14 0 148 KB
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN AKIBAT PATOLOGIS IMUN DENGAN DIAGNOSA MEDIS COLIC ABDOMEN DI RUANG SADEWA 3 RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II Dosen Pembimbing : Ns. Mohamat Nofiyanto, M.Kep
Disusun Oleh : KELOMPOK 1. Rahita Nur Wahyu Silviana P.
(20101440121052)
2. Riska Meilinda Puspitasari
(20101440121058)
3. Tri Ayuni Puspitaloka S.
(20101440121068)
4. Hilda Alifianisa K.
(20101440121072)
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG TAHUN 2023
1. DEFINISI Kolik Abdomen Merupakan nyeri hebat yang disebapkan karena adanya gangguan pada aliran normal usus di saluran intestinal. Sumbatan tersebut terjadi ketika adanya gangguan yang menyebapkan adanya hambatan aliran isi usus kedepan, (Siallagan, 2019). Nyeri akut abdomen di definisikan sebagai serangan nyeri yang berat dan persisten, dapat terjadi secara tiba tiba serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebapnya. Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada daerah abdomen atau perut memiliki sifat hilang timbul, hal yang mendasari terjadinya hal ini adalah adanya infeksi pada organ yang ada didalam perut seperti mencret, batu ginjal, dan radang kandung empedu (Siallagan, 2019). a. Klasifikasi Colic Abdomen Berdasakan (Siallagan, 2019), Kolik Abdomen diklasifikasikan sebagai berikut : a) Kolik abdomen viseral, berasal dari organ dalam. Viseral dimana intervasi berasal dari saraf memiliki respon trauma terhadap distensi dan kontraksi otot bukan karena iritasi lokal. b) Kolik abdomen, merupakan nyeri yang dirasakan disekitar abdomen dan dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat perjalaran serabut saraf. 2. ETIOLOGI Penyebab terjadinya kolik abdomen (Abarca, 2021): Mekanis, terdiri dari : 1. Adhesi/ perlengkatan pascabedah Valveolus 2. Intusupsesi 3. Obstipasi 4. Polip 5. Fungsional (Non mekanik) 6. Ileus paralitik 7. Entiritis regional Ketidakseimbangan elektrolit Lesi medulla spinalis Uremia Etilogi yang lain : 1. Adanya Inflamasi peritoneum parietal seperti apendistis, Pankreanitis, dan Koleastitis, 2. Memiliki kelainan mukosa visceral seperti kulit infeksi, tukak peptik, dan esophagitis. 3. Gangguan vaskuler
4. Gangguan motilitas 5. Adanya ekstra abdominal seperti hespes trauma musculoskeletal, dan infakrd miokard 3. PATHOFISIOLOGI Limen usus tersumbat prosesif akan terenggan oleh cairan dan gas. Akumulasi gas dan cairan didalam limen usus sebelah proksimal dari letak obstruksi akan mengakibatkan terjadinya distensi, kehilangan H20 dan elektrolit. Adanya peningkatan distensi akan menyebapkan terjadinya peningkatan antar intralumen sehingga akan terjadi penurunan tekanan vena dan kapiler arteri yang akan berdampak pada terjadinay iskemia dinding usus serta hilangnya Cairan menuju ruang peritonium akibatnya bakteri dan toksin terlepas dan masuk kedalam usus (Abarca, 2021). Bakteri yang berlangsung cepat akan menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi kehilangan cairan yang akut maka akan menyebapkan syok hipovolemik. Ileus obstruktif atau penyumbatan pada instestinal mekanik dapat terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebapkan penyumbatan/ penyempitan lumen usus bagian proximal tempat penyumbatan akan menyebapkan distensi atau pelebaran dinding usus (Abarca, 2021). Sumbatan dan distensi usus menyebapkan terjadinya rangsangan hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas akan makin bertambah dan menyebapkan distensi usus tidak hanya pada tempat terjadinya sumbatan tetapi juga mengenai saluran Panjang usus sebelah proximal. Sumbatan ini akan menyebapkan Gerakan usus meningkat sebagai usaha maksimal sebaliknya juga terjadi Gerakan anti peristaltic. Hal ini akan menyebapkan terjadinya serangan kolik abdomen (Abarca, 2021). 4. MANIFESTASI KLINIK Adapun tanda dan gejala Kolik abdomen menurut (Abarca, 2021), sebagai berikut : 1. Mekanika sederhana (Usus halus atas) Kram pada abdomen akan terjadi pada pertengahan sampai keatas, distensi, muntah empedu awal, adanya peningkatan bising usus (seperti bunyi gemrincing dengan nada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan. 2. Mekanika sederhana (Usus halus bawah) Kram terjadi secara signifikan pada midabdomen, muntah sedikit atau tidak ada, distensi berat, bising usus berbunyi (Hush), nyeri tekan dengan difus maksimal. 3. Strangulasi
Gejala yang dialami dapat berkembang dengan cepat : nyeri bertambah parah berlangsung secara terus menerus dan terlokalisir, distensi sedang, muntah, bising usus menurun dan nyeri terlokalisir hebat. Feses berwarna gelap atau berdarah. 5. PATHWAY Mekanis :
Etiologi yang lain :
Non Mekanis :
Adhesi
- inflames peritoneum parietal
- Ileus Paralitik
Karsinomas
- Memiliki kelainan mukosa
- Lesi Medula Spinalis
Volvulus
visceral
Obstipasi
- Gangguan Vaskuler
Polip
- Gangguan motilitas
- Enteritis Regional - Ketidakseimbangan elektrolit
Stiktur
- Uremia
Obstruksi Usus Colic Peningkatan tekanan intraluminal Distensi berisi gas,cairan, dan elektrolit Gangguan Vesikuler Statis Vena Edema Dinding Usus Translokasi bakteri ke pembuluh darah Resiko Infeksi
Peningkatan distensi dinding usus Peningkatan tekanan intra abdomen Nyeri Akut Gelisah Kurang Tidur Gangguan Pola Tidur
Sumber : (Rachman,2018)
6. KOMPLIKASI Komplikasi pada penderita colic abdomen menurut (Reeves,2014) 1. Kolik ureter (tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus) 2. Kolik biliaris 3. Kolik intestinal (obstruksi usus lewatnya isi usus yang terhalang) 7. DATA PENUNJANG Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan kolik abdomen Menurut (Abarca, 2021) adalah : 1. Pemeriksaan radiologi : USG Abdomen 2. Pemeriksaan rektal 3. Laboratorium : HB,Leokosit 4. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan didalam usus 5. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmen yang tertutup. 8. ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Menurut (Dinarti & Mulyanti, 2017). Dalam melakukan pengkajian keperawatan terdapat dua jenis data yang dapat diperoleh, yaitu Data subjektif, data ini diproleh dari hasil pengkajian terhadap pasien berupa keluhan atau persepsi perspektif subjektif pasien terhadap status kesehatanya. Sedangkan data objektif, data ini diproleh dari hasil observasi, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan laboratorium. Dalam Pengkajian juga terdapat : 1. Identitas a) Identitas Pasien Dalam identitas pasien terdapat nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, gol darah, alamat. b) Identittas Penangguang Jawab Dalam identitas penangguang jawab terdapat nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien. 2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien pada saat pengkajian 3. Riwayat penyakit sekarang Pasien bercerita tentang Riwayat penyakit yang dialami, mulai perjalanan dari rumah sampai ke rumah sakit. Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan Pasien mencari pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST : P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan. Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh Pasien, apakah hilang, timbul atau terusmenerus (menetap). R : Di daerah mana gejala dirasakan S : Seberapa keparahan yang dirasakan Pasien dengan memakai skala numeric 1 s/d10 T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan memperingan keluhan. 4. Riwayat penyakit dahulu Riwayat Kesehatan dahulu ini berisi tentang pengalaman penyakit sebelumnya apakah memberi pengaruh pada penyakit yang diderita sekarang dan apakah pernah di rawat di Rumah Sakit. 5. Riwayat penyakit keluarga Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga pernah menderita penyakit yang sama serta apakah memiliki riwayat penyakit menurun ataupun menular. 6. Pola-pola fungsi kesehatan a. Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan perawatan diri. b. Pola nutrisi dan metabolism
Terjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah. c. Pola eliminasi Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi konstipasi. d. Pola aktivitas dan latihan Akan terjadi kelemahan dan kelelahan. e. Pola persepsi dan konsep diri Tidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien f. Pola sensori dan kognitif Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen yang berulang. g. Pola reproduksi dan seksual Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual. h. Pola hubungan peran Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan proses penyakitnya. i. Pola penanggulangan stress Meliputi Penyebab stress, koping terhadap stress dan pemecahan masalah j. Pola tata nilai dan kepercayaan Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan PEMERIKSAAN FISIK 1) Keadaan umum : composmentis 2) Kesadaran menurun sampai syok, hypovolemia 3) Tanda-tanda vital meningkat
4) Pemeriksaan Fisik, meliputi : Pemeriksaan fisik abdomen harus dilakukan dengan teliti dan sistematis dengan cara : inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. a. Inspeksi Semua pakaian harus dilepas. Abdomen bagian depan dan belakang diteliti apakah mengalami ekskoriasi atau memar, adakah laserasi, tusukan dan sebagainya dengan cara log roll. b. Auskultasi Lakukan untuk mendegarkan bising usus terdengar atau tidak. c. Perkusi Dengan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani karena dilatasi lambung akut di kwadran kiri atas ataupun adanya perkusi redup bila ada hemoperitoneum. Perkusi mengakibatkan pergerakan peritonium dan mencetuskan tanda peritonitis. Shifting dullnes (adanya darah dalam abdomen) terjadi kalau pasien dimiringkan. d. Palpasi Tujuan palpasi adalah untuk mendapatkan adanya nyeri lepas yang kadangkadang dalam. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap Kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan yang dapat di tegakan pada pasien dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman berdasarkan buku SDKI (PPNI, 2019) adalah : 1) Nyeri akut 2) Gangguan pola tidur
C. PERENCANAAN No
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
Keperawatan
Hasil
1. Nyeri
akut Setelah
berhubungan dengan
dilakukan Manajemen
tindakan
Nyeri
keperawatan (I.08238)
agen selama
pencedera fisik
Intervensi
3x24jam Observasi :
diharapkan tingkat nyeri
-
Identifikasi lokasi,
pasien menurun, dengan
karakteristik,
kriteria hasil :
durasi,
frekuensi,
kualitas,
intensitas
1) Kemampuan menuntaskan
nyeri
aktivitas dari 1 menurun
ke
5
meningkat 2) Keluhan
-
nyeri -
Identifikasi dan
meningkat ke 5
memperingan
nyeri -
protektif
Identifikasi pengetahuan
dari 1 meningkat
keyakinan
ke 5 menurun
nyeri
5) Gelisah dari 1
faktor
yang memperberat
3) Meringis dari 1
4) Sikap
Identifikasi respons nyeri non verbal
ke 5 menurun
menurun
skala
nyeri -
dari 1 meningkat
Identifikasi
-
dan tentang
Identifikasi
meningkat ke 5
pengaruh
budaya
menurun
terhadap
respon
6) Kesulitan
tidur
dari 1 meningkat
nyeri -
ke 5 menurun
pengaruh nyeri pada
7) Menarik diri dari 1 meningkat ke 5 menurun 8) Berfokus
Identifikasi kualitas hidup
-
Monitor keberhasilan terapi
pada
komplementer yang
diri sendiri dari 1 meningkat ke 5
sudah diberikan -
menurun
Monitor
efek
samping
9) Diaforesis dari 1
penggunaan
meningkat ke 5 menurun
analgetik Terapeutik :
10) Perasaan depresi
-
Berikan
teknik
(tertekan) dari 1
nonfarmakologis
meningkat ke 5
untuk
menurun
rasa
11) Perasaan
takut
mengurangi nyeri
TENS,
(mis.
hypnosis,
mengalami
akupresur,
cedera berulang
music, biofeedback,
dari 1 meningkat
terapi
ke 5 menurun
aromaterapi,
12) Anoreksia dari 1
terapi pijat,
kompres
meningkat ke 5
hangat/dingin,
menurun
terapi bermain)
13) Perineum terasa
-
Kontrol lingkungan
tertekan dari 1
yang memperberat
meningkat ke 5
rasa
menurun
Suhu
14) Uterus
teraba
ruangan,
kebisingan) -
menurun 15) Ketegangan otot
(mis.
pencahayaan,
membulat dari 1 meningkat ke 5
nyeri
Fasilitasi
istirahat
dan tidur -
Pertimbangkan
dari 1 meningkat
jenis dan sumber
ke 5 menurun
nyeri
16) Pupil dilatasi dari
pemilihan
1 meningkat ke 5 menurun 17) Muntah dari 1 meningkat ke 5
dalam strategi
meredakan nyeri Edukasi : -
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
menurun 18) Mual
nyeri dari
1
-
meningkat ke 5 menurun nadi
Anjurkan memonitor
dari 1 memburuk ke 5 membaik
strategi
meredakan nyeri -
19) Frekuensi
Jelaskan
secara mandiri -
20) Pola napas dari 1
Ajarkan
teknik
nonfarmakologis
memburuk ke 5
untuk
membaik
rasa nyeri
21) Tekanan
mengurangi
darah Kolaborasi :
dari 1 memburuk ke 5 membai 22) Proses
nyeri
-
Kolaborasi pemberian
berfikir
analgetik, jika perlu
dari 1 memburuk ke 5 membaik 23) Fokus
dari
1
memburuk ke 5 membaik 24) Fungsi berkemih dari 1 memburuk ke 5 membaik 25) Perilaku dari 1 memburuk ke 5 membaik 26) Nafsu
makan
dari 1 memburuk ke 5 membaik 27) Pola tidur dari 1 memburuk ke 5 membaik 2. Pola berhubungan
tidur Setelah tindakan
dilakukan Manajemen keperawatan
nyeri
dengan
seama
3x24jam (i.08238)
diharapkan
pola
tidur Observasi :
pasien membaik, dengan
-
kriteria hasil :
Indentifikasi lokasi, karakteristik,
1) Kemampuan
durasi,
frekuensi,
beraktivitas dari
kualitas,
intensitas
1 menurun ke 5
nyeri
meningkat
Dukungan
2) Keluhan tidur
Tidur
sulit (I.05174) dari
1 Observasi :
meningkat ke 5
-
menurun 3) Keluhan terjaga
Identifikasi
aktivitas dan tidur sering dari
-
1
Indentifikasi faktor pengganggu
meningkat ke 5
(fisik
menurun
psikologis)
4) Keluhan
pola
tidak
-
tidur dan
Identifikasi
puas tdur dari 1
makanan
dan
meningkat ke 5
minuman
yang
menurun
menggangu
tidur
5) Keluhan tidur
pola
(mis.
berubah
Kopi,
the,
alcohol,
makan
dari 1 meningkat
mendekati
waktu
ke 5 menurun
tidur,
6) Keluhan istirahat
banyak air sebelum
tidak cukup dari 1 meningkat ke 5
minum
tidur) -
menurun
Identifikasi
obat
tidur
yang
dikonsumsi Terapeutik : -
Modifikasi lingkungan
(mis.
Pencahayaan, kebisingan,
suhu,
matras, dan tempat tidur) -
Batasi waktu tidur siang, jika perlu
-
Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
-
Tetapkan
jadwal
tidur rutin -
Lakukan
prosedur
untuk meningkatkan kenyamanan Pijat,
(mis.
pengaturan
posisi,
terapi
akupresur) -
Sesuaikan
jadwal
pemberian obat dan tindakan
untuk
menunjang
siklus
tidur Edukasi : -
Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
-
Anjurkan menepati kebiasaan
waktu
tidur -
Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu
tidur -
Anjurkan
penggunaan
obat
tidur
tidak
yang
mengandung supresor
terhadap
tidur REM -
Ajarkan
faktor-
faktor
yang
berkonstribusi terhadap gangguan pola
tidur
Psikologis,
(mis. gaya
hidup) -
Ajarkan
relaksasi
otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Abarca, R. M. (2021). Laporan Pendahuluan Kolik Abdomen. Nuevos Sistemas de Comunicación e Información, 2013–2015. PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan III (Revisi). Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI. PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI. Rachman, T. (2018). Laporan Pendahuluan Kasus Kolik Abdomen Di Ruang Cempaka RSUD Banyumas Stase Keperawatan Medikal Bedah. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 10–27. Reeves, Charlene J. et al. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Salemba Medika Siallagan, W. O. (2019). Gambaran Karakteristik Pasien Colic Abdomen Di Rumah Sakit Umum Daerah Labuhan Batu Selatan Tahun 2019.