Laporan Pendahuluan Prom [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) atau PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANE (PROM)



A. PENGERTIAN Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada



sembarang



usia



kehamilan



sebelum



persalinan



di



mulai



(William,2010). Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. (Saifudin,2009) Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2011). Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Sarwono Prawirohardjo, 2013).



B. ANATOMI FISIOLOGI Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan yaitu 1000–1500 cc. Ciri-ciri kimiawi : Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis, reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin. Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah bercampur dengan mekonium. Fungsi Air Ketuban: 1. Untuk proteksi janin. 2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion. 3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas. 4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu. 5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin 6. Meratakan tekanan intra–uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah. 7. Peredaran air ketuban dengan darah cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira 350-500 cc. Asal Air Ketuban: 1. Kencing janin (fetal urin) 2. Transudasi dari darah ibu



3. Sekresi dari epitel amnion 4. Asal campuran (mixed origin)



C. ETIOLOGI Yang menjadi faktor predesposisi adalah: 1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. 2. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan, curetage). 3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi. 4. Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah. 5. Keadaan sosial ekonomi 6. Faktor lain a. Faktor golongan darah b. Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jarinngan kulit ketuban. c. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu. d. Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum. e. Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C).



D. MANIFESTASI KLINIS (TANDA & GEJALA) 1. Keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau/kecoklatan sedikit/banyak 2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi 3. Janin mudah teraba 4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering 5. Inspekulo, tampak air ketuban mengalir/selaput ketuban tidak ada dan air ketuban ketuban sudah kering.



E. KOMPLIKASI 1. Infeksi Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. 2. Partus peterm Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20–37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram 3. Prolap Tali Pusat Tali pusat menumbung 4. Distasia (partus Kering) Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour atau persalinan kering



F. PATOFISIOLOGI Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap. infeksi tetapi selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat memainkan peran dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh bukan merupakan sawar



mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien dalam persalinan cukup bulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan kurang bulan. Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan sepsis yang keberadaannya di dalam rahim ahkan dapat menjadi problematik, bagi ibu resikonya bukan saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka harus dilakukan operasi section caesaria.



G. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Leukosid darah > 15000/ul bila terjadi infeksi 2. Test lakmus merah berubah menjadi biru 3. Amnio sentetis 4. USG (menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang)



H. PENATALAKSANAAN 1. Keperawatan a) Rawat rumah sakit dengan tirah baring. b) Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin. c) Umur kehamilan kurang 37 minggu. d) Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari. e) Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru janin. f) Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan. g) Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin. h) Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan. 2. Medis a) Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan. b) Induksi atau akselerasi persalinan. c) Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami kegagalan. d) Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat ditemukan.



I. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Keperawatan 1) Biodata klien Biodata klien berisi tentang: Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian. 2) Keluhan utama : Keluar



cairan warna



putih, keruh, jernih, kuning,



hijau/kecoklatan sedikit/banyak, pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering, inspeksikula tampak air ketuban mengalir/selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering 3) Riwayat haid Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus 4) Riwayat Perkawinan Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui dengan orang tua? 5) Riwayat Obstetris Berapa



kali



dilakukan



pemeriksaan



ANC,



hasil



laboraturium: USG, darah, urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh 6) Riwayat penyakit dahulu Penyakit yang pernah di diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalaninya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang–ulang.



7) Riwayat kesehatan keluarga Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetik seperti panggul sempit, apakah keluarga ada yg menderita penyakit menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga. 8) Kebiasaan sehari –hari a. Pola nutrisi: pada umum nya klien dengan KPD mengalami penurunan nafsu makan, frekuensi minum klien juga mengalami penurunan b. Pola istirahat dan tidur: klien dengan KPD mengalami nyeri pada daerah pinggang sehingga pola tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum) c. Pola eliminasi: Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah



inkontinensia



(hilangnya



infolunter



pengeluaran



urin),hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa takut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet. d. Personal Hygiene: Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan



pembalut dan kebersihan genitalia, pola



berpakaian, tata rias rambut dan wajah e. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien dengan KPD di anjurkan untuk bedresh total f. Rekreasi dan hiburan: Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks. 9) pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan kesadaran klie, BB/TB, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.



b. Head To Toe 1. Rambut: warna rambut, jenis rambut, baunya, apakah ada luka lesi/lecet 2. Mata:



skleranya



apakah



ihterik/tidak,



konjungtiva



anemis/tidak, apakah palpebra oedema/tidak, bagaimana fungsi



penglihatannya



baik/tidak,



apakah



klien



menggunakan alat bantu penglihatan/tidak. Pada umumnya ibu hamil konjungtiva anemis. 3. Telinga: apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat serumen/tidak, apakah klien menggunakan alat bantu pendengaran/tidak, bagaimana fungsi pendengaran klien baik/tidak. 4. Hidung: apakah klien bernafas dengan cuping hidung/tidak, apakah terdapat serumen/tidak, apakah fungsi penciuman klien baik/tidak. 5. Mulut dan gigi: bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah lembab atau kering, keadaan gigi dan gusi apakah ada peradangan dan pendarahan, apakah ada karies gigi/tidak, keadaan lidah klien bersih/tidak, apakah keadaan mulut klien berbau/tidak. Pada ibu hamil pada umumnya berkaries gigi, hal itu disebabkan karena ibu hamil mengalami penurunan kalsium. 6. Leher: apakah klien mengalami pembengkakan tyroid 7. Paru–paru -



Inspeksi : warna kulit, apakah pengembangan dada nya simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat luka memar/lecet, frekuensi pernafasan nya.



-



Palpasi : apakah ada teraba massa/tidak , apakah ada teraba pembengkakan/tidak, getaran dinding dada apakah simetris/tidak antara kiri dan kanan.



-



Perkusi : bunyi Paru-



-



Auskultasi : suara nafas



8. Jantung -



Inspeksi : warna kulit, apakah ada luka lesi/lecet, ictus cordis apakah terlihat/tidak.



-



Palpasi : frekuensi jantung berapa, apakah teraba ictus cordis pada ICS% Midclavikula.



-



Perkusi : bunyi jantung



-



Auskultasi : apakah ada suara tambahan/tidak pada jantung klien



9. Abdomen -



Inspeksi : keadaan perut, warna nya, apakah ada/tidak luka lesi dan lecet



-



Palpasi : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala apakah sudah masuk PAP/belum



-



Perkusi : bunyi abdomen



-



Auskultasi : bising usu klien, DJJ janin apakah masih terdengar/tidak



10. Payudara: puting susu klien apakah menonjol/tidak,warna aerola, kondisi mamae, kondisi ASI klien, apakah sudah mengeluarkan ASI/belum 11. Ekstremitas a) Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi/memar, apakah ada oedema/tidak b) Bawah : apakah ada luka memar/tidak, apakah oedema/tidak 12. Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema/tidak pada daerah genitalia klien 13. Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit baik/tidak



J. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (luka operasi) 2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen 3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 4. Defisiensi Pengetahuan b.d keterbatasan informasi mengenai tanda dan gejala penyakit.



DAFTAR PUSTAKA



Carpenito, Lynda Juall. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta Mochtar Rustam.2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Gramedia, RSUD Dr. Soetomo . 2015. Perawatan Kegawat daruratan Pada Ibu Hamil FK. UNAIR. Surabaya Saifuddin, Bari Abdullah. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sujiyatini, SSt M.Keb. 2008. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Wiknjosastro, Hanifa. Dkk. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.