Laporan Praktikum Maserasi Kunyit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. JUDUL PRAKTIKUM Maserasi B. TUJUAN PRAKTIKUM - Mampu memahami penyaringan simplisia dengan cara maserasi - Mampu membuat ekstrak kering kental dengan cara maserasi - Mengetahui pengaruh perbedaan pelarut dan konsentrasi etanol terhadap rendeman ekstrak secara maserasi C. DASAR TEORI Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarutdan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas.Namun biasanya maserasi digunakan untuk mengekstrak senyawa yang tidak tahan panas (termolabil) atau senyawa yang belum diketahui sifatnya. Karena metoda ini membutuhkan pelarut yang banyak dan waktu yang lama. Secara sederhana, maserasi dapat kita sebut metoda “perendaman” karena memang proses ekstraksi dilakukan dengan hanya merendam sample tanpa mengalami proses lain kecuali pengocokan (bila diperlukan). Prinsip penarikan (ekstraksi) senyawa dari sample adalah dengan adanya gerak kinetik dari pelarut, dimana pelarut akan selalu bergerak pada suhu kamar walaupun tanpa pengocokan. Namun untuk mempercepat proses biasanya dilakukan pengocokan secara berkala.  Kelebihan Maserasi Seperti dijelaskan diatas maserasi dapat digunakan untuk jenis senyawa tahan panas ataupun tidak tahan panas. Selain itu tidak diperlukan alat yang spesifik, dapat digunakan apa saja untuk proses perendaman.  Kekurangan Maserasi Maserasi membutuhkan waktu yang lama, biasanya paling 3x24jam,disamping itu membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak. D. ALAT DAN BAHAN  Alat : 1. Maserator 2. Batang pengaduk 3. Kain flanel 4. Sarung tangan 5. Corong 6. Gelas ukur 7. Beakerglass 8. Cawan penguap  Bahan 1. Kunyit yang sudah kering dan bubuk 2. Etanol 70%



cepat



E. CARA KERJA 1. Timbang kunyit sebanyak 25gram, masuakan kedalam maserator 2. Tambahkan etano 70% sebanayak 50ml, aduk ad larut homogen 3. Tambahkan etanol 70% sebanyak 100ml, aduk ad larut homogen (lakukan sekali lagi) total etanol 70% 250ml 4. Diamkan selama 7 hari, sambil diaduk sesering mungkin 5. Kemudian serkai ekstarak kunyit dan ukur dapat merapa ml 6. Uapkan senyak 30ml sampai ¾ bagiannya F. DATA PENGAMATAN G. PEMBAHASAN Praktikum yang dilakukan adalah maserasi dengan sampel kunyit, pelarut yang digunakannya adalah etanol 70%. Kunyit yang digunakan sudah dalam keadaan halus atauserbuk yang bertujuan agar memperluas kontak antara zat aktif dengan pelarutnya sehingga zat aktif akan mudah tersari. Etanol 70% digunakan sebagai pelarut karena etanol 70% lebih ekonomis dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Luginda dkk. (2018) menunjukkan bahwa pelarut dengan konsentrasi rendah menghasilkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan pelarut dengan konsentrasi tinggi. Air tidak digunakan sebagai pelarut karena dalam proses penguapan membutuhkan waktu yang lama dandalam penyimpanan jangka panjang dapat menumbuhkan mikroorganisme. Pengadukan sangat penting dalam maserasi karena pengadukan akan mencampurkan antara serbuk kunyit dengan pelarut dan kemungkinan zat aktif akan keluar dan bercampur dengan pelarut pada saat pengadukan. Pengadukan dilakukan 1 jam agar kontak antara pelarut dengan serbuk kunyit benar-benar homogen. Karena prinsip dari maserasi adalah perendaman, maka akan dilakukan perendaman selama satu minggu. Perendaman dilakukan selama 1 minggu dikarenakan semakin lama waktu perendaman maka hasil ekstrak yang didapatkan akan semakin banyak (Ningsih dkk, 2015). Perendaman ini bertujuan untuk menyari zat aktif yang terkandung dalam kunyit. Zat aktif dapat keluar karena dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga zat aktif dapat tersari dengan maserasi ini. Sebenarnya perendaman ini akan berakhir apabila sudah terjadi kesetimbangan antara pelarut dan serbuk simplisia, ditandakan dengan warna pelarut menjadi jernih apabila dilakukan remaserasi.