12 0 382 KB
1
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Sumberdaya perairan indonesia sangat kaya akan hasil-hasil laut terutama ikan. Dalam ekosistem perairan Indonesia juga sangat banyak terdapat plankton. Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung, menghanyutkan atau berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat melawan arus. Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup diperairan baik di sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut. Organisme ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaring makanan (food web). Plankton adalah setiap organisme hanyut ( hewan, tumbuhan, archaea, atau bakteri ) yang menempati zona pelagik samudera, laut, atau air tawar. Plankton ditentukan oleh niche ekologi mereka dari pada taksonomi filogenetik atau klasifikasi. Mereka menyediakan sumber makanan penting yang lebih besar, lebih dikenal organisme akuatik seperti ikan dan cetacea. Meskipun banyak spesies planktik ( atau bagian plankton lihat di Terminologi ) berukuran mikro dalam ukuran, plankton termasuk organisme meliputi berbagai ukuran, termasuk organisme besar seperti ubur-ubur. I.2 Tujuan Dan Manfaat
2
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis plankton baik pitoplankton maupun zooplankton, di kolam budidaya Perikanan Universitas Riau dan sebagai informasi mengenai plankton bagi para pembaca, khususnya mahasiswa perikanan Universitas Riau juga untuk memenuhi tugas laporan hasil praktikum planktonologi. Adapun manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui seberapa banyak jenis plankton yang ada di kolam budidaya perikanan Univesitas Riau. Kita juga dapat memahami langkah-langkah untuk mengidentifikasi plankton disuatu perairan sehingga juga dapat dilakukan pada area yang lainnya. Tak hanya itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana cara membedakan antar jenis plankton sehingga dan dapat meningkatkan pemahaman praktikan tentang jenis-jenis plankton.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA Organisme di dalam air sangat beragam dan dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk kehidupannya atau kebiasaan hidupnya yaitu: bentos, Periphyton, Plankton, Nekton dan Neuston. Plankton adalah organisme melayang atau mengambang di dalam air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas, sehingga organisme tersebut selalu terbawa oleh arus (Kaswadji, 2001). Organisme perairan pada tingkat (tropic) pertama berfungsi sebagai produsen/penyedia
energi
disebut
sebagai
plankton.
Defenisi
umum
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan plankton adalah suatu golongan jasad hidup akuatik berukuran mikroskopik, biasanya berenang atau tersuspensi dalam air, tidak bergerak atau hanya bergerak sedikit untuk melawan/mengikuti arus (Wibisono, 2005). Plankton
biasanya
dikategorikan
berdasarkan
ukuran
mereka.
Pikoplankton dalam ukuran kurang dari 2 mikron. Pikoplankton terdiri dari fitoplankton, keragaman
zooplankton dari
kelompok
uniseluler,
dan
organisme
bakterioplankton.
yang
baru
mulai
Besarnya terungkap.
Nanoplankton dalam ukuran adalah 2-20 mikron. Nanoplankton dan pikoplankton merupakan plankton yang mendominasi lingkungan terbuka. Mikroplankton
atau
netplankton,
berkisar
antara
20-200
mikron.
Mikroplankton ini telah diteliti dengan baik selama bertahun-tahun karena relatif
mudah
untuk
menangkap
dan
organisme
ini
berkonsentrasi
menggunakan jaring plankton yang terbuat dari fine mesh yang dapat diseret
4
melalui air. Makroplankton adalah berukuran 200 mikron sampai 2 mm dan juga dapat ditangkap dengan menggunakan jaring plankton (Sverdrup and Armbrust, 2008). Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisme air lainnya yang berperan sebagai konsumen, dimulai dengan zooplankton dan diikuti oleh kelompok organisme air lainnya yang membentuk rantai makanan (Barus, 2004). Zooplankton adalah heterotrof dan mereka mengkonsumsi organisme lain. Beberapa pakan hampir secara eksklusif pada fitoplankton dan zooplankton herbivora. Lainnya pakan pada anggota lain zooplankton dan karnivora. Zooplankton uniselular atau protozoa tumbuh dengan cepat, kadangkadang secepat fitoplankton karena mereka juga berkembang biak dengan pembelahan sel (Sverdrup and Armbrust, 2008). Untuk mendapatkan sampel plankton digunakan jaring plankton (planktonet). Plankton yang telah dikumpulkan, dihitung dari tabung penampungan kebotol bermulut besar, bahan pengawet yang biasa digunakan adalah formalin 4% yang telah dinetralkan dengan borax dalam ketas label (juwana, 2001).
5
Peningkatan suhu perairan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air. Selanjutnya meningkatkan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10°C menyebabkan terjadinya konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2-3 kali lipat. Selain itu peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba (Yusmawardani, 2006). pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh cairan. Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan air memiliki pH antara 7,0-8,2 namun beberapa air memiliki pH di bawah 6,5 atau diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang tinggi pada umumnya mempunyai konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat menimbulkan noda alkali dan meningkatkan farmasi pengapuran pada permukaan yang keras (Arfiati, 2001). Keberadaan plankton merupakan parameter penduga kualitas perairan. Semakin banyak dan beraneka ragam jenis plankton maka makin banyak jenis dan jumlah ikan. Selain itu keberadaan plankton juga mempengaruhi daya penetrasi sinar matahari. Apabila perairan berwarna dipermukaannya, tapi setelah diambil dari permukaan dan menjadi tidak berwarna maka air tersebut mengandung banyak plankton dan warna akibat plankton ini disebut warna tampak (Uliawati, 2008). Keanekaragaman spesies merupakan karakteristik yang unik dari tingkat komunitas dalam organisasi biologi yang diekspresikan melalui struktur komunitas. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies
6
yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masingmasing spesies yang relatif merata. Dengan kata lain bahwa apabila suatu komunitas hanya terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata, maka komunitas tersebut mempunyai keanekaragaman yang rendah (Barus, 2004).
III. METODE PRAKTIKUM III.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2015 pada pukul 14.00-15.30 WIB yang bertempat di kolam budidaya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau untuk mengambil sampel plankton dan 1 April 2015 pada pukul 08:00-10:00 WIB bertempat di Laboraturium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah indikator pH, MnSO4, Amilum, indikator pp, dan lugol.
7
Alat-alat yang digunakan adalah palnktonet, water sampler, tangguk secchi disk, ember, botol cuka, botol M 150, mikroskop, objek glass, cover glass dan buku penuntut praktikum. 3.3. Metode Praktikum Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey yaitu berupa pangamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan data primer. Sampel yang diperoleh dianalisis secara deskriptif di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 3.4. Prosedur Praktikum Untuk mengukur parameter fisik dan kimia pertama pengukuran kecerahan, secchi disk dimasukkan ke kolam kemudian di lihat jarak tampak dan jarak hilang. Kedua pengukuran suhu, termometer di masukkan ke kolam lalu di lihat berapa suhunya dengan catatan pengkuruan dilakukan pada saat termometer masih di dalam air bukan sesudah diangkat. Ketiga pengukuran pH, indikator pH dicelupkan ke air kemudian dicocokkan ke warnanya ke kotak indicator pH. Untuk pengambilan sampel, alat-alat yang akan digunakan disiapkan, seperti planktonnet, water sample, ember dan botol. Kemudian tentukan lokasi pengambilan sampel plankton. Setelah lokasi ditemukan, maka ambil air dengan menggunakan ember sebanyak 25 liter di dasar dan 25 liter di permukaan lalu saring menggunakan planktonnet dan untuk sampel dasar air diambil menggunakan water sampler. Setelah sampel yang diambil mencukupi, maka air hasil saringan tadi dimasukkan ke botol dan diberi lugol lalu di simpan di laboratorium.
8
Untuk pengamatan jenis plankton, sampel yang sudah disimpan di ambil menggunakan pipet tetes lalu di teteskan di atas objek glass kemudian ditutup menggunakan cover glass. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop dengan dengan melakukan sebanyak Sembilan sapuan setiap satu tetes dan diamati sebanyak 10 tetes air permukaan dan 10 tetes air dasar.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1Hasil Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan diperoleh suatu hasil yaitu : Tabel 1. Jenis dan klasifikasi plankton di permukaan
No
Gambar
jumlah
1
12
Klasifikasi Filum
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Centrales
Genus
: Melosira
Species : Melosira islandica
9
2
3
3
Filum
: Cyanobacteria
Kelas
:-
Ordo
: Nostocales
Genus
: Aulosira
Species : Aulosira laxa 3
100
Filum
: Cyanophyta
Kelas
: Chroococcophyceae
Ordo
: Chrooccales
Genus
: Dactylococopis
Species :Dactylococopis rhapdiodides 4
61
Filum
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Pleurocapsales
Genus
: Pleurocapsa
Species : Pleurocapsa fuliginosa 5
22
Filum
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Genus
: Oscillatoria
Species : Oscillatoria splendida 6
17
Filum
: Ochrophyta
Kelas
: Xanthophyceae
Ordo
: Tribonewatales
Genus
: Tribonawa
Species : Tribonawa affine
10
7
3
Filum
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
:-
Genus
: Howoeothrix
Species : Howoeothrix fluriatilis 8
18
Filum
: Pyrrophycophyta
Kelas
:Dinophyceae
Ordo
: Peridiniales
Genus
: Peridinium
Species : Peridinium bipes 9
4
Filum
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Genus
: Calothrix
Species : Calothrix sp 10
3
Filum
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Genus
: Tolypothrix
Species : Tolypothrix tanuis 11
4
Filum
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Genus
: Glocotricha
Species : Glocotricha ochinulata
11
12
4
Filum
: Heterocontophyta
Kelas
: Bachillariphyceae
Ordo
: Bachillariales
Genus
: Nitzschia
Species : Nitzschia sp 13
3
Filum
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillari
Ordo
: Penoales
Genus
: Diatoma
Species : Diatoma wigare 14
4
Filum
: Dinophyta
Kelas
: Dinophyceae
Ordo
: Dinophysiales
Genus
: Dinophysis
Species : Dinophysis wiles 15
5
Filum
: Cyanophyta
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Genus
: Spirulina
Species : Spirulina sp
Tabel 2. Jenis dan klasifikasi fitoplankton di dasar No 1
Gambar
Jumlah
9
Filum
Klasifikasi : Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Genus
: Calothrix
Species : Chalothrix epiphytica
12
2
7
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Oscillatoriales
Genus
: Lingbya
Species : Lingbya limunetica Filum : Hetcrokontphyta
3
11
Kelas
: Synurophyceae
Ordo
: Synurales
Genus
: Mallomonas
Species : Mallomonas elongate Filum : Cyanobacteria
4
5
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Oscillatoriales
Genus
: Phormodium
Species : Phormodium laminosum Filum : Cyanophyta
5
3
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Chrococcales
Genus
: Dactylococopsis
Species : Dactylococopsis raphidioides Filum : -
6
3
7
Filum
2
Kelas
:-
Ordo
:-
Genus
: Aulosira
Species : Aulosira laxa Filum : Cyanobacteria Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostacales
Genus
: Raphidiopsis
13
Species : Raphidiopsis sinansia
8
2
Filum
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Oscillatoriales
Genus
: Homoethrix
Species : Homoethrix huviatillis Filum : Xanthtophyta
9
2
Kelas
: Xanthophyceae
Ordo
: Nischoccales
Genus
: Ophiocytium
Species : Ophiocytium capilatum 10
2
Filum
:-
Kelas
:-
Ordo
:-
Genus
: Peridinium
Species : Peridinium bipes 11
24
Filum
: Charophyta
Kelas
: Conjugatophyceae
Ordo
: Zygnawatales
Genus
: Spirotacwia
Species : Spirotacwia condonsata 12
18
Filum
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Zygnawatales
Genus
: Spondilosium
14
Species : Spondilosium planum 13
56
Filum
: Cholophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Zygwatales
Genus
: Hyalotheca
Species : Hyalotheca undulate
Tabel 3. Jenis dan Klasifikasi zooplankton di dasar kolam
No.
Gambar
Jumlah
1.
2
Klasifikasi Filum
: Crustacea
Kelas
: Ostracoda
Ordo
: Podocopida
Genus
: Candona
Species : Candona candida 2.
2
Filum
: Sarcodina
Kelas
:-
Ordo
: Eucawoebida
Genus
: Amoeba
Species : Amoeba proteus
15
Tabel 4. Indeks Keseragaman Jenis Fitoplankton di permukaan kolam ni N pi pi2 ln pi pi ln pi s ln s 12 261 0.045627 0.002082 -3.08725 -0.14086 15 2.70805 3 0.011407 0.00013 -4.47354 -0.05103 100 0.380228 0.144573 -0.96698 -0.36767 61 0.231939 0.053796 -1.46128 -0.33893 22 0.08365 0.006997 -2.48111 -0.20755 17 0.064639 0.004178 -2.73894 -0.17704 3 0.011407 0.00013 -4.47354 -0.05103 18 0.068441 0.004684 -2.68178 -0.18354 4 0.015209 0.000231 -4.18586 -0.06366 3 0.011407 0.00013 -4.47354 -0.05103 4 0.015209 0.000231 -4.18586 -0.06366 4 0.015209 0.000231 -4.18586 -0.06366 3 0.011407 0.00013 -4.47354 -0.05103 4 0.015209 0.000231 -4.18586 -0.06366 5 0.019011 0.000361 -3.96272 -0.07534 263 1 0.218118 -52.0177 -1.9497 Tabel 5. Indeks Keseragaman jenis fitoplankton di dasar kolam ni N pi pi2 9 144 0.0625 0.003906 7 0.048611 0.002363 11 0.076389 0.005835 5 0.034722 0.001206 3 0.020833 0.000434 3 0.020833 0.000434 2 0.013889 0.000193 2 0.013889 0.000193 2 0.013889 0.000193 2 0.013889 0.000193 24 0.166667 0.027778 18 0.125 0.015625 56 0.388889 0.151235 144 1 0.209587
ln pi -2.77259 -3.0239 -2.57192 -3.36038 -3.8712 -3.8712 -4.27667 -4.27667 -4.27667 -4.27667 -1.79176 -2.07944 -0.94446 -41.3935
pi ln pi -0.17329 -0.147 -0.19647 -0.11668 -0.08065 -0.08065 -0.0594 -0.0594 -0.0594 -0.0594 -0.29863 -0.25993 -0.36729 -1.95817
E -0.71997
s ln s 13 2.564949
E -0.76343
Tabel 6. Indeks Keseragaman Jenis Zooplankton di dasar kolam ni 2 2 4
N 4
pi 0.5 0.5 1
pi2 0.25 0.25 0.5
ln pi -0.69315 -0.69315 -1.38629
pi ln pi -0.34657 -0.34657 -0.69315
s 2
ln s 0.693147
E -1
16
1. Kelimpahan plankton (ind/L) :
2. Indeks keanekaragaman
3. Indeks dominansi (C)
17
4. Indeks keseragaman (E) E = H’/H’max E = 0,76433
4.2. Pembahasan Plankton juga dibagi menjadi fitoplankton, yaitu organisme plankton yang bersifat tumbuhan dan zooplankton, yaitu plankton yang bersifat hewan. Selain itu berdasarkan siklus hidupnya dikenal holoplankton, yaitu plankton yang seluruh siklus hidupnya bersifat planktonuik dan meroplankton, yaitu plankton yang hanya sebagian dari siklus hidupnya yang bersifat planktonik. Sebenarnya plankton juga mempunyai alat gerak ( misalnya flagelata dan ciliate ) sehingga secara terbataas plankton akan melakukan gerakan-gerakan, tetapi gerakan tersebut tidak cukup untuk mengimbangi gerakan air di sekelilingnya, sehingga dikatakan bahwa gerakan plankton sangat dienaruhi oleh gerakan air. Berdasarkan habitat hidupnya dibedakan antara haliplankton yaitu plankton yang hidup d habitat air laut dan limnoplankton yaitu plankton yang hidup di habitat air tawar. Kelimpahan plankton dan distribusi sangat tergantung pada faktorfaktor seperti konsentrasi hara, keadaan air. Dipermukaan tidak ada zooplankton karena zooplankton cenderung menghindari cahaya matahari begitu sebaliknya di dasar tidak ada fitoplankton karena fitoplankton cenderung mendekati cahaya matahari. Dari pengamatan yang dilakukan di laboraturium ditemukan 28 jenis fitoplankton dan jumlah seluruh individu fitoplankton adalah 407 individu baik yang hidup di dasar dan yang hidup di permukaan air. Zooplankton yang
18
ditemukan dari pengamatan berjumlah 2 jenis dan jumlah seluruh individu 4 individu yang hidup di dasar perairan, sedangkan pada permukaan tidak ditemukan zooplankton. Hal tersebut sesuai menururt Davis (1955), Zooplankton akan bergerak menjauhi permukaan bila intensitas cahaya di permukaan meningkat, dan Zooplankton akan bergerak ke permukaan laut apabila intensitas cahaya di permukaan menurun. 1.
Kelimpahan Plankton Dari hasil pengamatan di mikroskop dan perhitungan didapat angka
3418,8 ind/l, angka tersebut cukup tinggi karena tingginya kandungan fosfat. Hal tersebut karena lokasi pengambilan sampel di lokasi budidaya. Mulyono (1990) mengatakan bahwa fosfat merupakan komponen utama untuk produktifitas makanan alami di kolam. Perairan yang kaya akan fosfat ditandai dengan banyaknya fitoplankton. Apabila fosfat meningkat maka kepadatan fitoplankton juga tinggi. 2.
Indeks Keanekaragaman Dari hasil pengamatan plankton dan perhitungan didapat angka indeks
keanekaragaman 1,95817. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa keanekaragaman plankton di kolam budidaya sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegianto (1994) yang mengatakan bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies yang sama atau hampir sama. Sebaliknya jika komunitas itu disusun oleh sangat sedikit spesies dan jika hanya sedikit saja spesies yang dominan, maka keanekaragaman jenisnya rendah.
19
3. Indeks Dominansi Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapat angka indeks dominansi 0,427706. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada plankton yang dominan di kolam tersebut karena angka indeksnya lebih mendekati nol. Hal ini sesuai dengan pendapat Odum (1971) yang mengatakan bahwa indeks dominansi akan mempunyai nilai maksimal satu bila didalam komunitas terdapat satu spesies dan mempunyai nilai mendekati nol apabila didalam ekosistem tersebut ditemukan beragam jenis spesies.
4. Indeks Keseragaman Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapat angkat indeks keseragaman 0,76433. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa sebaran individu plankton dikolam merata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Magurran, 1982) : E mendekati 0 = sebaran individu antar jenis tidak merata / ada jenis tertentu yang dominan E mendekati 1 = sebaran individu antar jenis merata.
20
V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Plankton
adalah
organisme
mikroskopis
yang
pergerakkannya
dipengaruhioleh arus. Ukuran pada plankton meliputi makroplankton, mikroplankton,
nannoplankton dan ultraplankton.
Dari praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa air di kolam budidaya perikanan Universitas Riau belum tercemar, karena masih banyak didapatkan jenis plankton fitoplankton maupun zooplankton menandakan bahwa kola mini subuh. Selain itu pengukuran parameter kimia dan fisika yang dilakukan juga menandakan kolam ini belum tercemar. V.2 Saran
21
Pada praktikum planktonologi diharapkan lebih kondusif karena materi yang disampaikan akan berguna di masa mendatang, dan untuk mendapatkan hasil laporan dan praktikum yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Barus, T.A, 2004. Pengantar Limnologi: Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press, Medan. Effendi, 2003. Kualitas Air Sumber Daya Perairan. Kanusius. Yogyakarta. Hotimah, L. 2007. Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis Plankton Secara Stratifikasi di Perairan Keramba Jaring Apung Waduk Ciara. Jurnal Ecologia. Kaswadji, R. 2001. Keterkaitan Ekosistem Di Dalam Wilayah Pesisir Sebagian bahan kuliah SPL.727 (Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut). Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB. Bogor, Indonesia. Sahrainy. 2001. Metode Sampling Planktonologi. Bumi Aksara, Jakarta. Sedana. 2003. Pemupukan dan Kesuburan Perairan. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya, Malang. Sverdrup, K.A., and E.V. Armbrust, 2008. Text Book of: An Introduction to the World’s Oceans. Ninth Edition. McGraw-Hill Companies, Inc., New York. Siagian, M. 2000. Diktak Penuntun Mata Kuliah Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. (Tidak diterbitkan). Sudjiharno. 2002. Diktat Limnologi. Universitas Brawijaya. Malang. Wibisono, M.S, 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo, Jakarta.
22
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan dalam Praktium
23
Jarum suntik
alat tulis
Pipet tetes
erlenmeyer
Termometer
2. Contoh Plankton
kertas indicator
24