18 0 329 KB
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I PERCOBAAN XI PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN I DAN II
NAMA
: RALITZA DIVA SALSABILLA
NIM
: 2013016172
KELOMPOK : 2 PRODI
: S-1 FARMASI
ASISTEN
: TRI WULAN NOVI
LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN 2021
PERCOBAAN XI PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN I DAN II A. WAKTU PRAKTIKUM Hari/Tanggal
: Kamis, 20 Mei 2021
Waktu
: 11.00-14.00 WITA
B. JUDUL PRAKTIKUM Pemisahan Dan Identifikasi Kation Golongan I dan II. C. TUJUAN PRAKTIKUM Mengidentifikasi dan Membedakan reaksi Pb2+, Ag+, Hg2+, Cu2+ dan Sn2+. D. DASAR TEORI Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif.
Dengan menggunakan
reagensia golongan secara sistematik, maka kita dapat menetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan yang dipalai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan kation dan ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut: 1. Kation golongan I: Timbal (II), Merkurium (I) (raksa), dan Perak (I). Pereaksi golongan: Asam klorida encer. Reaksi golongan: Endapan putih timbal klorida (PbCl2), Merkurium (I) klorida (HgCl2), dan Perak klorida (AgCl). Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, tetapi timbal klorida sedikit larut dalam air. Oleh sebab itu timbal tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepasa suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatif
dengan H2S dalam suasana asam bersama kation golongan II. Nitrat dari kation-kation golongan I sangat mudah larut diantara sulfat lainnya, timbal praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (raksa) sulfat terletak di antara kedua zat di atas. Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahakn kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut dalam suasana asam (pH 0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I adalah Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. 2. Kation golongan II: Merkuri (II), Timbal (II), Bismuth (III), Tembaga (II), Kadmium (II), Arsen (III) dan (V), Stibium (III), dan Timah (II) dan (III). Reagensia golongan: Hydrogen sulfide (gas atau larutan-air jenuh). Reaksi golongan: Endapan-endapan engan berbagai warna. HgS (hitam), PbS (hitam), Bi2S3 (cokelat), As2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2 (cokelat), dan SnS2 (kuning). Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismuth, cadmium, arsenic (III), arasenik (V), stibium (III) dan (V), timah (II), (III), dan (IV). Keempat ion pertama merupakan sub golongan IIA dan keenam yang terakhir adalah sub golongan IIB. Sementara sulfide dari kation dalam golongan IIA tidak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfide dari kation dalam golongan IIB justru yang dapat larut. Dasar dari pembagian sub golongan ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfide dari sub golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfide dari sub golongan arsenic melarut dalam membentuk garam tio. Sub golongan tembaga terdiri dari merkurium (II), timbal (II), bismuth (II), tembaga (II), dan cadmium (II). Klorida, nitrat, dam sulfat dari kation-kation sub golongan tembaga sangat mudah larut dalam air.
Sulfide, hidroksida, dan karbonatnya tidak larut. Sub golongan arsenic terdiri dari ion arsenic (III) dan (V) stibium (II) dan (V), timah (II) dan (V). ion-ion ini memiliki sifat amfoter. Oksidanya membentuk garam, baik dalam asam maupun dengan basa. E. ALAT DAN BAHAN 1. Alat No Nama Alat 1. Botol cokelat
Gambar Untuk
Fungsi menyimpan
karena
cairan
memberikan
perlindungan terhadap sinar matahari (Lucas & Jusnita, 2016). 2.
Gelas kimia
Melarutkan
suatu
padatan,
untuk mencampurkan cairan, dan
untuk
memanaskan
larutan (Lucas & Jusnita, 2016). 3.
Pipet ukur
Digunakan untuk mengukur cairan atau larutan (Lucas &
4.
Pipet tetes
Jusnita, 2016). Untuk meneteskan mengambil
larutan
atau dengan
jumlah kecil dari suatu tempat ke tempat lain (Lucas & 5.
Rak Tabung
Jusnita, 2016). Digunakan untuk meletak kan tabung
reaksi
(Lucas
&
Jusnita, 2016).
6.
Tabung reaksi
Untuk Tempat mereaksikan
dua larutan/bahan kimia atau lebih, serta sebagai tempat mengembangbiakkan mikroba dalam media cair (Lucas & Jusnita, 2016). 2. Bahan No Nama Bahan 1. Ag+
Sifat Fisik a. Wujud: Padat. b. Massa
jenis:
Sifat Kimia a. Bilangan oksidasi 1 2 3 10,49 b. Sangat tidak reaktif
g.cm-3
c. Merupakan
c. Titik lebur: 961.78℃. d. Titik didih: 2162℃. e. Kalor peleburan: 11.28 kJ.mol-1
logam
mulia. d. Larut dalam ammonia membentuk
garam
senyawa kompleks.
f. Kalor
penguapan: (Aperti, 2018)
250.58 kJ-1.K-1 g. Kapasitas kalor: 25.350 J.mol-1.K-1 (Aperti, 2018) 2.
Cu2+
a. Tembaga merupakan
a. Tembaga
merupakan
logam yang berwarna
unsur yang relatif tidak
kuning seperti emas
reaktif sehingga tahan
kuning dan keras bila
terhadap korosi. Pada
tidak murni.
udara
b. Konduktor panas dan
yang
permukaan
lembab tembaga
listrik yang baik, kedua
ditutupi
oleh
suatu
setelah perak.
lapisan yang berwarna
c. Titik leleh: 1.083℃.
hijau yang menarik dari
d. Titik didih: 2.301℃.
tembaga karbonat basa,
e. Berat jenis tembaga
Cu(OH)2CO3
sekitar 8,92 gr/Cm . 3
(Hermawan, 2015)
b. Pada
kondisi
yang
istimewa yakni pada suhu
sekitar
300°C
tembaga dapat bereaksi dengan
oksigen
membentuk CuO yang berwarna
hitam.
Sedangkan pada suhu yang
lebih
tinggi,
sekitar 1000°C, akan terbentuk oksida
tembaga (Cu O)
yang
2
berwarna merah. c. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan
asam-asam
nooksidator
encer
seperti HCl encer dan H SO 2
4
encer.
Tetapi
asam klorida pekat dan mendidih logam
menyerang
tembaga
dan
membebaskan
gas
hidrogen.
ini
Hal
disebabkan
oleh
terbentuknya kompleks
CuCl
ion 2
(aq)
yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser produk.
ke
arah
3.
Hg2+
a. Berat Molekul: 200,59 g/mol.
(Hermawan, 2015) a. Potensi oksidasi yang rendah
menyebabkan
b. Jari-Jari atom 1,48 A .
Hg tidak dapat bereaksi
c. Berbentuk cair pada
dengan oksigen pada
suhu kamar (25℃).
suhu kamar, dan tahan
○
d. Mudah menguap.
terhadap korosi.
e. Titik beku: -38,87℃.
b. Hg
bereaksi
cepat
f. Titik didih: 356,9℃.
dengan gas-gas Cl , S,
g. Fasa
Br , J dan N O, tetapi
cair
putih
berwarna
perak
atau
2
2
2
tidak
2
dapat
bereaksi
keperakan, sedangkan
dengan air, uap, alkalis
fasa
atau asam-asam yang
padat
berwarna
abu-abu.
bukan oksidator kuat.
h. Densitas: 13,55 g/mL i. Tergangan permukaan: 547 dine.
c. Hg
tidak
bersentuhan
boleh dengan
barang-barang
j. Potensi oksidasi 0,799 volt.
terbuat
dari
yang emas,
platina atau perak. (Johan, 2016)
d. Hg mudah larut dalam HNO ,
tetapi
3
larut
dalam
pelarut
yang
sukar pelarutumum,
misalnya dalam air atau aseton. e. Kelarutan Hg dalam air hanyalah 0,02 ppm; 0,6 ppm
dalam
metanol
dan 2,7 ppm dalam pentana 40℃.
pada
suhu
(Johan, 2016)
4.
K2CrO4 1M
a. Berat jenis 2.732,
a. Bersifat karsinogenik.
b. Titik leleh 975 ° C.
b. Senyawa
c. Kristal kuning
bersifat
d. Larut dalam air.
paparan
(Giovani & Puteri, 2020)
ini
juga
korosif
dan dapat
menyebabkan kerusakan mata atau kebutaan yang parah. c. Kalium
kromat
(K₂CrO₄) garam
merupakan
basa,
karena
terbentuk dari reaksi antara
asam
kromat
(H₂CrO₄)
yang
merupakan
asam
lemah,
dan
kalium
hidroksida (KOH) yang merupakan basa kuat. (Giovani & Puteri, 2020)
5.
NaOH 2M
a. Berwujud padat. b. Berat
a. Senyawa
molekul:
40
g/mol.
basa
kuat
yang berupa padatan putih.
c. Titik didih: 318 C.
b. Mudah menyerap CO .
d. Titik lebur: 1390 C.
c. Higroskopis.
o
2
o
e. Larut dalam air dan d. Sangat metanol.
korosif
pada
jaringan organik.
f. Densitas: 2,1 g/mL. g. Spesific Grafity: 2,1.
(Antonius, dkk., 2021)
h. Kelarutan: 111 g/100 mL (20°C). (Aryoko, 2014) 6.
NH4OH
a. Larutan yang berwujud a. Sangat cair
b. Mempunyai pH basa
c. Memiliki aroma yang kuat
13,6 pada 32, pH 11,7 pada 20, pH 13,8 pada
d. Mempunyai
berat
molekul 35,04 g/mol e. Titik didih 37,7 C
larutan 29%. c. Mudah menguap. d. Bersifat beracun atau
o
f. Titik lebur: 57,5 C
korosif karena dapat
g. Memiliki
melepaskan gas amonia
o
kerapatan
(densitas) 0,91 g/cm
3
(Lubis & Rahardian, 2018)
Pb2+
larut
dalam air.
b. Tidak berwarna
7.
mudah
ke udara. e. Memiliki ikatan ionik dan kovalen.
(Lubis & Rahardian, 2018) a. Berwarna putih kebiru a. Tahan asam, karat dan -
biruan
mengkilap. b. Pada
suhu
dan
bereaksi dengan basa kuat.
kamar b. Tahan radiasi.
berbentuk padatan.
c. Daya
c. Timbal sangat rapuh
hantar
yang
kurang
baik
dan mengkerut pada
(Konduktor
yang
pendinginan.
buruk).
d. Sulit larut dalam air d. Lunak dingim, air panas, dan air asam. e. Kalor jenis : 26,650
larut
dalam
beberapa asam. f. Bereaksi secara cepat
f. Merupakan
logam
lunak. g. Sifat
mudah
ditempa. e. Timbal
J/molK.
dan
dengan halogen g. Bereaksi lambat dengan
kemagnetan
:
alkali
diamegnetik.
dingin
tetapi
bereaksi cepat dengan
h. Titik leleh : 327,502°C
alkali
i. Titik didih 1620°C
menghasilkan plumbit.
(Fernanda, 2012)
panas
h. Dapat larut dalam asam nitrit, asam aseta, dan asam sulfat pekat. i.
Unsur
yang
dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan. 8.
Sn2+
a. Material logam. b. Berwarna
putih
keperakan
dengan
kekerasan yang rendah. c. Berat
jenis:
7,29
g/Cm . untuk
sifat
konduktivitas
panas
dan listrik yang tinggi. b. Tidak
mudah
larut
dengan asam klorida encer dan asam sulfat
3
d. Titik
(Fernanda, 2012) a. Memiliki
leleh:
327,5°C
encer.
tekanan c. Memiliki sifat mudah
atmosfer.
ditempa dan tidak kaku
e. Titik didih: 1.740°C untuk
tekanan
atmosfer.
atau liat pada suhu biasa. (Samosir, 2020)
(Samosir, 2020) F. BAGAN Ke dalam 5 buah tabung reaksi larutan cuplikan A, B, C, D, dan E.
Ke dalam setiap tabung yang berisi larutan cuplikan ditambahkan larutan K2CrO4 1M.
Jika terbentuk endapan, pisahkan kemudian endapan ditambahkan NaOH 2M.
Ulangi ad. 1 kemudian penambahan pereaksi mengikuti petunjuk tabel berikut. G. PENGAMATAN 1. Hasil Pengamatan Pereaksi A K2CrO4, jika Sampel A
B Sampel B
C Sampel C
D Sampel D
terjadi endapan berwarna
berwarna
berwarna
berwarna biru
tambahkan
bening ketika bening
putih ketika di bening ketika
NaOH 2M.
di reaksikan
ketika di
reaksikan
di reaksikan
dengan
reaksikan
dengan
dengan
K2CrO4
dengan
K2CrO4
K2CrO4
(berwarna
K2CrO4
(berwarna
(berwarna
kuning)
(berwarna
kuning)
kuning)
membentuk
kuning)
larutan
terdapat
endapan
tmembentuk
berubah
endapan
berwarna
endapan
warna
kuning.
merah.
kuning.
menjadi biru.
Ketika
Ketika
Ketika
ditambah
ditambahan
ditambahkan
NaOH terjadi
NaOH
dengan
perubahan
terdapat
NaOH tidak
warna
endapan
terjadi
menjadi hijau.
coklat.
perubahan warna, tetap
Larutan NaOH. Sampel A
kuning. Sampel B
Sampel C
Sampel D
berwarna
berwarna
berwarna
berwarna biru
bening ketika bening
putih ketika
bening ketika
direaksikan
ketika
direaksikan
direaksikan
dengan
direaksikan
dengan NaOH dengan NaOH
NaOH
dengan
tidak terjadi
membentuk
terdapat
NaOH tidak
perubahan
endapan biru.
endapan
terjadi
warna (putih
berwarna
perubahan
susu).
coklat
warna menjadi bening.
Larutan
Sampel A
Sampel B
Sampel C
Sampel D
amonia
berwarna
berwarna
berwarna biru
berwarna biru
(NH4OH).
biru bening
biru bening
bening ketika
bening ketika
ketika di
ketika di
di reaksikan
di reaksikan
reaksikan
reaksikan
dengan
dengan
dengan
dengan
NH4OH
NH4OH
NH4OH
NH4OH
membentuk
membentuk
terjadi
berubah
larutan
endapan biru
berubah
menjadi biru dengan
menjadi
bening.
endapan
pekat.
putih keruh.
putih.
2. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan No Prosedur Kerja 1. K2CrO4, jika terjadi endapan tambahkan NaOH 2M
Hasil Pengamatan A + K2CrO4 + NaOH Sampel A berwarna bening ketika di reaksikan dengan K2CrO4 (berwarna kuning) membentuk endapan berwarna merah. Ketika ditambahan NaOH terdapat endapan coklat.
B + K2CrO4 + NaOH Sampel B berwarna bening ketika di reaksikan dengan K2CrO4 (berwarna kuning) tmembentuk endapan kuning. Ketika ditambahkan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna, tetap kuning.
C + K2CrO4 Sampel C berwarna putih ketika di reaksikan dengan K2CrO4 (berwarna kuning) larutan berubah warna menjadi biru.
D + K2CrO4 + NaOH Sampel D berwarna biru bening ketika di reaksikan dengan K2CrO4 (berwarna kuning) terdapat endapan kuning. Ketika ditambah NaOH terjadi perubahan warna menjadi hijau.
2.
Larutan NaOH
A + NaOH Sampel A berwarna bening ketika direaksikan dengan NaOH terdapat
endapan berwarna coklat.
B + NaOH Sampel B berwarna bening ketika direaksikan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna menjadi bening.
C + NaOH Sampel C berwarna putih ketika direaksikan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna (putih susu).
D + NaOH Sampel D berwarna biru bening ketika direaksikan dengan NaOH membentuk endapan biru.
3.
Larutan amonia (NH4OH)
A + NH4OH Sampel A berwarna biru bening ketika di reaksikan dengan NH OH terjadi berubah 4
menjadi putih keruh.
B + NH4OH Sampel B berwarna biru bening ketika di reaksikan dengan NH OH berubah 4
menjadi biru bening.
C + NH4OH Sampel C berwarna biru bening ketika di reaksikan dengan NH OH membentuk 4
larutan dengan endapan putih.
D + NH4OH Sampel D berwarna biru bening ketika di reaksikan dengan NH4OH membentuk endapan biru pekat.
3. Reaksi a. Cuplikan A (Ag+) 1) 2Ag+ + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓ + 2K+ 2) Ag2CrO4 + 2NaOH → 2AgOH + Na2CrO4 3) Ag+ + NaOH → AgOH ↓ + Na+ 4) Ag+ + NH4OH → AgOH ↓ + NH4+ b. Cuplikan B (Pb2+) 1) Pb2+ + K2CrO4 → PbCrO4 ↓ + 2K+ 2) PbCrO4 + 2NaOH → Pb(OH)2 + Na2CrO4 3) Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ + 2Na+ 4) Pb2+ + NH4OH → 2Pb(OH)2 ↓ + 2NH4+ c. Cuplikan C (Sn2+) 1) Sn2+ + K2CrO4 → SnCrO4 ↓ + 2K+ 2) Sn2+ + NaOH → Sn(OH)2 ↓ + Na+ 3) Sn2+ + 2NH4OH → Sn(OH)2 ↓ + 2NH4+ d. Cuplikan D (Cu2+) 1) Cu2+ + K2CrO4 → CuCrO4 ↓ + 2K+ 2) CuCrO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 + Na2CrO4 3) Cu2+ + NaOH → Cu(OH)2 ↓ + Na+ 4) Cu2+ + 2NH4OH → Cu(OH)2 ↓ + 2NH4 . H. PEMBAHASAN Hasil positif Ag2+ ketika direaksikan dengan K2CrO4 akan membentuk endapan merah. Ketika direaksikan dengan NaOH akan membentuk endapan
cokelat. Ketika direaksikan dengan NH4OH akan membentuk endapan cokelat. Hasil positif Pb2+ ketika direaksikan dengan K2CrO4 akan membentuk endapan kuning. ketika direaksikan dengan NaOH akan membentuk endapan putih. Ketika direaksikan dengan NH4OH akan membentuk endapan putih. Hasil positif Hg2+ ketika direaksikan dengan K2CrO4 akan membentuk endapan merah. Ketika direaksikan dengan NaOH akan membentuk endapan merah kecokelatan. Ketika direaksikan dengan NH4OH akan membentuk endapan putih. Hasil positif Cu2+ ketika direaksikan dengan K2CrO4 tidak akan bereaksi. Ketika direaksikan dengan NaOH akan membentuk endapan biru. Ketika direaksikan dengan NH4OH akan membentuk endapan biru. Hasil positif Sn2+ ketika direaksikan dengan K2CrO4 tidak akan bereaksi. Ketika direaksikan dengan NaOH akan membentuk endapan putih. Ketika direaksikan dengan NH4OH akan membentuk endapan putih. Pada sampel A ketika di reaksikan dengan K2CrO4 (berwarna kuning) membentuk endapan berwarna merah berupa Ag2CrO4 atau kristal jarum. Ketika ditambahan NaOH terdapat endapan cokelat. Ketika sampel A direaksikan dengan NaOH terdapat endapan berwarna cokelat berupa AgOH. Ketika sampel A direaksikan dengan NH4OH terjadi berubah menjadi putih keruh. Hal ini menunjukkan bahwa pada larutan tersebut teridentifikasi positif adanya Ag+. Pada sampel B ketika direaksikan dengan K2CrO4 terbentuk endapan kuning. Ketika ditambahkan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna, tetap kuning. Ketika sampel B direaksikan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna menjadi bening. Ketika sampel B direaksikan dengan NH4OH terbentuk larutan berwarna biru bening. Hal ini menunjukkan bahwa pada larutan teridentifikasi positif adanya Pb2+. Pada sampel C ketika direaksikan dengan K2CrO4 (berwarna kuning) larutan berubah warna menjadi biru. Ketika sampel C direaksikan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna (putih susu). Ketika sampel C
direaksikan dengan NH4OH membentuk larutan dengan endapan putih. Hal ini menunjukkan bahwa pada larutan tersebut teridentifikasi positif adanya Sn2+. Pada sampel D ketika direaksikan dengan K2CrO4 terdapat endapan kuning. Ketika ditambah NaOH terjadi perubahan warna menjadi hijau. Ketika sampel D direaksikan dengan NaOH membentuk endapan biru. Ketika sampel D direaksikan dengan NH4OH terbentuk endapan biru pekat Cu(OH)2. Hal ini menunjukkan bahwa pada larutan tersebut teridentifikasi positif adanya Cu2+. I. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan pemisahan dan identifikasi kation yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Cuplikan A teridentifikasi sebagai kation Ag+, cuplikan B teridentifikasi sebagai kation Pb2+, cuplukan C teridentifikasi sebagai kation Sn2+, dan cuplikan D teridentifikasi sebagai kation Cu2+. 2. Reaksi yang terjadi pada Ag+ dan Pb2+ menunjukkan bahwa kedua kation tersebut termasuk kation golongan I. Reaksi yang terjadi pada Sn2+ dan Cu2+ menunjukkan bahwa kedua kation tersebut termasuk kation golongan II. J. DAFTAR PUSTAKA Antonius, dkk. (2021). Senyawa Alkohol dan Fenol. Pontianak: Universitas Tanjung Pura. Aperti, A. (2018). Sintesis Nanomaterial Perak dengan Kontrol terhadap Bentuk dan Ukuran. Jurnal Teknologi. 1(1): 1-8. Aryoko, Y. (2014). Prarancangan Pabrik N-Metilanilin dari Klorobenzena dan Metilamina dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun. Disertasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Giovani, S., & Puteri, N. E. (2020). Modul praktikum kimia analitik. Jakarta Selatan: Universitas Al-Azhar Indonesia.
Hermawan, M. (2015). Pengaruh arus Terhadap Struktur Mikro Dan Sifat Mekanik Produk Las Tembaga Dan Baja Karbon Dengan Metode Tungsten
Inert
Gas.
Disertasi.
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Johan. J. J. J. (2016). Pengaruh Pemberian Merkuri Per Oral terhadap Gambaran Histopatologi Liver Tikus Wistar. Disertasi. Semarang: Universitas Semarang. Khotimah, H., Erika, W, A., & Ari, S. (2018). Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy. 1(2): 34-38. Lubis, A. P., & Rahardian, Z. (2018). Padang: Universitas Negeri Padang. Lucas, S., Jusnita, N. (2016). Buku Pedoman Praktikum Laboratorium Farmasi (Good Laboratory Practice). Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Melinda, A. 2015. Laporan Praktikum Kimia Analisis Kation. Nurfajrina, Jazmi. Identifikasi Kation Golongan 1 dan 2. Yurida, M., Afriani, E., & Arita, S. (2013). Pengaruh Kandungan CaO dari Jenis Adsorben Semen terhadap Kemurnian Gliserol. Jurnal Teknik Kimia. 19(2): 33-42. K. JAWAB SOAL No . 1.
Soal
Tuliskan setiap alat yang telah digunakan pada saat
Jawaban
praktikum (tabel 1) a. Botol cokelat b. Corong kaca c. Gelas kimia d. Kertas saring e. Pipet ukur f. Pipet tetes g. Rak tabung Tabung reaksi
2.
Referensi Soal
Tuliskan setiap bahan yang telah digunakan pada saat
Jawaban
praktikum (tabel 2) a. Ag+ b. Cu2+ c. Hg2 d. K2CrO4 1M e. NaOH 2M f. NH4OH g. Pb2+ h. Sn2+
3.
Referensi Soal Jawaban
Uraikan kegunaan atau fungsi setiap alat pada soal nomor 1 a. Botol cokelat Untuk
menyimpan
cairan
karena
memberikan
perlindungan terhadap sinar matahari (Lucas & Jusnita, 2016). b. Corong kaca Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain (Lucas & Jusnita, 2016). c. Gelas kimia Melarutkan suatu padatan, untuk mencampurkan cairan, dan untuk memanaskan larutan (Lucas & Jusnita, 2016). d. Kertas saring Untuk menyaring endapan yang ukuran lebih besar dari pori pori kertas saring. Pada proses penyaringan, dalam penuangan cairan ke dalam corong dibantu dengan gelas pengaduk (Susanti, 2017). e. Pipet ukur Digunakan untuk mengukur cairan atau larutan (Lucas & Jusnita, 2016).
f. Pipet tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil dari suatu tempat ke tempat lain(Lucas & Jusnita, 2016). g. Rak tabung Digunakan untuk meletak kan tabung reaksi (Lucas & Jusnita, 2016). h. Tabung reaksi Untuk Tempat mereaksikan dua larutan/bahan kimia atau lebih, serta sebagai tempat mengembangbiakkan mikroba dalam media cair (Lucas & Jusnita, 2016). Referensi
Lucas, S., Jusnita, N. (2016). Buku Pedoman Praktikum Laboratorium Farmasi (Good Laboratory Practice). Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Susanti,
R.
S.
(2017). Pengembangan
Ensiklopedia
Peralatan Laboratorium Kimia Sebagai Sumber Belajar Siswa Sma Negeri 10 Pontianak (Doctoral 4.
Soal
dissertation). Uraikan kegunaan atau fungsi setiap bahan pada soal nomor 2
Jawaban
a. Ag+ Perak sterling digunakan untuk perhiasa, perabotan perak, dan sebagainya. Perak juga digunakan sebagai campuran logam pengganti gigi, solder, kotak listrik, dan baterai perak timah serya peral kadmium. Perak digunakan untuk membuat sirkuit cetak. Perak juga digunakan untuk produksi kaca dan dapat didepositkan sebagai lapisan pada gelas atau logam lainnya (Fitria, 2015).
b. Cu2+ Dimanfaatkan untuk berbagai alat listrik dan rumah tangga. Komponen utama perlengkapan handphone dan komputer
dan
elektronik.
Tembaga
juga
dapat
digunakan untuk membuat berbagai perhiasan menarik, terutama ketika dicampurkan dengan emas atau logam lainnya. Dalam bidang pertanian, logam tembaga dapat digunakan sebagai racun. Digunakan sebagai algisida (pembunuh ganggang) dalam pemurniaan air. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pembuatan uang logam. Campuran tembaga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan logam lainnya. Digunakan sebagai campuran
untuk
menghilangkan
belerang
dalam
pengolahan minyak (Fauzan, 2021) c. Hg2+ Dalam bidang fisika, logam raksa murni banyak digunakan untuk mengisi instrumen-instrumen fisika seperti barometer, termometer, manometer dan lain-lain. Dalam bidang kedokteran, kolomel (Hg2Cl2) dipakai sebagai obat pencahar, sedangkan sublimat (HgCl2) encer banyak dipakai sebagai desinfektan. Dalam bidang pertanian, senyawa raksa banyak dimanfaatkan untuk pembuatan biosida, terutama untuk fungisida dan bakterisida. Dalam industri selulosa senyawa Hg dipakai sebagai fungisida untuk melindungi bubur kayu basah dari gangguan bakteri atau jamur. Industri elektronika memanfaatkan raksa atau senyawanya untuk pembuatan lampu, tombol dan baterai. Dalam industri plastik, raksa dipakai sebagai katalisator. Dalam industri farmasi
senyawa raksa banyak dipakai sebagai obat sakit perut, penangkal insfeksi dan antiseptik (Johan dkk., 2017) d. K2CrO4 1M K2CrO4 berfungsi sebagai agen pengoksidasi di industri dan dalam sintesis organik. Kalium kromat digunakan sebagai indikator dalam penentuan klorida dengan titrasi dengan larutan perak nitrat standar. Metode ini disebut metode penentuan klorida Mohr. (Wibowo & Ilman, 2011) e. NaOH 2M Natrium Hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik, NaOH merupakan basa kuat. NaOH mampu larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH juga digunakan untuk mengendapkan logam berat dan mampu mengontrol keasaman air. (Widhiyanuriyawan & Nurkholis, 2013) f. NH4OH Amonia berair digunakan dalam analisis anorganik kualitatif tradisional sebagai pengompleks dan basa. Seperti banyak amina, senyawa ini memberikan warna biru tua dengan larutan tembaga(II). Larutan amonia dapat melarutkan residu perak oksida, seperti yang terbentuk dari pereaksi Tollens. Hal ini sering ditemukan
pada
larutan
yang
digunakan
untuk
membersihkan emas, perak, dan perhiasan platina, namun mungkin memiliki efek negatif pada batu permata berpori seperti opal dan mutiara. Ketika amonium
hidroksida
dicampur
dengan
hidrogen
peroksida encer dengan adanya ion logam, seperti Cu2+, peroksida akan mengalami dekomposisi yang cepat. (Lubis & Rahardian, 2018) g. Pb2+ Sebagai detonator (bahan peledak), Senyawa PbCrO 4 digunakan dalam industri cat, Persenyawaan timbal dengan asetat menghasillkan silikat timbal atau Pbsilikat yang banyak digunakan sebagai bahan pengkilap keramik dan bahan tahan api. Kombinasi timbal dengan Te digunakan sebagai komponen aktif pada pembangkit listrik tenaga panas (Fernanda, 2012). h. Sn2+ Untuk pengawetan kayu, sebagai stabilisator panas dalam pembuatan PVC, untuk insektisida dan fungisida. Sebagai biosida dan sintesis senyawa organic, untuk Referensi
fungisida dan pengontrol serangga. Fauzan, H. (2021). Pengaruh Penambahan Unsur Tembaga (Cu) Pada Sifat Mekanik Pengecoran Separu Rem Berbahan Dasar Aluminium Paduan (A6061) (Doctoral dissertation, Universitas Pancasakti Tegal). Fernanda, L. (2012). Studi Kandungan Logam Berat Timbal (Pb), Nikel (Ni), Kromium (Cr) Dan Kadmium (Cd) Pada Kerang Hijau. Depok: Universitas Indonesia. Fitria, M. (2015). Unsur Logam Transisi: Perak (Ag). Lampung: Universitas Lampung. Johan, J. J. J., Hadi, H., & Amarwati, S. (2017). Pengaruh Pemberian Merkuri Per Oral Terhadap Gambaran
Histopatologi Liver Tikus Wistar (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine). Khotimah, H., Erika, W, A., & Ari, S. (2018). Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy, Vol. 1, No. 2 hal: 34-38. Lubis, A. M., & Rahardian, Z. (2018). Interaksi Molekuler Amonium Hidroksida. Padang: Universitas Negeri Padang. Sowiyk, P. H., & Bayuseno, A. P. (2016). Pengaruh Penambahan Unsur Timah (Sn) Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis Pada Material Bearing Berbahan Dasar Aluminium (Al) Hasil Pengecoran Hpdc. Jurnal Teknik Mesin, 4(3), 290-298. 5.
6.
7.
Soal Jawaban
Tuliskan kation yang termasuk dalam golongan I Kation yang termasuk dalam golongan I yaitu Pb2+, Ag+, dan
Referensi
Hg2+. Yusnidar, Y. (2019). Kimia Analisis. Jakarta: EduCenter
Soal Jawaban
Indonesia. Tuliskan kation yang termasuk dalam golongan II Kation yang termasuk dalam golongan II yaitu Cu2+ dan
Referensi
Sn2+. Yusnidar, Y. (2019). Kimia Analisis. Jakarta: EduCenter
Soal Jawaban Referensi
Indonesia. Tuliskan pereaksi spesifik kation golongan I Larutan HCl pekat sebagai garam klorida. Eticha, S. N. (2020). Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi
8.
Soal Jawaban Referensi
Laboratorium
Medis.
Yogyakarta:
Deepublish. Tuliskan pereaksi spesifik kation golongan II Hidrogen sulfida (H₂S). Eticha, S. N. (2020). Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi
Laboratorium
Medis.
Yogyakarta:
9.
Soal
Deepublish. Jika hasil yang diperoleh masing-masing sampel setelah ditambahkan pereaksi terdapat perbedaan, jelaskan mengapa
Jawaban
perbedaan tersebut terjadi Perbedaan dipengaruhi oleh kemampuan suatu kation untuk bereaksi dengan reagendengan membentuk suatu endapan atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut maka terjadilah percampuran-percampuran kation, yang dimana campuran ini memerlukan pemisahan secara sistematik dalam golongan, kemudian diikuti pemisahan golongan kedalam subgolongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan atas perbedaan sifat kimianya dengan
cara
menambahkan
pereaksi
yang
dapat
mengendapkan ion tertentu dan memisahkannya dari ionReferensi
ion lainnya. Yusuf, Y. (2019). Kimia Analisis. Jakarta: Penerbit
Soal Jawaban
EduCenter Indonesia. Tentukan jenis kation yang terdapat dalam setiap cuplikan 1. Cuplikan A merupakan Ag , (Kation golongan I) +
2. Cuplikan B merupakan Pb , (Kation golongan I) 2+
10.
3. Cuplikan C merupakan Sn , (Kation golongan II) 2+
4. Cuplikan D merupakan Cu , (Kation golongan II) 2+
11.
Referensi Soal Jawaban
Tuliskan persamaan reaksi dan perubahan yang terjadi a. Ag+ 1) 2Ag+ + K2CrO4 → Ag2CrO4 + 2K+ Ag2CrO4 + 2NaOH → 2AgOH + Na2CrO4 Cuplikan A (Ag+) berwarna bening ketika ditambahkan dengan K2CrO4, warna larutan menjadi merah dan terbentuk endapan. Ketika cuplikan A yang sudah ditambahkan dengan K2CrO4, warna larutan menjadi cokelat.
2) Ag+ + NaOH → AgOH + Na+ Cuplikan A (Ag+) berwarna bening ketika ditambahkan dengan NaOH, warna larutan menjadi cokelat. 3) Ag+ + NH4OH → AgOH + NH4+ Cuplikan A (Ag+) berwarna bening ketika ditambahkan dengan NH4OH, warna larutan menjadi putih keruh dengan endapan cokelat. b. Pb2+ 1) Pb2+ + K2CrO4 → PbCrO4 + 2K+ PbCrO4 + 2NaOH → Pb(OH)2 + Na2CrO4 Cuplikan B (Pb2+) berwarna bening ketika ditambahkan dengan K2CrO4, warna larutan menjadi kuning. Kemudian ditambahkan lagi dengan NaOH warna larutan tetap kuning. 2) Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 + 2Na+ Cuplikan B (Pb2+) berwarna bening ketika ditambahkan dengan NaOH, warna larutan menjadi putih keruh. 3) Pb2+ + 2NH4OH → Pb(OH)2 + 2NH4+ Cuplikan B (Pb2+) berwarna bening ketika ditambahkan dengan NH4OH, warna larutan menjadi putih keruh. c. Sn2+ 1) Sn2+ + K2CrO4 → SnCrO4 + 2K+ Cuplikan C (Sn2+) berwarna putih ketika ditambahkan dengan K2CrO4, warna larutan menjadi abu-abu. 2) Sn2+ + 2NaOH → Sn(OH)2 + 2Na+ Cuplikan C (Sn2+) berwarna putih ketika ditambahkan
dengan NaOH, warna larutan menjadi putih. 3) Sn2+ + 2NH4OH → Sn(OH)2 + 2NH4+ Cuplikan C (Sn2+) berwarna putih ketika ditambahkan dengan NH4OH, warna larutan menjadi putih. d. Cu2+ 1) Cu2+ + K2CrO4 → CuCrO4 + 2K+ CuCrO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 + Na2CrO4 Cuplikan D (Cu2+) berwarna biru bening ketika ditambahkan dengan K2CrO4, warna larutan menjadi kuning. Kemudian ditambahkan lagi dengan NaOH warna larutan menjadi hijau. 2) Cu2+ + 2NaOH → Cu(OH)2 + 2Na+ Cuplikan D (Cu2+) berwarna biru bening ketika ditambahkan dengan NaOH, warna larutan menjadi biru. 3) Cu2+ + 2NH4OH → Cu(OH)2 + 2NH4+ Cuplikan D (Cu2+) berwarna biru bening ketika ditambahkan dengan NH4OH, warna larutan menjadi Referensi
biru. Permata, Y. M., dkk. (2019). Penuntun Praktikum Kimia Analitik I. Medan: Universitas Sumatera Utara. Yusuf, Y. (2019). Kimia Analisis. Jakarta: Penerbit
12.
Soal
EduCenter Indonesia. Simpulkan hasil percobaan yang sesuai dengan tujuan
Jawaban
percobaan Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan Pb2+ dan Ag+ termasuk dalam kation golongan I, sedangkan Sn2+ dan Cu2+ termasuk dalam kation golongan II. Perbedaan reaksi dapat dilihat sebagai berikut: a. Cuplikan A (Ag+) 1) 2Ag+ + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓ + 2K+ 2) Ag2CrO4 + 2NaOH → 2AgOH + Na2CrO4
3) Ag+ + NaOH → AgOH ↓ + Na+ 4) Ag+ + NH4OH → AgOH ↓ + NH4+ b. Cuplikan B (Pb2+) 1) Pb2+ + K2CrO4 → PbCrO4 ↓ + 2K+ 2) PbCrO4 + 2NaOH → Pb(OH)2 + Na2CrO4 3) Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ + 2Na+ 4) Pb2+ + NH4OH → 2Pb(OH)2 ↓ + 2NH4+ c. Cuplikan C (Sn2+) 1) Sn2+ + K2CrO4 → SnCrO4 ↓ + 2K+ 2) Sn2+ + NaOH → Sn(OH)2 ↓ + Na+ 3) Sn2+ + 2NH4OH → Sn(OH)2 ↓ + 2NH4+ d. Cuplikan D (Cu2+) 1) Cu2+ + K2CrO4 → CuCrO4 ↓ + 2K+ 2) CuCrO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 + Na2CrO4 3) Cu2+ + NaOH → Cu(OH)2 ↓ + Na+ 4) Cu2+ + 2NH4OH → Cu(OH)2 ↓ + 2NH4 Referensi
LEMBAR PENGESAHAN
Samarinda, 22 Mei 2021 Asisten Praktikum,
Praktikan,
Tri Wulan Novi
Ralitza Diva Salsabilla
NIM. 1713015120
NIM. 2013016172