Laporan Praktikum Genetika Imitasi Perbandingan Genetik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN GENETIKA



ACARA I IMITASI PERBANDINGAN GENETIK



DISUSUN OLEH:



NAMA



: Debby Nuradelia



NIM



: E1A020015



KELAS



: A/IV



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2022



ACARA I IMITASI PERBANDINGAN GENETIK



A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum : Untuk membuktikan suatu percobaan dengan menggunakan Chi Square Test. 2. Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 25 Mei 2022 3. Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi 2 FKIP, Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI Keanekaragaman gen adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup dalam satu spesies. Perkembangan ilmu pengetahuan mempermudah mendeteksi keragaman genetik suatu individu berbasis molekuler. Secara umum keanekaragaman genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen dari satu tempat ke tempat lain (Carlen, Yuda, & Zahida, 2015: 1). Genetika merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada mahluk hidup. Kata genetika sendiri pertama kali diperkenalkan oleh William Bateson sebagai cabang baru dalam ilmu biologi, ilmu genetika telah lama diterapkan oleh nenek moyang kita melalui proses seleksi buatan. Nenek moyang kita mendomestifikasi tumbuhan dan hewan liar dan kemudian melakukan persilangan untuk memperoleh hewan atau tumbuhan dengan sifat yang diinginkan (Artanada & Savitri, 2018: 2). Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid. Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus (Wijayanto, Hidayat, & Hasan, 2013: 1).



C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Alat tulis. b. Kantong baju praktikum. 2. Bahan a. Kancing genetik.



D. LANGKAH KERJA Adapun langkah kerja dari praktikum ini, adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu. 2. Mengambil masing-masing 6 biji kancing genetik pada warna putih dan merah. 3. Membagi kancing genetik dengan 6 biji warna merah dan putih si setiap genggam tangan, satu tangan berisi 3 merah dan 3 putih. 4. Memasukkan masing - masing biji yang di genggam ke dalam kantong baju praktikum (jas lab) kiri dan kanan yang di gunakan. 5. Mengocok dan mengambil satu biji random chance probability dari masing- masing kantong dengan tangan kanan dan tangan kiri dalam waktu yang bersamaan dan tanpa melihat ke dalam kantong. Kantong – kantong tadi dianggap sebagai individu jantan dan betina dalam perkawinan. Sepasang biji random chance probability dianggap sebagai zigot yang terbentuk. 6. Menaruh kembali kancing genetik ke dalam kantong masing – masing dan ulangi langkah 5 sebanyak 100 kali. 7. Mencatat hasil yang telah di amati. 8. Merapikan dan meletakkan kembali alat dan bahan ke tempatnya.



E. HASIL PENGAMATAN 1. Tabel hasil pengamatan a.



Persilangan monohibrid 1. Dominasi penuh (3:1) Pengambilan



Jumlah



100



MM



mm



77



23



Keterangan: MM = Merah. mm = putih. 2. Dominasi tak penuh (1:2:1) Pengambilan 100



Jumlah MM



Mm



Mm



22



56



22



Keterangan: MM = Merah. Mm = Merah muda. mm = putih. b. Persilangan dihibrid 1. Dominasi penuh (9:3:3:1) Pengambilan 100



Keterangan: M = merah. m = putih. B = hijau. b = kuning .



Jumlah MMBB



MMbb



mmBB



mmbb



59



26



11



4



MMBB = merah hijau. MMbb = merah kuning. mmBB = putih hijau. mmbb = putih kuning. 2. Dominasi tak penuh (1:2:1:2:4:2:1:2:1) Diambil



100



Jumlah MMBB



MMBb



MMbb



MmBB



MmBb



7



13



8



8



28



Mmbb



mmBB



mmBb



mmbb



13



7



13



3



Keterangan: M = merah. m = putih. B = hijau. b = kuning.



F. ANALISIS DATA 1. Persilangan monohibrid a.



Dominasi penuh (3:1) MM



mm



Diperoleh (o)



77



23



Diramal (e)



75



25



Deviasi (o-e)



2



-2



3



• Merah (MM) = × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 4



3



= × 100 4



= 75 1



• Putih (mm) = × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 4



1



= × 100 4



=25 • Deviasi MM = o-e =77-75 =2 • Deviasi mm = o-e = 23-25 = -2 



df = n-1 = 2-1 =1



-



x2h =



-



x2h =



∑(𝑑)2 𝑒 (𝑑𝑀)2



+



𝑒(𝑀) (2)2



(𝑑𝑚𝑚)2 𝑒(𝑚𝑚)



−22



-



x2h =



-



x2h =



-



x2h = 0,53 + 0,16



-



x2h = 0,69 (VALID)



75 4 75



+



+



25



4 25



b. Dominasi tak penuh (1:2:1) MM



Mm



mm



Diperoleh (o)



22



56



22



Diramal (e)



25



50



25



Deviasi (o-e)



-3



6



-3



• Merah (MM)



1



= × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 4 1



= × 100 4



= 25



2



• Merah muda (Mm) = × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 4 2



= × 100 4



= 50 1



• Putih (mm)



= × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 4 1



= × 100 4



= 25 • Deviasi MM



=o-e = 22 - 25 = -3



• Deviasi Mm



=o-e = 56 - 50 =6



• Deviasi mm



=o-e = 22 - 25 = -3







df = n-1 = 3-1 =2



-



x2h =



-



x2h =



-



x2h =



∑(𝑑)2 𝑒 (𝑑𝑀𝑀)2 𝑒(𝑀𝑀) (−3)2 25 9



+



36



+



(𝑑𝑀𝑚)2 𝑒(𝑀𝑚)



62 50



+



+



(𝑑𝑚𝑚)2 𝑒(𝑚𝑚)



(−3)2 25



9



-



x2h =



-



x2h = 0,36 + 0,72 + 0,36



-



x2h = 1,44 (VALID)



25



+



50



+



25



2. Persilangan dihibrid a.



Dominan penuh (9:3:3:1) MMBB MMbb mmBB mmbb Diperoleh (o)







59



26



11



4



Diramal (e)



56,25



18,75



18,75



6,25



Deviasi (o-e)



2,75



7,25



−7,75



−2,25



MMBB



= =



9 16 9 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 56,25 



MMbb



= =



3 16 3 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 18,75 



mmBB



= =



3 16 3 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 18,75 



mmbb



= =



1 16 1 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 6,25 



Deviasi MMBB



=o-e = 59 – 56,25 = 2,75







Deviasi MMbb



=o-e = 26 – 18,75 = 7,25







Deviasi mmBB



=o-e = 11 – 18,75



= -7,25 



Deviasi mmbb



=o-e = 4 – 6,25 = -2,25



-



x2h =



-



x2h =



∑(𝑑)2 𝑒 (𝑑𝑀𝑀𝐵𝐵)2



+



𝑒(𝑀𝑀𝐵𝐵) (2,75)2



(𝑑𝑀𝑀𝑏𝑏)2 𝑒(𝑀𝑀𝑏𝑏)



(7,25)2



-



x2h =



-



x2h =



-



x2h



-



x2h = 6,947 (VALID)



56,25 7,5625 56,25



+ +



18,75 52,56 18,75



+



+



(𝑑𝑚𝑚𝐵𝐵)2



+



𝑒(𝑚𝑚𝐵𝐵)



(−7,75)2 18,75



60,0625 18,75



+



+



+



(𝑑𝑚𝑚𝑏𝑏)2 𝑒(𝑚𝑚𝑏𝑏)



(−2,25)2 6,25



5,0625 6,25



= 0,134 + 2,80 + 3,203 +0,81



b. Dominasi tak penuh (1:2:1:2:4:2:1:2:1) MMBB



MMBb



MMbb



MmBB



MmBb



Mmbb



mmBB



mmBb



mmbb



Diperoleh (o)



7



13



8



8



28



13



7



13



3



Diramal (e)



6,25



12,5



6,25



12,5



25



12,5



6,25



12,5



6,25



Deviasi (o-e)



0,5



0,5



1,75



-4,5



3



0,5



0,75



0,5



-3,25







MMBB



= =



1 16 1 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 6,25 



MMBb



= =



2 16 2 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 12,5 



MMbb



= =



1 16 1 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 6,25







MmBB



= =



2 16 2 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 12,5 



MmBm



= =



4 16 4 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 25 



Mmbb



= =



2 16 2 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 12,5 



mmBB



= =



1 16 1 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 6,25 



mmBb



= =



2 16 2 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 12,5 



mmbb



= =



1 16 1 16



× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 × 100



= 6,25 



Deviasi MMBB



=o-e = 7 – 6,25 = 0,75







Deviasi MMBb



=o-e = 13 – 12,5 = 0,5







Deviasi MMbb



=o-e = 8 – 6,25 = 1,75







Deviasi MmBB



=o-e = 8 – 12,5 = -4,5







Deviasi MmBb



=o-e = 28 - 25 =3







Deviasi Mmbb



=o-e = 13 – 12,5 = 0,5







Deviasi mmBB



=o-e = 7 – 6,25 = 0,75







Deviasi mmBb



=o-e = 13 – 12,5 = 0,5







Deviasi mmbb



=o-e = 3 – 6,25 = -3,25



-



x2h =



-



x2h =



∑(𝑑)2 𝑒 (𝑑𝑀𝑀𝐵𝐵)2 𝑒(𝑀𝑀𝐵𝐵)



(𝑑𝑀𝑚𝑏𝑏)2 𝑒(𝑀𝑀𝑏𝑏)



-



x2h = +



+



(−3,25)2 6,25



(𝑑𝑀𝑀𝐵𝑏)2 𝑒(𝑀𝑀𝑏𝑏)



(𝑑𝑚𝑚𝐵𝐵)2



(0,75)2 6,25



+



𝑒(𝑚𝑚𝐵𝐵)



+



(0,5)2 12,5



+



+



+



(𝑑𝑀𝑀𝑏𝑏)2 𝑒(𝑚𝑚𝐵𝐵)



(𝑑𝑚𝑚𝐵𝑏)2 𝑒(𝑚𝑚𝑏𝑏)



(1,75)2 6,25



+



+



+



(𝑑𝑀𝑚𝐵𝐵)2 𝑒(𝑚𝑚𝑏𝑏)



+



(𝑑𝑀𝑚𝐵𝑏)2 𝑒(𝑀𝑀𝐵𝐵)



+



(𝑑𝑚𝑚𝑏𝑏)2 𝑒(𝑚𝑚𝑏𝑏)



(−4,5)2 12,5



+



(3)2 25



+



(0,5)2 12,5



+



(0,75)2 6,25



+



(0,5)2 12,5



0,5625



0,25



3,0625



20,25



9



0,25



0,5625



0,25



10,5625



-



x2h =



-



x2h = 0,09 + 0,02 + 0,49 + 1,62 + 0,36 + 0,02 + 0,09 + 0,02 + 1,69



-



x2h = 4,4 (VALID)



6,25



+



12,5



+



6,25



+



12,5



+



25



+



12,5



+



6,25



+



12,5



+



6,25



G. PEMBAHASAN Praktikum ini memiliki tujuan untuk membuktikan suatu percobaan dengan menggunakan Chi Square Test. Chi Square Test adalah cara yang dapat dipakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. enetika merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada mahluk hidup. Kata genetika sendiri pertama kali diperkenalkan oleh William Bateson sebagai cabang baru dalam ilmu Biologi, ilmu genetika telah lama diterapkan oleh nenek moyang kita melalui proses seleksi buatan. Nenek moyang kita mendomestifikasi tumbuhan dan hewan liar dan kemudian melakukan persilangan untuk memperoleh hewan atau tumbuhan dengan sifat yang diinginkan. Persilangan ialah menggabungkan dua sifat baik atau unggul dari dua tetua dalam satu individu atau populasi. Lebih lanjut dalam kegiatan pemuliaan, persilangan digunakan untuk membuat keragaman genetik pada suatu populasi misalnya jagung dengan harapan akan muncul fenotipe-fenotipe baru yang sifatnya berbeda dari kedua tetuanya. Persilangan terjadi secara alami pada tumbuhan menyerbuk terbuka dan untuk sebagian kecil tumbuhan menyerbuk sendiri. Pada tumbuhan menyerbuk sendiri, persilangan buatan telah dipraktikkan sejak lama sebelum dilakukan percobaan oleh Gregor Johann Mendel. Gregor Johann Mendel dikenal sebagai bapak genetika karena berhasil menemukan pola pewarisan sifat yang menjadi dasar ilmu genetika pada kacang kapri. Persilangan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu persilangan monohibrid dan dihibrid. Persilangan monohibrida adalah



persilangan yang dilakukan antara dua individu atau tumbuhan yang mempunyai perbedaan pada satu sifat. Dalam percobaannya Mendel melakukan persilangan di antara kacang kapri yang berbiji halus dengan kacang kapri yang bijinya berkerut. Persilangan tersebut melibatkan kacang kapri dengan satu sifat beda yaitu tekstur biji dan persilangan dihibrid adalah persilangan di antara dua individu dengan melibatkan dua sifat atau karakter yang diminati perbedaannya. Persilangan antara kacang kapri berbiji halus dan berwarna hijau dengan kacang kapri tekstur bijinya berkerut dan berwarna kuning adalah contoh persilangan dengan dua sifat beda. Sifat pertama adalah tekstur biji dan sifat kedua adalah warna biji. Hasil pengamatan dari persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid pada praktikum ini menunjukkan pada pengambilan 100 kali persilangan monohibrid dominan penuh menghasilkan 77 buah MM (merah) dan 23 buah mm (putih). Dan pada dominan tak penuh menghasilkan 22 buah MM (merah), 56 buah Mm (merah muda), 22 buah mm (putih). Sedangkan pengambilan 100 persilangan dihibrid pada dominan penuh menghasilkan 59 buah MMBB (merah hijau), 26 buah MMbb (merah kuning), 11 buah mmBB (putih hijau), dan 11 buah mmbb (putih kuning). Pada dominan tak penuh menghasilkan 7 buah MMBB, 13 buah MMBb, 8 buah MMbb, 8 buah MmBB, 28 buah MmBb, 13 buah Mmbb, 7 buah mmBB, 13 buah mmBb, 3 buah mmbb. Analisis data menunjukkan bahwa pada persilangan monohibrid dominansi penuh dengan perbandingan (3:1) dan dominansi tak penuh dengan perbandingan (1:2:1) menunjukkan hasil percobaan valid karena chi tabel berjumlah lebih besar dibandingkan dengan chi hitung. Sedangkan dari persilangan dihibrid pada percobaan dominansi penuh dengan perbandingan (9:3:3:1) menghasilkan data valid karena chi tabel berjumlah lebih besar yaitu 7,813 dari chi hitung yang berjumlah 6,947. Dan dominansi tak penuh dengan



perbandingan (1:2:1:2:4:2:1:2:1) percobaan dianggap valid karena chi hitung berjumlah lebih kecil yaitu 4,4 dibandingkan dengan jumlah chi tabel 7,813.



H. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan



hasil



pengamatan



dan



pembahasan,



dapat



disimpulkan bahwa: Percobaan yang dilakukan menggunakan biji genetik dengan chi square test pada persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid dapat diperoleh data yang valid, baik pada dominansi penuh maupun tak penuh karena chi hitung lebih kecil dari chi tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hasil sesuai dengan teori yang ada. 2. Saran Sebaiknya durasi waktu pelaksanaan praktikum ditambah lebih lama agar setiap acara pelaksanaan praktikum dapat di kerjakan dengan tenang.



DAFTAR PUSTAKA Artadana, I. B. M., & Savitri, W. D. (2018). Dasar-Dasar Genetika Mendel dan Pengembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Carlen, C. Y., Yuda, I. P., & Zahida, F. (2015). Keanekaragaman genetika dan identifikasi jenis kelamin lonchura fuscans secara molekuler. Jurnal Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Wijayanto, D. A. , Hidayat, R., & Hasan, M. (2013). Penerapan model persamaan diferensi dalam penentuan probabikitas genotif keturunan dengan dua sifat beda. Jurnal Ilmu Dasar, 14(2).



Scanned by TapScanner



Scanned by TapScanner



Scanned by TapScanner



Scanned by TapScanner



Scanned by TapScanner



Scanned by TapScanner