Laporan Pelaksanaan BHD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) RS ASYSYIFAA



Oleh: TIM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)



RS ASYSYIFAA KABUPATEN BOGOR 2018



LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)



I.



Pendahuluan Kegawat Darurat dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Kegawat



Daruratan merupakan suatu kondisi dimana harus dilakukan tindakan yang cepat dan tepat karena apabila tidak dilakukan dengan segera dapat menyebabkan kematian. Saat penanganan awal terhadap kegawat daruratan sudah menjadi hal yang harus diketahui dan dipelajari oleh setiap orang khususnya petugas kesehatan di Rumah Sakit. Henti jantung menjadi penyebab utama kematian di beberapa negara. Terjadi baik diluar Rumah Sakit maupun di dalam Rumah Sakit dan diperkirakan sekitar 350.000 orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung dan tidak sempat di resusitasi. Walaupun usaha untuk melakukan resusitasi tidak selalu berhasil, lebih banyak nyawa yang hilang akibat tidak dilakukan nya resusitasi. Bantuan Hidup Dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu. Tindakan Bantuan Hidup Dasar sangat penting pada pasien dengan henti jantung yang tiga perempat kasusnya terjadi diluar Rumah Sakit, dan gagal melakukan usaha penyelamatan sebagai langkah awal dalam bantuan hidup dasar tidak mengetahui lokasi yang tepat untuk kompresi dada pada tindakan bantuan hidup dasar. Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian trauma dan pentingnya tindakan Bantuan Hidup Dasar pada pasien trauma, maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian pertolongan pertama atau Bantuan Hidup Dasar. Rumah Sakit Asyisyifaa yang memiliki 84 orang pegawai yang terdiri dari tenaga Dokter, Perawat, Bidan, dan tenaga penunjang. Tenaga penunjang harus memiliki kemampuan dalam menangani kasus kegawatdaruratan, hal ini sejalan dengan tuntutan dari Akreditasi Rumah Sakit Versi Snars dimana seluruh pegawai yang ada di Rumah Sakit mampu menangani kasus Gawat Darurat. Untuk meningkatkan kemampuan Tenaga yang ada di Rumah Sakit Asysyifaa perlu dilakukan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD).



II.



Kegiatan yang dilaksanakan Kegiatan ini dilaksanakan dengan II tahap pada tanggal 19 November 2018, yaitu: 1. Tahap I pukul 09.00 sampai 12.00 wib. 2. Tahap II pukul 14.30 sampai 17.30 wib.



Peserta pelatihan terdiri dari: 1. Dokter sebanyak 4 2. Perawat sebanyak 18 3. Bidan sebanyak 11 4. Penunjang sebanyak 45 5. Management sebanyak 5 Tahap 1 terdiri dari 44 orang peserta dan tahap 2 terdiri dari 39 peserta sehingga total peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 83 orang peserta.



III. Hasil yang dicapai Metode dalam pelaksanaan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah presentasi materi BHD, tanya jawab, demonstrasi, dan pengujian kasus pada peserta secara berkelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang. Evaluasi pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan cara ujian pre-test dan post-test dan didapatkan hasil sebagai berikut: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26



Nama dr. Dian Safrudin A., MARS dr. Gita Kencana, MARS drg. Lu’lu Ul Muhimmah dr. Juwita Agustina Eka Yusniawati, SE Rahayu Kurniasih, Amd.Keb Elih Sumiarsih, Amd.Keb Aida Rustina, Amd.Keb Monika Widianti, Amd.Kb Dea Zahra Y, Amd.Keb Rina Fatyani Dewi Purwandari, Amd.Keb M. Syahrizal H., Amd.Kep Yeti Rosmala, Amd.Kep Dwi Sari R, S.Kep.,Ners Dede Nurhayati, Amd.Kep Dea Fariziah, Amd.Kep Yani Mulyani, Amd.Kep Ahmad Fauzi R, Amd.Kep Yayu Yusita, Amd.Kep Mukhlis Albanani, Amd.Kep Dede Rani A, Amd.Kep Toheri Prasetya, Amd.Kep Sri Rahayu, Amd.Kep Meliana AS, Amd.Kep Lusi Agus S,.Si.,Apt



Nilai Pretest Post-test 6 6 6 8 3 6 6 8 9 8 7 5 9 8 8 8 6 8 8 7 9 9 7 6 7 5



9 8 9 9 9 8 9 8 9 9 9 8 10 8 8 9 9 9 9 9 10 9 9 9 9 8



Evaluasi Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Tetap Tetap Naik Naik Naik Naik Tetap Tetap Naik Naik Naik Naik Naik Naik Tetap Naik Naik Naik Naik



27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74



Dita Lutfiah Anggraeni M Rima Pristiwati Edi Kurniawan Husin Fajar Deriawan Rina Kusumawati Uning Nenah Nurhasanah Aditia Nurkholilah Anita Pramita Susilawati, S.Si Rina Triyani Zidan M. Rohmat Ridwan Sudoro Hakim Andarwati Arifin Hidayat, SE Abdul Qodir J, S.T Yudi Dede Dermawan Inar Indriyani, Amd.Kes Diki Sobari Yati Ahmad Fahrieza Nindiya Vita Megasari, Amd.Keb Florida Parhusip, Amd.Keb Fahmiah, Amd.Keb Yoga Gumelar, S.Kep.,Ners Amila Isnaeni,Amd.Kep Rima Iryani, Amd.Kep Siti Nurkhotimah, Amd.Kep Fajar Hadi, Amd.Kep Dina Yuliana Fidia sekar P, Amd.AK Fatmawati H, S.Si.,Apt Selvi Penata Imelda Putri M Irfan Apriansyah Ade Mulyana Siti Masyitoh Fajar Arifin M.Dadan W Nurlelah Siti Ramdona Suhandi



6 6 7 5 5 3 6 5 6 4 7 4 8 8 7 4 5 4 5 6 7 5 8 8 8 9 9 6 4 5 5 8 8 8 9 8 5 5 8 8 5 5 6 4 4 7 8 6



9 7 9 7 7 6 7 8 8 7 7 9 9 8 9 8 8 7 8 10 9 5 8 9 9 9 9 10 8 8 8 9 9 9 9 9 7 8 9 9 7 8 8 8 8 9 9 9



Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Tetap Naik Naik Tetap Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Tetap Tetap Naik Naik Tetap Tetap Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Tetap Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik



75 76 77 78 79 80 81 82 83



Muhani Matin Rizki Kurniawan Deni Selamat Efendi Daniel Ferdian Bd. Dwi Krismiati dr. Alni Dwi Cahyani dr. Lucky Arie Sandi



4 4 6 2 2 2 6 9 8



5 7 9 5 5 5 10 10 10



Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik



Hasil evaluasi di atas menunjukan adanya peningkatan pemahaman setelah diadakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD), sehingga seluruh pegawai Rumah Sakit Asysyifaa diharapkan dapat melakukan tindakan tersebut saat menemukan keadaan gawat darurat dimanapun dan kapanpun baik tenaga medis maupun non medis.



IV. Kesimpulan dan Saran A.



Kesimpulan Bantuan Hidup Dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas,



membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu. Tindakan Bantuan Hidup Dasar sangat penting pada pasien dengan henti jantung yang tiga perempat kasusnya terjadi diluar Rumah Sakit, dan gagal melakukan usaha penyelamatan sebagai langkah awal dalam bantuan hidup dasar tidak mengetahui lokasi yang tepat untuk kompresi dada pada tindak bantuan hidup dasar. Seluruh pegawai Rumah Sakit Asysyifaa harus memiliki kemampuan dalam menangani kasus kegawat darurat. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang dilaksanakan di Aula Rumah Sakit Asysyifaa berlangsung sebanyak 2 Tahap kegiatan diikuti oleh 83 peserta. Dari evaluasi yang dilaksanakan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta mengenai perlunya Bantua Hidup Dasar (BHD).



B.



Saran 1. Bagi peserta pelatihan agar dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat. 2. Peserta dapat memahami sistem pertolongan penderita gawat darurat secara terpadu. 3. Peserta mampu melakukan penganggulangan/penanganan penderita gawat darurat trauma dan karidovaskuler berdasarkan prioritas pertolongan.



V.



PENUTUP Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang dilaksanakan di Aula Rumah Sakit



Asysyifaa berlangsung sebanyak 2 tahap yang diikuti oleh 83 peserta. Selama pelatihan berlangsung dapat diikuti dengan baik oleh peserta ditandai dengan peningkatan kemampuan dan pemahaman peserta sebelum dan sesudah pelatihan yang dilaksanakan. Diharapkan peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di kehidupan sehari-hari.



Lampiran 1 SURAT UNDANGAN



Lampiran 2 JADWAL PELATIHAN PELATIHAN No



Kegiatan



Waktu



Keterangan



SESI I 1.



Registrasi Peserta



08.00 – 09.00



Panitia



09.00 – 09.10



Panitia



09.10 – 09.30



dr. Vani



Pembukaan : 2.



3.



1.



Sambutan dari Direktur RS. Asysyifaa



2.



Sambutan dari Ketua Panitia



Penyampaian Materi (Bantuan Hidup dasar) BHD



br. Mukhlis 4.



09.30 – 11.30



Simulasi BHD



& br. Sahrizal



5.



Sesi Tanya Jawab



11.30 – 12.00



Panitia



6.



Penutupan Sesi I



12.00 – Selesai



Panitia



SESI II 1.



Registrasi Peserta



13.00 – 14.00



Panitia



2.



Pembukaan :



14.00 – 14.10



Panitia



3.



Penyampaian Materi (Bantuan Hidup dasar) BHD



14.10 – 14.30



dr. Vani br. Mukhlis



4.



Simulasi BHD



14.30 – 16.30



& br. Sahrizal



5.



Sesi Tanya Jawab



16.30 – 17.00



Panitia



6.



Penutupan Sesi II



17.00 – Selesai



Panitia



Lampiran 3 BIODATA NARASUMBER A.



Biografi Nama Tempat, tanggal lahir Umur Jenis Kelamin No.KTP No. Telp Email Bangsa Agama Golongan Darah Alamat



: Vani Meliani : Bogor, 13 Mei 1992 : 25 tahun : Perempuan : 3201315305920005 : 085711383838 (whatsapp)/ (0251) 8389338 : [email protected] : Indonesia : Islam :A : Jl. E. Sumawijaya Sindang Barang Kel. Pasir Eurih Kec. Tamansari RT/RW 001/003 No. 29 Kab. Bogor



B.



Pendidikan 1. TK Insan Takwa Bogor (periode 1996-1998) 2. SD Negeri Kotabatu I Bogor (periode 1998-2004) 3. SMP Insan Kamil Bogor (periode 2004-2007) 4. SMA Insan Kamil Bogor program akselerasi (periode 2007-2009) 5. S1 Fakultas kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi (periode 20092013) 6. Profesi dokter muda (co-ass) di RS Dustira Cimahi, RSUD Ciremai Cirebon, RSUD Soreang Bandung, RSJ Cisarua Bandung, dan RS Hasan Sadikin Bandung (periode 2013-2016) 7. Program interensip di RSUD Leuwiliang Bogor (periode 2016-2017)



C.



Pelatihan dan Seminar 1. Mengikuti pelatihan Bantuan Hidup Dasar di RSUD Leuwiliang Tahun 2016 2. Mengikuti simposium “Holistic Approaches in Cardiovaskular Diseases” di Shangri-La Hotel Jakarta Tahun 2017 3. Mengikuti ACLS PERKI di RS Dustira Cimahi Tahun 2017



Lampiran 4 MATERI PELATIHAN



Lampiran 5 SOAL PRETEST DAN POST-TEST



Pilih salah satu jawaban yang paling benar : 1. Yang dimaksud dengan BHD adalah : a. Bantuan kehidupan dengan menggunakan cairan infus b. Bantuan kehidupan dengan menggunakan obat-obatan c. Bantuan kehidupan tanpa menggunakan obat dan alat d. Bantuan kehidupan dengan menggunakan alat listrik



2. Yang dimaksud mati klinis adalah : a. Henti nafas dan henti jantung reversible b. Henti nafas selama 10 menit c. Henti sirkulasi darah d. Henti nafas dan sirkulasi darah ireversible



3. Apabila terlambat dalam tindakan BHD saat ada henti jantung, hal tersebut dapat berakibat : a. Terlambat 1 menit, dari 100 penderita akan meninggal 10 orang b. Terlambat 3 menit dari 100 penderita akan meninggal 2 orang c. Terlambat 5 menit dari 100 penderita akan meninggal 1 orang d. Terlambat 5 menit dari 100 penderita akan meninggal 10 orang



4. Sumbatan sebagian yang dapat menggangu airway, kecuali : a. Ludah – Darah – Lendir b. Pangkal lidah jatuh kebelakang c. Asma d. Kebiruan pada ujung jari



5. Pemberian oksigen melalui kanul hidung : a. 2 – 6 L/menit b. 15 L/menit c. 10 L/menit d. 6 – 10 L/menit



6. Bila nadi tidak teraba, tindakan yang dilakukan : a. Bantuan pernafasan b. Panggil bantuan (call for help) c. RJP d. Pasang masker 02 10 L/menit



7. Untuk mengatasi obstruksi jalan nafas total karena sumbatan benda asing, dapat dilakukan dengan sebagai berikut, kecuali : a. Heimlich maneuver b. Sapuan jari c. Abdominal thrust d. Suction



8. Suara nafas yang bercampur dengan cairan, terdengar sebagai : a. Gurgling b. Snoring c. Stridor d. Choking



9. Berapa frekuensi RJP pada dewasa dengan petugas 2 orang : a. 5 kali kompresi 1 kali bantuan nafas b. 15 kali kompresi 2 kali bantuan nafas c. 30 kali kompresi 1 kali bantuan nafas d. 30 kali kompresi 2 kali bantuan nafas



10. Bantuan nafas dapat dilakukan melalui : a. Mouth to Mouth (Mulut ke Mulut) b. Mouth to Nose (Mulut ke Hidung) c. Jawaban a dan b salah d. Jawaban a dan b benar



Lampiran 6 FOTO KEGIATAN



Lampiran 7 DAFTAR HADIR