7 0 1 MB
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri diberbagai bidang saat ini bisa dikatakan pesat, salah satunya dibidang otomotif. Perkembangan industri didunia otomotif memang cepat terutama pada kendaraan. Banyak inovasi – inovasi kendaraan yang dicipatakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan misalnya kendaraan yang irit bahan bakar. Tentunya dalam memenuhi kebutuhan tesebut tidak hanya sumber daya alam (SDA) saja yang dibutuhkan, namun sumber daya manusia (SDM) yang unggul juga dibutuhkan. Untuk menjadi salah satu sumber daya manusia yang unggul tentunya pelu pembelajaran luas mengenai perkembangan teknologi yang berkembang tersebut. Pembelajaran mengenai teknologi saat ini bisa didpatkan baik langsung pada perusahaan yang bergerak mengenai industri maupun sekolah ataupun universitas. Seperti Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan pendidikan yang mendukung dengan kemajuan teknologi dengan salah satu mata kuliah yaitu Praktik Kerja Lapangan (PKL). PKL ini bertujuan agar mahasiswa UNNES ini dapat terjun langsung dalam dunia industri sehingga dapat mengevaluasi dan memahami perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang kita rasakan salah satunya adalah pada kendaraan umum yaitu pada kereta api. Kereta Api Indonesia merupakan salah satu perusahaan milik negara yang sudah banyak mengalami perkembangan dari tahun ketahun. Sejauh ini, industri kereta api terus berinovasi dalam usaha memberikan pelayanan kepada masyarakat pada umumnya, dengan cara menambah fasilitas – fasilitas yang lebih baik.
1
Tantangan dalam bidang perbaikan dan perawatan kereta api inilah yang menjadi bahan pertimbangan penulis dalam menambah ilmu pengetahuan dan teknologi, baik dibangku kuliah maupun kenyataan di lapangan. Sehingga dalam hal ini, penulis memilih PT. Kereta Api (Persero) Unit Dipo Lokomotif Purwokerto yang bergerak di bidang perbaikan dan pemeliharaan lokomotif, sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dalam bidang perbaikan dan pemeliharaan lokomotif terdapat beberapa bidang pengerjaan yang dikelompokan guna memudahkan dalam proses perbaikan dan perawatan, diantaranya bidang mekanik, bidang angin, bidang kelistrikan, bidang diesel dan bidang rangka bawah. Dari beberapa bidang tersebut, penulis memilih bidang angn dalam pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan karena hampir 75% bagian lokomotif dikendalikan olehangin terutama pada bagaian pengereman sehingga penulis merasa tertarik untuk mempelajarinya.
1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dalam pelaksanaa Praktik Kerja Lapangan antara lain : 1.2.1.
Mahasiswa dapat melatih kedisiplinan waktu dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
1.2.2.
Mahasiswa
dapat
melatih
kemampuan
secara
langsung dan
mengetahui sejauh mana keterampilan itu dapat diterima. 1.2.3.
Dapat menambah pengalaman di luar pelajaran mata kuliah dan praktik yang dilakukan di jurusan masing – masing.
1.2.4.
Untuk menambah wawasan mahasiswa khususnya di bidang otomotif.
1.2.5.
Sebagai sarana studi banding bagi mahasiswa.
1.2.6.
Meningkatkan kualitas dalam praktikum mahasiswa.
1.2.7.
Meningkatkan cara berkomunikasi dan kerjasama dalam suatu permasalahan yang dihadapi khususnya bidang otomotif.
1.2.8.
Mengetahui bagaimana tata cara manajemen yang baik.
2
1.2.9.
Dapat memahami prinsis dasar Mesin Diesel pada Lokomotif.
1.2.10. Dapat mengetahui masalah – masalah pada Mesin Diesel pada Lokomotif. 1.2.11. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Perguruan tinggidngan pihak instansi/industri.
Adapun manfaat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan antara lain : 1.2.1.
Terjalinnya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia industri mengenai manajemen dan perkembangan teknologi.
1.2.2.
Menghasilkan lulusan yang memiliki tingkat keterampilan dan etos kerja sesuai tuntunan dalam perusahaan.
1.2.3.
Mempersiapkan
mahasiswa
didalam
dunia
industri
ataupun
pendidikan. 1.2.4.
Dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang Mesin Diesel pada Lokomotif.
1.2.5.
Dapat menganalisis gangguan – gangguan tentang Mesin Diesel pada Lokomotif.
1.2.6.
Dapat memperbaiki dan merawat Mesin Diesel pada Lokomotif
1.3 Tempat dan Pelaksanaan 1.3.1. Tempat Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. KAI DEPO LOKOMOTIF PURWOKERTO yang beralamat di JL. Jendral Sudirman No. 209, Purwokerto 53116
3
Gambar 1.1 Peta Lokasi Depo Lokomotif Purwokerto
4
Gambar 1.2 Denah Dipo Lokomotif Purwokerto
5
1.3.2. Sejarah Perusahaan Daerah Operasi V Purwokerto atau disingkat Daop 5 Purwokerto atau Daop V PWT adalah salah satu daerah operasi perkeretaan di Indonesia, dibawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada dibawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Vice President (VC) yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia. Daerah Operasi V Purwokerto memiliki beberpa stasiun besar, diantaranya adalah Stasiun Purwokerto, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Kroya, Stasiun Cilacap, Stasiun Karanganyar. Gudang kereta api berada di Stasiun Purwokerto, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari Stasiun Purwokerto. Yang menjadi khas dari daop ini adalah diputarkannya lagu berjudul Di Tepinya Sungai Serayu disejumlah stasiun setiap KA datang dan berangkat. Dipo Lokomotif Purwokerto ini terletak di Ibukota Kabupaten Banyumas Purwokerto. Dipo ini salah satu dipo terbaik di Jawa Tengah. Tak jauh dari Stasiun Purwokerto. Ketersediaan lokomotif di dipo ini terbilang banyak, memiliki beberapa lokomotif diesel hidraulik dan beberapa diesel elektrik. Lokomotif itu digunakan untuk beberapa dinasan kereta penumpang maupun kereta barang, bukan sekedar ketersediaan lokomotif, melainkan justru fasilitas yang memadai dan bersih. Alokasi lokomotif CC 201 dan CC 203 di dipo ini tidak terlalu banyak, dan dengan hadirnya CC 206 di Dipo Purwokerto untuk operasional kereta – kereta unggulan maupun barang (ketel, semen, dll) memperkukuh armada Daop V.
1.3.3. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT. KAI DEPO LOKOMOTIF PURWOKERTO Alamat
: JL. Jendral Sudirman No. 209, Purwokerto 53116
Owner
: BUMN
Kepala Bengkel : Susilo Anggono
6
1.3.4. Tata Tertib Perusahaan Adapun tata tertib yang berlaku di PT. KAI DEPO LOKOMOTIF PURWOKERTO adalah apel pagi setiap hari Senin dan Kamis saja selain itu hanya apel seperti berdoa saja sebelum memulai pekerjaan, apel biasanya dimulai jam 07.00 – 07.30 WIB. Jam kerja untuk para staf karyawan serta mekanik dibagi menjadi dua bagian, bagian LOS dan bagian DC, untuk bagian LOS ada dua sift yaitu pagi dan siang, pukul 07.00 – 14.00 dan 14.00 – 21.00, untuk bagian DC yaiitu ada 3 sift yaitu sift pagi, siang, malam, untuk pagi mulai pukul 07.00 - 15.00 WIB, siang mulai pukul 13.00 - 23.00 WIB, dan untuk malam pukul 23.00 – 07.00 WIB, berlaku setiap hari (Senin – Kamis), untuk hari Jum’at dan Sabtu berbeda. Untuk Jum’at pagi pukul 07.00 – 11.30 dan siang pukul 13.30 – 18.00, kecuali hari Minggu libur.
1.3.5. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan PT. KAI DEPO LOKOMOTIF PURWOKERTO dilakukan secara berkelompok, adapun nama kelompoknya sebagai berikut : NO.
NAMA
NIM
1.
Derizka Ayu Rahmawati
5202416053
2.
Nugroho Brianto
5202416080
Tabel 1.1 Daftar Nama Kelompok PKL Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh pihak perguruan tinggi, mulai dari tahap perizinan antar pihak perguruan tinggi dan pihak perusahaan, pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan hingga akhir pelaksanaan. Adapun uraian kegiatan dari tahapan sebelum pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan sebagai berikut :
7
NO
TANGGAL
KEGIATAN
PELAKSANAAN DI KAMPUS 1.
13 September 2018
2.
01 Oktober 2018
3.
05 Oktober 2018
Permohonan Izin PKL pada PT. KAI Depo Lokomotif Purwokerto Penerimaan izin PKL pada PT. KAI Depo Lokomotif Purwokerto Validasi Dosen Pembimbing
PELAKSANAAN DI PERUSAHAAN Penerjunan PKL dan pengenalan PT. 4.
07 Januari 2019
KAI Depo Lokomotif Purwokerto an Pengenalan
5.
08 Januari 2019
6.
09 Januari 2019
7.
10 Januari 2019
8.
11 Januari 2019
9.
12 Januari 2019
10.
14 Januari 2019
11.
15 Januari 2019
12.
16 Januari 2019
Pemeliharaan dan perawatan P12 lokomotif CC2018314 Pemeliharaan dan perawatan P12 lokomotif CC2018314 Pemeliharaan dan perawatan P3 lokomotif CC2039801 Pemeliharaan dan perawatan P1 lokomotif CC2018317 Pemeliharaan dan perawatan P1 lokomotif CC2018318 Pemeliharaan dan perawatan P1 lokomotif CC2039509 Pemeliharaan dan perawatan P6 lokomotif CC2061322 Pemeliharaan dan perawatan P3 lokomotif CC2061507
8
Pemeliharaan dan perawatan P1
13.
17 Januari 2019
14.
18 Januari 2019
15.
19 Januari 2019
16.
21 Januari 2019
17.
22 Januari 2019
18.
23 Januari 2019
19.
24 Januari 2019
20.
25 Januari 2019
21.
26 Januari 2019
22.
28 Januari 2019
23.
29 Januari 2019
24.
30 Januari 2019
Tidak ada perawatan
25.
31 Januari 2019
Tidak ada perawatan
26.
01 Februari 2019
lokomotif CC2018319 Pemeliharaan dan perawatan P1 lokomotif CC2018313 Pemeliharaan dan perawatan P1 lokomotif CC2039512 Pemeliharaan dan perawatan P1 lokomotif CC2018316 Pemeliharaan dan perawatan P3 lokomotif CC2018322 Pemeliharaan dan perawatan P3 lokomotif CC2018321 Pemeliharaan dan perawatan P6 lokomotif CC2018320 Pemeliharaan dan perawatan P3 lokomotif CC2061357 Pemeliharaan dan perawatan P3 lokomotif CC2061361 Pemeliharaan dan perawatan P1 lokomotif CC2018324 Pergantian roda 1 dan 4 pada lokomotif CC2018325
Pemeliharaan dan perawatan P3 lokomotif CC2061508
9
Pemeliharaan dan perawatan P1
27.
02 Februari 2019
28.
04 Februari 2019
29.
05 Februari 2019
30.
06 Februari 2019
31.
07 Februari 2019
32.
08 Februari 2019
Penyelesaian Administrasi
33.
09 Februari 2019
Penarikan secara simbolis
lokomotif CC2018327 Pemeliharaan dan perawatan P1 lokomotif CC2018314 Perawatan libur (Hari Raya Imlek) Pemeliharaan dan perawatan P12 lokomotif CC2061344 Pemeliharaan dan perawatan P3 lokomotif CC2039801
Tabel 1.2 Pelaksanaan PKL
1.4 Pengumpulan Data Sebelumnya menyusun laporan penulis melakukan kegiatan pengumpulan data guna memperlancar dalam menyusun laporan. Adapun metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 4.1. Metode Observasi Metode
observasi
adalah pengumpulan data
dengan cara
melakukan praktik langsung dan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang dikehendaki. 4.2. Metode Interview Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara responden dengan pembimbing praktik dan sumber lain yang bersangkutan.
10
4.3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data hal-hal yang berhubungan dengan inventer dan dapat memberikan masukan wawasan bagi penulis. 4.4. Metode Literatur Metode Literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku yang terkait dengan inverter sehingga dapat mendukung penyusunan laporan.
11
BAB II SISTEM PENGEREMEMAN PADA LOKOMOTIF CC201
2.1. Pengertian Pengereman Lokomotif Kereta api adalah salah satu sarana transportasi yang bersifat massal, dimana setiap kali gerakan, menarik beban yang berat dan dengan kecepatan yang tinggi. Dan lebih spesifik lagi kereta api terdiri dari rangkaian lokomotif, kereta, dan atau gerbong yang merupakan satu kesatuan yang bergerak secara bersamaan dan digandeng satu sama lain oleh coupler dan dalam perjalanan tidak boleh saling mendorong atau menumbur. Oleh karena itu untuk menjaga hal tersebut , diperlukan suatu peralatan yang mengatur agar kecepatan lokomotif, keretan, dan gerbong tersebut selalu bersama. Salah satu dari peralatan ini adalah sistem pengereman. Sistem pengereman ini harus benar benar handal agar tingkatkeselamatan dan kenyamanan dari kereta api tersebut bisa terjaga dengan baik. Pengereman adalah sesuatu yang bergerak diberikan hambatan / rintangan sehingga benda tersebut berhenti atau diperlambat beraturan.
2.1.1. Fungsi Pengereman Lokomotif a.
Sebagai peralatan untuk mengurangi laju kecepatan kereta api selama perjalanan
b.
Sebagai peralatan untuk menjaga atau mempertahankan laju kereta api pada jalan yang menurun
c.
Memberikan hambatan dengan gesekan secara berangsur sehingga lokomotif atau kereta api tersebut dapat memperlambat atau memberhentikannya.
2.1.2. Tujuan Pengereman Lokomotif a.
Untuk menjaga Keselamatan
b.
Untuk menjaga kenyamanan selama dalam perjalanan
12
2.2. Jenis Pengereman Lokomotif
2.2.1.
Pengereman Manual Pengereman manual atau yang sering dikenal dengan istilah rem tangan adalah suatu sistem pengereman, dimana sebagai tenaga untuk mengerjakan pengereman adalah menggunakan tenaga manusia. Dengan adanya perkembangan teknologi, sistem ini secara berangsur akan dihilangkan, karena untuk kereta api kecepatan tinggi, sistem ini sudah tidak bisa diandalkan.
2.2.2.
Pengereman Udara Hampa ( Vacum) Pengereman dengan sistem udara hampa atau yang lebih dikenal dengan istilah rem pakem adalah suatu sistem pengereman, dimana sebagai sumber tenaga untuk mengerjakan pengereman adalah tekanan udara atmosfer (1kg/cm2). Sama dengan sistem rem tangan, sistem ini juga sudah ditinggalkan sekitar dekae 70-an, karena sudah tidak sesuai lagi dengan tingkat kecepatan kereta api sekarang
2.2.3.
Pengereman Udara Tekan (Air Brake) Setelah
kedua
sistem
pengereman
manual
dan
sistem
pengereman udara hampa sudah tidak diguanakan, sebagai pengganti adalah sistem pengereman udara tekan atau yang lebih dikenal dengan istilah AirBrake. Sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan sistem pengereman ini menggunakan udara yang dimampatkan sampai tekanan tinggi , dan tekanan udara ini yang digunakan untuk mendorong atau menekan blok rem, sehingga daya remnyaakan kuat atau besar, dan sampai sekarang sistem ini masih relevan untuk dipakai pada operasional kereta api khususnya lokomotif diesel elektrik CC 201, CC 203, dan CC 204.
13
2.2.4.
Pengereman Elektrik Sistem pengereman ini hanya dipakai untuk mengerem lokomotif diesel elektrik. Sumber tenaga untuk mengerjakan pengereman adalah dengan cara mengubah sirkuit listrik pada traksi motor, sehingga yang semula sebagai motor diubah menjadi generator. Dengan berubahanya fungsi ini maka motor yang sudah jadi generator tersebut prlu tenaga untuk memutar dan tenaga inilah yang diambilkan dari putaran roda. Sehingga karena sebagian tenaga untuk memutar generator, akhirnya putaran roda menjadi menrun dan berakibat kecepatan juga menurun.
2.3.
Sistem Pengereman Lokomotif CC 201
Gambar 2.1 Lokomotif CC 201 Lokomotif CC 201 mempunyai konstruksi yang ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar dengan total 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan. Lokomotif ini sama seperti lokomotif GE lainnya, mampu berlari sampai kecepatan 120 km/jam, meskipun kecepatan kereta api saat ini dibatasi maksimal 90 km/jam. Sepanjang kariernya, lokomotif ini telah berpengalaman menarik berbagai jenis KA, mulai dari kereta eksekutif, 14
bisnis, ekonomi, campuran, sampai kereta barang/kargo. Namun, saat ini CC 201 lebih banyak dioperasikan untuk KA kelas bisnis, campuran, ekonomi, dan lokal. Lokomotif jenis CC 201 ini termasuk lokomotif dengan usia yang tua hal ni dibuktikan dengan pengunaan sistem pengeremannya yaitu menggunakan sistem pengereman udara tekan atau air brake.
2.4. Sistem Pengereman Udara Tekan (Air Brake) Pengereman Udara Tekan atau disebut juga Air Brake Sistem adalah sebagai sumber tenaga untuk menggerakan sistem pengereman ini menggunakan udara yang dimampatkan sampai tekanan udara tinggi , dan tekanan udara ini yang digunakan untuk mendorong / menekan blok rem, sehingga daya remnya akan menjadi kuat/besar, dan sampai sekarng sistem ini masih relevan untuk dipakai pada operasional kereta api. 2.4.1 Compressor
Gambar 2.2 Kompresor Compressor adalah merupakan alat bantu lokomotif sebagai sumber udara untuk brake system dan juga sebagai control air system. Compressor merupakan pompa/sumber udara untuk system control disamping itu juga merupakan salah satu penunjang faktor keselamatan pada lok /KA. Pada waktu lokomotif di hidupkan compressor akan ikut berputar mengikuti putaran motor disel. Dan dari motor diesel disambungkan dengan
15
gardan penghubung melalui kopling END dan kompressor akan langsung memompa udara yang diteruskan kereservoir. Bila tekanan udara pada main reservoir mencapai 140 psi (9,8 atm), maka governor kompresor akan bekerja dan membocorkan udara dari main reservoir ke atas piston unloader tersebut dan menbukakkan klep hisap kompresor bekerja terus , maka tidak menghasilkan udara ke tangki (main reservoir) karena klep hisap terbuka terus – menerus , maka udaranya akan dibuang keluar melalui tingkat tersebut. Demikian sebaliknya apabila udara pada main reservoir tekanannya turun menjadi 8,6 atm (120 psi) pegas garpu akan mendorong piston dengan perantaraan batangnya, sehingga klep hisap menutupi kembali dan kompresor akan kembali berproduksi udara demikian seterusnya.
2.4.2 Automatic Brake Valve
Gambar 2.3 Automatic Brake Valve Pada
dasarnya
Automatic
brake
valve
mempunyai
fungsi
Untuk mengabar / mengerem rangkaian KA beserta lokomotifnya. Sebagai pensuplai udara brake pipe pada rangkaian KA. Automatic Brake Valve adalah suatu alat yang digerakkan oleh gagang pengereman. Dengan menggerakkan gagang ini maka automatic brake valve akan mengatur aliran udara pada sistem pengereman sesuai dengan posisi gagang tersebut dan mempunyai 5 posisi : - Posisi Release
: posisi untuk pengisian pipa rem dan sistem rem serta pelepasan aplikasi rem pneumatik otomatis.
16
- Posisi Service
: akan terjadi penurunan tekanan pada pipa rem secara bertahap meningkat sampai dalam posisi Full Servie.
- Posisi Suppression
: Digunakan untuk meniadakan atau menghambat aplikasi rem kontrol keselamatan
- Posisi Handle – Off : Digunakan untuk mengkondisikan brake valve pada unit penarik lokomotif multiple-unit dan pada lokomotif yang ditarik pada kereta. - Posisi Emergency
: digunakan untuk mengalirkan tekanan pipa rem pada tingkat tercepat yang paling mungkin sampai nol untuk menghasilkan pengurangan pipa darurat.
2.4.3 CUT – OF PILOT VALVE
Gambar 2.4 CUT-OF Pilot Valve Peralatan ini berfungsi
sebagai pemutus dan penghubung aliran
udara dari automatic brake valve ke system pengereman. Peralatan ini mempunyai 3 posisi : - Posisi IN /
: Posisi
IN digunakan bila lokomotif sebagai penarik
gerbong. - Posisi OUT
: Posisi OUT digunakan bila lokomotif sebagai rangkaian (pada double traksi atau multiple unit).
- Posisi PASS
: Posisi PASS digunakan bila lokomotif sebagai penarik kereta.
17
2.4.4 INDEPENDENT BRAKE VALVE
Gambar 2.5 Independent Brake Valve Peralatan ini berfungsi sebagai pengatur pengereman untuk lokomotif sendiri, dan bila alat ini dikerjakan maka rangkaian tidak ikut mengerem dan mempunyai 2 posisi yaitu : - Posisi Appication (rem) - Posisi Release
2.4.5 BRAKE APLICATION VALVE
Gambar 2.6 Brake Aplication Valve
18
Peralatan ini berfungsi apabila masinis lalai mengerjakan peralatan deadmen, maka peralatan ini akan mengerjakan pengereman seluruh rangkaian secara otomatis. Atau dengan kata lain Brake Aplication Valve mempunyai fungsi : - Bila terjadi emergency / full brake - Bila deadman bekerja / deadman lepas - Bila terjadi over speed
2.4.6 CONTROL VALVE
Gambar 2.7 Control Valve Distributor valve atau Control valve adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur udara tekan yang masuk kedalam brake cylinder, saat automatic brake valve dikerjakan dan sesuai dengan posisi handle dari automatic brake valve. Jadi secara prinsip peralatan ini adalah merespon gerakan dari automatic brake valve yang selanjutnya mengatur aliran udara pada sistem pengereman. Pada
dasarnya
control
valve
berfungsi
untuk
memberikan
pengabaran / pengereman pada lokomotifnya sendiri pada waktu
19
pengereman rangkaian. Sistem kerja dari perlatan ini mempunyi beberapa langkah yaitu: - Langkah Pengisian (Charging) - Langkah Pengereman ( Application) - Langkah Pelepasan ( Release)
2.4.7 QUICK RELEASE
Gambar 2.8 Quick Release Peralatan ini mempunyai fungsi untuk memindahkan pengereman pada lokomotif waktu mengerem rangkaian juga berfungsi untuk melepas udara brake cylinder lokomotif.
20
2.4.8 RELAY VALVE
Gambar 2.9 Relay Valve relay valve berfungsi sebagai pemutus dan penghubung udara dari main Res yang menuju ke cylinder rem sesuai dengan perintah dari udara control, baik dari Control Valve maupun dari Independent brake valve.
2.5 LANGKAH LANGKAH PENGECEKAN SISTEM PENGEREMAN P1 PADA LOKOMOTIF CC 201 2.5.1.
Cek Tekanan angin reducer. - Periksa manometer pada meja pelayan atau kabin masinis dengan ketentuan 5kg/cm2 . Apabila kurang maka putarlah kearah kanan searah jarum jam atau bila lebih sebaliknya - Periksa kebocorannya dengan cara diraba bagian reducernya.
2.5.2.
Coba automatic brake untuk semua posisi pada CS 1 dan CS 2 - Posisikan Handle
pada posisi release, manometer seharusnya
menunjukkan 70 – 75 psi, bila kurang dari70 psi maka stel regulating pada automatic brake putar kearah kanan arah jarum
21
jam. Bila lebih dari 75 psi putar sebaliknya. Pastikan tidak ada bocoran pada sistem automatic brake.
Regulating valve
Gambar 2.10 Regulating
- Posisikan handle p ada posisi service, tekanan angin brake pipe pada manometer bisa bertahan - Posisikan handle pada posisi emergency, pastikan tekanan angin brake pipe bisa turun dengan cepat ke posisi 0 Psi. - Reset kembali ke posisi release, pastikan bisa bekerja dengan baik. 2.5.3.
Cek Fungsi Deadman sampai terjadi PC open pada CS1 dan CS 2 - Automatic brake pada posisi release dan lepas handle independent brake pada posisi off - Injak deadman selama 50 detik , terdengar zona selama 3 -5 detik dilanjutkan suling deadman terdengar selama 4 – 6 detik terjadi PC open / Emergency
22
Gambar 2.11 PC Open
2.5.4.
Cek Fungsi Wipper CS 1 dan CS 2 - Buka Handle wipper pada CS 1 dan CS 2 pastikan dpat bekerja dengan baik - Cek secara visual selang yang mengubungkan ke wipper dan pastikan tidak ada kebocoran
2.5.5.
Cek Suling / Horn - Tarik Handle suling. Pastikan suara suling keras minimal 110 dB
2.5.6.
Cek Fungsi Safety Valve - Tutup kran ACPS, biarkan sampai tekanan angin pada manometer MR 145 - 155 Psi. Pastikan Safety valve bekerja dengan baik dan tekanan angin tidak naik terus.
2.5.7.
Cek Tekanan independent CS 1 dan CS 2 pada posisi FULL Application - Gerakkan Handle independent posisi Full Application. Pastikan tekanan 50 Psi. Jika tekananya kurang dari 50 Psi stel regulating valve searah jarum jam, dan jika tekanannya lbih dari 50 Psi stel regulating valve berlawanan jarum jam. 23
- Gerakkan handle independent posisi release, pastikan tekanan angin pda brake Cylinder menunjukan angka 0 Psi. 2.5.8.
Cek Fungsi Control Valve - Bongkar control valve menggunakan kunci pas 3/8 ” , kunci pas ½” dan kunci L ¼ “. - Setalah dibongkar lalu bersihkan bagian – bagian dari control valve seperti spring, piston seal gasket dan lain sebagainya dengan cara dicuci menggunakan bensin dan Air. - Kemudian komponen – komponen yang telah dicuci di semprot menggunakan angin lalu lakukan pemeriksaan secara visual apakah ada komponen yang perlu di ganti atau tidak.
2.6 TROUBLESHOTING SISTEM PENGEREMAN PADA LOKOMOTIF CC 201 2.6.1. Kran rain Valve rusak - Pen rusak maka bongkar kran dan ganti Pen - Kran Drain bocor karena Valve rusak maka ganti Valve 2.6.2. Minimalisir bocoran dengan memperbaiki pipa yang bocor 2.6.3. Cut In / Cut Out Compressor tidak Pas - ACPS (Stel ACPS Cut In / Cut Out) •
Jika Pegas Pressure Switch lemah maka harus ganti pegas
•
Jika Membran Pressure Switch bocor maka harus ganti Pressure Switch
- Magnet CMV rusak maka harus ganti Magnet CMV - Jika Arus listrik tidak mengalir bisa jadi karena ; •
kabel putus
•
Contak Pressure Switch rusak
24
2.6.4. Safety Valve - Jika Piston bocor maka sekur Piston - Stelan kurang / lebih dari ( 145-155 Psi ) maka buka penutup contak , stel pada 145-155 Psi - Jika pega lemah maka harus ganti pegas 2.6.5. Suling / Horn kurang keras / tidak bunyi - Membrane pecah - Membrane kotor , maka bersihkan dan lap sampai kering 2.6.6. Motor Wiper tidak kerja - Saluran putus - Tingkap Wiper rusak - Motor Wiper rusak 2.6.7. Automatic rusak - Brake pipa ikut Main Reservoir :
Penyebabnya karena Valve
Unit kotor. Maka bersihkan Valve unit - PC Open karena DOG Roll aus : Penyebabnya Membrane P2A robek atau Pegas Supresion rusak - Brake pipa tidak bisa bertahap : Penyebabnya antara lain Catridge no. 15,3 rusak O Ring , Ada bocoran Pipa no. 15 , Relay Valve Automatic O Ring aus / rusak, O Ring Suppresion aus / rusak 2.6.8. Independent Brake rusak - Membrane robek - Valve Unit bocor karena kotoran. Maka bongkar dan bersihkan - Independent ngerem terus. Valve unit terlalu panjang karena Mur kendor - Independent tidak bisa untuk Release. Pen penekan rusak , pegas aus atau Quick Release rusak 2.6.9. Deadman tidak normal - Brake pipa tidak bisa membuang / melepas Membrane P2A robek Choke pada P2A tersumbat / tidak lancer
25
Choke pada briket / blok tidak lancer - Brake Pipa membuang terus Magnet SCMV tidak ada arus Valve magnet SCMV macet Kran bocor - Suling / wistle tidak bunyi. Stelan kurang tepat , kendor dan Wistle kotor 2.6.10. Over speed tidak normal / membuang terus
Sinyal GPS belum kuat
Magnet tidak ada arus
Kran bocor
26
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Lokomotif CC 201 merupakan lokomotif yang di produksi sudah cukup lama dengan kontruksi yang ramping dan berat 84 ton serta daya 1950 hp. Sistem pengereman pada lokomotif CC201 masih menggunakan sistem pengereman udara tekan atau yang biasa disebut dengan Air Brake Sistem. Sistem pengereman ini menggunakan udara yang dimampatkan sampai tekanan udara tinngi dan tekanan udara ini yang digunaka untuk mendorong atau menekan blok rem. Sehingga daya rem menjadi kuat dan masih berfngsi hingga saat ini. Perawatan sistem pengereman pada lokomotif CC 201 dilakukan dengan pengecekan di beberapa komponen serta pergantian komponen apabila ada kerusakan. Jenis gangguan yang serng terjadi pada sistempengereman lokomotif CC 201 ini adalah rem pada lokomotif maupun rangkaiaan tidak dapat dilepas atau sebaliknya yaitu tidak dapat di rem. Hal ini disebabkan karena O ring dan membran yang terdapat di dalam komponen rusak. 3.2 SARAN Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan : 3.2.1 Harus berhati - hati dan teliti dalam melakukan pekerjaan ketika memeriksa
sistem pengereman pada lokomotif. 3.2.2 Selalu mengecek komponen – komponen sistem pengereman hingga detail pada bagian terkecil pada komponen.
27
DAFTAR PUSTAKA
Supama. 2013. Air Brake System Lokomotif Diesel Elektrik. PT. KERETA API INDONESIA Hidayat E. 2013. Pengoperasian dan Pengetahuan Ganguan Lomotif CC201 / CC203. PT. KERETA INDONESIA
28