Kajian oleh konsultan independen tentang penentuan entitas bisnis proyek pembangunan pabrik bioetanol sebagai unit bisnis atau sebagai anak perusahaan dipresentasikan kepada Direksi PT



Perkebunan Nusantara X (Persero)



November 2012



Berdasarkan hasil kajian dan pertimbangan strategis bisnis, Direksi PTP Nusantara X (Persero) telah menetapkan entitas bisnis proyek pembangunan pabrik bioetanol sebagai anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero).



5 Juni 2013



Berdasarkan Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto SH No 3, yang disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No AHU-33493.AH.01.01 Tahun 2013 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan, status entitas bisnis proyek pembangunan pabrik bioetanol secara resmi berubah menjadi anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dengan nama PT Energi Agro Nusantara



Sumber: PT. Energi Agro Nusantara Dibawah ini adalah gambar pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara di Mojokerto yang secara langsung diresmikan sebagai anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X pada tanggal 5 Juni 2013.



Gambar III.1.1 Pabrik bioetanol PT. Energi Agro Nusantara



Pembangunan pabrik bioetanol itu merupakan salah satu langkah diversifikasi yang dilakukan PTPN X untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki agar mampu memberikan tambahan pendapatan usaha lebih besar. Selain bentuk diversifikasi usaha, pembangunan pabrik etanol ini juga untuk mengantisipasi penyediaan energi alternatif di masa depan, seiring semakin mahalnya bahan bakar minyak akhir-akhir ini. PT Energi Agro Nusantara (Enero) merupakan anak perusahaan dari PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur tepatnya di Desa



Gempolkrep,



Kecamatan



Gedeg.



Dalam



pembangunannya



pabrik



Enero



mengahabiskan dana investasi sebesar Rp. 300 miliar dan ditarget mampu menghasilkan 400 kiloliter perhari. Bantuan dana investasi ini selain dari Jepang, dana juga diperoleh dari internal perseroan. Sedangkan mesin-mesin produksi pabrik juga termasuk investasi dari Jepang. PT. Energi Agro Nusantara (Enero) menjadi sebuah perusahaan penghasil bioetanol fuel grade dengan kadar kemurnian 99,5% dan angka oktan 120. Kebutuhan bahan baku tetes tebu (mollases) pabrik ini sebesar 400 ton/hari (120.000 ton/tahun) yang diperoleh dari 11 pabrik gula di wilayah PTPN X. Sedangkan kapasitas produksi bioethanol PT. Energi Agro Nusantara (Enero) mencapai 30.000 kiloliter per tahun. PT Energi Agro Nusantara (Enero) juga menghasilkan produk samping yang berupa spentwash (vinnase) yang dapat diolah dengan proses anaerobik sehingga menghasilkan biogas. Biogas yang dihasilkan pabrik ini mencapai 2 mW dan digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik pada proses produksi. Logo Perusahaan dan Arti PT. Energi Agro Nusantara (Enero) memiliki logo perusahaan:



Gambar III. 1.2 Logo pabrik bioetanol PT. Energi Agro Nusantara



Logo pabrik ini didominasi warna hijau, merah dan biru, secara umum masingmasing melambangkan harmoni, semangat dan inovasi. Sedangkan, filosofi logo baru yaitu bentukan besar warna hijau menggambarkan daun yang memvisualisasikan bahwa Enero bergerak di bidang energi terbarukan (bioethanol) dengan bahan baku tetes tebu dan berkontribusi menjaga lingkungan. Bentukan kecil warna hijau menggambarkan tetesan air yang memiliki makna bahwa bioethanol itu berbentuk cair hasil dari penyulingan hasil fermentasi tetes tebu dengan mutu fuel grade yang mampu menjadi produsen biofuel terkemuka baik nasional maupun internasional. Bentukan warna merah menggambarkan kobaran api memiliki makna bahwa Enero memiliki cita - cita besar yang akan diraih dengan kerja keras dan semangat. Lingkaran adalah simbol dari keutuhan, kerja sama hal ini tercermin pada perusahaan yang memiliki semangat gotong royong untuk mencapai kesuksesan. Lingkaran merah menggambarkan bahwa Enero memiliki keberanian, semangat, kekuatan, ketangguhan, dan pantang menyerah dalam mencapai kejayaannya. Lingkaran biru menggambarkan perusahaan yang profesional serta mengedepankan mutu demi kepuasan konsumen, serta inovatif dan mampu berkompetisi dengan baik. Font logo Enero berbentuk dasar bundar, menyiratkan keterbukaan dan kesederhanaan, juga berarti efisiensi dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik. III.2 Struktur Organisasi Struktur Organisasi di PT. Energi Agro Nusantara saat ini adalah: Presiden Direktur



: Misbahul Huda



Direktur Produksi dan Pengembangan



: Tri Tjahjo Herjanto



Direktur Pemasaran dan Keuangan



: Izmirta Rachman



Manager Proses



:



Manager Research and Development



: Sam Alfian Y.H



Manager Maintenance



: Kandi Mulakasti



Manager Utilitas dan FP



: Kandi Mulakasti



Manager H.R. dan G.A.



: Vacant



Manager Finance dan Accounting



: Vacant



Manager Distribution dan Purchasing



: Vacant



Supervisor Proses



: Avief Nurrokhim



Supervisor Lab and Quality Control



: Anggrein Fajar P.



Supervisor R&D



: Achbarida Praba Ayundari



Supervisor Health, Safety, Environment



: Nurul Bahri



Supervisor Mechanical



: Andi Purwanto



Supervisor Electrical



: Dwi Pramono



Supervisor Instrument



: M. Farid R. R.



Supervisor Utility



: Thoha Indra Utama



Supervisor Fertilizer Plant



: Luthfi Machmudi



Supervisor SDM



: Muhammad Johar Fathoni



Supervisor Warehouse



: Taufik Arief Widodo



Supervisor Finance



: Yanuar Dwi Indrianto



Supervisor Accounting



: Irma Hadist N. P.



Supervisor Distribution



: Geovanni Garias Pradhana



Supervisor Purchasing



: Rahadian Prabasworo S.



Supervisor General Affair



: Ariel Hidayat



Tabel III.2.2 Jumlah Karyawan PT. Energi Agro Nusantara Berdasarkan Departemen DEPARTEMEN



JUMLAH



Accounting



3



Distribution



2



Elektrik



4



Proses



29



Fertilizer Plant



21



Finance



3



General Affair



3



HSE



2



Instrumentasi



5



IT



2



Lab & QC



21



Mekanik



5



Purchasing



3



SDM



2



Utilitas



24



Warehouse



3



Total



132



Sumber: PT. Energi Agro Nusantara Mojokerto



ORGANIZATIONAL STRUCTURE OF



PT ENERGI AGRO NUSANTARA BOARD OF COMMISSIONERS



PRESIDENT DIRECTOR



DIRECTOR OF PRODUCTION AND DEVELOPMENT



PROCESS MANAGER



· ·



FERMENTATION SUPERVISOR REFINERY SUPERVISOR



RESEARCH AND DEVELOPMENT MANAGER



· ·



LAB AND QC SUPERVISOR HSE SUPERVISOR



MAINTENANCE MANAGER



· · ·



MECHANICAL SUPERVISOR ELECTRICAL SUPERVISOR INSTRUMENT SUPERVISOR



DIRECTOR OF FINANCE AND COMMERCIAL



UTILITY AND FERTILIZER PLANT MANAGER



· ·



UTILITY SUPERVISOR FERTILIZER PLANT SUPERVISOR



HR GA WH MANAGER



· · ·



HR SUPERVISOR GA SUPERVISOR WH SUPERVISOR



FOREMAN



FOREMAN



FOREMAN



FOREMAN



STAFF



OPERATOR



OPERATOR



OPERATOR



OPERATOR



OPERATOR WH



FINANCE AND ACCOUNTING MANAGER



· ·



FINANCE SUPERVISOR ACCOUNTING SUPERVISOR



STAFF



Gambar III. 2.3 Struktur organisasi PT. Energi Agro Nusantara Mojokerto Sumber: PT. Energi Agro Nusantara Mojokero



DISTRIBUTION AND PURCHASSING MANAGER



· ·



DISTRIBUTION SUPERVISOR PURCHASING SUPERVISOR



STAFF



CORPORATE SECRETARY



· ·



CORPORATE COMMUNICATION I. T. SUPERVISOR



STAFF



Tabel III.2.3 Jumlah Karyawan PT. Energi Agro Nusantara Berdasarkan Jabatan JABATAN



JUMLAH



Manager



5



Supervisor



16



Staff



13



Foreman



17



Operator



81



Total



132



Sumber: PT. Energi Agro Nusantara Mojokerto



III.3 Visi dan Misi PT. Energi Agro Nusantara  Visi Perusahaan Visi Perusahaan Yaitu: “Menjadi perusahaan energi terbarukan terkemuka di Indonesia.”  Misi Perusahaan 1. Menyediakan produk energi terbarukan berkualitas tinggi dan ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha



mealalui



peningkatan produksi, inovasi,



dan



diversifikasi. 3.



Meningkatkan daya saing melalui kompetensi SDM, efisiensi, dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik.



III.4 Tata Letak PT. Energi Agro Nusantara PT. Energi Agro Nusantara (Enero) adalah sebuah perusahaan pengasil anhydrous etanol dengan kadar 99,5% sebagai bahan campuran untuk bahan bakar. Perusahaan ini berlokasi di desa Gempolkrep kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto yang berada dekat dengan kawasan Pabrik Gula Gempolkrep. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero).



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS III - 9 III - 9



Letak geografis suatu pabrik sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pabrik tersebut. Oleh karena itu terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan lokasi PT. Energi Agro Nusantara secara teknis dan ekonomis. Dasar pemilihan lokasi PT. Energi Agro Nusantara antara lain: sumber bahan baku, pemasaran, penyediaan tenaga listrik, penyediaan air, jenis transportasi, kebutuhan tenaga kerja, perluasan areal pabrik, keadaan masyarakat, karakteristik lokasi, kebijakan pemerintah, dan buangan pabrik. Berikut ini adalah pertimbangan yang menjadikan desa Gempolkerep, Mojokerto sebagai lokasi pendirian pabrik: 1.



Penyediaan bahan baku. Sumber bahan baku merupakan faktor yang paling penting dalam pemilihan lokasi pabik. Hal ini dapat mengurangi biaya transportasi dan penyimpanan sehingga ketersediaan bahan baku dapat berkesinambungan. Dalam satu tahun PT. Energi Agro Nusantara membutuhkan bahan baku molasses sekitar 120 ribu ton. Bahan baku tetes tebu diperoleh dari Pabrik Gula Gempolkrep Mojokerto yang lokasinya bersebelahan dengan PT. Energi Agro Nusantara sehingga jarak sumber bahan baku sangat dekat. Selain dari Pabrik Gula Gempolkrep bahan baku tetes tebu juga diperoleh dari 10 pabrik gula lainya yang juga dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara X. Sedangakan untuk kebutuhan bahan baku air dapat diperoleh dari sungai besar yang mengalir di dekat lokasi pabrik yakni Sungai Brantas.



2.



Pemasaran produk. Untuk pemasaran produk etanol itu, sudah ada beberapa negara yang berminat menampung, salah satunya Jepang. Selain itu, PTPN X bekerjasama dengan PT Pertamina untuk mematangkan rencana pengoperasian pabrik bioetanol yang dikelolanya. Bioetanol tersebut dibeli PT. Pertamina untuk dijadikan bahan baku pembuatan bahan bakar biopertamax dan biopremium yang ramah lingkungan.



3.



Sarana Transportasi Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Letak pabrik ini dekat dengan jalan raya, sehingga memberi kemudahan dalam operasional.



4.



Utilitas Sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik, dan lainya dapat diperoleh dengan mudah dari air Sungai Brantas. Sedangkan listrik dari PLN Mojokerto dan generator sebagai cadangan apabila ada pemadaman listrik dari PLN. Kebutuhan



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS III - 10 III - 10



bahan bakar juga diperoleh dari biogas hasil pengolahan limbah pabrik PT. Energi Agro Nusantara yang sudah menghasilkan listrik secara mandiri. 5.



Tenaga Kerja. Tersedianya tenaga kerja yang terampil diperlukan untuk menjalankan mesin produksi. Tenaga kerja bisa direkrut dari daerah Mojokerto, Surabaya, Jombang, dan sekitarnya.



6.



Karakteristik lokasi dan kemasyarakatan. Mojokerto ini dipilih sebagai lokasi pendirian pabrik bioetanol dikarenakan lokasinya agak jauh dari pemukiman penduduk, sehingga kesehatan, keselamatan penduduk dan lingkungan tidak terganggu oleh keberadaan dan aktivitas pabrik. Selain itu, masyarakat sekitar lokasi pabrik juga dapat dilibatkan dalam pemanfaatan pupuk cair organik (POC) hasil dari pengolahan limbah dan sebagai pekerja dalam proses produksi.



7.



Limbah buangan pabrik. Buangan limbah pabrik, yang berasal dari proses diolah terlebih dahulu di waste water treatment process menjadi produk baru yang memilik nilai lebih tinggi yaitu biogas, pupuk cair organik dan pakan ternak. Sehingga limbah juga dapat diterima masyarakat dan tidak mengganggu lingkungan.



Gambar III. 2.3. Peta lokasi PT. Energi Agro Nusantara



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS III - 11 III - 11



BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI IV.1 Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan yaitu 1. Molases (60% Sukrosa, 40% komponen lain (garam anorganik, asam organik, komponen yang mengandung nitrogen, rafinnase, kestose) 2. Ammonium Sulfat 3. Caustic Soda 4. Anti Foam 5. Yeast (Yeast B18 J-Alco)



IV.2 Uraian Proses Produksi Proses pada PT Energo Agro Nusantara dibagi menjadi 2 yaitu Fermentasi dan juga Refinery 



Diagram Proses :



Gambar IV.2.1 Diagram Proses Produksi Bioethanol



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 1



BAB IV PROSES PRODUKSI IV.2.1 Proses Fermentasi 



Tahapan proses pada proses fermentasi



1. Proses Penyediaan Bahan a. Lab Propagation 



Membiakan Yeast dari biakan murni Yeast B18 J-Alco untuk kemudian digunakan pada proses fermentasi 



Dengan propagasi maka dapat dihasilkan sekitar 250 biakan dari 1 biakan murni, dimana 1 biakan digunakan untuk 1 kali proses fermentasi.







Yeast yang dugunakan di PT Energi Agro Nusantara memiliki ciri khas yaitu dapat melakukan 1 kali fermentasi. Dalam 1 fermentasi terdapat 10x batch.



 Propagasi lab dilakukan kurang lebih dalam 6 bulan hingga 1 tahun sekali tergantung dari ketersediaan biakan. b.



Mollases Dilution



Mollases dillution adalah proses pengenceran untuk menyesuaian kondisi sebelum memasuki Propagation Tank. Pada mollases dillution juga dilakukan penambahan Ammonium Sulfat untuk nutrisi yang nanti nya akan membantuk pertumbuhan Yeast pada proses Propagation 2. Proses Propagasi a. Propagation 



Propagasi adalah proses pengembangan Yeast dari biakan dengan media Mollases yang telah diencerkan, dengan tujuan densitas dari Yeast bertambah sehingga proses fermentasi dapat berjalan secara maksimal. Propagasi dilakukan pada kondisi Aerob sehingga Yeast dapat berkembang biak serta diperlukan pengadukan agar proses yeast berkembang biak dapat optimal



3. Proses Fermentasi a. Fermentasi 



Proses Fermentasi adalah proses yang mengubah glukosa, fruktosa, dan juga sukrosa menjadi alkohol dengan bantuan saccharomyces cerevisiae. Reaksi 1 Anaerobik Respirasi C6H12O6



2C2H5OH + 2CO2



Reaksi 2 Aerobik Respirasi C6H12O6



6CO2 + 6H2O | JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 2



BAB IV PROSES PRODUKSI







Fermentasi membutuhkan kondisi anaerob untuk dapat menghasilkan ethanol, bila fermentasi dilakukan dengan kondisi aerob maka bukan ethanol yang namun terjadi pengembang biakan yeast







Pada saat fermentasi kondisi operasi dijaga pada pH 4-5, dan suhu 32-36 oC Indikasi yang digunakan untuk mengukur fermentasi sudah berlangsung atau sudah optimal dengan melihat penurunan nilai brix.







Karena pada proses fermentasi merupakan reaksi eksothermis maka dibutuhkan pendinginan untuk menjaga suhu tetap pada suhu optimal.







Proses pendinginan menggunakan plate heat exchanger dimana molases dialirkan menuju heat exchanger, pada proses ini juga terjadi proses sirkulasi sehingga fermentasi yang terjadi lebih optimal.







Anti foam dibutuhkan untuk mengurangi jumlah foam yang terakumulasi didalam tank karena selama proses fermentasi akan terbentuk gelembung dan bila gelembung tidak dikontrol maka akan menganggu proses serta dapat menyebabkan tanki overflow.



Gambar IV.2.2 Diagram Proses Fermentasi



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 3



BAB IV PROSES PRODUKSI IV.2.2 Proses Refinery Proses Refinery merupakan proses pemurnian dari hasil fermentasi yang masih mengandung 10-15% ethanol  Tahapan proses pada proses refinery 1. Proses Evaporasi a. Evaporasi  Jenis evaporator yang digunakan oleh PT. Enero adalah falling film evaporator yang bekerja pada tekanan vakum dengan feed berupa hasil fermentasi (MBR) dengan konsentrasi ethanol 9-11%.  Falling film evaporator dengan operasi backward dan feed multiple effect. Stage yang digunakan 4



Gambar IV.2.3 Diagram Proses Evaporator  Falling film evaporator digunakan karena memiliki aplikasi waktu tinggal yang singkat dan digunakan untuk fluida sensitif terhadap panas, hanya memiliki ruang yang kecil untuk penempatannya, koefisien perpindahan panas yang tinggi, serta tidak ada kenaikan titik didih karena perbedaan tekanan.  Mollases Broth dirubah dari 9%-11% menjadi ethanol dengan kadar 16% vol. Hasil dari evaporator selanjutnya didestilasi. 2. Proses Distilasi a. Distilasi  Kolom distilasi yang digunakan ialah continous distillation yang memiliki 60 tray . Tipe tray yang ada didalam kolom distilasi ialah slit tray dengan kapasitas 45,3 m3



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 4



BAB IV PROSES PRODUKSI



Gambar IV.2.4 Diagram Proses Distilasi 



Pada proses distilasi, ethanol dipekatkan dari 16% menjadi 92%. Pemanas yang digunakan adalah steam dan by product ialah fusel oil. Fusel oil terdiri dari 60–70 percen amyl alcohol, sejumlah kecil of n-propyl and isobutyl alcohols, dan sejumlah kecil komponen lain. Bottom product dari disebut stillage memiliki konsentrasi ethanol 0,03% yang selanjutnya akan diolah pada unit Waste water treatment.



 Pada unit distilasi ethanol hanya bisa dimurnikan hingga 96.5% karena campuran ethanol-air memiliki titik azeotrop sehingga sudah tidak dapat dipisahkan lagi jika hanya menggunakan kolom distilasi sehingga untuk memurnikan ethanol diperlukan unit proses Dehidrasi 3. Proses Dehidrasi a. Dehidrasi  Dehidrasi merupakan proses untuk mengadsorbsi impuritis yang terdapat pada ethanol sehingga konsentrasi yang didapatkan bisa lebih dari 99%  Adsorbsi yang digunakan ialah adsorbsi fisika, sehingga tidak terjadi reaksi selama adsorbsi sehingga adsorben dapat diregenerasi dengan mudah dan digunakan untuk adsorbsi kembali. Bahan yang digunakan sebagai adsorben ialah Alumina aktif.



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 5



BAB IV PROSES PRODUKSI



Gambar IV.2.5 Diagram Proses Dehidrasi  Pada unit dehidrasi terdapat 2 unit yang berjalan secara bergantian dimana 1 unit untuk melakukan dehidrasi sedangkan unit yang lain melakukan regenerasi adsorben sehingga proses dehidrasi dapat berjalan secara kontinyu.  Waktu untuk melakukan Adsorbsi/regenerasi selama 300 detik, setelah 300 detik maka akan berganti secara otomatis antara 2 unit.  Kondisi saat dehidrasi ialah suhu 118-122 oC, tekanan pada saat adsorbsi adalah 1.65 bar dan saat melakukan regenerasi 0,14 bar.  Bila konsentrasi ethanol yang dihasilkan dari proses dehidrasi dianggap masih kurang maka dilakukan proses rectification. 4. Proses Rectification  Proses Rectification hanya dilakukan bila hasil dari dehidrasi masih dianggap kurang sehingga perlu proses lanjutan untuk menaikan kadar dari bioethanol



Gambar IV.2.6 Diagram Proses Rectification | JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 6



BAB IV PROSES PRODUKSI  Proses rectification adalah proses adalah proses yang memisahkan andara ethanol (produk) dengan methanol yang masih terkandung didalam feed. Karena methanol tidak dapat dipisahkan dengan menggunkan proses distilasi maupun dehidrasi karena methanol memiliki titik didih dibawah ethanol dan unit dehidrasi ditujukan untuk menghilangkan kadar air.  Proses ini sekarang sedang tidak berjalan karena produk yang dihasilkan pada unit dehidrasi sudah memenuhi standard untuk bioethanol fuel grade. Bila proses ini tetap dilakukan maka pada by product akan terdapat ethanol dalam jumlah yang cukup besar.



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 7



BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH



V.1 Utilitas Bagian Utilitas I bertugas untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang proses produksi pabrik lainnya, diantaranya bertugas sebagai: 1. Unit penyediaan air proses Ada beberapa macam spesifikasi air, yaitu air proses, air minum, air hydrant, air demineralisasi, air service, dan air pendingin. 2. Unit penyediaan steam Digunakan untuk menggerakkan pompa turbine dan compressor turbine, alat penukar panas, pemanas pipa atau bejana agar fluida di dalamnya tetap panas dan untuk campuran proses itu sendiri. 3. Unit penyedia air steril Digunakan untuk dilusi pada tangki fermentasi. Air ini bebas dari mikroorganisme sehingga proses fermentasi tidak terkontaminasi. V.1.1 Unit Penyediaan Air Air yang dibutuhkan oleh PT. Enero disuplai dari 1 sumber air, yaitu Sungai Brantas, Mojokerto V.1.1.1 Buffer Tank Unit ini menampung raw water dari Water Intake Sungai Brantas. Tugas utama dari Buffer Tank ini adalah membuat padatan pengotor terkoagulasi sehingga dapat dipisahkan secara fisis. Pada unit ini terjadi penambahan PAC sebagai agen koagulasi. PAC ini dibuat dengan mencampurkan 25 kg dengan 2000 L air pada tangki persediaan PAC. V.1.1.2 Lamella Clarifier Unit ini digunakan untuk menyaring padatan-padatan yang belum bisa dipisah oleh buffer tank. Pada lamella clarifier ditambahkan koagulan berupa senyawa polymer untuk membuat gumpalan-gumpalan pengotor padatan. Koagulasi ini bertujuan agar padatan dapat lebih mudah dipisahkan.



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS V-1



BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH



Gambar V.1.1 Lamela Clarifier V.1.1.3 Sand Filter Pada unit ini air dialirkan dari bagian atas kolom untuk dilewatkan bed pasir kuarsa. Hasil keluaran sand filter ini adalah air bersih dengan turbidity 1%)







Dapat digunakan untuk penyelamatan korban







Waktu pemakaian 30 menit



f. Masker gas dengan udara tekan yang dibersihkan (supplied air respirator) Digunakan di daerah yang konsentrasi oksigennya rendah, kontaminasi gas/uap/fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan terus-menerus selama suplai udara dari pabrik (plant air) tersedia g. Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a hand operated blower). Khusus digunakan di daerah yang kadar oksigennya kurang, kontaminasi uap/gas/fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan terus-menerus sepanjang blower diputar. Pengambilan udara blower harus dari tempat bersih dan bebas dari kontaminasi 6. Kerudung kepala (hood) Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka terhadap kotoran bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu kesehatan c karyawan. 7. Kerudung kepala dengan alat pelindung pernafasan Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang diizinkan. 8. Kerudung kepala anti asam atau alkali Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka dari percikan bahan kimia yang bersifat asam atau alkali. 9. Sarung tangan Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik, kimia, dan listrik. a. Sarung tangan kulit : dipakai bila bekerja dengan benda yang kasar dan tajam b. Sarung tangan asbes : digunakan bila bekerja dengan benda yang panas c. Sarung tangan katun : digunakan bila bekerja dengan peralatan oksigen



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS VII - 5



BAB VII KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA d. Sarung tangan karet : digunakan bila bekerja dengan bahan kimia yang berbahaya, korosif, dan iritatif e. Sarung tangan listrik : digunakan bila bekerja dengan kemungkinan terkena bahaya listrik 10. Sepatu pengaman Untuk melindungi kaki dari gangguan yang membahayakan karyawan di tempat kerja. 11. Sepatu keselamatan Digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang keras atau tajam, luka bakar karena bahan kimia yang korosif, tertembus benda tajam dan/atau untuk menjaga agar seseorang tidak jatuh terpeleset oleh minyak atau air. 12. Sepatu karet Digunakan untuk melindungi kaki dari bahan kimia berbahaya. 13. Sepatu listrik Digunakan untuk bekerja dengan kemungkinan terdapat bahaya listrik. 14. Baju pelindung Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali (warna kuning), digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan kimia yang berbahaya baik asam maupun alkali. Baju pelindung terhadap percikan pasir digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan pasir pada saat membersihkan logam dengan semprotan pasir.



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS VII - 6



BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP



VIII.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan kerja praktek di Unit Waste Water Treatmment PT. Energi Agro Nusantara antara lain adalah : 1. PT Energi Agro Nusantara dibagi menjadi 8 unit yaitu: Proses, Lab & QC, Utilitas, Mekanik, Elektrik, Waste Water Treatment, R&D, HRD. 2. Bahan baku yang digunakan adalah molases yang dibeli dari pabrik gula yang ada disekitar PT Energi Agro Nusantara VIII.2 Saran 1. Dalam rangka mengembangkan usahanya PT. Energi Agro Nusantara harus mampu menjaga kualitas produk serta selalu mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk mencapai target zero accident seperti yang diharapkan 2. Mempertahankan perawatan dan pergantian alat atau mesin yang sudah tua secara berkala sehingga efisiensi produksi dapat terus meningkat 3. Mengingat kota Mojokerto adalah sebuah kota industri yang besar dengan segala kompleksitasnya, maka hendaknya PT. Energi Agro Nusantara ikut memberikan andil usaha pelesatrian daerah Mojokerto, seperti dengan penanaman pohon di area dalam maupun di luar area PT. Energi Agro Nusantara



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS VIII - 1



TUGAS KHUSUS TUGAS KHUSUS



I.TUJUAN Tugas khusus dari kegiatan Kerja Praktek di PT. Energi Agro Nusantara ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Melakukan studi literatur mengenai Anaerobic Digester yang terdapat pada Unit Waste Water Treatment pada PT Energi Agro Nusantara 2. Menyarankan pengembangan untuk Anaerobic Digester yang terdapat pada Unit Waste Water Treatment pada PT Energi Agro Nusantara II. DASAR TEORI Anaerobic digester merupakan alat dimana pada anaerobic digester terjadi proses pemecahan material yang biodigredable dengan menggunakan mikroorganisme pada kondisi tidak ada oksigen didalam nya. Adapan beberapa reaksi yang terjadi didalam Anaerobic digester 1. Acid Fermentation (CH2O)n  n/2 CH3COOH  n/2 CH3COO- + n/2 H+ 2. Methanogenic Fermentation n/2 CH3COO- + n/2 H+  n/2 CH4 + n/2 CO2 Sehingga reaksi yang terjadi ialah (CH2O)n  n/2 CH4 + n/2 CO2



Gambar A.2.1 Anaerobic Digester Pada anerobic digester meliputi empat tahap, yaiut hydrolysis, acidogenesis, acetogensis, dan methanogenesis. | JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 1



TUGAS KHUSUS 1. Hydrolysis: Hydrolysis merupakan tahap hidrolisa dari biomass yang segaian besar terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Dimana pada tahap ini rantai rantai dari organic polymer tersebut dipotong menjadi konstituen kecil, hasil pemotongan tersebut merupakan monomer, gula yang sudah siap untuk dapat diolah oleh bakteri yang lain pada tahap selanjutnya. Asetat dan hidrogen yang terbentuk dari tahap hidrolisis dapat langsung mengalami methanogenesis, namun asam lemak dengan rantai yang lebih panjang harus mengalami tahap selanjutnya. 2. Acidogenesis: Tahap ini adalah pemotongan rantai lanjutan yang dilakukan oleh bakteri acidogenic, pada tahap ini Volatile Fatty Acid (VFA) terbentuk bersama dengan ammonia, karbon dioksida, dan H2S sebagai byproduct. 3. Acetogenesis: Tahap ketiga ini ialah molekul yang telah terbentuk dari tahap acidogenesis akan dirubah lebih lanjut dengan bakteri acetogens untuk dapat memproduksi acetic acid yang lebih banyak dan juga CO2 dan H2 4. Methanogenesis: Merupakan tahap terakhir dari anaerobic digester dimana mengubah produk tengah yang telah terbentuk pada tahap tahap sebelumnya menjadi Metana, CO2, H2. Proses methanogenesis sangat sensitive terhadap perubahan pH dimana pH optimum untuk tahap methanogenesis ialah 6,8-7,2. Material yang tidak dapat didegredasi akan tetap berada pada digester. PT Enero menggunakan 2 Anaerobic Digester yang dipasang pararel berukuran 22.000 m3. Unit ini dioperasikan pada suhu 35o C dan pH dijaga 6,8-7,2. Unit ini didesain untuk dapat mengahasilkan biogas dengan rate 1000 m3 perhari dengan konsentrasi gas metana 55%. Proses yang terjadi pada anaerobic digester adalah proses dekomposisi dan penguraian dengan cara pemecahan zat organik menjadi komponen kimiawi yang lebih sederhana dalam kondisi anaerobik. Mikroorganisme anaerobik mencerna zat organik tersebut pada kondisi tanpa oksigen, untuk memproduksi metana dan karbondioksda sebagai produk akhir pada kondisi ideal. Biogas yang diproduksi dengan anaerobic digester juga mengandung sejumlah kecil hidrogen sulfida (H2S) dan amonia (NH3), dan juga gas-gas lain (Monnet, 2003). Anaerobic digester dapat digolongkan sebagai berikut: single-stage, multi-stage dan batch. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Multi-stage anaerobic digester memisahkan beberapa reaktor dengan dengan tahap yang berbeda, lalu | JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 2



TUGAS KHUSUS mengoptimasi setiap tahap reaksi tersebut. Secara umum digunakan dua digester untuk metode ini. Anaerobic digester pertama digunakan untuk hidrolisis-acetogenesis dan yang kedua untuk metanogenensis. Keuntungan utama dari metode ini adalah kestabilan biologis yang lebih besar walau diterapakan pada limbah yang terdegradasi sangat cepat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dibanding dengan single-stage digester (Monnet, 2003). Metode ini juga menghasilkan biogas dengan presentase gas metana yang lebih tinggi daripada single-stage digester (Schievano, 2012, pubs acs), dapat mengurangi masalah foam berlebihan yang timbul pada single-stage digester (Biosolid Technology Fact Sheet, 2006, United States Environment Protection Agencies) dan metode ini juga telah terbukti sebagai bioteknologi yang dapat memproduksi hidrogen dan metana (Ting, 2007, Jounal Hydrogen Energy). Tabel 1 Perbandingan Tipe Proses Anaerobic Digester Jenis Digester Single Stage



Keuntungan



Kerugian



 Biaya investasi lebih



 Reaktor relatif lebih besar  Beban reaktor dalam



murah  Desain lebih simpel



mendegradasi feed lebih berat  Pre treatment harus lebih ketat  Butuh konsumsi air yang lebih besar



Multi Stage (Two Stage System)



 Operasi lebih fleksibel



 Biaya investasi lebih



 Loading rate lebih besar  Dapat mentoleransi loading rate yang fluktuatif



mahal  Desain lebih rumit  Masih sulit memisahkan tahap hydrolysis dan asidogenesis



Pengembangan dari proses Multi-stage Anaerobic Digester terutama pada pengembangan AD dengan penabhan reactor separasi untuk stage yang berbeda, sehingga dapat menyesuaikan untuk mengoptimalkan masaing-masing reaksi. Secara khusus, 2 reaktor digunakan, reactor pertama untuk proses hidrolisis-asidogenesis yang dapat



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 3



TUGAS KHUSUS menghasilkan asam-asam organik dan gas hidrogen dan reactor kedua untuk acetogenesis metanogenesis, yang memproses asam-asam organik tersebut menjadi gas metana. Proses dua reaktor suhu diatur sedemikian rupa sehingga laju hidrolisis dan metanogenesis dapat terkontrol dengan baik. Ada dua suhu operasi yang dapat diterapkan dalam digester yaitu mesophilic (sekitar 35oC) dan thermophilic (sekitar 55oC). Penerapan suhu operasi ini pada kedua reaktor diatur menurut kebutuhan proses. Contoh penerapannya adalah suhu mesophilic pada reaktor pertama dan thermophilic pada reaktor kedua di unit pengolahan limbah DuPage Company , Illnois, USA. (Schafer, 2002) Foam pada activated sludge



plant dideskripsikan sebagai biomassa yang



mengambang dan dibuktikan oleh banyak peneliti sebagai gabungan dari keberadaan surfaktan (detegen), biosurfaktan dan adanya dua grup dari bakteri filamen, Gordonia sp (Nocardia sp. dan Microthrix parvicella. Mycolic Acid yang dimiliki Nocardia membuat bakteri tersebut cukup hidrophobic dan dengan bentok filamennya bakteri menjadi menempel pada gelembung gas yang ada di activated sludge dan naik ke permukaan liquid untuk meningkatkan aktivitas permukaan dan membentuk foam yang stabil. Soddell dan Seviour (1995) menemukan kemampuan dari Nocarida dan bakteri filamen untuk hidup dalam range temperature yang luas. Mayoritas bakteri berfilamen bisa hidup pada suhu mesophilic yaitu 30-35 o C. Bakteri Nocardia hidup pada pH 6.7 – 8.0.



(microbewiki)



III. PEMBAHASAN III.1 Foam Problem Solution Two Stage Anaerobic Digester Salah satu penyebab foam adalah Mycolic Acid yang dimiliki Nocardia membuat bakteri tersebut cukup hidrophobic dan dengan bentok filamennya bakteri menjadi menempel pada gelembung gas yang ada di activated sludge dan naik ke permukaan liquid untuk meningkatkan aktivitas permukaan dan membentuk foam yang stabil. Soddell dan Seviour (1995) menemukan kemampuan dari Nocarida dan bakteri filamen untuk hidup dalam range temperature yang luas. Mayoritas bakteri berfilamen bisa hidup pada suhu mesophilic yaitu 30-35 o C. Bakteri Nocardia hidup pada pH 6.7 – 8.0



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 4



TUGAS KHUSUS Tabel A.3.2 Tabel perbandingan Two Stage Anaerobic Digester dalam produksi foam Tipe



Suhu



pH



Nocardia



Foam



Single Stage AD 35



7



Banyak



Banyak



Two Stage AD



5/7



sedikit



Sedikit



35/55



III.2 Biogas Production Two Stage Anaerobic Digester Produksi biogas PT Energi Agro Nusantara ini berasal dari dua hasil samping proses produksi bioethanol yang diproses dengan single continous anaerobic biodigester dengan kapasitas produksi 1000 m3 per jam. PT Enero memiliki 2 unit digester yang keduanya masih mampu bekerja dengan optimal yang lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi sekarang. Terdapat masalah foam yang terlalu banyak terbentuk. Di beberapa pengolahan limbah industri sudah menggunakan teknologi two stage anaerob digester (TAD). TAD adalah jenis pengolahan limbah untuk menghasilkan biogas dengan menggunakan 2 tangki untuk memisahkan proses-proses anaerobic dalam digester. Dengan menggunakan 2 stage maka dapat memisahkan proses hidrolisis dan acidogenesis (tangki 1) dengan proses methanogenesis (tangki 2), sehingga mengoptimalkan kedua proses tersebut.



Gambar A.3.1 Diagram Proses Standar Pengolahan Multi Stage Anaerob Digester Pada tangki pertama TAD terjadi proses hidrolisis dan volatile acid fermentaation (acid forming step). Pada tangki pertama dibutuhkan suhu mesophilic yaitu 35o C , sehingga membutuhkan pemanasan. Sistem pemanasan dapat menggunakan sistem eksternal atau internal. Biogas yang terbentuk mengandung 44,9% H2 dan 55,1% CO2. Tangki kedua terjadi proses methanogenesis yang menghasilkan gas methana. Proses



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 5



TUGAS KHUSUS membutuhkan suhu thermophilic yaitu 55 oC. Biogas yang terbentuk mengandung 68,2% CH4 dan 31,8% CO2 (Schievano, 2012, pubs acs). Jika merujuk pada percobaan Schivano, maka dengan kapasitas AD2 (digester yang tersedia di PT ENERO) adalah 22.000 m3 dibutuhkan AD 1 berkapasitas 2993 m3. . (Schievano, 2012, pubs acs) Tabel A.3.2 Perbandingan Tangki AD 1 (TAD 1) dan AD 2 (TAD 2) pada Two Stage Anaerobic Digester Dibanding dengan PT Enero Tangki



Kapasitas pH



Suhu



Rate



Kandung- Kandung- Kandungan



(m3)



Operasi



Biogas



an



an



Karbon-



(oC)



(m3/



Metana



Hidrogen



dioksida



hari)



(%)



(%)



(%)



-



44,9*



55,1*



TAD 1



2.993**



5*



35*



10.506**



TAD 2



22.000**



7*



55*



17.380** 68,2*



-



31,8*



Single



22.000



7



35



12.000



-



45



55



Stage Digester PT Enero * berdasarkan data percobaan Schivano **berdasarkan data perbandingan yang didapat pada data percobaan Schivano yang diterapkan pada volume tangki yang sama dengan PT Enero (Schievano, 2012, pubs acs) Dari Tabel A.3.2 dapat dilihat bahwa Penerapan Two Stage Anaerobic Digester pada PT Energi Agro Nusantara membutuhkan pembangunan tangki digester berukuran 2993 m3. Penerapan sistem dapat menghasilkan biogas dengan konsentrasi metana yang lebih tinggi dan pada stage TAD 1 dapat dihasilkan hidrogen dengan konsentrasi cukup tinggi.



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 6



TUGAS KHUSUS IV. KESIMPULAN Dari pembahasan tugas khusus diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Two Stage Anaerobic Digester dapat mengurangi masalah foam yang dimiliki Unit Waste Water Treatment Process PT Energi Agro Nusantara 2. Penerapan Two Stage Anaerobic Digester pada PT Energi Agro Nusantara membutuhkan pembangunan tangki digester berukuran 2993 m3 3. Penerapan Two Stage Anaerobic Digester dapat menghasilkan biogas dengan konsentrasi metana yang lebih tinggi



| JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 7



TUGAS KHUSUS Appendiks Perhitungan Two Stage Anaerob Digester menurut percobaan Schivano Data dari PT Enero: Volume Tangki besar : 22.000 m3



Data dari percobaan Schivano: Single Stage Anaerobic Digester Kapasitas Tangki = 14,7 l Rate Biogas yang dihasilkan = 0,545 Ndm3CH4/Ldigester hari Two Stage Anaerobic Digester Kapasitas Tangki 1 = 2 l Kapasitas Tangki 2 = 14,7 l Rate Spesifik Biogas yang dihasilkan Tangki 1 = 1,58 Ndm3H2/Ldigester Konsentrasi Hidrogen tangki 1 = 44,9% Rate Spesifik Biogas yang dihasilkan Tangki 2 = 0,537 Ndm3CH4/Ldigester hari Konsentrasi Metana tangki 2 = 68,2%



Berdasarkan data percobaan tersebut, dapat diperkirakan rate biogas yang dihasilkan dari PT. Energi Agro Nusantara bila digunakan Two Stage Digester. Volume Tangki 2 = 22.000 m3 Volume Tangki 1 = 3.000 m3 Tangki 1 Rate Hidrogen dalam Biogas yang dihasilkan pada tangki 1 (Hidrogen production) = Rate Spesifik Biogas yang dihasilkan Tangki 1 x Volume Tangki 1 = 1,58 x 3.000 = 4.740 Ndm3 H2 Rate Biogas tangki 1 = (100%/ (Konsetrasi Hidrogen)) *Rate Hidrogen dalam biogas = (1/0,449) x 4.740 = 10.506 m3 per hari



Rate Metana dalam Biogas yang dihasilkan pada tangki 2 (Methane production) = Rate Spesifik Biogas yang dihasilkan Tangki 2 x Volume Tangki 2 = 0,537 x 22.000 = 11.814 Ndm3 CH4 Rate Biogas tangki 2 = (100%/ (Konsetrasi Metana)) *Rate Metana dalam biogas = (1/0,682) x 11.814 = 17.380 m3 per hari | JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI-ITS IV - 8



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2006. Biosolid Technology Fact Sheet. United States Environment Protection Agencies. Schafer, Perry L. 2002. Advanced Anaerobic Digestion Performance Comparisons. WEFTEC. Schievano, Andrea, dkk. 2012. Two-Stage vs Single-Stage Thermophilic Anaerobic Digestion: Comparison of Energy Production and Biodegradation Efficiencies. ACS Publications Ting, C.H. 2007. Production of hydrogen and methane fromwastewater sludge using anaerobic fermentation. International Journal of Hydrogen Energy. ISSN: 32 (2007) 677 – 682. .