Laporan Kristal Kelompok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENGAMATAN ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN PENGAMATAN SEL TUMBUHAN PADA TANGKAI DAUN BAYAM DAN TANGKAI DAUN BEGONIA



Oleh : Kelompok 5 1. Irene Mira Kusumawati



(PSU16/16030654030)



2. Nadhia Al Hamani



(PSU 16/16030654045)



3. Alsa Vika Zuyina



(PSU 16/16030654061)



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN IPA 2017



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Ada banyak jenis tumbuhan yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit pula dari jenis tumbuhan tersebut yang dijadikan sumber pangan. Namun tidak semua jenis tumbuhan dapat dikonsumsi secara bebeas



dan



aman.



mengonsumsinya



Ada



harus



berapa



mengikuti



jenis



tumbuhan



beberapa



aturan



yang



untuk



agar



tidak



menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh, salah satu contohnya adalah bayam. Dari peristiwa-peristiwa seperti inilah timbul rasa ingin tahu kami bahwa faktor bagian tumbuhan apa yang menjadi faktor yang dapat memicu munculnya pengaruh negatif ini. Adakah zat lain didalam tumbuhan yang belum kami ketahui dan untuk mengetahui zat tersebut merupakan alasan kami untuk melakukan pengamatan ini.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana struktur sel tumbuhan yang terdapat pada tangkai daun bayam dan tangkai daun begonia? 2. Bagaimana struktur kristal yang yang dapat diidentifikasi pada tangkai daun bayam dan tangkai daun begonia?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui struktur sel tumbuhan yang terdapat pada tangkai daun bayam dan tangkai daun begonia. 2. Untuk mengidentifikasi struktur kristal yang yang dapat diidentifikasi pada tangkai daun bayam dan tangkai daun begonia.



BAB II KAJIAN TEORI A. Zat Ergastik Zat ergastik adalah material non-protoplasma yang ditemukan didalam sel. Protoplasma dari sel kadang disebut dengan bioplasma dan berbeda dari zat ergastic sel. Kemudian adalah zat organik atau anorganik yang merupakan produk metabolisme, dan termasuk kristal, tetes minyak, tanin, resin dan senyawa lainnya yang dapat membantu organisme dalam pertahanan, pemeliharaan struktur seluler, atau hanya penyimpanan zat. Zat ergastik mungkin muncul dalam protoplasma, di vakuola, atau di dinding sel (Gupta, tanpa tahun). B. Kristal Pada banyak tanaman, oksalat dimetabolisme sangat lambat bahkan tidak sama sekali. Namun ketika jumlahnya terlalu berlebihan, oksalat dapat menimbulkan efek toksik (Franceschi, 1989). Selain itu, kalsium bebas pada konsentrasi tinggi juga beracun bagi sel. Oleh karena itu tanaman dapat menginduksi pembentukan kristal kalsium oksalat untuk menghilangkan kelebihan oksalat atau kalsium (Calıskan 2000). Kristal kalsium oksalat terjadi di lebih dari 215 famili tanaman yang lebih tinggi (McNair 1932) termasuk gymnosperma dan angiosperma. Dalam formasi kristal angiosperma umumnya berbentuk intrasel dan kristal di dalam vakuola sel khusus yang disebut idioblast. Namun, di gymnosperma sebagian besar bentuk kristal di dinding sel (Kinzel 1989). Formasi kristal pada idioblas biasanya berhubungan dengan membran, bilik, atau inklusi yang ditemukan di dalam vakuola. Idioblas kristal memiliki bentuk, ukuran dan struktur intrasel yang berbeda dibandingkan sel nonkristal dari jaringan yang sama (Horner dan Wagner 1995). Selain itu, idioblas menjalani modifikasi ultrastruktural tergantung pada pengendapan kristal. Kristal kalsium oksalat mungkin ada di hampir semua bagian tanaman. Kehadiran kristal kalsium oksalat telah dilaporkan terjadi pada akar, daun, batang, dan antera, dan nodul akar (Sutherland dan Sprent 1984). Kristal ini



dapat ditemukan di jaringan tertentu seperti epidermis, korteks, floem, xilem dan empulur atau dapat didistribusikan ke seluruh tanaman. C. Jenis Kristal Kristal sangat umum terdapat di dalam sel tumbuhan. Merupakan hasil akhir dari metabolisme sel yang kemudian disimpan di dalam lumen sel atau vakuola. Bagi tumbuhan jika berlebihan dapat menjadi racun, oleh karena itu biasanya diikat oleh ion – ion kalsium, misalnya kalsium oksalat. Selain oksalat terdapat juga kristal karbonat dan silikat. Terkadang kristal ini ditemukan secara tunggal dan ada pula yang berkelompok dan mencapai bentuk yang aneh. Kristal kalsium oksalat berlimpah di tanaman, terutama di organ bawah tanah. Kristal kalsium Oksalat yang banyak ditemukan dalam organ tumbuhan memiliki bentuk morfologi yang berbeda, diantaranya drus, prisma, stiloid, rafida, dan kristal pasir. Kristal soliter dari kalsium oksalat dapat berupa batang, seperti kubus, prismatik, oktahedral, dan lain-lain.



Kristal terdapat dalam berbagai bentuk (A Fahn. 1982 pandey, 1980). Misalnya: - Kristal pasir, kristal kalsium oksalat terdapat dalam bentuk butiran halus (piramida kecil). Contohnya pada batang Sambucus nigra dan daun Atropa belladonna.



Kristal Pasir dan Bintang besar pada Begonia - Kristal tunggal besar, kristal kalsium oksalat terdapat dalam bentuk tunggal, besar, asodiameteris. Ditemukan dalam sel daun Citrus, Begonia, Vicia sativa.



- Raphida (jarum), kristal kalsium oksalat berbentuk seperti jarum tunggal atau bersama dalam satu kelompok (seperti sapu lidi). Sel yang mengandung raphida dapat berbentuk sama dengan sekelilingnya atau dapat pula berbentuk idioblas, yakni sel yang berbeda dari sel di sekitarnya, misalnya dalam satu lender yang panjang. Contohnya adalah berkas raphida dalam sel lender pada endocarp buah enau (Arenga pinnata). Sel yang mengandung raphida sering tersebar secara khas dalam tumbuhan dan dapat ditemukan dalam taksonomi.



- Cystolith kristal kalsium karbonat berbentuk seperti sekelompok bush anggur yang mempunyai tangkai. Sel nya sendiri yang mengandung cystolith disebut lithocyst.



Sel litokis pada daun Ficus elastica - Stiloid adalah kristal berbentuk prisma yang panjang dan kedua ujungnya meruncing seperti bilah. Pada sel, ini ditemukan secara menyendiri atau berpasangan dalam kelompok kecil. Stiloid kurang sering ditemukan namun, terdapat pada Iridaceae, Agavaceae, Liliaceae, dan beberapa familia lain.



Kristal stiloid pada umbi talas C. esculenta



- Kristal druse (majemuk), kristal kalsium oksalat berbentuk seperti bintang atau rosete.



Kristal bentuk druse pada Inula graveolens - Kristal prismatic, kristal kalsium oksalat berbentuk persegi panjang atau seperti pyramid.



Kristal bentuk prisma pada Helianthus annus



Raphides adalah bundel kristal yang terlihat seperti sekumpulan jarum di dalam kantung. Sphaeraphides adalah agregat kristal yang indah yang memiliki penampilan seperti bintang. Raphides dan sphaeraphide hadir di Pistia.



Kristal kalsium karbonat sering digabungkan bersama-sama pada epidermis daun beringin, karet India. Di sini sel lapisan paling dalam dari epidermis sering memperbesar untuk menampung kristal kalsium karbonat yang diendapkan pada proyeksi pasak dinding sel. Agregat kristal ini, yang disebut sistolis, terlihat seperti segenggam buah anggur (Gambar 129). Sistolisis bentuk tidak beraturan hadir di daun Momordica.



D. Fungsi Kristal Menurut Hidayat (1995), berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan, namun pada tumbuhan tingkat tinggi kristal yang paling umum ditemukan yaitu kristal kalsium oksalat, salah satunya kristal berbentuk prisma yang disebut drus. Kristal drus pada tanaman berperan sebagai mekanisme pertahanan terhadap herbivora (Lucas et al. 2000 dalam Mantovani et al 2005). Kalsium oksalat memiliki peran dalam membuat tumbuhan menjadi pahit atau kurang enak dan dengan demikian tidak dimangsa oleh hewan (Hidayat, 1995). Banyak fungsi yang dikaitkan dengan kristal kalsium oksalat pada tanaman seperti berperan dalam homeostasis kalsium, penyimpanan kalsium (Franceschi 1989), pengangkatan kelebihan oksalat, detoksifikasi logam, dukungan jaringan, pengumpulan cahaya dan refleksi (Franceschi dan Horner 1980), dan perlindungan melawan serangga dan hewan herbivora. Kristal kalsium oksalat melindungi tanaman melawan herbivora karena hubungannya dengan bahan kimia yang mengiritasi atau dengan toksin proteolitik (Rupali et al 2012). Efek mekanis kristal seperti jarum yang menusuk hewan herbivora juga merupakan bagian penting dari pertahanan tanaman.



BAB III METODE PERCOBAAN



A. Alat dan Bahan Alat



: Mikroskop



Bahan



1 buah



Kaca Preparat



2 buah



Cover Glass



2 buah



Pipet tetes



1 buah



Gelas Kimia 50ml



1 buah



: Tangkai daun bayam



3 buah



Tangkai daun begonia



3 buah



Air



50 ml



Alkohol 70%



10 ml



Tissue



1 gulung



B. Rancangan Percobaan



Kaca preparat



cover glass



Gambar 3.1. Mensterilkan kaca preparat, cover glass, dan pipet tetes menggunakan alcohol 70%.



Gambar 3.2 Membuat sayatan membujur dan melintang dari batang daun bayam dan meletakkannya pada kaca preparat.



Gambar 3.3. Meneteskan satu tetes air ke kaca preparat yang telah diberi sayatan batang bayam kemudian menutup menggunakan cover glass.



Gambar 3.4. Mengamati preparat menggunakan mikroskop.



Gambar 3.5 Membuat sayatan membujur dan melintang dari batang daun begonia dan meletakkannya pada kaca preparat.



Gambar 3.6. Meneteskan satu tetes air ke kaca preparat yang telah diberi sayatan batang bayam kemudian menutup menggunakan cover glass.



Gambar 3.7. Mengamati preparat menggunakan mikroskop.



C. Langkah Percobaan 1. Menyiapkan mikroskop. 2. Menyiapkan kaca preparat dan cover glass. 3. Membersihkan kaca preparat dan cover glass menggunakan alkohol 70% dan tissue. 4. Membuat sayatan melintang dan membujur dari tangkai daun bayam dan tangkai daun begonia. 5. Meletakkan sayatan pada kaca preparat 6. Meneteskan satu tetes air yang telah diberi sayatan menggunakan pipet tetes. 7. Menutup kaca preparat menggunakan cover glass secara hati-hati agar tidak menimbulkan gelembung. 8. Mengamati objek menggunakan mikroskop 9. Menggambar bagian-bagian sel yang ditemukan pada spesimen.



D. Alur Percobaan



Tangkai daun bayam dan Tangkai daun begonia - Disayat melintang dan membujur menggunakan silet - Diletakkan pada kaca preparat yang sudah dibersihkan menggunakan Alkohol 70%



- Diberi menggunakan pipet tetes setetes Air - Ditutup menggunakan cover glass - Diamati menggunakan mikroskop Hasil Pengamatan



BAB IV DATA DAN ANALISIS



A. Data



Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Tangkai Daun Begonia No.



Gambar



Keterangan



1. Dinding Sel



Perbesaran 400x Jenis Irisan Membujur Sitoplasma



2. Dinding Sel Sitoplasma



Perbesaran 400x Jenis Irisan Melintang



Kristal



Tabel 2. Hasil Pengamatan pada Tangkai Daun Bayam No. 1.



Gambar



Keterangan Dinding Sel Kristal Sitoplasma



Perbesaran 400x Jenis irisan melintang



2. Kristal Dinding Sel Sitoplasma



Perbusuran 400x Jenis irisan membujur



B. Analisis Pada tabel 1 diatas merupakan hasil pengamatan tangkai daun Begonia. Pada sayatan membujur dengan perbesaran 400x tidak ditemukan adanya kristal, melainkan hanya susunan sel yang berwarna ungu dengan dinding sel dan sitoplasma. Sedangkan pada sayatan melintang tangkai daun begonia dengan perbesaran 400x ditemukan satu jenis kristal yang bentuknya bulat dengan ukuran sedang berwarna sama dengan sel disekitarnya dan berada disalah satu sel, juga dinding sel dan sitoplasma untuk setiap selnya. Pada tabel 2 merupakan hasil pengamatan kristal pada tangkai daun bayam. Pada sayatan melintang dengan



perbesaran 400x terlihat adanya kristal yang jumlahnya cukup banyak dan berbentuk seperti pasir (bintik-bintik hitam) dengan ukuran kecil hingga sedang. Selain itu dalam penampang ini juga terlihat sitoplasma dalam sel dan dinding sel yang mengelilingi seluruh bagian sel. Lalu pada sayatan membujur juga tampak adanya kristal yang berbentuk seperti pasir namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan penampang melintang. Sama seperti sayatan sebelumnya, pada sayatan ini juga terlihat dinding dan sitoplasma sel, dimana sel-sel pada sayatan ini terlihat tersusun rapi. C. Pembahasan Praktikum pengamatan kristal pada sel tumbuhan ini dilakukan melalui 4 kali pengamatan. 2 pengamatan pertama menggunakan specimen tangkai daun begonia dan 2 pengamatan selanjutnya menggunakan specimen tangkai daun bayam. Adapun metode yang dilakukan untuk mengamati kristal pada sel tumbuhan yaitu pertama di sayat penampang melintang dan membujur tangkai daun Begonia dan tangkai daun bayam kemudian diletakkan pada kaca benda yang telah ditetesi air. Ditutup dengan kaca penutup dan diamati dibawah mikroskop. Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum di temukan. Kalsium karbonat dan kalsium malat agak langka. Tidak semua tumbuhan mengandung kristal kalsium oksalat, tapi bila dalam keadaan bebas dalam sel kalsium oksalat ini dapat bersifat racun (banyak terdapat pada tanaman bayam ).Kristal kalsium oksalat umumnya terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim xilem. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika asam oksalat yang bersifat racun bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion kalsium sehingga terjadi pengendapan. Endapanendapan ini kemudian membentuk kristal yang selanjutnya disebut kristal kalsium oksalat. Untuk lebih jelasnya perhatikan skema berikut:



Skema 4.1 Pengendapan Kalsium Oksalat



Kristal yang diamati pada praktikum ini termasuk dalam zat ergastik. Kristal Merupakan kelebihan bahan anorganik di dalam sel.Yang paling umum adalah kristal kalsium oksalat yg terdapat dalam berbagai bentuk. Kristal Ca Oksalat termasuk bahan ergastik yang bersifat padat. Terbentuk sebagai hasil akhir metabolisme, ada juga yang terbentuk karena terjadinya pemadatan zat-zat cair makanan cadangan, sehingga berwujud butiran. Proses terjadinya melalui pengendapan hasil metabolisme. Endapan tersebut berupa asam oksalat yang bersifat racun bagi tumbuh-tumbuhan apabila garam oksalat yang jika terakumulasi terlalu banyak. Selain itu kristal tidak larut dalam asam cuka namun larut dalam asam kuat. Kristal ini memang cukup banyak terdapat dalam sel berbagai tumbuh-tumbuhan. Lazimnya terdapat dalam sel korteks (cortex), akan tetapi tidak jarang pula terdapat dalam sel-sel parenkhim floem (“phloem parenchyma”)



dan



parenkhim



silemm



(“xylem



parenchyma”).



Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola dari sel atau dalam plasma selnya. Selsel ini biasanya memiliki dinding sel yang bergabus. Kristal ini cukup banyak di kortex, parenkim, floem dan parenkim xilem bisa juga ditemukan di vakuola atau plasma selnya.



Pada gambar data hasil pengamatan pada tangkai daun Begonia sp ditemukan adanya kristal yang terdapat pada specimen yang diiris menggunakan sayatan melintang menggunakan perbesaran 400x yang terletak di pinggiran sel. Berdasarkan teori, tumbuhan Begonia sp memiliki kristal ca oksalat berbentuk pasir, dan ada yang bintang kristal. Pada gambar data hasil pengamatan dapat dianalisis bahwa kristal yang diamati pada tangkai daun Begonia sp adalah kristal jenis Ca Oksalat dengan bentuk menyerupai prisma. kristal ini disebut dengan kristal drus. Kristal-kristal ini letaknya tidak beraturan, terkadang berada dipinggiran dan terkadang berada ditengah sel. Drus berupa agregat Kristal prisma dengan ujung–ujung yang runcing dan tajam serta keseluruhannya berbentuk bundar, biasanya berdiameter 5–10 µm.



Gambar 4.1 Bentuk kristal drus Hal ini sesuai dengan (Kartasapoetra, 1991) yang menyatakan bahwa kristal merupakan bahan ergastik yang terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel parenkim floem dan parenkim xylem. Kristal drus yang hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan bentuk yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini biasanya ditemukan pada tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus.



Gambar hasil pengamatan



Gambar literatur



Gambar 4.2 Kristal berbentuk drus pada tangkai daun Begonia sp Kemudian pada tabel 2 ditunjukkan gambar hasil pengamatan pada tangkai daun bayam. Pada hasil pengamatan ditemukan adanya kristal pada irisan jenis sayatan membujur maupun melintang. Berdasarkan teori, tumbuhan bayam (Amaranthus sp) memiliki kristal Ca Oksalat berbentuk pasir, dan ada yang berbentuk jarum. Adapun perbedaan dengan specimen 1 adalah pada gambar data hasil pengamatan dapat dianalisis bahwa kristal yang diamati pada tangkai daun bayam adalah kristal jenis Ca Oksalat dengan bentuk menyerupai pasir. Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya ditemukan dalam jumlah besar.



Gambar 4.3 Bentuk kristal pasir Pada pratikum ini dengan bahan batang bayam irisan melintang batang bayam (Amaranthus Sp), maka dapat diamati adanya kristal-kristal pasir yang jumlahnya banyak dan berwarna coklat kehitaman. Hasi pengamatan ini sesuai dengan Kartasapoetra (1991) yang menyatakan bahwa Kristal ini terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel korteks, akan tetapi terkadang



juga dapat ditemukan pada sel-sel parenkim floem dan parenkim xylem. Kristalkristal ini terdapat dalam vakuola sel atau plasma selnya. Kristal-kristal itu memiliki berbagai bentuk, salah satunya adalah kristal dengan bentuk butiran kecil, kristal ini biasanya disebut kristal pasir, banyak ditemukan dalam sel-sel daun serta tangkai daun bayam.



Gambar hasil pengamatan



Gambar literatur



Gambar 4.4 Gambar kristal pasir pada tangkai daun bayam Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau tidak adanya kristal merupakan sifat yang dapa dipakai untuk mempelajari kekerabatan antara species tumbuhan. Penyebaran Kristal dalam tubuh tumbuhan tidak acak, melainkan terdapat di daerah khusus seperti pada hipodermis, dekat ikatan pembuluh, tersusun dalam deretan memanjang. Pada umumnya Kristal merupakan kalsium oksalat yang terhablur. Kalium karbonat kurang sering ditemukan; contoh adalah krital berbentuk sistolit pada Moraceae, Acanthaceae, Cucurbitaceae dan Urticaceae. Adapun fungsi adanya Kristal Ca Oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali karena kristal yang bersifat racun. Hal yang tidak sesuai dengan harapan yaitu tidak ditemukannya kristal pada specimen tangkai daun Begonia sp dengan irisan melintang dan gambar hasil pengamatan yang kurang jelas. Ketidaksesuaian tersebut mungkin terjadi karena adanya beberapa factor antara lain yaitu kurangnya ketelitian pengamat, kondisi tanaman yang kurang baik, mikroskop yang kurang berfungsi dengan baik serta kendala waktu pengamatan pada saat praktikum.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Kristal adalah salah satu zat ergastik yang merupakan hasil kelebihan bahan anorganik di dalam sel. Kristal memiliki bermacam bentuk antara lain drus, pasir, soliter, rafida, dan styloid. Kristal berfungsi sebagai pertahanan pada tumbuhan. 2. Perbedaan yang ditemui pada specimen tangkai daun Begonia sp dan tangkai daun bayam ialah pada tangkai daun Begonia sp ditemukan kristal berbentuk prisma atau drus yang jumlahnya sedikit sedangkan pada tangkai daun bayam ditemukan kristal berbentuk pasir dalam jumlah banyak. 3. Ketidaksesuaian hasil pengamatan mungkin terjadi karena adanya beberapa factor antara lain yaitu kurangnya ketelitian pengamat, kondisi tanaman yang kurang baik, mikroskop yang kurang berfungsi dengan baik serta kendala waktu pengamatan pada saat praktikum. B. Saran 1. Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan dapat lebih terampil pada saat menggunakan alat praktikum maupun pada saat mengamati specimen sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan harapan 2. Pengamat diharapkan gar lebih tepat waktu dalam melakukan praktikum karena mengingat efisiensi waktu yang diperlukan dalam praktikum.



DAFTAR PUSTAKA Çalışkan M. 2000.The metabolism of oxalic acid. Turk J Zool 24: 103–106. Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Penerjemah: Ahmad Soediarto, R.M. Trenggono Koesoemaningrat, Machmud Natasaputra dan Hilda Akmal. Edisi ke tiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 277-278 p. Franceschi VR, Horner HT Jr. 1980. Calcium oxalate crystals in plants. Bot Rev 46: 361–427. Franceschi VR. 1989. Calcium oxalate formation is a rapid and reversible process in Lemna minor . Protoplasma 148:130–137. Hidayat, EB. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB. Horner HT, dan Wagner BL. 1995. Calcium oxalate formation in higher plants. In Calcium oxalate in biological systems. Edited by: Khan SR. CRC, Boca Raton, Florida: 53–72. Kinzel, H. 1989.



Calcium in the vacuoles and cell walls of plant



tissues. Flora 182: 99–125 Mantovani, A dan Pereira TE. 2005. Comparative Anatomy of Leaf and Spathe of Nine Species of Anthurium (section Urospadix; subsection flavescentiviridia) (Araceae) and Their Diagnostic Potential for Taxonomy. Research Institude of the Botanical Garden of Rio de Janeiro, Brazil, Rodriguésia, vol.56, no.88, hal.145-160 McNair, JB. 1932. The intersection between substances in plants: essential oils and resins, cyanogen and oxalate. Am J Bot 19: 255–271. Nurhayat, dkk. 2016. Struktur Anatomi Akar, Batang dan Daun Anthurium plowmanii Croat., Anthurium hookeri Kunth. dan Anthurium plowmanii × Anthurium hookeri. Pontianak: Jurnal Protobiont. Vol. 5 (1) : 24-29. Pandey, B. P. 1982. Plant Anatomy. New Delhi: S. Chand & Co. Ltd. 55-165 p. Rupali T, dkk. 2012. Occurrence of chloride enriched calcium oxalate crystal in cissus quadrangularis linn. Int J Pharm, 2(2):337–340. Sutherland, JM dan Sprent JI. 1984. Calcium-oxalate crystals and crystal cells in determinate root nodules of legumes. Planta 161: 193–200.



LAMPIRAN FOTO



Irisan Membujur Tangkai Daun Begonia sp



Irisan Melintang Tangkai Daun Bayam



Irisan Melintang Tangkai Daun Begonia sp



Irisan Membujur Tangkai Daun Bayam