11 0 159 KB
LAPORAN PENDAHULUAN FUNGSI MANAJEMEN (POSAC)
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG PAVILIUN (IBNU SINA) RS ISLAM BANJARMASIN
DISUSUN OLEH: Nama : Masliana, S.Kep NPM : 19149011100036 Kelompok :6 PreseptorAkademik (CT) :Nor Amaliah , Ns.,M.Kep PreseptorKlinik (CI) : Yunita Aulia Safitri, S.Kep.,Ns
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN FUNGSI MANAJEMEN (POSAC) A. FungsiManajemen Manajemendiperlukanuntukmencapaitujuanorganisasisecaraefektif efisien.
Agar
manajemen
dilakukanmengarahkankepadakegiatansecaraefektif
dan yang
dan
efesien,
manajemenperludijelaskanberdasarkanfungsinyaataudikenalsebagaifungsima najemen(managerial functions). Fungsimanajemenadalahberbagaitugasataukegiatanmanajemen
yang
mempunyaiperanankhas dan bersifatsalingmenunjanguntukmencapaitujuan yang
telahditetapkansebelumnya.
Manajemenadalahelemen-elemendasar
yang akanselaluada dan melekat di dalan proses manajemen yang dijadikanacuan
oleh
manajerdalammelaksanakankegiatanuntukmencapaitujuan.
Fungsi
manajeman menurut Henry Fayol dan GR Terry menyebutkan ada 5 fungsi manajemen
yaitu
pengorganisasian(organizing),
terdiriatasperencanaan(planning), ketenagaan
(staffing),
pengarahan
(directing/actuating), dan pengendalian(controlling). B. Perencanaan(Planning) 1.
Pengertian Planning Planning adalahbagaimanaperusahaanmenetapkantujuan yang diinginkan dan kemudianmenyusunrencanastrategibagaimanacarauntukmencapaitujuante rsebut.
Manajerdalamfungsiperencanaanharusmengkaji
dan
mengevaluasiberbagairencanaalternatifsebelummemutuskankarenainiadal ahlangkahawal
yang
dalamperusahaankedepannya.
bisaberpengaruhsecara Fungsimanajemen
yang
total lain
tidakakanbisaberjalandenganbaiktanpaadanyaperencanaan yang matang. Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu
mengenal perbedaan visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah titik awal dari perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu proses dan untuk menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam suatu organisasi. Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi menggambarkan keinginan untuk masa depan,
seringkali
digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh manajemer suatu organisasi. Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh manajer, sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi yang di usahakan untuk di wujudkan. Empat karakteristik tujuan : a) Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang manajer standar pembanding terhadap hasil yang telah dilaksanakan. b) Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus memilih beberapa tujuan major untuk menaksir kinerja organisasi. c) Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi semua karyawan, anggota organisasi untuk mengiprovisasi kinerja dalam organisasi. jika tujuan tidak realis atau terlalu mudah akan membuat putus asa dan bosan pada diri karyawan atau anggota organisasi. d) Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat dicapai. Tenggat waktu dapat menyuntikkan rasa urgensi dalam pencapaian tujuan dan bertindak sebagai motivator. Namun, tidak semua tujuan memerlukan kendala waktu. Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan - Menetapkan arah tujuan dan target bisnis - Menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut - Menentukan sumber daya yang dibutuhkan - Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan
2.
Pembagian Perencanaan manajemen dari sudut pandang terbagi menjadi tiga, antara lain: a) Perencanaan Jenjang Atas (Top Level Planning) Perencanaan dalam jenjang ini bersifat strategis. Jenjang atas ini memberikan
petunjuk
umum,
rumusan
tujuan,
pengambilan
keputusan serta memberikan pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya
menyeluruh.
Top
planningmenekankantujuanjangkapanjangorganisasi
level dan
tentusajamenjaditangungjawabmanajemenpuncak. b) Perencanaan Jenjang Menengah (Middle Level Planning) Jenjangperencanaanmenengahsifatnyalebihadministratif.Jenjangmene ngahmenyiapkancara-cara
yang
akanditempuhuntukmerealisasikantujuandarisebuahperencanaan yangdijalankan.Tanggungjawabperencanaanmiddle levelberada pada manajemenmenengah. c) Perencanaan Jenjang Bawah (Low Level Planning) Perencanaanjenjangbawahlebihfokusterhadapbagaimanacaramenghas ilkan.Jenjangbawahinilebihmengarahkepadakegiatanoperasionalperus ahaan.Manajemenpelaksanaadalahpihak
yang
bertanggungjawabdalamperencanaanjenjangbawahini. 3.
SyaratFungsiPerencanaan yaitu: a) Mempunyaitujuan yang jelas b) Sederhana, tidakterlalusulitdalammenjalankannya c) Memuatanalisis pada pekerjaan yang akandilakukan d) Fleksibel, bisaberubahmengikutiperkembangan yang terjadi e) Mempunyaikeseimbangan, tanggungjawab dan tujuan yang selaras pada setiapbagian f)
Segalasesuatu tersediabisadipergunakansecaraefektifsertaberdayaguna
yang
4.
ManfaatFungsiPerencanaan, diantaranya: a) Bisa membuatpelaksanaantugasjaditepat dan kegiatan pada tiap-tiap unit akanlebihterorganisirkearahtujuan yang sama b) Dapatmenghindarikesalahan yang mungkinakanterjadi c) Memudahkanpengawasan d) Menjadipedomandasar di dalammenjalankankegiatan
5.
Prinsip Perencanaan Berikut ini adalah prinsip dari perencanaan: a) Prinsip Kontribusi Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan pencapaian efektif dan efisien tujuan organisasi, dalam kenyataannya, kriteria dasar untuk perumusan rencana untuk mencapai Tujuan utama perusahaan. Pencapaian tujuan selalu tergantung pada rencana dan jumlah kontribusi organisasi terhadap perencanaan. b) Prinsip Suara dan Konsisten Premising Bangunan adalah asumsi mengenai kekuatan lingkungan seperti kondisi ekonomi dan pasar, sosial, politik, aspek hukum dan budaya, tindakan pesaing, dll Ini adalah lazim selama periode pelaksanaan rencana. Oleh karena itu, Rencana yang dibuat atas dasar tempat sesuai, dan masa depan perusahaan tergantung pada tingkat kesehatan rencana yang mereka buat sehingga untuk menghadapi keadaan tempat.
6.
Metode Pengambilan keputusan a) Elementary Methods (Metode dasar) Metode
pendekatan
ini
sangat
simpel,
dan
membutuhkan
perhitungan untuk mendukung analisis. Metode ini sesuai untuk keadaan di mana masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja, alternatif yang terbatas dan ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.
b) MAUT (Multi-Attribute Utility Theory) Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk membantu dalam pembuatan keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat digunakan sebagai pembuat keputusan. c) SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique) Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang dihitung secara matematis. Adanya skala penilaian yang telah diketahui oleh banyak orang. d) Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah satu dari sejumlah alternatif. Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan nilai atau skornya dibuat oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap alternatif
dijumlahkan sesuai masing-masing
kriteria dan kemudian diurutkan sesuai jumlah skor. Urutan hasil yang telah didapatkan oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan. e) NGT (Nominal Group Technic) NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta atau anggota organisasi kemudian memberikan voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide yang paling banyak skornya, yang berarti merupakan konsensus bersama. 7.
Metode Menentukan Prioritas a) Metode USG (Urgent, Seriousness, and Growth) 1) Urgent Tingkat kegawatan suatu masalah, artinya apabila masalah tidak segera ditanggulangi akan semakin gawat. 2) Seriousness
3) Tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lainnya. 4) Growth 5) Besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan, artinya apabila masalah tersebut tidak segera diatasi pertumbuhannya akan berjalan terus. b) Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment) MCUA adalah metode kuantitatif untuk memilih intervensi terbaik di antara banyak pilihan kandidat yang berbeda. c) Metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, and Leverage) Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas criteria tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan maslah. Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan pengelola program. d) Metode Hanlon Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah dengan menggunakan empat kelompok kriteria, yaitu besarnya masalah (magnitude), kegawatan masalah
(emergency),
kemudahan
penanggulangan
masalah
(causability), dan faktor yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL factor). Tujuan Metode Hanlon adalah meningkatkan
pemahaman
dan
meningkatakan penentuan masalah.
keterampilan
peserta
dalam
8.
Implementasi a) Menyadari kesempatan. Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan atau peluang di lingkungan eksternal dengan sangat baik dalam organisasi sebagai awal perencanaan. Menjadi bagian penting melihat terhadap kesempatan masa depan. Manajer harus tahu di mana kondisi pasar, kompetisi antar organisasi, permintaan konsumen atau pelanggan, kekuatan mereka sendiri, dan kelemahan. b) Menentukan tujuan. Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi dan setiap sub unit di dalamnya. Tujuan memberikan arahan terhadap setiap departemen atau sub unit di dalamnya. c) Mengembangkan dasar pikiran. Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran organisasi. Mengenal dan memahami dengan baik rencana akan berjalan di lingkungan yang sesuai, eksternal maupun internal. d) Menentukan tindakan alternatif Memikirkan tindakan alternatif jika dalam pelaksanaan perencanaan terdapat permasalahan hambatan. e) Mengevaluasi tindakan alternatif. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan menimbang dengan cermat, tindakan alternatif yang memberikan peluang yang paling bagus tentang pencapaian tujuan, biaya yang paling murah dan keuntungan yang paling tinggi. f)
Memilih tindakan alternatif yang telah ditentukan atau dirumuskan dan dievaluasi.
g) Merumuskan pendukung tujuan. Saat keputusan telah dibuat, perencanaan telah selesai, dan tujuah langkah telah dilakanakan, maka memerlukan daftar atau hal yang diperlukan untuk mendukung tujuan.
Contoh
pendukung
tujuan
adalah
alat,
bahan,
memperkerjakan dan melatih pegawai, dan mengembangkan sebuah produk baru. h) Penghitungan anggaran dana perencanaan, seperti volum dan harga penjualan, biaya operasi perencanaan, pengeluaran untuk peralatan dan lainnya. C. Pengorganisasian(organizing) 1.
Pengertiaan Organizing Organizingadalahpengaturansumberdayamanusia dan sumberdayafisik yang
dimiliki
agar
bisamenjalankanrencana-rencana
sudahdiputuskanuntukmencapaitujuan
yang
yang
diinginkan.Definisi
sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka.Fungsi pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan wewenang yang ada dijadikan satu kesatuan yang kemudian digerakkan melaksanakan
apa
yang
sudah
direncanakan
Pengorganisasianbisamemudahkanmanajeruntukmengawasi
sebelumnya. dan
menentukan orang-orang yang dibutuhkandalammenjalankantugas yang telahdibagi-bagi. 2.
Kegiatan Organizing a) Mengalokasikansumberdaya,
menyusun
dan
tugassertamenetapkanprosedur yang diperlukan
menetapkantugas-
b) Menetapkanstrukturperusahaan
yang
menunjukkanadanyagariskewenangan dan tanggungjawab c) Merekrut,
menyeleksi,
dan
melakukanpelatihansertapengembangantenagakerja d) Menempatkantenagakerja pada posisi yang pas dan paling tepat. 3.
UnsurUnsur Organizing a) Sekelompok orang yang diarahkanuntukbekerjasama b) Melakukankegiatan yang sudahditetapkan c) Kegiatan yang diarahkanuntukmencapaitujuan
4.
Manfaat Organizing a) Pembagiantugas-tugasbisasesuaidengankondisiperusahaan b) Menciptakanspesialisasisaatmenjalankantugas c) Personildalamperusahaanmengetahuitugasapa yang akandijalankan.
5.
Fungsi Organizing a) Pendelegasianwewenangdarimanajemenpuncakkepadamanajemenpel aksana. b) Adanyapembagiantugas yang jelas. c) Mempunyaimanajerpuncak
yang
profesionaluntukbisamengkoordinasikansemuakegiatan
yang
dilakukan 6.
Implementasi Pentingnya pengorganisasian, menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi, yang dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik. Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah
mengharrmonisasikan
kelompok
orang
mempertemukan macam-macam kepentingan dan
yang
berbada,
memanfaatkan
kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu. (Terry 1979)
Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya tindakan-tindakan untuk mengelompokkan semua kemampuan yang sesuai menjadi satu tempat dan memanfaaatkan kemampuan tersebut agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan tetapi suatu pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya manusia saja, akan tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat efektif. Jadi pengorganisasian merupakan sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya menggerakan seluruh aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai pengawasan manajerial. D. Ketenagaan (Staffing) 1.
Pengertian Staffing Function
Staffing (Staf/Personalia)
,fungsimanajerialstafmelibatkanmengawakistrukturorganisasimelaluitem pat
dan
efektif,
penilaianseleksi
pengembanganpersoniluntukmengisiperan ditugaskan. MenurutHaimann
"staffing
dan yang
berkaitandenganperekrutan,
seleksi, pengembangan dan kompensasidaribawah". Sifat fungsipersonalia : a) Staffing
adalahbagiandarifungsimanajemen
yang
paling
pentingbersamadenganfungsi planning organizing dan leading. Tanpasumberdaya
yang
baikkeempatfungsimanajemenitutidak
akanberjalandenganbaik. b) Staffing
adalahaktivitas
yang
luas
,sebagaifungsikepegawaiandilaksanakan oleh semuamanajer dan disemuajenismasalahdimanakegiatanusahadilakukan. c) Staffing
adalahkegiatanberkesinambungan,
karenafungsistafberlanjutsepanjangkehidupanorganisasiatauperusaha ankarenaadanyatranferpromosi dan pemecatan.
d) Dasar darifungsikepegawaianadalahmanajemen yang efisienpersonil. Sumberdayamanusiadapatdapatefisiendikelola
oleh
sebuahsistematauprosedur yang tepat, yaiturekruitmet, seleksi, penempatan,
pelatihan
dan
pengembangan,
pendampingansertamemberikan remunerasi dan lain sebagainya. E. Pengarahan (Directing/Actuating) 1.
Definisi Directing/Actuating Directing alias fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja dinamis, sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang baik. Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai
arahan
dengan
memotivasi
setiap
karyawan
untuk
melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari peranan kemampuan leadership. Beberapa kegiatan pada fungsi pengarahan : - Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja secara efektif dan efisien - Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan - Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan 2.
Leadership dan Directing/Actuating Actuating
jelas
membutuhkan
adanya
kematangan
pribadi
dan
pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan
berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari itu, fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari leadership. Premis yang terkenal pernah diungkapkan oleh Doghlas McGregor, bahwa seorang karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif. Untuk pembahasan masalah teori leadership, akan dijelaskan lebih detail dalam bab POSDCORBE. Di dalam proses actuating ini, keberadaan leadership adalah sebagai pendukung. Karena actuating sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi. 3.
Prinsip Directing/Actuating a) Pelaksanaan dan Penugasan. Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan profesi, dan lain-lain. b) Pengawasan Pengelolaan Dana. Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting dilakukan agar dana tidak disia-siakan.Penyediaan dan Pemanfaatan c) Sarana Pengawasan. Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja. d) Dokumentasi Pengawasan. Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran, kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi. e) Supervisi Audit.
4.
Implementasi Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk memotivasi seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja: a) Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan. b) Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri. c) Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak. d) Tugas yang diberikan cukup relevan. e) Hubungan harmonis antar rekan kerja.
F. Pengendalian(controlling) 1.
Pengertian Controlling Fungsi pengendalian adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan. Kegiatan pada fungsi pengendalian misalnya: - Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar indikator yang sudah ditetapkan - Melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan - Memberi alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang terjadi. Controlling akan berjalan efektif dengan memperhatikan hal hal berikut : a) Routing (jalur), manajer menetapkan cara atau jalur supaya bisa dengan mudah mengetahui letak dimana suatu kesalahan sering terjadi. b) Scheduling semestinya
(penetapan pengawasan
waktu), harus
Manajer
menetapkan
dijalankan.
kapan
Kadang-kadang,
pengawasan yang terjadwal mungkin tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan sebaliknya, sesuatu yang dijalankan secara mendadak malah lebih berguna. c) Dispatching (perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan. Tujuannya supaya suatu pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Perintah bisa membuat sebuah pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang terkatung katung, dan pada ujungnya apabila terjadi kesalahan, bisa dengan mudah diidentifikasi siapa yang melakukan kesalahan d) Follow Up (tindak lanjut), Manajer mencarikan solusi apabila terdapat kesalahan yang ditemukan. Tindak lanjut bisa dengan memberikan peringatan terhadap pihak yang sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tidak akan terulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA Handoko, T. Hani. (2011). Manajemen ( Edisi 2). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Marquis,
Bessie
L,
Huston,
Carol
J.
(2010).
Kepemimpinan
dan
ManajemenKeperawatan. Jakarta :EGC. Nursalam.
(2014).
ManajemenKeperawatan:
AplikasidalampraktikkeperawatanProfesionalEdisi
4.
Jakarta:
SalembaMedika. Nursalam.
(2015).
ManajemenKeperawatan:
AplikasidalampraktikkeperawatanProfesionalEdisi
5.
Jakarta:
SalembaMedika
Banjarmasin, 29 Mei 2020 Ners Muda,
(Masliana, S.Kep) Preseptor Akademik (CT),
Preseptor Klinik (CI),
(Noor Amaliah ,Ns.,M.Kep)
(Yunita Aulia Safitri, S.Kep.,Ns)