Laporan PKL Kelompok 1 (Debora, Mona, Jely) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) PEMERIKSAAN URIN MENGGUNAKAN ALAT SIEMENS CLINITEX ADVANTUS DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT SANTA MARIA PEKANBARU



DISUSUN OLEH : Birgita Anna Debora JelySyaputriSimorangkir Mona YuliartaDoloksaribu



PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN AKADEMI KESEHATAN JOHN PAUL II PEKANBARU PEKANBARU 2018



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK AKADEMI KESEHATAN JOHN PAUL II PEKANBARU 2018 Disetujui Oleh :



DOSEN PEMBIMBING PRAKTIK PKL



CLINICAL INSTRUCTOR (CI)



Karolina R., M. Farm, Apt NIDN. 1005068501



HELEN PURBA, Amd,AK



KEPALA INSTALASI LABORATORIUM



NIP.



Diketahui Oleh : DIREKTUR AKADEMI KESEHATAN JOHN PAUL II PEKANBARU



DIREKTUR RUMAH SAKIT SANTA MARIA



ANNA MARIA, M.Pd NIDN. 101906660



Dr. ARIFIN NIP. 094-99T



AKADEMI KESEHATAN JOHN PAUL II PEKANBARU 2018



2



KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya yang telah memampukan kami dapat menyelesaikan praktik kerja lapangan yang telah dilaksanakan mulai tanggal 5 Maret sampai dengan 13 April 2018 di Laboratorium Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. Dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL), mahasiswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang diantaranya mampu mengenal dunia kerja dan mampu menerapkan teori dan praktik yang dipelajari di kampus serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama di bidang laboratorium. Dengan terlaksananya Praktik Kerja Lapangan (PKL) tidak terlepas dari dukungan maupun partisipasi dari berbagai pihak, sehingga kami dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan baik dan benar, oleh karena itu, Kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dokter Arifin, selaku Direktur Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. 2. Dokter Daniel, sebagai Kepala Laboratorium Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. 3. Helen Purba, Amd. AK., selaku Clinical Instructor selama PKL. 4. Anna Maria, M.Pd. selaku Direktur Akademi Kesehatan John Paul II Pekanbaru. 5. Karolina Rosmiati Hutagalung, M.Farm, Apt., selaku dosen pembimbing selama praktik kerja lapangan. 6. Orangtua yang telah memberikan motivasi baik secara moril maupun material. Kami menyadari bahwa laporan PKL ini belum sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pekanbaru, 12 April 2018 Penulis



3



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI ............................................................................................................... 4 DAFTAR GAMBAR......................................................Error! Bookmark not defined. BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................... 7 1.1



Latar Belakang ................................................................................................ 7



1.2



Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) .........Error! Bookmark not defined.



1.3



Manfaat Praktik Kerja Lapangan ...................Error! Bookmark not defined.



1.4



Ruang Lingkup PKL ......................................Error! Bookmark not defined.



BAB II. PROFIL RUMAH SAKIT ..............................Error! Bookmark not defined. 2.1



Sejarah Ringkas Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru .................................. 9



2.2



Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Santa Maria ............................................ 9



2.2.1



Visi.................................................................................................................. 9



2.2.2



Misi ................................................................................................................. 9



2.2.3



Motto ............................................................................................................ 10



2.3



Struktur Organisasi Laboratorium Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru .... 11



2.4



Letak ..............................................................Error! Bookmark not defined.



2.5



Alur Pelayanan Instalasi ................................Error! Bookmark not defined.



2.5.1



Ketentuan umum pelayanan Laboratorium : .Error! Bookmark not defined.



2.6



Instrumen Pemeriksaan di Instalasi Laboratorium ....................................... 16



2.6.1



Alat- Alat Penunjang .................................................................................... 17



2.6.2



Jenis Pemeriksaan Dengan Menggunakan Rapid Test ................................. 18



BAB III. HASIL KEGIATAN PKL ........................................................................ 18 3.1



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.2



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.3



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.4



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



4



3.5



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.5.1



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.5.2



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.5.3



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.5.4



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.5.5



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.5.6



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.5.7



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.5.8



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



3.6



.......................................................................Error! Bookmark not defined.



BAB IV. PENUTUP .......................................................Error! Bookmark not defined. 4.1



Kesimpulan ....................................................Error! Bookmark not defined.



4.2



Saran ..............................................................Error! Bookmark not defined.



DAFTAR PUSTAKA .....................................................Error! Bookmark not defined.



5



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 ............................................................................................................. 5 Gambar 2.2 .............................................................................................................. 6 Gambar 2.3 .............................................................................................................. 7



6



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi saat ini sangat pesat seiring dengan peningkatan kebutuhan layanan yang cepat dan efisien. Begitupula dengan perusahaanperusahaan di Indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk menopang kualitas maupun produktivitas usaha tersebut. Dalam hal ini kita menyadari sumber daya manusia merupakan modal utama dalam kegiatan tersebut. Maka dilihat dari segi kualitas, tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik. Salah satu caranya adalah memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kerja dengan mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan. PKL adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa dalam memperoleh pengalaman praktik pada berbagai aspek dari bidang analis kesehatan terutama perkembangan teknologi di bidang pemeriksaan laboratorium kesehatan. Kegiatan PKL ini juga bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktikkan teori yang diperoleh pada setiap tahap pendidikan, disertai dengan sikap profesional di bidang laboratorium. Hal ini dilakukan agar diperoleh lulusan tenaga analis kesehatan yang telah siap bekerja di laboratorium terutama laboratorium kesehatan. Oleh karena itu prodi DIII Ahli Teknologi Laboratorium Medik John Paul II Pekanbaru meletakkan porsi yang cukup besar di dalam kurikulum untuk Praktik Kerja Lapangan yaitu 7 SKS. Mengingat sangat pentingnya hasil dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, dipandang perlu untuk membuat laporan dalam rangka melatih mahasiswa agar mampu menyampaikan informasi dari seluruh kegiatan yang dilakukan dalam bentuk laporan yang baik dan objektif, sehingga diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan memberikan gambaran mengenai keadaan kerja lapangan yang sesungguhnya.



7



1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1. Menjalin dan meningkatkan kerjasama antara Akademi Kesehatan John



Paul II



Pekanbaru dengan Rumah Sakit. 2. Mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan bidang keahlian analis kesehatan pada dunia kerja. 3. Mendapatkan masukan sesuai tuntutan dunia kerja dan perkembangan teknologi untuk penyempurnaan kurikulum. 1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan 1. Terjalinnya hubungan yang sinergis dan dinamis antara Akademi Kesehatan John Paul II Pekanbaru dengan Rumah Sakit. 2. Mendapatkan pengalaman dan wawasan setelah pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan. 1.4 Ruang Lingkup PKL Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan adalah Administrasi Laboratorium, Bank Darah Rumah Sakit, Laboratorium Hematologi, Laboratorium Kimia Klinik, Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. PKL dilaksanakan di Rumah Sakit Santa Maria dari tanggal 5 Maret 2018 – 13 April 2018.



8



BAB II. PROFIL RUMAH SAKIT



2.1 Sejarah Ringkas Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru Sejarah pendirian Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru berawal dari sebuah balai pengobatan sederhana pada tanggal 11 November 1964 dan menjadi Rumah Sakit Santa Maria pada tanggal 09 Oktober 1974. Badan hukum Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru adalah Yayasan. Awalnya rumah sakit dan unit pendidikan berada dalam naungan Yayasan Prayoga cabang Riau.Sejak 24 Juli 2002 Mrg. Martinus Dogma Situmorang, OFM. Cap selaku Uskup Padang mendirikan Yayasan Salus Infimorum yang khusus membawahi unit kesehatan (salah satunya adalah Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru) terpisah dari unit pendidikan. Ketua Pengurus Yayasan berurutan dijabat oleh : 1. P. Aldo La Ruffa, SX (1965-1981) 2. P. G. Arnoldi, SX (1981-1982) 3. P. DR. Yohanes Halim, Pr (1982-1996) 4. Rm. Antonius Konseng, Pr, M. Sc (1996-saat ini) Sedangkan Direktur secara berurutan dijabat oleh : 1. Dr. TH. A, Christian (1974-1978) 2. Dr. Intan Handoyo (1978-1983) 3. Dr. S. Halim (1983-1998) 4. Dr. Akmal (1998-2002) 5. Dr. Arifin (2002-saat ini)



2.2 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Santa Maria 2.2.1 Visi Menjadi Rumah Sakit dengan mutu pelayanan terbaik di Sumatera.



2.2.2 Misi a. Memberikan pelayanan prima yang berorientasi pada keselamatan pasien b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia c. Meningkatkan sarana dan prasarana d. Mengembangkan kemitraan e. Mengupayakan biaya yang efisien



9



2.2.3 Motto “Serviam in caritate” (Melayani dengan kasih)



10



2.3 Struktur Organisasi Laboratorium Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru



DIREKTUR



WAKIL DIREKTUR



KEPALA INSTALASI LABORATORIUM KLINIK SMF KEPALA UNIT BDRS



KEPALA UNIT LABORATORIUM KLINIK



SUPERVISIOR BDRS SUPERVISOR LABORATORIUM Penanggung Jawab BDRS



Penanggung Jawab ADMINISTRASI



Penanggung Jawab MIKROBIOLOGI



Penanggung Jawab Hematologi-Hemostasis



He Penanggung Jawab Reagen, Sarana/ Prasarana Alat



Penganggung Jawab IMUNOSEROLOGI



Penanggung Jawab Kimia Klinik Urinalisa



1. Direktur Tugas dan wewenang: 



Bertanggung jawab langsung pada pemilik rumah sakit ( Direktur PT).







Diangkat dan dipekerjakan langsung oleh rumah sakit ( Direktur PT).







Direktur merupakan penanggung jawab penuh terhadap kemajuan atau kemunduran manajemen rumah sakit.







Membuat RPK ( Rencana Pelaksanaan Kegiatan).



11







Pelayanan, administrasi, keuangan, evaluasi dan pelaporan meliputi pelaksanaan visi, misi dan strategi kepada seluruh jajaran manajemen.







Membawahi langsung dan memiliki wewenang penuh untuk memerintah dan mengarahkan wakil direktur dan bagian-bagian yang ada di rumah sakit.







Bertanggung jawab terhadap pembuatan rencana kegiatan semesteran dan tahunandan pengawasan terhadap pelaksanaannya.







Menetapkan usulan strategis untuk pengembangan rumah sakit sesuai ilmu pengetahuan bersama dengan wakil direktur serta merancang sumber pendapatan dan belanja rumah sakit bersama jajaran manajemen rumah sakit.







Bertanggung jawab terhadap kemajuan, kelangsungan, keuangan, dan operasional rumah sakit secara menyeluruh.







Bertanggung jawab sebagai pengambil keputusan-keputusan strategis dalam rumah sakit (Decission maker).







Siap dan mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah besar yang timbul dalam manajemen rumah sakit (Problem solving).







Mampu menjalankan, menterjemahkan keinginan dan perintah dari pemilik rumah sakit serta mampu memadukan ide-ide pribadi yang akan menjadi operasional rumah sakit ke depan.







Membuat laporan-laporan rutin pada pemilik dan membuat laporan pertanggung jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh rumah sakit.



2. Wakil direktur Tugas dan wewenang: 



Bertanggung jawab langsung bersama direktur pada pemilik rumah sakit (Direktur PT).







Diangkat dan dipekerjakan langsung oleh Rumah Sakit ( Direktur PT).







Bersama direktur mengangkat kepala bagian rumah sakit.







Wakil direktur merupakan penanggung jawab penuh operasional manajemen rumah sakit.







Membantu direktur membuat RPK ( Rencana Pelaksanaan Kegiatan).



12







Bertanggungjawab bersama direktur atas pelayanan, administrasi, keuangan, evaluasi, dan pelaporan meliputi pelaksanaan visi, misi, dan strategi kepada seluruh jajaran manajemen.







Memiliki wewenang penuh untuk memerintah dan mengarahkan Bagian-bagian yang ada di rumah sakit







Bertanggung jawab bersama direktur terhadap pembuatan rencana kegiatan semesteran dan tahunan dan pengawasan terhadap pelaksanaannya.







Menetapkan bersama wakil direktur dalam usulan strategis untuk pengembangan rumah sakit sesuai dengan ilmu pengetahuan, merancang sumber pendapatan dan belanja rumah sakit dibantu jajaran manajemen.







Bertanggung jawab bersama direktur terhadap kinerja, laporan-laporan pertanggung jawaban kerja terhadap bagian-bagian pelayanan di rumah sakit.







Bertanggung jawab bersama terhadap kemajuan, kelangsungan, keuangan, dan operasional rumah sakit secara menyeluruh.







Bertanggung jawab bersama direktur sebagai pengambil keputusan-keputusan strategis dalam rumah sakit (Decission maker)







Mampu menjalankan bersama direktur, menterjemahkan keinginan dan perintah dari pemilik rumah sakit serta mampu memadukan ide-ide pribadi yang akan menjadi operasional rumah sakit ke depan.







Membuat laporan-laporan bersama direktur rutin pada pemilik dan membuat laporan pertanggung jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh rumah sakit.



3. Kepala Instalasi Laboratorium Klinik 



Menyusun rencana bisnis anggaran, prosedur kerja dan program kerja.







Mengorganisasi dan mengendalikan pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi seluruh program kerja sesuai dengan rencana bisnis dan anggaran.







Mengembangkan struktur organisasi dan personalia pendukung dengan diskripsi kerja yang jelas sesuai kebutuhan pengembangan.







Melakukan koordinasi kerjasama antara laboratorium klinik dengan pihak-pihak lain.







Mengesahkan



prosedur



pelaksanaan



pengembangan, dan layanan laboratorium.



13



kegiatan



praktikum,



penelitian



dan







Mengusulkan tarif jasa layanan pelatihan, layanan analisis laboratorium dan layanan-layanan laboratorium sejenis untuk diwujudkan dalam SK Rektor UNS.







Menyusun dan menyiapkan laporan pelaksanaan tugas Mempertanggung jawabkan dan melaporkan keuangan laboratorium sesuai dengan ketentuan yang berlaku.







Bertanggungjawab



terhadap



semua



kegiatan



laboratorium



dan



kelancaran



manajemen laboratorium klinik rumah sakit.



4. Kepala Unit Laboratorium Klinik Tugas dan wewenang : 



Menetapkan sistem manajemen mutu di unit laboratorium serta menentukan jenis dan jumlah pelayanan komponen laboratorium meliputi jenis pemeriksaa, sumber daya manusia, reagen, alat, dan sarana prasarana penunjang lainnya.







Melakukan kegiatan koordinasi dan supervisi kegiatan pelayanan unit laboratorium dari tahap pra analitik, analitik, dan post analitik.







Melakukan pembinaan bagi staf dan pelaksana teknis laboratorium.







Melakukan evaluasi terhadap pelayanan kebutuhan unit laboratorium.







Bertanggungjawab langsung kepada direktur rumah sakit.







Menentukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan untuk staf unit laboratorium.







Melakukan komunikasi antar staf yang ada di bawahnya untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang telah ditetapkan.



5. Kepala Unit BDRS Tugas dan wewenang : 



Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelayanana dan pengembangan kebutuhan darah.







Merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan pelayanan bank darah.







Melacak penyebab terjadinya reaksi transfusi darah.







Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas BDRS dalam pendidikan dan pelatihan di bidang transfuse darah.







Mengupaya peningkatkan kualitas pelayanan transfusi darah di rumah sakit.







Meningkatkan mutu pelayanan darah sesuai dengan hasil analisa data, evaluasi serta perkembangan kebutuhan masyarakat.



14







Melaksanakan penelitian praktis untuk peningkatan mutu pelayanan transfusi darah.







Melakukan pencatatan dan pelaporan.







Menyelenggarakan dan memelihara kegiatan administrasi dan pelayanan.







Menyiapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) setiap langkah kegiatan







Menentukan keputusan berkenan dengan kebijakan pelayanan dan pengembangan bank darah.







Mengusulkan rencana/program pengembangan BDRS sesuai kebutuhan.







Memberikan teguran dan peringatan kepada staf/karyawan yang tidak disiplin dan akan meneruskan kepada Kepala Bidang Penunjang Medis jika teguran terakhir tidak diindahkan.







Mengajukan permintaan bahan dan perlengkapan ALKES (logistik).







Menolak sampel pemeriksaan rujukan dari luar yang tidak layak periksa dan merekam alasan penolakan.







Merekam daftar hadir staf, membina dan menjaga disiplin kerja BDRS.







Bertanggung jawab kepada Kasi Penujang Medis atas kelancaran pelaksanaan dan pengembangan BDRS.



15



2.4 2.4.1



Instrumen Pemeriksaan di Instalasi Laboratorium Instrumen Utama di Instalasi Laboratorium



No



Nama Alat



Fungsi



1.



Sysmex XT2000i



Hematologi



2.



3



4



5



6 7 8



Jenis Pemeriksaan



Leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, MCV, MCH,. MCHC, trombosit, diffcount (neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, basofil. Retikulosit) Sysmex XNHematologi Leukosit, eritrosit, 350 hemoglobin, hematokrit, MCV, MCH, MCHC, trombosit, diffcount (neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, basofil. Retikulosit), cairan otak, asites, pleura. Dimesion Kimia Klinik SGOT, SGPT, ureum, EXL 200 kreatinin, asam urat, kolesterol, LDL, HDL, trigliserida, elektrolit, glukosa, CK, CKMB, total protein, bilirubin, albumin Vitros 250 Kimia Klinik SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, asam urat, kolesterol, LDL, HDL, trigliserida, elektrolit, glukosa, CK, CKMB, total protein, bilirubin, albumin, Alkali Phospat Immulite Imunoserologi PSA, CA 125, CA 153, 1000 CA 19-9, AFP, CA 72-4, CEA (Penanda Tumor) Sysmex CA- Hemostasis Prothrombin time, APTT, 50 Fibrinogen. Irma Tru Analisa Gas PH, PCO2, PO2, Pont Darah hematokrit, elektrolit. DCA Kimia Klinik HbA1c Vantage Analyzer



9



Clinitex Advantes



10



Nycocard



Urin Rutin



Glukosa, Bilirubin, Keton, Blood, PH, Protein, Urobilinogen, Nitrit, dan Leukosit, BJ. CRP kuantitatif, D-dimer,



16



Sampel



Keterangan



Darah EDTA



Darah EDTA



Serum



Serum



Serum



Serum Darah arteri (Heparin) Darah EDTA, darah Kapiler Urin Pagi 24 jam, Urin sewaktu. Serum,



Tabung Citrat



Reader II 11 12 13.



Bact/ Alert Mikrobiologi 3D 60 Vitek 2 Mikrobiologi compact Vidas Immunologi



HbA1c dan albumin. Kultur Darah



mikro whole blood Darah



Uji sensitivitas Bakteri Serum



2.4.2 Instrumen Penunjang di Instalasi Laboratorium No Nama Alat Fungsi Jenis Pemeriksaan 1 Oven Mikrobiologi Sterilisasi tabung reaksi, objek glass, deck glass, kidney dish. 2 Autoklaf Mikrobiologi Sterilisasi 3 Medical Penyimpanan Semua jenis Refrigerator Reagen pemeriksaan yg menggunakan reagen. 4 Laminar Air Mikrobiologi BTA, Kultur PUS, Flow Inokulasi Bakteri. 5 Inkubator Mikrobioogi Menginkubasi Media yang sudah di inokulasi. 6 Mikroskop Mikrobiologi Pengenalan Bakteri, BTA, Sedimen urin, Feces dan Gambaran darah tepi.



7



8



9



Sampel



Keterangan



Tabung reaksi



Media



Urin, Pus, Sputum Media yang telah di inokulasi. Preparat Bakteri, Sediaan apus darah tepi, preparat media, preparat sperma, urin dan feces Centrifuge Pemisahan - Memisahkan sel - Darah Tabung darah merah kimia dengan serum. Memisahkan - Urin supernatant dengan sedimen. Rotator Menghomogenkan Menghomogenkan Serum reagen dengan sampel. Contoh: Tubex dan widal. Tube Sealer Memisahkan Memutuskan Kantong 17



XS 1010



10



Centrifuge 12 S II



11



Inkubator 37 Inkubasi S II



12



Plasma Expressor



Pemisahan



13



Blood Bank



Penyimpanan



2.5



Pemisahan



selang yang ada pada kantong darah. Memisahkan sel darah merah dengan serum Untuk menginkubasi sampel Untuk memisahkan plasma dengan sel darah merah Menyimpan darah yang sudah dan yang belum di crossmatch.



darah



Darah



Darah



Darah



Darah



Jenis Pemeriksaan Dengan Menggunakan Rapid Test



1. HBS Ag



11. Anti HAV Ig M



2. Anti HBS



12. Anti HCV



3. HIV



13. Anti HBe



4. NS1



14. Hbe Ag



5. TB Test



15. Anti HBC



6. DHF



16. Anti HBC Ig M



7. Pregnancy Rapid Test



17. Troponin I



8. Kadar Obat Dalam Urin 9. Darah samar



BAB III. HASIL KEGIATAN PKL 3.1



Pengertian Urin Urin atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan



oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk



18



menjaga hemeostasis cairan tubuh. Urine disaring didalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Gandasoebrata, 2007). 3.2



Memilih Sampel Urin



3.2.1 Urin Sewaktu Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urin sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus (Gandasoebrata, 2007). 3.2.2 Urin Pagi Urine pagi adalah urin yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin pagi lebih pekat daripada urin siang sehingga cocok untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dll. Baik untuk pemeriksaan kehamilan berdasarkan adanya hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) di dalam urin (Gandasoebrata, 2007). 3.2.3 Urin Postprandial Urine posprandial adalah urin yang pertama kali dilepaskan 1,5-3 jam setelah makan. Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria (adanya glukosa di dalam urin) (Gandasoebrata, 2007).



3.2.4 Urin 24 Jam Adanya urin 24 jam itu ditampung secara terpisah-pisah dalam beberapa botol. Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 atau lebih yang dapat ditutup baik dan botol harus bersih (Gandasoebrata, 2007). 3.3



Wadah Urin



19



Botol penampung (wadah) urin harus bersih dan kering. Adanya air dan kotoran dalam wadah mendakan adanya kuman-kuman yang dapat berkembang biak dalam urine. Wadah urin yang baik memiliki kriteria berupa gelas bermulut lebar yang dapat ditutup rapat, sebaiknya urin dikeluarkan langsung ke dalam wadah itu. Beri label yang jelas pada wadah tersebut dengan keterangan; nama orang, alamat, jenis urin, dan pengawet yang dipakai (Gandsoebrata, 2007). 3.4



Jumlah Urin Mengukur jumlah urin bermanfaat untuk menentukan faal ginjal, kelainan



dalam keseimbangan cairan badan dan berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semi kuantitatif urin. Jumlah urin dewasa normal dalam 24 jam antara 800-1300 ml (Gandasoebrata, 2007). 3.5



Warna Urin Warna urin bermakna karena kadang-kadang didapat kelainan yang berarti



untuk klinik. Nyatakanlah warna urin seperti; tidak bewarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat bercampur hijau, putih serupa susu (Academia, 2017). 3.6



pH Urin



Penetapan pH berguna dalam gangguan keseimbangan asam-basa penetapan itu memberi kesan tentang keadaan dalam tubuh. pH normal urin adalah 4,5-7,5.



3.7



Parameter Pemeriksaan Urin 1. Leukosit Dalam keadaan normal, jumlah leukosit dalam urine adalah 0-4 sel. Peningkatan jumlah



leukosit di dalam urine dapat menandakan adanya peradangan, infeksi atau tumor. 2. Nitrit



20



Di dalam urine normalnya terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme protein. Jika terdapat infeksi saluran kemih (urinary tract infection) oleh bakteri Enterobacter sp., Citrobacter sp., Escherichia sp., Proteus sp., dan Klebsiella sp. 3. Urobilinogen Bilirubin terkonjugasi disimpan oleh hati ke dalam empedu, dikeluarkan ke dalam sistem usus melalui saluran-saluran empedu, kegiatan bakteri di dalam sistem usus tersebut mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sebanyak 50% urobilinogen yang dibentuk dalam usus diserap kembali ke dalam sirkulasi pengangkutan dan dikeluarkan kembali oleh hati. Biasanya dalam jumlah kecil dikeluarkan dalam urine, dan paling besar melalui feses. Peningkatan urobilinogen dalam urine ditingkatkan oleh suatu keadaan yang menyebabkan peningkatan dalam produksi bilirubin dan suatu penyakit yang mencegah hati dari perpindahan kembali urobilinogen yang diserap kembali dari sirkulasi pengangkutan. Penyakit tersebut dapat berupa hepatitis, peradangan pada hati, sirosis, dsb. 4. Protein Biasanya tidak ada protein yang terdeteksi pada urinalisis. Adanya protein dalam urine disebut dengan proteinuria. Proteinuria menunjukkan kerusakan pada ginjal, adanya darah dalam urine ataupun infeksi bakteri. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria yaitu penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati akibat diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi dan infeksi saluran kemih. 5. pH pH merupakan parameter pemeriksaan keasaman air seni. pH urine pada orang normal adalah 4,8-7,4. pH dibawah 7,0 disebut dengan asam (acid) dan pH diatas 7,0 disebut basa (alkali). Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan urine menjadi basa, misalnya diet vegetarian, muntah hebat, infeksi saluran kemih oleh bakteri Pseudomonas sp. Dan Proteus sp., terapi obat-obatan tertentu, ataupun gangguan proses pengasaman pada bagian tubulus ginjal. Sebaliknya, pH urine bisa menjadi rendah atau asam dijumpai pada pasien dengan penyakit diabetes, demam, asidosis sistemik, dan terapi obat-obatan tertentu.



6. SG (Specific Gracvity) /Berat Jenis Berat jenis dipengaruhi oleh tingkat keenceran urine. Pada orang normal, berat jenis urine adalah 1,015-1,025. Seberapa banyak seseorang minum dan berkemih akan mempengaruhi berat jenis urine; semakin banyak berkemih, akan semakin rendah BJ, demikian sebaliknya apabila semakin sedikit seseorang berkemih, maka BJ akan semakin



21



tinggi. Adanya protein dan glukosa di dalam urine juga dapat meningkatkan BJ urine. Jika terdapat protein di dalam urine, maka setiap 1% proteinuria BJ akan bertambah 0,003. Jika terdapat glukosa di dalam urine, maka setiap 1% glukosuria BJ akan bertambah 0,004. 7. Glukosa Biasanya glukosa tidak ditemukan di dalam urine. Adanya glukosa dalam urine harus diwaspadai adanya gangguan ataupun penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia, maka kemungkinan adalah diabetes, sindrom Cushing, gangguan pankreas, ataupun kelainan sistem syaraf pusat. 8. Eritrosit Dalam keadaan normal, terdapat 0 – 2 sel eritrosit dalam urine. Jumlah eritrosit yang meningkat menggambarkan adanya trauma atau perdarahan pada ginjal dan saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal. 9. Bilirubin Bilirubin adalah produk perombakan hemoglobin (zat warna merah darah) oleh selsel retikuloendotel yang tersebar di seluruh tubuh. Bilirubin semula bersifat tidak larut air, kemudian oleh hati dikonjugasi sehingga larut air. Selanjutnya, bakteri-bakteri dalam usus akan mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Karena proses oksidasi, urobilinogen berubah menjadi urobilin, suatu zat yang memberikan warna yang khas pada urine. Dalam keadaan normal bilirubin tidak ada dalam urine. Adanya bilirubin dalam urine (bilirubinuria) menggambarkan kerusakan sel hati (misalnya hepatitis) atau sumbatan saluran empedu.



3.8



Alat Pemeriksaan Urin



3.8.1 Clinitex Advantus Urinalysis



22



Clinitex Advantus TM Urinalysis adalah alat semi-otomatis. Reagen untuk pemeriksaan utinalysis seperti MULTISTIX® 10 SG. Strip diagnostik siemens berisi reagen untuk pengujian glukosa,bilirubin, ketin (asam acetoacetic), berat jenis, darah samar, pH, protein, urobilinogen, nitrit, dan leukosit. Sistem Clinitek Advantus ditujukan untuk pemeriksaan yang dilakukan hanya dilingkungan laboratorium sebagai diagnostik in vitro (siemens medical Solution Diagnostic 2007).



3.8.2 Multistix®10 SG/ strip diagnostik



Multistix reagen diagnostik ini berupa strip plastik tipis yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang akan diperiksa. Multistix



23



merupakan analisis kimia cepat untuk mendiagnosa berbagai penyakit.Uji kimia yang tersedia pada multistix ini umumnya adalah : glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit.



3.9



Prosedur Pemeriksaan Urin Rutin Dengan Alat Clinitex Advantus



Alat dan Bahan 



Tabung reaksi







Mikroskop







Objek glass







Deck glass







Multistix® 10 SG







Urine



Prosedur Kerja : A. Pemeriksaan Makroskopis  Periksa kesesuaian identitas pasien pada blanko dan barcode.  Masukkan urin kedalam tabung reaksi hingga batas ¾tabung.  Amati warna dan kejernihan/ kekeruahan urine.  Catat hasil B. Pemeriksaan Kimia Urin  Tekan menu ID pada display alat Siemens Clinitex Advantus.  Lengkapi ID pasien yaitu nomor lab pasien ditambah kode alat (20).  Celupkan multistik ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel urin hingga semua strip test terendam.  Tiriskan multistik pada tisu untuk membuang kelebihan urin pada multistik.  Tekan enter pada alat.  Letakkan multistik pada meja alat.  Multistik akan terdorong kedalam alat.  Hasil akan terprin secara otomatis.



3.10 Pemeriksaan Mikroskopis



24







Sampel urin dicentrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.







Bagian supernatan dibuang, hingga didapatkan endapan.







Teteskan endapan pada objek glass, lalu tutup dengan deck glass.







Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40 x







Catat hasil pengamatan.



25



26